Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Figur sebagai seorang guru adalah ujung tombak kesuksesan pendidikan, karena maju
mundurnya pendidikan terletak di tangan seorang guru. Dalam kondisi bagaimanapun guru
tetap memegang posisi yang sangat vital dan penting, demikian halnya dalam pengembangan
IPTEK dan perkembangan global. Eksistensi guru tetap penting, karena peran guru tidak
seluruhnya dapat digantikan dengan teknologi. Bagaimanapun canggihnya sebuah teknologi,
tetap saja bodoh dibandingkan guru, karena IPTEK seperti komputer tidak akan dapat
diteladani, bahkan bisa menyesatkan jika penggunaannya tanpa ada kontrol. Fungsi kontrol ini
terletak ditangan guru dan membuat posisi guru tetap penting.
Profesionalisme guru, merupakan persoalan kompleks yang akhir-akhir ini tidak pernah henti-
hentinya didiskusikan, terutama dalam kaitannya dengan sertifikasi guru. Dikalangan –
kalangan profesi yang ada, terdapat kesepakatan tentang pengertian profesi, yaitu profesi
menunjuk pada suatu pekerjaan atau jabatan yang menurut keahlian, tanggung jawab, dan
kesetiaan terhadap profesi. Namun, ketika dilacak secara mendalam apa dibalik batasan itu,
banyak perbedaan ditemukan. Seluk – beluk profesi tidaklah sederhana, bahkan mulai kosep
dasar tentang profesi terdapat perbedaan mendasar. Misalnya profesi tertentu mensyaratkan
anggotanya layak disebut profesional manakala pendidikannya sarjana ke atas, dalam profesi
lain hal ini tidak penting.
B. Tujuan penulisan makalah
Penulisan makalah pada kesempatan ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok
sebagai salah satu komponen penilaian pada mata kuliah Profesi Kepedidikan. Selain itu,
makalah yang kami susun agar dapat memberikan pengetahuan kepada mahasiswa khususnya
dan para guru pada umumnya tentang Kegiatan dan Jabatan Guru serta Eksistensi dan Proteksi
Jabatan Guru. Makalah ini tidak saja bermanfaat bagi guru tetapi juga bagi tenaga
kependidikan lain, dan masyarakat pada umumnya, demi terciptanya pendidikan yang
berkualitas dalam mewujudkan masyarakat madani dengan sumber daya manusia yang
bermutu. Semua itu hanya dapat diwujudkan oleh seorang guru yang profesional, yang mampu
menciptakan pembelajaran kreatif dan menyenangkan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kegiatan jabatan guru
1. Eksistensi dan Proteksi Jabatan Guru
Menurut pandangan tradisional, guru adalah seorang yang berdiri di depan kelas
untuk menyampaikan ilmu pengetahuan. Menurut departemen pendidikan dan
kebudayaan, guru adalah seorang yang mempunyai gagasan yang harus diwujudkan untuk
kepentingan anak didik, sehingga menunjang hubungan sebaik – baiknya dengan anak
didik, sehingga menjunjung tinggi, mengembangkan dan menerapkan keutamaan yang
menyangkut agama, kebudayaan, keilmuan. Menurut kamus besar bahasa indonesia, guru
adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar.
Bardasarkan sejumlah sumber dapat disimpulkan bahwa seorang guru bukan hanya sekedar
pemberi ilmu pengetahuan kepada murid – muridnyadi depan kelas. Akan tetapi, dia
seorang tenaga profesional yang dapat menjadikan murid – muridnya mampu
merencanakan, menganalisis dan menyimpulkan masalah yang dihadapi. Dengan
demikian, seorang guru hendaklah bercita – cita tinggi, berpendidikan luas, berkepribadian
kuat dan tegar serta barperikemanusiaan yang mendalam. Disamping mengajarkan ilmu
pengetahuan, guru juga harus mampu membentuk pribadi peserta didik.
Pada pasal 27 dan 28 Undang – undang Sistem Pendidikan Nasional mengakui eksistensi
guru sebagai profesi serta sekaligus melakukan proteksi dan pengakuan yang lebih pasti
terhadap jabatan guru.
2. Syarat – syarat profesi jabatan guru
a. Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan yang ideal dibandingkan dengan
kepentingan pribadi.
b. Seorang pekerja prifesional, secara aktif memerlukan waktu yang panjang untuk
mempelajari konsep – konsep serta prisip – prinsip pengetahuan khusus yang
mendukung keahliannya.
c. Memiliki kualifikasi tertentu untuk memasuki profesi tersebut serta mampu mengikuti
perkembangan dalam pertumbuhan jabatan.
d. Memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkah laku, sikap dan cara kerja.
e. Membutuhkan suatu kagiatan intelektual yang tinggi.
f. Adanya organisasi yang dapat meningkatkan standar pelayanan, disiplin diri dalam
profesi, serta kesejahteraan anggotanya.
g. Memberikan kesempatan untuk kemajuan, spesialisasi, dan kemandirian.
h. Memandang profesi suatu karier hidup (alive career) dan menjadi seorang anggota yang
permanen.
3. Makna Jabatan Guru Sebagai Jabatan fungsional
Pengakuan jabatan guru merupakan pengakuan resmi pemerintah. Di negara kita
status itu bukan lagi rekomendasi melainkan telah ditegaskan secara yuridis melalui
undang – Undang . Segi lainnya adalah perlindungan hukum bagi guru dalam
menjalankan tugasnya. Hal ini dijamin dalam pasal 30 UU SPN mengenai hak – hak
mengenai tenaga pendidikan. Dalam ayat 3 dikemukakan bahwa tenaga pendidik berhak
memperoleh perlindungan hukum dalam menjalankan tugasnya.
Menutut Undang – Undang Nomor 8/1974 tentang pokok kepegawaian, ada dua jenis
pegawai negeri sipil, yakni jabatan struktural dan jabatan fungsional,. Jabatan struktural
dan jabatan fungsional manajer yang disusun pada struktur organisasi serta dibawahi oleh
satu jabatan atasan dan membawahi beberapa struktur bawahan.
Sedangkan jabatan fungsional adalah jabatan profesi yang disusun untuk menerapkan
fungsi tertentu suatu organisasi, yang didasarkan pada tingkat keahlian dan keterampilan
yang diperlukan untuk melaksanakan fungsi dan profesinya.
Guru adalah jabatan fungsional bagi pegawai negeri sipil yang diberi tugas, wewenang
dan tanggung jawab untuk melaksanakan pendidikan disekolah.secara rinci jabatan
fungsional adalah sebagai berikut :
 Pangkat Gol–Ruang Jabatan
 Penatur Muda II/a Guru Pratama
 Pengatur Muda Tk.1 II/b Guru Pratama Tk.1
 Pengatur II/c Guru Muda
 Pengatur Tk.1 II/d Guru Muda Tk.1
 Penata Muda III/a Guru Madya
 Penata Muda Tk.1 III/b Guru Madya Tk.1
 Penata III/c Guru Dewasa
 Penata Tk.1 III/d Guru Dewasa Tk.1
 Pembina IV/a Guru Pembina
 Pembina Tk.1 IV/b Guru Pembina Tk. 1
 Pembina Utama Muda IV/c Guru Utama Muda
 Pembina Utama Madia IV/d Guru Utama Madya
 Pembina Utama IV/e Guru Utama
Jabatan guru guru terdiri empat bentuk keinginan atau aktifitas, yakni :
a. Pedidikan
b. Proses belajar mengajar atau bimbingan penyuluhan.
c. Pengembangan profesi, dan
d. Penunjang proses belajar mengajar atau bimbingan dan penyuluhan.
Keempat bentuk aktifitas itu terdiri atas beberapa aktifitas sebagai berikut:
Aktifitas pendidikan yang mesti dilakukan oleh guru meliputi dan memperolah
ijazah formal, melingikuti dan memperoleh surat tamat pendidikan dan latihan (STTPL)
kedinasan. Aktifas PBM atau BP meliputi aktifitas melaksanakan PBM atau praktek atau
melaksanan proses Bp, melaksanakan tugas didaerah tepencil, melaksanakan tugas tertentu
di sekolah.
Tiga unsur utama yang terjadi tolak unsur tiap jabatan fungsional adalah :
a. Pelaksanan tugas sehari – hari,
b. Mengembangkan ilmu dan keterampilan dan,
c. Pengabdian pada masyarakat.
Unsur – unsur yang dimulai dalam perolehan angka kredit terdiri dari dari unsur
utama (meliputi aktifitas pendidikan, PBM atau BP dan mengembangkan profesi) minimal
70% dan unsur penunjang (aktifitas penunjang PBM atau BP) maksimum 30%. Angka
kredit adalah angka yang diberikan oleh ketentuan aturan (aturan tridarma pada perguruan
tinggi).
Uraian di atas memberikan makna bahwa semua guru mesti mengumpulkan nilai
minimal angka kredit untuk kenaikan pangkat berikutnya. Cepat tidaknya kenaikan
pangkat seorang guru sangat tergantung kepada kegiatan dan aktifitas individunya.
4. Kriteria khusus jabatan untuk guru
a. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual
Jelas sekali bahwa jabatan guru memenuhi kriteria ini, karena mengajar melibatkan
upaya – upaya yang bersipat sangat didominasi kegiatan intelektual. oleh sebab itu
mengajar seringkali di sebut sebagai ibu dari segala profesi.
b. Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus
Semua jabatan mempunyai monopoli pengetahuan yang memisahkan anggota mereka
dari orang awam , dan memungkinkan mereka mengadakan pengawasan tentang
jabatanya. Anggota – anggota suatu profesi menguasai bidang ilmu yang membangun
