KE - PGRI - AN
Disusun Oleh :
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya makalah Ke – PGRI – an ini. Tidak lupa penulis juga
mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Parmin M.Pd selaku
dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan, saran, materi
pendukung dan masukan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat
dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.
Aji sahputra
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang.......................................................................................
B.Rumusan Masalah..................................................................................
C.Tujuan Penulisan....................................................................................
BAB II PGRI SEBAGAI ORGANISASI PERJUANGAN, PROFESI, DAN
KETENAGAKERJAAN
A.PGRI Sebagai Organisasi Perjuangan....................................................
B.PGRI Sebagai Organisasi Profesi...........................................................
C.PGRI Sebagai Organisasi Ketenagakerjaan..........................................
BAB III SIFAT DAN SEMANGAT PGRI
A.Kode Etik PGRI....................................................................................
B.Perjuangan PGRI..................................................................................
BAB IV ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PGRI
A.Landasan, Tujuan, dan Fungsinya........................................................
B.Anak Lembaga dan Badan Khusus PGRI.............................................
BAB V KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN NASIONAL
A.Sistem Pendidikan Nasional.................................................................
B.Undang-Undang No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen...........
BAB VI PENUTUP
A.SIMPULAN.........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kemajuan dunia pendidikan ditentukan oleh segenap pemangku
kepentingan. Pendidikan bukan urusan negara semata, melainkan semua pihak
harus peduli, ada kesadaran, ada partisipasi dan akhirnya ada tanggung jawab
dari semua pihak untuk membangun dunia pendidikan berkualitas dan berdaya
saing tinggi.
PGRI merupakan salah satu elemen masyarakat profesi bidang pendidikan.
Posisinya sangat strategis dalam ikut berperan aktif dalam meningkatkan mutu
pendidikan dengan fokus perhatian pada upaya peningkatkan profesionalisme
guru disertai kesejahteraan yang memadai. Dari perspektif ini, masalah ke-PGRI-
an penting untuk diketahui dan didalami. Bagi tenaga kependidikan, khususnya
guru dan calon guru, mengetahui dan memahami persoalan ke- PGRI-an sebagai
salah satu organisasi profesi menjadi penting dan mengkiprahkan diri PGRI
diharuskan sesuai amanat UU Nomor: 14
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana peran PGRI sebagai organisasi perjuangan, profesi, dan ketenagakerjaan ?
2. Bagaimana sifat dan semangat PGRI ?
3. Apa landasan, tujuan dan fungsi PGRI ?
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari mata
kuliah kePGRIan dan juga sebagai salah satu alternative atau referensi pembaca dalam
mendapatkan informasi mengenai kePGRIan.
BAB II
PGRI SEBAGAI ORGANISASI PERJUANGAN PROFESI DAN
KETENAGAKERJAAN
2. Rasa Aman
Rasa aman adalah kondisi lahir batin yang dirasakan oleh guru dalam melaksanakan tugas
dan menjalani hidupnya dalam suasana damai, tanpa ancaman dan gangguan dalam menjalankan
tugas profesinya sebagai pendidik, pengajar, pelatih, pengasuh, pembimbing, maupun penilai.
Hingga saat ini kondisi rasa aman itu belum sepenuhnya tercipta. Untuk itu, perlindungan hukum
bagi guru dalam melaksanakan tugasnya perlu segera diwujudkan secara nyata dalam bentuk
aturan perundang-undangan yang mengikat.
4. Kondisi Kerja
Kondisi kerja adalah keadaan berbagai aspek fisik maupun non fisik, baik kualitas maupun
kuantitas yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap kualitas guru
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Hingga kini kondisi tempat guru bekerja baik di kota
maupun di desa, belum cukup kondusif untuk mewujudkan kinerja mereka secara optimal
.
5. Kesempatan Meningkatkan dan Mengembangkan Diri
Kesempatan dimaksud adalah berupa kenaikkan pangkat dan jabatan, kesempatan
melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi, kesempatan memperoleh kedudukan
jabatan struktural, kesempatan untuk mendapatkan jaminan pensiun di hari tua. Meskipun telah
dikembangkan berbagai peraturan yang berkaitan dengan ini, dalam kenyataannya semua itu
masih belum memberikan dukungan yang optmal terhadap kesejahteraan guru. Misalnya,
kenaikan pangkat dengan sistem angka kredit dan kesempatan untuk mengikuti pendidkan
lanjutan cukup terbuka, namun dalam pelaksanaannya masih banyak kendala dihadapi yaitu
berupa kendala administratif, dana penunjang, dan fasilitas lainnya.
BAB III
SIFAT DAN SEMANGAT PGRI
B. Perjuangan PGRI
1. Sebelum Kemerdekaan
Organisasi Guru Zaman Belanda
Kondisi sekolah, termasuk sekolah guru, selalu berkembang sesuai tuntutan zaman.
