Anda di halaman 1dari 13

PGRI SEBAGAI

SEBAGAI SUMBER INSPIRASI


GURU

APKS PGRI JENJANG SEKOLAH DASAR


PROPINSI LAMPUNG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
kasih sayang-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah berjudul “PGRI
SEBAGAI SALAH SATU SUMBER INSPIRASI ” makalah ini disampaikan
pada pelantikan pengurus APKS PGRI propinsi lampung 2018. Penulis dalam
menyelesaikan makalah ini terdapat hambatan-hambatan, hal ini disebabkan
karena keterbatasan, baik bahan acuan maupun waktu yang dimiliki penulis.
Namun berkat dorongan semangat dari rekan-rekan pengurus APKS, akhirnya
makalah ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya.

Penulis menyadari dengan sebenar-benarnya, bahwa makalah ini jauh dari yang
diharap, walaupun penulis sudah berusaha dengan optimal masih terdapat
kekurangan disana sini, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari para pembaca.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca yang terhormat, dan dapat diambil manfaatnya.

Bandar Lampung, 15 September 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

PGRI sebagai organisasi yang mewadahi guru mempunyai jati diri dan sifat-
sifat yang menjiwai guru, jati diri dan sifat itulah yang menjadi acuan, patokan
dan inspirasi guru dalam menjalankan tugas keguruanya. Dalam dunia
pendidikan peran guru sangatlah penting dimana Guru sebagaimana kita
ketahui, banyak yang menafsirkan sebagai seorang yang serba bisa dihadapan
peserta didiknya.Guru bukan hanya menjadi sumber pentransfer ilmu
pengetahuan akan tetapi juga berperan sebagai pembimbing, pemberi teladan,
moderator, modernisator, peneliti, dan yang paling utama yaitu pemberi
inspirasi bagi siswanya.

PGRI menjadi salah satu Sumber Inspirasi bagi guru yang juga peran sebagai
inspirator secara langsung sehingga dituntut untuk memiliki pengetahuan dan
wawasan yang luas, luwes dalam berkomunikasi, rendah hati, selalu ingin
belajar dan bekerja keras, fleksibilitas dalam bergaul, berani bersikap,
memiliki prinsip dalam kebenaran, dan paling utama tidak merasa bosan
menjadi seorang pendidik. Di dunia pendidikan guru merupakan panutan bagi
para siswa-siswanya untuk menjadi pribadi yang baik, maka dari itukita
sebagai calon pendidik (guru) harus mengetahui cara-cara ataupun nilai-nilai
agar kita terlatih untuk menjadi seorang inspirator untuk siswa-siswinya.

B. Tujuan

1. Mengetahui Jati diri dan Sifat PGRI


2. Mengetahui arti guru sebagai profesi
3. Mengetahui PGRI sebagai salah satu Inspirasi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Jati Diri PGRI

Jati diri PGRI Sebagaimana telah tercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga (AD/ART) PGRI, pasal 3 adalah :

1. PGRI sebagai organisasi profesi


PGRI sebagai organisasi profesi berarti suatu organisasi yang terdiri dari guru-
guru dan tenaga kependidikan yang sejawat berkumpul dalam suatu wadah
persatuan atau perkumpulan dan berjuang mewujudkan semua amanat
keputusan organisasi baik yang tersurat maupun yang tersirat sesuai dengan
ketentuan atau aturan mainnya. Sebagi organisasi profesi, PGRI mempunyai
fungsi sebagi wadah kebersamaan, rasa kesejawatan atau seprofesi dalam
mewujudkan peningkatan keahliannya atau kariernya dalam menjalankan
tugas-tugas keprofesiannya secara professional. Artinya meningkatkan prilaku
profesi kepada suatu standar kehlian yang diinginkan oleh masyarakat umum.
Berarti sudah semestinya memiliki peningkatan kehlian yang mempunyai
standar mutu.

2. PGRI sebagai organisasi perjuangan


PGRI sebagai organisasi pejuangan artinya menurut AD/ART adalah
mengemban amanat dan cita-cita proklamsi 17 agustus 1945, menjamin,
menjaga dan mempertahankan keutuhan dan kelangsungan NKRI dengan
membudayakan nilai-nilai luhur Pancasila. Maknanya adalah PGRI
merupakan wadah bagi para guru dalam memperoleh, mempertahankan,
meningkatkan dan membela hak-hak azasinya baik sebagai pribadi, anggota
masyarakat, warga Negara, maupun pemangku profesi keguruan. PGRI
berjuang untuk mewujudkan hak-hak kaum guru dalam wadah NKRI.
3. PGRI Sebagai Organisasi Ketenagakerjaan

