Anda di halaman 1dari 11

GURU SEBAGAI PROFESI DAN PEKERJAAN YANG MULIA

Habibah
Email: 2110111220001@mhs.ulm.ac.id
Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin

Abstrak
Profesi diartikan sebagai suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian,
tertentu tidak semua pekerjaan dapat disebut profesi, tetapi setiap profesi adalah pekerjaan
karena terdapat persyaratan-persyaratan khusus yang harus dipenuhi sehingga suatu bidang
pekerjaan dapat disebut sebagai profesi. Guru dapat digolongkan sebagai profesi karena
guru mempunyai keahlian, yang didapat melalui pendidikan dan latihan khusus; memiliki
tanggung jawab; kode etik tertentu; dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang diluar
bidang pendidikan. Kode etik untuk suatu profesi ini dapat menghindari dari tindakan-
tindakan yang semena-mena atau asusila. Selain PGRI adalagi organisasi profesi guru yaitu
MGPM, ISPI, IPBI, IGI, PGSI, FSGI, FGII, Pergunu. Misi utama seorang guru adalah
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi. Arti
dari filosofis pendidikan di Indonesia “Ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso,
tutwuri handayani” secara singkat yaitu “Di depan memberi contoh, di tengah membangun
semangat, di belakang memberi dorongan.

PENDAHULUAN
Di dunia terdapat puluhan bahkan ratusan profesi. Profesi diartikan sebagai suatu
pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, yang didapat melalui pendidikan dan
pelatihan tertentu, menurut persyaratan khusus memiliki tanggung jawab dan kode etik
tertentu. Profesi juga diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang
menyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan
akademis yang insentif. Berdasarkan pada beberapa kreteria tersebut, maka profesi
merupakan bidang pekerjaan yang dinilai telah memenuhi kreteria. Artinya suatu pekerjaan
atau jabatan yang disebut profesi tidak dapat dipegang oleh sembarang orang, tetapi
memerlukan persiapan melalui pendidikan dan pelatihan secara khusus. Dengan kata lain
tidak semua pekerjaan dapat disebut profesi, tetapi setiap profesi adalah pekerjaan karena
terdapat persyaratan-persyaratan khusus yang harus dipenuhi sehingga suatu bidang
pekerjaan dapat disebut sebagai profesi. (Heri Susanto, 2020 : 13)
Adapun salah satu profesi yang ada di tingkat pendidikan yaitu profesi guru. Guru
dapat digolongkan sebagai profesi karena guru mempunyai keahlian, yang didapat melalui
pendidikan dan latihan khusus; memiliki tanggung jawab; kode etik tertentu; dan tidak
dapat dilakukan oleh sembarang orang diluar bidang pendidikan. Sehingga guru dapat
digolongkan sebagai profesi. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 4 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1 mengartikan, Guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dosen adalah pendidik profesional dan
ilmuan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat. Menurut National Education Association (NEA), syarat guru sebagai
profesi terpenuhi karena memiliki kreteria: (1) Jabatan yang melibatkan kegiatan
intelektual, (2) Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus, (3) Jabatan
yang memerlukan persiapan professional yang lama, (4) Jabatan yang melibatkan atau
memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan, (5) Jabatan yang menjanjikan
karier hidup dalam keanggotaan yang permanen, (6) Jabatan yang menentukan baku
(standar) sendiri, (7) Jabatan yang lebih mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi,
(8) Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
Profesi guru adalah posisi yang strategis bagi pemberdayaan dan pembelajaran
suatu bangsa yang tidak mungkin digantikan oleh unsur manapun dalam kehidupan sebuah
bangsa sejak dulu. Semakin signifikannya keberadaan guru melaksanakan peran dan
tugasnya semakin terciptanya kehandalan dan terbinanya kesiapan seseorang. Dengan kata
lain potret manusia yang akan datang tercermin dari potret guru di masa sekarang dan gerak
maju dinamika kehidupan sangat bergantung dari citra guru di tengah-tengah masyarakat.
Masyarakat mana yang tidak membutuhkan profesi guru. Tidak dapat dipungkiri bahwa
masyarakat tanpa profesi guru tidak mungkin tercipta suatu generasi unggul, kreatif dan
cerdas. Di Indonesia penghargaan terhadap profesi guru belumlah sebaik di negara lain,
akan tetapi sejak diterapkannya sertifikat profesi guru, guru mengalami kemajuan
signifikan. Jadi profesi guru sangatlah penting bagi bangsa agar terciptanya generasi-
generasi muda yang aktif, inovatif, unggul, cerdas, kreatif, dan berbobot.