Pada zaman Belanda terdapat bermacam-macam sekolah yang masing-masing diperuntukkan
bagi golongan tertentu. Ada sekolah desa atau Sekolah Rakyat untuk masyarakat desa. Sekolah
Dasar Angka II untuk rakyat biasa di kota-kota, dan Sekolah Dasar berbahasa Belanda untuk
anak-anak bangsawan atau untuk anakanak pegawai pemerintahan Hindia Belanda yang gajinya
banyak.
Guru sekolah zaman Belanda itu tamatan bermacam-macam sekolah guru,
misalnya Sekolah Guru Desa, Normal School (NS), Kweek School (KS), Hogere Kweek School
(HKS), Hollands-Inlandse Kweekschool (HIK), Europese Kweekschool (EKS), Indische
Hoofdacte, dan sebagainya. Dalam upaya memperjuangkan kesejahteraannya, guru-guru itu
membentuk serikat sekerja, masing-masing menurut ijazahnya mereka terinspirasi oleh
perjuangan para buruh saat itu.
Sejarah perjuangan guru pada zaman Belanda dimulai pada tahun 1912 dengan
berdirinya Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) yang diketuai oleh Karto Subroto. Organisasi
tersebut bersifat unitaristik. Kondisi sosial dan politik saat itu mempersulit perjuangan PGHB
dalam memenuhi keinginan para anggotanya.
PGHB yang berbentuk union itu akhirnya pecah, masing-masing kelompok anggota
berjuang sesuai keinginannya, sehingga tahun 1919 disamping PGHB, ada pula pergerakan baru,
misalnya Persatuan Guru Bantu (PGB), Persatuan Normalschool (PNS), Oud Kweekschoolieren
Bond(KSB), School Opziienera Bond (SOB). Perpecahan itu sangat buruk akibatnya bagi guru,
martabat guru menjadi turun, mereka tidak kompak dalam perjuangannya.
2. Persatuan Guru Indonesia
Usaha memperjuangkan nasib dan posisi guru terus berjalan. Tokoh-tokoh guru
melakukan berbagai upaya, dengan berbagai cara, termasuk dengan sastra dan seni. Pada tahun
1932 nama PGHB diganti menjadi PGI (Persatuan Guru Indonesia). Pergantian nama itu,
“Hindia Belanda” menjadi “Indonesia” sangat mengejutkan Belanda, mereka sangat tidak suka
nama Indonesia. Sebaliknya, guru dan bangsa Indonesia sangat suka nama Indonesia itu.
Pada tahun 1940, setahun setelah perang dunia II pecah, Negeri Belanda diduduki
oleh Jerman. Tahun 1941 semua guru laki-laki Belanda ditugaskan menjadi milisi. Untuk
mengatasi kekurangan guru di Indonesia, beberapa sekolah guru digabung dan gurunya diisi oleh
orang Indonesia. [ada zaman Jepang, segala esuatu berubah, segala organisasi dilarang.
3. Kelahiran PGRI
Proklamasi tanggal 17 Agustus 1945 mempunyai efek yang sangat besar terhadap
seluruh pejuang kemerdekaan dan juga para guru. Semangat proklamasi itulah yang menjiwai
penyekenggaraan Kongres Pendidik Bangsa pada tanggal 24 s.d 25 November 1945 bertempat di
Sekolah Guru Putri (SGP) Surakarta, Jawa Tengah. Dalam kongres itu, tepatnya tanggal 25
November 1945, lahirlah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), yang merupakan wadah
persatuan dan kesatuan guru di seluruh Indonesia. Melalui kongres itu segala bentuk perpecahan
antar kelompok guru yang didasarkan pada perbedaan tamatan di lingkungan pekerjaan,
lingkungan daerah, aliran politik, agama dan suku sepakat untuk dihapuskan.
Para guru yang tergabung dalam puluhan organisasi guru sepakat melebur,
berhimpun, bersatu untuk mengisi kemerdekaan dengan nama PGRI, dengan tiga tujuan yaitu:
mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia, Mempertinggi tingkat pendidikan
dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan, membela hak dan nasib buruh umumnya
dan guru khususnya (suara Guru, November 1955).
Sebagai “anak sulung” Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, PGRI lahir
memiliki sifat dan semangat yang sama dengan “ibu kandungnya”, yaitu semangat persatuan dan
kesatuan, pengorbanan dan kepahlawanan. PGRI merupakan organisasi pelopor dan pejuang.
6. PGRI Era-Reformasi
Pada kongres XVIII PGRI memastikan kembali jati dirinya, organisasi yang unitaristik,
independen, dan non politis praktis. PGRI memastikan posisinya sebagai mitra yang kritis dalam
memperjuangkan nasib anggotanya.
Dalam era-reformasi ini, sejak kongres XVIII (1998) dengan perjuangan yang panjang selama 6
(enam( tahun lahirlah undang-undang Nomor 4 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Itu adalah
reformasi terbesar dalam perjuangan dan kehidupan guru di Indonesia.
