Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan sebuah masalah yang tak pernah ada hentinya untuk selalu
menjadi topik yang ramai diperbicarakan, melalui berbagai media. Berbicara
mengenai pendidikan berarti berbicara tentang murid maupun profesi guru dan
kode etik guru. Saat menyandang prdikat sebagai guru, tentunya tugas seorang
guru tidaklah mudah, seorang guru bukan hanya sekedar menerangkan pelajaran
saja, hal tersebut karena guru merupakan profesi yang dapat menentukan masa
depan generasi muda bangsa ini, guru yang baik dan berkualitas tentu mempunyai
etika yang baik, guru yang tidak berkualitas akan menjadikan generasi muda
bangsa ini menjadi bangsa yang tertinggal dan bahkan bisa menjadi bangsa yang
terjajah lagi.

Seorang guru adalah seorang pendidik. Pendidik ialah “orang yang memikul
tanggung jawab untuk membimbing”[[1]]. Pendidik tidak sama dengan pengajar,
sebab pengajar itu hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran kepada murid.
Prestasi yang tertinggi yang dapat dicapai oleh seorang pengajar apabila ia
berhasil membuat pelajar memahami dan menguasai materi pengajaran yang
diajarkan kepadanya. Tetapi seorang pendidik bukan hanya bertanggung jawab
menyampaikan materi pengajaran kepada murid saja tetapi juga membentuk
kepribadian seorang anak didik bernilai tinggi.

Sekarang ini, kebanyakan orang-orang yang telah menjadi seorang guru dalam
menjalankan profesinya tersebut tidak jarang melakukan penyimpangan atau pun
pelanggaran terhadap norma-norma menjadi seorang guru, sehingga pemerintah
menetapkan suatu aturan atau norma-norma yang harus dipatuhi oleh para guru di
Indonesia yang dikenal dengan “Kode Etik Guru”.
B.RUMUSAN MASALAH

1.Apa itu hakikat kode etik guru Indonesia?

2.Apa saja fungsi dan tujuan kode etik guru Indonesia?

3.Apa isi kode etik guru Indonesia?

4.Bagaimana sikap positif terhadap kode etik guru Indonesia?

C,TUJUAN

1.Mengetahui hakikat kode etik guru Indonesia

2.Mengetahui fungsi dan tujuan kode etik guru Indonesia

3.Mengetahui isi kode etik guru Indonesia

4.Mengetahui sikap positif terhadap kode etik guru Indonesia


BAB II
PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN KODE ETIK


Ditinjau dari segi etimologi, pengertian kode etik ini telah dibahas
dandikembangkan oleh beberapa tokoh yang mempunyai jalan pikiran yang
berbeda- beda. Namun pada dasarnya mempunyai pengetian yang sama. Socrates
seorang filosof yang hidup di zaman Romawi yang dianggap sebagai pencetus
pertamadari etika yang telah menguaraikan etika secara ilmu tersusun. Bahkan
sampaisekarang perkembangan etika semakin berkembang.Hal ini dapat
dirasakandengan adanya fenomena-fenomena yang realita dalam masyarakat.

Menurut Adi Negoro dalam bukunya Ensiklopedi Umum sebagaimanayang


dikutip oleh Sudarno dkk, mengemukakan etika berasal dari kata Eticha yang
berarti ilmu kesopanan, ilmu kesusilaan. dan kata Ethica (etika, ethos, adat, budi
pekerti, kemanusiaan).

Menurut Hendiyat Soetopo, "Etik diartikan sebagai tata-susila (etika) atauhal-hal