ATRIBUT PROFESI GURU


Kode etik sangat penting untuk suatu profesi. Etik berasal dari bahasa Yunani yaitu
kata “Ethos” yang berarti suatu kehendak atau kebiasaan baik yang tetap. Menurut kamus
besar bahasa Indonesia etika/moral adalah ajaran baik dan buruk mengenai perbuatan,
sikap, kewajiban dan sebagainya. Menurut K. Bertenes, etika adalah nilai-nilai atau norma
yang menjadi pegangan bagi seseorang dalam mengantur tingkah lakunya. Dari kesimpulan
di atas, dapat dikatakan bahwa etika merupakan ajaran yang baik dan buruk tentang
perbuatan dan tingkah laku yang dibatasi oleh norma-norma tertentu. Oleh karena itu,
sangat penting untuk suatu profesi, karena kode etik merupakan ketentuan yang mengikat
semua sikap dan perbuatan suatu profesi. Kode etik bisa disamakan dengan norma karena
kalau melanggarnya tidak mendapatkan sanksi hukum, tetapi yang melanggar kode etik
akan mendapatkan sanksi sosial seperti cemoohan, dianggap tidak memiliki etika,
pengucilan dalam pergaulan, dijauhi orang, mendapat hinaan, celaan dan lain sebagainya.
(Heri Susanto, 2020 : 21-22) Adapun tujuan kode etik adalah sebagai berikut.
a. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi
b. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya
c. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi
d. Untuk meningkatkan mutu profesi
e. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi
Dapat disimpulkan bahwa kode etik untuk suatu profesi sangat diperlukan atau
penting sekali, karena dengan adanya kode etik untuk suatu profesi ini dapat menghindari
dari tindakan-tindakan yang semena-mena atau melakukan perbuatan asusila. Maka dari itu,
suatu profesi perlu memiliki “kode etik” dan menjadikan sebagai pedoman yang mengatur
suatu profesi selama dalam masa pengabdian.
Pada dasarnya kode etik memiliki fungsi ganda yaitu sebagai perlindungan dan
pengembangan bagi profesi. Fungsi seperti itu sama seperti apa yang dikemukakan oleh :
a. Gibson dan Michel (1945 : 449) yang lebih mementingkan pada kode etik sebagai
pedoman pelaksanaan tugas professional dan pedoman bagi masyarakat sebagai
seorang professional.
b. Biggs dan Blocher (1986 : 10) mengemukakan tiga fungsu kode etik yaitu : (1)
Melindungi suatu profesi dari campur tangan pemerintah, (2) Mencegah terjadinya
pertentangan internal dalam suatu profesi, (3) Melindungi para praktisi dari
kesalahan praktik suatu profesi.
c. Oteng Sutisna (1986 : 364) bahwa pentingnya kode etik guru dengan teman
kerjanya difungsikan sebagai penghubung serta saling mendukung dalam bidang
mensukseskan misi dalam mendidik peserta didik.
d. Sutan Zahri dan Syahmiah Syahrun (1992) mengemukakan empat fungsi kode etik
guru bagi guru itu sendiri, yaitu : (1) Agar guru terhindar dari penyimpangan tugas
yang menjadi tanggung jawabnya, (2) Untuk mengatur hubungan guru dengan
muid, teman kerja, masyarkat dan pemerintah, (3) Sebagai pegangan dan pedoman
tingkah laku guru agar lebih bertanggung jawab pada profesinya, (4) Pemberi arah
dan petunjuk yang benar kepada mereka yang menggunakan profesinya dalam
melaksanakan tugas.
Jadi kode etik memiliki fungsi perlingdungan dan pengembangan profesi, karena
Pertama, kode etik melindungi profesi dari campur tangan pemerintah, dengan adanya kode
etik yang jelas, terlebih khusus dalam rangka mengatur hubungan antara anggota profesi
dengan pihak eksternal (pemerintah) akan memberikan kejelasan tentang apa yang harus
dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. Hal ini menjadi sangat penting, karena menjalin
hubungan dengan pihak pemerintah sebagai suatu bagian yang berkuasa dalam suatu
daerah, tentunya akan sangat berpengaruh besar terhadap jalannya suatu perusahaan,
sehingga dengan adanya kode etik ini, pemerintah tidak akan “semena-mena” melakukan
yang tidak baik terhadap anggota profesi. Kedua, kode etik yang dapat mencegah
perpecahan internal perusahaan. Dengan adanya kode etik, hal ini akan memberikan
kejelasan tentang cara menjalin hubungan yang baik dengan rekan sejawat, yang tentunya
akan sangat mempengaruhi peforma dari masing-masing anggota profesi untuk bekerja
dengan maksimal dan dengan motavasi yang benar, tanpa ada perasaan iri atau
ketidaksukaan dalam bekerja. Ketiga, melindungi praktisi dari kesalah praktik suatu
