Anda di halaman 1dari 14

PENTINGNYA PERAN PROFESI GURU DALAM KEMAJUAN

PENDIDIKAN DI INDONESIA
Riyanni
Email: 2110111220015@mhs.ulm.ac.id
Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin

Abstrak
Profesi merupakan bidang pekerjaan tertentu yang dinilai telah memenuhi kriteria. Artinya
suatu pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi tidak dapat dipegang oleh sembarang
orang. Profesi guru adalah contoh atau teladan bagi anak muda penerus bangsa. Seorang
guru diharapkan dapat berperan aktif dalam pembangunan di segala bidang yang sedang
dilakukan. Seorang guru tidak hanya sebagai pendidik dan pengajar, tetapi juga sebagai
administrator pada bidang pendidikan dan pembelajaran. Dalam menjalankan perannya,
seorang guru memerlukan kode etik sebagai pedoman dalam bertindak dan berpegang
teguh maupun perlunya sebuah organisasi profesi sebagai wadah dalam menyalurkan
kewajibannya sehingga tujuan bersama bisa tercapai. Selain itu, guru juga harus
menerapkan filosofi pendidikan Indonesia yang dicetuskan oleh Ki Hadjar Dewantara agar
bisa menjadi pendidik yang baik. Seorang guru diharapkan agar bisa menjadi pembimbing
serta panutan bagi muridnya sehingga pendidikan Indonesia bisa menjadi lebih maju lagi.

PENDAHULUAN
Profesi ialah suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian khusus dalam
pelaksanaannya serta memerlukan kemampuan yang didapatkan melalui pendidikan dan
latihan tertentu, dan juga menurut persyaratan khusus serta memiliki tanggung jawab dan
kode etik tertentu (Heri Susanto : 2020). Artinya suatu pekerjaan atau jabatan yang disebut
profesi tidak dapat dipegang oleh sembarang orang, tetapi memerlukan persiapan melalui
pendidikan dan pelatihan secara khusus. Berdasarkan pada beberapa kriteria tersebut, maka
profesi merupakan bidang pekerjaan tertentu yang dinilai telah memenuhi kriteria. Dengan
kata lain, tidak semua pekerjaan dapat disebut profesi karena terdapat persyaratan-
persyaratan khusus yang harus dipenuhi sehingga suatu bidang pekerjaan dapat disebut
sebagai profesi.
Guru merupakan suatu profesi, karena guru adalah suatu jabatan yang memerlukan
keahlian khusus dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang diluar bidang pendidikan.
Soetjipto dan Kosasi (2009: 17) mengemukakan ciri-ciri guru sebagai profesi, yaitu:
1) Adanya komitmen dari para guru bahwa jabatan itu mengharuskan pengikutnya
menjunjung tinggi martabat kemanusiaan lebih dari pada mencari keuntungan diri
sendiri.
2) Suatu profesi mensyaratkan orangnya mengikuti persiapan profesional dalam jangka
waktu tertentu.
3) Harus selalu menambah pengetahuan agar terus menerus berkembang dalam
jabatannya.
4) Memiliki kode etik jabatan.
5) Memiliki kemampuan intelektual menjawab masalah-masalah yang dihadapi.
6) Selalu ingin belajar terus-menerus mengenai bidang keahlian yang ditekuni.
7) Menjadi anggota dari suatu organisasi profesi.
8) Jabatan itu dipandang sebagai suatu karir hidup.

Menurut National Education Association (NEA), syarat guru sebagai profesi


terpenuhi karena memiliki kriteria:
1) Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual
2) Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus
3) Jabatan yang memerlukan persiapan professional yang lama (bandingkan dengan
pekerjaan yang memerlukan latihan umum belaka).
4) Jabatan yang melibatkan memerlukan latihan dalam jabatan yang
berkesinambungan.
5) Jabatan yang menjanjikan karier hidup dalam keanggotaan yang permanen.
6) Jabatan yang menentukan baku (standar) sendiri.
7) Jabatan yang lebih mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.
8) Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat

Serta terpenuhinya ciri-ciri dan syarat-syarat profesi sebagai berikut:


1) Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan yang ideal dibandingkan dengan
kepentingan pribadi
2) Seorang pekerja profesional, secara aktif memerlukan waktu yang panjang untuk
mempelajari konsep-konsep serta prinsip-prinsip pengetahuan khusus yang
mendukung keahliannya
3) Memiliki kualifikasi tertentu untuk memasuki profesi tersebut serta mampu
mengikuti perkembangan dalam pertumbuhan jabatan
4) Memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkah laku, sikap, dan cara kerja.
5) Membutuhkan suatu kegiatan intelektual yang tinggi. Karena itulah, sehingga guru
dapat digolongkan sebagai profesi.
Guru adalah contoh atau teladan bagi anak muda penerus bangsa. Peranan guru
sebagai komunikator pembangunan masyarakat. Seorang guru diharapkan dapat berperan
aktif dalam pembangunan di segala bidang yang sedang dilakukan. Ia dapat
mengembangkan kemampuannya pada bidang-bidang dikuasainya. Guru bisa menjadi agen
perubahan di dalam masyarakat. Sebagai pengagas atau mengkomunikasikan ide-ide untuk
pembangunan masyarakat. Khususnya bagi guru yang bertugas di daerah terpencil yang
memang guru adalah satu-satunya profesi yang mampu memberikan pendidikan tidak
hanya pada anak tetapi juga masyarakat sekitar.
Seorang guru tidak hanya sebagai pendidik dan pengajar, tetapi juga sebagai
administrator pada bidang pendidikan dan pembelajaran. Oleh karena itu seorang guru
dituntut bekerja secara administrasi teratur. Administrasi sekolah adalah pengaturan dan
pendayagunaan segenap sumber daya sekolah secara efektif dan efisien dalam
penyelenggaraan pendidikan agar tujuan pendidikan di sekolah tercapai secara optimal.
Itulah peran guru, tentunya jika semua peran dan tugas itu dilaksanakan dengan
sepenuh hati dan tanggung jawab akan mampu memberikan perubahan berarti bagi anak
bangsa. Guru adalah satu-satunya profesi yang menentukan dalam mengubah nasib bangsa.
Hal ini karena guru bertugas mendidik dan mengajar anak-anak bangsa, mengubah
perilaku, membentuk karakter. Sebuah tugas yang sangat fundamental. Kalau bangsa
Indonesia ingin melakukan perbaikan keadaan bangsa Indonesia di masa datang, harapan
itu tertumpang kepada guru, dunia pendidikan. Guru yang profesional lah yang bisa
mencerdaskan bangsa untuk mengubah nasib bangsa ini.
Guru akan mampu untuk mencerdaskan bangsa, memajukan pembangunan bangsa
ini adalah guru yang profesional yang mampu melaksanakan peran tugasnya. Usaha untuk
mencerdaskan bangsa ini tidak akan berhasil kalau guru tidak memiliki keikhlasan dan
idealisme dalam mengabdi, mereka juga tidak akan mampu memperbaiki nasib bangsa.
Guru yang bisa mencerdaskan bangsa, mengubah bangsa ini adalah guru yang Profesional,
ikhlas dan idealis dalam mengabdi atau menjalankan perannya.Profesi guru merupakan
profesi yang sangat penting dan berkontribusi langsung terhadap kemajuan suatu bangsa.
Itulah mengapa peran profesi guru bagi sebuah bangsa sangat penting.

