Psikologi Perkembangan
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Umum
Dosen pengampu : Hanifah Kurniati, M.Psi
Disusun oleh :
YAYASANTARBIYATULMUKMINPABELAN
SEKOLAHTINGGIILMUTARBIYAHIHSANULFIKRI
Jl.Pabelan1,Pabelan,Mungkid,Magelang,JawaTengah.KodePos(56512)
Telp(0293)3301278Website:stit-ihsanulfikri.ac.idEmail:info@stit-ihsanulfikri.ac.id
i
Kata Pengantar
Bismillahirrohmanirrohim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat, taufik serta
hidayahnya kepada kita semua, sehingga penulis dapat meyelesaikan makalah ini tanda ada
suatu halangan apapun. Sholawat serta salam penulis haturkan kepada Rasulullah SAW, yang
kita nantikan Syafaatnya di hari akhir kelak.
Penulis makalah berjudul “ Psikologi Perkembangan “ bertujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Psikologi Umum. Makalah menguraikan tentang bagaimana faktor alam dan pola
pengasuhan mempengaruhi perkembangan seseorang.
Selama proses penyusunan makalah ini, penulis mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak dan penulispun mengambil dari beberapa sumber media sehingga melancarkan dalam
penulisan makalah ini.
Penulis menyadari, makalah yang penulis tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan makalah ini
Semoga penulisan makalah ini bisa menambah wawasan bagi para pembaca dan bisa bermanfaat
untuk perkembangan dan ilmu pengetahuan.
ii
Daftar isi
Cover..................................................................................................................................i
Kata Pengantar..................................................................................................................ii
Daftar Isi...........................................................................................................................iii
Pendahuluan.....................................................................................................................iv
Rumusan Masalah..............................................................................................................v
Tujuan Penulisan...............................................................................................................v
Pembahasan.......................................................................................................................1
1. Sejarah psikologi perkembangan................................................................................1
2. Perkembangan fisik sepanjang usia............................................................................6
3. Perkembangan kognitif sepanjang usia......................................................................8
4. Perkembangan sosial sepanjang usia........................................................................13
Kesimpulan......................................................................................................................17
Daftar Pustaka..................................................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan ini pasti ada yang namanya perkembangan manusia dimana ia
perkembangan itu ada sejak lahir hingga meninggal. Perkembangan psikologi ini kita
juga bisa mengamati kemajuan manusia, dulu perkembangan psikologi ini hanya
mengamati perkembangan pada masa kanak-kanak saja, namun sekarang yang sudah
meluas yang juga mengamari bagaimana efek tak langsung dari masa anak-anak hingga
kehidupan saat ini.
Psikologi perkembangan termasuk bidang studi yang melibatkan banyak pihak untuk
mempelajarinya. Dari kalangan siswa dan mahasiswa jurusan Pendidikan dan Psikologi,
para penegak hukum seperti hakim dan petugas kepolisian, para orang tua, dan pemimpin
masyarakat, bahkan dunia usaha seperti media promosi dalam kapasitas masing-masing,
biasanya memerlukan dukungan psikologi perkembangan (Imam Bawani, 1990: 1)
Psikologi perkembangan yakni suatu cabang dari psikologi yang membahas tentang
gejala jiwa seseorang baik menyangkut perkembangan atau kemunduran perilaku
seseorang sejak masa konsepsi hingga dewasa. (Ahmadi 2005 : 3-5 ). Perkembangan
psikologi juga dipakai pada pendidikan dan pengasuhan, industri-industri juga
organisasi. Yang dimana manusia ini harus bisa menjalakan tugas perkembangan dengan
baik dan juga bisa beradaptasi sesuai dengan lingkungannya yang baik.
iv
B. Rumusan Masalah
1. Apa teori Psikologi perkembangan?
2. Bagaimana perkembangan fisik sepanjang usia?
3. Bagaimana perkembangan kognitif sepanjang usia?
4. Bagaimana perkembangan sosial sepanjang usia?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui teori psikologi perkembangan
2. Untuk mamahami dan mengetahui bagaimana perkembangan fisik sepanjang usia
3. Untuk memamhami dan mengetahui perkembangan kognitf sepanjang usia
4. Untuk mengetahui dan memahami perkembangan sosial sepanjang usia
v
BAB II
PEMBAHSAN
1
bahwa seorang anak yang dilahirkan pada dasarnya mempunyai segi-segi yang
baik, dan perkembangan selanjutnya banyak dipengaruhi oleh aktivitas anak itu
sendiri.
(3) Minat awal dalam mempelajari psikologi perkembangan pada anak
Abad ke-20 studi sistematis tentang psikologi perkembangan mengalami
perkembangan yang signifikan penelitian yang dilakukan pada zaman ini lebih
bersifat deskriptif dan lebih dititikberatkan pada ciri-ciri khas yang terdapat secara
umum, golongan-golongan umur serta masa-masa perkembangan tertentu.
Pengaruh Sigmund Freud dalam psikologi perkembangan juga mulai terlihat. Pada
tahun 1909 menyampaikan penjelasan tentang teori psikoanalisisnya, yang
menekankan pengalaman masa bayi dan anak-anak mempunyai pengaruh yang
menentukan terhadap perkembangan kepribadian dan tingkah laku orang dewasa.
Semula teori ini banyak ditentang oleh psikolog perkembangan. Baru sekitar tahun
1930-an dilakukan usaha yang sungguh-sungguh dalam bentuk penelitian tentang
aspek perkembangan dari teorinya.
2
Psikologi Perkembangan
Pengertian psikologi perkembangan yakni suatu cabang dari psikologi yang membahas
tentang gejala jiwa seseorang baik menyangkut perkembangan atau kemunduran perilaku
seseorang sejak masa konsepsi hingga dewasa yang memfokuskan studi pada perubahan-
perubahan dan perkembangan struktur jasmani, perilaku dan fungsi mental manusia dalam
berbagai tahap kehidupannya. Ruang lingkup dari psikologi perkembangan:
1. Cabang ilmu psikologi.
2. Objek pembahasannya ialah perilaku atau gejala jiwa seseorang.
3. Tahapannya dimulai dari masa konsepsi hingga masa dewasa.
Ketiga dimensi ini sendiri mencakup beragam subyek pembahasan yang luas, seperti
kemampuan motorik, fungsi eksekutif, pengertian moral, penguasaan bahasa, perubahan
sosial, kepribadian, perkembangan emosional, konsep diri, dan pembentukan identitas.
Psikologi perkembangan mencakup beragam cabang ilmu, seperti psikologi pendidikan,
psikopatologi anak, psikologi perkembangan forensik, perkembangan anak, psikologi
kognitif, psikologi ekologi, dan psikologi kultural.
3
B. Pertumbuhan (growth)
Pertumbuhan dalam konteks perkembangan merujuk perubahan-perubahan yang
bersifat kuantitatif, yaitu peningkatan dalam ukuran dan struktur, seperti pertumbuhan
badan, pertumbuhan kaki, kepala, jantung, paru-paru, dan sebagainya. Istilah
“pertumbuhan” lebih cenderung menunjuk pada kemajuan fisik atau pertumbuhan
tubuh yang melaju sampai pada suatu titik optimum dan kemudian menurun menuju
pada keruntuhannya. Sedangkan istilah “perkembangan” lebih menunjuk pada
kemajuan mental atau perkembangan rohani yang melaju terus sampai akhir hayat
C. Kematangan (maturation)
Kematangan itu sebenarnya merupakan suatu potensi yang dibawa individu
sejak lahir, timbul dan bersatu dengan pembawaannya serta turut mengatur pola
perkembangan tingkah laku individu. Kematangan tidak dapat dikategorikan sebagai
faktor keturunan atau pembawaan karena kematangan ini merupakan suatu sifat
tersendiri yang umum dimiliki oleh setiap individu dalam bentuk dan masa tertentu.
D. Perubahan
Perkembangan mengandung perubahan-perubahan, tetapi bukan berarti setiap
perubahan bermakna perkembangan. Perubahan-perubahan itu tidak pula
mempengaruhi proses perkembangan seseorang dengan cara yang sama. Perubahan-
perubahan dalam perkembangan bertujuan untuk memungkinkan orang menyesuaikan
diri dengan lingkungan di mana ia hidup. Untuk mencapai tujuan ini, realisasi diri atau
yang biasanya disebut “aktualisasi diri” merupakan faktor yang sangat penting. Tujuan
ini dianggap sebagai suatu dorongan untuk melakukan sesuatu yang tepat, untuk
menjadi manusia seperti yang diinginkan baik secara fisik maupun psikis.
B. Teori Empirisme
a. Tokoh Teori Empirisme : John Locke
b. Teori Empirisme disebut juga Teori Tabula rasa
c. Berkembangnya individu ditentukan oleh pengalamannya.
d. Pada saat dilahirkan jiwa manusia dalam keadaan kosong, ibarat tabula rasa yang
belum tertulisi, dan perkembangannya ditentukan oleh pengalaman.
Teori ini dikemukakan oleh Jonh Locke. Teori ini menyatakan bahwa perkembangan
seseorang akan ditentukan oleh empirinya atau pengalaman pengalamannya yang
diperoleh selama perkembangan individu itu. Dalam pengertian pengalaman termasuk
juga pendidikan yang diterima oleh individu yang bersangkutan. Menurut teori ini
individu yang dilahirkan itu sebagai kertas atau meja yang putih bersih yang belum
ada tulisan-tulisannya. Karena itu peranan pendidikan di dalam hal ini sangat besar,
pendidikan yang akan menentukan keadaan individu itu di kemudian hari.
C. Teori Konvergensi
a. Tokoh Teori Konvergensi: William Stern
b. Teori Konvergensi disebut juga Teori Interaksionisme
c. Perkembangan individu merupakan perpaduan antara faktor pembawaan dengan
faktor pengalaman
Teori ini merupakan teori gabungan (konvergen) dari kedua teori sebelumnya, yaitu
suatu teori yang dikemukakan oleh Willian Stern. Menurut W. Stern, baik pembawaan
maupun pengalaman atau lingkungan mempunyai peranan yang penting dalam
perkembangan individu. Perkembangan individu akan ditentukan baik oleh faktor
yang dibawa sejak lahir (faktor endogen) maupun faktor lingkungan (termasuk
pengalaman dan pendidikan) yang merupakan faktor eksogen.
Faktor pembawaan tidak menentukan secara mutlak, pembawaan bukan satu-satunya faktor
yang menentukan pribadi atau struktur kejiwaan seseorang.
Di Indonesia, teori konvergensi inilah yang dapat diterima, seperti yang dikemukakan oleh
Ki Hadjar Dewantara
5
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan adalah:
1. Faktor herediter (warisan sejak lahir/bawaan).
2. Faktor lingkungan yang menguntungkan atau merugikan.
3. Kematangan fungsi-fungsi organis dan psikis.
4. Aktifitas anak sebagai subyek bebas yang berkemauan, kapanpun seleksi, bisa menolak,
atau menyetujui, punya emosi, serta usaha membangun diri sendiri.
5. Ketentuan Tuhan (takdir ilahi).
6
Perkembangan sistem syaraf pusat memberikan kesiapan pada anak untuk lebih
meningkatkan pemahaman dan penguasaannnya terhadap tubuhnya.
Awal perkembangan pribadi seseorang asanya bersifat biologis. Dalam taraf-taraf
perkembangan selanjutnya, normalitas dari konstitusi, struktur dan kondisi talian dengan
masalah body image, self concept, self esteem, dan rasa harga dirinya. Perkembangannya
fisik ini mencakup aspek-aspek sebagai berikut:
Perkembangan anatomis
Perkembangan anatomis ditunjukkan dengan adanya perubahan kuantitatif pada struktur
tulang belulang. Indeks tinggi dan berat badan, proporsi tinggi kepala dengan tinggi
garis keajekan badan secara keseluruhan.
Perkembangan fisiologis
Perkembangan fisiologis ditandai dengan adanya perubahan-perubahan secara
kuantitatif, kualitatif, dan fungsional dari sistem-sistem kerja hayati seperti
kontraksi otot, peredaran darah, dan pernapasan, persyarafan, sekresi kelenjar dan
pernafasan. Aspek fisiologi yang sangat penting bagi kehidupan manusia ialah otak
( brain ). Otak dapat dikatakan sebagai pusat atau sentral perkembangan dan fungsi
kemanusiaan. Otak itu terdiri dari 100 miliar sel saraf (neuron), dan setiap sel saraf ini,
rata-rata memiliki sekitar 3.000 koneksi (hubungan) dengan sel-sel saraf lainnya.
Neuron ini terdiri dari inti sel (nukleus) dan sel bodi yang berfungsi sebagai penyalur
aktivitas dari sel saraf yang satu ke sel lainnya.
Proporsi tubuh anak berubah secara dramatis, seperti pada usia tiga tahun, rata-rata
tingginya sekitar 80-90 cm, dan beratnya sekitar 10-13 kg, sedangkan pada usia lima tahun,
tingginya mencapai 100-110 cm. Tulang kakinya tumbuh dengan cepat, namun
pertumbuhan tengkoraknya tidak secepat usia sebelumnya. Tulang dan gigi anak semakin
besar serta lengkapnya gigi anak, sehingga si anak sudah mulai menyukai makanan padat,
sepeti daging, sayuran, buah-buahan dan kacang-kacangan. Anggota badan tumbuh dengan
kecepatan yang berbeda-beda dan tiap anak mempunyai tempo perkembangannya sendiri.
Proporsi badan dan jaringan urat daging dapat dikatakan tetap sampai kurang lebih tahun
kelima. Setelah itu mulailah apa yang disebut “Gestaltwandel” pertama. Hal ini berarti
bahwa anak yang dulunya mempunyai kepala yang relatif besar dan anggota badan yang
pendek, mulai mempunyai proporsi badan yang seimbang. Anggota badan yang lainnya
menjadi lebih panjang. Perut mengecil dan anggota badan lainnya mendapatkan proporsi
yang normal. Jaringan tulang dan urat lebih berkembang menjadi lebih berat dan jaringan
7
lemak lebih melambat. Selama tahun kelima nampak perkembangan jaringan urat daging
yang secara cepat.
Kegunaan dari ingatan implisit adalah tempat skema kelekatan, transference, dan super
ego. Beberapa ciri dari ingatan implisit adalah :
Berkembang lebih awal / bias subkortikal.
Bias hemisfer kanan.
Berpusat pada Amigdala (sekelompok saraf yang berbentuk kacang almond).
Bebas dari konteks atau tidak memiliki sumber atribusi atau pelabela.
8
4. Intelegensi adalah keahlian memecahkan masalah dan kemampuan untuk beradaptasi
pada, dan belajar dari, pengalaman hidup sehari-hari. Kognisi manusia ditinjau dari
sudut pandang perkembangan, adalah hasil dari rangkaian tahap-tahap perkembangan
yang dimulai sejak tahun-tahun awal permulaan pertumbuhan pada tahap awal.
Persepsi, memori, bahasa dan proses berfikir dikendalikan oleh struktur genetik dasar
yang mewarisi dan perubahan yang dialami sebagai tanggapan terhadap permintaan
lingkungan yang muncul dalam berbagai interaksi antara lingkungan sosial dan
lingkunga pendidikan; serta sebagai akibat interaksi antara perubahan fisik individu
dengan lingkungannya.
10
proses belajar. Bayi sudah dapat melakukan tingkah laku baru seperti
mengambil suatu barang lalu menggerakkannya.
4. Delapan hingga dua belas bulan ( reaksi kordinasi).
Pada tahap ini, perkembangan mental bayi sudah berada di tahap
perkembangan daya kognitif dan kemampuan mental pada bayi. Bayi sudah
mengetahui sebab akibat sesuatu keadaan berlaku. Contohnya, apabila
menggoncangkan sesuatu alat mainan, ia akan berbunyi.
5. Dua belas bulan hingga lapan belas bulan (reaksi sekular ketiga).
Pada tahap ini, penemuan makna baru melalui pengalaman yang dilalui oleh
bayi berlaku secara aktif. Bayi memperlihatkan kemajuan yang pesat dengan
pemahaman sesuatu konsep dan telah mempunyai konsep yang kukuh tentang
sesuatu objek.
6. Delapan belas bulan hingga dua tahun (penggambaran pemikiran awal).
Pada tahap ini, kanak-kanak dapat mengatasi masalah dan dapat
membedakan jenis-jenis tingkah laku peniruan yang diperhatikan. anak-anak
juga telah mengetahui tentang peranan jenis kelamin dan fungsi individu
dalam rumah tangga.
11
bergaul dengan teman-teman sebaya kerena pada tahap ini mereka akan mulai
memasuki masa sekolah.
d. Tahap Operasi Formal (Remaja - Dewasa)
PERKEMBANGAN SARAF
Pendekatan neuro kognitif pada psikologi kognitif perkembangan, menekankan
baik prenatal (masa pembuahan sampai dengan masa pertumbuhan dan perkembangan
individu yaitu pada saat pembuatan telur pada ibu oleh spermatozoa pada ayah) maupun
post-natal aecaran inheren melibatkan perkembangan kognitif.
Proses-proses kognistif, seperti persepsi, memori, pembayangan(imagery),
bahasa, berpikir, dan pemecahan masalah didasarkan pada struktur dan proses-proses
neurologis(seperti pada gambar diatas).
12
Penelitian perkembangan sistem saraf dalam hubungannya dengan perubahan
kognitif. Penelitian kognitif sepanjang rentang kehidupan individu, berangkat dari
kematangan neurologis. Penelitian psikologis atau kerusakan yang mengakibatkan kognitif.
Penelitian eksperimental dengan memanipulasi otak (kebanyakan dilakukan pada hewan).
Sejak pertengahan 1980-an banyak ahli riset yang mengalihkan perhatian mereka
kepada studi sistematis tentang efek-efek penuaan kognitif terhadap kemampuan dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan memakai kuesioner, observasi dan pengalaman alamiah yang
menirukan situasi-situasi sehari-hari, masalah-masalah praktis yang lazim diderita orang
dapat diidentifikasikan (Cohen 1993) dan, dalam sebagian kasus, terapi-terapi pemulihan
juga bisa dibuat.Sebagai contoh, para manula cenderung mendapat kesulitan dalam
mengingat nama-nama atau untuk mengingat apa yang harus dilakukan dan juga mengingat
apakah suatu tindakan, seperti meminum obat, sudah dilaksanakan atau akan direncanakan.
Memori tentang sumber informasi (siapa mengatakan apa) juga cenderung memburuk.
Kemampuan-kemampuan yang menuntut kecepatan pengolahan informasi dari berbagai
sumber, seperti menyetir mobil, juga sangat menurun.
B. Periode
1. Anak anak
13
Perkembangan sosial masa kanak-kanak ditandai dengan masuknya anak ke
kelas satu SD. Pada masa ini biasanya orang tua akan memberikan hanya sedikit
waktunya untuk berinteraksi dengan anak, sosialisasi di sekolah pada umumnya
terjadi atas dasar interest dan aktvitas bersama, lebih banyak meluangkan waktu
untuk teman sebaya dan mulai membentuk hub. peer group (geng) lebih
cenderung dengan teman perempuan.
Menurut Jahja (2011:47) Tahap Perkembangan Sosial Anak dibagi menjadi 5
yaitu :
1) Masa kanak-kanak awal (0-3 tahun) subjektif
Masa dimana anak belajar mengenal dirinya maupun orang lain, belajar
berbagai macam gerak olah tubuh dan pengenalan terhadap lingkungannya,
contohnya merangkak, belajar berdiri dan memperhatikan orang sekitanya
saat berinteraksi.
2) Masa krisi (3-4 tahun) tort alter
Masa tingkat sosialisasi anak dalam proses kepekaan dirinya terhadap teman,
keluarga atau lingkungan sekitar.
3) Masa kanak-kanak akhir (4-6) subjektif menuju objektif
a. Anak mulai memehami akan aturan-aturan yang Pada masa ini proses
perkembangan sosial mulai terlihat dari segi perilaku didasari dari
bimbingan orang tua sejak awal yang memperlihatkan dari cara berbicara
dan berinteraksi dengan teman sebayanya. Tanda-tanda perkembangan
dari tahap ini adalah ada dikeluarga dan lingkungan sekolahnya
b. Anak mulai mampu membedakan baik dan buruk buat dirinya
c. Anak mulai bisa memahami hak dan kepentingan orang lain
d. Anak mulai bermain dan berkomunikasi dengan orang disekitarnya dan
teman-teman sekolahnya
4) Masa anak sekolah (6-12 tahun) objektif
Masa ini adalah periode dimana anak mulai bisa bertanggung jawab pada diri
sendiri dan mulai bisa menghargai keputuasan orang lain.
5) Masa kritis II (12-13 tahun) pre-puber
Anak mulai berkembang memahami orang lain secara individu yang
menyangkut pada sifat-sifat pribadi, minat, nilai-nilai atau perasaan sehinga
mendorong anak bersosialisasi lebih akrab dengan teman sebaya dan
lingkungan masyarakat.
14
2. Remaja
Perkembangan sosial pada masa puber dapat dilihat dari dua ciri khas yaitu
mulai
terbentuknya kelompok teman sebaya baik dengan jenis kelamin yang sama atau
dengan jenis kelamin yang berbeda dan mulai memisahkan diri dari orang tua.
Percepatan perkembangan pada masa puber berhubungan dengan pemasakan
seksual yang akhirnya mengakibatkan suatu perubahan dalam perkembangan
sosial. Sebelum memasuki masa remaja biasanya anak sudah mampu menjalin
hubungan yang erat dengan teman sebaya. Seiring dengan itu juga timbul
kelompok anak-anak untuk bermain bersama atau membuat rencana bersama.
Tuntutan untuk memisahkan diri dari orang tua dan menuju ke arah teman-
teman sebaya merupakan suatu reaksi terhadap status intern anak muda. Sesudah
mulainya pubertas timbul suatu diskrepansi yang besar antara kedewasaan
jasmaniah dengan ikatan sosial pada milienu orang tua. Dalam keadaan seperti
ini banyak pertentangan-pertentangan antara remaja awal dengan orang tua,
diantaranya:
Perbedaan standar perilaku
Prilaku yang kurang matang
Masalah palang pintu/ melanggar peraturan
Metode Disiplin
3. Dewasa
Pada periode ini di bagi menjadi 2 yaitu
a. Dewasa dini
Perkembangan emosi, sosial dan moral pada masa dewasa dini sangat
berkaitan dengan perubahan dari masa sebelumnya, yaitu masa remaja .
Minat menjadi fokus pada masa usia dewasa dini
Masa dewasa dini merupakan masa krisis sosial. Krisis sosial yang
terjadi dikarenakan adanya tekanan pekerjaan dan keluarga
Peran sosial sering terbatas, sehingga mempengaruhi persahabatan,
pengelompokkan sosial serta nilai-nilai yang diberikan pada popularitas
individu
b. Dewasa madya
15
Perkembangan emosi, sosial dan moral pada masa ini berkaitan dengan
beberapa hal :
Pernikahan dan cinta Individu berada masa kestabilan
Sindrom sarang kosong yaitu terjadi karena anak-anak mulai
meninggalkan orang tuanya
Hubungan persaudaraan dan persahabatan (Hubungan dengan saudara
dan teman meningkat)
Pengisian waktu luang yaitu Individu membangun dan memenuhi
aktivitas waktu luang untuk persiapan pension
Hubungan antar generasi : Keterdekatan hubungan tampak pada
keterdekatan anak-anak yang beranjak dewasa dengan orang tua.