profesi. Hal ini berkaitan dengan hasil kerja oleh para praktisi dalam suatu profesi. Dengan
kode etik, tentunya para anggota profesi yang bijaksana tidak akan memberikan kemudahan
dalam penyelewengan tindakan bekerja, yang nantinya hanya akan merugikan bagi dirinya
sendiri dan perusahaan. Selain itu, hal tersebut juga akan memberikan penggambaran lebih
baik kepada setiap anggota profesi untuk tidak melakukan kesalahan-kesalahan sekecil
apapun itu dalam bekerja.
Profesi perlu memiliki organisasi profesi karena organisasi profesi mempunyai
tujuan organisasi yaitu untuk mempertinggi kesadaran sikap, mutu dan kegiatan suatu
profesi serta meningkatkan kesejahteraan suatu profesi, memberi manfaat kepada anggota
profesi dan untuk mencapai tujuan bersama. Adapun pengertian dari organisasi profesi
adalah suatu wadah perkumpulan orang-orang yang memiliki suatu keahlian khusus yang
merupakan cri khas dari bidang keahlian tertentu. Dikatakan ciri khas karena bidang
tersebut diperoleh bukan secara kebetulan oleh sembarang orang, tetapi diperoleh melalui
suatu jalur khusus. Dalam prakteknya sebagai pekerjaan profesional yang melayani
masyarakat tentunya memerlukan satu wadah organisasi yang anggotanya adalah orang-
orang yang memiliki pekerjaan atau keahlian yang sejenis.
Adapun keuntungan dari adanya organisasi profesi guru bagi guru Indonesia yaitu
sebagai berikut:
• Menetapkan dan menegakkan kode etik guru.
• Dapat mencapai tujuan yang diharapkan bersama dengan lebih efisien.
• Memberikan bantuan hukum kepada guru.
• Memberikan perlindungan profesi guru.
• Melakukan pembinaan dan pengembangan profesi guru.
• Memajukan pendidikan nasional.
• Dapat mempersatukan seluruh anggota profesi guru dalam kiprahnya menjalankan
tugas keprofesiannya.
• Dapat meningkatkan kemampuan profesional profesi guru
Adapun organisasi profesi guru yaitu PGRI. Persatuan Guru Republik Indonesia
(PGRI) lahir pada tanggal 25 November 1945. Cikal bakal organisasi PGRI ini di awali
dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) tahun 1912, kemudian berubah
nama menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI) tahun 1932. Salah satu tujuan organisasi ini
yaitu membela dan memperjuangkan nasib guru khususnya dan nasib buruh pada umumnya
(organisasi ketenagakerjaan). Organisasi ini berperan sebagai wahana memperjuangkan
peningkatan kualifikasi dan kompetensi bagi guru, wahana mempertinggi kesadaran dan
sikap guru dan tenaga pendidikan dalam meningkatkan mutu dan profesi dan pelayanan
kepada masyarakat, wahana menegakkan dan melaksanakan kode etik dan ikrar guru
Indonesia, dan lain-lain. Adapun organisasi guru selain PGRI beserta perannya sebagai
berikut.
• Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) merupakan suatu wadah atau asosiasi
atau perkumpulan bagi guru mata pelajaran yang berada di suatu sanggar atau
kabupaten/kota yang berfungsi sebagai sarana untuk saling berkomunikasi, belajar
dan bertukar pikiran dan pengalaman dalam rangka meningkatkan kinerja guru
sebagai praktisi atau perilaku perubahan reorientasi pembelajaran di kelas. Adapun
salah tujuan MGMP yaitu untuk mengembangkan kreatifitas dan inovasi dalam
meningkatkan profesionalisme guru, memperluas wawasan dan pengetahuan guru
mata pelajaran dalam upaya mewujudkan pembelajaran yang efektif dan efisien.
Peran MGMP yaitu meningkatkan dan memperkuat kompetensi guru melalui
diskusi dan pelatihan serta memfasilitasi guru dalam bidang studi yang sama dalam
bertukar pendapat dan pengalaman.
• Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) berdiri pada pertengahan tahun 1960.
Pada awalnya organisasi ini bersifat regional karena berbagai hal menyangkut
komunikasi antaranggotanya. Adapun peranan atau tujuan ISPI yaitu menghimpun
para sarjana pendidikan dari berbagai spesialisasi di seluruh Indonesia,
meningkatkan sikap dan kemampuan profesional para anggotanya, membina serta
mengembangkan ilmu seni dan teknologi pendidikan dalam rangka membantu
pemerintah mensukseskan pembangunan bangsa dan negara dan lain-lain.
• Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI) didirikan di Malang pada tanggal 17
Desember 1975. Organisasi profesi pendidikan yang bersifat keilmuan dan
