Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan, interaksi antara guru (pendidik) dengan peserta
didik pada dasarnya untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang ada. Untuk
memajukan suatu pandidikan yang diharapkan oleh masyarakat, pendidik,
peserta didik, dan tujuan pendidikan merupakan suatu komponen yang sangat
erat hubungannya, karena ketiga komponen ini secara kualitatif maupun
kuantitatif.
Pendidik merupakan tenaga yang profesional yang bertugas merencanakan
dan melaksanakan proses pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan,
serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi
pendidik di perguruan tinggi. Keterampilan dan pengimplementasian dalam
profesi sangat didukung oleh teori yang telah dipelajari khususnya dalam
pengembangan kurikulum yang telah ditetapkan disekolah masing-masing.
Jadi yang dikatakan seorang yang profesional dituntut banyak belajar
dalam mengimplementasikan pengalaman materi yang digelutinya untuk
pengembangan kurikulum yang ada disekolahnya masing-masing. Hal ini
bertujuan untuk mengembangkan Imu kepada siswa dan merupakan suatu usaha
untuk pencapaian tujuan pembelajaran, secara kualitatif maupun kuantitatif.

B.  Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalahnya yaitu:
1.      Apa pengertian profesionalisasi guru?
2.      Bagaimana profesionalisasi jabatan guru?
3.      Bagaimana pengembangan kinerja guru?
C.      Tujuan Makalah
1.      Untuk mengetahui pengertian profesionalisasi guru
2.      Untuk mengetahui profesionalisasi jabatan guru
3.      Untuk mengetahui pengembangan kinerja guru

1
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Profesionalisasi
Kata Profesionalisasi mengacu pada kata proses, yaitu proses untuk
menjadi seorang professional, dalam hal ini guru yang profesional
  Menurut Martinis Yamin (2006: 4) keterampilan dalam pekerjaan profesi
sangat didukung oleh teori yang dipelajarinya. Jadi, seorang guru yang
profesional dituntut banyak belajar, membaca dan mendalami teori tenteang
profesi yang digelutinya, suatu profesi bukanlah suatu permanen, ia akan
mengalami perubahan dan mengikuti perkembangan kebutuhan manusia, oleh
sebab itu penelitian terhadap suatu tugas profesi dianjurkan, didalam kegunaan
dikenal dengan penelitian action research.
Seorang yang ingin menjadi guru, tidak serta merta setelah ada niat dalam
dirinya untuk menjadi guru langsung menjadi guru. Seorang yang memiliki niat
menjadi guru itu harus mengikuti dan mengalami sejumlah perjalananyang
terancang dalm sedemikian rupa, dan dari setiap perjalanan tersebut ia akan
mengalami perubahan-perubahan tertentu yang pada akhirnya dirinya terbentuk
menjadi sosok guru yang professional. Untuk menjadi guru, seorang harus
memiliki tekat dan komitmen mengikuti seluruh perjalanan pembentukan
kepribadian guru yang professional yang di awali dari adanya keinginan atau
niat yang tulus dari hati yang paling dalm untuk menjadi guru, dari titik inilah
tadi seseorang mencari, mencari dan terus mencari hingga menemukan berbagai
strategi, metode, model, pendekatan, teknik dan kiat membekali dirinya
sejumlah sikap, pengetahuan, keterampilan yang di persyaratkan bagi seorang
guru yang professional melalui pendidikan formal, non formal, dan informal
sehingga dengan senang hati dan komitmen afektif yang tinggi memasuki
lembaga pendidikan yang mampu membantu dirinya menjadi guru yang
professional.
Proses yang harus dialami atau di jalani seseorang yang memiliki niat
menjadi guru sejak memiliki niat menjadi guru, lalu memasuki lembaga
pendidikan (baik formal, non formal, dan informal) untuk mengalami proses
pendidikan dan latihan dalam kurun waktu tertentu, kemudian memperoleh
penngakuan sebagai guru yang professional (dapat ijazah, sertifikat sebagai
guru), kemudian terus belajar, belajar, dan belajar sampai menemukan sosok
guru yang benar-benar professional, dan akhirnya kembali menyadari bahwa
dirinya sudah tidak mampu menjadi guru lagi (karena sudah pension, sudah
tamat rwayat hidupnya) itulah yang di maksud dengan profesionalisasi guru.

