Anda di halaman 1dari 7

Metode dan Prosedur 

Ilmiah
Fisika merupakan salah satu mata pelajaran jurusan mesin yang terbilang sulit dipahami dan
sangat membosankan. Namun pelajaran fisika juga bisa menjadi keahlian kita ketika kita bisa
belajar dengan sungguh-sungguh.
 Pengertian fisika yaitu berasal dari kata “physic” yang artinya yaitu alam. Jadi ilmu fisika yaitu
sebuah ilmu pengetahuan dimana didalamnya mempelajari tentang sifat dan fenomena alam
atau gejala alam dan seluruh interaksi yang terjadi didalamnya. Untuk mempelajari fenomena
atau gejala alam, fisika menggunakan proses dimulai dari pengamatan, pengukuran, analisis
dan menarik kesimpulan. Sehingga prosesnya lama dan berbuntut panjang, namun hasilnya bisa
dipastikan akurat karena fisika termasuk ilmu eksak yang kebenarannya terbukti.

Metode ilmiah adalah seperangkat teknik yang digunakan oleh komunitas ilmiah
untuk menyelidiki fenomena alam dengan menyediakan kerangka tujuan untuk
membuat penelitian ilmiah dan menganalisis data untuk memperoleh kesimpulan
tentang fenomena tersebut.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi suatu pengetahuan dapat disebut ilmu dan
dikatakan ilmiah adalah sebagai berikut :

1. Objektik, artinya pengetahuan sesuai dengan objeknya atau didukung fakta empiris.
2. Metodik, artinya pengetahuan itu diperoleh dengan menggunakan cara-cara tertentu
yang teratur dan terkontrol.
3. Sistematik, pengetahuan itu disusun dalam suatu sistem yang satu sama lain saling
berkaitan dan saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang
utuh.
4. Berlaku umum, artinya pengetahuan itu tidak hanya diamati oleh seseorang atau
beberapa orang saja, tetapi semua orang dengan cara eksperimen yang sama akan
memeproleh hasil yang sama pula.
 

LANGKAH-LANGKAH DALAM METODE ILMIAH


Pada dasarnya, tujuan dari metode ilmiah itu seragam tetapi metode ilmiah itu
sendiri belum diformalkan dalam semua cabang sains dan teknologi. Pengertian
metode ilmiah paling umum dinyatakan sebagai serangkaian langkah diskrit,
meskipun jumlah yang tepat dan sifat dari langkah-langkahnya bervariasi tergantung
pada sumbernya. Metode ilmiah tidak tetap, tetapi lebih merupakan siklus yang
sedang berlangsung yang dimaksudkan untuk diterapkan dengan kecerdasan,
imajinasi, dan kreativitas.
Beberapa langkah-langkah ini bisa berlangsung secara bersamaan, dalam urutan
yang berbeda, maupun diulang sebagai percobaan. Namun demikian, langkah-
langkah ini adalah urutan yang paling umum dan intuitif. Berikut ini adalah pedoman
umum yang baik untuk bagaimana metode ilmiah sering diterapkan.
Merumuskan Masalah
Menentukan fenomena (atau sekumpulan fenomena) alam yang ingin Kamu ketahui,
jelaskan, atau pelajari lebih lanjut, kemudian merumuskan masalah biasanya dalam
bentuk pertanyaan spesifik tentang fenomena itu.
Mengumpulkan Data
Mengumpulkan berbagai informasi yang berhubungan dengan masalah yang
sedang diteliti. Pengumpulan data atau informasi dapat dilakukan dengan observasi,
studi pustaka, dan wawancara dengan nara sumber yang valid. Langkah ini juga
mencakup mempelajari hal-hal tentang fenomena yang sedang diteliti, termasuk
dengan mempelajari studi sebelumnya yang pernah dilakukan orang lain terhadap
fenomena yang serupa.
Menyusun Hipotesis
Merumuskan hipotesis tentang penyebab atau efek dari fenomena tersebut, atau
hubungan fenomena dengan beberapa fenomena lainnya, menggunakan
pengetahuan yang Kamu dapatkan.
Menguji Hipotesis
Hipotesis yang sudah disusun sebelumnya perlu diuji kebenarannya. Pengujian
hipotesis sering dilakukan melalui percobaan atau eksperimen. Di sini kamu
merancang dan melaksanakan eksperimen untuk membuktikan kebenaran hipotesis
yang telah disusun sebelumnya.
Dalam melakukan eksperimen, kamu perlu menentukan variabel dari percobaan.
Variabel dalam eksperimen adalah sesuatu yang Kamu dapat diubah atau dijaga
tetap dalam eksperimen. Contoh umum dari variabel meliputi suhu, durasi (waktu)
percobaan, komposisi bahan, dan jumlah cahaya. Ada tiga jenis variabel dalam
eksperimen: variabel tetap, variabel bebas (independen), dan variabel terikat
(dependen).
Variabel tetap, kadang-kadang disebut variabel konstan, adalah variabel yang dijaga
konstan atau tidak berubah. Variabel bebas atau variabel independen adalah salah
satu faktor yang diubah dalam percobaan. Dikatakan salah satu faktor karena
biasanya dalam percobaan Kamu mencoba untuk mengubah satu hal pada suatu
waktu. Hal ini membuat pengukuran dan interpretasi data jauh lebih mudah. Variabel
terikat atau variabel dependen adalah variabel yang Kamu amati, untuk melihat
apakah itu dipengaruhi oleh variabel bebasnya.
Membuat Kesimpulan
Menggunakan analisis matematis yang tepat untuk melihat apakah hasil eksperimen
mendukung atau justru bertentangan dengan hipotesis. Jika data tidak mendukung
hipotesis, harus ditolak atau diubah dan diuji ulang.
Membuat Laporan
Hasil percobaan sering kali disusun dalam bentuk laporan laboratorium (untuk
percobaan yang dilakukan di kelas atau laboratorium) atau paper atau laporan
tertulis (dalam kasus penelitian akademis untuk dipublikasikan). Hal serupa juga
terjadi untuk hasil percobaan untuk memberikan kesempatan bagi pertanyaan
tentang fenomena yang sama atau fenomena yang terkait, yang memulai proses
penelitian (riset) baru dengan pertanyaan baru.
PERILAKU ILMIAH
Agar dapat memahami alam dengan baik dan selanjutnya pemahaman itu
bermanfaat, baik bagi diri sendiri maupun lingkungan, Kamu perlu membekali diri
dengan sikap dan perilaku ilmiah. Sikap dan perilaku ilmiah tersebut adalah sebagai
berikut.

