Anda di halaman 1dari 9

PROFESI,PROFESI KEGURUAN, KODE ETIK, ORGANISASI KEGURUAN,

SERTA PERAN HAK DAN KEWAJIBAN SEORANG GURU

Siti Maimuna
Email: 2110111220020@mhs.ulm.ac.id
Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin

Abstrak
Pada artikel ini memberikan penjelasan tentang definisi dari profesi, profesi
keguruan kode etik profesi guru dan penjelasan tentang apa saja organisasi guru yang ada di
Indonesia serta membahas tentang peran, hak, dan kewajiban seorang guru. Menjelaskan
bagaimana pengertian dari profesi dan profesi keguruan secara signifikan serta beberapa
pendapat dari para ahli. Adapun memuat beberapa pandangan tentang pengaruh dari
perkembangan teknologi terhadap profesi guru saat ini serta membahas tentang beberapa
tantangan dan masalah yang dihapi para guru saat ini karena seperti yang kita tahu bahwa
perkembangan teknologi sangat pesat dan para guru juga harus bisa menyesuaikan dan
mengikuti perkembangan zaman apalagi dalam hal pendidikan. Dalam hal ini artikel ini
juga membahas tentang kode etik profesi guru serta membahas tentang sbeberapa
pentingnya kode etik bagi para guru dan juga memberikan beberapa informasitentang apa
saja organisasi keguruan yang ada di Indonesia dan tujuan dari dibangunnya organisasi-
organisasi tersebut. Seorang guru juga memiliki peran, hak dan kewajibannya masing-
masing hal ini termuat dalam Undang-undang No. 14 Tahun 2005, yang mengatakan bahwa
seorang guru profesiaonal harus bisa mendidik, menagjar, membimbing mengarahkan,
melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik.
PENDAHULUAN
Profesi secara etimologi berasal dari Inggris yaitu kata profession yang berasal dari
bahsa latin profesus yang artinya “mampu atau ahli dalam suatu bentuk pekerjaan”. Profesi
merupakan suatu pekerjaan atau jabatan yang sangat memerlukan keahlian, bisa didapat
melalui pendidikan atau latihan tertentu, yang memiliki persyaratan khusus dan tanggung
jawab serta kode etik tertentu. Pekerjaan bersifat professional tentunya berbeda dengan
pekerjaan lainnya sebab profesi dituntut untuk memiliki kemampuan dan keahlian khusus
dalam melaksanakan atau menjalani profesinya. Profesi dapat juga bisa diartikan sebagai
suatu jabatan yang memerlukan kemampuan, pengetahuan seerta keahlian khusus yang
diperoleh dari pendidikan akademis yang bersifat intensif. Jadi secara garis besar bahwa
profesi merupakan pekerjaan tau jabatan yang menuntut keahlian tertentu. Dalam artian
merupakan suatu ekerjaan atau jabatan yang tidak dapat dipoegang oleh sembarang orang,
namun harus memerlukan persiapan melalui pendidikan ataupun pelatihan khusus.
Musriadi, 2016 dalam (Heri Susanto 2020:13). Guru merupakan profesi yang harus
memiliki keahlian khusus. Karena untuk menjadi seorang guru perlu memerlukan waktu
yang sangat panjang, sebab seorang guru dituntut harus memiliki latar belakang di bidang
pendidikan, dan memiliki keahlian serta syarat-syarat khusus. Keahlian khusus tersebut
tidak bisa didapatkan dengan mudah kita harus bisa konsisten dalam mendedikasikan
waktu, tenaga dan pikiran. Oleh karena itu untuk menjadi seorang guru bukannlah hal yang
mudah bagi setiap orang. Jadi karena alasan inilah semua orang bisa memiliki profesi
sebagai seorang guru.
Pengaruh dari perkembangan teknologi terhadap profesi guru saat ini cukup besar.
Teknologi memberikan banyak sekali perubahan-perubahan baru yang dapat meningkatkan
proses pembelajaran. Karena dengan adanya perkembangan teknologi akan mempermudah
pekerjaan yang dilakukan oleh guru. Jadi sejauh ini menurut saya dampak dari
perkembangan teknologi terhadap profesi guru banyak sekali memberikan dampak positif.
Namun juga pekrjaan yang dilakukan guru akan semakin bertambah, bukanhanay sebagai
wadah penyaji informasi namun harus mampu untuk bisa memfasilitasi dan memotivasi
serta mengembangkan kemampuan setiap anak agar mereka bisa mengolah informasi
sendiri karena dengan berkembangnya teknologi maka tidak sulit lagi bagi orang-orang
untuk mendapatkan informasi.
Ada banyak sekali tantangan dan masalah yang harus dihadapi oleh para guru di era
pandemic ini, mulai dari penyesuaian diri terhadap teknologi yang akan digunakan dalam
pembelajaran online. Seorang guru juga dituntut harus memilih metode pembelajaran yang
tepat agar mudah diterima oleh peserta didik dalam pembelajaran online ini. Jadi, itulah
beberapa hal yang membuat profesi guru di masa pandemic ini memiliki banyak sekali
kendala.
ATRIBUT PROFESI GURU
Secara istilah kode etik apabila dikaji maka terdapat dua kata, yakni kode dan etik
yang berasal dari Bahasa yunani, “Ethoss” yaitu watak, adab atau cara hidup. Kata etik
itumenunjukkan “cara berbuat yang menjadi adat, karena adanya persetujuan dari
kelompok manusia”. Etik biasanya dipakai untuk kajian system nilai-nilai. Oleh karena itu,
guru sebagai tenaga professional harus memiliki “kode etik guru” dan harus menjadikannya
sebagai pedoman yang berguna untuk mengatur pekerjaaan guru selama masa pengabdian.
Kode etik bisa diaartikan jug amerupakan suatu ketentuan yang dapat mengikat sikap dan
perbuatan guru. Djamarah 2000 dalam (Heri Susanto 2020:22). Kode etik dianggap sangat
penting karena memiliki tujuan untuk menjunjung tinggi martabat profesi, meningkatkan
pengabdian dari anggota profesi, meningkatkan mutu atau kualitas profesi, dan organisasi
serta dapat menjaga kesejahteraan spiritual atau mental. Hermawan 1997 dalam (Heri
