Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
kasih sayang-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah berjudul “PGRI
SEBAGAI SALAH SATU SUMBER INSPIRASI ” makalah ini disampaikan
pada pelantikan pengurus APKS PGRI propinsi lampung 2018. Penulis dalam
menyelesaikan makalah ini terdapat hambatan-hambatan, hal ini disebabkan
karena keterbatasan, baik bahan acuan maupun waktu yang dimiliki penulis.
Namun berkat dorongan semangat dari rekan-rekan pengurus APKS, akhirnya
makalah ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari dengan sebenar-benarnya, bahwa makalah ini jauh dari yang
diharap, walaupun penulis sudah berusaha dengan optimal masih terdapat
kekurangan disana sini, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari para pembaca.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca yang terhormat, dan dapat diambil manfaatnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
PGRI sebagai organisasi yang mewadahi guru mempunyai jati diri dan sifat-
sifat yang menjiwai guru, jati diri dan sifat itulah yang menjadi acuan, patokan
dan inspirasi guru dalam menjalankan tugas keguruanya. Dalam dunia
pendidikan peran guru sangatlah penting dimana Guru sebagaimana kita
ketahui, banyak yang menafsirkan sebagai seorang yang serba bisa dihadapan
peserta didiknya.Guru bukan hanya menjadi sumber pentransfer ilmu
pengetahuan akan tetapi juga berperan sebagai pembimbing, pemberi teladan,
moderator, modernisator, peneliti, dan yang paling utama yaitu pemberi
inspirasi bagi siswanya.
PGRI menjadi salah satu Sumber Inspirasi bagi guru yang juga peran sebagai
inspirator secara langsung sehingga dituntut untuk memiliki pengetahuan dan
wawasan yang luas, luwes dalam berkomunikasi, rendah hati, selalu ingin
belajar dan bekerja keras, fleksibilitas dalam bergaul, berani bersikap,
memiliki prinsip dalam kebenaran, dan paling utama tidak merasa bosan
menjadi seorang pendidik. Di dunia pendidikan guru merupakan panutan bagi
para siswa-siswanya untuk menjadi pribadi yang baik, maka dari itukita
sebagai calon pendidik (guru) harus mengetahui cara-cara ataupun nilai-nilai
agar kita terlatih untuk menjadi seorang inspirator untuk siswa-siswinya.
B. Tujuan
Jati diri PGRI Sebagaimana telah tercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga (AD/ART) PGRI, pasal 3 adalah :
Guru berada di garda terdepan dalam menciptakan kualitas Sumber Daya Manusia
(Kunandar, 2007). Kunandar (2007) menyatakan bahwa tugas dan peran guru dari
hari ke hari semakin berat, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Melalui sentuhan guru di sekolah, diharapkan mampu menghasilkan
siswa yang memiliki kompetensi tinggi dan siap menghadapi tantangan hidup
dengan penuh keyakinan dan percaya diri yang tinggi. Dalam posisi ini orang tua
dan masyarakat dapat mengamati dari dekat bagaimana berlangsungnya
pendidikan untuk anak-anak mereka. Guru sebagai pihak yang berada ditingkat
instruksional berhadapan langsung dengan peserta didik dalam proses
instruksional harus memperoleh otonomi pedagogis dan profesional untuk
melaksanakan tugas-tugas sebagai pendidik. Guru sebagai perancang pengajaran,
manager pengajaran, pengarah pembelajaran, pembimbing peserta didik dan
penilai hasil belajar, maka guru mempunyai otonomi dalam memberikan
informasi hasil belajar,
2.4 Profesi Guru
Sebagai sebuah profesi, guru juga memiliki kode etik yang harus ditaati setiap
penganut profesinya. Dengan demikian, kode etik keprofesian memiliki
kedudukan, peran dan fungsi yang sangat penting dalam menopang keberadaan
dan keberlangsungan profesi tersebut di masyarakat. Berikut ini akan disampaikan
kode etik guru Indonesia (Saud, 2009). Guru Indonesia menyadari bahwa
pendidikan adalah bidang pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa,
dan Negara serta kemanusiaan pada umumnya. Guru Indonesia yang berjiwa
Pancasila dan setia pada UUD 1945, turut bertanggungjawab atas terwujudnya
cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945. Oleh
sebab itu, guru Indonesia, terpanggil untuk menunaikan karyanya dengan
memedomani dasar-dasar sebagai berikut.
1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia
Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.
2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional.
3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan
melakukan bimbingan dan pembinaan.
4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang
berhasilnya proses belajar mengajar.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat
sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama
terhadap pendidikan.
6. Guru secara pribadi dan bersama-sama, mengembangkan dan
meningkatkan mutu dan martabat profesinya.
7. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan dan
kesetiakawanan social.
8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi
PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.
9. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang
pendidikan. Berdasarkan hal di atas, dapat diketahui bahwa guru yang
sesuai untuk mencetak generasi emas Indonesia adalah guru yang paham
akan profesinya serta memahami dan menjalankan kode etiknya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “inspirasi” adalah kata benda yang
berarti “ilham”. Sedangkan kata “ilham” sendiri memiliki tiga arti yakni petunjuk
Tuhan yang timbul di hati, berarti pula pikiran (angan-angan) yang timbul dari
hati atau bisikan hati dan bermakna pula sesuatu yang menggerakkan hati
seseorang untuk mampu menciptakan sesuatu seperti, mengarang syair, lagu dan
sebagainya.
Dalam hal ini PGRI sebagai organisasi yang beranggotankan para guru dijadikan
Inspirasi untuk membangkitkan pikiran guru untuk melakukan sesuatu atau
menjadi sesuatu yang positif (cita-cita atau keinginan). PGRI diharapkan bisa
menggerakan guru untuk sejalan dengan jati diri dan sifat-sifat PGRI.
PGRI sebagai organisasi yang mewadahi guru menjadi salah satu Inspirasi bagi
guru itu sendiri karena sebagai organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan
organisasi ketenagakerjaan PGRI adalah bersifat unitaristik tanpa memandang
perbedaan ijazah, tempat kerja, kedudukan, suku, agama dan asal usul. Disamping
itu PGRI juga bersifat independent dan tidak berpolitik praktis yang bisa
menghancurkan organisasi. Berdasarkan jati diri dan sifat-sifat yang dimiliki
PGRI tersebut sehingga sangatlah patut seorang guru sebagai ujung tombank dari
aktifitas pendidikan diharapkan harus mampu menjalankan atau bersikap
profesional sesuai dengan sifat yang dimiliki oleh PGRI itu sendiri dalam
meningkatkan mutu pendidikan.
Dari sudut pandang orang tua siswa guru profesional adalah pribadi yang
diharapkan dapat menjadi mitra pendidikan bagi anak-anak yang akan dididik.
Orang tua berharap agar guru dapat menggantikan peran orang tua di sekolah
sehingga dapat melengkapi, menambah, memperbaiki pola-pola pendidikan di
dalam keluarga. Itulah sebuah harapan besar yang dimiliki oleh orang tua anak
didik terhadap guru. Dan dengan demikian guru senantiasa akan mampu
menjalankan fungsinya sebagai mana mestinya. Oleh sebab itulah akan terjadi
sinergisitas dan simbiosis motualisme antara orang tua murid dengan guru. Yang
itu semua akan sangat membantu dalam proses pendidikan. Hal tersebut sejalan
dengan jati diri PGRI sebagai organisasi Profesi dimana para anggotanya dituntut
untuk profesional di bidangnya.
A. Simpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa guru yang merupakan anggota
dari organisasi PGRI agar menjadikan PGRI sebagai acuan sentral dan Inspirasi
dalam menjalankan tugas keguruanya. PGRI sebagai organisasi yang
beranggotakan para guru agar dijadikan Inspirasi untuk membangkitkan pikiran
guru untuk melakukan sesuatu atau menjadi sesuatu yang positif (cita-cita atau
keinginan). PGRI diharapkan bisa menggerakan guru untuk menjadi guru yang
profesioanal di bidangnya sejalan dengan jati diri dan sifat-sifat PGRI.
B. Saran
PGRI sebagai organisasi guru tidak hanya sebatas formalisme semata sebagai
syarat pemenuhan akan sebuah regulasi suatu kebijakan. PGRI sebagai organisasi
profesioanal keguruan agar menjadi garda terdepan pencetak manusia Indonesia
dalam menjaga, mengawal dan mengisi kemerdekaan secara lebih cerdas dan
konkrit yang berujung pada kesejahteraan rakyat Indonesia secara utuh dan
berkeadilan.
.