Anda di halaman 1dari 18

TUGAS 1: PENGERTIAN ETIKA, PROFESI , GURU,

MENURUT PARA AHLI DAN MENURUT PRIBADI.

1. Pengertian Etika

Menurut Bertens ada dua pengertian etika: sebagai praktis dan sebagai
refleksi. Sebagai praktis, etika berarti nilai- nilai dan norma- norma moral yang
baik yang dipraktikkan atau justru tidak dipraktikkan, walaupun seharusnya
dipraktikkan. Etika sebagai praktis sama artinya dengan moral atau moralitas yaitu
apa yang harus dilakukan, tidak boleh dilakukan, pantas dilakukan, dan sebgainya.
Etika sebagai refleksi adalah pemikiran moral.

Adapun menurut Burhanuddin Salam, istilah etika berasal dari kata latin,
yakni “ethic, sedangkan dalam bahasa Greek, ethikos yaitu a body of moral
principle or value Ethic, arti sebenarnya ialah kebiasaan, habit.

Menurut Webster Dictionary, secara etimologis, etika adalah suatu


disiplin ilmu yang menjelaskan sesuatu yang baik dan yang buruk, mana tugas
atau kewajiban moral, tau bisa juga mengenai kumpulan prinsip atau nilai moral.

Dari uraian beberapa pendapat di atas, saya berkesimpulan bahwasannya


etika adalah disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai baik dan buruknya
sesuatu.

2. Pengertian Profesi
Menurut buchari alma yang mengutip villmer dan mill yang dikutip peter
jervis profesi merupakan suatu pekerjaan yang didasarkan atas studi intelektual
dan pelatihan yang khusus
Dalam webster’s new world dictionary di temukan bahwa profesi
merupakan suatu pekerjaan yang menuntut pendidikan tinggi
Ilsa nelwan mengartikan profesi dengan memandang tiga aspek yang
mengikuti makna profesi berikut;
a) kalogial yaitu bahwa pengetahuan dan kompetensi seseorang telah di
validasi atau di uji oleh lingkungan kerjaanya.
b) kognitif berhubungan dengan pengetahuan serta kompetensi tersebut
berdasarkan ilmu pengetahuan yang rasional.
c) moral penilaian profesional serta saran yang di berikan serta
berorientasi pada suatu nilai subtantif.

Dari bebebrapa pendapat ahli di atas saya menyimpulkan, bahwa profesi


dapat di artikan sebagai suatu pekerjaan yang mempersyaratkan pekerjaan tinggi
bagi pelakunya yang di tekankan pada pekerjaan mental.
3. Pengertian Guru
Menurut Djamarah Guru adalah seseorang yang memberikan ilmu
pengetahuan kepada anak didik atau tenaga profesional yang dapat menjadikan
murid-muridnya untuk merencanakan, menganalisis dan menyimpulkan masalah
yang dihadapi.
Menurut Nawawi Guru adalah orang dewasa, yang karena peranannya
berkewajiban memberikan pendidikan kepada anak didik. Orang tersebut
mungkin berpredikat sebagai ayah atau ibu, guru, ustadz, dosen, ulama dan
sebagainya.
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 39 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga
profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran,
menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta
melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik
pada perguruan tinggi.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli, dapat di tarik kesimpulan bahwa
pengertian guru adalah seseorang yang berkewajiban untuk mendidik dan
memberikan ilmu pengetahuan yang dimilikinya kepada orang lain, sehingga dia
dapat menjadikan orang lain menjadi orang yang cerdas.
TUGAS 2 : CIRI-CIRI PROFESI

1. Adanya Pengetahuan Khusus

Ciri ciri profesi yang pertama adalah terdapat pengetahuan khusus. Umumnya,
keahlian dan keterampilan ini dimiliki lantaran proses pendidikan, pelatihan atau
suatu pengalaman yang sudah dijalani selama bertahun-tahun. Sehingga, bisa
dipastikan bahwa seseorang dikatakan memiliki profesi apabila ia memiliki
pengetahuan khusus.

2. Ada Standar dan Kaidah Moral yang Tinggi

Selanjutnya, profesi memiliki ciri berupa adanya kaidah dan standar moral yang
tinggi. Umumnya, masing-masing perilaku di dalam profesi mendasarkan
aktivitas dan perbuatannya kepada kode etik profesi.