Susanto 2020:18). Jadi dapat dikatakan bahwa kode etik sangat diperlukan agar kita
memiliki norma atau aturan-aturan dalam berprofesi sehingga dapat terhinndar dari hal-hal
negative seperti perbuatan yang semena-mena atau seenaknya.
Heri Susanto (2020:19), Biggs dan Blocher ( 1986 : 10) mengemukakan tiga fungsi
kode etik yaitu : (1) Melindungi suatu profesi dari campur tangan pemerintah, (2)
Mencegah terjadinya pertentangan internal dalam suatu profesi, (3) Melindungi para
praktisi dari kesalahan praktik suatu profesi. Jadi dapat kita lhat bahwa kode etik memiliki
fungsi sebagai perlindungan dan pengembangan agar mereka bisa disiplin, professional,
beretika dan bekerja sesuai dengan norma-norma yang telah ditetapkan serta agar mereka
merasa aman dalam pekerjaan karena adanya perlindungan.
Menurut (Wau, 2014: 44) dalam Profesi Keguruan (Heri Susanto, 2020:26)
organisasi profesi keguruan merupakan sebuah wadah perkumpulan orang-orang yang
memiliki suatu keahlian dan keterampilan mendidik yang dipersiapkan melalui proses
pendidikan dan latihan yang relatif lama, serta dilakukan dalam lembaga tertentu yang
dapat dipertanggung jawabkan. Jadi profesi keguruan merupakan tempat dimana aaspirasi
dan gerak langkah para guru bersatu, dengan berbagai keahlian masing-masing serta
persiapan yang cukup membutuhkan waktu lebih lama. Organisasi profesi keguruan
tentunya memiliki tujuan sebagai berikut:
1) Meningkatkan dan mengembangkan karir anggota, hal ini sangat penting agar
terwujudnya tingkat kompetensi kependidikan yang handal. Dengan didasari oleh
kewibawaan yang dimiliki organisasi para anggota akan memiliki kekuatan moral
untuk senantiasa meningkatkan kemampuannya.
2) Meningkatkan dan mengembangkan kewenangan profisional anggota, hal ini
merupakan upaya para professional untuk menempatkan anggota sesuai dengan
kemampuannya.
3) Meningkatkan dan mengembangkan kesejahteraan serta martabat anggota, hal ini
dilakukanorganisasi agar para anggotanya terhindar dari perlakuan tidak manusiawi
dari pihak lain dan tidak melakukan praktik melecehkan nilai-nilai kemanusiaan.
4) Meningkatkan dan mengembangkan kesejahteraan, merupakan upaya organisasi
untuk meningkatkan kesejahteraan lahir batin para anggotanya.
Organisasi profesi keguruan memiliki 2 fungsi yaitu pemersatu dan meningkatkan
kemampuan professional. (Heri Susanto, 2020:27). Fungsi pemersatu maksudnya
organisasi profesi keguruan ini merupakan wadah pemersatuan dari berbagai potensi
profesi keguruan dalam menghadapi banyaknya rintangan dan harapan masyarakat.
Keuntungan yang dap diambil dari adanya organisasi profesi keguruan ini, yaitu adanya
peningkatan atau pengembangan dari setiap anggota, sehingga jiwa kompetensi yang
handal dapat terwujud dan tertanam dalam setiap diri anggota, sehingga pengajaran yang
diberikan pun jadi lebih maksimal.
PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) merupakan organisasi di Indonesia yang
beranggotakan para pengajar yaitu guru, dosen, tenaga kependidikan baik negeri maupun
swasta di seluruh Indonesia. Namun selain PGRI ada beberapa lagi organisasi yang
beranggotakan para pengajar, berikut adalah jenis-jenis organisasi keguruan yang ada di
Indonesia.
1) Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) MGMP adalah suatu organisasi
perkumpulan guru-guru mata pelajaran yan berada di kota atau kabupaten yang
brtujuan untuk bertukar pikiran dan pengalaman untuk meningkatkan kinerja guru.
Organisasi ini bertujuan untuk mengembangkan kretifitas, kualitas, inovasi guru dalam
hal meningkatkan profesionalisme setiap guru. MGMP ini memiliki peran untuk
mengakomodir untuk dan oleh anggotanya, mengakomodasi aspirasi masyarakat,
melakukan perubahan yang lebih kreatif dalam proses pembelajaran.
2) Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) ISPI merupakan organisasi profesi
kependidikan yang bersifat regional karena berbagai hal menyangkut komunikasi
antaranggotanya. Organisas ISPI ini berperan untuk menghimpun para sarjana
pendidikan dari berbagai spesialis di seluruh Indonesia yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan profisional anggotanya, dapat membina dan
mengembangkan ilmu teknologi, untuk mengembangkan dan menyebarkan
gagasangasgasan baru dalam bidang ilmu pengetahuan, dan memperjuangkan
kepentingan para anggotanya.
3) Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI) IPBI adalah organisasi kumpulan para
petugas bimbingan se Indonesia dan bertujuan mengembangkan serta memajukan
bimbingan sebagai ilmu dan profesi dalam rangka meningkatkan mutu layanannya.
Organisasi ini memiliki peran untuk mengumpulkan para petugas bimbingan dalam
bidang ruang lingkup organisasi, mengidentifikasi dan mengiventarisasi tenaga ahli,
keahlian dan keterampilan, teknik, alat dan fasilitas, serta meningkatkan mutu profesi
bimbingan. Heri Susanto (2020:30-36)
GURU DAN INSPIRASI KEMAJUAN PENDIDIKAN INDONESIA.
Menurut undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005, guru adalah sebagai pendidik
yang profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal. Menurut
Heri Susanto (2020:37, guru dalam arti lain meurpakan seseorang yang tugasnyaberkaitan
dengan upayay untk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua aspeknya, baik spiritual
dan emosional, intelektual, fisikal, maupun aspek lainnya. Adapun menurut Djamarah 2000
dalam Heri Susanto (2020:39-44) ada beberapa tugas utama atau peranan seorang guru
yang dijalankan sebagai seorang pendidik sebagai berkut:

