Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

OLEH :

WIRADISTA NUGRAHA

11000222410008

PASCA SARJANA

MAGISTER KENOTARIATAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2022
Daniel Bell

Profesi adalah segala kegiatan intelektual yang dipelajari termasuk pelatihan yang
diselenggarakan secara formal ataupun tidak formal dan memperoleh sertifikat yang
dikeluarkan oleh sekelompok atau badan yang bertanggung jawab pada keilmuan
tersebut dalam melayani masyarakat, menggunakan etika layanan profesi dengan
mengimplikasikan kompetensi mencetuskan ide, kewenangan ketrampilan teknis dan
moral serta bahwa perawat mengasumsikan adanya tingkatan dalam masyarakat.

Doni Koesoema A

Profesi yaitu sebuah pekerjaan yang dapat juga berwujud sebagai jabatan di dalam
suatu hierarki birokrasi, yang menuntut keahlian tertentu serta memiliki etika khusus
untuk jabatan tersebut serta pelayananbaku terhadap masyarakat.

Sudarwan Danin

Profesi merupakan sebuah pekerjaan yang menuntut kemampuan intelektual khusus


yang diperoleh melalui kegiatan belajar dan pelatihan yang bertujuan untuk
menguasai keterampilan atau keahlian dalam melayani atau memberikan advis pada
orang lain dengan memperoleh upah atau gaji dalam jumlah tertentu.

Peter Jarvis

Profesi adalah segala bentuk pekerjaan yang sesuai dengan studi intelektual atau
pelatihan khusus dimana tujuannya untuk menyediakan pelayanan keterampilan bagi
orang lain dengan upah tertentu.

Siti Nafsiah

Profesi yakni sebuah pekerjaan yang dikerjakan sebagai sarana untuk mencari nafkah
hidup sekaligus sebagai sarana untuk mengabdi kepada kepentingan orang lain (orang
banyak) yang harus diiringi pula dengan keahlian, ketrampilan, profesionalisme, dan
tanggung jawab.

Abudin Nata, secara garis besar menjelakan ada tiga syarat khusus untuk profesi
untuk seorang pendidik, yaitu :

1. seorang guru yang professional harus menguasai bidang ilmu pengetahuan yang
akan diajarkannya dengan baik. Ia benar-benar seorang ahli dalam bidang ilmu
yang diajarkannya. Selanjutnya karna bidang pengetahuan apapun juga
mengalami perkembangan, maka seorang guru juga harus terus menerus
meningkatkan dan mengembangkan ilmu yang diajarkannya, sehingga tidak
ketinggalan zaman. Untuk itu seorang guru harus terus menerus melakukan
penelitian menggunakan berbagai macam metode.
2. Seorang guru yang profesioanal harus memiliki kemampuan menyampaikan
atau mengajarkan ilmu yang dimilikinya (transfer of knowledge) kepada murid-
muridnya secara efektif dan efisien. Untuk ini, seorang guru harus memiliki
ilmu keguruan yang dahulu terdiri dari 3 bidang keilmuan yaitu pedagogic,
didaktik, dan metodik.
3. seorang guru yang professional harus berpegang teguh pada kode etik profesi.
Kode etik disini lebih dikhususkan lagi tekanannya pada pelunya memiliki
akhlak yang mulia. Dengan akhlak mulia, seorang guru akan dijadikan panutan,
contoh dan teladan. Dengan demikian ilmu yang diajarkan atau nasihat yang
diberikan kepada siswa akan didengarkan dan dilaksanakan dengan baik.
Zakiah Daradjat, mengemukakan syarat menjadi guru yang baik dan diperkirakan
dapat memenuhi tanggung jawab yang dibebankan kepadanya adalah:

1. takwa kepada Allah. Guru tidak mungkin mendidik anak agara bertakwa
kepada Allah, jika ia sendiri tidak bertakwa kepada-Nya. Sebab ia adalah
teladan bagi murid-muridnya sebagaimana rasullullah menjadi teladan bagi
umatnya. Sejauh mana seorang guru mampu memberikan teladan yang baik
bagi murid-muridnya sejauh itu pula lah ia diperkirakan akan berhasil
mendidik agar menjadi generasi penerus bangsa yang baik dan mulia
2. Berilmu. Ijazah bukan semata mata secarik kertas, tetapi suatu bukti, bahwa
pemiliknya telah mempunyai ilmu pengetahuan dan kesanggupan tertentu
yang diperlukannya untuk suatu jabatan. Dalam keadaan normal, ada patokan
bahwa makin tinggi pendidikan guru makin baik mutu pendidikan dan pada
gilirannya makin tinggi pula derajat masyarakat.
3. Sehat jasmani. Kesehatan badan sangat mempengaruhi semangat kerja,guru
yang sakit sakitan kerap sekali terpaksa absen dan tentunya akan merugikan
anak-anak.
4. Berkelakuan baik. Budi pekerti guru sangat penting dalam pendidikan
karakter murid. Guru harus menjadi suri tauladan, karena anak-anak bersifat
suka meniru. Diantara tujuan pendidikan adalah membentuk akhlak yang baik
pada anak, dan ini hanya mungkin jika guru itu berakhlak baik pula. Guru
yang tidak berakhlak baik tidak mungkin dipercayakan pekerjaan mendidik.