2
B. Profesionalisasi jabatan guru

Menurut pandangan tradisional, guru adalah seorang yang berdiri di depan


kelas untuk menyampaikan ilmu pengetahuan. Menurut departemen pendidikan
dan kebudayaan, guru adalah seorang yang mempunyai gagasan yang harus
diwujudkan untuk kepentingan anak didik, sehingga menunjang hubungan
sebaik – baiknya dengan anak didik, sehingga menjunjung tinggi,
mengembangkan dan menerapkan keutamaan yang menyangkut agama,
kebudayaan, keilmuan. Menurut kamus besar bahasa indonesia, guru adalah
orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar.
Bardasarkan sejumlah sumber dapat disimpulkan bahwa seorang guru bukan
hanya sekedar pemberi ilmu pengetahuan kepada murid – muridnyadi depan
kelas. Akan tetapi, dia seorang tenaga profesional yang dapat menjadikan murid
– muridnya mampu merencanakan, menganalisis dan menyimpulkan masalah
yang dihadapi. Dengan demikian, seorang guru hendaklah bercita – cita tinggi,
berpendidikan luas, berkepribadian kuat dan tegar serta barperikemanusiaan
yang mendalam. Disamping mengajarkan ilmu pengetahuan, guru juga harus
mampu membentuk pribadi peserta didik.
Pada pasal 27 dan 28 Undang – undang Sistem Pendidikan Nasional mengakui
eksistensi guru sebagai profesi serta sekaligus melakukan proteksi dan
pengakuan yang lebih pasti terhadap jabatan guru.

1. Syarat – syarat profesi jabatan guru

a. Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan yang ideal


dibandingkan dengan kepentingan pribadi.

b. Seorang pekerja prifesional, secara aktif memerlukan waktu yang


panjang untuk mempelajari konsep – konsep serta prisip – prinsip
pengetahuan khusus yang mendukung keahliannya.

c. Memiliki kualifikasi tertentu untuk memasuki profesi tersebut serta


mampu mengikuti perkembangan dalam pertumbuhan jabatan.

d. Memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkah laku, sikap


dan cara kerja.

e. Membutuhkan suatu kagiatan intelektual yang tinggi.

f. Adanya organisasi yang dapat meningkatkan standar pelayanan,


disiplin diri dalam profesi, serta kesejahteraan anggotanya.

3
g. Memberikan kesempatan untuk kemajuan, spesialisasi, dan
kemandirian.
h. Memandang profesi suatu karier hidup (alive career) dan menjadi
seorang anggota yang permanen.

2. Makna Jabatan Guru Sebagai Jabatan Fungsional

Pengakuan jabatan guru merupakan pengakuan resmi pemerintah. Di negara


kita status itu bukan lagi rekomendasi melainkan telah ditegaskan secara yuridis
melalui undang – Undang . Segi lainnya adalah perlindungan hukum bagi guru
dalam menjalankan tugasnya. Hal ini dijamin dalam pasal 30 UU SPN
mengenai hak – hak mengenai tenaga pendidikan. Dalam ayat 3 dikemukakan
bahwa tenaga pendidik berhak memperoleh perlindungan hukum dalam
menjalankan tugasnya.
Menutut Undang – Undang Nomor 8/1974 tentang pokok kepegawaian, ada
dua jenis pegawai negeri sipil, yakni jabatan struktural dan jabatan fungsional,.
Jabatan struktural dan jabatan fungsional manajer yang disusun pada struktur
organisasi serta dibawahi oleh satu jabatan atasan dan membawahi beberapa
struktur bawahan.
Sedangkan jabatan fungsional adalah jabatan profesi yang disusun untuk
menerapkan fungsi tertentu suatu organisasi, yang didasarkan pada tingkat
keahlian dan keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan fungsi dan
profesinya.
Guru adalah jabatan fungsional bagi pegawai negeri sipil yang diberi tugas,
wewenang dan tanggung jawab untuk melaksanakan pendidikan
disekolah.secara rinci jabatan fungsional adalah sebagai berikut :
Pangkat Gol–Ruang Jabatan
Penatur Muda II/a Guru Pratama
Pengatur Muda Tk.1 II/b Guru Pratama Tk.1
Pengatur II/c Guru Muda
Pengatur Tk.1 II/d Guru Muda Tk.1
Penata Muda III/a Guru Madya
Penata Muda Tk.1 III/b Guru Madya Tk.1
Penata III/c Guru Dewasa
Penata Tk.1 III/d Guru Dewasa Tk.1
Pembina IV/a Guru Pembina
Pembina Tk.1 IV/b Guru Pembina Tk. 1

4
Pembina Utama Muda IV/c Guru Utama Muda
Pembina Utama Madia IV/d Guru Utama Madya
Pembina Utama IV/e Guru Utama

Jabatan guru guru terdiri empat bentuk keinginan atau aktifitas, yakni :
a. Pedidikan
b. Proses belajar mengajar atau bimbingan penyuluhan.
c. Pengembangan profesi, dan
d. Penunjang proses belajar mengajar atau bimbingan dan penyuluhan.

