Anda di halaman 1dari 36

MODUL PEMBELAJARAN FISIKA KELAS X

PENYUSUN

ELLY HARTATY, S.Pd

MA NEGERI 1 ACEH TENGGARA


BAB I

HAKIKAT ILMU FISIKA DAN KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM

GLOSARIUM

Fisika : Salah satu cabang ilmu pengetahuan alam (sains) yang berisi kajian tentang sifat
dasar materi (zat) dan energi serta interaksi antara materi (zat)dengan energi
tersebut.

Produk Fisika : Kumpulan pengetahuan yang dapat berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, rumus,
teori dan model.

Proses Fisika : Proses ilmiah yang berkaitan dengan cara kerja para ilmuwan untuk memperoleh
pengetahuan-pengetahuan yang menyusun fisika.

Sikap Fisika : Sikap ilmiah yang dimiliki para ilmuan saat melakukan kerja ilmiah diantaranya
rasa ingin tahu, rasa percaya, kreatif, teliti, objektif, jujur, terbuka, mau bekerja
sama, dan mau mendengarkan pendapat orang lain.

Metode Ilmiah : Serangkaian langkah-langkah dalam melakukan identifikasi masalah,


mengumpulkan data dalam cakupan masalah yang ada, memilah data untuk
mencari hubungan, merumuskan hipotesis atau dugaan ilmiah sementara,
menguji hipotesis secara tepat dan mengonfirmasi hipotesis/dugaan ilmiah
apabila terdapat temuan-temuan baru dalam eksperimen yang dilakukan.

Keselamatan : Suatu langkah untuk menjaga keselamatan baik unsur yang terkait subjek
(praktikan) maupun objek (peralatan dan ruang praktikum).

Fakta : Keadaan atau kenyataan yang sesungguhnya dari segala peristiwa yang terjadi di
alam

Konsep : Abstraksi dari berbagai kejadian, objek, fenomena dan fakta.

Rumus : Pernyataan matematis dari suatu fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori
Model : presentasi yang dibuat untuk sesuatu yang tidak dapat dilihat.
Teori : Penjelasan sesuatu yang tersembunyi atau tidak dapat langsung diamati,
misalnya teori atom, teori kinetik gas, teori relativitas.

KEGIATAN PEMBELAJARAN

A. Judul : Hakikat Ilmu Fisika Dan Keselamatan Kerja Di Laboratorium


B. Tujuan
Setelah kegiatan pembelajaran ini diharapkan kalian memahami hakikat fisika, langkah-
langkah metode ilmiah, penerapan fisika dalam kehidupan sehari-hari, dan pentingnya
keselamatan kerja di laboratorium
C. Uraian Materi
1. HAKIKAT ILMU FISIKA
Fisika merupakan cabang ilmu sains. Sains adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari gejala alam melalui pengamatan, eksperimen, dan analisis. Sains pada
hakikatnya merupakan sebuah kumpulan pengetahuan (“a body of knowledge”), cara
atau jalan berpikir (“a way of thinking”), dan cara untuk penyelidikan (“a way of
investigating”)”. Istilah lain yang juga digunakan untuk menyatakan hakekat IPA
adalah IPA sebagai produk untuk pengganti pernyataan IPA sebagai sebuah
kumpulan pengetahuan (“a body of knowledge”), IPA sebagai sikap untuk pengganti
pernyataan IPA sebagai cara atau jalan berpikir (“a way of thinking”), dan IPA
sebagai proses untuk pengganti pernyataan IPA sebagai cara untuk penyelidikan (“a
way of investigating”). Karena fisika merupakan bagian dari IPA atau sains, maka
sampai pada tahap ini kita dapat menyamakan persepsi bahwa hakikat fisika adalah
sama dengan hakekat IPA atau sains, hakikat fisika adalah sebagai produk (“a body of
knowledge”), fisika sebagai sikap (“a way of thinking”), dan fisika sebagai proses (“a
way of investigating”).
Gambar 1.1 Hakikat Pembelajaran Fisika

2. METODE ILMIAH
Langkah-langkah utama dalam metode ilmiah adalah sbb:
- Melaksanakan pengamatan
- Merumuskan masalah
- Kajian pustaka
- Hipotesis
- Eksperimen
- Menganalisis
- Menarik kesimpulan
- Mengulangi kerja ilmiah

3. KESELAMATAN KERJA
Aturan umum dalam tata tertib keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
- Membaca petunjuk untuk melakukan eksperimen
- Tidak melakukan kegiatan yang tidak diizinkan
- Berhati-hati untuk tidak menumpahkan bahan-bahan di dalam lab, jika terlanjur
tumpah segera Tanya guru tentang prosedur yang sesuai untuk membersihkan
tumpahan tersebut. Jangan tuang bahan ke dalam bak cuci atau bak sampah.
- tidak makan atau minum di dalam lab
- cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan praktik
- setelah eksperimen berlangsung segera bersihkan daerah kerja dan kembalikan
semua peralatan ketempat semula
- padamkan semua pembakar sebelum meninggalkan lab.

Simbol Keselamatan Kerja

Simbol ini harus diperhatikan dan dipahami supaya kalian mengetahui bahaya yang
ada pada suatu benda atau zat kimia:
Berikut adalah penjelasan simbol-simbol tersebut:

1. Animal hazard adalah bahaya yang berasal dari hewan. Mungkin saja hewan itu
beracun karena telah disuntik bermacam-macam zat hasil eksperimen atau dapat
menggigit dan mencakar Anda.

2. Sharp instrument hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang tajam.
Benda itu jika tidak digunakan dengan benar maka dapat melukai Anda.

3. Heat hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang panas. Tangan Anda akan
kepanasan jika menyentuh benda tersebut dalam keadaan aktif atau menyala.

4. Glassware hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah pecah.
BIasanya berupa gelas kimia.

5. Chemical hazard adalah bahaya yang berasal dari bahan kimia. Bisa saja bahan
kimia itu dapat membuat kulit kita gatal dan iritasi.

6. Electrical hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang mengeluarkan
listrik. Hati-hati dalam menggunakannya supaya tidak tersengat listrik.

7. Eye & face hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang dapat
membuat iritasi pada mata dan wajah. Gunakan masker atau pelindung wajah
sebelum menggunakan bahan tersebut.

8. Fire hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah terbakar.
Contohnya adalah kerosin (minyak tanah) dan spiritus.