1. Sikap ingin tahu yang tinggi, terutama pada hat-hal yang baru dan peduli
terhadap lingkungan sekitar.
2. Berpikir terbuka, jujur, dan mau menghargai kerja dan pendapat yang
berasal dari kelompok atau individu. Bersikap objektif jika menemukan
fakta baru yang lebih akurat.
3. Menyajikan data yang diperoleh secara cermat, teliti, dan merupakan data
yang sebenarnya berdasarkan pengamatan yang dilakukan. Dengan kata
lain, peneliti harus jujur dan bertanggung jawab.
4. Selalu berpikir untuk maju dan kritis dalam mencari solusi, tekun, dan
tidak tergesa-gesa atau hati-hati dalam mengambil suatu kesimpulan.
Selain itu, juga kreatif dan inovatif dalam menemukan suatu
permasalahan.
5. Mampu meyakinkan orang lain tentang kebenaran penelitian yang
dilakukan individu atau kelompok secara objektif. Penarikan kesimpulan
harus berdasarkan fakta-fakta ilmiah.
6. Berpikir secara logis dan menjauhkan diri dari takhayul.
Keselamatan Kerja Di Laboratorium Yang
Harus Selalu Diperhatikan

Laboratorium adalah salah satu tempat yang sangat menarik. Ada berbagai kegiatan
menarik yang bisa kamu lakukan di laboratorium. Selain itu, ada banyak peralatan
yang hanya bisa kamu temukan di laboratorium, mulai dari gelas ukur, tabung reaksi,
gelas beaker, pembakar spiritus, dan masih banyak lagi. Namun untuk menggunakan
peralatan tersebut, ada aturan yang harus kamu ketahui. Aturan tersebut dibuat agar
keselamatan kita saat bekerja di laboratorium tetap terjaga. Dengan mengikuti
berbagai peraturan ini kita bisa terhindar dari berbagai macam bahaya ketika
menggunakan berbagai macam alat laboratorium. Kita tidak bisa sembarangan ketika
berada di dalam sebuah laboratorium dan menggunakan alat dengan ceroboh. Nah
apakah kamu sudah tahu berbagai aturan keselamatan ketika berada di dalam sebuah
laboratorium? Kalau belum, mari kita mencari tahu dan memahami berbagai peraturan
ini.