profesional ini berhasrat memberikan sumbangan dan ikut serta secara lebih nyata
dan positif dalam menunaikan kewajiban dan tanggung jawabnya sebagai guru
pembimbing. Organisasi ini merupakan himpunan para petugas bimbingan
seIndonesia dan bertujuan mengembangkan serta memajukan bimbingan sebagai
ilmu dan profesi dalam rangka meningkatkan mutu layanan. Adapun peranan IPBI
yaitu meningkatkan mutu profesi bimbingan, mengidentifikasi dan mengiventarisasi
tenaga ahli, menghimpun para petugas di bidang bimbingan dalam wadah
organisasi.
• Ikatan Guru Indonesia (IGI) adalah organisasi pendidikan yang beranggotakan guru,
dosen, dan pemerhati pendidikan di Indonesia. Lembaga ini didirikan pada tanggal
26 November 2009 dan disahkan oleh Kementerian Hukum dan HAM dengan Surat
Keputusan. IGI sebagai sebuah organisasi profesi bersifat independen, netral, dan
mandiri dengan visi memperjuangkan mutu, profesionalisme dan kesejahteraan guru
Indonesia, serta turut secara aktif mencerdaskan kehidupan bangsa. Setiap anggota
IGI akan mendapatkan Kartu Anggota sebagai identitas keanggotaan. Peran IGI
yaitu memperjuangkan mutu, profesionalisme, dan kesejahteraan guru Indonesia,
serta turut secara aktif mencerdaskan kehidupan bangsa. Misinya mewujudkan
peningkatan mutu, profesionalisme, kesejahteraan, perlindungan profesi guru, dan
pengabdian kepada masyarakat.
• Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGSI) adalah organisasi profesi guru yang
bersifat terbuka, independen, dan non Partai politik dengan prinsip solidaritas
profesi guru di Indonesia dan di dunia, PGSI dideklarasikan pada tanggal 7 Juli
2011 di Jakarta. PGSI merupakan salah satu organisasi profesi guru, yang resmi
tercatat di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. PGSI ini berperan sebagai
badan memperjuangkan hak guru, memberikan advokasi dan perlindungan kepada
anggotanya, meningkatkan profesionalisme guru, meningkatkan peran pendidikan
serta guru dalam setiap pengambilan kebijakan pendidikan mulai dari tingkat satuan
pendidikan sampai tingkat nasional.
• Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) adalah organisasi profesi guru tingkat
nasional yang sudah berbadan hukum dan di dirikan oleh para guru pada 23 Januari
2011. FSGI beberbentuk federasi sehingga anggota di level nasional adalah
organisasi guru lokal/daerah. Sedangkan organisasi guru lokal beranggotakan
individu-individu. Adapun peranan FSGI yaitu memberikan kesempatan pada guru
dan masyarakat untuk aktif dalam setiap pengambilan kebijakan terkait pendidikan
agar kebijakan tersebut bisa berkembang secara akuntabel, transparan, dan
partisipatif. Dengan demikian, akan terbentuk demokratisasi pendidikan yang
harmonis.
• Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) merupakan badan otonom NU yang
menjadi tempat bernaungnya guru, dosen, dan ustadz. Terbentuknya Pergunu
diawali dengan Kongres Lembaga Pendidikan Ma’arif NU tahun 1952. Salah satu
hasil konferensi tersebut adalah mengusulkan adanya organisasi guru di lingkup
pendidikan NU. Sebagai organisasi profesi, Pergunu mengusung paradigma
profesionalitas, independensi, tidak berafiliasi dengan politik manapun, dan sejalan
dengan Khittah 1962 yang menunjuk NU sebagai organisasi sosial keagamaan.
Peranan Pergunu yaitu memberikan perlindungan profesi sebagai guru upaya untuk
mendorong peningkatan kesejahteraan guru.
• Federasi Guru Independen Indonesia (FGII) deklarasikan oleh berbagai guru dan
juga organisasi-organisasi guru yang berasal dari seluruh Indonesia pada tanggal 17
Januari 2002. Organisasi ini berperan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan
membebaskan guru serta anak didik dari pembodohan secara struktural,
keterkungkungan bagi profesinya, maka sudah saatnyalah di era reformasi sekarang
guru harus bangkit untuk menjadi “Sang Pembebas” dan menjadikan pendidikan
sebagai wahana pencerahan dan pembebasan, sehingga pendidikan tidak lagi
menjadi tempat pembodohan dan pengkerdilan ilmu pengetahuan, melainkan
sebagai wahana pengembangan diri siswa dan guru secara profesional, mandiri,
kreatif, inovatif, dan bertanggung jawab. Untuk itu adalah penting kehadiran
Organisasi Guru yang Independen dan bebas dari campur tangan negara/pemerintah.