PGRI beberapa kali menggnakan haknya menyampaikan aspirasi anggota dalam bentuk unjuk
rasa. Keberanian itu cukup mengagetkan banyak pihak. Oknum pemerintah mulai ikut serta
membidani lahirnya sejumlah asosiasi, misalnya asosiasi kepala sekolah. Pengawas pemilik
laboran, pustakawan, pamong PAUD, dan sebagainya.
Guru dinyatakan sebagai jabatan profesi oleh Presiden RI pada puncak peringatan Hari Guru
Nasional dan HUT PGRI tahun 2004. Setelah itu, juga dibentuk Direktorat Jenderal Peningkatan
Mutu Pendidik dan tenaga Kependidikan.
Untuk mengelola bidang dan/atau tugas tertentu dalam upaya mencapai tujuan organisasi
yang bersifat tetap dan jangka panjang dibentuk Anak Lembaga PGRI jenis, susunan, dan tugas
anak lembaga Tingkat Nasional dan pengurusnya ditetapkan oleh Pengurus Besar PGRI. Anak
Lembaga PGRI dikoordinasikan oleh Badan Pimpinan Organisasi sesuai tingkatannya masing-
masing. Masa Bakti Badan Pimpinan Organisasi sesuai tingkatannya. Ketentuan mengenai tugas,
fungsi dan kegiatan anak lembaga serta susunan dan tata kerjanya diatur dalam peraturan
tersendiri. Semua anak lembaga harus tunduk kepada semua peraturan dan keputusan-keputusan
PGRI sebagai induk organisasinya.
Untuk melaksanakan program tertentu dalam jangka waktu tertentu yang ditetapkan
Forum Organisasi baik sebagai upaya mencapai sasaran program organisasi maupun dalam
upaya bekerjasama dengan pihaklain, Badan Pimpinan Organisasi di semua tingatan dapat
membentuk Badan Khusus. Badan Khusus bertanggungjawab kepada Badan Pimpinan
Organisasi yang membentuknya. Ketentuan mengenai tugas, fungsi, dan susunan serta tata kelola
Badan Khusus diatur dalam peraturan tersendiri Badan Khusus yang dibentuk oleh PGRI harus
tunduk kepada semua peraturan dan keputusan-keputusan PGRI sebagai induk organisasinya.
1. Pengertian
Anak Lembaga PGRI dalah Lembaga untuk mengelola bidang dan/atau tugas tertentu dalam
upaya mencapai tujuan PGRI yang bersifat tetap dan jangka panjang.
Badan Khusus PGRI adalah Badan untuk melaksanakan program tertentu. Dan dalam waktu yang
ditetapkan forum organisasi, baik sebagai upaya mencapai sasaran program PGRI maupun dalam
upaya kerjasama dengan pihak lain.
2. Persamaan dan Perbedaan Anak Lembaga dan Badan Hukum
Persamaan Anak Lembaga dan Badan Khusus yaitu keduannya adalah perangkat
kelengkapan organisasi, sedangkan perbedaannya yaitu yang dilaksanakan.
A. SIMPULAN
Guru memegang peranan penting dan menjadi kunci bagi keberhasilan pendidikan suatu bangsa.
Sejak zaman penjajahan Belankda guru telah turut berjuang baik secara fisik angkat senjata maupun
angkat senjata maupun melalui bidang pendidikan.
Pada 24-25 November 1945 diselenggarakan Kongres Guru Indonesia di Surakarta. Pada tanggal
25 November 1945 lahirlah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) sebagai perwujudan aspirasi
guru Indonesia dalam mewujudkan cita-cita perjuangan bangsa.
Peranan guru setelah kemerdekaan sudah tidak diisi lagi dengan perjuangan fisik mengangkat
senjata, tetapi diisi melalui bidang pendidikan. Guru yang dulunya belum sepenuhnya dianggap sebagai
profesi akhirnya diakui sebagai profesi dengan adanya pencanangan guru sebagai profesi oleh Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 2 Desember 2004.
Guru tidak sekedar menjalankan tugas, namun harus memberikan yang terbaik bagi dunia
pendidikan di tanah air. Tidak sekedar masuk ke kelas dan memberikan pelajaran kepada murid-
muridnya. Tidak juga sekedar melaksanakan tanggung jawab. Namun lebih dari itu yakninya menjadi
guru yang kreatif, berwawasan, professional, bermoral, kompeten dan pendorong perubahan.
DAFTAR PUSTAKA
https://dwily94.wordpress.com/2013/01/13/makalah-guru-dalam-indonesia-merdeka/
https://www.google.co.id/search?
q=Sistem+pendidikan+nasional&oq=sistem&aqs=chrome.0.69i59j69i57j69i60l2j0l2.4122j1j7&s
ourceid=chrome&es_sm=93&ie=UTF-8
http://nugrohodwiraharjogo.blogspot.co.id/2012/11/undang-undang-no-14-tahun-2005-
tentang.html