ATRIBUT PROFESI GURU


Kode etik suatu profesi adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap
anggota profesi di dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya di
masyarakat. Norma norma tersebut berisi petunjuk-petunjuk bagi para anggota profesi
tentang bagaimana mereka melaksanakan profesinya dan larangan-larangan yaitu ketentuan
tentang apa yang tidak boleh diperbuat atau dilaksanakan oleh mereka, tidak saja dalam
menjalankan tugas profesi mereka, melainkan juga menyangkut tingkah laku anggota
profesi pada umumnya dalam pergaulannya sehari-hari dalam masyarakat.
Pada dasarnya kode etik memiliki fungsi ganda yaitu sebagai perlindungan dan
pengembangan bagi profesi. Fungsi seperti itu sama seperti apa yang dikemukakan Gibson
dan Michel (1945 : 449) yang lebih mementingkan pada kode etik sebagai pedoman
pelaksanaan tugas prosefional dan pedoman bagi masyarakat sebagai seorang professional.
Menurut Biggs dan Blocher ( 1986 : 10) mengemukakan tiga fungsi kode etik yaitu:
(1). Melindungi suatu profesi dari campur tangan pemerintah.
(2). Mencegah terjadinya pertentangan internal dalam suatu profesi.
(3). Melindungi para praktisi dari kesalahan praktik suatu profesi.
Pertama, kode etik melindungi profesi dari campur tangan pemerintah, dengan
adanya kode etik yang jelas, terlebih khusus dalam rangka mengatur hubungan antara
anggota profesi dengan pihak eksternal (pemerintah) akan memberikan kejelasan tentang
apa yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. Hal ini menjadi sangat penting,
karena menjalin hubungan dengan pihak pemerintah sebagai suatu bagian yang berkuasa
dalam suatu daerah, tentunya akan sangat berpengaruh besar terhadap jalannya suatu
perusahaan, sehingga dengan adanya kode etik ini, pemerintah tidak akan “semena-mena”
melakukan yang tidak baik terhadap anggota profesi.
Kedua, kode etik yang dapat mencegah perpecahan internal perusahaan. Dengan
adanya kode etik, hal ini akan memberikan kejelasan tentang cara menjalin hubungan yang
baik dengan rekan sejawat, yang tentunya akan sangat mempengaruhi peforma dari masing-
masing anggota profesi untuk bekerja dengan maksimal dan dengan motavasi yang benar,
tanpa ada perasaan iri atau ketidaksukaan dalam bekerja.
Ketiga, melindungi praktisi dari kesalah praktik suatu profesi. Hal ini berkaitan
dengan hasil kerja oleh para praktisi dalam suatu profesi. Dengan kode etik, tentunya para
anggota profesi yang bijaksana tidak akan memberikan kemudahan dalam penyelewengan
tindakan bekerja, yang nantinya hanya akan merugikan bagi dirinya sendiri dan perusahaan.
Selain itu, hal tersebut juga akan memberikan penggambaran lebih baik kepada setiap
anggota profesi untuk tidak melakukan kesalahan-kesalahan sekecil apapun itu dalam
bekerja.
Adapun secara umum fungsi dari kode etik profesi adalah :
1) Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas
yang digariskan. Setiap anggota profesi harus menjalankan tugasnya sesuai dengan
kode etik/ aturan yang berlaku di dalam suatu organisasi.
2) Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan.
Maksud dari fungsi ini adalah bahwa setiap anggota profesi juga diawasi oleh
masyarakat dalam melakukan pekerjaannya.
3) Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang hubungan etika
dalam keanggotaan profesi. Maksud dari fungsi ini adalah untuk mencegah
intervensi dari pihak lain/ pihak luar yang tidak berkepentingan untuk masuk ke
dalam organisasi, karena dikhawatirkan merusak tatanan yang sudah ada.