1) Korektor
Dalam hal ini guru berperan agar bisa memahami betul permasalahan dalam proses
pendidikan, maksudnya guru harus bisa membedakan antara nilai yang baik dan
buruk.
2) Inspirator
Seorang guru wajib bisa menginspirasi peserta didik dalam kemauan belajarnya.
Dalam hal ini guru dihauskan bisa menjadi contoh bagi peserta didik dan dapat
memberikan petunjuk inspirasi dalam bagaimana cara belajar yang baik.
3) Motivator
Dlama hal ini hendaknya seorang guru bisa memotivasi serta mampu mendorong
peserta didik agar bisa memiliki inisiatif dan semangat dalam belajar. Dalam usaha
untuk memotivasi seorang murid guru dapat menganalisis hal-hal apa saja yang
menjadi pemicu peserta didik malas untuk belajar serta.
4) Fasilitator
Guru sebagai faasilitator diharusklan agar dapat memfasilitasi siswa dalam proses
pembelajraan, dalam arti lain memfasilitasi disini bermaksud agar guru mampu
mengelola sumber daya yang tersedia agar bisa diolah sedemikian rupa guna
menunjang perkembangan pembelajaran mereka.
5) Mediator
Guru juga memilik peran sebagai mediator yang bertujuan untuk mengetahui
bagaimana siswa berinteraksi dan merespon dalam suatukeadaan tertentu, dan
sebisa mungkin juga agar guru bisa menghindarkan para peserta didik yang saling
bertentangan antara dua kelompok ataupun individu.
Dalam memaknai filosofi “Ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso,
tutwuri handayani” Maknanya seorang guru harus mampu memberikan tauladan yang baik
kepada peserta didik harus sabar dalam menghadapi berbagai watak yang ada pada setiap
diri peserta didik dan mampu memimpin para peserta didik agar menjadi anak-anak yang
baik dan berbudi pekerti juga, hal ini termasuk dalam kalimat Ing Ngarso Sung Tulodo.
Selanjutnya seorang guru harus bisa selalu menggugah semangat baik untuk dirinya sendiri
atau pun untuk para peserta didik. Terakhir adalah Tut wuri Handayani, dalam hal ini
seorang guru berperan menjadi seorang motivator dan hendaknya seorang guru mampu
memberikan motivasi dan dorongan semangat terhadap peserta didik ataupun bagi orang-
orang disekitarnya.
SIMPULAN
Profesi merupakan suatu pekerjaan atau jabatan yang sangat memerlukan keahlian,
bisa didapat melalui pendidikan atau latihan tertentu, yang memiliki persyaratan khusus dan
tanggung jawab serta kode etik tertentu. Guru merupakan profesi yang harus memiliki
keahlian khusus. Karena untuk menjadi seorang guru perlu memerlukan waktu yang sangat
panjang, sebab seorang guru dituntut harus memiliki latar belakang di bidang pendidikan,
dan memiliki keahlian serta syarat-syarat khusus. Tugas utama seorang guru adalah
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada jalur pendidikan formal. Jadi semakin baik perangai dari seorang guru
maka akan memudahkan para guru untuk melaksanakan tanggung jawabnya, serta dapat
memberikan jaminan terciptanya masa depan yang lebih baik dari sebelummnya apabila
seorang guru memiliki kualitas yang baik juga.
REFERENSI