9. Biohazard adalah bahaya yang berasal dari bahan biologis. Bahan tersebut bisa
dapat menyebabkan penyakit mematikan seperti AIDS. Contohnya adalah tempat
pembuangan jarum suntik.

10. Laser radiation hazard adalah bahaya yang berasal dari sinar laser.
11. Radioactive hazard adalah bahaya yang berasal dari benda radioaktif. Benda ini
dapat mengeluarkan radiasi dan jika terpapar terlalu lama maka akan menyebabkan
kanker.

12. Explosive hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah meledak.
Jauhkan benda tersebut dari api.

Alat Keselamatan Kerja

Di dalam ruang laboratorium harus sudah tersedia seluruh alat keselamatan kerja
supaya saat terjadi kecelakaan atau darurat, itu bisa diatasi dengan cepat. Berikut
adalah alat-alat keselamatan kerja yang ada di laboratorium. Pastikan semuanya
tersedia dan Anda tahu dimana letaknya.

1. Pemadam kebakaran (hidrant)

2. Eye washer

3. Water shower

4. Kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)

5. Jas Laboratorium

6. Peralatan pembersih

7. Obat-obatan

8. Kapas

9. Plaster pembalut

Latihan Soal

Jawablah pertanyaan berikut!

1. Tuliskan 3 hakikat fisika!

2. Jelaskan perbedaan fakta dan konsep, berilah contohnya!

3. Tuliskan urutan langkah atau prosedur dalam metode ilmiah!

4. Saat bekerja dilaboratorium selain dibutuhkan kedisiplinan tinggi dalam mentaati


aturan/tata tertib, di laboratorium juga harus tersedia alat keselamatan kerja. Tuliskan
5 (lima) contoh alat tersebut!
EVALUASI

1. Berikut ini yang bukan merupakan sikap yang diharapkan dari seorang ilmuan adalah…
a. Berusaha keras
b. Teliti dalam mencatat pengamatan dan penemuan
c. Menghargai pendapat orang lain
d. Langsung melompat ke kesimpulan
e. Jujur dan terbuka
2. Kecakapan berikut yang bukan suatu proses kecakapan sains adalah. . .
a. Mengevaluasi
b. Menduga
c. Merencanakan
d. Mengamati
e. Menarik kesimpulan
3. Urutan langkah-langkah dalam metode ilmiah yang tepat adalah….
a. Hipotesis- merumuskan masalah-eksperimen-kesimpulan
b. Hipotesis-eksperimen-merumuskan masalah-kesimpulan
c. Eksperimen-hipotesis-merumuskan masalah-kesimpulan
d. Merumuskan masalah-hipotesis-eksperimen-kesimpulan
e. Merumuskan masalah-eksperimen-hipotesis-kesimpulan
4. Berikut ini yang menampilkan urutan yang tepat dari hierarki (tingkatan) hubungan
penemuan dalam sains adalah. . .
a. Konsep, prinsip, fakta, teori, hukum
b. Fakta, konsep, prinsip, teori, hukum
c. Konsep, prinsip, fakta, hukum, teori
d. Fakta, konsep, prinsip, hukum, teori
e. Prinsip, konsep, fakta, teori, hukum
5. Yenni tanpa sengaja menumpahkan sejumlah zat kimia ke tangannya. Hal pertama yang
harus ia lakukan adalah. . .
a. Berteriak ke guru
b. Membersihkan dengan sehelai kain
c. Mencuci tangannya dengan air yang mengalir
d. Segera memberikan sejumlah krim
e. Mengelapnya dengan lap basah
BAB II

BESARAN FISIKA DAN PENGUKURANNYA

GLOSARIUM

Besaran : Segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dalam angka.

Besaran Pokok : Besaran yang telah ditetapkan oleh Standar Internasional (SI).

Besaran Turunan : Besaran yang diturunkan dari besaran pokok.

Dimensi : Cara besaran tersusun atas besaran-besaran pokoknya.

Pengukuran : Membandingkan nilai suatu besaran yang diukur menggunakan


besaran yang sejenis yang tepat sebagai satuan.

Pengukuran Tunggal : Pengukuran yang dilakukan satu kali saja.

Pengukuran Berulang : Pengukuran yang dilakukan lebih dari satu kali.

Angka Penting : Semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran, yang terdiri dari
angka eksak dan satu angka terakhir yang ditaksir.

Akurasi : Ketepatan, kesamaan atau kedekatan suatu hasil pengukuran dengan


angka atau data yang sebenarnya (true value).
KEGIATAN PEMBELAJARAN

A. Judul : Besaran Fisika Dan Pengukurannya

B. Tujuan

Setelah kegiatan pembelajaran ini diharapkan kalian mampu: 1. memahami berbagai jenis

besaran fisika, dimensi, awalan satuan; 2. menggunakan analisis dimensi untuk menguji

kebenaran rumus dan menentukan rumus; 3. mengkonversi satuan dan menulis angka dengan

notasi ilmiah; 4. menjelaskan cara menentukan nst alat ukur; 5. melakukan pengukuran panjang

dengan jangka sorong dan mikrometer; dan 6. menerapkan aturan perhitungan angka penting.

C. Uraian Materi

Fisika merupakan cabang sains yang mempelajari materi dan energi. Gejala alam seperti

gerak, fluida, kalor, gelombang, bunyi, cahaya, listrik dan magnet dikaji dalam fisika.

Mempelajari alam diawali dengan mengamati alam. Pengamatan yang dimaksud dalam fisika

adalah pengamatan yang menghasilkan data kuantitatif (berupa angka-angka). Data kuantitatif

diperoleh dari pengukuran.

1. Besaran, Dimensi, dan Sistem Satuan

a. Besaran Pokok

Misalkan seseorang berkata,”Rumahku berjarak 3 kilometer dari sini”. Dari kalimat

tersebut dalam fisika ada 3 hal yang penting. Kata “jarak” menunjukkan besaran yang diukur,

“3” menunjukkan besarnya (nilai) pengukuran dan “kilometer” menunjukkan satuan

pengukuran. Besaran adalah sifat-sifat atau keadaan pada benda yang dapat diukur dan

dinyatakan dalam angka-angka. Secara umum besaran dibedakan menjadi besaran pokok dan

besaran turunan. Besaran pokok adalah besaran yang dimensi dan satuannya didefinisikan
atau ditetapkan melalui standar internasional. Ada tujuh besaran pokok yang dinyatakan

dalam tabel berikut.