Menurut Dr. Wirawan, Sp. A (dalam Dirjenbagais Depag RI, 2003) menyatakan
persyaratan profesi, antara lain:

a. Pekerjaan PenuhSuatu profesi merupakan pekerjaan penuh oleh masyarakat


atau perorangan. Profesi merupakan pekerjaan yang mencakup tugas, fungsi,
kebutuhan, aspek atau bidang tertentu dari anggota masyarakat secara
keseluruhan. Profesi guru mencakup khusus aspek pendidikan dan pengajaran
di sekolah.
b. Ilmu pengetahuanIlmu pengetahuan yang diperlukan untuk melaksanakan
profesi terdiri dari cabang ilmu utama dan ilmu pembantu. Cabang ilmu utama
adalah cabang ilmu yang menentukan esensi suatu profesi. Contohnya profesi
guru cabang ilmu utamanya adalah ilmu pendidikan dan cabang ilmu
pembantunya masalah psikologi.
c. Aplikasi ilmu pengetahuanIlmu pengetahuan pada dasarnya mempunyai dua
aspek, yaitu aspek teori dan aspek aplikasi. Aspek aplikasi ilmu pengetahuan
adalah penerapan teori-teori ilmu pengetahuan untuk membuat sesuatu.,
mengerjakan sesuatu atau memecahkan sesuatu yang diperlukan. Profesi
merupakan penerapan ilmu pengetahuan untuk mengerjakan, menyelesaikan,
atau membuat sesuatu. Kaitan dengan profesi guru, tidak hanya ilmu
pengetahuan yang harus dikuasai oleh guru tetapi juga pola penerapan ilmu
pengetahuan tersebut sehingga guru dituntut untuk menguasai keterampilan
mengajar.
d. Lembaga Pendidikan ProfesiIlmu pengetahuan yang diperlukan oleh guru
untuk melakanakan profesinya harus dipelajari dari lembaga pendidikan tinggi
yang khusus mengajarkan, menerapkan, dan meneliti serta mengembangkan
ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan ilmu keguruan. Sehingga peran
lembaga pendidikan tinggi sebagai pencetak sumber daya manusia harus
betul-betul memberikan pemahaman dan pengetahuan yang mantap pada
calon pendidik.

Persyaratan Menjadi Akuntan Publik Siti Nafsiah Profesi yakni sebuah pekerjaan
yang dikerjakan sebagai sarana untuk mencari nafkah hidup sekaligus sebagai sarana
untuk mengabdi kepada kepentingan orang lain (orang banyak) yang harus diiringi
pula dengan keahlian, ketrampilan, profesionalisme, dan tanggung jawab
a. Memiliki sertifikat tanda lulus ujian profesi akuntan publik yang sah.
b. Berpengalaman praktik memberikan jasa asurans.
c. Berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
d. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak.
e. Tidak pernah dikenai sanksi administratif berupa pencabutan izin Akuntan
Publik.
f. Tidak pernah dipidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena
melakukan tidak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara 5
(lima) tahun atau lebih.
g. Menjadi anggota Asosiasi Profesi Akuntan Publik yang ditetapkan oleh
Menteri
h. Tidak berada dalam pengampuan.

Karakteristik tindak pidana Profesi

Manifestasi kontrit dari suatu kode etik adalah terlaksananya pedoman atau
tuntunan tingkah laku yang sudah digariskan suatu kode etik pada profesi.
Pelaksanaan suatu profesi yang merupakan karya pelayanan masyarakat. Ini
membawah akibat pelaksanaan etik profesi dalam kode etik tersebut terkait dengan
kebudayaan yang berkembang di dalam masyaraakat.