3. Mengabdi terhadap kepentingan masyarakat

Ciri yang selanjutnya dari profesi adalah terdapat unsur mengabdi kepada
kepentingan masyarakat. Maksudnya adalah, masing-masing pelaksana dari
profesi harus meletakkan kepentingan pribadinya dan mengutamakan kepentingan
yang terdapat di masyarakat.

4. Terdapat izin untuk menjalankan profesi

Selain itu, profesi juga memiliki ciri ada izin khusus untuk menjalankan sebuah
profesi tertentu. Disadari atau tidak, setiap profesi akan bersinggungan dengan
kepentingan yang ada di masyarakat. Sehingga, berbagai nilai kemanusiaan
seperti keselamatan, kelangsungan hidup, keamanan dan sebagainya yang
menuntut sebuah profesi memperoleh izin khusus.

5. Memiliki Kode Etik


Ciri lain dari sebuah profesi adalah adanya kode etik yang menuntun suatu profesi
saat dijalankan. Kode etik profesi ini akan membantu seorang profesional untuk
menjalankan profesinya dengan baik, sesuai aturan yang berlaku, serta membantu
untuk berorientasi pada masyarakat.

6. Pekerjaan itu mempunyai signifikansi sosial karena diperlukan mengabdi


kepada masyarakat.

7. Profesi menuntut keterampilan tertentu yang diperoleh melalui pendidikan dan


latihan yang lama dan intensif serta dilakukan dalam lembaga tertentu yang secara
sosial dapat dipertanggungjawabkan

8. Profesi didukung oelh suatu disiplin ilmu

9. Sebagai konsekuensi dari layanan yang diberikan kepada masyarakat, maka


anggota profesi secara perorangan ataupun kelompok memperoleh imbalan
finansial
TUGAS 3 :TUGAS DAN FUNGSI GURU

Diantara peran dan fungsi guru yang ada, guru adalah sebagai
administrator, innovator, dinamisator ,transmitor,transformator dan fasilitator.

Sebagai administrator, guru memiliki peran untuk melaksanakan


administrasi sekolah, seperti mengisi buku presensi siswa, buku daftar nilai, buku
rapor, administrasi kurikulum, administrasi penilaian dan sebagainya. Bahkan
secara administrative para guru juga sebaiknya memiliki rencana mengajar,
program smester dan program tahunan, dan yang paling penting adalah
menyampaikan rapor atau laporan pendidikan kepada orang tua siswa dan
masyarakat.

Dalam melaksanakan peran sebagai innovator, seorang guru harus


memiliki kemauan belajar yang cukup tinggi untuk menambah pengetahuan dan
keterampilannya sebagai guru. Tanpa adanya semangat belajar yang tinggi,
mustahil bagi guru dapat menghasilkan inovasi-inovasi yang bermanfaat untuk
meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.

Guru berperan sebagi transimitor berarti guru memiliki peran dalam meneruskan
suatu sistem nilai pada peserta didik. Hal ini supaya sistem nilai tersebut bisa terus
berjalan secara berkesinambungan.

Adapun guru berperan sebagai transformator, berarti Guru berperan


menerjemahkan suatu nilai dan menghidupi nilai tersebut. Peserta didik akan
mendefinisikan nilai tersebut dari teladan yang diberikan oleh para guru.

Peran ini lebih tampak sebagai teladan bagi peserta didik, sebagai role
model, memberikan contoh dalam hal sikap dan perilaku, dan membentuk
kepribadian peserta didik. Sebagai manager, pendidik memiliki peran untuk
menegakkan ketentuan dan tata tertib yang telah disepakati bersama di sekolah,
memberikan arahan atau rambu-rambu ketentuan agar tata tertib di sekolah dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya oleh warga sekolah.

Peran guru sebagai supervisor terkait dengan pemberian bimbingan dan


pengawasan kepada peserta didik, memahami permasalahan yang dihadapi peserta
didik, menemukan permasalahan yang terkait dengan proses pembelajaran, dan
akhirnya memberikan jalan keluar pemecahan masalahnya.

Peran sebagai leader bagi guru lebih tepat dibandingkan dengan peran
sebagai manager. Karena manager bersifat kaku dengan ketentuan yang ada. Dari
aspek penegakan disiplin misalnya, guru lebih menekankan disiplin mati.
Sementara itu, sebagai leader guru lebih memberikan kebebasan secara
bertanggung jawab kepada peserta didik. Dengan demikian, disiplin yang telah
ditegakkan oleh guru dari peran sebagai leader ini adalah disiplin hidup.