No Besaran Pokok Satuan Lambang Satuan Dimensi


1 Panjang Meter m [L]
2 Massa Kilogram Kg [M]
3 Waktu Sekon S [T]
4 Kuat arus Ampere A [I]
5 Suhu Kelvin K [θ ]
6 Jumlah zat Mol mol [N]
7 Intensitas cahaya Candela Cd [J]

Tabel 2.1 Besaran Pokok

b. Besaran Turunan dan Dimensi

Besaran turunan adalah besaran yang satuan dan dimensinya diturunkan dari satuan dan

dimensi besaran pokok. Dimensi besaran turunan menyatakan bagaimana besaran turunan itu

diturunkan atau disusun dari besaran pokok.

No Besaran Pokok Rumus Lambang Satuan Dimensi


1 Luas A=p l m
2
[L2]
2 Volume V=pl t m
3
[L3]
3 Massa Jenis m
ρ= kg m−3 [M] [L]-3
v
4 Kecepatan s
v= m s−1 [L] [T]-1
t
5 Percepatan v
a= m s−2 [L] [T]-2
t
6 Gaya F=m a kg m s−2 (newton) [M] [L] [T]-2
7 Usaha W =F s kg m2 s−2 (joule) [M] [L]2 [T]-2
8 Energi Potensial E p =m g h 2 −2
kg m s (joule) [M] [L]2 [T]-2
9 Energi Kinetik 1
Ek = m v 2 2 −2
kg m s (joule) [M] [L]2 [T]-2
2

Tabel 2.2 Besaran Turunan


2. Satuan Sistem Internasional (SI) dan Notasi Ilmiah
a. Notasi Ilmiah
Saat mempelajari Fisika, kita kadang menentukan nilai dari besaran yang sangat besar
dan juga sangat kecil. Misal, massa bumi adalah 6.000.000.000.000.000.000.000.000 kg,
maka akan sangat repot jika kita menuliskan angka tersebut. Untuk memudahkan, maka
digunakanlah notasi ilmiah yang ditulis sebagai berikut.
a,… x 10n

Keterangan:

a = bilangan asli

n = bilangan pangkat yang merupakan bilangan bulat

10n = menunjukkan orde

Sehingga massa bumi bisa kita tuliskan

6.000.000.000.000.000.000.000.000 kg = 6,0 x 1024 kg

Adapun aturan penulisan hasil pengukuran dengan menggunakan notasi ilmiah adalah sebagai
berikut:

a) Untuk bilangan yang lebih dari 10, maka pindahkan koma desimal ke kiri dan bilangan
pangkatnya positif.
Contoh:
240.000 = 2,4 x 105
b) Bilangan kurang dari 1, maka pindahkan koma desimal ke kanan dan bilangan pangkatnya
negatif.
Contoh:
0,000287 = 2,87 x 10-4
b. Sistem Satuan
Awalan- awalan pada satuan SI dapat dinyatakan sebagai berikut:

Nama Awalan Pangkat Simbol


tera 1012 T
giga 109 G
mega 106 M
kilo 103 k
desi 10-1 d
senti 10-2 c
mili 10-3 m
mikro 10-6 μ
nano 10-9 n
angstrom 10-10 Å
piko 10-12 p
femto 10-15 F

3. Pengukuran
Mengukur adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran sejenis yang dijadikan
acuan. Misalnya mengukur panjang tongkat dengan mistar. Yang dibandingkan adalah
panjang tongkat dengan panjang mistar. Yang dijadikan acuan adalah mistar. Pengukuran

Kriteria Kemampuan Alat Ukur

1. Ketelitian (accuracy) adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil ukur yang
mendekati hasil sebenarnya
2. Ketepatan (precision) adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil yang sama
dari pengukuran yang dilakukan berulang-ulang dengan cara yang sama
3. Sensitivitas (sensitivity) adalah tingkat kepekaan alat ukur terhadap perubahan besaraan
yang akan diukur
4. Kesalahan (error) adalah penyimpangan hasil ukur terhadap nilai yang sebenarnya
Idealnya sebuah alat ukur memiliki akurasi, presisi dan sensitivitas yang baik sehingga
tingkat kesalahannya relatif kecil dan data yang dihasilkan akan akurat.
a. Alat Ukur Panjang
Mistar

Pengukuran panjang benda dapat dilakukan dengan meteran, mistar, jangka sorong dan
mikrometer sekrup. Mistar Mistar mempunyai nilai skala terkecil (NST) 1 mm atau 0,1 cm.
Beberapa mistar dibuat salah satu bagian pinggirnya tipis untuk mengurangi kesalahan
paralaks.

Jangka sorong

Jangka sorong adalah alat ukur panjang yang dapat digunakan untuk mengukur diameter
dalam, diameter luar, kedalaman suatu benda. Terdiri atas dua bagian yaitu bagian diam dan
bagian bergerak. Skala terkecil yang dapat diukur jangka sorong adalah 0,01 cm sehingga
nilai ketelitiannya 0,005 cm.

Jangka sorong memiliki dua bagian utama, yakni skala utama dan skala nonius. Berikut
ini bagian-bagian jangka sorong.

Dalam menentukan pengukuran digunakan rumus berikut:

Hasil Pengukuran = skala utama + (skala nonius x skala terkecil)


Mikrometer Sekrup

Alat ukur panjang ini memiliki tingkat ketelitian yang lebih tinggi dibanding jangka
sorong. Tingkat ketelitian mikrometer sekrup mencapai 0,01 mm sehingga tepat digunakan
untuk mengukur ketebalan suatu benda yang tipis seperti kertas, diameter kawat dan lain-lain
yang sejenis. Bagian-bagian mikrometer sekrup dapat dilihat pada gambar berikut.