Keempat bentuk aktifitas itu terdiri atas beberapa aktifitas sebagai berikut:
Aktifitas pendidikan yang mesti dilakukan oleh guru meliputi dan memperolah
ijazah formal, melingikuti dan memperoleh surat tamat pendidikan dan latihan
(STTPL) kedinasan. Aktifas PBM atau BP meliputi aktifitas melaksanakan
PBM atau praktek atau melaksanan proses Bp, melaksanakan tugas didaerah
tepencil, melaksanakan tugas tertentu di sekolah.
Tiga unsur utama yang terjadi tolak unsur tiap jabatan fungsional adalah :
a. Pelaksanan tugas sehari – hari,
b. Mengembangkan ilmu dan keterampilan dan,
c. Pengabdian pada masyarakat.

Unsur – unsur yang dimulai dalam perolehan angka kredit terdiri dari dari
unsur utama (meliputi aktifitas pendidikan, PBM atau BP dan mengembangkan
profesi) minimal 70% dan unsur penunjang (aktifitas penunjang PBM atau BP)
maksimum 30%. Angka kredit adalah angka yang diberikan oleh ketentuan
aturan (aturan tridarma pada perguruan tinggi )
Uraian di atas memberikan makna bahwa semua guru mesti mengumpulkan
nilai minimal angka kredit untuk kenaikan pangkat berikutnya. Cepat tidaknya
kenaikan pangkat seorang guru sangat tergantung kepada kegiatan dan aktifitas
individunya.

5
3. Tantangan Profesionalisasi Jabatan Guru

Ada enam tahap dalam profesionalisasi, enam tahap itu adalah sebagai
berikut:

A. Bidang layanan ahli “unik”yang diselenggarakan itu harus ditetapkan.


Dengan adanya Surat Keputusan Men-PAN No. 26/1989 berarti untuk
bidang ini dapat dikatakan telah tercapai dan terpenuhi.

B. Kelompok profesi dan penyelenggara pendidikan pra jabatan yang


mempersiapkan tenaga guru yang professional.

C. Adanya mekanisme untuk memberikan pengakuan resmi kepada


program pendidikan pra jabatan yang memenuhi standar yang telah
ditetapkan sebelumnya.

D. Adanya mekanisme untuk memberikan pengakuan resmi kepada


lulusan program pendidikan pra jabatan yang memiliki kemampuan
minimal yang dipersyaratkan (sertifikasi).

E. Secara perorangan dan secara kelompok, kaum pekerja professional


bertanggung jawab penuh atas segala aspek pelaksanaan tugasnya.

F. Kelompok profesional memiliki kode etik yang merupakan dasar


untuk melindungi para anggota yang menjunjung tinggi nilai – nilai
profesional, di samping merupakan sarana untuk mengambil tindakan
penertiban terhadap anggota yang melakukan perbuatan yang tidak
sesuai dengan suara dan semangat kode etik.

Dari enam tahap itu apabila disimpulkan, maka ada dua aspek yang harus
hadir secara baku – tunjang sehingga sesuai bidang layanan, termasuk
keguruan – kependidikan, memenuhi syarat untuk dinyatakan sebagai
profesi, yaitu:

A. Keterandalan layanan

6
B. Layanan yang khas itu, diakui dan dihargai oleh masyarakat dan
pemerintah

Selanjutnya suatu layanan dapat diandalkan apabila:


A. Pemberi layanan menguasai betul apa yang dikerjakan,
b. Penerima layanan dapat mempercayai bahwa kemaslahatannya
didahulukan dalam proses pemberi layanan itu.

