KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan, yang atasrahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “ETIKA
DAN PROFESI KEGURUAN”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang
diberikan dalam mata kuliah Etika dan Profesi Keguruan.
Terselesainya makalah pada mata kuliah Etik dan Profesi Keguruanini, tidak
terlepas dari bimbingan Dosen mata kuliah dan partisipasi dari teman-teman semua yang
telah bersedia meluangkan waktu dan pikirannya demi terselesai makalah ini.
Sudah tentunya penulis berharap, semoga makalah yang telah disusun ini dapat
bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari bagi penulis khususnya dan para pembaca
umumnya. Dari itu kritik dan saran yang sifanya membangun penulis harapkan untuk
perbaikan di masa akan datang. Terimakasih
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………2
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................3
A. Konsep Profesi Keguruan....................................................................................................3
B. Sikap Profesional Keguruan................................................................................................4
C. Bimbangan dan Konseling...................................................................................................5
D. Program Bimbingan disekolah dan Peran Guru dalam Pelaksanaannya.............................8
E. Perkembangan Keprofesian Guru......................................................................................11
F. Perkembangan Diri Menuju Guru Profesional…………………………………………..13
G. Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru…………………………………………………15
H. Standar Kompotensi dan Sertifikasi Guru; Guru Sebagai Agen Pembelajaran………….17
I. Kompetensi Guru………………………………………………………………………...19
BAB III PENUTUP.....................................................................................................................20
A. Kesimpulan........................................................................................................................20
B. Saran..................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru merupakan bagian internal dari sebuah organisasi pendidikan yang memiliki fungsi,
peran dan kedudukan yang sangat strategis dalam rangka mencapai tujuan pembangunan bangsa
dalam bidang pendidikan. Guru menjadi ujung tombak pelaksanaan berbagai macam program
pendidikan melalui kegiatan pembelajaran di kelas. Sehingga berhasil atau tidak, berkualitas atau
tidak proram-program pendidikan yang dirancang oleh penentu kebijakan pendidikan, salah
satunya akan sangat tergantung dari kinerja dan profesionalisme para guru. Bersamaa dengan hal
tersebut, masayarakat modern seperti sekarang ini selalu menuntut terpenuhinya kebutuhan
pendidikan yang baik dan berkualitas bagi putra-putrinya. Masyarakat kian menantang,
mengharuskan dan menuntut terselenggaranya pendidikan yang dikelola dengan profesional,
salah satunya adalah tersedianya para guru yang profesional. Jika ditambah lagi dengan tuntutan
global dan kehidupan modern, maka profesinalisme dalam bidang pendidikan pada umumnya
dan profesionalisme guru pada khususnya menjadi mutlak segera diwujudkan.
Pada umumnya pendidikan yang dilakukan untuk mengembangkan profesi guru terdiri
dari dua jenis, yaitu pendidikan prajabatan dan pendidikan dalam jabatan. Dua jenis pendidikan
itu berbeda esensi dalam sistem pengelolahannya meskipun diarahkan pada tujuan yang sama,
yaitu meningkatkan mutu layanan atau kinerja guru. Pendidikan prajabatan merupakan
pendidikan yang ditempuh sebelum seseorang menjadi guru. Jenis pendidikan ini bertujuan
untuk menyiapkan calon guru dalam meniti karir dalam bidang pengajaran. Pendidikan dalam
jabatan adalah jenis pendidikan yang ditempuh oleh guru dalam melaksanakan jabatan dan
dimaksudkan untuk mengembangkan kompetensi profesional dalam melaksanakan tugas
profesionalnya. Seorang guru dinilai memiliki kompetensi profesional apabila mampu
mengembangkan tanggung jawab dengan baik, maupun melaksanakan peran dengan berhasil,
mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan pendidikan (pembelajaran) dan mampu
melaksanakan peranannya dalam proses pembelajaran dalam kelas dalam sudut pembelajaran,
guru yang profesional adalah mereka yang mampu merencanakan, melaksanakan, menilai,
membimbing pelajaran.
B. Rumusan Masalah
Untuk lebih terarah dan agar dapat mencapai sasaran yang dikehendaki sebagaimana latar
belakang. Yang menjadi perumusan dalam makalah ini yaitu pengertian dan syarat-syarat profesi
keguruan, perkembangan profesi keguruan serta hal-hal yang berhubungan dengan etika dan
profesi keguruan.