4. Angka Penting

Angka dapat diperoleh dari mengukur dan membilang. Untuk mengetahui luas tanah
perkebunan misalnya, maka harus dilakukan pengukuran. Sedangkan untuk mengetahui
jumlah pohon yang tertanam di kebun maka diperoleh dengan cara membilang. Angka yang
diperoleh dari hasil megukur disebut angka penting (berarti). Sedangkan angka hasil
membilang disebut angka eksak (pasti).

a. Aturan penentuan jumlah digit pada angka hasil pengukuran (angka penting)
1) Semua angka bukan nol adalah angka penting. Contoh: • 245, 5 (4 angka penting).
2) Semua angka nol yang terletak di antara angka-angka bukan nol adalah angka
penting. Contoh : 7000,2003 (8 angka penting).
3) Semua angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol dan terletak di depan
tanda desimal adalah angka penting. Contoh: 70000,0 ( 5 angka penting).
4) Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir dan di belakang
tanda desimal adalah angka penting. Contoh: 23,50000 ( 7 angka penting).
5) Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir dan tidak dengan
tanda desimal adalah angka tidak penting. Contoh: 3500000 ( 2 angka penting).
6) Angka nol yang terletak di depan angka bukan nol yang pertama adalah angka tidak
penting. Contoh: 0,0000352 (3 angka penting).

b. Aturan- Aturan Pada Operasi Angka Penting


1) Penjumlahan dan Pengurangan
Aturan: hasil operasi penjumlahan dan pengurangan dengan angka-angka penting
hanya boleh terdapat Satu Angka Taksiran saja.
Contoh:
2,34 angka 4 taksiran
0,345 + angka 5 taksiran
2,685 angka 8 dan 5 ( dua angka terakhir) taksiran. Maka ditulis: 2,69

2) Perkalian dan Pembagian


Aturan: angka penting pada hasil perkalian dan pembagian, sama banyaknya dengan
angka penting yang paling sedikit.
Contoh:
8,141 ( empat angka penting)
0,22 x (dua angka penting)
1,79102
Penulisannya: 1,79102 di tulis 1,8 (dua angka penting)

Latihan Soal

1. Jelaskan pengertian besaran satuan dan dimensi!

2. Tuliskan 7 besaran pokok dan 5 besaran turunan beserta satuannya!

3. Besar gaya elastis sebuah pegas dinyatakan oleh F = kx, dengan k adalah konstanta

pegas dan x adalah perubahan panjang pegas. Dimensi konstanta pegas adalah?

4. Rumus dimensi momentum adalah?


5. Seorang anak mengukur panjang kain, diperoleh angka 0,790400 m. Banyak angka

penting dari hasil pengukuran tersebut adalah?

6. Hasil pengukuran panjang dan lebar sebidang tanah berbentuk persegi panjang adalah

15,35 m dan 12,5 m. Luas tanah menurut aturan angka penting adalah?

7. Tuliskan hasil pengukuran berikut!


EVALUASI

1. Besaran berikut ini merupakan besaran pokok adalah …


A. massa, intensitas cahaya, dan kelajuan
B. massa, berat, dan kecepatan
C. massa jenis, suhu dan jumlah zat
D. percepatan, perlambatan dan gaya
E. panjang, jumlah zat dan intensitas cahaya
2. Pasangan besaran dan lambang dimensi yang benar pada tabel berikut adalah ….
No Besara Dimensi

1 Gaya M L T-1
2 Usaha M L2 T-2
3 Daya M L2 T-3
4 Tekanan M L T-2

A. 1 dan 4
B. 1 dan 3
C. 2 dan 3
D. 2 dan 4
E. 3 dan 4
3. Hasil pengukuran di bawah ini memiliki 3 angka penting, kecuali ...
A. 0,00580 km
B. 0,0903 A
C. 3,50 L
D. 870 g
E. 454,0 cm
4. Hasil penjumlahan dari 25,17 m + 10,2 m sesuai dengan aturan angka penting adalah....m
A. 35,37 D. 35,0
B. 35,40 E. 35
C. 35,4
5. Pada pengukuran panjang diperoleh data 701,50 dm. Jumlah angka penting hasil pengukuran
tersebut adalah....
A. 1 D. 4
B. 2 E. 5
C. 3
6. Dimensi dari besaran energi kinetik adalah....
A. [M] [L]2 [T]-2 D. [M] [L] [T]-1
B. [M] [L] [T]-2 E. [M] [L]-2 [T]-2
C. [M] [L]2 [T]-1
7. Untuk mengukur tebal sebuah balok kayu di gunakan jangka sorong dengan SU 0,3 cm dan
SN 0,09 cm. Tebal balok kayu adalah....
A. 0,39 cm D. 0,55 cm
B. 0,40 cm E. 0,60 cm
C. 0,50 cm
8. Kedudukan skala sebuah mikrometer sekrup yang digunakan untuk mengukur diameter
sebuah bola kecil, dengan SU 7,5 mm dan SN 0,16 mm. Berapakah diameter bola kecil
tersebut....
A. 11,15 mm D. 7,66 mm
B. 9,17 mm E. 5,46 mm
C. 8,16 mm
9. Deni memiliki sebuah koin berbentuk lingkaran. Jika Deni ingin mengetahui tebal koin
tersebut, maka alat tepat untuk digunakan Deni adalah....
A. Neraca Ohauss
B. Amperemeter
C. Mikrometer sekrup
D. Mistar
E. Termometer
10. Sebuah alat ukur X memiliki skala terkecil 0,05 cm. Nilai ketidakpastian dari alat ukur
tersebut adalah....
A. 0,01 cm D. 0,25 cm
B. 0,05 cm E. 0,025 cm
C. 0,005 cm
BAB III

BESARAN VEKTOR

GLOSARIUM

Vektor : Besaran yang menjadi dasar untuk menetapkan besaran yang lain.

Besaran Skalar : Besaran yang mempunyai besar dan satuan saja tanpa memiliki arah.

Contoh: panjang, massa, dan waktu.

Besaran Vektor : Besaran yang memiliki besar (nilai), satuan, dan arah. Contoh: kecepatan,

gaya dan perpindahan.