Adapun peran sebagai motivator terkait dengan peran sebagai educator dan
supervisor. Untuk meningkatkan semangat dan gairah belajar yang tinggi, siswa
perlu memiliki motivasi yang tinggi, baik motivasi dari dalam dirinya sendiri
(intrisik) maupun dari luar (ekstrinsik), yang utamanya berasal dari gurunya
sendiri.
TUGAS 4 : PERILAKU GURU EFEKTIF DAN TIDAK
EFEKTIF

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa kualitas pendidikan akan


meningkat jika guru juga dapat memenuhi kriteria dari karakteristik guru efektif
dalam perspektif psikologi berikut ini.

1. Kompeten dalam bidangnya


Sangat penting bahwa seorang guru dapat memiliki arahan yang baik mengenai
subyek yang akan diajarkannya. Peran guru dalam psikologi perkembangan juga
sangat signifikan. Tentunya pengetahuan yang ia miliki lebih dari sekedar istilah,
fakta, dan konsep. Memiliki ide yang terorganisir dan memahami bagaimana
hubungannya juga diperlukan, juga mampu mendiskusikan setiap aspek dari
subjek tersebut dan untuk menggunakan pengetahuannya di bidang lain juga.
2.Memiliki strategi pengajaran
Untuk mengajar dengan baik, salah satu karakteristik guru efektif dalam
perspektif psikologi adalah dengan melakukan pendekatan strategis melalui
latihan yang konstruktif. Dengan demikian, murid akan dipandang sebagai ahli
teori kecil yang sedang membangun dunianya sendiri. Karena itu strategi yang
dikembangkan harus berdasarkan pada eksplorasi, penemuan, dan kemampuan
berpikir kritis.

3. Memiliki tujuan pengajaran


Guru yang efektif akan bersikap fokus dalam menentukan tujuan spesifik dalam
pengajarannya dan menciptakan rencana untuk mencapainya. Perencanaan yang
bagus memerlukan banyak waktu, tetapi melakukannya akan membuat proses
pengajaran akan menjadi suatu hal yang menantang. Ketika murid – murid
tumbuh mereka juga akan berubah dalam cara belajar dan cara mengatasi
kesulitannya. Karena itu, para guru harus mengetahui apa saja tahap
perkembangan anak agar dapat mengembangkan instruksi belajar yang sesuai
untuk setiap tahapannya.

4. Mampu mengontrol ruangan belajar


Karakteristik guru efektif dalam perspektif psikologi yang penting juga mampu
mengontrol situasi ruangan kelasnya sebagai suatu keseluruhan. Bekerja dalam
tim dan menggunakan proyek merupakan pilihan yang bagus, namun untuk
mencapainya guru harus memiliki sejumlah keterampilan. Ini termasuk
menetapkan peraturan, mengorganisasi kelompok, mengawasi, berurusan dengan
perilaku buruk dan lain sebagainya. Guru yang baik harus dapat membawa
suasana di satu kelas sebagai suasana yang demokratis.

5. Mampu memotivasi
Jika murid tidak memiliki motivasi yang diperlukan maka kualitas pengajaran
akan rendah. Jadi akan sangat baik bagi guru untuk menggunakan strategi yang
dapat merangsang minat pada pelajarannya. Karakteristik guru efektif dalam
perspektif psikologi akan dapat merubah tugas mendidik menjadi aktivitas yang
kreatif dan menstimulasi, dan ini akan memperbaiki kualitas dari proses
pengajaran tersebut.

6. Mampu berkomunikasi dengan baik


Bagaimanapun pintarnya seseorang, jika ia tidak dapat menyampaikan
pengetahuannya tersebut kepada orang lain dalam cara yang tidak hanya dapat
dimengerti atau terhubung, maka pengetahuan tersebut tidak akan ada gunanya.
Karakteristik guru efektif dalam perspektif psikologi perlu memiliki kemampuan
komunikasi yang baik dalam verbal, non verbal, kemampuan berbicara, menulis,
pencitraan, bahasa tubuh dan pengaturan ide ke dalam susunan yang mudah
dimengerti yang sangat baik.