PERAN, HAK DAN KEWAJIBAN GURU


Misi utama seorang guru dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005, dikatakan
guru adalah pendidik profesional dengan tugas/ misi utama seorang guru yaitu mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan normal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Guru dapat diartikan sebagai orang yang tugasnya terkait dengan upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua aspeknya, baik spiritual dan emosional,
intelektual, fisikal, maupun aspek lainnya.
Jika diidentifikasi dari filosofi pendidikan Indonesia yang dicetuskan Ki Hadjar
Dewantara "ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, tutwuri handayani" maka
peran guru adalah (Heri Susanto, 2020 : 38-39) sebagai berikut:
• Role model (ing ngarso sung tulodo), memberikan teladan kepada siswa karena
fungsi guru menjadi pemimpin siswa dalam kegiatan pembelajaran.
• Motor penggerak (ing madya mangun karso), guru harus menjadi penggerak inovasi
dalam proses pendidikan dan penggerak peradaban dengan cara mengarahkan siswa
untuk melakukan yang benar.
• Motivator (tutwuri handayani), mampu memberikan dorongan semangat kepada
siswa untuk mengadapi setiap persoalan dan mempelajaran nilai-nilai kehidupan.
Cara saya memaknai filosofis tadi dengan cara, menonton video dengan jeli dan
diiringi dengan membaca buku profesi keguruan, lalu memaknai filosofis pendidikan di
Indonesia “Ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, tutwuri handayani” sesuai
dengan apa yang dilihat dan dibaca. Adapun arti dari filosofis pendidikan di Indonesia “Ing
ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, tutwuri handayani” secara singkat yaitu “Di
depan memberi contoh, di tengah membangun semangat, di belakang memberi dorongan.