C. Pengembangan kinerja guru

Keberhasilan guru seseorang bisa dilihat apabila kriteria-kriteria yang ada


telah mencapai secara keseluruhan. Jika kriteria telah tercapai berari pekerjaan
seseorang telah dianggap memiliki kualitas kerja yang baik. Sebagaimana yang
telah disebutkan dalam pengertian kinerja bahwa kinerja guru adalah hasil kerja
yang terlihat dari serangkaian kemampuan yang dimiliki oleh seorang yang
berprofesi guru. Kemampuan yang harus dimiliki guru telah disebutkan dalam
peraturan pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan pasal 28 ayat 3 yang berbunyi: Kompetensi sebagai agen
pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan
anak usia dini meliputi:

· kompetensi paedagogik
· kompetensi kepribadian
· kompetensi profesional
· kompentensi sosial

Adapun penjelasan dari ke empat dari kompetensi tersebut adalah:

a. kompetensi paedagogik

7
Adalah mengenai bagaimana kemampuan guru dalam mengajar,
dalam Peraturan Pemerintah RI No 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan dijelaskan kemampuan ini meliputi .kemampuan
mengelola pembelajaran yang meliputi pemahaman terhadap peserta
didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi paedagogik ini
berkaitan pada saat guru mengadakan proses belajar mengajar di
kelas. Mulai dari membuat skenario pembelajaran memilih metode,
media, juga alat evaluasi bagi anak didiknya. Karena bagaimanapun
dalam proses belajar mengajar sebagian besar hasil belajar peserta
didik ditentukan oleh peranan guru. Guru yang cerdas dan kreatif akan
mampu menciptakan suasana belajar yang efektif dan efisien sehingga
pembelajaran tidak berjalan sia-sia. Suryo Subroto mengatakan bahwa
yang dimaksud kinerja guru dalam proses belajar mengajar adalah
.kesangupan atau kecakapan para guru dalam menciptakan suasana
komunikasi yang edukatif antara guru dan peserta didik yang
mencakup segi kognitif, efektif, dan psikomotorik sebagai upaya
mempelajari sesuatu berdasarkan perencanaan sampai dengan tahap
evaluasi dan tindak lanjut agar tercapai tujuan pengajaran.
Jadi kompetensi paedagogik ini berkatan dengan kemampuan guru
dalam proses belajar mengajar yakni pesiapan mengajar yang
mencakup merancang dan melaksanakan skenario pembelajaran,
memilih metode, media, serta alat evaluasi bagi anak didik agar
tervapai tujuan pendidikan baik pada ranah kognitif, efektif, maupun
psikomotorik siswa.
b. Kompetensi kepribadian
Berperan sebagai guru memerlukan kepribadian yang unik.
Kepribadian guru ini meliputi kemampuan kepribadian yang mantap,

8
stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta
didik, dan berakhlak mulia. Seorang guru harus mempunyai peran
ganda. Peran tersebut diwujudkan sesuai dengan situasi dan kondisi
yang dihadapi.

Adakalanya guru harus berempati pada siswanya dan adakalanya


guru harus bersikap kritis. Berempati maksudnya guru harus dengan
sabar menghadapi keinginan siswanya juga harus melindungi dan
melayani siswanya tetapi disisi lain guru juga harus bersikap tegas jika
ada siswanya berbuat salah. Menurut Moh. Uzer Usman kemampuan
kepribadian guru meliputi hal hal berikut:
· Mengembangkan kepribadian
· Berinteraksi dan berkomunikasi
· Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan
· Melaksanakan administrasi sekolah
· Menaksanakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran.
· Kepribadian guru penting karena guru merupakan cerminan perilaku
bagi siswa
c. Kompetensi profesional

Pekerjaan seorang guru adalah merupakan suatu profesi yang


tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Profesi adalah pekerjaan
yangmemerlukan keahlian khusus dan biasanya dibuktikan dengan
sertifikasi dalam bentuk ijazah. Profesi guru ini memiliki prinsip yang

9
dijelaskan dalam Undang-Undang Guru dan Dosen No.14 Tahun 2005
sebagai berikut:

· Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme


· Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan,
keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia
· Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai
dengan bidang tugas.
· Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas
· Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan
· Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai denga prestasi kerja
· Memiliki kesempatan untuk mengembangan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan sepanjang hayat
· Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan.
· Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan yang
mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan
guru.
d. Kompentensi sosial
Kompetensi sosial berkaitan dengan kemampuan diri dalam
menghadapi orang lain. Dalam peraturan pemerintah RI No.19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dijelaskan kompensasi
sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat
untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua peserta pendidikan,
dan masyarakat sekitar. Kompetensi sosisal seorang guru merupakan
modal dasar guru yang bersangkutan dalam menjalankan tugas
keguruan. Saiful Hadi berpendapat kompetensi ini berhubungan

10
denagn kemampuan guru sebagai anggota masyarakat dan sebagai
makhluk sosial yang meliputi:
· Kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi denagn teman
sejawat untuk meningkat kemampuan professional.
· Kemampuan untuk mengenal dan memahami fungsi-fungsi setiap
lembaga kemasyarakatan.
· Kemampuan untuk menjalin kerjasama baik secara individual
maupun secara kelompok