Pertama, seseorang yang membutuhkan bantuan professional, secara umum


mempunyai kedudukan yang lebih lembah dan sifat ketergantungan yang tinggi. Hal
ini dimungkinkan karena ketidaktahuannya terhadap keahlian professional, sehingga
tidak mungkin untuk menilai keahlian tersebut. Kedua, hubunan antara profesional
dan kliennya dalam kondisi confidential nature, sehingga sifatnya sebagai
confidentiality profesional sangat menonjol. Ketiga, sifat kemandirian profesional
tersebut, sekalipun tidak self employed. Keempat, keharusan etik dari profesional
untuk to do one best meningkat sifanya yang altruistic

Karena karakteristik diatas, maka persoalan-persoalan yang terkait dengan


kasus-kasus profesional yang sering dinamakan “profesional malpractice” ditangani
secara ketat baik dalam bidang hokum disiplin maupun pertanggungjawaban hokum
baik hukum pidana, perdata maupun administrative. Cerita-cerita tentang hakekat
profesional dan profesionalisme memang tidak didramatisasikan, sebab nilai yang
terkandung didalamnya sangat berarti, baik dilihat dari segi politis, ekonomis dalam
kaitannya dengan efisiensi dan efektivitas, maupun dalam kaitannya dengan
persoalan sosial budaya mengingat sifatnya yang altruistik. Karakteristik profesional
banyak sekali. Namun yang penting antara lain adalah sebagai berikut :

(1) Skill based on theorical knowledge.

(2) Required educational and training.

(3) Testing of competence.

(4) Organization (into a professional association).

(5) Adherence to a code of conduct, and

(6) Altruistic service.

Apabila hal ini kita kaitkan dengan atribut yang bersifat individual, maka
karakteristiknya akan berkaitan dengan masalah keperilakuan. Dari sekian banyak
karakteristik di atas, sebenarnya terdapat tiga kategori karakteristik yang sangat
menonjol. Pertama, adalah perlu adanya persyaratan extensive training untuk
berpraktek sebagai profesional. Kedua adalah bahwa training tersebut mengandung
apa yang dinamakan a significant intellectual component, tidak sekedar bersifat skill
training semata-mata.
Pada jenis yang pertama, seperti dokter, pengacara, akuntan, konsultan dalam
bidang teknik, arsitek, psikolog dan prikiater, mereka berpraktek atas dasar “free-for-
service basis” dalam kerangka hubungan profesional dank lien yang bersifat
persoalan dan individu. Pada profesi jenis kedua, seperti dosen perguruan tinggi,
peneliti ilmiah, non consulting engineers, junalis dan teknisi baik yang mempunyai
klien yang banyak seperti hubungan dosen dengan mahasiswanya atau yang tidak
dimiliki klien personal seperti mereka yang ditugasi di suatu korporasi, mereka lebih
banyak bekerja atas dasar gaji daripada sebagai entrepreneur.

Dalam kerangka ini etik profesional sangat dominant, sebab hal ini dapat
dilihat sebagai system norma yang mempunyai kegunaan evaluatif atau normative
untuk menilai profesi, profesional dan perilakunya. Ini yang membedakannya dengan
ordinary norms, yang dapat diterapkan kepada setiap orang. Sepanjang menyangkut
kehatan profesi dikenal istilah malpraktek. Seorang dokter akan melakukan suatu
kesalahan dalam profesi, apabila ia tidak memenuhi kewajibannya sebagai seorang
medikus yang baik, dengan kemampuan yang normal, bahwa menjadi tugas pertama
dari seorang dokter jikalau ia menghadapi seorang pasien, bahwa ia akan
mengadakan suatu diagnosa dan kemudian mencari terapinya.

Disinilah pentingnya standar of proffesional dipermasalahkan. Perbuatan


harus diukur dengan criteria-kriteria yang objektif dan memperhatikan pertama,
profesional diharapkan untuk menguasai dan mempraktekkan ketrampilan dan
pengetahuan profesinya dengan sebaikbaiknya dan kedua, penilaian dilakukan atas
dasar standar profesi yang berlaku dilingkungan profesinya, dimana standard profesi
ini harus dilihat secara dinamiki.

Karena dalam hal-hal tertentu (misalnya di dunia medis), maka kesaksian ahli
dalam pembuktian kesalahan menjadi sangat penting untuk menjaga keseimbangan,
keselarasan, dan keserasian antara public order, legitimation and competence.
Peradilan tentang kasus-kasus malpraktek yang dilakukan secara gegabah sangat
merugikan dan dapat mengganggu program pembangunan nasional dimana para
profesinya banyak yang terlibat. Dalam hal ini profesinya menjadi terlalu sangat
berhati-hati dan timbul apa yang dinamakan defensive proffesional practice, yang
mengurangi kreatifitas dan dinamika professional, Berbagai kasus yang terjadi
membuktikan bahwa profesi telah gagal untuk melakukan apa yang seharusnya
disyaratkan oleh standar profesi pelayanan.

Anda mungkin juga menyukai