Resultan Vektor : Vektor hasil penjumlahan dua vektor atau lebih

Metode Grafis : Metode menentukan resultan vektor dengan menggambar dan mengukur

Metode Analisis : Metode menentukan resultan vektor dengan menggunakan rumus

Rumus Cosinus : Rumus yang digunakan untuk menentukan resultan dua vektor

Urai Vektor : Memecah sebuah vektor menjadi dua vektor yang saling tegak lurus

Vektor Komponen : Vektor hasil penguraian dari sebuah veKtor


KEGIATAN PEMBELAJARAN

A. Judul : Vektor
B. Tujuan
Setelah kegiatan pembelajaran ini diharapkan kalian mampu membedakan besaran vector
dan besaran scalar, melukis sebuah vector dengan sebuah panah, dan menyatakan sebuah
vector dalam vector-vektor satuan.
C. Uraian Materi
Besaran fisika terbagi menjadi dua, besaran scalar dan besaran vector, apa perbedaan
besaran tersebut? Agar kamu memahami dengan baik perbedaanya, simak penjelasan
berikut ini.
Besaran scalar merupakan besaran fisika yang cukup dinyatakan dalam nilai saja tanpa
perlu menyatakan arahnya. Sedangkan besaran vector merupakan besaran yang dapat
dinyatakan dalam nilai dan arah.
a. Metode Grafis Untuk menentukan hasil penjumahan vektor menggunakan metode
grafis dibutuhkan alat ukur yaitu mistar dan busur derajat. Mistar digunakan untuk
mengukur panjang garis panah yang menggambarkan nilai/besarnya vektor dan busur
digunakan untuk menentukan arah vektor.
b. Metode Polygon/segi banyak/ujung-pangkal Perhatikan langkah-langkah nenentukan
resultan verktor dengan metode polygon berikut. 1. Tetapkan skala, misalkan dengan
skala 1: 1 berarti gaya 3 N digambarkan dengan anak panah sepanjang 3 cm atau
misalkan dengan skala 1: 2 berarti gaya 3 N digambar dengan anak panah sepanjang
1,5 cm. 2. Gambar vektor F1 terlebih dahulu kemudian gambar pangkal (titik
tangkap) vektor F2 berhimpit dengan dengan ujung vektor F1. Jika banyaknya vektor
yang dijumlahkan lebih dari dua, maka pangkal vektor berikutnya dihimpitkan
dengan vektor sebelumnya sampai selesai. 3. Gambarkan vektor resultan dengan
membuat garis panah dari pangkal vektor pertama ke ujung vektor terakhir.
c. Metode Jajaran genjang/satu-pangkal Perhatikan langkah-langkah nenentukan
resultan verktor dengan metode jajaran berikut: 1. Langkah pertama metode ini sama
dengan metode polygon 2. Gambar vektor F1 terlebih dahulu kemudian gambar
vektor F2 dengan pangkal vektor menyatu dengan pangkal vektor F1 3. Buatlah pola
jajaran genjang. 4. Buat garis panah membentuk diagonal jajaran genjang dengan
pangkal menyatu dengan pangkal vektor yang diresultankan
d. Metode Analisis Menentukan resultan beberapa vektor dapat lakukan dengan metode
analisis, yaitu dengan cara perhitungan bukan pengukuran. Ada dua metode analitis
yaitu menggunakan rumus cosinus dan urai vektor. Untuk menggunakan metode
analitis, kalian harus memiliki pengetahuan dasar tentang trigonometri. Trigonometri
adalah cabang ilmu matematika yang mempelajari hubungan panjang sisi segitiga
siku-siku dengan sudut lancipnya.

Konsep dasar trigonometri

sin∠ =𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑑𝑒𝑝𝑎𝑛 /𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑚𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔 ➔ sehingga sisi depan = sisi miring x sin∠

cos∠ =𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑖𝑛𝑔 /𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑚𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔 ➔ sehingga sisi samping = sisi miring x cos∠

tan∠ =𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑑𝑒𝑝𝑎𝑛 /𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑖𝑛𝑔

Nilai sin, cos dan tan sudut-sudut istim

1. Tiga buah vektor gaya seperti pada gambar berikut:

Lukiskan vektor resultan dari F1 + F2 + F3 dengan metode: a. poligon b. jajarangenjang

2. Seseorang berjalan ke arah 37o dari barat ke utara sejauh 10 meter kemudian berbelok ke
timur dan berjalan sejauh 8 m. a. lukiskan pergerakan orang tersebut menjadi dua vektor
perpindahan (sebelum dan setelah belok)! b. lukis resultan dua vektor tersebut dengan metode
poligo!. Tanpa melakukan pengukuran, perkirakan apakah nilai resultannya lebih besar dari dua
vektor yang diresultankan? c. berapakah sudut apit dua vektor perpidahan tersebut? d. dengan
menggunakan rumus cosinus tentukan resultan perpindahan orang tersebut! e. dengan rumus
sinus tentukan pula arah perpindahannya!

3. Perahu motor bemaksud menyebragi sungai yang aliran airnya memiliki kecepatan 3 m/s.
Perahu yang memiliki kecepatan 4 m/s diarahkan tegak lurus dengan aliran air. Tentukan
resultan kecepatan perahu dan arah gerak perahu terhadap arah aliran air!

4. Sebuah balok ditarik dengan gaya F1 = 8 N dan F2 = 10 N yang membentuk sudut apit 60o.
Tentukan: a. resultan dua vektor tersebut dengan rumus cosinus! b. arah resultan gaya terhadap
F1.
BAB IV

GERAK LURUS

GLOSARIUM

Mekanika :Studi mengenai gerak benda, konsep-konsep gaya, dan


energi yang saling berhubungan, membentuk suatu bidang

Kinematika : Ilmu yang mempelajari gerak benda tanpa meninjau gaya


penyebabnya

Dinamika : Ilmu yang mempelajari gerak dengan memperhatikan gaya


penyebab gerak.

Gerak : Perubahan posisi (kedudukan) suatu benda terhadap sebuah


acuan tertentu.

Gerak Lurus Beraturan (GLB) : Gerak Suatu benda dengan kecepatan tetap/konstan,
sehingga percepatan benda sama dengan nol

Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) : Gerak Suatu benda dengan kecepatan tetap/konstan,
sehingga percepatan benda sama dengan nol

Gerak Jatuh Bebas : Gerak vertikal yang bebas dari pegaruh gaya lain kecual
gaya gravitasi

Gerak Vertikal : Gerak Suatu Benda Yang Lintasannya Vertikal Dengan


Kecepatan Awal Tidak Sama Dengan Nol
KEGIATAN PEMBELAJARAN

A. Judul : Gerak Lurus


B. Tujuan
Setelah mempelajari bab ini diharapkan siswa mampu mendefinisikan pengertian gerak,
mampu membedakan jarak dan perpindahan, membedakan kecepatan rat-rata dan
kecepatan sesaat, membedakan percepatan rata-rata dan percepatan sesaat.
C. Uraian Materi
Suatu benda dikatakan bergerak jika benda itu mengalami perubahan kedudukan terhadap
titik tertentu sebagai acuan. Jadi, gerak adalah perubahan posisi atau kedudukan terhadap
titik acuan tertentu. Gerak juga dapat dikatakan sebagai perubahan kedudukan suatu
benda dalam selang waktu tertentu.
a. Posisi dan jarak
Posisi merupakan besaran vektor yang menyatakan kedudukan suatu benda terhadap titik
acuan. Kedudukan tersebut dinyatakan dalam besar dan arah.
Jarak dan perpindahan mempunyai pengertian yang berbeda. Misalkan Kira berjalan ke
barat sejauh 4 km dari rumahnya, kemudian 3 km ke timur. Berarti Kira sudah berjalan
menempuh jarak 7 km dari rumahnya, sedangkan perpindahannya sejauh 1 km.
b. Kecepatan rata-rata dan kecepatan sesaat
Istilah kecepatan dan kelajuan dikenal dalam perubahan gerak. Kecepatan termasuk
besaran vektor, sedangkan kelajuan merupakan besaran skalar. Besaran vektor
memperhitungkan arah gerak, sedangkan besaran skalar hanya memiliki besar tanpa
memperhitungkan arah gerak benda. Kecepatan merupakan perpindahan yang ditempuh
tiap satuan waktu, sedangkan kelajuan didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh tiap
satuan waktu. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:

Kecepatan rata-rata v didefiniskan sebagai perpindahan yang ditempuh terhadap waktu.