Menurut Mungin Edy Wibowo Kompetensi sosial adalah


kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, dan
masyarak sekitar. Kemampuan sosial sangat penting karena manusia
bukan makhluk individu. Segala kegiatannya pasti dipengaruhi juga oleh
pengaruh orang

1. Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru

Menurut Anwar Prabu Mangkunegara .faktor yang mempengaruhi kinerja


guru adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi motivision).

a. Faktor kemampuan
Secara psikologi, kemampuan guru terdiri dari kemampuan potensi
(IQ) dan keampuan reality (knowledge + skill). Artinya seorang
guru yang memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi dan

11
sesuai dengan bidangnya serta terampil dalam mengerjakan
pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja
yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai perlu ditetapkan pada
pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya. Dengan penempatan
guru yang sesuai dengan bidangnya aka dapat membantu dalam
efetivitas suatu pembelajaran.
b. Faktor motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap seorang guru dalam menghadapi
situsi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan
seseorang yang terarah untuk mencapai tujuan pendidikan.

C. Meclelland mengatakan dalam bukunya Anwar Prabu


berpendapat bahwa ada hubungan yang fositif antara motif berprestasi
dengan pencapaian kinerja. Guru sebagai pendidik memiliki tugas dan
tanggung jawab yang berat. Guru harus menyadari bahwa ia hars
mengerjakan tugasnya tersebut dengan sungguh-sungguh, bertanggung
jawab, ikhlas dan tidak asal-asalan, sehingga siswa dapat dengan mudah
menerima apa saja yang disampaikan oleh gurunya. Jika ini tercapainya
maka guru akan memiiki tingkat kinerja yang tinggi.

Selanjutnya MeClelland mengemukakan 6 krakteristik dari guru


yang memiliki motif berprestasi tinggi Yaitu:

· Memiliki tanggung jawab pribadi tinggi


· berani mengambil resiko
· memiliki tujuan yang realistis

12
· Memanfaatkan rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk
merealisasi tujuannya.
· Meanfaatkan umpan balik yang kongkret dalam seluruh kegiatan kerja
yang dilakukannya.
· Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah
diprogramkan.

Membicarakan kinerja mengajar guru, tidak dapat dipisahkan


faktor-faktor pendukung dan pemecah masalah yang menyebabkan
terhambatnya pembelajaran secara baik dan benar dalam rangka
pencapaian tujuan yang diharapkan guru dalam mengajar.

a. Faktor dari dalam sendiri (intern)

Di antara faktor dari dalam diri sendiri (intern) adalah

· Kecerdasan
Kecerdasan memegang peranan penting dalam keberhasilan
pelaksanaan tugas-tugas. Semakin rumit dan makmur tugas-tugas
yang diemban makin tinggi kecerdasan yang diperlukan. Seseorang
yang cerdas jika diberikan tugas yang sederhana dan monoton
mungkin akan terasa jenuh dan akan berakibat pada penurunan
kinerjanya

· Keterampilan dan kecakapan

13
Keterampilan dan kecakapan orang berbeda-beda. Hal ini
dikarenakan adanya perbedaan dari berbagai pengalaman dan
latihan.
· Bakat
Penyesuaian antara bakat dan pilihan pekerjaan dapat menjadikan
seseorang bekarja dengan pilihan dan keahliannya.
· Kemampuan dan minat
Syarat untuk mendapatkan ketenangan kerja bagi seseorang adalah
tugas dan jabatan yang sesuai dengan kemampuannya.
Kemampuan yang disertai dengan minat yang tinggi dapat
menunjang pekerjaan yang telah ditekuni
· Motif
Motif yang dimiliki dapat mendorong meningkatkannya kerja
seseorang

· Kesehatan
Kesehatan dapat membantu proses bekerja seseorang sampai
selesai. Jika kesehatan terganggu maka pekerjaan terganggu pula.
· Kepribadian
Seseorang yang mempunyai kepribadian kuat dan integral tinggi
kemungkinan tidak akan banyak mengalami kesulitan dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja dan interaksi dengan
rekan kerja ang akan meningkatkan kerjanya.
· Cita-cita dan tujuan dalam bekerja
Jika pekerjaan yang diemban seseorang sesuai dengan cita-cita
maka tujuan yang hendak dicapai dapat terlaksanakan karena ia
bekerja secara sungguh-sungguh, rajin, dan bekerja dengan
sepenuh hati.

