Anda di halaman 1dari 8

Sikap Profesional seorang guru

Nurul Maulida Arifa


Email: 2110128220014@mhs.ulm.ac.id
Program Studi Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin

Abstrak
Profesi merupakan pekerjaan yang memerlukan keahlian dan kemampuan dalam bidang
yang dikuasai yang didapat melalu pendidikan atau pelatihan khusus dan mempunyai
persyaratan sebagai profesi. dalam hal ini profesi tidak sama dengan pekerjaan biasa yang
sering disalahkan oleh orang awam yang berasumsi profesi dan pendidikan itu sama. Guru
adalah salah satu pekerjaan yang tergolong kedalam profesi di bidang kependidikan yang
memiliki peran, hak dan kewajiban serta kompetensi yang berdasarkan UU NO. 14 tahun
2015 tentang guru dan dosen.

PENDAHULUAN
Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan keahlian serta kemampuan yang
diperoleh dari pendidikan tinggi, namun selama puluhan tahun banyak yang tidak
memahami konsep profesi sebenarnya dan menyamakan profesi dengan pekerjaan pada
umumnya. Yang sebenarnya profesi dan pekerjaan biasa tidak sama. Profesi berasal dari
kata profesus berasal dari bahasa latin yang artinya ahli dalam suatu bentuk pekerjaan.
Profesi diartikan sebagai pekerjaan atau jabatan yang menuntut kemampuan dalam bidang
tertentu dikuasai yang didapat melalui pendidikan akademis dan pelatihan tertentu. hal
tersebut menyatakan bahwa pekerjaan yang bersifat profesional berbeda dari pekerjaan
yang bisa, karena sebuah profesi memerlukan keahlian serta kemampuan khusus dalam
pelaksanaannya sebagai profesi (Susanto, 2020: 13).
Dari penjelasan diatas tidak semua pekerjaan dapat disebut profesi dikarenakan
sebuah profesi mempunyai persyaratan khusus yang perlu dipenuhi sehingga bidang
pekerjaan tersebut dapat digolongkan sebagai profesi. Sebuah pekerjaan digolognkan
kedalam bidang profesi jikalau mempunyai persyaratan khusus, ada beberapa syarat –
syarat umum yang dapat menggolongkan sebuah pekerjaan menjadi profesi. Pertama,
profesi perlu memiliki spesialisasi ilmu, hal ini dikarenakan sebagai profesi harus memiliki
latar belakang keilmuan yang sesuai dalam bidangnya. Kedua, profesi harus mempunyai
kode etik dalam menjalankan profesinya, hal tersebut untuk menjaga matsbst sebuag

1
profesi serta menjadi pendoman bagi masyarakat dalam menjalankan tugasnya. Ketiga,
Profesi memiliki organisasi agar menjadi wadah untuk mengembangjan profesi melalui
komunikasi, inovasi dan sharing dalam sebuah profesi, profesi yang memiliki organisasi
juga bisa menjadi simbol kuatnya bidang profesi di lingkungan masyarakat. Keempat,
Profesi diakui oleh masyarakat karena perannya dalam suatu bidang keahlian khudu yang
dimiliki,
Kelima, seseorang menjadikan profesi sebagai panggilan hidup yang mengabdikan
sepanjang hayatnya untuk bekerja secara penuh dan tidak henti mendalami keilmuan
dibidang profesi, lama pengabdian setara dengan kemampuan sesorang yang semakin ahli
dalam bidang profesinya. Keenam, Profesi dilengkapi kecakapan diagnostik agar memiliki
kemampuan memperkirakan, membedakan, menganalisis serta menangani permasalahan.
Terakhir, Profesi mempunyai klien yang jelas misalnya dokter memiliki pasien sebagai
kliennya, guru mempunyai peserta didik atau anak murid sebagai kliennya. Dengan
kejelasan klien ini suaru profesi tidak dapat beralih tanpa latar belakang keahlian yang
relevan. (Susanto, 2020: 14 - 16).
Salah satu pekerjaan yang digolongkan kedalam bidang profesi, yakni Guru.
Seprang guru mempunyai keahlian dan kemampuan dalam bidang pendidikan yang sudah
dilatih dan memiliki latar pendidikan di bidang keguruan. Dalam UU RI N0. 14 tahun
2005 pasal 1 tentang guru dan dosen bahwa guru merupakan pendidik profesional dengan
mengemban tugas utama medidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik pada jenjang pendidikan anak usia dini melalui jalur formal
pendidikan dasar dan menengah. (Susanto, 2020: 16). Diketahui guru mempunyai latar
belakang pendidikan hal tersebut menyatakan bahwa guru tidak dapat dilakukan oleh
sembarang orang hanya seseorang yang mempunyai kemampuan khusus dalam bidang
keguruan yang berada dalam pendidikan. Demikian bahwa profesi adalah pekerjaan yang
memerlukan keahlian dan keterampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis
dan profesi memiliki persyaratan khusus dan guru termasuk kedalam golongan profesi
karena mempunyai kemampuan dan keahlian di bidang pendidikan dan memenuhi syarat
sebagai pekerjaan yang masuk kedalam golongan profesi.