Aturan Keselamatan Kerja di Laboratorium 

Ketika ingin menggunakan laboratorium (selanjutnya disingkat “lab”) atau bekerja di


lab melakukan berbagai macam praktikum, ada beberapa aturan yang harus kita ikuti
untuk menjaga keamanan serta keselamatan kerja di laboratorium. Beberapa aturan
yang harus kita ikuti adalah:
 Minum susu sebelum dan sesudah memasuki/menggunakan ruangan lab dengan
tujuan untuk menetralisir racun yang mungkin terserap oleh tubuh.
 Menggunakan perlengkapan lab seperti baju lab, masker dan sarung tangan untuk
melindungi tubuh dari berbagai hal yang tidak diinginkan.
 Selalu berhati-hati saat menggunakan alat kaca.
 Ketika ingin mengambil bahan kimia, gunakan berbagai alat bantu seperti pipet,
sendok atau pinset.
 Hindari menghirup atau mencium berbagai bahan kimia secara langsung, akan lebih
baik jika kita mengibas-ngibaskan tangan dari mulut tabung bahan tersebut ke arah
hidung.
 Mempersiapkan P3K sebagai respon pertama jika terjadi kecelakaan di lab.
 Segera membasuh bagian tubuh dengan air mengalir ketika terkena zat kimia.
 Menjauhkan wajah ketika memanaskan zat kimia.
 Mencuci tangan setelah selesai bekerja

Mengenal Simbol-Simbol di Laboratorium

1. Explosive

Kita bisa melihat dari simbolnya bahwa bahan yang satu ini adalah bahan yang mudah
meledak (explosive). Ledakan pada bahan tersebut bisa disebabkan karena beberapa
hal, seperti benturan, pemanasan, pukulan, gesekan, reaksi dengan bahan kimia lain,
atau karena adanya sumber percikan api.

2. Oxidizing
Oksigen diperlukan agar pembakaran terjadi. Beberapa bahan kimia dapat
menyebabkan bahan lain terbakar dengan memberikan oksigen. Oksidator biasanya
tidak terbakar sendiri tetapi akan membantu pembakaran bahan lain dengan
menyediakan lebih banyak oksigen atau dapat menyebabkan bahan yang biasanya
tidak terbakar tiba-tiba terbakar (pembakaran spontan). Dalam beberapa kasus,
percikan atau nyala api (sumber api) tidak diperlukan agar bahan terbakar tetapi
cukup dengan adanya oksidator. Pengoksidasi dapat berbentuk gas (oksigen, ozon),
cairan (asam nitrat, larutan asam perklorat) dan padatan (kalium permanganat, natrium
klorit). Beberapa oksidator seperti kelompok peroksida organik sangat berbahaya
karena mudah terbakar serta memiliki kemampuan untuk menyediakan oksigen untuk
api. Simbol untuk bahan pengoksidasi (oxidizing) adalah “o” dengan api di atasnya di
dalam lingkaran.

3. Flammable

Simbol ini menunjukan bahwa bahan tersebut mempunyai sifat gampang terbakar
(flammable). Bahan gampang terbakar juga dibagi menjadi 2 jenis yaitu Extremely
Flammable (amat sangat mudah terbakar) dan Highly Flammable (sangat mudah
terbakar).

4. Toxic

Simbol ini menunjukan sebuah bahan kimia mempunyai sifat beracun. Keracunan
yang diakibatkan bahan kimia tersebut bisa akut dan kronis, hingga bisa menyebabkan
kematian pada konsentrasi tinggi. Hati-hati dengan tanda yang satu ini untuk menjaga
keselamatan kerja di laboratorium.

5. Corrosive

Simbol ini berarti bahan kimia yang bersifat korosif dan dapat merusak jaringan hidup.
Dengan melihat tingkat keasaman dari sebuah bahan kimia maka kita bisa tahu jika
bahan tersebut memiliki sifat korosif. pH dari bahan bersifat korosif lazimnya berada
pada kisaran < 2 (asam kuat) atau >11,5 (basa kuat).

6. Harmful dan Irritant

Simbol yang satu ini dibagi menjadi 2 kode, yaitu kode Xn (harmful) dan kode Xi
(irritant). Kode Xn akan menunjukan resiko kesehatan jika masuk melalui pernapasan
(inhalasi), melalui mulut (ingestion), dan melalui kontak kulit. Untuk kode Xi
menunjukan resiko inflamasi jika bahan kontak langsung dengan kulit dan selaput
lendir.
7. Dangerous for Environmental

Simbol yang satu ini menunjukan bahayanya suatu bahan jika dilepaskan ke
lingkungan. Bahan ini dapat memengaruhi ekosistem suatu tempat, bahkan hingga
merusaknya.

Nah itu dia beberapa hal yang harus kita perhatikan demi keselamatan kerja di
laboratorium, dengan begitu kita bisa meminimalisir hal-hal yang tidak inginkan
terjadi.

Anda mungkin juga menyukai