Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PROFESI KEGURUAN

ORGANISASI PROFESI KEGURUAN


Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah “Profesi Keguruan” yang di ampu oleh :
Muhamad Yusuf Amin Nugroho., SH. I.,M.Pd. I

Di susun Oleh :

Titik Hariyanti (2019010212)


Kelas 6F

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN JAWA TENGAH
DI WONOSOBO
2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Tentang
Organisasi Profesi Keguruan..
Pada kesempatan ini pula saya ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu penyusunan makalah ini. Terutama saya ucapkan terima kasih kepada Dosen
Pembimbing yang telah memberi dukungan kepada saya sehingga dapat mengerjakan makalah
ini dengan baik.
Saya menyadari berbagai kelemahan, kekurangan,dan keterbatasan yang ada, sehingga
tetap terbuka kemungkinan terjadinya kekeliruan dan kekurangan di sana sini dalam penulisan
dan penyajian materi makalah ini. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka, seraya terlebih dahulu
menyampaikan penghargaan dan terima kasih, saya sangat mengharapkan kritik dan saran.

Wonosobo, 25 Maret 2022

Penulis

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Organisasi Profesi Keguruan
B. Tujuan dan Tugas Organisasi Profesi Keguruan
C. Fungsi Organisasi Profesi Keguruan
D. Jenis-Jenis Organisasi Profesi Keguruan
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Profesi bukan sekedar pekerjaan, melainkan suatu pekerjaan khusus yang
mempunyai ciri-ciri, keahlian dan tanggung jawab. Organisasi profesi merupakan suatu
wadah tempat para anggota professional tersebut menggabungkan diri dan mendapat
perlindungan.
Dalam bidang pendidikan, kita megenal seperti Persatuan Guru Republik
Indonesia
(PGRI). Sebagai organisasi professional keguruan memiliki peranan dan tanggung jawab
menjaga, memelihara, dan mengembangkan profesi keguruan. Menjaga antara lain,
berarti upaya agar layanan pendidikan mutunya dapat dipertanggung jawabkan secara
professional.
Perlu disadari bahwa pelaksanaan sistem pendidikan secara makro dan mikrotidak
dapat dilakukan oleh guru, namun juga diperlukan tenaga-tenaga professional dengan
bidang lain. Oleh karena ituorganisasi profesi guru menghadapi tantangan yang cukup
berat untuk menunjukkan bahwa bidang-bidang profesi yang ada di lingkungan guru
mempunyai sumbangan untuk pengembangan pendidikan Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Organisasi Profesi Keguruan ?
2. Apa saja tujuan dan tugas Organisasi Profesi Keguruan?
3. Bagaimana fungsi Organisasi Profesi Keguruan?
4. Apa saja jenis-jenis Organisasi Profesi Keguruan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Organisasi Profesi Keguruan.
2. Untuk mengetahui tujuan dan tugas Organisasi Profesi Keguruan.
3. Untuk mengetahui fungsi Organisasi Profesi Keguruan.
4. Untk mengetahui jenis-jenis Organisasi Profesi Keguruan.

iv
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Organisasi Profesi Keguruan
Organisasi profesi keguruan berasal dari tiga kata, yaitu organisasi, profesi dan
keguruan. Berikut adalah beberapa pendapat yang mengemukakan pengertian dari
organisasi, antara lain :
1. Organisasi Menurut Stoner
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana
orangorang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama1. Pengertian
ini menekankan organisasi sebagai suatu sistem untuk mencapai tujuan bersama.
Sebagai suatu sistem maka orang yang berada di dalamnya memiliki peran dan
fungsi yang berbeda dan membentuk satu kesatuan yang utuh dalam mencapai
tujuan bersama.
2. Organisasi Menurut James D. Mooney
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan
bersama2. Pengertian ini menekankan pada fungsi organisasi sebagai
perkumpulan. Sebagai perkumpulan inti dari organisasi dalam pengertian ini
adalah komunikasi dan pola hubungan yang dibangun antara orang-orang dalam
perserikatan/perkumpulan.
3. Organisasi Menurut Chester I. Benard
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua
orang atau lebih3. Pengertian ini menitik beratkan pada kerjasama antar anggota
profesi. Pola kerja sistemik yang diidentifikasi sebagai aktivitas profesi menjadi
inti dari definisi ini, sehingga organisasi merupakan entitas sistemik yang
menjalankan aktivitas yang telah disepakati antar anggota organisasi.
Kata profesi berasal dari bahasa Yunani “propbaino” yang berarti menyatakan
secara public dan dalam bahasa latin disebut “profesion” yang digunakan untuk

