Habibah
Email: 2110111220001@mhs.ulm.ac.id
Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin
Abstrak
Profesi diartikan sebagai suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian,
tertentu tidak semua pekerjaan dapat disebut profesi, tetapi setiap profesi adalah pekerjaan
karena terdapat persyaratan-persyaratan khusus yang harus dipenuhi sehingga suatu bidang
pekerjaan dapat disebut sebagai profesi. Guru dapat digolongkan sebagai profesi karena
guru mempunyai keahlian, yang didapat melalui pendidikan dan latihan khusus; memiliki
tanggung jawab; kode etik tertentu; dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang diluar
bidang pendidikan. Kode etik untuk suatu profesi ini dapat menghindari dari tindakan-
tindakan yang semena-mena atau asusila. Selain PGRI adalagi organisasi profesi guru yaitu
MGPM, ISPI, IPBI, IGI, PGSI, FSGI, FGII, Pergunu. Misi utama seorang guru adalah
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi. Arti
dari filosofis pendidikan di Indonesia “Ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso,
tutwuri handayani” secara singkat yaitu “Di depan memberi contoh, di tengah membangun
semangat, di belakang memberi dorongan.
PENDAHULUAN
Di dunia terdapat puluhan bahkan ratusan profesi. Profesi diartikan sebagai suatu
pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, yang didapat melalui pendidikan dan
pelatihan tertentu, menurut persyaratan khusus memiliki tanggung jawab dan kode etik
tertentu. Profesi juga diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang
menyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan
akademis yang insentif. Berdasarkan pada beberapa kreteria tersebut, maka profesi
merupakan bidang pekerjaan yang dinilai telah memenuhi kreteria. Artinya suatu pekerjaan
atau jabatan yang disebut profesi tidak dapat dipegang oleh sembarang orang, tetapi
memerlukan persiapan melalui pendidikan dan pelatihan secara khusus. Dengan kata lain
tidak semua pekerjaan dapat disebut profesi, tetapi setiap profesi adalah pekerjaan karena
terdapat persyaratan-persyaratan khusus yang harus dipenuhi sehingga suatu bidang
pekerjaan dapat disebut sebagai profesi. (Heri Susanto, 2020 : 13)
Adapun salah satu profesi yang ada di tingkat pendidikan yaitu profesi guru. Guru
dapat digolongkan sebagai profesi karena guru mempunyai keahlian, yang didapat melalui
pendidikan dan latihan khusus; memiliki tanggung jawab; kode etik tertentu; dan tidak
dapat dilakukan oleh sembarang orang diluar bidang pendidikan. Sehingga guru dapat
digolongkan sebagai profesi. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 4 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1 mengartikan, Guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dosen adalah pendidik profesional dan
ilmuan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat. Menurut National Education Association (NEA), syarat guru sebagai
profesi terpenuhi karena memiliki kreteria: (1) Jabatan yang melibatkan kegiatan
intelektual, (2) Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus, (3) Jabatan
yang memerlukan persiapan professional yang lama, (4) Jabatan yang melibatkan atau
memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan, (5) Jabatan yang menjanjikan
karier hidup dalam keanggotaan yang permanen, (6) Jabatan yang menentukan baku
(standar) sendiri, (7) Jabatan yang lebih mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi,
(8) Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
Profesi guru adalah posisi yang strategis bagi pemberdayaan dan pembelajaran
suatu bangsa yang tidak mungkin digantikan oleh unsur manapun dalam kehidupan sebuah
bangsa sejak dulu. Semakin signifikannya keberadaan guru melaksanakan peran dan
tugasnya semakin terciptanya kehandalan dan terbinanya kesiapan seseorang. Dengan kata
lain potret manusia yang akan datang tercermin dari potret guru di masa sekarang dan gerak
maju dinamika kehidupan sangat bergantung dari citra guru di tengah-tengah masyarakat.
Masyarakat mana yang tidak membutuhkan profesi guru. Tidak dapat dipungkiri bahwa
masyarakat tanpa profesi guru tidak mungkin tercipta suatu generasi unggul, kreatif dan
cerdas. Di Indonesia penghargaan terhadap profesi guru belumlah sebaik di negara lain,
akan tetapi sejak diterapkannya sertifikat profesi guru, guru mengalami kemajuan
signifikan. Jadi profesi guru sangatlah penting bagi bangsa agar terciptanya generasi-
generasi muda yang aktif, inovatif, unggul, cerdas, kreatif, dan berbobot.
SIMPULAN
Profesi diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang menyaratkan
pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang
insentif. Jadi tidak semua pekerjaan dapat disebut profesi, tetapi setiap profesi adalah
pekerjaan. Guru dapat digolongkan sebagai profesi karena guru mempunyai keahlian, yang
didapat melalui pendidikan dan latihan khusus; memiliki tanggung jawab; kode etik
tertentu; dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang diluar bidang pendidikan. Profesi
guru adalah posisi yang strategis bagi pemberdayaan dan pembelajaran suatu bangsa yang
tidak mungkin digantikan oleh unsur manapun dalam kehidupan sebuah bangsa sejak dulu.
Tidak dapat dipungkiri bahwa masyarakat tanpa profesi guru tidak mungkin tercipta suatu
generasi unggul, kreatif dan cerdas.
Kode etik untuk suatu profesi sangat diperlukan atau penting sekali, karena dengan
adanya kode etik untuk suatu profesi ini dapat menghindari dari tindakan-tindakan yang
semena-mena atau melakukan perbuatan asusila. Jadi kode etik memiliki fungsi
perlingdungan dan pengembangan profesi, karena salah satunya kode etik melindungi
profesi dari campur tangan pemerintah. Profesi perlu memiliki organisasi profesi karena
organisasi profesi mempunyai tujuan organisasi yaitu untuk mempertinggi kesadaran sikap,
mutu dan kegiatan suatu profesi serta meningkatkan kesejahteraan suatu profesi, memberi
manfaat kepada anggota profesi dan untuk mencapai tujuan bersama. Adapun keuntungan
adanya organisasi profesi guru yaitu menetapkan dan menegakkan kode etik guru. Selain
PGRI adalagi organisasi profesi guru yaitu MGPM, ISPI, IPBI, IGI, PGSI, FSGI, FGII,
Pergunu.
Misi utama seorang guru dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005, dikatakan
guru adalah pendidik profesional dengan tugas/ misi utama seorang guru yaitu mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan normal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Adapun arti dari filosofis pendidikan di Indonesia “Ing ngarso sung tulodo, ing
madya mangun karso, tutwuri handayani” secara singkat yaitu “Di depan memberi contoh,
di tengah membangun semangat, di belakang memberi dorongan.
REFERENSI
Susanto, H., Irmawati, I., Akmal, H., & Abbas, E. W. (2021). Media Film Dokumenter dan
Pengaruhnya Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. HISTORIA: Jurnal
Program Studi Pendidikan Sejarah, 9(1), 65-78.
Anis, M. Z. A., Putro, H. P. N., Susanto, H., & Hastuti, K. P. (2020). Historical Thinking
Model in Achieving Cognitive Dimension of Indonesian History Learning.
PalArch's Journal of Archaeology of Egypt/Egyptology, 17(7), 7894-7906.
Anis, M. Z. A., Susanto, H., & Mardiani, F. (2021, February). Analysis of the Effectiveness
of MPBH: The Mains of Mandai as a Saving Food in Banjarmasin Community. In
The 2nd International Conference on Social Sciences Education (ICSSE 2020)
(pp. 89-94). Atlantis Press.
Afrina, A., Abbas, E. W., & Susanto, H. (2021). The Role of Historical Science in Social
Studies Learning Materials for Increasing Values of Student's Nationalism. The
Innovation of Social Studies Journal, 3(1), 1-8.
Efendi, I., Prawitasari, M., & Susanto, H. (2021). Implementasi Penilaian Pembelajaran
Pada Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Sejarah. Prabayaksa: Journal of History
Education, 1(1), 21-25.
Prawitasari, M., & Susanto, H. (2021). RETROGRESI PENGGUNAAN MEDIA DARING
DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH MASA PANDEMI COVID-19. Jurnal
Education and Development, 9(4), 173-177.
Anis, M. Z. A., Susanto, H., & Fathurrahman, F. (2021). Studi Evaluatif Pembelajaran
Sejarah Daring Pada Masa Pandemi Covid-19. Fajar Historia: Jurnal Ilmu
Sejarah dan Pendidikan, 5(1), 60-69.
Wahidah, M. N., Putro, H. P., Syaharuddin, S., Prawitasari, M., Anis, M. Z. A., & Susanto,
H. (2021). Dinamika Pendidikan Dasar Islam Sabilal Muhtadin Banjarmasin
(1986-2019). PAKIS (Publikasi Berkala Pendidikan Ilmu Sosial), 1(1).