keahlian mereka dan melindungi masyarakat dari penyalahgunaan, amatiran yang tidak
terdidik, dan kelompok tertentu yang ingin mencari keuntungan. Namun belum ada
kesepakatan tenteng bidang ilmu khusus yang melatari pendidikan atau keguruan.
c. Jabatan yang memerlukan persiapan profesional yang lama (dibandingkan dengan
pekerjaan yang memerlukan latihan umum belaka)
Yang membedakan jabatan profesional dengan non profesional antara lain adalah dalam
penyelesaian pendidikan melalui kurikulum yaitu ada yang di atur universitas / institut
atau melalui pengalaman praktek dan pemagangan atau campuran pemagangan dan
kuliah.
d. Jabatan yang memerlukan “latihan dalam jabatan” yang berkesinambungan
Jabatan guru cenderung menunjukan bukti yang kuat sebagai jabatan profesional , sebab
hampir tiap tahun guru melakukan berbagai kegiatan latihan profesional ,baik yang
mendapatkan penghargaan kredit maupun tanpa kredit.
e. Jabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permanen
Banyak guru baru yang hanya bertahan selama satu atau dua tahun saja pada profesi
mengajar , setelah itu mereka pindah kerja kebidang lain, yang lebih banyak
menjanjikan bayaran yang lebih tinggi.
f. Jabatan yang menentukan baku (standar) sendiri.
Baku jabatan guru masih sangat banyak diatur oleh pihak pemerintah , atau pihak lain
yang menggunakan tenaga guru tersebut seperti yayasan pendidikan swasta.
g. Jabatan yang mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.
Jabatan mengajar adalah jabatan yang mempunyai nilai sosial yang tinggi , tidak perlu
di ragukan lagi. Guru yang baik akan sangat berperan dalam mempengaruhi kehidupan
yang lebih baik dari warga negara masa depan.
h. Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
Semua profesi yang dikenal mempunyai organisasi profesional yang kuat untuk dapat
mewadahi tujuan bersama dan melindungi anggotanya
B. Tantangan Profesionalisasi Jabatan Guru
T. Raka Joni, mengemukakan ada enam tahap dalam proses profesionalisasi,
jabatan guru.
Enam tahap itu adalah sebagai berikut :
1. bidang layanan ahli “ unik “ ang diselenggarakan itu harus ditetapakan. Dengan
adanya surat keputusan men-PAN No.26/1989 berarti untuk bidang ini telah tercapai dan
terpenuhi.
2. kelompok profesi dan penyelenggara pendidikan pra jabatan yang mempersiapkan tenaga
guru yang professional. Guna meyakinkan agar para pendatang baru dilingkungan profesi
ini memiliki kompetensi minimalbagi penyelenggaraan layanan ahli yang mempersatukan
kepentingan pemakai layanan.
3. adanya mekanisme untuk memberikan pengakuan resmi kepada program pendidikan pra
jabatan yang memenuhi standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
4. adanya mekanisme untuk memberikan pengakuan resmi kepada lulusan program
pendidikan pra jabatan yang memiliki kemampuan minimal yang disyaratkan ( sertifikadsi)
5. secara perorangan dan kelompok , kaum pekerja professional bertanggung jawab penuh
atas segala aspek pelaksanaan tugasnya.
6. kelompok professional memiliki kode etik yang merupakan dasar untuk melindungi para
anggota yang menjunjung tinggi nilai-nilai professional, di samping merupakan sarana
untuk mengambil tindakan penertiban terhadap anggotayang melakukan perbuatan yang
tidak sesui dengan suara dan semangat kode etik itu.
Dari enam tahap itu apabila disimpulkan, maka ada dua aspek yang harus saling
menunjang sesuai dengan bidang layanan, memenuhi syarat untuk dinyatakan sebagai
profesi, yaitu [a] keterandalan layanan dan [b] layanan yang khas itu,diakui dandi hargai
oleh msyarakat dan pemerintah. Selanjutnya suatu layanan dapat diandalkan apabila; [a]
pemberi layanan menguasai betul apa yang dikerjakan dan [b] penerima layanan dapat
mempercayai bahwa kemaslahatannya didahulukan dalam proses pemberian layanan itu.
C. Upaya Peningkatan Profesi Guru Di Indonesia
Sehubungan hal di atas,maka upaya peningkatan profesi guru di Indonesia
sekurang-kurangnya menghadapi dan memperhitungkan empat factor, yaitu :
1. ketersediaan dan mutu calon guru
2. pendidikan pra-jabatan
3. mekanisme pembinaan dalam jabatan dan
4. peranan organisasi profesi.