1
Pidarta, M..Landasan Kependidikan.( Jakarta: Rineka Cipta. 2007) Hal 291
2
Ibid.
3
Pidarta, M. Landasan Kependidikan. (Jakarta: Rineka Cipta.2007). Hal 291

v
menunjukkan pernyataan public yang dibuat oleh seorang yang bermaksud
menduduki suatu jabatan publik.
Selain itu profesi berdasarkan kepada keahlian, kompetensi, dan pengetahuan
spesialis. Sehingga untuk menjadi profesional seorang harus menjalani pendidikan
yang relatif lama. Di samping itu profesi juga ditandai juga oleh adanya perijinan
untuk melakukan suatu kegiatan professional yang biasa diberikan oleh negara. 4
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, profesi adalah bidang pekerjaan
yang dilandasi pendidikan, keahlian (keterampilan, kejujuran dan sebagainya).
Maka dapat di simpulkan Profesi adalah jabatan atau pekerjaan yang menuntut
keahlian seseorang dan didapatkan melalui adanya proses pendidikan. Kemudian
Guru adalah pendidik dengan tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing,
melatih dan mengevaluasi. Dari kata organisasi profesi ini dapat di artikan sebagai
organisasi yang anggotanya adalah para praktisi yang menetapkan diri mereka
sebagai profesi dan bergabung bersama untuk melaksanakan fungsi-fungsi social
yang tidak dapat mereka laksanakan dalam kapasitas sebagai individu.
Organisasi profesi adalah suatu wadah perkumpulan orang-orang yang memiliki
suatu keahlian khusus yang merupakan ciri khas dari bidang keahlian tertentu.
Dikatakan ciri khas oleh karena bidang tersebut diperoleh bukan secara kebetulan
oleh sembarang orang, tetapi diperoleh melalui suatu jalur khusus. Dalam prakteknya
sebagai pekerjaan profesional yang melayani masyarakat tentunya memerlukan satu
wadah organisasi yang anggotanya adalah orang– orang yang memiliki pekerjaan atau
keahlian yang sejenis.
Organisasi profesi keguruan adalah wadah yang berfungsi sebagai penampungan
dan penyelesaian masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan pendidikan dan
diselesaikan secara bersama. Sebagai suatu organisasi, organisasi profesi keguruan
mempunyai suatu sistem yang senatiasa mempertahankan keadaan yang harmonis. Ia
akan menolak komponen sistem yang tidak mengikuti atau meluruskannya. Dalam
praktek keorganisasian, anggota yang mencoba melanggar aturan main organsasi
akan diperingatkan, bahkan dipecat.5

4
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan (Bandung: Alfabeta, 2013), hal
1-2.
5
Susanto Heri, Profesi Keguruan (Banjarmasin: Universitas Lambung Mangkurat, 2020), hal 26.

vi
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa organisasi profesi keguruan adalah
sebuah wadah perkumpulan orang-orang yang memiliki suatu keahlian dan
keterampilan mendidik yang dipersiapkan melalui proses pendidikan dan latihan yang
relatif lama, serta dilakukan dalam lembaga tertentu yang dapat dipertanggung
jawabkan6.

B. Tujuan dan Tugas Organisasi Profesi Keguruan


Tujuan dan tugas organisasi dalam kaitan peningkatan profesi keguruan antara
lain
1. Menciptakan kriteria pendidik yang professional.
2. Menampung para pendidik yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu untuk
menjadi anggota organisasi profesi.
3. Mencari peluang untuk memajukan profesi para anggota untuk studi lanjut.
4. Mengadakan pembinaan profesi, antara lain dengan mengadakan tim-tim
pembina ke daerah-daerah.
5. Mengawasi pelaksanaan pendidikan dan menilai tingkat profesionalitas
pendidik.
6. Menjatuhkan sanksi kepada mereka yang melanggar kode etik pendidik.
7. Meneliti dan menilai konsep-konsep dan praktik-praktik pendidikan di tingkat
mikro maupun makro.
8. Mengadakan pertemuan secara berkala atau incidental untuk mengomunikasikan
informasi-informasi pendidikan, bertukar pikiran, dan menyatukan pendapat.
9. Membentuk konsep-konsep pendidikan melalui hasil-hasil penelituan di tanah
air.
10. Memperjuangkan hak-hak pendidik sebagai pejabat professional.

6
Wau, Y. Profesi Kependidikan.( Medan: Unimed Press. 2014). Hal 44

vii
11. Meningkatkan kesejahteraan pendidik agar bias berpenghasilan layak sebagai
orang professional.

C. Fungsi Organisasi Profesi Keguruan


Organisasi profesi keguruan berfungsi sebagai pemersatu seluruh anggota profesi
dalam kiprahnya menjalankan tugas keprofesiannya, dan memiliki fungsi peningkatan
kemampuan profesional profesi ini. Kedua fungsi tersebut dapat diuraikan berikut ini:
a. Fungsi Pemersatu
Kelahiran suatu organisasi profesi tidak terlepas dari motif yang
mendasarinya yaitu dorongan yang menggerakkan para profesional untuk
membentuk suatu organisasi profesi. Motif tersebut begitu bervariasi, ada
yang bersifat sosial, politik ekonomi, kultural (kebudayaan), dan falsafah
(gagasan) tentang sistem nilai. Motif terbagi menjadi dua yakni motif intrinsik
dan motif ekstrinsik. Secara intrinsik, para profesional terdorong oleh
keinginannya mendapat kehidupan yang layak, sesuai dengan tugas profesi
yang diembannya. Namun secara ekstrinsik mereka terdorong oleh tuntutan
masyarakat pengguna jasa suatu profesi yang semakin hari semakin kompleks
(rumit). Kedua motif tersebut sekaligus merupakan tantangan bagi pengemban
suatu profesi, yang secara teoritis sangat sulit dihadapi dan diselesaikan secara
individual.7
b. Fungsi Peningkatan Kemampuan Profesional
Yaitu meningkatkan kemampuan profesional pengemban profesi
kependidikan ini. Fungsi ini secara jelas tertuang dalam PP No. 38 tahun
1992, pasal 61 yang berbunyi: Tenaga kependidikan dapat membentuk ikatan
profesi sebagai wadah untuk meningkatkan dan mengembangkan karier,
kemampuan, kewenangan profesional, martabat, dan kesejahteraan tenaga
kependidikan. Bahkan dalam UUSPN tahun 1989, pasal 31; ayat 4 dinyatakan

7
Setjipto, S & Kosasih, R. Profesi Keguruan. (Jakarta: Rineka Cipta.2009). Hal 58.

viii
bahwa tenaga kependidikan berkewajiban untuk berusaha mengembangkan
kemampuan profesionalnya sesuai dengan perkembangan tuntutan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta pembangunan bangsa.8

D. Jenis-Jenis Organisasi Profesi Keguruan


1. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)
PGRI lahir pada 25 November 1945, setelah 100 hari proklamasi
kemerdekaan Indonesia. Cikal bakal organisasi PGRI adalah diawali dengan
nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) tahun 1912, kemudian berubah
nama menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI) tahun 1932.9
Tujuan utama pendirian PGRI adalah:
a. Membela dan mempertahankan Republik Indonesia (organisasi
perjuangan)
b. Memajukan pendidikan seluruh rakyat berdasar kerakyatan
(organisasi profesi). Pendiri PGRI sama dengan EI: “education as
public service, not commodity”
c. Membela dan memperjuangkan nasib guru khususnya dan nasib
buruh pada umumnya (organisasi ketenagakerjaan).

2. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)


MGMP merupakan suatu wadah asosiasi atau perkumpulan bagi guru
mata pelajaran yang berada di suatu sanggar atau kabupaten/kota yang
berfungsi sebagai sarana untuk saling berkomunikasi, belajar dan bertukar
pikiran dan pengalaman dalam rangka meningkatkan kinerja guru sebagai
praktisi atau perilaku perubahan reorientasi pembelajaran di kelas10.
Tujuan MGMP dalam pedoman MGMP adalah :
1. Tujuan umun
Tujuan MGMP adalah untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi
dalam meningkatkan profesionalitasme guru11.
8
Ibid.
9
Pidarta, M. Landasan Kependidikan.( Jakarta: Rineka Cipta. 2007). Hal 298
10
Depdiknas. Kerangka Dasar Kurikulum 2004, (Jakarta. 2004). 1
11
Hasanah, A. Pengembangan Profesi Guru.( Bandung: CV Pustaka Setia. 2012). Hal 29

ix
2. Tujuan khusus
Memperluas wawasan dan pengetahuan guru mata pelajaran dalam
upaya mewujudkan pembelajaran yang efektif dan efisien.
Mengembangkan kultur kelas yang kondusif sebagai tempat proses
pembelajaran yang menyenangkan, mengasyikkan dan mencerdaskan
siswa. Membangun kerja sama dengan masyarakat sebagai mitra guru
dalam melaksanakan proses pembelajaran .12

3. Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI)