Sebuah profesi tentunya perlu memiliki organisasi profesi, hal ini dikarenakan suatu
organisasi profesi dapat mengembangkan dan memajukan profesi, memantau dan
memperluas bidang gerak profesi, menghimpun dan memberikan kesempatan kepada
semua anggota untuk berkarya dan berperan aktif dalam mengembangkan dan memajukan
profesi.
Organisasi merupakan suatu sistem untuk mencapai tujuan bersama. Sebagai suatu
sistem maka orang yang berada di dalamnya memiliki peran dan fungsi yang berbeda dan
membentuk satu kesatuan yang utuh dalam mencapai tujuan bersama. Organisasi berfungsi
sebagai perkumpulan. Jadi, organisasi profesi diperlukan sebagai wadah perkumpulan
orang-orang yang memiliki profesi serupa untuk berkomunikasi dan saling berhubungan
dengan kesamaan tujuan.
Organisasi profesi dapat diartikan sebagai organisasi yang anggotanya adalah para
praktisi yang menetapkan diri mereka sebagai profesi dan bergabung bersama untuk
melaksanakan fungsi-fungsi sosial yang tidak dapat mereka laksanakan dalam kapasitas
sebagai sebagai individu. Organisasi profesi adalah suatu wadah perkumpulan orang-orang
yang memiliki suatu keahlian khusus yang merupakan ciri khas dari bidang keahlian
tertentu. Dikatakan ciri khas oleh karena bidang tersebut diperoleh bukan secara kebetulan
oleh sembarang orang, tetapi diperoleh melalui suatu jalur khusus. Dalam prakteknya
sebagai pekerjaan profesional yang melayani masyarakat tentunya memerlukan satu wadah
organisasi yang anggotanya adalah orang-orang yang memiliki pekerjaan atau keahlian
yang sejenis.
Organisasi profesi pastilah memberikan manfaat kepada para anggotanya, termasuk
juga organisasi profesi guru. Manfaat yang diperoleh dengan adanya profesi guru
diantaranya yaitu membangun kepercayaan dalam diri masyarakat mengenai adanya suatu
persepsi tentang kompetensi. Dengan adanya organisasi profesi guru dapat meningkatkan
dan mengembangkan kemampuan anggota, sehingga kompetensi kependidikan yang handal
pada diri tenaga kependidikan dapat terwujud.
Salah satu tujuan organisasi ini adalah mempertinggi kesadaran sikap, mutu dan
kegiatan serta meningkatkan kesejahteraan guru. Dengan adanya organisasi guru sebagai
wadah untuk mewujudkan tujuannya, tentunya ini menjadi keuntungan tersendiri bagi guru,
khususnya di Indonesia.
Selain PGRI, terdapat juga organisasi profesi keguruan di Indonesia yang lain,
yakni :
a. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
MGMP merupakan suatu wadah asosiasi atau perkumpulan bagi guru mata
pelajaran yang berada di suatu sanggar atau kabupaten/kota yang berfungsi sebagai
sarana untuk saling berkomunikasi, belajar dan bertukar pikiran dan pengalaman dalam
rangka meningkatkan kinerja guru sebagai praktisi atau perilaku perubahan reorientasi
pembelajaran di kelas (Depdiknas,2004:1). Peran dan tugas MGMP untuk
mempersiapkan pembelajaran abad 21:
 Memperluas wawasan dan pengetahuan guru dalam penguasaan substansi materi
pembelajaran, penyusunan silabus, penyusunan bahan-bahan pembelajaran, strategi
pembelajaran, metode pembelajaran, memaksimalkan pemakaian sarana/prasarana
belajar, memanfaatkan sumber belajar, dan sebagainya.
 Memberi kesempatan kepada anggota MGMP SMA untuk berbagi pengalaman
serta saling memberikan bantuan dan umpan balik.
 Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, serta mengadopsi pendekatan
pembaharuan dalam pembelajaran yang lebih profesional bagi peserta musyawarah
guru mata pelajaran
 Memberdayakan dan membantu anggota MGMP SMA dalam melaksanakan tugas
pembelajaran di sekolah.
 Mengubah budaya kerja anggota MGMP SMA untuk meningkatkan pengetahuan,
kompetensi, dan kinerja organisasi.
 Mengembangkan dan meningkatkan kompetensi guru menjadi guru yang
profesional melalui kegiatan pengembangan profesionalisme di tingkat MGMP.
 Meningkatkan mutu pembelajaran yang berdampak pada peningkatan hasil belajar
peserta didik.
b. Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI)
ISPI lahir pada pertengahan tahun 1960-an. Pada awalnya organisasi profesi
kependidikan ini bersifat regional karena berbagai hal menyangkut komunikasi
antaranggotanya. Keadaan seperti ini berlangsung cukup lama sampai kongresnya yang
pertama di Jakarta 17-19 Mei 1984.
Pada perjalanannya ISPI tergabung dalam Forum Organisasi Profesi Ilmiah (FOPI)
yang terlealisasikan dalam bentuk himpunan-himpunan. Yang telah ada himpunannya
antara lain Himpunan Sarjana Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial Indonesia (HISPIPSI),
Himpunan Sarjana Pendidikan Ilmu Alam, Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI),
Asosiasi Guru Ekonomi Indonesia (AGEI), Asosiasi Guru IPS seluruh Indonesia
(AGIPSI), dan asosiasi guru bidang studi lainnya.
ISPI memiliki peran untuk menyumbangkan tenaga dan pikiran kepada
pembangunan pendidikan nasional secara profesional agar lebih terarah, berhasil guna,
dan berdaya guna melalui pembangunan dan penerapan ilmu pendidikan untuk
kemajuan dan kepentingan Bangsa dan Negara.
c. Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI)
IPBI didirikan di Malang pada tanggal 17 Desember 1975. Organisasi profesi
kependidikan yang bersifat keilmuan dan profesioal ini berhasrat memberikan
sumbangan dan ikut serta secara lebih nyata dan positif dalam menunaikan kewajiban
dan tanggung jawabnya sebagai guru pembimbing. Organisasi ini merupakan himpunan
para petugas bimbingan se-Indonesia dan bertujuan mengembangkan serta memajukan
bimbingan sebagai ilmu dan profesi dalam rangka peningkatan mutu layanannya
(Satory dkk, 2009: 74).
Fungsi dan peran IPBI antara lain :
 Sebagai wadah persatuan, pembinaan dan pengembangan anggota dalam upaya
mencapai tujuan organisasi.
 Sebagai wadah peran serta profesional bimbingan dan konseling dalam usaha
mensukseskan pembangunan nasional.