Keempat factor dapat diuraikan sebagai berikut :

1. ketersediaan dan mutu calon gur

jabatan fungsional diharapkan menjadi daya pikat tersendiri terhadap profesi guru.
Daya piakt itu merefleksikan masyarakat untuk memberikan makna tersendiri , baik dalam
membangkitkan rasa bangga diri maupun dalam usaha mencari bibit-bibit guru berkualitas.

2. pendidikan pra jabatan


pertama, untuk meyakinkan pemilihan kemampuan professional awal, saringan
calon peserta pendidikan pra jabatan perlu dilakukan secara efektif, baik dari segi
kemampuan potensial, aspek-aspek kepribadian yang relevan, maupun motivasinya
kedua, pendidikan pra jabatan harus benar-benar secara sistematis menyiapkan
calon guru
3. Untuk menguasai kemampuan professional.
Pertama, mekanisme pembinaan dalam jabatan dan prosedur penghargaan aspek layanan
ahli keguruan perlu dikembangkan.
Kedua, system penilaian dijenjang SD dan juga system kepagawaian di jenjang
SMA yang berlaku sekarang jelas memerlukan penyesuaian mendasar.
Ketiga, keterbukaan informasi dan kesempatan untuk meraih kualifikasi formal
yang lebih tinggi, katakanlah S1 dan bahkan S2 dan S3
4. Peranan organisasi profesi
Dengan diberlakukannya undang-undang RI No.20/2003 tentang system
pendidikan nasional dan surat keputusanmenteri penertiban aparatur Negara no.26/1989.
langkah awal yang mendasar untuk mengakhiri perlakuan kurang taat asas terhadap jajaran
guru telah diambil
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari berbagai pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa profesi itu pada
hakikatnya merupakan suatu pekerjaan tertentu yang menuntut persyaratan khusus dan
istimewa sehingga meyakinkan dan memperoleh kepercayaan pihak yang memerlukannya.
Di dalam suatu profesi juga terdapat jabatan. Jabatan guru terdiri empat bentuk aktifitas,
yakni pedidikan, proses belajar mengajar atau bimbingan penyuluhan, pengembangan
profesi, dan penunjang proses belajar mengajar atau bimbingan dan penyuluhan.
Guru adalah jabatan profesi, untuk itu seorang guru harus mampu melaksanakan tugasnya
secara profesional. Seseorang dianggap profesional apabila mampu mengerjakan tugasnya
dengan selalu berpegang teguh pada etika kerja, independent (bebas dari tekanan pihak
luar), cepat (produktif), tepat (efektif), efisien dan inovatif serta didasarkan pada prinsip-
prinsip pelayanan prima yang didasarkan pada unsur-unsur ilmu atau teori yang sistematis,
kewenangan profesional, pengakuan masyarakat dan kode etik yang regulatif.
Pengembangan wawasan dapat dilakukan melalui forum pertemuan profesi, pelatihan
ataupun upaya pengembangan dan belajar secara mandiri.
B. Saran
seorang guru yang menduduki posisi penting dalam perkembangan dunia
pendidikan harus memiliki kriteria tentang guru, sebab tidak semua guru itu penting kalau
ia tidak dapat menggunakan dan memberikan teladan bagi peserta didik dan masyarakat di
sekitarnya. Bahkan tidak jarang ada guru yang bisa menyesatkan perkembangan anak
bangsa. Misalnya guru yang memaksakan kehendak sendiri terhadap peserta didik,
mempersulit perkembangan peserta didik, pilih kasih, tidak adil.
DAFTAR PUSTAKA

Sucipto dan raffi kosasih.1999. Profesi keguruan. Jakarta : Rhineka cipta


Udin syafruddin, saud. 2009. Pengembangan Profesi Guru. Bandung : alfabeta

Anda mungkin juga menyukai