C. Tujuan Penulisan
Selain untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen dalam mata kuliah etika dan profesi
keguruan, Secara umum tujuan penulisan yang ingin dicapai dalammakalah ini adalah
untuk memberi informasi kepada mahasiswa ataupun calon guru agar mengetahui pengertian dan
syarat-syarat profesi keguruan serta perkembangan profesi keguruan serta hal-hal yang
berhubungan dengan etika dan profesi keguruan.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini yaitu memungkinkan terlaksananya peningkatan kualitas proses
pembelajaran secara berkelanjutan, peningkatan efesiensi pengelolaan pendidikan dan
pengembangan profesionalisme para guru, dengan demikian guru ataupun calon guru akan dapat
menentukan sendiri cara untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP PROFESI KEGURUAN
Secara etimologi istilah profesi berasal dari bahasa inggris yaitu professionatau bahasa
Latin profecus yang artinya mengakui,adanya pengakuan,menyatakan mampu,atau ahli dalam
melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan secara terminologi profesi berarti suatu pekerjaan yang
mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yang ditekankan pada pekerjaan mental
yaitu adanya persyaratan pengetahuan teoritis sebagai instrument untuk melakukan pebuatan
praktis, bukan pekerjaan manual. Jadi suatu profesi harus memiliki tiga pilar pokok yaitu
pengetahuan,keahlian,dan persiapan akademik.
1. Syarat-Syarat Profesi Keguruan
National Education Association (Sucipto, Kosasi, dan Abimanyu, 1994) menyusun sejumlah
syarat atau kriteria yang harus ada dalam jabatan guru, yaitu:
1) Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual.
2) Jabatan yang menggeluti batang tubuh ilmu yang khusus.
3) Jabatan yang memerlukan persiapan profesional yang lama.
4) Jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.
5) Jabatan yang menjanjikan karier hidup dalam keanggotaan yang permanen.
6) Jabatan yang menentukan baku (standarnya) sendiri.
7) Jabatan yang lebih mementingkan layanan diatas keutungan pribadi.
8) Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
Lebih khusus Sanusi ;dkk(1991) mengajukan 6 asumsi yang melandasi perlunya
profesionalisasi dalam pendidikan,yakni sebagai berikut:
1) Subjek pendidikan adalah manusia yang memiliki kemauan, pengetahuan, emosi,dan perasaan.
2) Pendidikan dilakukan secara intensional, yakni secara sadar dan bertujuan maka pendidikan
menjadi normatif yang diikat oleh norma-norma dan nilai-nilai yang baik secara
universal,nasional maupu lokal yang merupakan acuan para pendidik,peserta didik, dan
pengelola pendidikan.
3) Teori-teori pendidikan merupakan kerangka hipotesisi dalam menjawab permasalahan
pendidikan.
4) Pendidikan bertolak dari asumsi pokok tentang manusia, yakni manusia mempunyai potesi yang
baik untuk berkembang. Oleh sebab itu, pedidikan adalah usaha utuk megembagkan potesi
unggul tersebut.
5) Inti pedidikan terjadi dalam prosesnya, yakni situasi dimana terjadi dialog antara peserta didik
dengan pendidik, yang memungkinkan peserta didik tumbuh ke arah yang dikehendaki oleh
pendidik dan selaras dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi masyarakat.
6) Sering terjadinya dilema antara tujuan utama pendidikan, yakni menjadikan manusia sebagai
manusia yang baik dengan misi instrumental yakni yang merupakan alat untuk perubahan atau
mencapai sesuatu.
2. Organisasi Profesional Keguruan
Selain PGRI sebagai satu-satunya organisasi guru yang diakui pemerintah sampai saat
ini, ada organisasi guru yang di sebut Musyarwarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), yang
bertujuan meningkatkan mutu dan profesionalisasi guru dalam kelompoknya masing-masing.
Organisasi profesi pendidikan lainnya adalah ikatan sarjana pendidikan Indonesia (ISPI),
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Profesi Indonesia (ABKIN), Ikatan Petugas Bimbingan
Indonesia (IPBI), Himpunan Sarjana Administrasi Pendidikan Indonesia (HISAPIN), Himpunan
Sarjana Pendidikan Bahasa Indonesia (HSPBI), dan lain-lain.
d. Fungsi Penyesuaian
yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa (siswa) agar dapat menyesuaikan diri
dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
3. Macam-macam layanan bimbingan dan konseling :
a. Layanan Orientasi
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien)
memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru dimasuki peserta didik, untuk mempermudah
dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu.
b. Layanan Informasi
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien)
menerima dan memahami berbagai informasi (seperti informasi pendidikan dan jabatan) yang
dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan
peserta didik (klien).
c. Layanan Penempatan dan penyaluran
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien)
memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya penempatan dan penyaluran di
dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan
ektrakulikuler) sesuai dengan potensi, bakat, minat erta kondisi pribadinya.
d. Layanan pembelajaran
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien)
mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai meteri pelajaran yang
cocok dengan kecepatan dan kemampuan dirinya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan
belajar lainnya.
e. Layanan Konseling Individual
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien)
mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) dengan guru pembimbing dalam
rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi yang dideritanya.
f. Layanan Bimbingan Kelompok
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik untuk
pengembangan kemampuan sosial, baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, serta untuk
pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan/atau tindakan tertentu.
g. Layanan Konseling Kelompok
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh
kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui
dinamika kelompok.