yang berhubungan dengan kesusilaan dalam mengerjakan suatu
pekerjaan".William Lillie mendefinisikan “Ethics as the normative science of
conduct of human being living in societies – a science which judges this conduct
to be right or wrong, to be good or bad, or in some similar way.”.Maksud dari
pengertian di atas bahwa etik adalah ilmu pengetahuan tentang norma atau aturan
ilmu pengetahuan tentang tingkah laku kehidupan manusia dalam
masyarakat,yang mana ilmu pengetahuan tersebut menentukan tingkah laku itu
benar atau salah,baik atau buruk atau sesuatu yang semacamnya.Kemudian secara
etimologi kode etik berasal dari dua kata kode dan etik.Kode berasal dari bahasa
Prancis Code yang artinya norma atau aturan. Sedangkan etik berasal dari kata
etiquete yang artinya tata cara atau tingkah laku. Sementara itumenurut Elizabeth
B. Hurlock mendefinisikan tingkah laku sebagai berikut: Behaviour which may be
called “true morality” not only conforms tosocial standards but also is carried out
valuntarilly, it comes with the transition fromexternal to internal authority and
consists of conduct regulated from within.Arti definisi tersebut di atas adalah
tingkah laku boleh dikatakan sebagaimoralitas yang sebenarnya itu bukan hanya
sesuai dengan standar masyarakattetapi juga dilaksanakan dengan sukarela.
Tingkah laku itu terjadi melalui transisidari kekuatan yang ada di luar (diri) ke
dalam (diri) dan ada ketetapan hati dalammelakukan (bertindak) yang diatur dari
dalam (diri).Selanjutnya definisi guru yaitu semua orang yang berwenang dan
bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak didik, baik secara
individual atau klasikal, di sekolah maupun luar sekolah. Sebagai pendidik
gurudibedakan menjadi dua yakni guru kodrati dan guru jabatan. Guru kodrati
adalahorang dewasa yang mendidik terhadap anak-anaknya. Disebut kodrat
karenamereka mempunyai hubungan darah dengan anak (si terdidik). Sedangkan
guru jabatan yaitu mereka yang memberikan pendidikan dan pengajaran di
sekolah.Peran mereka terutama nampak dalam kegiatan pendidikan dan
pengajaran disekolah, yaitu mentransformasikan kebudayaan secara terorganisasi
demi perkembangan peserta didik khususnya di bidang ilmu pengetahuan
danteknologi.Pembahasan selanjutnya yang dimaksudkan dalam kajian ini adalah
guru profesional yang secara khusus mempunyai tugas dan tanggung
jawabmembimbing dan membina anak didik dalam proses belajar mengajar di
negara Indonesia. Jadi, “kode etik guru” diartikan sebagai aturan tata-susila
keguruan.Maksudnya aturan-aturan tentang keguruan (yang menyangkut
pekerjaan guru)dilihat dari segi susila. Kata susila adalah hal yang berkaitan
dengan baik dan tidak baik menurut ketentuan-ketentuan umum yang berlaku.
Dalam hal inikesusilaan diartikan sebagai kesopanan, sopan-santun dan keadaban.
Dengandemikian yang dimaksud dengan Kode Etik Guru Indonesia adalah
pedomanatau aturan-aturan atau norma-norma tingkah laku yang harus ditaati dan
diikutioleh guru profesional di Indonesia dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya sehari-hari sebagai guru profesional.

B.HAKIKAT ATAU DASAR KODE ETIK GURU INDONESIA

Kode Etik Guru Indonesia merupakan usaha pendidikan untuk mencapaicita-cita


luhur bangsa dan negara Indonesia sebagaimana termasuk dalam pembukaan
UUD 1945 yang mutlak diperlukan sebagai sarana yang teratur dan tertib sebagai
pedoman yang merupakan tanggung jawab bersama. Dengan demikian Kode Etik
Guru Indonesia yang disusun haruslah merupakan sendi dasar norma-norma
tertentu dari kode etik tersebut.Sebab dalam falsafah suatu negaraterkandung pula
maksud dan tujuan dari suatu negara.

Kode Etik Guru Indonesia harus disusun berdasarkan antara lain kepada:

1. Dasar falsafah negara yaitu Pancasila. Sebab Pancasila juga merupakan dasar
pendidikan dan pengajaran nasional. Sila-sila dari Pancasila di sampingmerupakan
norma-norma fundamental juga merupakan norma-norma praktis,sila-sila tersebut
menyatakan adanya dua macam interaksi antara hubungansecara horizontal
(manusia dengan sesama makhluk) dan hubungan secara vertikal (antara manusia
dengan Tuhan).Hubungan horizontal tersebut merupakan realisasi dari sila kedua
sampai dengan kelima. Sedangkanhubungan vertikal adalah merupakan realisasi
dari sila pertama. Pancasilamerupakan dasar dari Kode Etik Guru Indonesia yang
harus ditanamkan dan menjiwai setiap pendidik dan profesinya baik sebagai
manusia dan sebagaiwarga negara yang bertanggung jawab.