Jika suatu benda bergerak sepanjang sumbu-x dan posisinya dinyatakan dengan
koordinat-x, secara matematis persamaan kecepatan rata-rata dapat ditulis sebagai
berikut:
∆x
∆ v=
∆t
Keterangan:
v = kecepatan rata-rata (m/s)
∆𝑥 = x akhir = perpindahan ∆ = perubahan waktu (s)

Kelajuan rata-rata merupakan jarak yang ditempuh tiap satuan waktu. Secara matematis dapat
dituliskan sebagai berikut:

s
v=
t
Keterangan: v = kecepatan rata-rata (m/s) s = jarak tempuh (meter) = waktu tempuh (s)

Kecepatan Sesaat

Kecepatan sesaat merupakan kecepatan benda pada saat tertentu. Kecepatan inilah yang
ditunjukkan pada jarum speedometer. Kecepatan sesaat pada waktu tertentu adalah kecepatan
rata-rata selama selang waktu yang sangat kecil mendekati nol, kecepatan sesaat dinyatakan oleh
persamaan:

∆s
∆ v= lim
∆ t →0 ∆t

Percepatan

Percepatan merupakan besaran vektor sehingga nilainya bisa positif atau negatif. Percepatan
positif artinya bahwa arah percepatan searah dengan arah perpindahan benda, dengan kata lain
gerakannya akan dipercepat. Sedangkan percepatan yang bernilai negatif artinya bahwa gerakan
benda sedang diperlambat. Besarnya percepatan dinamakan sebagai perlajuan. Perlajuan
merupakan besaran skalar.

Percepatan adalah perubahan kecepatan dan atau arah dalam selang waktu tertentu. Percepatan
merupakan besaran vektor. Percepatan berharga positif jika kecepatan suatu benda bertambah
dalam selang waktu tertentu. Percepatan berharga negatif jika kecepatan suatu benda berkurang
dalam selang waktu tertentu.

Percepatan Rata-Rata

Tiap benda yang mengalami perubahan kecepatan, baik besarnya saja atau arahnya saja atau
kedua-duanya, akan mengalami percepatan. Percepatan rata-rata (a ) adalah hasil bagi antara
perubahan kecepatan ( Δv ) dengan selang waktu yang digunakan selama perubahan kecepatan
tersebut ( Δt ). Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.
Δv
a=
Δt
Keterangan :
a : perceptan rata-rata (m/s2)
Δv : perubahan kecepatan (m/s)
Δt : selang waktu (s)

Percepatan Sesaat

Percepatan sesaat adalah perubahan kecepatan dalam waktu yang sangat singkat. Seperti halnya
menghitung kecepatan sesaat, untuk menghitung percepatan sesaat, kita perlu mengukur
perubahan kecepatan dalam selang waktu yang singkat (mendekati nol). Secara matematis dapat
ditulis sebagai berikut

∆v
a= lim
∆ t →0 ∆t

Gerak Lurus Beraturan (GLB)

Gerak Lurus Beraturan adalah gerak suatu benda pada lintasan yang lurus di mana pada setiap
selang waktu yang sama, benda tersebut menempuh jarak yang sama (gerak suatu benda pada
lintasan yang lurus dengan kelajuan tetap). Pada gerak lurus beraturan, benda menempuh jarak
yang sama dalam selang waktu yang sama pula. Sebagai contoh, mobil yang melaju menempuh
jarak 2 meter dalam waktu 1 detik, maka satu detik berikutnya menempuh jarak dua meter lagi,
begitu seterusnya. Dengan kata lain, perbandingan jarak dengan selang waktu selalu konstan atau
kecepatannya konstan perhatikan gambar 2. Berikut ini
1. Sebuah mobil bergerak kecepatan tetap 45 km/jam. Hitung jarak yang ditempuh mobil
selama 10 sekon?
Penyelesaian:
Diketahui: v = 45 km/jam = 45.000 m/3600 s = 12,5 m/s t = 10 sekon
Ditanya: s?
Jawab: s = v × t
s = 12,5 m/s x 10 sekon = 125 m
2. Gerak sebuah benda yang melakukan GLB diwakili oleh grafik s-t dibawah, berdasarkan
grafik tersebut, hitunglah jarak yang ditempuh oleh benda itu dalam waktu:

a) 2 sekon, dan b) 5 sekon


Gambar diatas sebenarnya menyatakan sebuah benda yang melakukan GLB yang
memiliki posisi awal S0 , dari grafik tersebut kita dapat membaca kecepatan benda
yakni V = 4 m/s. Seperti telah dibicarakan, hal ini berarti bahwa pada saat awal
mengamati benda telah bergerak danmenempuh jarak sejauh S0 = 2 m. Jadi untuk
menyelesaikan soal ini, kita akan menggunakan persamaan GLB untuk benda yang
sudah bergerak sejak awal pengamatan.
Penyelesaian:
Diketahui: S0 = 2 m v = 4 m/s
Ditanya: a) Jarak yang ditempuh benda pada saat t = 2 sekon b) Jarak yang ditempuh
benda pada saat t = 5 sekon
Jawab:
a) s(t) = S0 + v.t s(2s) = 2 m + (4m/s x 2s) = 10 meter
b) s(t) = S0 + v.t s(5s)= 2 m + (4 m/s . 5 s) = 40 meter

Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah Gerak benda dalam lintasan garis lurus dengan
percepatan tetap. Jadi, ciri umum glbb adalah bahwa dari waktu ke waktu kecepatan benda
berubah, semakin lama semakin cepat, dengan kata lain gerak benda dipercepat, namun
demikian, GLBB juga berarti bahwa dari waktu ke waktu kecepatan benda berubah, semakin
lambat hingga akhirnya berhenti.
Hubungan antara besar kecepatan (v) dengan waktu (t) pada gerak lurus berubah beraturan
(GLBB) ditunjukkan pada grafik di bawah ini:

Contoh soal:

1. Benda yang semula diam kemudian didorong sehingga bergerak dengan percepatan
tetap 4 m/s2. Berapakah besar kecepatan benda tersebut setelah bergerak 6 s?