I. KOMPETENSI GURU
Berdasarkan Permendiknas No.16 Tahun 2007, guru harus memiliki empat kompentensi, antara
lain:
a. Kompetensi Pedagogik
1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, cultural, emosional, dan
intelektual
2. Menguasai teori belajar dan prinsip pembelajaran yang mendidik.
3. Mengembangkan kurikulum yang terkait mata pelajaran yang diampu.
4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik
5. Memanfaatkan TIK untuk kepentingan pembelajaran.
6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik.
7. Berkomunikasi efektif, empatik, dan santun ke peserta didik.
8. Menyelenggarakan penilaian evaluasi proses dan hasil belajar.
b. Kompetensi Kepribadian
1. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, social dan budaya bangsa
2. Penampilan yang jujur, berakhlak mulia, teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
3. Menampilkan dirisebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa
4. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa
percaya diri.
5. Menjunjjung tinggi kode etik profesi guru.
c. Kompetensi Sosial.
1. Bersikap inkulif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis
kelamin, agara, raskondisifisik, latar belakang keluarga, dan status sosial keluarga.
2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua dan masyarakat.
3. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah RI yang memiliki keragaman social budaya.
4. Berkomunikasi dengan lisan maupun tulisan
d. Kompetensi Profesional
1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung pelajaran yang
dimampu
2. Mengusai standar kompentensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan
yang dimampu
3. Mengembangkan materi pembelajaran yang dimampu secara kreatif.
4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif
5. Memanfaatkan TIK untuk berkomunikasi dan mengembangakan diri.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa etika dan profesi guru meliputi Konsep
Profesi Keguruan, Sikap Profesional Keguruan, Bimbangan dan Konseling, Program Bimbingan
disekolah dan Peran Guru dalam Pelaksanaannya,Perkembangan Keprofesian Guru,
Perkembangan Diri Menuju Guru Profesional, Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru, Standar
Kompotensi dan Sertifikasi Guru; Guru Sebagai Agen Pembelajaran serta Kompetensi Guru. Hal
ini amat perlu di perhatikan mengingat jabatan guru di tuntut untuk makin lama makin
meningkatkan keprofesionalannya. Seorang guru juga harus mampu mengembangkan sikap
prfesionalnya baik itu pada masa prajabatan maupun pada masa jabatan karena unsur terpenting
dalam profesi guru adalah penguasaan sejumlah kompetensi sebagai keterampilan atau keahlian
khusus, yang diperlukan untuk melaksanakan tugas mendidik dan mengajar secara efektif dan
efisien.
Jabatan guru merupakan jabatan Profesional, dan sebagai jabatan profesional,
pemegangnya harus memenuhi kualifikasi tertentu. Kriteria jabatan profesional antara lain
bahwa jabatan itu melibatkan kegiatan intelektual, mempunyai batang tubuh ilmu yang khusus,
memerlukan persiapan lama untuk memangkunya, memerlukan latihan dalam jabatan yang
berkesinambungan, merupakan karier hidup dan keanggotaan yang permanen, menentukan baku
perilakunya, mementingkan layanan, mempunyai organisasi profesional, dan mempunyai kode
etik yang di taati oleh anggotanya.
B. Saran
Dengan kenyataan yang ada bahwa jabatan guru masih jauh dari profesi guru yang
sesungguhnya meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa mereka itu “berstatus guru” maka yang
dapat kami sarankan yaitu kita masih harus banyak berbenah diri untuk menjadi guru yang
professional karena seorang guru harus memenuhi syarat-syarat pendidikan dan menaati kode
etik karena seorang guru dinilai memiliki kompetensi profesional apabila mampu
mengembangkan tanggung jawab dengan baik, maupun melaksanakan peran dengan berhasil,
mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan pendidikan (pembelajaran) dan mampu
melaksanakan peranannya dalam proses pembelajaran dalam kelas dalam sudut pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Azhar. Sikap profesional seorang guru. yogyakarta: UII. 2011
Hermawan S,R.1979.Etika Keguruan: Suatu Pendekatan Terhadap Kode Etik Guru Indonesia.
Jakarta:PT.Margi Wahyu
Sujdana, N., 1998. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Cetakan Keempat. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Usman, M.U., 1994. Menjadi Guru Profesional. Cetakan Kelima. Bandung: Remaja Rosdakarya.