Organisasi guru lainnya:


1. Ikatan Guru Indonesia (IGI)
IGI didirikan pada tanggal 26 November 2009 oleh Satria Dharma. Organisasi
bermoto “Sharing and Growing Together” ini memiliki anggota yang berasal dari
kalangan guru, dosen, dan pemerhati pendidikan di Indonesia. Kehadiran IGI
diharapkan mampu mencetak guru-guru independen yang mampu mengubah dirinya
tanpa harus bergantung pada pihak lain. Tidak hanya itu IGI juga berupaya
menjadikan guru sebagai lokomotif penggerak perubahan di Indonesia.
2. Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGSI)
Jika sebelumnya ada PGRI, maka ada pula PGSI. PGSI merupakan serikat pekerja
profesi guru swasta yang bersifat terbuka, independen, dan tidak terlibat dengan
partai manapun (tidak terlibat politik praktis). PGSI merupakan organisasi profesi
yang selalu berupaya memperjuangkan kesejahteraan bagi guru-guru swasta. Seperti
Bapak/Ibu ketahui, undang-undang yang mengatur tentang guru dan dosen berlaku
secara umum, baik untuk guru PNS maupun swasta. Namun, pada kenyataannya
keduanya memiliki tingkat kesejahteraan yang berbeda. Oleh karena itu,
terbentuklah PGSI sebagai wadah untuk menyetarakan kinerja dan kesejahteraan
guru-guru swasta.
3. Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI)
FSGI merupakan organisasi profesi guru yang didirikan di Pegangsaan Timur pada
17 Januari 2002, tepatnya di Tugu Proklamasi. Tujuan utama dibentuknya FSGI
adalah memberikan kesempatan pada guru dan masyarakat untuk aktif dalam setiap
pengambilan kebijakan terkait pendidikan agar kebijakan tersebut bisa berkembang
secara akuntabel, transparan, dan partisipatif. Dengan demikian, akan terbentuk
demokratisasi pendidikan yang harmonis.
4. Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu)
Pergunu merupakan badan otonom NU yang menjadi tempat bernaungnya guru,
dosen, dan ustadz. Terbentuknya Pergunu diawali dengan Kongres Lembaga
Pendidikan Ma’arif NU tahun 1952. Salah satu hasil konferensi tersebut adalah
mengusulkan adanya organisasi guru di lingkup pendidikan NU. Sebagai organisasi
profesi, Pergunu mengusung paradigma profesionalitas, independensi, tidak
berafiliasi dengan politik manapun, dan sejalan dengan Khittah 1962 yang
menunjuk NU sebagai organisasi sosial keagamaan.
5. Perkumpulan Guru Madrasah Penulis (Pergumapi)
Pergumapi didirikan di Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 8 Januari 2018.
Organisasi ini menaungi guru-guru madrasah, kepala madrasah, dan pengawas
madrasah yang ingin menulis di seluruh wilayah Indonesia. Tujuan dibentuknya
organisasi ini adalah mengumpulkan atau menghimpun guru-guru madrasah yang
ingin belajar dan mengembangkan bakat menulis. Adapun kegiatan yang dilakukan
meliputi pendidikan dan pelatihan menulis, praktik menulis, dan penerbitan karya
anggota.
6. Perkumpulan Guru Madrasah Indonesia (PGM Indonesia)
PGM Indonesia merupakan organisasi profesi guru madrasah yang beranggotakan
guru-guru madrasah di seluruh Indonesia. Organisasi ini berdiri pada tahun 2008.
Tujuan didirikannya PGM Indonesia ini adalah menciptakan guru yang berkualitas,
sehingga suatu saat bangsa Indonesia bisa bersaing dengan bangsa lain.