PGRI sebagai organisasi ketenagakerjaan adalah organisasi yang menyadari


bahwa anggotanya mempunyai hak untuk bekerja, untuk memilih tempat kerja
secara bebas untuk memperoleh lingkungan kerja yang pantas dan aman dan
untuk dilindungi dan hak untuk mendapatkan upah dan pekerjaan secara adil
tanpa diskriminasi serta hak untuk membentuk dan bergabung dalam serikat
pekerja (traid union) untuk melindungi kebutuhan-kebutuhannya.PGRI
merupakan wadah pejuangan hak-hak azasi guru sebagai pekerja terutama
dalam kaitannya dengan kesejahteraan. Ketenagakerjaan atau disebut
organisasi serikat pekerja adalah suatu jenis organisasi yang didirikan sendiri
oleh anggotanya, dilaksanakan oleh anggotanya dan untuk kepentingan
anggotanya itu sendiri tanpa intervensi dari pihak luar. Ringkasannya dari
anggota dan untuk anggota itulah serikat pekerja. Guru sebagai kelompok
tenaga kerja profesional memerlukan jaminan yang pasti menyangkut hukum,
kesejahteraan, hak-hak pribadi sebagai warga Negara.

2.1 Sifat-Sifat PGRI

Berdasarkan AD/ART PGRI, pasal 4 bahwa sifat-sifat organisasi PGRI adalah


1. Unitaristik, yaitu tanpa memandang perbedaan ijazah, tempat kerja,
kedudukan. Agama, suku, golongan, gender dan asal-usul.
2. Independen, berlandaskan kepada prinsip kemandirian organisasi dengan
mengutamakan kemitrasejajaran dengan berbagi pihak.
3. Non Partai Politik, bukan merupakan bagian dari dan tidak berafiliasi
dengan partai politik.
2.3 Pengertian Guru

Undang-undang nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen menyatakan


bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini melalui jalur formal pendidikan dasar dan
pendidikan menengah. Pengertian guru diperluas menjadi pendidik yang
dibutuhkan secara dikotomis tentang pendidikan. Pada bab XI tentang pendidik
dan tenaga kependidikan, ayat 2 dijelaskan bahwa pendidik merupakan tenaga
profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran.
Hasil motivasi berprestasi, melakukan bimbingan dan pelatihan serta melakukan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi. Guru adalah front terdepan dalam pelaksanaan Pendidikan, pada
tingkat ini pendidikan berlangsung di front yang paling depan dimana terjadi
interaksi langsung antara pendidik dan peserta didik dalam interasi pendidikan,
serta berada pada posisi yang paling dekat dengan orang tua atau wali murid dan
masyarakat.

Guru berada di garda terdepan dalam menciptakan kualitas Sumber Daya Manusia
(Kunandar, 2007). Kunandar (2007) menyatakan bahwa tugas dan peran guru dari
hari ke hari semakin berat, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Melalui sentuhan guru di sekolah, diharapkan mampu menghasilkan
siswa yang memiliki kompetensi tinggi dan siap menghadapi tantangan hidup
dengan penuh keyakinan dan percaya diri yang tinggi. Dalam posisi ini orang tua
dan masyarakat dapat mengamati dari dekat bagaimana berlangsungnya
pendidikan untuk anak-anak mereka. Guru sebagai pihak yang berada ditingkat
instruksional berhadapan langsung dengan peserta didik dalam proses
instruksional harus memperoleh otonomi pedagogis dan profesional untuk
melaksanakan tugas-tugas sebagai pendidik. Guru sebagai perancang pengajaran,
manager pengajaran, pengarah pembelajaran, pembimbing peserta didik dan
penilai hasil belajar, maka guru mempunyai otonomi dalam memberikan
informasi hasil belajar,
2.4 Profesi Guru

Profesi merupakan pekerjaan tertentu yang menuntut kompetensi khusus dalam


melaksanakan tugas tanggungjawabnya. Sebagai sebuah profesi, tentunya guru
juga memiliki kriteria khusus. National Education Association (NEA)
menjabarkan beberapa kriteria guru sebagai berikut:
(1) jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual;
(2) jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus;
(3) jabatan yang memerlukan persiapan professional yang lama;
(4) jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan;
(5) jabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permanen;
(6) jabatan yang menentukan baku/ standart sendiri;
(7) jabatan yang lebih mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi; dan
(8) jabatan yang mempunyai organisasi professional yang kuat dan terjalin erat.

2.4 Kode Etik Guru Indonesia

Sebagai sebuah profesi, guru juga memiliki kode etik yang harus ditaati setiap
penganut profesinya. Dengan demikian, kode etik keprofesian memiliki
kedudukan, peran dan fungsi yang sangat penting dalam menopang keberadaan
dan keberlangsungan profesi tersebut di masyarakat. Berikut ini akan disampaikan
kode etik guru Indonesia (Saud, 2009). Guru Indonesia menyadari bahwa
pendidikan adalah bidang pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa,
dan Negara serta kemanusiaan pada umumnya. Guru Indonesia yang berjiwa
Pancasila dan setia pada UUD 1945, turut bertanggungjawab atas terwujudnya
cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945. Oleh
sebab itu, guru Indonesia, terpanggil untuk menunaikan karyanya dengan
memedomani dasar-dasar sebagai berikut.
1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia
Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.
2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional.
3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan
melakukan bimbingan dan pembinaan.
4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang
berhasilnya proses belajar mengajar.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat
sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama
terhadap pendidikan.
6. Guru secara pribadi dan bersama-sama, mengembangkan dan
meningkatkan mutu dan martabat profesinya.
7. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan dan
kesetiakawanan social.
8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi
PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.
9. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang
pendidikan. Berdasarkan hal di atas, dapat diketahui bahwa guru yang
sesuai untuk mencetak generasi emas Indonesia adalah guru yang paham
akan profesinya serta memahami dan menjalankan kode etiknya.

2.5 PGRI Sebagai Inspirasi Guru

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata  “inspirasi” adalah kata benda yang
berarti “ilham”. Sedangkan kata “ilham” sendiri memiliki tiga arti yakni  petunjuk
Tuhan yang timbul di hati, berarti pula pikiran (angan-angan) yang timbul dari
hati atau  bisikan hati dan bermakna pula  sesuatu yang menggerakkan hati
seseorang untuk mampu menciptakan sesuatu seperti, mengarang syair, lagu dan
sebagainya.
Dalam hal ini PGRI sebagai organisasi yang beranggotankan para guru dijadikan
Inspirasi untuk membangkitkan pikiran guru untuk melakukan sesuatu atau
menjadi sesuatu yang positif (cita-cita atau keinginan). PGRI diharapkan bisa
menggerakan guru untuk sejalan dengan jati diri dan sifat-sifat PGRI.
PGRI sebagai organisasi yang mewadahi guru menjadi salah satu Inspirasi bagi
guru itu sendiri karena sebagai organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan
organisasi ketenagakerjaan PGRI adalah bersifat unitaristik tanpa memandang
perbedaan ijazah, tempat kerja, kedudukan, suku, agama dan asal usul. Disamping
itu PGRI juga bersifat independent dan tidak berpolitik praktis yang bisa
menghancurkan organisasi. Berdasarkan jati diri dan sifat-sifat yang dimiliki
PGRI tersebut sehingga sangatlah patut seorang guru sebagai ujung tombank dari
aktifitas pendidikan diharapkan harus mampu menjalankan atau bersikap
profesional sesuai dengan sifat yang dimiliki oleh PGRI itu sendiri dalam
meningkatkan mutu pendidikan.

Guru merupakan profesi bidang pendidikan. Suatu profesi memiliki ciri spesifik.


Menurut surya (1999) mengidentifikasikan karakteristik guru professional tinjau
dari sudut pandang siswa, orang tua serta ditinjau dari sudut pandang pemerintah,
masyarakat dan budaya. Dari sudut pandang siswa guru profesional adalah guru
berkualitas yang memiliki penampilan sedemikian rupa sebagai sumber motivasi
dan inspirasi belajar yang menyenangkan bagi anak didiknya sehingga tercipta
kretifitas. Pada umumnya siswa mengharapkan guru memiliki sifat-sifat yang
ideal sebagai sumber keteladanan, bersikap murah dan penuh kasih sayang,
penyabar, mengeuasai berbagai model pembelajaran sehingga proses belajar tidak
menjenuhkan dan siswa tidak merasa bosan karena kekayaan metode yang
dimiliki sang guru.

Dari sudut pandang orang tua siswa guru profesional adalah pribadi yang
diharapkan dapat menjadi mitra pendidikan bagi anak-anak yang akan dididik.
Orang tua berharap agar guru dapat menggantikan peran orang tua di sekolah
sehingga dapat melengkapi, menambah, memperbaiki pola-pola pendidikan di
dalam keluarga. Itulah sebuah harapan besar yang dimiliki oleh orang tua anak
didik terhadap guru. Dan dengan demikian guru senantiasa akan mampu
menjalankan fungsinya sebagai mana mestinya. Oleh sebab itulah akan terjadi
sinergisitas dan simbiosis motualisme antara orang tua murid dengan guru. Yang
itu semua akan sangat membantu dalam proses pendidikan. Hal tersebut sejalan
dengan jati diri PGRI sebagai organisasi Profesi dimana para anggotanya dituntut
untuk profesional di bidangnya.

Kompleksitas permasalahan pendidikan membuat segenap pelaku pendidiikan


bekerja ekstra dan saling berkompetisi dalam memberikan kontribusinya terhadap
pendidikan sebagai bentuk pengabdiannya dalam menentukan arah pendidikan
kedepan.Dedikasi, kredibilitas, komitmen dan kompetensi serta sikap
profesionalisme dibutuhkan dalam memperbaiki, mengembangkan dan
meningkatkan mutu pendidikan.

Dalam sebuah proses pendidikan, guru menjadi penentu keberhasilan. Keberadaan


guru akan sangat penting untuk memberikan perbaikan, khususnya dalam proses
pembelajaran. Dari situlah kemudian profesionalisme menjadi wajib dimiliki oleh
seorang guru dalam mengemban amanah mulia tersebut. Sebab hanya dengan
demikian, proses pendidikan akan mencapai cita-cita luhur yang memang menjadi
keinginan para pendahulunya. Sikap profesionalisme seorang guru tidak hanya
diperlukan di lingkup persekolahan di perlukan dalam kehidupan berbangsa,
bernegara dan bermasyarakat. Serta sebagai bentuk unjuk prestasi baik di tingkat
regional, nasional maupun internasional.

Organisasi PGRI merupakan wadah tempat berhimpunnya segenap guru dan


tenaga kepandidikan lainnya sebagai organisasi perjuangan, organisasi profesi,
dan organisasi ketenagakerjaan yang berdasarkan asas pancasila/ manipol. Dengan
memandang posisinya sebagai tenaga utama dalam kependidikan, dipundak
gurulah peran sentral kemajuan pendidikan dipercayakan. Peran dan tanggung
jawab guru sangat vital dalam membawa peningkatan mutu pendidikan dimana
proses pembelajaran, didikan, bimbingan dan pelatihan yang diberikan guru
menjadi penentu dalam mengantar kesuksesan anak didik sebagai penerus masa
depan bangsa. dengan kata lain guru juga menjadi penentu terhadap kemajuan
bangsa. Jika dilihat dari pentingnya posisi guru dalam pendidikan.Dengan
demikian, maka jalan utama untuk mensukseskan pendidikan adalah peningkatkan
kualitas dan profesionalisme guru, hanya pada guru professional sebagai tenaga
profesi dalam bidang pendidikan yang dapat menjalankan tugasnya dalam
membangun mutu pendidikan .
Menjadi guru yang profesional adalah salah salah cita-cita yang dinginkan dalam
PGRI itu sendiri sebagai bentuk intropeksi diri bagi seorang guru akan pertanyaan
“apakah saya adalah guru profesional?“. Seorang guru harus memenuhi
persyaratan sebagai guru profesional. Kualifikasi kompetensi profesional guru
(bidang tugas profesi guru) dimulai dari memiliki pengetahuan, kecakapan,
keterampilan dan sikap yang mantap sehingga mampu mengelola proses belajar
mengajar secara tepat. Selain itu seorang guru juga harus memiliki pengetahuan,
kecakapan, keterampilan dan sikap pembaharuan, juga memiliki visi keguruan
yang mantap dan luas perspekifnya.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa guru yang merupakan anggota
dari organisasi PGRI agar menjadikan PGRI sebagai acuan sentral dan Inspirasi
dalam menjalankan tugas keguruanya. PGRI sebagai organisasi yang
beranggotakan para guru agar dijadikan Inspirasi untuk membangkitkan pikiran
guru untuk melakukan sesuatu atau menjadi sesuatu yang positif (cita-cita atau
keinginan). PGRI diharapkan bisa menggerakan guru untuk menjadi guru yang
profesioanal di bidangnya sejalan dengan jati diri dan sifat-sifat PGRI.

B. Saran

Dari pembahasan di atas disarankan hendaknya para guru di Indonesia untuk


menjadikan PGRI sebagai sumber inspirasi yang menjiwai peranan guru dalam
menjalankan tugas profesionalnya, sehingga guru juga diharapkan turut berperan
aktif dalam kegiatan organisasi maupun terlibat dalam kepengurusan organiasi
PGRI. Guru Tidak hanya sekedar menjadi anggota pasif namun juga aktif
mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh organisasi profesi yang
ada di Indonesia.

PGRI sebagai organisasi guru tidak hanya sebatas formalisme semata sebagai
syarat pemenuhan akan sebuah regulasi suatu kebijakan. PGRI sebagai organisasi
profesioanal keguruan agar menjadi garda terdepan pencetak manusia Indonesia
dalam menjaga, mengawal dan mengisi kemerdekaan secara lebih cerdas dan
konkrit yang berujung pada kesejahteraan rakyat Indonesia secara utuh dan
berkeadilan.
.

Anda mungkin juga menyukai