ISPI lahir pada pertengahan tahun 1960-an. Pada awalnya organisasi
profesi kependidikan ini bersifat regional karena berbagai hal menyangkut
komunikasi antaranggotanya. Keadaan seperti ini berlangsung cukup lama
sampai kongresnya yang pertama di Jakarta 17-19 Mei 1984. Kongres tersebut
menghasilkan tujuh rumusan tujuan ISPI, yaitu:
1. Menghimpun para sarjana pendidikan dari berbagaispesialisasidi
seluruh Indonesia
2. Meningkatkan sikap dan kemampuan professional para anggota
3. Membina serta mengembangkan ilmu, seni dan teknologi pendidikan
dalam rangka membantu pemerintah mensukseskan pembangunan
bangsa dan negara
4. Mengembangkan dan menyebarkan gagasan-gagasan baru dalam
bidang ilmu, seni dan teknologi pendidikan
5. Melindungi dan memperjuangkan kepentingan professional para
anggota
6. Meningkatkan komunikasi antar anggota dari berbagai spesialisasi
pendidikan, dan
7. Menyelenggarakan komunikasi antar anggota yang relevan13

12
Ibid.
13
Satori, D., dkk. Profesi Keguruan. (Jakarta: Universitas Terbuka. 2009). Hal 74

x
4. Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI)
IPBI didirikan di Malang pada tanggal 17 Desember 1975. Organisasi
profesi kependidikan yang bersifat keilmuan dan profesioal ini berhasrat
memberikan sumbangan dan ikut serta secara lebih nyata dan positif dalam
menunaikan kewajiban dan tanggung jawabnya sebagai guru pembimbing.
Organisasi ini merupakan himpunan para petugas bimbingan se-Indonesia dan
bertujuan mengembangkan serta memajukan bimbingan sebagai ilmu dan
profesi dalam rangka peningkatan mutu layanannya14.
Secara rinci tujuan didirikanya Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia
(IPBI) adalah:
a. Menghimpun para petugas di bidang bimbingan dalam wadah
organisasi.
b. Mengidentifikasi dan mengiventarisasi tenaga ahli, keahlian dan
keterampilan,teknik, alat dan fasilitas yang telah dikembangkan di
Indonesia di bidang bimbingan.
c. Meningkatkan mutu profesi bimbingan, dalam hal ini meliputi
peningkatan profesi dan tenaga ahli,tenaga pelaksana, ilmu bimbingan
sebagai disiplin, maupun program layanan bimbingan.

BAB III

14
Ibid.

xi
PENUTUP
A. Kesimpulan
Organisasi adalah satu kebersamaan dan interaksi saling ketergantungan antara
individu-individu yang bekerja ke arah tujuan yang bersifat umum dan hubungan
kerjasamanya telah diatur sesuai denagan struktur yang telah ditentukan. Sedangkan
profesi mengandung arti prestise, kehormatan, status sosial, dan otonomi lebih besar
yang diberikan masyarakat kepadanya. Hal ini terwujud dalam kewenangan para
anggota profesi dalam mengatur diri mereka, menentukan standar mereka sendiri,
mengatur bagaimana dan apa syarat bergabung ke dalamnya, serta mengatur standar
perilaku para anggotanya. Ketentuan-ketentuan dan standar ini dibakukan dalam
suatu kode etik professional yang dibuat oleh asosiasi atau organisasi profesi.

B. Saran
Untuk para calon pendidik atau guru sebaiknya menambah wawasan dan rasa
ingin tahunya tentang organisasi profesi keguruan dan ruang lingkupnya dengan
observasi langsung kepada organisasi tersebut, sehingga lebih tahu secara detailnya.
Untuk para pendidik ataupun guru sebaiknya lebih aktif mengikuti organisasi-
organisasi profesi lain selain PGRI untuk menambah wawasan guru dan
meningkatkan keprofesionalan sebagai seorang guru.
Makalah ini tidak luput dari kata sempurna, maka penulis sangat mengharap kritik
dan saran dari para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

xii
Sidiq, Umar. 2018. Etika Dan Profesi Keguruan. Tulungagung : STAI
Muhammadiyah
Susanto, Heri. 2020. Profesi Keguruan. Banjarmasin : Universitas Lambung
Mangkurat
Depdiknas, 2004. Kerangka Dasar Kurikulum. Jakarta : Balai Pustaka
Satori, D., dkk. 2009. Profesi Keguruan. Jakarta : Universitas Terbuka
Hasanah, A. 2012. Pengembangan Profesi Guru. Bandung : CV Pustaka Setia
Setjipto, S & Kokasih, R. 2009. Profesi Keguruan. Jakarta : Rineka Cipta
Wau, Y. 2014. Profesi Kependidikan. Medan : Unimed Press
Syaiful, Sagala. 2013. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.
Bandung : Alfabeta
Pidarta, M. 2007. Landasan Kependidikan. Jakarta : Rineka Cipta

xiii

Anda mungkin juga menyukai