Anda di halaman 1dari 24

Makalah Psikologi Umum

Psikologi Perkembangan
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Umum
Dosen pengampu : Hanifah Kurniati, M.Psi

Disusun oleh :

1. Arista Desy 4. Nisrina Isma LH


2. Dwi Anisa 5. Siti Nulia L
3. Nadya Arifa 6. Weidya Cahya W

YAYASANTARBIYATULMUKMINPABELAN
SEKOLAHTINGGIILMUTARBIYAHIHSANULFIKRI
Jl.Pabelan1,Pabelan,Mungkid,Magelang,JawaTengah.KodePos(56512)
Telp(0293)3301278Website:stit-ihsanulfikri.ac.idEmail:info@stit-ihsanulfikri.ac.id

i
Kata Pengantar

Bismillahirrohmanirrohim

Assalamualaikum warohmatullahi Wabarokatuh

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat, taufik serta
hidayahnya kepada kita semua, sehingga penulis dapat meyelesaikan makalah ini tanda ada
suatu halangan apapun. Sholawat serta salam penulis haturkan kepada Rasulullah SAW, yang
kita nantikan Syafaatnya di hari akhir kelak.

Penulis makalah berjudul “ Psikologi Perkembangan “ bertujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Psikologi Umum. Makalah menguraikan tentang bagaimana faktor alam dan pola
pengasuhan mempengaruhi perkembangan seseorang.

Selama proses penyusunan makalah ini, penulis mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak dan penulispun mengambil dari beberapa sumber media sehingga melancarkan dalam
penulisan makalah ini.

Penulis menyadari, makalah yang penulis tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan makalah ini

Semoga penulisan makalah ini bisa menambah wawasan bagi para pembaca dan bisa bermanfaat
untuk perkembangan dan ilmu pengetahuan.

Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh

Magelang, 9 Desember 2020

ii
Daftar isi

Cover..................................................................................................................................i

Kata Pengantar..................................................................................................................ii

Daftar Isi...........................................................................................................................iii

Pendahuluan.....................................................................................................................iv

Rumusan Masalah..............................................................................................................v

Tujuan Penulisan...............................................................................................................v

Pembahasan.......................................................................................................................1
1. Sejarah psikologi perkembangan................................................................................1
2. Perkembangan fisik sepanjang usia............................................................................6
3. Perkembangan kognitif sepanjang usia......................................................................8
4. Perkembangan sosial sepanjang usia........................................................................13

Kesimpulan......................................................................................................................17

Daftar Pustaka..................................................................................................................18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan ini pasti ada yang namanya perkembangan manusia dimana ia
perkembangan itu ada sejak lahir hingga meninggal. Perkembangan psikologi ini kita
juga bisa mengamati kemajuan manusia, dulu perkembangan psikologi ini hanya
mengamati perkembangan pada masa kanak-kanak saja, namun sekarang yang sudah
meluas yang juga mengamari bagaimana efek tak langsung dari masa anak-anak hingga
kehidupan saat ini.

Psikologi perkembangan termasuk bidang studi yang melibatkan banyak pihak untuk
mempelajarinya. Dari kalangan siswa dan mahasiswa jurusan Pendidikan dan Psikologi,
para penegak hukum seperti hakim dan petugas kepolisian, para orang tua, dan pemimpin
masyarakat, bahkan dunia usaha seperti media promosi dalam kapasitas masing-masing,
biasanya memerlukan dukungan psikologi perkembangan (Imam Bawani, 1990: 1)

Psikologi perkembangan yakni suatu cabang dari psikologi yang membahas tentang
gejala jiwa seseorang baik menyangkut perkembangan atau kemunduran perilaku
seseorang sejak masa konsepsi hingga dewasa. (Ahmadi 2005 : 3-5 ). Perkembangan
psikologi juga dipakai pada pendidikan dan pengasuhan, industri-industri juga
organisasi. Yang dimana manusia ini harus bisa menjalakan tugas perkembangan dengan
baik dan juga bisa beradaptasi sesuai dengan lingkungannya yang baik.