2. Tujuan pendidikan dan pengajaran nasional sesuai dengan TAP MPRS No.
XXVII/MPRS/1966 yang berbunyi : “Tujuan pendidikan adalah membentuk
manusia Pancasila sejati yang berdasarkan ketentuan yang dikehendaki oleh
Pembukaan UUD 1945 dan Isi UUD 45.” Tap MPR No. II/1983 Peraturan -
praturan Pemerintah misalnya, menurut PP Nomor 10 tahun 1979
tentangPenilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil maupun PP Nomor
30tahun 1980 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Semua dasar ini dijadikan
pedoman dalam rangka membina aparatur negara agar penuh kesetiaan
danketaatan kepada Pancasila dan UUD 45 dan kepada pemerintah untuk bersatu
padu bermental baik, berwibawa, berdaya guna, berhasil guna, bersih mutudan
penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugasnya dalam
pembangunan.Di Indonesia, guru dan organisasi profesi guru bertanggung jawab
atas pelaksanaan Kode Etik Guru Indonesia (KEGI). Kode Etik harus
mengintegral pada perilaku guru. Disamping itu, guru dan organisasi guru
berkewajiban menyosialisasikan kode etik dimaksud kepada rekan sejawat,
penyelenggara pendidikan, masyarakat, dan pemerintah. Bagi guru, kode etik
tidak bolehdilanggar baik disengaja maupun tidak.

Dengan demikian, sebagai tenaga profesional, guru bekerja dipandu oleh Kode
Etik .Kode etik profesi guru dirumuskan dan disepakati oleh organisasiatau
asosiasi profesi guru.Kode etik yang telah disepakati merupakan standaretika
kerja bagi penyandang profesi guru. Di dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang
guru dan dosen disebutkan bahwa “Guru membentuk organisasi atauasosiasi
profesi yang bersifat independen.” Organisasi atau asosiasi profesi guru berfungsi
untuk memajukan profesi, meningkatkan kompetensi, karier,
wawasankependidikan, perlindungan profesi, kesejahteraan, dan pengabdian
kepada masyarakat.

Sejalan dengan itu UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan


dosenmengamanatkan bahwa guru wajib menjadi anggota organisasi atau asosiasi
profesi. Pembentukan organisasi atau asosiasi profesi dimaksud dilakukan
sesuaidengan peraturan perundang-undangan. Pada sisi lain UU No. 14 Tahun
2005tentang Guru dan Dosen mengamanatkan bahwa untuk menjaga
danmeningkatkan kehormatan dan martabat guru dalam pelaksanaan
tugaskeprofesian, organisasi atau asosiasi profesi guru membentuk kode etik.Kode
etik dimaksud berisi norma dan etika yang mengikat perilaku guru dalam
pelaksanaan tugas keprofesian.

C.FUNGSI KODE ETIK

Pada dasarnya kode etik memiliki fungsi ganda yaitu sebagai perlindungandan
pengembangan bagi profesi. Kode etik guru sesungguhnya merupakan pedoman
yang mengatur hubungan guru dengan teman kerja, murid dan walimurid,
pimpinan dan masyarakat serta dengan misi tugasnya. Pentingnya kodeetik guru
dengan temab kerjanya difungsikan sebagai penghubung serta salingmendukung
dalam bidang dan menyukseskan misi dalam mendidik peserta didik.Etika
hubungan guru dengan peserta didik dengan terciptanya hubungan
berupaahubungan yang bersifat membantu dengan mengupayakan terjadinya iklim
belajaryang kondusif bagi perkembangan peserta didik. Dengan ditandai dengan
adanya perilaku empati, penerimaan dan penghargaan, kehangatan dan
perhatian,keterbukaan dan ketulusan serta kejelasan ekspresi seorang guru.
Seorang guruapabila ingin menjadi guru yang profesional harusnya mendalam
serta memilikietika diatas. Etika hubungan garis dengan pemimpin disekolah
menuntut adanyakepercayaan.Bahwa guru percaya kepada pimpinan dalam
memberi tugas dapatyang sesuai dengan kemampuan serta guru percaya apapun
yang telah dikerjakanmendapatkan imbalan dan sebaliknya bahwa pimpinan harus
yakin bahwa tugasyang telah diberikan telah sukses dilaksanakan. Guru sangat
perlu memeliharahubungan baik dengan masyarakat untuk kepentingan
pendidikan. Guru juga harus menghaayati apa saja yang menjadi tanggung
jawabnya.Fungsi kode etik dapat disimpulkan dengan beberapa poin berikut:

1.Agar guru memiliki pedoman dan arah yang jelas dalam melaksanakantugasnya,
sehingga terhindar dari penyimpangan profesi.

2.Agar guru bertanggung jawab atas profesinya.

3.Agar profesi guru terhindar dari perpecahan dan pertentangan internal.

4.Agar guru dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan.

5.Agar profesi ini membantu memecahkan masalah dan mengembangkan diri.

D.TUJUAN KODE ETIK

Pada dasarnya tujuan merumuskan kode etik dalam suatu profesi adalahuntuk
kepentingan anggota dan kepentingan organisasi profesi itu sendiri. Secara umum
tujuan mengadakan kode etik adalah sebagai berikut:

1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi

Dalam hal ini kode etik dapat menjaga pandangan dan kesan dari pihak luaratau
masyarakat umum agar jangan sampai memandang rendah atau terhadap profesi
yang bersangkutan. Oleh karena itu setiap kode etik suatu profesi akan melarang
berbagai bentuk tindak-tanduk atau kelakuan anggota profesi yangdapat
mencemarkan nama baik profesi. Dari segi ini kode etik juga sering kalidisebut
kode kehormatan.

2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya

Yang dimaksud kesejahteraan di sini meliputi baik kesejahteraan lahir(material)


maupun kesejahteraan batin (spiritual atau mental). Dalam halkesejahteraan lahir
para anggota profesi, kode etik umumnya memuatlarangan-larangan kepada para
anggotanya untuk melakukan perbuatan- perbuatan yang merugikan kesejahteraan
para anggotanya. Misalnya denganmenetapkan tarif-tarif minimum bagi honorium
anggota profesi dalammelaksanakan tugasnya, sehingga siapapun yang
mengadakan tarif di bawahminimum akan dianggap tercela dan merugikan rekan-
rekan seprofesi. Dalamhal kesejahteraan batin para anggota profesi, kode etik
umumnya memberi petunjuk-petunjuk para anggotanya untuk melaksanakan
profesinya. Kodeetik juga sering mengandung peraturan-peraturan yang bertujuan
membatasitingkah laku yang tidak pantas atau tidak jujur bagi para anggota
profesidalam berinteraksi dengan sesama rekan anggota profesi.

3. Untuk meningkatkan pengabadian para anggota profesi

Tujuan lain kode etik dapat juga berkaitan dengan peningkatan kegiatan
pengabdian profesi, sehingga bagi anggota profesi daapat dengan
mudahmengetahui tugas dan tanggung jawab pengabdian dalam
melaksanakantugasnya. Oleh karena itu, kode etik merumuskan ketentuan-
ketentuan yang perlu dilakukan para anggota profesi dalam menjalankan
tugasnya.

4. Untuk meningkatkan mutu profesiUntuk meningkatkan mutu profesi kode etik


juga memuat norma-norma dananjuran agar para anggota profesi selalu berusaha
untuk meningkatkan mutu pengabdian para anggotanya.5. Untuk meningkatkan
mutu organisasi profesi
E.ISI KODE ETIK GURU

Adapun rumusan kode etik guru yang merupakan kerangka pedoman gurudalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan hasil kongresPGRI
XIII yang terdiri dari sembilan poin berikut:

1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia


pembangunan yang ber-Pancasila.

2. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum


sesuaidengan kebutuhan anak didik masing-masing

3. Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh informasi


tentanganak didik tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan.