GURU DAN INSPIRASI KEMAJUAN PENDIDIKAN INDONESIA


Misi utama seorang guru harusnya mengemban tugas sesuai dengan profesinya
untuk mentransfer ilmu pengetahuan (transfer of knowladge) kepada setiap peserta didik
yang membutuhkan, bisa menjadi pembimbing serta panutan bagi muridnya, memotivasi
murid sehingga dapat lebih semangat dalam menjalani sekolah hingga bisa memudahkan
dalam meraih prestasi, serta sebagai inspirator agar dapat menjadi contoh yang baik.
Misi guru antara lain :
 Mewujudkan pendidikan dan pembelajaran untuk mempersiapkan tenaga pendidik
yang profesional, edupreneur, dan memiliki karakter.
 Mengembangkan dan meningkatkan keprofesionalan sebagai guru.
 Melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, beretos kerja tinggi, disiplin, dan
bertanggung jawab, pantang menyerah, responsif.
 Mendidik dan mengajar dengan sepenuh hati.
Guru merupakan satu di antara profesi di bidang pendidikan. Dalam Undang-
Undang No. 14 Tahun 2005, dikatakan guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru dapat diartikan sebagai orang yang
tugasnya terkait dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua aspeknya,
baik spiritual dan emosional, intelektual, fisikal, maupun aspek lainnya.
Jika diidentifikasi dari filosofi pendidikan Indonesia yang dicetuskan Ki Hadjar
Dewantara “ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, tutwuri handayani” maka
peran guru adalah sebagai:
a. Role model (ing ngarso sung tulodo), memberikan teladan kepada siswa karena
fungsi guru menjadi pemimpin siswa dalam kegiatan pembelajaran. Teladan disini
lebih menjadi suatu sosok yang memberikan contoh yang baik dalam berkata dan
berperilaku. Oleh karena itu, sebagai seorang guru yang akan menjadi contoh,
sebaiknya harus mampu menahan egonya karena profesi guru menempel selama 24
jam sehari. Sehingga dalam mengerjakan segala sesuatu, guru harus mawas diri atau
tau diri. Sebab jika guru melakukan hal yang negative maka siswa akan
mengikutinya, karena dari artinya saja guru itu digugu dan ditiru.
b. Motor penggerak (ing madya mangun karso), guru harus menjadi penggerak inovasi
dalam proses pendidikan dan penggerak peradaban dengan cara mengarahkan siswa
untuk melakukan yang benar. Kita juga harus bisa menjadi penuntun dan
menyemangati siswa untuk terus berprestasi. Prestasi itu tidak hanya berupa piala
yang diperoleh dengan mengikuti perlombaan, prestasi juga bisa diperoleh dengan
menghasilkan suatu karya yang bisa bermanfaat bagi banyak orang.
c. Motivator (tutwuri handayani), mampu memberikan dorongan semangat kepada
siswa untuk mengadapi setiap persoalan dan mempelajari nilai-nilai kehidupan,
sehingga nantinya bisa menciptakan motivasi bagi siswa, menuntun mereka dalam
mengambil keputusan dan menguatkannya. Guru selalu berupaya untuk memberi
nasehat dari sudut pandang yang berbeda sehingga siswa terbuka wawasan dan
pemikirannya dan untuk mendukung hal itu, guru harus terus meningkatkan
kemampuan komunikasinya, maka tidak heran bahwa untuk menjadi seorang guru
itu berarti kita akan beajar sepanjang hayat.
SIMPULAN
Guru adalah satu-satunya profesi yang menentukan dalam mengubah nasib bangsa.
Guru akan mampu untuk mencerdaskan bangsa, memajukan pembangunan bangsa ini
adalah guru yang profesional yang mampu melaksanakan peran tugasnya. Kode etik suatu
profesi adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap anggota profesi di dalam
melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat.
Organisasi profesi diperlukan sebagai wadah perkumpulan orang-orang yang
memiliki profesi serupa untuk berkomunikasi dan saling berhubungan dengan kesamaan
tujuan. Organisasi profesi adalah suatu wadah perkumpulan orang-orang yang memiliki
suatu keahlian khusus yang merupakan ciri khas dari bidang keahlian tertentu. Dengan
adanya organisasi profesi guru dapat meningkatkan dan mengembangkan kemampuan
anggota, sehingga kompetensi kependidikan yang handal pada diri tenaga kependidikan
dapat terwujud. Salah satu tujuan organisasi ini adalah mempertinggi kesadaran sikap, mutu
dan kegiatan serta meningkatkan kesejahteraan guru.
Misi utama seorang guru harusnya mengemban tugas sesuai dengan profesinya
untuk mentransfer ilmu pengetahuan (transfer of knowladge) kepada setiap peserta didik
yang membutuhkan, bisa menjadi pembimbing serta panutan bagi muridnya, memotivasi
murid sehingga dapat lebih semangat dalam menjalani sekolah hingga bisa memudahkan
dalam meraih prestasi, serta sebagai inspirator agar dapat menjadi contoh yang baik.
REFERENSI

Susanto, H., Irmawati, I., Akmal, H., & Abbas, E. W. (2021). Media Film Dokumenter dan
Pengaruhnya Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. HISTORIA: Jurnal
Program Studi Pendidikan Sejarah, 9(1), 65-78.
Anis, M. Z. A., Putro, H. P. N., Susanto, H., & Hastuti, K. P. (2020). Historical Thinking
Model in Achieving Cognitive Dimension of Indonesian History Learning.
PalArch's Journal of Archaeology of Egypt/Egyptology, 17(7), 7894-7906.
Anis, M. Z. A., Susanto, H., & Mardiani, F. (2021, February). Analysis of the Effectiveness
of MPBH: The Mains of Mandai as a Saving Food in Banjarmasin Community. In
The 2nd International Conference on Social Sciences Education (ICSSE 2020)
(pp. 89-94). Atlantis Press.

Afrina, A., Abbas, E. W., & Susanto, H. (2021). The Role of Historical Science in Social
Studies Learning Materials for Increasing Values of Student's Nationalism. The
Innovation of Social Studies Journal, 3(1), 1-8.
Efendi, I., Prawitasari, M., & Susanto, H. (2021). Implementasi Penilaian Pembelajaran
Pada Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Sejarah. Prabayaksa: Journal of History
Education, 1(1), 21-25.
Prawitasari, M., & Susanto, H. (2021). RETROGRESI PENGGUNAAN MEDIA DARING
DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH MASA PANDEMI COVID-19. Jurnal
Education and Development, 9(4), 173-177.
Anis, M. Z. A., Susanto, H., & Fathurrahman, F. (2021). Studi Evaluatif Pembelajaran
Sejarah Daring Pada Masa Pandemi Covid-19. Fajar Historia: Jurnal Ilmu
Sejarah dan Pendidikan, 5(1), 60-69.
Wahidah, M. N., Putro, H. P., Syaharuddin, S., Prawitasari, M., Anis, M. Z. A., & Susanto,
H. (2021). Dinamika Pendidikan Dasar Islam Sabilal Muhtadin Banjarmasin
(1986-2019). PAKIS (Publikasi Berkala Pendidikan Ilmu Sosial), 1(1).

Sari, M. P. (2021, 05 02). Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara. Retrieved 03 17, 2022, from Guru
Ceria: https://guruceria.com/filosofi-pendidikan-ki-hajar-dewantara/?amp

Sereliciouz. (2021, Maret 6). Organisasi Profesi Guru Yang Ada Di Indonesia. Retrieved Maret 17,
2022, from Quipper Blog: https://www-quipper-
com.cdn.ampproject.org/v/s/www.quipper.com/id/blog/info-guru/organisasi-profesi-
guru/amp/?amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D%3D#2_Ik
atan_Guru_Indonesia_IGI
Susanto, H. (2020). PROFESI KEGURUAN. Banjarmasin: Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat.

Anda mungkin juga menyukai