14
b. Faktor dari luar diri sendiri (ekstern)

Yang termasuk faktor dari luar diri sendiri (ekstern) diantaranya:

· Lingkungan keluarga
Keadaan lingkungan keluarga dapat mempengaruhi kinerja
seseorang. Ketegangan dalam kehidupan keluarga dapat
menurunkan gairah kerja.
· Lingkungan kerja
Situasi kerja yang menyenangkan dapat mendorong seseorang
bekerja secara optimal. Tidak jarang kekecewaan dan kegagalan
dialami seseorang di tempat ia bekerja. Lingkungan kerja yang
dimaksud di sini adalah situasi kerja, rasa aman, gaji yang
memadai, kesempatan untuk mengembangan karir, dan rekan kerja
yang kologial.

· Komunikasi dengan kepala sekolah


Komunikasi yang baik di sekolah adalah komunikasi yang efektif.
Tidak adanya komunikasi yang efektif dapat mengakibatkan
timbulnya salah pengertian
· Sarana dan prasarana
Adanya sarana dan prasarana yang memadai membantu guru dalam
meningkatkan kinerjanya terutama kinerja dalam proses mengajar
mengajar.
· Kegiatan guru di kelas
Peningkatan dan perbaikan pendidikan harus dilakukan secara
bertahap. Dinamika guru dalam pengembangan program
pembelajaran tidak akan bermakna bagi perbaikan proses dan hasil

15
belajar siswa, jika manajemen sekolahnya tidak memberi peluang
tumbuh dan berkembangnya kreatifitas guru. Demikian juga
penambahan sumber belajar berupa perpustakaan dan laboratorium
tidak akan bermakna jika manajemen sekolahnya tidak
memberikan perhatian serius dalam mengoptimalkan pemanfaatan
sumber belajar tersebut dalam proses belajar mengajar. Menurut
Dede Rosyada dalam bukunya Paradigma Pendidikan Demokratis
bahwa kegiatan guru di dalam kelas meliputi:
o Guru harus menyusun perencanaan pembelajaran yang bijak
o Guru harus mampu berkomunikasi secara efektif dengan
siswasiswanya
o Guru harus mengembangkan strategi pembelajaran yang
membelajarkan
o Guru harus menguasai kelas
o Guru harus melakukan evaluasi secara benar.

· Kegiatan guru di sekolah antara lain yaitu:


Berpartisipasi dalam bidang administrasi, di mana dalam bidang
administrasi ini para guru memiliki kesempatan yang banyak untuk
ikut serta dalam kegiatan-kegiatan sekolah antara lain:
o Mengembangkan filsafat pendidikan
o Memperbaiki dan menyesuaikan kurikulum
o Merencanakan program supervisi
o Merencanakan kebijakan-kebijakan kepegawaian.
Semua pekerjaan itu harus dikerjakan bersama-sama antara guru yang
satu dengan yang lainnya yaitu dengan cara bermusyawarah. Untuk
meningkatkan kinerja, para guru harus melihat pada keadaan
pemimpinnya (kepsek). Jadi, dapat disimpulkan bahwa baik dan

16
buruknya guru dalam proses belajar mengajar dipengaruhi oleh
beberapa faktor salah satunya adalah supervisor dalam melaksanakan
pengawasan atau supervisi terhadap kemampuan (kinerja guru).

2. Indikator Kinerja guru

Ada beberapa indikator yang dapat dilihat peran guru dalam


meningkatkan kemampuan dalam proses belajar-mengajar. Indikator kinerja
tersebut adalah:

a. Kemampuan merencanakan belajar mengajar Kemapuan ini meliputi:


· Menguasai garis-garis besar penyelenggaraan pendidikan.
· Menyesuaikan analisa materi pelajaran
· Menyusun program semester
· Menyusun program atau pembelajaran

17
b. Kemempuan melaksanakan kegiatan belajar mengajar kemampuan ini
meliputi:
· Tahap pra intruksional
· Tahap intruksional
· Tahap evaluasi dan tidak lanjut
c. Kemampuan mengevaluasi, Kemampan ini meliputi:
· Evaluasi normatif
· Evaluasi formatif
· Laporan hasil evaluasi
d. Pelakanaan program perbaikan dan pengayaan.
Jadi menurut penulis, kinerja guru yang terdapat di atas merupakan
indikator positif dari kinerja guru. Sedangkan kinerja guru yang
bersifat negatif meliputi, guru belum menguasai penyusunan program
semester, guru belum melaksanakan pra intruksional, dan guru tidak
memperhatikan evaluasi yang bersifat normatif.