7. Kemampuan mendengar yang sangat baik


Selain menjadi seorang komunikator yang baik, guru yang baik juga harus dapat
menjadi seorang pendengar yang luar biasa. Dalam lingkungan belajar yang ideal,
guru akan menanyakan hal penting dan secara aktif, berhati – hati serta empatis
akan mendengarkan apa yang disampaikan oleh para siswanya. Ketika kualitas ini
dikembangkan oleh para guru dalam diri mereka, maka mereka akan menjadi luar
biasa dan menggunakan apa yang didengarnya untuk memperbaiki komunikasi.

8. Memiliki pengetahuan mendalam


Jika seorang guru kurang pengetahuan akan subyek yang mereka ajarkan, maka
hal itu akan menurun kepada muridnya. Memiliki ketertarikan pada bidang yang
diajarkan dan memahami psikologi pendidikan juga sangat diperlukan. Menyukai
suatu subyek akan mendorong seseorang untuk mempelajari lebih banyak,
menggali lebih dalam dan berpikir lebih keras mengenai hal tersebut. Guru – guru
yang terbaik sudah jelas adalah mereka yang mencintai subyek pelajarannya,
mampu menjawab pertanyaan murid dengan tepat, memperluas diskusi dengan
contoh yang tepat, ilustratif, dan fakta – fakta yang relevan.
9. Mampu terhubung dengan siswa
Karakteristik guru efektif dalam perspektif psikologi tidak hanya cukup untuk
mengetahui apa yang dibicarakan, tetapi seorang guru yang baik tidak hanya
mengajar dari kepalanya saja. Hati juga terkadang perlu dilibatkan dalam proses
mengajar, sehingga guru yang baik akan mampu membangun hubungan yang
saling peduli dengan siswanya dan yang memungkinkan pertukaran informasi
dengan lancar. Hal ini akan terjadi terutama ketika guru mencintai pekerjaannya
dan juga semua murid yang mereka ajar juga termasuk cara mengajar anak
hiperaktif di sekolah.
10. Bersahabat dan mudah didekati
Karena tugas guru untuk membantu siswa belajar, maka mereka haruslah mudah
didekati. Siswa pasti akan memiliki pertanyaan yang tidak bisa dijawab jika
gurunya tidak bersahabat dan tidak mudah diajak bicara. Guru yang tidak dapat
didekati, arogan, mudah tersinggung, keji dan kasar tidak dapat bertahan lama.
Jika siswa berpikir guru adalah musuh mereka, maka mereka sudah pasti tidak
akan dapat belajar lebih banyak. Guru terbaik adalah mereka yang paling terbuka,
menyambut dan mudah didekati.

Wragg et.al (2000), menemukan sejumlah indikator yang menunjukan perilaku


dan kompetensi guru yang tidak efektif yaitu:

1. Inability to control the class.


Guru yang tidak termasuk dalam kategori ini adalah guru yang menunjukan
indikator ketidakmampuan dalam mengendalikan kelas, sehingga dalam
pembelajaran kelas tampak tidak terorganisir, masing-masing siswa memiliki
kegiatan sendiri-sendiri yang tidak terfokus pada pembelajaran. Sementara proses
pembelajaran berlangsung guru tidak mampu mengendalikan kegiatan siswa
untuk fokus pada pembelajaran yang sedang berlangsung.
2. Poor plaining and prepation.
Guru yang termasuk dalam kategori ini adalah guru yang menunjukan perilaku
buruk dalam perencanaan mengajar dan atau persiapan mengajar. Meskipun ada
perencanaan hanya sekadarnya tanpa mengikuti perencanaan yang utuh dan
lengkap. Bahkan banyak diantara mereka kalau ditanya kenapa tidak membuat
perncanaan dan persiapan selalu menjawab bahwa persiapan dan perencanaan
tersebut sudah ada dalam otak.