PERAN GURU SEBAGAI SEBUAH PROFESI


Penjelasan diatas menyebutkan guru termasuk kedalam golongan profesi, Mengapa
demikian? Karena guru merupaka suatu profesi yang memiliki keterampilan dan keahlian
khusus dalam pendidikan serta memenuhi syarat sebagai sebuah profesi. Syarat guru
menjadi profesi ialah guru mempunyai spesialisasi ilmu dalam bidang pendidikan dan
keguruan yang berdasarkan latar belakang profesinya. Lalu guru memiliki kode etik dang
disebut juga kode etik profesi keguruan, dimana kode etik ini menjadi landasan dan standar
perilaku seorang guru serta dapat memposisikan guru sebagai tenaga profesi yang
terhirmat, mulia dan bertabat disertai perlindungan oleh undang – undang. Profesi guru

2
memiliki organisasi sebagai wadai menampung dan pengembangan melalui komunikasi
dan inovasi. Guru memiliki bermacam – macam bentuk organisasi profesi seperti PGRI (
Persatuan Guru Republik Indonesia), PERGUNU (Persatuan Guru Nahdlatul Ulama), FSGI
(Federasi Serikat Guru Indonesia) dan FGII (Federasi Guru Independen Indonesia)
Persyaratan selanjutnya Guru terbukti mempunyai peran sesuai bidangnya
dipendidikan, dan telah diakui oleh masyarakat, guru mendapat pangilan hidup dalam
mengabdikan karir sepanjang hayatnya didalam profesinya, lanjut guru memiliki
percakapan diagnostik yang membantunya memperkirakan penyebab masalah serta
menganalisis, menentukan ciri – ciri gejala dan mengetahui cara menyelesaikan masalah
dalam lingkungan sekolah. terakhir yaitu guru mempunyai klien yang jelas yakni seorang
murid atau peserta didik. profesi tertua di dunia adalah guru yang umurnya sama dengan
peradapan manusia dipermukaan bumi. Posisi guru berperan penting dalam pemberdayaan
dan pembelajaran suatu bangsa dari masa ke masa. Keberadaan guru dalam melaksanakan
perannya menjadi potret manusia dimasa akan datang yang tercemin dari potret guru di
masa sekarang. Citra seorang guru tergantung bagaimana dia berperan dalam lingkungan
masyarakat.
Di indonesia guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional di bidang
pendidikan yang mencakup jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan anak usia dini di jalur pendidikan normal . Profesi guru di bidang pendidikan
mempunyai hak dan kewajiban dalam menjalankan tugasnya di dunia pendidikan. Hak –
hak guru ialah apa – apa saja yang didapatkan seorang guru dalam menjalankan tugasnya
sedangkan kewajiban guru adalah ketentuan yang harus dilaksanakan oleh guru dalam
melaksanakan tugasnya sebagai tenaga kependidikan. Berdasarkan Undang – Undang No.
14 tahun 2005 Pasal satu bahwa guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan dasar, menegdi Iah dan pendidikan anak usia dini di jalur
pendidikan formal.
Tokoh pendidikan di Indonesia, Ki Hajar dewantara mencetuskan filosofi
pendidikan yakni, ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso dan tut wuri
handayani” yang didalamnya memiliki peran guru sebagai Role model yang diambil dari
ing ngarso sung tulodo yang artinya seorang pemimpin memberikan suri tauladan. Disini
guru sebagai suri tauladan atau role model bagi peserta didiknya dan juga guru berfungsi
menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran. peran guru sebagai motor penggerak dari
kalimat ing madya mangun karso yang artinya seseorang yang berada ditengah
kesibukannya harus mampu membangkitkan semangat. Dalam hal ini guru harus bisa
menjadi penggerak inovasi dan membangkitkan semangat dalam proses pendidikan.
selanjutnya sebagai motivator dalam kalimat tut wuri handayani yang berarti seseorang
harus memberikan dorongan dan semangat kerja dari belakang dan guru berperan dalam
mendorong semangat siswa dalam menghadapi persoalan dan mempelajari nilai – nilai

3
kehidupan dan juga menjadi motivator peserta didik dalam kehidupannya. (Susanto, 2020:
38 - 39).