Untuk itu ada ha-hal yang perlu diperhatikan yakni:

a. Segala bentuk kekakuan dan ketakutan harus dihilangkan dari perasaananak


didik, tetapi sebaliknya harus dirangsang sedemikian rupa sehinggatercipta
sifat terbuka, berani mengemukakan pendapat dan mampumemecahkan segala
masalah yang dihadapinya.

b. Semua tindakan guru terhadap anak didik harus selalu mengandung


unsurkasih sayang ibarat orang tua dengan anaknya. Guru harus bersifat
sabar,ramah dan terbuka.c. Diusahakan guru dan anak didik dalam satu
kebersamaan orientasi agartidak menimbulkan suasana konflik.

4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan


baikdengan orang tua murid bagi kepentingan anak didik.

5. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar


sekolahnyamaupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan.

6. Guru secara sendiri dan atau bersama-sama berusaha mengembangkan


danmeningkatkan mutu profesinya.

7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan baik antarsesama guru, baik


berdasarkan lingkungan kerja maupun di dalam hubungan keseluruhan.
8. Guru secara bersama-sama memelihara, membina dan meningkatkan
mutuorganisasi guru professional sebagai sarana pengabdiannya.

9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan


pemerintah dalam bidang pendidikan.

Dengan memahami sembilan butir kode etik guru seperti diuraikan di


atas,diharapkan guru mampu berperan secara aktif dalam upaya memberikan
motivasi kepada subjek belajar yang dihadapi oleh anak didik atau subjek belajar
berartiakan dapat dipecahkan atas bimbingan guru dan kemampuan serta
kegairahan mereka sendiri.Dengan demikian, kegiatan belajar-mengajar akan
berjalan dengan baik sehingga hasilnya optimal.

F.SIKAP POSITIF TERHADAP KODE ETIK GURU

1. Kepada Peserta Didik

Dalam penerapan Kode Etik Guru Indonesia, guru mesti bertindak profesional
dalam melaksanakan tugas mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, mengevaluasi proses dan hasil belajar peserta didiknya. Selain
itu, guru juga harus menghormati martabat dan hak-hak serta memperlakukan
peserta didik secara adil dan objektif. Selain memperhatikan keberlangsungan
pendidikan peserta didiknya, guru juga mesti dapat memastikan bahwa peserta
didiknya merasa aman, sehat dan terhindar dari segala gangguan dalam proses
belajar mengajar. Peran kode etik inilah yang menjadi panduan, semangat dan
penerapan nilai dan menjadi kunci sukses kualitas SDM peserta didik. Baca Juga:
Memahami Kurikulum Pendidikan di Indonesia

2. Kepada Orang Tua

Murid Tak hanya berhubungan dengan peserta didiknya, guru juga secara tidak
langsung berhubungan dengan orang tua atau wali peserta didik. Karena itulah,
guru dituntut dapat profesional menghadapi orang tua atau wali peserta didik yang
menginginkan anaknya mendapatkan pendidikan yang terbaik. Hubungan guru
dengan orang tua atau wali peserta didik juga diatur dalam kode etik guru yang
salah satu tugasnya memberikan informasi terkait perkembangan peserta didiknya.
Konsultasi yang dibutuhkan orang tua atau wali peserta demi kemajuan
pendidikan anak, harus diemban baik oleh guru. Tentu tidak mudah bagi seorang
guru untuk menempatkan posisi sebagai konsultan, sebab orang tua atau wali
peserta didik belum tentu punya misi dan visi yang sama dengan peserta didik.
Disinilah peran penting kode etik memberikan pencerahan serta batasan. Sebab
kode etik diperlukan bukan semata-mata untuk keuntungan pribadi.

3. Kepada Masyarakat

Sebagai salah satu agen pembangun bangsa, guru punya tanggung jawab besar di
masyarakat. Maka itu, diatur pula kode etik guru dalam kehidupan bermasyarakat.
Guru harus menjadi teladan di kehidupan sosial dan bermasyarakat. Dalam kode
etik di kehidupan bermasyarakat, guru dituntut dapat menjalin hubungan yang
harmonis dan dapat membangun komunikasi dengan masyarakat. Bahkan ketika
ada kejadian sosial di tengah masyarakat yang bersinggungan dengan pendidikan
atau sebuah norma dan perilaku, guru juga turut berperan serta dalam mengambil
keputusan. Mampu menjadi contoh, teladan dan sebagai agen perubahan sosial
menjadikan posisi guru dalam kehidupan bermasyarakat sangat vital.