Penyelesaian :

Diketahui : v0 = 0 a = 4 m/s t = 6 s

Ditanyakan : vt = ?

Jawab : vt = v0 + a.t = 0 + 4 m/s2 . 6s = 24 m/s


2. Mobil yang semula bergerak lurus dengan kecepatan 6 m/s berubah menjadi 12 m/s
dalam waktu 6 s. Bila mobil itu mengalami percepatan tetap, berapakah jarak yang
ditempuh dalam selang waktu 5 s itu ?

Penyelesaian :

Diketahui : v0 = 6 m/s vt = 12 m/s t = 5 s

Ditanya : s = ?

Jawab: Untuk menyelesaikan soal ini kita harus mencari persamaan percepatannya dahulu

Vt = V0 + a.t 12 = 6 m/s + a . 5 s 12 – 6 = 5a a = 6/5, a = 1,2 m/s2

setelah dapat percepatan a, maka dapat dihitung jarak yang ditempuh mobil dalam waktu 5 s;

s = v0.t + ½ a. t 2 s = 6 m/s. 5 s + ½ 1,2 m/ s2 . 5 s2;

s = 30 m + 15 m; s = 45 m

LATIHAN SOAL

1. Sebuah mobil bergerak dengan kelajuan awal 72 km/jam kemudian direm hingga
berhenti pada jarak 8 meter dari tempat mulainya pengereman. Tentukan nilai
perlambatan yang diberikan pada mobil tersebut!
2. Besar kecepatan suatu partikel yang mengalami perlambatan konstan ternyata berubah
dari 30 m/s menjadi 15 m/s setelah menempuh jarak sejauh 75 m. Partikel tersebut akan
berhenti setelah menempuh jarak....
3. Diberikan grafik kecepatan terhadap waktu dari gerak dua buah mobil, A dan B

Tentukan pada jarak berapakah mobil A dan B bertemu lagi di jalan jika keduanya
berangkat dari tempat yang sama!
4. Perhatikan grafik berikut ini.

Dari grafik diatas tentukanlah: a. jarak tempuh gerak benda dari t = 5 s hingga t = 10 s b.
perpindahan benda dari t = 5 s hingga t = 10 s
5. Diberikan grafik kecepatan terhadap waktu seperti gambar berikut:

Tentukan besar percepatan dan jenis gerak dari:


a) A - B
b) B - C
c) C – D
BAB V

GERAK PARABOLA

GLOSARIUM

Gerak Lurus : Gerak Suatu benda pada lintasan/garis lurus

Jarak : Panjang Lintasan yang di tempuh oleh suatu benda

Perpindahan : Perubahan kedudukan suatu benda terhadap titik acuan


tertentu

Kelajuan : Hasil bagi antara jarak dengan waktu.

Kecepatan : Hasil bagi antara perpindahan dengan waktu

Percepatan : Hasil bagi perubahan kecepatan dengan waktu

Gerak Lurus Beraturan (GLB) : Gerak Suatu benda dengan kecepatan tetap/konstan,
sehingga percepatan benda sama dengan nol

Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) : Gerak Suatu benda dengan kecepatan
tetap/konstan, sehingga percepatan benda sama dengan
nol

Gerak Jatuh Bebas : Gerak Suatu benda tanpa kecepatan awal

Gerak Vertikal : Gerak Suatu Benda Yang Lintasannya Vertikal Dengan


Kecepatan Awal Tidak Sama Dengan Nol

Gerak Parabola : Gerak suatu benda dengan lintasan berbentuk parabola,


dengan perpaduan
KEGIATAN PEMBELAJARAN

A. Judul : Gerak Parabola


B. Tujuan:
Setelah kegiatan pembelajaran 1 ini diharapkan kalian mampu 1. Menjelaskan
karakteristik gerak parabola 2. Menurunkan persamaan gerak parabola (posisi dan
kecepatan sebagai fungsi waktu dari persamaan gerak lurus) 3. Menganalisis gerak
parabola menggunakan vektor 4. Mampu membuat grafik lintasan gerak parabola dari
data hasil percobaan.
C. Uraian Materi
Gerak parabola merupakan suatu jenis gerakan benda yang pada awalnya diberi
kecepatan awal lalu menempuh lintasan yang arahnya sepenuhnya dipengaruhi oleh
gravitasi.
Contoh Gerakan benda berbentuk parabola ketika diberikan kecepatan awal dengan sudut
θ terhadap garis horisontal, sebagaimana tampak pada gambar di bawah

Dalam kehidupan sehari-hari terdapat banyak gerakan benda yang berbentuk demikian.
Beberapa di antaranya adalah gerakan bola yang ditendang oleh pemain sepak bola,
gerakan bola basket yang dilemparkan ke ke dalam keranjang, gerakan bola tenis,
gerakan bola volly, gerakan lompat jauh dan gerakan peluru atau rudal yang ditembakan
dari permukaan bumi.
Faktor – faktor yang mempengaruhi benda melakukan gerak parabola. a. Benda tersebut
bergerak karena ada gaya yang diberikan, b. Seperti pada Gerak Jatuh Bebas, benda‐
benda yang melakukan gerak peluru dipengaruhi oleh gravitasi, yang berarah ke bawah
(pusat bumi) dengan besar g = 9,8 m/s2, c. Hambatan atau gesekan udara
Komponen kecepatan awal pada sumbu x (v0x) dan komponen kecepatan awal pada
sumbu y (v0y) kita dapat menggunakan persamaan

Kelajuan linier atau kelajuan tangensial adalah hasil bagi antara antara panjang lintasan linier
yang ditempuh benda dengan selang waktu tempuhnya dengan persamaan Ketika benda bergerak
naik komponen gerak Arah vertikal (sumbu y) mengalami perlambatan sebesar percepatan
grafitasi ini menunjukan bahwa gerak pada arah horizontal merupakan GLBB, sementara
kecepatan pada arah sumbu x tidak mengalami percepatan dengan kata lain kecepatan pada arah
horizontal tetap menunjukan bahwa gerak pada arah horizontal merupakan GLB

LATIHAN SOAL

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas!