Guru berperan signifikan dalam proses belajar mengajar yang meliputi banyak hal
seperti sebagai pengajar, motivator, manager kelas, supervisor, konsuler, eksplorator dan
sebagainya. Perana guru juga dikemukakan oleh Uzer Usman (2007:9) yang dikutip dari
Arianti (2019 : 118 – 120) sebagai mana peran guru menjadi demonstrator yakni guru
hendaknya menguasai bahan ajar yang diajarkan dan senatiasa di kembangkan dalam artian
bahwa perlu meningkatkan keilmuan yang dimiliki karena hal tersebut berperan penting
dalam mentukan hasil belajar yang telah dicapai peserta didik. selanjutnya guru berperan
dalam pengelolaan kelas, peran tersebut dimiliki agar memberikan pengaruh terhadap
proses mengajar dan belajar dikelas. Keberhasilan guru dalam mengajar ditentukan oleh
aktivitas siswa dalam proses belajar, yang demikian dapat menjadi keberhasilan siswa
dalam belajar yang didapat dari peran guru sebagai pengajar. Peran guru sebagai moderator,
yakni guru berperan menjadi pemimpin dalam proses belajar mengajar yang juga guru
harus memahami tentang media pendidikan yang menjadi alat komunikasi dalam belajar
mengajar. Kemudian peran guru sebagai fasilitator bahwa guru mampu berperan dalam
menyediakan media pendidikan berupa narasumber, buku teks, majalah ataupun surat kabar
yang menjadi fasilitas sekaligus sumber dalam proses belajar dan mengajar.
Kemudian, guru berperan sebagai evaluator yang artinya guru mengadakan evaluasi
dari hasil pembelajaran dari waktu kewaktu selama periode tertentu hal tersebut diadakan
agar mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, dan penguasaan siswa terhadap
pembelajaran, serta keefektifan metode mengajar. Dan terakhir peran guru sebagai
motivator yang berperan memberi orientasi kepada peserta didik serta dorongan semangat
dalam belajar. (Arianti 2019 : 118 – 120). Selain peran yang dimiliki guru memiliki hak
dan kewajiban. Hak – hak yang dimiliki guru diatur dalamUU No. 14 Tahun 2005 tentang
guru dan dosen pada bagian 2 pasal 14 yakni : (1) Memperoleh penghasilan di atas
kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial, (2) Mendapatkan promosi dan
penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja. (3) Memperoleh perlindungan dalam
melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual (kecerdasan), (4) Memperoleh
kesempatan untuk meningkatkan kompetensi, (5) Memperoleh dan memanfaatkan sarana
dan prasarana pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalan, (6)
Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan,
penghargaan, dan sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik
guru, dan peraturan perundang-undangan, (7) Memperoleh rasa aman dan jaminan
keselamatan dalammelaksanakan tugasnya, (8) Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam
organisasi profesi, (9) Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan
pendidikan, (10) Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan

4
kualifikasi akademik, (11) Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidang
pendidikan (Susanto, 2020: 44 - 45).
Kewajiban bagi guru pun terkandung dalam UU No. 14 tahun 2005 tentang guru
dan dosen pasal 20, yakni : (a) merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses
pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran, (b)
meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara
berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, (c)
bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama,
suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga dab status sosial ekonomi
peserta didik dalam pembelajran, (d) menjunjung tinggi peraturan perundang – undangan,
hukum dan kode etik guru, serta nilai – nilai agama dan etika (e) memelihara dan memupuk
persatuan dan kesatuan bangsa (Susanto, 2020: 48).
GURU INDONESIA DAN TANTANGAN PROFESIONALISME
Guru memiliki sikap profesional yang juga disebut sebagai profesionalisme.
Sebelum masuk kepembahasan apa itu sikap profesional? Menurut Soetjipto (2007) yang
dikutip Sartika, & Muchtar, (2014 : 3). Sikap profesional merupakan pola dari tingkah laku
seorang guru terhadap profesi yang digeluti. Pola tingkah laku tersebut dapat terwujud pada
perilaku guru dalam melaksanakan tugasnya. Sikap profesional bisa juga disebut atau secara
praktisnya profesionalisme yang merupakan sikap dari seorang profesional itu sendiri dimana
menjelaskan bahwa setiap pekerjaan hendaknya dilaksanakan oleh seseorang yang mempunyai
kemampuan dibidang profesinya. (Susanto, 2020: 62). Konsep profesionalisme yang
dikembangkan oleh Hall (1968) merupakan konsep profesionalisme yang dipandang
peneliti sebagai cerminan sikap dan perilaku seorang profesional.
Sikap profesional ini diperlukan untuk kemajuan pendidikan di indonesia, karena
profesionalisme mengacu kedalam ketentuan dalam menjalankan profesi yang diperoleh
dari pengakuan suatu afiliasi, memahami dan mengikuti unsur keputusan yang diambil oleh
profesi dan memiliki dedikasi serta menunjukkan rasa tanggung jawab sosial dalam
menjalankan tugasnya. Pada dasarnya profesionalisme merupakan ciri individu dalam
memenuhi kriteria – kriteria yang sudah ditentukan. Profesionalisme diperlukan guru dan
pendidikan indonesia untuk menunjang kelancaran guru dalam melaksanakan tugasnya di
bidang pendidikan. profesinalisme guru diketahui bahwa sikap yang berdasarkan dari kemampuan
dan keahlian khusus serta diperlukan pengetahuan, sikap dan keterampilan khusus. Karena itukah
profesionalisme seorang guru diperlukan dalam pendidikan di Indonesia.
Selain sikap profesional guru memiliki kompetensi profesional guru, sebelum masuk
kedalam penjelasan. Kompotensi disini ialah kemampuan yang menunjukkan perpaduan antara
pengetahuan, sikap, keterampilan dan kemapuan dalam suatu bidang profesi. Kompetensi dan
profesionalisme berkaitan dalam menjalankan profesi yang wajib ada di bidang profesi tersebut.
Dalam undang – undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen mengemukakan ada empat
kompetensi yang harus dimiliki seorang guru, yaitu kompotensi profesional, kompetensi pedagogik,
kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian. Kompotensi profesional ini adalah kemampuan

5
yang harus dimiliki oleh seorang guru. menurut Cooper (1984 : 15) kompotensi profesional terbagi
menjadi 4 yakni, mempunyai pengetahuan tentang belajardan tingkah laku manusia, mempunyai
pengetahuan dan bidang yang dikuasai, mempunyai keterampilan dalam teknik mengajar serta
mempunyai sikap yang tepat dalam diri sendiri, sekolah dan tempat kerja. Kompetensi selanjutnya
yakni kompetensi pedagogik, dalam proses pembelajaran, kompetensi pedagogik ini salah satu
kemampuan guru dalam pengelolaan proses pembelajaran peserta didik untuk mewujudkan guru
yang dapat mencerdaskan kehidupan bangsa. Menjadi guru memiliki tantangan tersendiri dan tidak
mudah dalam menjalankannya hal ini memerlukan kemampuan untuk terus belajar dari
permasalahan yang ditemukan. Selanjutnya kompetensi sosial guru yang merupakan kemampuan
guru dalam memahami dirinya sendiri sebagai bagian dari masyarakat serta mampu
mengembangkan tugas sebagai anggota dalam masyarakat. Terakhir ada kompetensi kepribadian
guru adalah salah satu dari kemampuan guru yang perlu dikuasai. Dalam peraturan pemerintahan
No. 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan yang disebutkan bahwa kompetensi
kerpribadian guru ialah kemampuan kepribaduan yang mantap, stabil, dewasa, bijaksana,
berwibawa, berakhlak mulia, menjadi teladan bagi masyarakat, mengevaluasi hasil kinerja serta
mengembangkan diri.
SIMPULAN
Dapat disimpulkan dari artikel ini bahwa profesi merupakan perkejaan yang
membutuhkan kemampuan dan keahlian dalam bidang yang dikuasai didapat melalui
pendidikan akademis dan pelatihan tertentu. Salah satunya guru yang tergolong kedalam
profesi dikarenakan guru memiliki kemampuan serta keahlian dalam profesi kependidikan
dan telah memenuhi persyaratan sebagai profesi seperti mempunyai spesialisasi ilmu
dalam bidang pendidikan dan keguruan yang berdasarkan latar belakang profesinya. Lalu
guru memiliki kode etik dang disebut juga kode etik profesi keguruan, dimana kode etik ini
menjadi landasan dan standar perilaku seorang guru serta dapat memposisikan guru sebagai
tenaga profesi yang terhirmat, mulia dan bertabat disertai perlindungan oleh undang –
undang. Profesi guru memiliki organisasi sebagai wadai menampung dan pengembangan
melalui komunikasi dan inovasi. Guru memiliki bermacam – macam bentuk organisasi
profesi salah satunya PGRI ( Persatuan Guru Republik Indonesia). kemudian Guru terbukti
mempunyai peran sesuai bidangnya dipendidikan, dan telah diakui oleh masyarakat, guru
mendapat pangilan hidup dalam mengabdikan karir sepanjang hayatnya didalam
profesinya, lanjut guru memiliki percakapan diagnostik yang membantunya memperkirakan
penyebab masalah serta menganalisis, menentukan ciri – ciri gejala dan mengetahui cara
menyelesaikan masalah dalam lingkungan sekolah. terakhir yaitu guru mempunyai klien
yang jelas yakni seorang murid atau peserta didik.
Guru juga memiliki peran, hak dan kewajiban yang terdapat pada Undang – Undang
No. 14 tahun 2005 yang membahas dan menjabarkan seluruh peran, hak dan kewajiban
dalam guru sebagai profesi kependidikan. Guru mempunyai sikap profesional yang
diperlukan untuk kemajuan pendidikan di indonesia, karena profesionalisme mengacu
kedalam ketentuan dalam menjalankan profesi yang diperoleh dari pengakuan suatu afiliasi,

