Anda di halaman 1dari 7

KONSEP PROFESIONALISME KEGURUAN

Anisa Pitriani
Email: 2110111320009@mhs.ulm.ac.id
Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin

Abstrak
Profesi secara etimologis berasal dari kata profesion (bahasa Inggris) yang berasal dari
bahasa latin profesus yang berarti “mampu atau ahli dalam suatu bentuk pekerjaan”. Profesi
dapat juga diartikan sebagai suatu pekerjaan atau jabatan yang memerlukan keterampilan,
yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan tertentu, sesuai dengan persyaratan
khusus, memiliki tanggung jawab dan kode etik tertentu. Sebuah profesi membutuhkan
keahlian dan kompetensi khusus dalam menjalankan profesinya. Penegasan guru sebagai
guru yang profesional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 UU No. 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, dan tepat sebagai berikut, guru adalah pendidik profesional
dengan tugas pokok mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
mengevaluasi, dan mengevaluasi peserta didik PAUD melalui jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Kedudukan guru dilatarbelakangi oleh adanya
lembaga pendidikan yang menghasilkan calon guru untuk menghasilkan guru yang
profesional. Dan itulah mengapa ada profesi guru.

PENDAHULUAN
Profesi secara etimologi berasal dari kata profession (Inggris) yang berasal dari bahasa latin
profesus yang berarti mampu atau ahli dalam suatu pekerjaan. Profesi dapat diartikan
sebagai suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, yang didapat diartikan
sebagai suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, yang didapat melalui
pendidikan dan latihan tertentu, menurut persyaratan khusus memiliki tanggung jawab dan
kode etik tertentu. Karena suatu profesi memerlukan kemampuan dan keahlian khusus
dalam melaksanakan profesinya. Profesi juga diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan
tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari
pendidikan akademis yang intensif. Jadi profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang
menuntut keahlian tertentu. Artinya suatu pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi tidak
dapat dipegang oleh sembarang orang, tetapi memerlukan persiapan melalui pendidikan
dan pelatihan secara khusus. Dengan demikian tidak semua pekerjaan dapat disebut profesi
karena terdapat persyaratan-persyaratan khusus yang harus dipenuhi sehingga suatu bidang
pekerjaan dapat disebut sebagai profesi. Bahwa tidak sembarang orang dapat disebut
profesi jika tidak memiliki latar belakang keilmuan yang relavan. Profesi merupakan
pekerjaan dibidang jasa, maka setiap profesi pasti memiliki klien yang jelas. Dokter
memiliki klien pasien, pengacara memiliki klien orang yang berperkara hukum, guru
memiliki klien murid.
Guru dapat digolongkan sebagai profesi karena Guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, pendidikan menengah. Karena guru juga bertanggung jawab memberi
bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya
agar mencapai kedewasaannya mampu berdiri sendiri dapat melaksanakan tugasnya
sebagai makhluk Allah khalifah dimuka bumi,sebagai makhluk sosial dan individu yang
sanggup berdiri sendiri. Guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang
memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang
di luar sana di luar bidang pendidikan. Seiring dengan kemajuan tekonologi informasi yang
telah demikian pesat, guru tidak lagi hanya bertindak sebagai penyaji informasi, tetapi juga
harus mampu bertindak sebagai fasilitator, motivator, dan pembimbing an yang lebih
banyak memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencari dan mengolah sendiri
informasi. Dengan demikian, keahlian guru harus terus dikembangkan. Guru merupakan
profesi tertua didunia seumur dengan keberadaban manusia. Dengan demikian tentunya
guru dapat digolongkan sebagai profesi.
Tentunya sangat penting profesi guru dalam sebuah bangsa. Guru adalah posisi yang
strategis bagi pemberdayaan dan pembelajaran suatu bangsa yang tidak mungkin digantikan
oleh unsur manapun dalam kehidupan sebuah bangsa sejak dahulu .Semakin signifikannya
keberadaan guru melaksanakan peran dan tugasnya semakin terjamin tercipitanya
kehandalan dan terbinanya kesiapan seseorang. Dengan kata lain potret manusia yang akan
datang tercermin dari potret guru dimasa sekarang dan gerak maju dinamika kehidupan
sangat bergantung dari "citra" guru ditengah-tengah masyarakat. Fenomena tersingkirnya
profesi guru dalam kehidupan masyarakat merupakan suatu gejala besar. Bukan saja
dinegara-negara maju citra profesi guru semakin menurun namun juga terjadi dinegara
miskin dan berkembang .Namun demikian, masyarakat mana yang tidak membutuhkan
profesi guru. Dengan demikian sangat penting profesi guru dalam suatu bangsa. Tidak
dapat dipungkiri bahwa masyarakat tanpa profesi guru tidak mungkin tercipta suatu
generasi unggul, kreatif, dan cerdas.

ATRIBUT PROFESI GURU


Etika berasal dari bahasa Yunani yaiu kata "ethos" yang berarti suatu kehendak atau
kebiasaan baik yang tetap. Menurut K.Bertenes, Etika adalah nilai-nilai atau norma-norma
yang menjadi pegangan bagi seseorang dalam mengatur tingkah lakunya. Dapat dikatakan
bahwa etika merupakan ajaran yang baik dan buruk tentang perbuatan dan tingkah laku
yang dibatasi oleh norma-norma tertentu. Dapat diartikan bahwa etik itu menunjukkan
"cara berbiat yang menjadi adat,karena persetujuan dari kelompok manusia. Karena itu,
guru sebagai tenaga profesional perlu memiliki "kode etik guru" dan menjadikannya
sebagai pedoman yang mengatur pekerjaan guru selama dalam pengabdian. Kode etik guru
ini merupakan ketentuan yang mengikat semua sikap dam perbuatan guru. Dapat
disimpulkan bahwa kode etik guti ini sangat diperlukan karena dengan adanya ini dapat
menghindari dari tindakan-tindakan yang semena-semana atau melakukan perbuatan asusila
kepada peserta didik yang diajari. Kode etik profesi guru secara umum bertujun untuk
memposisikan guru sebagai suatu profesi yang terhormat, mulia, dan bermartabat yang
dilindungi oleh undang-undang.
Kode etik memiliki fungsi perlindungan dan pengembangan profesi.Fungsi seperti
itu sama seperti apa yang dikemukakan oleh:
a) Ginson dan Michel (1945:449) yang lebih mementingkan pada kode etik sebagai
pedoman pelaksanaan tugas professional dan pedoman bagi masyarakat sebagai
seorang professional.
b) Biggs dan Blocher (1986:10) mengemukakan tiga fungsi kode etik yaitu: (1)
Melindungi suatu profesi dari campur tangan pemerintah, (2) Mencegah terjadinya
pertentangan internal salam suatu profesi, (3) Melindungi para praktisi dari
kesalaham peakti suatu profesi.
c) Oteng Sutisna (1986:364) bahwa pentingnaya kode etik guru dengan teman
kerjanya difungsikan sebagai pengubung serta saling mendukung dalam bidang
mensukseskan misi dalam mendodik serta peserta didik.
d) Sutan Zahri dan Syahmiar Syahrun (1992) mengemukakan empat fungsi kode etik
guru bagi guru itu sendiri.Agar guru terhindar dari penyimpangan tugas yang
menjadi tanggung jawabnya,untuk mengatur huhungan guri dengan murid,teman
sekerja,masyarakat dan pemerintah.Sebagai pegangan dan pedoman tingkah laku
guru agar lebih bertanggung jawab pada profesinya,Pemberi arah petunjuk yang
benar kepada mereka yang menggunakan profesiya dalam melaksanakan tugas.
Ketaatan guru pada kode etik akan mendorong mereka berperilaku sesuai dengan
norma-norma yang dibolehkan dan menghindari norma-norma yang dibolehkan dan
menghindari norma-norma yang dilarang oleh etika profesi yang ditetapkan oleh organisasi
atau asosiasi profesinya selama menjalankan tugas-tugas profesional dan kehidupan sebagai
warga negara dan anggota masyarakat.Dengan demikian,aktualisasi diri guru dalam
melaksanakan proses pendidikan dan pembelajaran secara profesiomal,bermartabat,dan
beretika atau terwujud.
Karena organisasi profesi merupakan wadah perkumpulan orang-orang yang
memiliki suatu keahlian khusus yang merupakan ciri khas dari bidang keahlian tertentu.