1. Joko menendang bola dengan sudut elevasi 45 derajat. Bola jatuh dengan jarak mendatar
sejauh 5 m. Jika percepatan gravitasi bumi 10 m/s2, berapa kecepatan awal bola adalah… m/s

2. Seorang murid menendang bola dengan kecepatan awal pada arah vertikal 9 m/s dan
kecepatan awal pada arah mendatar 12 m/s. Tentukanlah besar kecepatan awal bola tersebut!

3. Jika sebuah peluru ditembakkan dengan sudut elevasi 37o dan kecepatan awal 10 m/s, maka
tentukanlah kecepatan peluru setelah 0,4 detik!

4. Sebuah peluru meriam ditembakkan dengan kecepatan awal 60 m/s dan sudut elevasi 53°.
Bila g = 10 m/s2, tentukan osisi peluru pada detik ke-1!
BAB VI

GERAK MELINGKAR BERATURAN

GLOSARIUM

Frekuensi : Banyaknya putaran tian satu satuan waktu

Periode : Waktu yang dibutuhkan dalam melakukan satu kali putaran

Radian : Salah satu satuan sudut

Kecepatan linear : Kecepatan dalam lintasan lurus

Kecepatan sudut : Kecepatan sudut dalam lintasan melingkar

Percepatan tangensial : Perubahan kecepatan tangensial dalam selang waktu tertentu dimana
arah percepatan tangensial selalu menyinggung lintasan putarnya

Percepatan sentripetal : Percepatan sentripetal merupakan percepatan yang dimiliki oleh


benda yang bergerak melingkar yang arahnya ke pusat putaran
KEGIATAN PEMBELAJARAN

A. Judul : Gerak Melingkar Beraturan


B. Tujuan:
Setelah mempelajari bab ini diharapkan kamu mampu mendefinisikan besaran-besaran
fisika dalam gerak melingkar dan memformulasikan hubungan antara besaran-besaran
fisika dalam gerak melingkar dan gerak lurus.
C. Uraian Materi
Gerak melingkar adalah benda yang bergerak pada lintasan lingkaran. Sudut yang
dibentuk sebuah benda yang bergerak melingkar θ dalam satuan radian, 1 putaran = 3600
= 2π rad, 1 rad = 3600/2π = 57,30 atau 10 = 0,01745 rad. Periode adalah selang waktu
yang diperhatikan oleh suatu benda untuk menempuh satu putaran lengkap . Frekuensi
adalah banyaknya putaran yang dapat dilakukan oleh suatu benda dalam selang waktu 1
sekon. Persamaan periode dan frekuensi adalah
t n
T = dan f =
n t
Kelajuan linier atau kelajuan tangensial adalah hasil bagi antara antara panjang lintasan
linier yang ditempuh benda dengan selang waktu tempuhnya dengan persamaan
2 πr
𝑣= → = 2𝜋𝑟𝑓
T
Kecepatan sudut adalah hasil bagi sudut pusat yang ditempuh benda dengan selang waktu
tempuhnya dengan persamaan

ω= → ω = 2𝜋𝑓
T
Hubungan antara kelajuan linier dan kecepatan sudut dapat dituliskan sebagai berikut
𝑣=𝑟𝜔
Percepatan sentripetal merupakan percepatan yang dimiliki oleh benda yang bergerak
melingkar yang arahnya ke pusat putaran
4 π2 r
as= 2
T

Contoh soal:
1. Sebuah benda mula-mula diam, kemudian setelah 5 sekon benda tersebut bergerak
melingkar dengan kecepatan tangensial sebesar 25 cm/s. Jika diameter lintasan benda
adalah 10 cm, tentukan percepatan tangensial benda tersebut!
Penyelesaian
Diketahui: v0 = 0 (benda diam) v = 25 cm/s = 0,25 m/s ∆t = 5 s R = ½ × diameter = ½ ×
10 cm = 5 cm = 0,05 m
Ditanya: percepatan tangensial (at)
at = ∆v/∆t at = (v – v0)/ ∆t at = (0,25 – 0)/5 at = 0,05 m/s jadi percepatan tangensial
benda tersebut adalah 0,05 m/s atau 5 cm/s.
2. Sebuah balok kecil berada di tepi meja putar yang berjari-jari 0,4 m. Mula-mula meja
berputar dengan kecepatan sudut 20 rad/s. Karena mengalami percepatan maka
kecepatan sudutnya berubah menjadi 50 rad/s setelah bergerak selama 15 s.
Berapakah kecepatan linear awal dan akhir balok tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui: R = 0,4 m ω0 = 20 rad/s
ω = 50 rad/s t = 15 s.
Ditanya: kecepatan linear awal (v0) dan kecepatan linear akhir (v)
v0 = ω0 × R
v0 = 20 × 0,4
v0 = 8 m/s
v = ω × R v = 50 × 0,4 v = 20 m/s
3. Sebuah benda bergerak melingkar dengan jari-jari lingkaran yang dibentuknya 80 cm.
Tentukan posisi sudut dalam satuan radian dan derajat jika benda tersebut menempuh
lintasan dengan panjang busur 6 cm.
Penyelesaian:
Dalam radian θ = s/R θ = 6 cm/80 cm θ = 0,075 rad
Dalam derajat θ = (0,075)(57,3°) θ = 4,30°

LATIHAN SOAL
1. Sebuah partikel bergerak melingkar beraturan dengan posisi sudut awal 5 rad. Jika
partikel bergerak dengan kecepatan sudut 10 rad/s, tentukanlah posisi sudut akhir pada
saat t = 5s?

2. Sebuah benda bergerak melingkar dan selama 60 sekon benda berputar sebanyak 5 kali.
Hitunglah periode dan frekuensi benda tersebut!

3. Bakri memacu sepeda motornya pada lintasan yang berbentuk lingkaran dalam waktu 1
jam. Dalam waktu tersebut, Bakri telah melakukan 120 putaran. Tentukan periode,
frekuensi, kecepatan linear dan kecepatan sudut Bakri jika lintasan tersebut memiliki
diameter 800 m!

4. Sebuah partikel bergerak melingkar pada lintasan berdiameter 7 meter, jika partikel
tersebut menempuh 2/3 bagian lintasan lingkaran tersebut, tentukan: a. Panjang lintasan
yang ditempuh oleh partikel b. Perpindahan sudut dalam radian, putaran dan derajat

5. Bambang mengendarai sepeda motor melewati sebuah tikungan lingkaran yang berjari
jari 20 m saat akan pergi ke sekolah. Jika kecepatan motor Bambang 10 m/s, maka
tentukan percepatan Bambang yang menuju ke pusat lintasan!

Anda mungkin juga menyukai