3. Evaluasi kinerja

Menurut Agus Sunyato dalam bukunya Anwar Prabu Mangkunegara


mengemukakan bahwa sasaran sasaran dan evaluasi kinerja karyawan sebagai
berikut:

a. Membuat analisa kinerja dari waktu yang lalu secara


berkesinambungan dan periodik, baik kinerja karyawan maupun
kinerja organisasi

18
b. Membuat evaluasi kebutuhan pelatihan dari para karyawan melalui
audit keterampilan dan pengetahuan sehingga dapat mengembangkan
kemampuan dirinya.
c. Menetuka asaran dari kinerja yang akan dating dan memberikan
tanggung jawab perorangan sehingga untuk periode selanjutnya jelas
apa yang harus diperbuat oleh karyawan, mutu dan baku yang harus
dicapai.

Menemukan potensi karyawan yang berhak memperoleh promosi,


dan mendasarkan hasil diskusi antara karyawan dengan pimpinannya itu
untuk menyusun suatu proposal lainnya, seperti imbalan .

Jadi, evaluasi kinerja merupakan sarana untuk memperbaiki


mereka yang tidak melakukan tugasnya dengan baik di dalam organisasi.
Banyak organisasi berusaha mencapai sasaran suatu kedudukan yang
terbaik dan terpercaya dalam bidangnya. Untuk itu sangat tergantung dari
para pelaksanaannya, yaitu para karyawan agar mereka mencapai sasaran
yang telah ditetapkan oleh organisasi.

4. Langkah- Langkah Peningkatan Kinerja

Dalam rangka peningkatan kinerja, paling tidak telah mengemukakan


tujuh langkah yang dapat dilakukan sebagai berikut:

a. Mengetahui Adanya kekurangan dalam kinerja


b. Mengenai kekurangan dan tingkat keseriusan.
c. Mengidentifikasikan hal-hal yang mungkin menjadi penyebab
kekurangan baik yang behubungan dengan dengan pegawai itu sendiri
19
d. Mengembamgkan rencana tindakan tersebut
e. Melakukan evaluasi apakah masalah tersebut sudah terasi atau belum
f. Mulai dari awal, apabila perlu.

Dari peningkatan kinerja ini mempunyai hasil dalam peningkatan


karena semuanya mempunyai kekurangan dan kelebihan, hal itu harus
sangat berguna bagi para karyawan.

Dari berbagai uraian teori tentang kinerja guru, maka yang


dimaksud dengan kinerja guru dalam penelitian ini adalah kemampuan
seseorang untuk melaksanakan tugasnya yang menghasilkan hasil yang
memuaskan guna tercapainya tujuan organisasi kelompok dalam suatu
unit kerja. Kinerja guru dalam penelitian ini dapat diukur berdasarkan 4
indikator, yaitu kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran, kinerja
guru dalam pelaksanaan pembelajaran, kinerja guru dalam evaluasi
pembelajaran, serta kinerja guru dalam disiplin tugas.

5. Upaya-upaya peningkatan kinerja dan profesionalitas guru.


Undang-undang RI No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(UUSPN) Undang-undang RI No.14/1005 tentang Guru dan Dosen (UUGD),
dan Peraturan Pemerintah RI No.19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(SNP) menyatakan guru adalah pendidik profesional. Untuk itu, ia
dipersyaratkan memiliki kualifikasi akademik minimal Sarjana/Diploma IV
(S1/D4) yang relevan dan menguasai kompetensi sebagai agen pembelajaran.