4. Usia lanjut
Manusia lansia tidak akan terlepas dati aspek sosio-psikologik ini. Sebagai
individu ia mengenal dirinya baik kemampuannya. ketrampilannya. kelOOiban
dan kelemabannya. ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Ia pun mengerti akan apa
yang dipikirkan , dirasakan. dan dilakukannya. Ia menggunakan kemampuan
psikologisnya dalam hubungannya dengan individu lainnya. Memberi dan
menerima dukungan psikologis dan sosial merupakan wama yang selaIu ada
dalam hubungan antar manusia.
16
BAB III
KESIMPULAN
Dimana setiap manusia itu akan ada yang namanya perkembangan psikologi yang sudah
berjalan sejak lahir hingga akhir hayat. Pada saat perkembangan fisik maka seseorang akan lebih
aktif dan bisa berkembang keterampilan fisiknya. Juga bisa dengan bebas bereksplor dengan
lingkungan tanpa bantuan orang lain. Pada saat perkembangan kognitif maka disitu manusia
mulia menggunakan akal fikirannya untuk berfikir seperti belajar mengingat.
Psikologi perkembangan mempelajari perubahan dalam tiga dimensi besar, yakni
perkembangan fisik, perkembangan kognitif, perkembangan sosio-emosional. Ketiga dimensi ini
sendiri mencakup beragam subyek pembahasan yang luas, seperti kemampuan motorik, fungsi
eksekutif, pengertian moral, penguasaan bahasa, perubahan sosial, kepribadian, perkembangan
emosional, konsep diri, dan pembentukan identitas.
17
DAFTAR PUSTAKA
https://difarepositories.uin-suka.ac.id/30/2/Finising%20Psikologi%20Perkembangan
%20karya%20Elfi%20Yuliani%20Rochmah%20%28Tin%20Subekti%29.htm
F.J. Monks, dkk. Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,
2002), h. 103.
http://www.pdf.kq5.org/TEORI-PERKEMBANGAN-KOGNITIF:-PIAGET.html
https://docplayer.info/34619719-Perkembangan-kognitif-teori-jean-piaget.html
http://www.scribd.com/doc/5517475/TEORI-PERKEMBANGAN-KOGNITIF
http://selaputs.blogspot.com/2011/01/bagaimana-sebenarnya-proses-penuaan.html
https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=5KRPDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA3&dq=info:VtL0Uf0gJDEJ:scholar.
google.com/&ots=DYwDWuCD-
Q&sig=LrFu7M2oPE2aWEndX8YXj2Ztj_k&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false
https://dosenpsikologi.com/psikologi-perkembangan
https://dosenpsikologi.com/sejarah-psikologi-perkembangan
Dinie Ratri Desiningrum. 2012. Buku Ajar Psikologi Perkembangan Anak. Semarang
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.undip.ac.id/51628/1/Dinie_Ratri_-
_Buku_Ajar_Perkemb_Anak_2012.pdf&ved=2ahUKEwjbpLmw4MTtAhWQV30KHQ9
vAjAQFjAAegQIAxAB&usg=AOvVaw32pp3Maf4KICoXkHYCnP2J
KAYYIS FITHRI AJHURI, M.A. 2019. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan. Yogyakarta: Penebar Media Pustaka
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.iainponorogo.ac.id/489/2/LAYOUT
%2520Buku
%2520Kayyis_cetak.pdf&ved=2ahUKEwj68Z_K4cTtAhXFeisKHWjuCFoQFjAAegQI
AxAC&usg=AOvVaw3QMzE13weEa05qYvK6_
18
19