Anda di halaman 1dari 5

PERAN PROFESI KEGURUAN DALAM PENDIDIKAN

Aknes Mutia Ulandari


Email: 2110111320015@mhs.ulm.ac.id
Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin

Abstrak
Profesi secara etimologi berasal dari kata profession (inggris) yang berasal dari
bahasa latin profesus yang berarti “mampu atau ahli dalam suatu bentuk pekerjaan”. Profesi
dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, yang didapat
melalui pendidikan dan latihan tertentu, menurut persyaratan khusus memilki tanggung
jawab dan kode etik tertentu. Guru ialah orang pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan
pendidikan menengah. Guru sebagai profesi tentu memiliki organisasi yang menaunginya
dan mempunyai kode etik untuk mengatur para guru disetiap tindakan terutama ketika dalam
hal pembelajaran. Profesi guru pun mempunyai peran, hak, kewajiban peran yang utamase
bagaimana yang sudah tercantum dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005.

PENDAHULUAN
Profesi secara etimologi berasal dari kata profession (inggris) yang berasal dari
bahasa latin profesus yang berarti “mampu atau ahli dalam suatu bentuk pekerjaan”. Profesi
dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, yang didapat
melalui pendidikan dan latihan tertentu, menurut persyaratan khusus memilki tanggung
jawab dan kode etik tertentu. Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pekerjaan yang
menuntut keahlian seseorang dan didapat melalui adanya proses Pendidikan. Pekerjaan yang
bersifat profesional berbeda dengan pekerjaan lainnya karena suatu profesi memerlukan
kemampuan dan keahlian khusus dalam melaksanakan profesinya. Artinya suatu pekerjaan
jabatan yang disebut profesi tidak dapat dapat dipegang oleh sembarang orang, tetapi
memerlukan persiapan melalui pendidikan dan pelatihan secara khusus (Musriadi, 2016: 27-
30) (Susanto, 2020: 13).
Guru memiliki jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak
dapat dilakukan oleh sembarang orang diluar bidang Pendidikan. Guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (Susanto, 2020: 16-17).
Profesi guru sangat penting karena guru orang yang merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran, menilai serta membimbingan membimbing peserta didik untuk meraih
citacita dan memiliki budi pekerti. Profesi guru merupakan profesi yang dapat menentukan
masa depan bangsa. Kualitas pendidkan sangat ditentukan oleh berbagai faktor, namun yang
paling utama dan sangat dominan adalah kualitas professional seorang guru.

ATRIBUT PROFESI GURU


Kode etik sangat penting bagi profesi karena didalam kode etik terdapatnilai-nilai
atau norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang. Kode etik akan mendorong
mereka berperilakusesuai dengan norma-norma yang dilarang oleh etika profesi yang
diteta[kan oleh organisasi atau asosiasi profesinya selama menjalankan tugas-tugas
professional dan kehidupan sebagai warga negara dan anggota masyarakat. Norma-norma
tersebut berisi petunjuk-petunjuk bagi para anggota profesi tentang bagaimana mereka
melaksanakan profesinya dan larangan-larangan yaitu ketentuan tentang apa yang tidak boleh
diperbuat atau dilaksanakan oleh mereka, tidak saja dalam menjalankan tugas profesi
mereka, melainkan juga menyangkut tingkah laku anggota profesi pada umumnya dalam
pergaulannya sehari-hari dalam masyarakat.
Pada dasarnya kode etik memiliki fungsi ganda yaitu sebagai perlindungan dan
pengembangan bagi profesi. Fungsi seperti Itu sama seperti apa yang dikemukakan oleh:
a. Gibson dan Michel (1945 : 449) yang lebih mementingkan pada kode etik sebagai
pedoman pelaksanaan tugas professional dan pedoman bagi masyarakat sebagai seseorang
professional.
b. Biggs dan Blocher (1986 : 10) mengemukakan tiga fungsi kode etik yaitu : (1) Melindungi
suatu profesi dari campur tangan pemerintah, (2) Mencegah terjadinya pertentangan internal
dalam suatu profesi. (3) Melindungi para praktisi dari kesalahan praktik suatu profesi. c.
Oteng Sutisna ( 1986 : 364) bahwa pentingnya kode etik guru dengan teman kerjanya
berfungsikan sebagai penghubung serta saling mendukung dalam mendidik peserta didik. d.
Sultan Zahri dan Syahmiar Syahrul (1992) mengemukan empat fungsi kode etik guru bagi
guru itu sendiri, antara lain: 1) Agar guru terhindar dari penyimpangan tugas yang menjadi
tanggung jawabnya. 2) Untuk mengatur hubungan guru dengan murid, teman sekerja,
masyarakat dan pemerintah. 3) Sebagai pegangan dan pedoman tingkah laku guru agar lebih
bertanggung jawab pada profesinya. 4) Pemberi arah dan petunjuk yang benar kepada mereka
yang menggunakan profesinya dalam melaksanakan tugas.

GURU DAN INSPIRASI KEMAJUAN PENDIDIKAN INDONESIA


Guru merupakan satu di antara profesi di bidang pendidikan. Dalam Undang-Undang
No. 14 Tahun 2005, dikatan guru adalah pendidik profesi dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarah, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidik usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Guru dapat diartikan sebagai orang yang tugasnya terkait dengan upaya mencerdaskan
kehidupan bangsa dalam semua aspeknya, baik spiritual dan emosional, intelektual, fisikal,
maupun aspek lainnya. Hak-hak guru merupakan apa-apa saja yang didapatkan oleh
seseorang yang memiliki profesi guru, dan kewajiban guru adalah apa-apa saja yang harus
dilaksanakan seorang guru dalam menjalankan profesinya. Hak dan kewajiban guru ini
dituangkan dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru hak yang dimiliki dan kewajiban
yang harus dilaksanakan. Tugas guru tidak hanya sebagai suatu profesi, tetapi juga sebagai
suatu tugas kemanusian dan kemasyarakatan. Tugas guru sebagai suatu profesi menuntut
kepada guru untuk mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Mendidik, mengajar, dan melatih anak didik adalah tugas
seorang guru sebagai profesi. Tugas guru sebagai pelatih berarti mengembangkan
keterampilan dan menerapkannya dalam kehidupan demi masa depan peserta didik
(Djamarah, 2000: 37) (Susanto, 2020: 37)
Jika diidentifikasi dari filosofi pendidikan Indonesia yang mencetuskan Ki Hadjar
Dewantara “ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, tutwuri handayani” maka
peran guru adalah sebagai berikut:
1. Role model (ing ngarso sung tulodo), memberikan teladan kepada siswa karena fungsi
guru menjadi pemimpin siswa dalam kegiatan pembelajara.
2. Motor penggerak (ing madya mangun karso), guru harus menjadi penggerak inovasi dalam
proses pendidikan dan penggerak peradaban dengan cara mengarahkan siswa untuk
melakukan yang benar.
3. Motivator (tutwuri handayani), mampu memberikan dorongan semangat kepada
kepada siswa untuk menghadapi setiap persoalan dan mempelajari nilai-nilai kehidupan
(Susanto, 2020: 37).

SIMPULAN
Profesi guru sangat penting karena guru orang yang merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran, menilai serta membimbingan membimbing peserta didik untuk meraih
citacita dan memiliki budi pekerti. Kode etik akan mendorong mereka berperilaku sesuai
dengan norma-norma yang dilarang oleh etika profesi yang diteta[kan oleh organisasi atau
asosiasi profesinya selama menjalankan tugas-tugas professional dan kehidupan sebagai
warga negara dan anggota masyarakat. Norma-norma tersebut berisi petunjuk-petunjuk bagi
para anggota profesi tentang bagaimana mereka melaksanakan profesinya dan larangan-
larangan yaitu ketentuan tentang apa yang tidak boleh diperbuat atau dilaksanakan oleh
mereka, tidak saja dalam menjalankan tugas profesi mereka, melainkan juga menyangkut
tingkah laku anggota profesi pada umumnya dalam pergaulannya sehari-hari dalam
masyarakat. Fungsi seperti Itu sama seperti apa yang dikemukakan oleh: a. Gibson dan
Michel (1945 : 449) yang lebih mementingkan pada kode etik sebagai pedoman pelaksanaan
tugas professional dan pedoman bagi masyarakat sebagai seseorang professional, 14 Tahun
2005, dikatan guru adalah pendidik profesi dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarah, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidik
usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Hak-hak guru
merupakan apa-apa saja yang didapatkan oleh seseorang yang memiliki profesi guru, dan
kewajiban guru adalah apa-apa saja yang harus dilaksanakan seorang guru dalam
menjalankan profesinya. Tugas guru sebagai pelatih berarti mengembangkan keterampilan
dan menerapkannya dalam kehidupan demi masa depan peserta didik (Djamarah, 2000: 37)
(Susanto, 2020: 37).
REFERENSI

Susanto, H., Irmawati, I., Akmal, H., & Abbas, E. W. (2021). Media Film Dokumenter dan
Pengaruhnya Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. HISTORIA: Jurnal
Program Studi Pendidikan Sejarah, 9(1), 65-78.
Anis, M. Z. A., Putro, H. P. N., Susanto, H., & Hastuti, K. P. (2020). Historical Thinking
Model in Achieving Cognitive Dimension of Indonesian History Learning.
PalArch's Journal of Archaeology of Egypt/Egyptology, 17(7), 7894-7906.
Anis, M. Z. A., Susanto, H., & Mardiani, F. (2021, February). Analysis of the Effectiveness
of MPBH: The Mains of Mandai as a Saving Food in Banjarmasin Community. In
The 2nd International Conference on Social Sciences Education (ICSSE 2020)
(pp. 89-94). Atlantis Press.
Afrina, A., Abbas, E. W., & Susanto, H. (2021). The Role of Historical Science in Social
Studies Learning Materials for Increasing Values of Student's Nationalism. The
Innovation of Social Studies Journal, 3(1), 1-8.
Efendi, I., Prawitasari, M., & Susanto, H. (2021). Implementasi Penilaian Pembelajaran
Pada Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Sejarah. Prabayaksa: Journal of History
Education, 1(1), 21-25.
Prawitasari, M., & Susanto, H. (2021). RETROGRESI PENGGUNAAN MEDIA DARING
DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH MASA PANDEMI COVID-19. Jurnal
Education and Development, 9(4), 173-177.
Anis, M. Z. A., Susanto, H., & Fathurrahman, F. (2021). Studi Evaluatif Pembelajaran
Sejarah Daring Pada Masa Pandemi Covid-19. Fajar Historia: Jurnal Ilmu
Sejarah dan Pendidikan, 5(1), 60-69.
Wahidah, M. N., Putro, H. P., Syaharuddin, S., Prawitasari, M., Anis, M. Z. A., & Susanto,
H. (2021). Dinamika Pendidikan Dasar Islam Sabilal Muhtadin Banjarmasin
(1986-2019). PAKIS (Publikasi Berkala Pendidikan Ilmu Sosial), 1(1).

Anda mungkin juga menyukai