Oleh karenanya ini sebuah perkumpulan yang setiap individunya memiliki keahlian yang
sejenis, maka dapat mengejar target/tujuan dengan mudah dan sistematis.
Keuntungan dari adanya organisasi profesi guru di Indonesia adalah menjadikan
sesama anggota profesi guru di Indonesia jadi lebih mudah dalam mengemban tantangan
oleh tuntutan masyarakat yang semakin hari semakin kompleks yang secara teoritis sulit
untuk diemban secara indivdu. Kemudian keuntungan yang lain yaitu sebagai wadah guru-
guru yang ada di Indonesia untuk meningkatkan dan mengembangkan karier, meningkatkan
kemampuan, kewenangan profesinal, martabat, dan kesejahteraan kependidikan.
Selain PGRI, ada beberapa organisasi guru yang ada di Indonesia, diantaranya:
a. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
Peran mereka adalah sebagai sarana untuk saling berkomunikasi, belajar dan
bertukar pikiran dan pengalaman dalam rangka meningkatkan kinerja guru
sebagai praktisi atau perilaku perubahan reorintasi pembelajaran di kelas.
(Depdiknas, 200:1)
b. Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI)
Peran mereka adalah menghimpun para sarjana pendidikan dari berbagai
spresialisasi di Indonesia; meningkatkan sikap dan kemampuan profesional pada
anggotanya; membina serta mengembangkan ilmu, seni dan teknologi
pendidikan dalam rangka membantu pemerintah mensukseskan pembangunan
bangsa dan negara; mengembangkan dan menyebarkan gagasan-gagasan baru
dan dalam bidang ilmu, seni, dan teknologi pendidikan; melindungi dan
memperjuangkan kepentingan profesional para anggota; meningkatkan
komunikasi antaranggota dari berbagai spesialisasi pendidikan; dan,
menyelenggarakan komunikasi antaranggota yang relevan (Satory dkk, 2009:
74).
c. Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI)
Peran mereka adalah menghimpun para petugas di bidang bimbingan dalam
wadah organisasi; mengidentifikasi dan mengiventarisasi tenaga ahli, keahlian
dan keterampilan, teknik, alat dan fasilitas yang telah dikembangkan di
Indonesia di bidang bimbingan, dengan demikian dimungkinkan pemanfaatan
tenaga ahli dan kehlian tersebut sebaik-baiknya; dan meningkatkan mutu profesi
bimbingan, dalam hal ini meliputi peningkatan profesi dan tenaga ahli, tenaga
pelaksana, ilmu bimbingan sebagai disiplin, maupun program layanan
bimbingan.

GURU DAN INSPIRASI KEMAJUAN PENDIDIKAN INDONESIA


Misi utama menjadi seorang guru tertuang di dalam Undang-Undang No. 14 Tahun
2005, dikatakan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. (Susanto, 2020:37) 2. Role model (Ing ngarso sung tulodo), memberikan
teladan kepada siswa karena fungsi guru menjadi pemimpin siswa dalam kegiatan
pembelajaran. Motor penggerak (Ing madya mangun karso), guru harus menjadi penggerak
inovasi dalam proses pendidikan dan penggerak peradaban dengan cara mengarahkan siswa
untuk melakukan yang benar. Motivator (Tut wuri handayani), mampu memberikan
dorongan semangat kepada siswa untuk menghadapi setiap persoalan dan mempelajari
nilai-nilai kehidupan. (Susanto, 2020:38-39)