6
memahami dan mengikuti unsur keputusan yang diambil oleh profesi dan memiliki
dedikasi serta menunjukkan rasa tanggung jawab sosial dalam menjalankan tugasnya. dan
dalam Undang – Undang No. 14 tahun 2005 guru yang mebagi kompetensi guru menjadi 4
yakni kompotensi profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial dan kompetensi
kepribadian.
REFERENSI

Afrina, A., Abbas, E. W., & Susanto, H. (2021). The Role of Historical Science in Social
Studies Learning Materials for Increasing Values of Student's Nationalism. The
Innovation of Social Studies Journal, 3(1), 1-8.
Anis, M. Z. A., Susanto, H., & Fathurrahman, F. (2021). Studi Evaluatif Pembelajaran
Sejarah Daring Pada Masa Pandemi Covid-19. Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah
dan Pendidikan, 5(1), 60-69.
Efendi, I., Prawitasari, M., & Susanto, H. (2021). Implementasi Penilaian Pembelajaran
Pada Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Sejarah. Prabayaksa: Journal of History
Education, 1(1), 21-25.
Prawitasari, M., & Susanto, H. (2021). RETROGRESI PENGGUNAAN MEDIA DARING
DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH MASA PANDEMI COVID-19. Jurnal
Education and Development, 9(4), 173-177.
Susanto, H. (2020). Profesi Keguruan. Banjarmasin: FKIP Universitas Lambung
Mangkurat.
Susanto, H., & Akmal, H. (2018). Efektivitas Penggunaan Aplikasi Pembelajaran Berbasis
Mobile Smartphone Sebagai Media Pengenalan Sejarah Lokal Masa Revolusi Fisik
Di Kalimantan Selatan Pada Siswa Sekolah Menengah Atas. HISTORIA: Jurnal
Program Studi Pendidikan Sejarah, 6(2), 197-206.
Susanto, H., Irmawati, I., Akmal, H., & Abbas, E. W. (2021). Media Film Dokumenter
Masuknya Islam Ke Nusantara dan Pengaruhnya Terhadap Keterampilan Berpikir
Kritis Siswa. HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah, 9(1).
Syaharuddin, S., & Susanto, H. (2019). Sejarah Pendidikan Indonesia (Era Pra
Kolonialisme Nusantara sampai Reformasi). Banjarmasin: FKIP Universitas
Lambung Mangkurat.
Wahidah, M. N., Putro, H. P., Syaharuddin, S., Prawitasari, M., Anis, M. Z. A., & Susanto,
H. (2021). Dinamika Pendidikan Dasar Islam Sabilal Muhtadin Banjarmasin (1986-
2019). PAKIS (Publikasi Berkala Pendidikan Ilmu Sosial), 1(1).
Arianti, A. R. I. A. N. T. I. (2019). Peranan Guru dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa. Didaktika: Jurnal Kependidikan, 12(2), 117-134.
Uzer, Usman. 2007. Menjadi Guru Profesionjal. Cet.I-XXII. Bandung Remaja Rosdakarya.

7
Sartika, E., & Muchtar, B. (2014). Pengaruh Sikap Profesional, Motivasi Kerja dan Disiplin
Kerja terhadap Kinerja Guru Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Sungai
Penuh. Jurnal Riset Manajemen dan Publik, 2(1).

Anda mungkin juga menyukai