3. Poor subjeck knowledge.


Guru yang termasuk dalam kriteria ini adalah mereka yang menunjukkan
buruknya penguasaan bahan ajar atau pengetahuan yang akan diajarkan. Guru
tidak mampu menjelaskan secara luas dan mendalam apa yang seharusnya
dikuasai oleh siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Pada saat mengajar guru
tidak menguasai bahan ajar yang ditunjukkan mereka selalu memegang buku dan
membaca apa yang ada dalam buku tanpa dapat menjelaskan apalagi memperluas
dan memperdalam materi yang sedang diajarkan apalagi menghubungkan antara
satu materi lain atau satu bidang ilmu dengan bidang ilmu lainnya.
4. Poor teaching.
Guru yang termasuk dalam kategori poor teaching adalah mereka yang terlihat
buruk dalam menggunakan model, pendekatan dan atau strategi pembelajaran
secara baik, inovatif dan kreatif. Biasanya guru ini dalam pembelajaran
menggunakan metode-metode pembelajaran yang konvensional atau tradisional
tanpa dapat memvariasi atau menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada
pada saat proses pembelajaran berlangsung.
5. Low expectations of pupils.
Guru yang memiliki harapan yang rendah terhadap siswa adalah guru yang merasa
tidak punya keyakinan terhadap siswanya untuk berprestasi tinggi. Akibatnya
semua kegiatan pembelajaran yang dilakukannya cenderung berkadar kualitas
yang rendah. Apapun yang dia lakukan termasuk dalam membuat pertanyaan atau
permasalahan hanya berkisar pada kognitif tingkat pertama seperti kemampuan
memghafal, atau paling tinggi pemahaman saja tanpa berani membuat pertanyaan
sampai pada tahap analisis, sislntesis apalagi tingkat evaluasi.

6. Poor relationship with pupils.


Guru yang tergolong dalam kategori buruk dalam berkomunikasi atau
berhubungan dengan para siswa, adalah mereka yang tidak dapat membangun
komunikasi dengan para siswanya secara baik. Dia tidak dapat memperlakukan
siswanya sebagai teman, anak, peserta didik dan sebagainya. Akibatnya siswa
juga tidak dapat membangun keterbukaan kepada gurunya saat dia menghadapi
masalah, padahal guru dalam fungsinya sebagai pembimbing memerlukan
keterbukaan siswa dalam masalah-masalah yang dihadapi dalam belajar agar
bantuan bimbingan yang diberikan tepat dan sesuai dengan kebutuhan siswa
dalam memecahkan masalah.
TUGAS 5 : KOMPONEN-KOMPONEN KINERJA GURU

Komponen kinerja guru

Ada tiga komponen kinerja guru :

1. Disiplin Kerja

a. Mengikuti apel pagi


b. Menggunakan atribut pakaian dinas
c. Jam masuk kerja tepat waktu
d. Jam pulang kerja tepat waktu
e. Tingkat kehadiran kerja
f. Penjatuhan hukuman disiplin

2. Produktifitas Kerja

a. Memiliki Standar Operasiola Prosedur (SOP) yang didelegasi dalam menjalankan


pekerjaan
b. Memiliki uraian tugas
c. Pencapaian target kerja mingguan
d. Jumlah penyelesaian pekerjaan triwulan
e. Penyelesaian pekerjaan tepat waktu
f. Laporan bulanan per triwulan

3. Sikap Kerja

a. Integritas
b. Loyalitas
c. Kerjasama
d. Inisiatif
f. Tanggung jawab
g. Orientasi Pelayanan
WAWANCARA IMPLEMENTASI ETIKA PROFESI GURU

A. Curriculum Vitae Narasumber

1. Nama lengkap (dengan gelar) Agus Komaludin, S.Pd.


4. NIP 19650510 199603 1 001
6. Tempat dan Tanggal Lahir Garut, 10 Mei 1982
7. Alamat Rumah Jl. Karya Bakti, Rt 05 Rw 16, Kp. Pasir Kiara,
Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara
Kota Cimahi.

8. Nomor Telepon/Faks/HP 081214624625


10. Nomor Telepon/Faks (0451) 422611/(0451) 422844
11. Alamat E-mail komaluddinagus@gmail.com

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA S1
SMA Negeri 6 Universitas
SD Negeri SMP Negeri
Pendidikan
Tarogong kidul Sukawening Garut
Indonesia , Program
garut.
Studi Pendidikan
Nama Sekolah Matematika ( Judul
sripsi : Pengaruh
pemberian Tugas
Terhadap Hasil
belajar Siswa SMP)
Tahun Masuk- 1989-1995 1995-1999 1999-2001 2001-2005
Lulus

C. Kode Etik Guru


a) Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia
Indoneisa seutuhnya berjiwa pancasila.
b) Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.
c) Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan
melakukan bimbingan
d) Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang hasil
belajar.
e) Guru menjaga hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat
sekitarnya.
f) Guru secara pribadi dan besama-sama mengembangkan dan meningkatkan
mutu dan martabat profesinya.
g) Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan dan
kesetiakawanan sosial.
h) Guru secara bersama-sama memlihara dan meningkatkan mutu organisasi
PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.
i) Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan

D. Pertanyaan Wawancara
1. salah satu ciri ke profesian adalah adanya kode etik, sebagai seorang guru
yang profesional, apakah pak agus mengetahui kode etik guru yang ada?
2. ada berapa kode etik guru di indonesia?
3. apa saja kah itu?
4. bagaimana upaya bapak Agus dalam mengimplementasikan kode etik guru
yang ada?
E. Jawaban dan Hasil Wawancara

Jawaban pak agus mengenai pertanyaan pertama;

“Tentu saja ada, menjadi seorang guru yang


profesionaltentunya ada kode etik yang mengaturnya dan
harus kita jaga”

Jawaban pak Agus mengenai pertanyaan ke dua;

“berdasarkan hasil kongres PGRI pada tahun 1973 kalau tidak


salah, ada 9 kode etik guru”
Jawaban mengenai pertanyaan ke tiga ;
“Terkait dengan masalah Kode etik guru, etika adalah suatu pola
prilaku yang harus dilaksanakan sebagai seorang guru dan menjadi
pedoman bagi peserta didik. Sebenarnya guru-guru yang ada disini
sudah mengetahui kode etik tersebut, baik itu melalui jenjang
pendidikan maupun melalui penataran, namun karena faktor
kelupaan sehingga kami tidak dapat untuk menyebutkan satu persatu
kode etik guru tersebut.
Kalau masalah kode etik saya tidak mampu menyebutkannya
semua, namun sebagian saya mengetahui seperti mengikuti tata
tertib yang berlaku disekolah ini dan melaksanakan tugas dan
tanggung jawab sebagai seorang guru
Kode etik kumpulan aturan-aturan tata sila yang diberikan kepada guru
sebagai landasan bertingkah laku dalam menjalankan tugas.”

Jawaban mengenai pertanyaan ke empat;

“Seorang guru juga harus jujur dalam menjalankan profesinya, jujur


dalam waktu maupun jujur dalam pelaksanaan pembelajaran. Saya lebih
mengutamakan peserta didik dalam penyampaian pembelajaran.
Prosesnya seperti apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh peserta didik
itu yang saya lakukan. Dalam hal memberikan pengajaran di luar
sekolah, sebenarnya dulu kami sering memberikan tambahan pelajaran
kepada peserta didik seperti mengadakan bimbingan belajar baik
dirumah guru maupun disekolah.
Guru wajib menciptakan suasana sekolah yang baik dan kondusif
sehingga peserta didik nyaman belajar tidak ada keinginan untuk pulang
sebelum waktunya. Guru harus bersikap akrab hangat terhadap peserta
didik. Pemberian penguatan kepada peserta didik perlu diperbanyak dan
berusaha menghindari pemberian hukuman.
Kejujuran profesional adalah guru memberikan pelajaran didalam dan
diluar sekolah berdasarkan kurikulum dan berlaku secara baik tanpa
membedakan jenis dan posisi sosial orang tua murid. Guru harus
memperlakukan tiap peserta didik secara adil tanpa menghiraukan status
ekonomi orang tua, ras suku dan agama
Dan masih banyak lagi lah, saya tidak hafal kalu harus menyebutkan
satu persatu, akan terlalu banyak kalau harus disebutkan satu persatu,
tapi yang jelas dalam menjalankan tugas kami, kami selalu menjaga
kode etik yang ada”
F. KESIMPULAN
Bapak Agus Komaludin, S.Pd. merupakan seorang guru mata pelajaran
matematika di SD Islam al-Kautsar Cimahi , beliau adalah lulusan pendidikan
matematika di Universitas Pendidikan Indonesia pada Tahun 2005
Bapak Agus menyadari dan mengtahui bahwasannya dalam
mejalankan tugasnya sebagai seorang guru yang profesional ada kode etik
yang harus dia laksanakan.
Ada sembilan kode etik guru yang ada hasil rumusan kongres PGRI
pada tahun 1973, namun belia tidak hafal poin demi poin kode etik yang ada.
Namun beliau meyakini, meskipun beliau tidak hafal poin yang ada, beliau
telah mempraktikan poin-poin kode etik tersebut dalam menjalankan tugasnya.

G. DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai