1. NUR AMALIA
(2020203888203057)
2. HERIKA (2020203888203069)
3. ULFA
CAHYANI(2020203888203056)
BAB 2 KODE ETIK
PROFESI KEGURUAN
PENGERTIAN KODE SEJARAH LAHIRNYA
A ETIK PROFESI B KODE ETIK GURU
KEGURUAN INDONESIA
Socrates seorang filosof yang hidup di zaman Romawi, yang dianggap sebagai pencetus pertama dari etika, di mana
dia telah menguraikan etika sebagai ilmu yang tersusun. Malah sampai sekarang etika terus mengalami perkembangan,
hal ini dapat dirasakan dengan adanya fenomena-fenomena dan realita dalam masyarakat .
Secara etimologi, kode etik berasal dari dua kata “kode” dan “etik”. Kode berasal dari bahasa Prancis “Code” yang
artinya norma atau aturan. Sedangkan Etik berasal dari kata “Etiquete” yang artinya tata cara atau tingkah laku.
Elizabeth B. Hurlock mendifinisikan tingkah laku sebagai berikut: “Behaviour which may be called ‘true morality’ not only
conforms to social standards but also is carried out valuntarilly, it comes with the transition from external to internal
authority and consists of conduct regulated from within.” Artinya, tingkah laku boleh dikatakan sebagai moralitas yang
sebenarnya itu bukan hanya sesuai dengan standar masyarakat tetapi juga dilaksanakan dengan sukarela. Tingkah
laku itu terjadi melalui transisi dari kekuatan yang ada di luar (diri) ke dalam (diri) dan ada ketetapan hati dalam
melakukan (bertindak) yang diatur dari dalam (diri).
Selanjutnya definisi guru, yaitu semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina
anak didik, baik secara individual atau klasikal, di sekolah maupun luar sekolah.
Jadi, Kode Etik Guru dapat diartikan aturan tata-susila keguruan. Maksudnya aturan-aturan tentang keguruan (yang
menyangkut pekerjaan-pekerjaan guru) dilihat dari segi susila. Kata susila adalah hal yang berkaitan dengan baik dan
tidak baik menurut ketentuan-ketentuan umum yang berlaku. Dalam hal ini kesusilaan diartikan sebagai kesopanan,
sopan-santun dan keadaban.
Kelompok 7 menyimpulkan , Kode Etik Guru, merupjakan suatu segala pedoman atau peraturan yang harus ditaati
dan di implementasikan oleh guru profesional dalam melaksanakan tugasnya.
SEJARAH LAHIRNYA
B KODE ETIK GURU
INDOESIA
Istilah kode etik tenaga kependidikan yang dirumuskan secara tertulis untuk pertama kalinya oleh The National Education Association (NEA) pada tahun 1929, yaitu
“A Code Ethics for The Teaching Profession”. Kemudian kode etik ini mengalami perbaikan dan revisi pada tahun 1941, 1953 dan terakhir tahun 1963. The National
Education Association (NEA) ini merupakan organisasi profesional dalam bidang pendidikan di Amerika.
Ki Hajar Dewantoro, yang pertama kali mendirikan sekolah di Indonesia (Perguruan Taman Siswa). Di mana beliau memberi buah pikiran kepada kita mengenai tata
cara akhlak guru. Walaupun istilah kode etik guru tidak dipakai oleh beliau dalam sistem pendidikannya. Namun beliau menggunakan semboyan yang mencakup 4
pengertian, yaitu ing ngarso sung tulodo (memberi contoh dan suri tauladan bila berada di depan), ing madyo mangun karso (ikut aktif dan giat serta menggugah
semangat bila berada di tengah), tut wuri handayani (mendorong dan mempengaruhi bila berada di belakangnya), waspodo purbo waseso (harus selalu waspada dan
mengawasi serta sanggup melakukan koreksi). Beliau mengharapkan kiranya semboyan ini dapat diresapi dan diwujudkan sebagai pedoman tata cara akhlak bagi
tenaga kependidikan dalam melakukan tugasnya dan dalam kehidupan sehari-hari.
Pada tahun 1971 FIP-IKIP Malang mengadakan seminar tentang Etika Jabatan Guru yang diikuti oleh Kepala Perwakilan Departemen P & K Provinsi Jawa Timur.
Kepalakepala Kabin se-Madya dan Kabupaten Malang, bersama-sama Kepala Sekolah, guru-guru se-Kota Madya serta para Dosen FIP-IKIP Malang. Dalam seminar
ini menghasilkan rumusan kode etik jabatan guru yang dituangkan dalam buku kecil, yang mudah dibawa ke mana-mana.
Selanjutnya tentang Kode Etik Guru Indonesia oleh PGRI merupakan pekerjaan berat yang harus dirumuskan, maka pada Kongres PGRI ke XIII tahun 1973 yang
diselenggarakan tanggal 21-25 November 1973 di Jakarta telah menetapkan Kode Etik Guru Indonesia. Pada Kongres PGRI 1973, sebuah tim telah membahas,
menjajaki dan merumuskan melalui beberapa tahap dalam forum pertemuan para ahli pendidikan. Mereka berorientasi pada semangat jiwa dan nilai-nilai luhur
kepribadian dan budaya bangsa yang tumbuh secara embrioal, kemudian diperbandingkan dengan profesi lain
Kode Etik Guru Indonesia dalam perumusannya/waktu kelahirannya mengalami beberapa tahap yaitu:
1. Tahap pembahasan/perumusan (tahun 1971/1973).
2. Tahap pengesahan (kongres XIII, November 1973).
3. Tahap penguraian (kongres XIV, Juni 1979).
4. Tahap penyempurnaan ke-1 (kongres PGRI XIV, Juli 1989 di Jakarta).
5. Tahap penyempurnaan ke-2 (kongres PGRI ke XXI, 2013 di Palembang).
TUJUAN KODE
C ETIK PROFESI
GURU
1. TUJUAN KODE ETIK
Secara umum tujuan Kode Etik Guru Indonesia adalah untuk menjamin para guru atau
petugas lainnya agar dapat melaksanakan tugas kependidikan mereka sesuai dengan
tuntutan etis dari segala aspek kegiatan penyelenggaraan pendidikan.
Sedangkan secara khusus tujuan Kode Etik Guru Indonesia adalah sebagai berikut:
Fungsi kode etik Guru secara khusus yaitu : Fungsi kode etik Guru secara umum yaitu :
1. Agar guru terhindar dari penyimpangan 1. Memberikan pedoman bagi setiap anggota
melaksanakan tugas yang menjadi profesi tentang prinsip profesionalitas yang
tanggung jawabnya, karena sudah ada digariskan.
landasan yang digunakan sebagai 2. Sebagai sarana kontrol sosial bagi
acuan. masyarakat atas profesi yang
2. Untuk mengatur hubungan guru bersangkutan.
dengan murid, teman sekerja, 3. Mencegah campur tangan pihak di luar
masyarakat, dan pemerintah. organisasi profesi tentang hubungan etika
3. Sebagai pegangan dan pedoman dalam keanggotaan profesi. Etika profesi
03 sangatlah dibutuhkan dalam berbagai
tingkah laku guru agar lebih
bertanggung jawab pada profesinya. bidang. Kode etik yang ada dalam
4. Pemberi arah dan petunjuk yang benar masyarakat Indonesia cukup banyak dan
04
kepada mereka yang menggunakan bervariasi. Umumnya pemilik kode etik
profesinya dalam melaksanakan tugas adalah organisasi kemasyarakatan yang
bersifat nasional, misalnya Ikatan Penerbit
05
Indonesia (IKAPI), kode etik Ikatan
Penasehat HUKUM Indonesia, Kode Etik
Jurnalistik Indonesia, Kode Etik Advokasi
06
Indonesia dan lain-lain. Ada sekitar tiga
puluh organisasi kemasyarakatan yang
telah memiliki kode etik.
SUMPAH/JANJI GURU
E INDONESI
“Guru Indonesia menyadari bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, bangsa, dan negara, serta kemanusiaan pada umumnya. Guru Indonesia yang berjiwa Pancasila
dan setia pada UUD 1945, turut bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita Proklamasi
Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945.
Oleh sebab itu, guru Indonesia terpanggil untuk menunaikan karyanya dengan berpedoman pada
dasar-dasar sebagai berikut:
1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang
berjiwa Pancasila.
2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.
3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan
dan pembinaan.
4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar-
mengajar.
5. Guru memilihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat di sekitarnya untuk
membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.
6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat
profesinya.
7. Guru memilihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan dan kesetia-kawanan sosial.
8. secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu.
9. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan
RUMUSAN KODE
F ETIK GURU
Kode Etik Guru Indonesia yang telah disempurnakan
berdasarkan Keputusan Kongres XXI Persatuan Guru Republik
Indonesia Nomor: VI/KONGRES/XXI/PGRI/2013 tentang Kode
Etik Guru Indonesia.
Content A
Pengertian Organisasi Profesi Guru
Content B
Tujuan Organisasi Profesi keguruan
Content C
Bentuk-bentuk Organisasi Profesi Keguruan
Content D
Jenis – Jenis Organisasi Profesi Keguruan
Content E
Fungsi Organisasi Prifesi Keguruan
A. PENGERTIAN ORGANISASI PROFESI KEGURUAN
Ditinjau dari segi kategorisasi keanggotaannya juga menunjukkan corak keorganisasian yang bervariasi,
seperti menurut:
1. Jenjang pendidikan di mana mereka bertugas (Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, dan Perguruan Tinggi).
2. Status penyelenggara kelembagaan pendidikan (Negeri dan Swasta).
3. Bidang studi/keahlian (guru Bahasa Inggris, Matematika, dan sebagainya)
4. Gender.
5. Latar belakang Etnis (Cina, Melayu, dan sebagainya).
Struktur dan kedudukan dipandang dari segi jangkauan wilayah kerjanya juga beragam dan bersifat:
Fungsi Pemersatu
01 Yaitu dorongan yang menggerakkan para
profesional untuk membentuk suatu
organisasi keprofesian.