Susanto, H., Irmawati, I., Akmal, H., & Abbas, E. W. (2021). Media Film Dokumenter dan
Pengaruhnya Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. HISTORIA: Jurnal
Program Studi Pendidikan Sejarah, 9(1), 65-78.

Anis, M. Z. A., Putro, H. P. N., Susanto, H., & Hastuti, K. P. (2020). Historical Thinking
Model in Achieving Cognitive Dimension of Indonesian History Learning.
PalArch's Journal of Archaeology of Egypt/Egyptology, 17(7), 7894-7906.

Anis, M. Z. A., Susanto, H., & Mardiani, F. (2021, February). Analysis of the Effectiveness
of MPBH: The Mains of Mandai as a Saving Food in Banjarmasin Community. In
The 2nd International Conference on Social Sciences Education (ICSSE 2020)
(pp. 89-94). Atlantis Press.

Afrina, A., Abbas, E. W., & Susanto, H. (2021). The Role of Historical Science in Social
Studies Learning Materials for Increasing Values of Student's Nationalism. The
Innovation of Social Studies Journal, 3(1), 1-8.

Efendi, I., Prawitasari, M., & Susanto, H. (2021). Implementasi Penilaian Pembelajaran
Pada Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Sejarah. Prabayaksa: Journal of History
Education, 1(1), 21-25.

Prawitasari, M., & Susanto, H. (2021). RETROGRESI PENGGUNAAN MEDIA DARING


DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH MASA PANDEMI COVID-19. Jurnal
Education and Development, 9(4), 173-177.

Anis, M. Z. A., Susanto, H., & Fathurrahman, F. (2021). Studi Evaluatif Pembelajaran
Sejarah Daring Pada Masa Pandemi Covid-19. Fajar Historia: Jurnal Ilmu
Sejarah dan Pendidikan, 5(1), 60-69.

Susanto, Heri. (2020). PROFESI KEGURUAN. Program Studi Pendidikan Sejarah


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat.
Wahidah, M. N., Putro, H. P., Syaharuddin, S., Prawitasari, M., Anis, M. Z. A., & Susanto,
H. (2021). Dinamika Pendidikan Dasar Islam Sabilal Muhtadin Banjarmasin
(1986-2019). PAKIS (Publikasi Berkala Pendidikan Ilmu Sosial), 1(1).

Anda mungkin juga menyukai