SIMPULAN
Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasai Pendidikan keahlian (keterampilan,
kejujuran, dan sebagainya). Dapat dipertegas bahwa profesi merupakan pekerjaan yang
harus dikerjakan dengan bermodal keahlian,keterampilan, dan spesialisasi tertentu. Guru
merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus
sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang Pendidikan.
Penegasan guru sebagai jabatan profesi guru tertuang di dalam pasal 1 Undang –
undang No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, yakni sebagai berikut, guru adalah
pendidik professional dengan tugas utaman mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada Pendidikan anak usia
dini jalur Pendidikan formal, Pendidikan dasar, dan Pendidikan menengah.
Profesional sering diartikan sebagai suatu keterampilan teknis yang dimiliki
seseorang. Untuk dapat menjalankan suatu pekerjaan secara professional atau memiliki
profesionalisme, sudah barang tentu diperlukan seperangkat pengetahuan, sikap, dan
keterampilan tertentu. Ada beberapa alasan yang rasional sehingga tugas mengajar tersebut
sebagai profesi, yaitu: (1) bidang tugas guru memerlukan perencanaan yang matang,
pelaksanaan yang mantap dan pengendalianyang baik, (2) bidang pekerjaan mengajar
memerlukan dukungan ilmu teorotis Pendidikan dan mengajar, (3) bidang Pendidikan ini
memerlukan waktu lama dalam masa Pendidikan dan Latihan, sejak Pendidikan dasar
sampai Pendidikan tenaga keguruan.
REFERENSI

Susanto, H., Irmawati, I., Akmal, H., & Abbas, E. W. (2021). Media Film Dokumenter dan
Pengaruhnya Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. HISTORIA: Jurnal
Program Studi Pendidikan Sejarah, 9(1), 65-78.
Anis, M. Z. A., Putro, H. P. N., Susanto, H., & Hastuti, K. P. (2020). Historical Thinking
Model in Achieving Cognitive Dimension of Indonesian History Learning.
PalArch's Journal of Archaeology of Egypt/Egyptology, 17(7), 7894-7906.
Anis, M. Z. A., Susanto, H., & Mardiani, F. (2021, February). Analysis of the Effectiveness
of MPBH: The Mains of Mandai as a Saving Food in Banjarmasin Community. In
The 2nd International Conference on Social Sciences Education (ICSSE 2020)
(pp. 89-94). Atlantis Press.
Afrina, A., Abbas, E. W., & Susanto, H. (2021). The Role of Historical Science in Social
Studies Learning Materials for Increasing Values of Student's Nationalism. The
Innovation of Social Studies Journal, 3(1), 1-8.
Efendi, I., Prawitasari, M., & Susanto, H. (2021). Implementasi Penilaian Pembelajaran
Pada Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Sejarah. Prabayaksa: Journal of History
Education, 1(1), 21-25.
Prawitasari, M., & Susanto, H. (2021). RETROGRESI PENGGUNAAN MEDIA DARING
DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH MASA PANDEMI COVID-19. Jurnal
Education and Development, 9(4), 173-177.
Anis, M. Z. A., Susanto, H., & Fathurrahman, F. (2021). Studi Evaluatif Pembelajaran
Sejarah Daring Pada Masa Pandemi Covid-19. Fajar Historia: Jurnal Ilmu
Sejarah dan Pendidikan, 5(1), 60-69.
Wahidah, M. N., Putro, H. P., Syaharuddin, S., Prawitasari, M., Anis, M. Z. A., & Susanto,
H. (2021). Dinamika Pendidikan Dasar Islam Sabilal Muhtadin Banjarmasin
(1986-2019). PAKIS (Publikasi Berkala Pendidikan Ilmu Sosial), 1(1).

Anda mungkin juga menyukai