20
Pemenuhan persyaratan kualifikasi akademik minimal S1/D4 dibuktikan dengan
ijazah dan persyaratan relevansi mengacu pada jenjang pendidikan yang
dimiliki dan mata pelajaran yang dibina. Misalnya, guru SD dipersyaratkan
lulusan S1/D4 jurusan/program studi PGSD/Psikologi/ Pendidikan lainnya,
sedangkan guru Matematika SMP, MTs, SMA, MA, dan SMK dipersyaratkan
lulusan S1/D4 jurusan/program studi geografi atau Pendidikan geografi.
Pemenuhan persyaratan penguasaan kompetensi sebagai agen pembelajaran
yang meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi
profesional dan kompetensi sosial dibuktikan dengan sertifikasi pendidik.
Sertifikasi guru sebagai upaya peningkatan mutu guru dibarengi dengan
peningkatan kesejahteraan guru, sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu
pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan. Bentuk
peningkatan kesejahteraan guru berupa tunjangan profesi sebesar satu kali gaji
pokok bagi guru yang memiliki sertifikat pendidik. Tunjangan tersebut berlaku,
baik bagi guru yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun bagi guru
yang berstatus non-Pegawai Negeri Sipil (Swasta). Di beberapa negara,
sertifikasi guru telah diberlakukan secara ketat, misalnya di Amerika Serikat,
Inggris dan Australia (Wang, dkk.,2003). Sementara di Denmark baru mulai
dirintis dengan sungguh-sungguh sejak 2003 (www.lld.dk/laerercertificering).
Di samping itu, ada beberapa negara yang tidak melakukan sertifikasi guru,
tetapi melakukan kendali mutu dengan mengontrol secara ketat terhadap proses
pendidikan dan kelulusan di lembaga penghasil guru, misalnya di Korea Selatan
dan Singapura. Namun semua itu mengarah pada tujuan yang sama, yaitu
berupaya agar dihasilkan guru yang bermutu.
Sertifikasi guru bertujuan untuk (1) menentukan kelayakan guru dalam
melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan
pendidikan nasional, (2) peningkatan proses dan mutu hasil pendidikan, dan (3)
peningkatan profesionalisme guru. Adapun manfaat sertifikasi guru dapat
dirinci sebagai berikut.

21
a. Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten,
yang dapat merusak citra profesi guru.
b. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak
berkualitas dan tidak profesional.
c. Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan tenaga kependidikan
(LPTK) dari keinginan internal dan tekanan eksternal yang
menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku.

Sertifikasi bagi guru dalam jabatan yang dilaksanakan melalui uji


kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik dapat dilakukan
melalui penilaian portofolio, yang merupakan pengakuan atas
pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan
dokumen yang mencerminkan kompetensi guru. Komponen penilaian
portofolio mencakup: (1) kualifikasi akademik, (2) pendidikan dan
pelatihan, (3) pengalaman mengajar, (4) perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran, (5) penilaian dari atasan dan pengawas, (6) prestasi
akademik, (7) karya pengembangan profesi, (8) keikutsertaan dalam
forum ilmiah, (9) pengalaman organisasi di bidang pendidikan dan sosial,
dan (10) penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan. Portofolio
dinilai oleh LPTK penyelenggara sertifikasi guru Yang dikoordinasikan
Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG).

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dalam pengembangan kurikulum profesional guru, dan
pengimplementasian kurikulum sangat diperlukan, hal ini dikarena seorang guru

22
merupakan seorang figur yang mulia dan dimuliakan banyak orang, upaya guru
mendidik, membimbing, mengajar, dan melatih anak didik dan bentuk upaya
memajukan dan mencerdaskan peserta didik untuk pencapaian. Tujuan yang
berdasarkan kualitatif maupun kuantitatif. Pengembangan kurikulum dapat
dikonsepsi sebagai suatu siklus lingkasan yang dimulai dengan analisis
mengenai maksud dicirikan sekolah.

Sebagai guru yang profesional, maka guru harus dapat mengetahui


prinsip-prinsip pengembangan kurikulum, dan peranan guru dalam
pengembangan kurikulum. Hal ini semua bertujuan untuk kemajuan peserta
didik dan membentuk keterampilan peserta didik dalam pemantapan tujuan
pendidikan, baik secara efektif, kognitif, dan psikomotor.
Keprofesioanalan guru dalam pengembangan kurikulum implementasi
sangat diterapkan kepada suatu jenjang pendidikan dan pengklasifikasian
kepada peserta didik itu sendiri, karena implementasi kurikulum adalah
penerapan atau pelaksanaan kurikulum yang telah dikembangkan dalam tahap
sebelumnya, kemudian diujicobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan,
sambil senantiasa dilakukan penyesuaian terhadap situasi lapangan dan
karakteristik peserta didik, baik perkembangan intelektual, emosional dan
bentuk fisiknya.
Dalam pengembangan kurikulum implementasi juga tidak terlepas dari
berbagai komponen-komponen yang mengatur dan mengarah kepada tujuan
dalam dunia pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M., 1996. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Cetakan Kesembilan. Bandung:
Sinar Baru Algesindo.

23
Kartikawati, E. dan Willem Lusikooy, 1993. Profesi Keguruan. Depdikbud Ditjen
Dikdasmen, Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III, Jakarta.
Sucipto dan raffi kosasih.1999. Profesi keguruan. Jakarta : Rhineka cipta
Udin syafruddin, saud.2009.Pengembangan Profesi Guru. Bandung : alfabeta

24

Anda mungkin juga menyukai