SIMPULAN
Profesi diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang menyaratkan
pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang
insentif. Jadi tidak semua pekerjaan dapat disebut profesi, tetapi setiap profesi adalah
pekerjaan. Guru dapat digolongkan sebagai profesi karena guru mempunyai keahlian, yang
didapat melalui pendidikan dan latihan khusus; memiliki tanggung jawab; kode etik
tertentu; dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang diluar bidang pendidikan. Profesi
guru adalah posisi yang strategis bagi pemberdayaan dan pembelajaran suatu bangsa yang
tidak mungkin digantikan oleh unsur manapun dalam kehidupan sebuah bangsa sejak dulu.
Tidak dapat dipungkiri bahwa masyarakat tanpa profesi guru tidak mungkin tercipta suatu
generasi unggul, kreatif dan cerdas.
Kode etik untuk suatu profesi sangat diperlukan atau penting sekali, karena dengan
adanya kode etik untuk suatu profesi ini dapat menghindari dari tindakan-tindakan yang
semena-mena atau melakukan perbuatan asusila. Jadi kode etik memiliki fungsi
perlingdungan dan pengembangan profesi, karena salah satunya kode etik melindungi
profesi dari campur tangan pemerintah. Profesi perlu memiliki organisasi profesi karena
organisasi profesi mempunyai tujuan organisasi yaitu untuk mempertinggi kesadaran sikap,
mutu dan kegiatan suatu profesi serta meningkatkan kesejahteraan suatu profesi, memberi
manfaat kepada anggota profesi dan untuk mencapai tujuan bersama. Adapun keuntungan
adanya organisasi profesi guru yaitu menetapkan dan menegakkan kode etik guru. Selain
PGRI adalagi organisasi profesi guru yaitu MGPM, ISPI, IPBI, IGI, PGSI, FSGI, FGII,
Pergunu.
Misi utama seorang guru dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005, dikatakan
guru adalah pendidik profesional dengan tugas/ misi utama seorang guru yaitu mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan normal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Adapun arti dari filosofis pendidikan di Indonesia “Ing ngarso sung tulodo, ing
madya mangun karso, tutwuri handayani” secara singkat yaitu “Di depan memberi contoh,
di tengah membangun semangat, di belakang memberi dorongan.

REFERENSI

Susanto, H., Irmawati, I., Akmal, H., & Abbas, E. W. (2021). Media Film Dokumenter dan
Pengaruhnya Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. HISTORIA: Jurnal
Program Studi Pendidikan Sejarah, 9(1), 65-78.
Anis, M. Z. A., Putro, H. P. N., Susanto, H., & Hastuti, K. P. (2020). Historical Thinking
Model in Achieving Cognitive Dimension of Indonesian History Learning.
PalArch's Journal of Archaeology of Egypt/Egyptology, 17(7), 7894-7906.
Anis, M. Z. A., Susanto, H., & Mardiani, F. (2021, February). Analysis of the Effectiveness
of MPBH: The Mains of Mandai as a Saving Food in Banjarmasin Community. In
The 2nd International Conference on Social Sciences Education (ICSSE 2020)
(pp. 89-94). Atlantis Press.
Afrina, A., Abbas, E. W., & Susanto, H. (2021). The Role of Historical Science in Social
Studies Learning Materials for Increasing Values of Student's Nationalism. The
Innovation of Social Studies Journal, 3(1), 1-8.
Efendi, I., Prawitasari, M., & Susanto, H. (2021). Implementasi Penilaian Pembelajaran
Pada Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Sejarah. Prabayaksa: Journal of History
Education, 1(1), 21-25.
Prawitasari, M., & Susanto, H. (2021). RETROGRESI PENGGUNAAN MEDIA DARING
DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH MASA PANDEMI COVID-19. Jurnal
Education and Development, 9(4), 173-177.
Anis, M. Z. A., Susanto, H., & Fathurrahman, F. (2021). Studi Evaluatif Pembelajaran
Sejarah Daring Pada Masa Pandemi Covid-19. Fajar Historia: Jurnal Ilmu
Sejarah dan Pendidikan, 5(1), 60-69.
Wahidah, M. N., Putro, H. P., Syaharuddin, S., Prawitasari, M., Anis, M. Z. A., & Susanto,
H. (2021). Dinamika Pendidikan Dasar Islam Sabilal Muhtadin Banjarmasin
(1986-2019). PAKIS (Publikasi Berkala Pendidikan Ilmu Sosial), 1(1).

Anda mungkin juga menyukai