4. Terhadap Teman Sejawat

Kode etik guru juga mengatur hubungan dengan teman satu profesi. Maksud di
sini sangat baik yaitu supaya sebagai rekan sesama guru saling mendukung dan
mengingatkan dimanapun berada. Lewat kode etik kepada teman sejawat untuk
saling menghormati, menghargai, dan saling percaya akan rekan satu profesi. Oleh
karena itu dalam satu pasal tertulis agar rekan satu profesi harus dapat saling
membangun hubungan kekeluargaan, solidaritas dan saling menghormati baik di
lingkungan sekolah maupun di luar. Saling membantu untuk pengembangan diri
juga dianjurkan sesama guru, gunanya tidak hanya untuk kepentingan pribadi
semata tapi membangun dasar pendidikan lebih berkualitas.
BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Tujuan suatu profesi menyusun kode etik adalah untuk


menjunjung tinggi martabat profesi, menjaga dan memelihara
kesejahteraan para anggota, meningkatkan pengabdian anggota
profesi, dan meningkatkan mutu profesi dan mutu organisasi
profesi. Penetapan kode etik tidak boleh dilakukan secara
perorangan, tetapi harus dilakukan oleh organisasi yang berwenang
sesuai dengan profesinya.

Kode etik guru sesungguhnya merupakan pedoman yang


mengatur hubungan guru dengan teman sejawat, peserta
didik, pemimpin, masyarakat, dan dengan misi
tugasnya. Jalinan hubungan tersebut dilakukan untuk kepentingan
perkembangan siswa secara optimal, secara jelas hubungan itu
diatur oleh kode etik.

Guru menghayati apa saja yang menjadi tugasnya. Guru selalu


berupaya meningkatkan profesionalisme dan kinerjanya.
Peningkatan profesionalisme dapat dilakukan melalui pendalaman
dan mengikuti perkembangan terkini ilmu keguruan atau
kependidikan, atau dengan cara melanjutkan studi ke jenjang yang
lebih tinggi, serta berpartisipasi dalam kegiatan keprofesian yang
relavan. Peningkatan kinerja dapat diawali dari mencintai profesi
pendidikan, sehingga profesi ini menjadi bagian dari hidupnya.

B.SARAN

Disarankan bagi pembaca untuk mengkaji lebih lanjut berbagai kode etik
guru dari pengertian,tujuan,hakikatnya hingga isi kode etik agar dapat lebih
paham dan mengerti
DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.Jakarta:
Rineka CiptaPurwanto Ngalim.2005. Administrasi dan Supervisi Pendidikan .PT
RemajaRosdakarya Offset:BandungSutjipto dan Raflis Kosasi. 1999. Profesi Keguruan.
Jakarta : PT. Rineka CiptaSardiman A.M.2007. Interaksi dan Motivasi Belajar
Mengajar .PT Raja GrafindoPersada:Jakarta

Soedijarto,1993. Menuju Pendidikan Nasional Yang Relevan dan Bermutu. Jakarta: Balai Pustaka.
Imron, Ali, 1996. Kebijakan Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Gardon,
Thomas dan Mudjito, 1990.Guru yang Efektif. Jakarta: CV Rajawali.
Sardiman A.M.2007.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.PT Raja Grafindo Persada:Jakarta
Purwanto Ngalim.2005.Administrasi dan Supevisi Pendidikan.PT Remaja Rosdakarya Offset:Bandung
Ondi,saonndi. 2010. Etika Profesi Keguruan. PT.Refika Aditama: Bandung
Ali, Mudlofir. 2013. Pendidik Profesional. PT Raja Grafindo Persada:Jakarta
Slameto,2010.Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Kedisiplinan Siswa Kelas XI SMA
N 5 Semarang Melalui Model PBL Materi Transformasi Geometri.Jurnal Profesi
Keguruaan.Universitas Negri Semarang.
Pidarta, Made 2007, landasan kependidikan stimulus ilmu pendidikan bercorak indonesia, Jakarta: PT
RINEKA CIPTA.
Lama, Buchari, 2010, Guru Professional Mengusai Metode dan Terampil Mengajar, Bandung;alfabeta

Anda mungkin juga menyukai