iv
B. Rumusan Masalah
1. Apa teori Psikologi perkembangan?
2. Bagaimana perkembangan fisik sepanjang usia?
3. Bagaimana perkembangan kognitif sepanjang usia?
4. Bagaimana perkembangan sosial sepanjang usia?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui teori psikologi perkembangan
2. Untuk mamahami dan mengetahui bagaimana perkembangan fisik sepanjang usia
3. Untuk memamhami dan mengetahui perkembangan kognitf sepanjang usia
4. Untuk mengetahui dan memahami perkembangan sosial sepanjang usia

v
BAB II
PEMBAHSAN

1. Sejarah psikologi perkembangan


Sejarah dalam psikologi perkembangan ini dibagi menjadi tiga periode, yaitu
(1) Minat awal dalam mempelajari psikologi perkembangan pada anak
 Akhir abad ke-17 John Locke (1632-1704) seorang filosof Inggris mengemukakan
bahwa pengalaman dan pendidikan merupakan factor penentu perkembangan anak. Ia
tidak mengakui adanya kemampuan bawaan (innate knowledge). Isi kejiwaan anak
ketika dilahirkan adalah ibarat secarik kertas yang masih kosong, dimana bentuk dan
corak kertas tersebut nantinya sangat ditentukan oleh bagaimana kertas itu ditulisi.
Dikenal dengan istilah “tabula rasa”.
 Abad ke 18 pandangan John Locke ditentang oleh Jean Jacques Rousseau (1712-
1778), seorang filosof Perancis. Berpandangan bahwa anak berbeda secara kualitatif
dengan orang dewasa. Ia sama sekali menolak pandangan bahwa bayi adalah makhluk
pasif, yang perkembangannya ditentukan oleh pengalaman.Rousseu menegaskan
bahwa (segala-galanya adalah baik sebagaimana keluar dari tangan sang pencipta,
segala-galanya memburuk dalam dalam tangan manusia). Dan dikenal dengan istilah
“noble savage”, dan digolongkan sebagai pandangan yang beraliran “nativisme”.
Sebaliknya pandangan locke merupakan aliran “empirisme”. Kedua pertentangan ini
kemudian menjadi titik awal timbulnya “teori belajar dikemudian hari.
(2) Dasar-dasar psikologi perkembangan secara ilmiah
 Pendapat Plato, Locke, dan Rousseau pada dasarnya bersifat spekulatif karna tidak
mengajukan bukti-bukti yang nyata dari hasil observasi pada anak-anak. Tetapi
penelitian yang lebih terarah terhadap kehidupan dan perkembangan psikis anak baru
dimulai pada abad ke-18, walaupun jika ditinjau dari segi ilmiah dan sistematika dapat
dikatakan belum memuaskan.
 Penting untuk mempelajari anak adalah catatan-catatan harian mengenai
perkembangan dan tingkah laku anak yang baru ditulis terhadap anak itu sendiri.
Misalnya seorang ahli pendidikan dari Swiss, Johan Heinrich Pestalozzi (1746-1827)
pada tahun 1774 menerbitkan catatan-catatan harian yang ditulis terhadap anaknya
sendiri yang berusia 3,5 tahun. Dan dia mendukung pendapat Rousseau

1
 bahwa seorang anak yang dilahirkan pada dasarnya mempunyai segi-segi yang
baik, dan perkembangan selanjutnya banyak dipengaruhi oleh aktivitas anak itu
sendiri.
(3) Minat awal dalam mempelajari psikologi perkembangan pada anak
 Abad ke-20 studi sistematis tentang psikologi perkembangan mengalami
perkembangan yang signifikan penelitian yang dilakukan pada zaman ini lebih
bersifat deskriptif dan lebih dititikberatkan pada ciri-ciri khas yang terdapat secara
umum, golongan-golongan umur serta masa-masa perkembangan tertentu.
 Pengaruh Sigmund Freud dalam psikologi perkembangan juga mulai terlihat. Pada
tahun 1909 menyampaikan penjelasan tentang teori psikoanalisisnya, yang
menekankan pengalaman masa bayi dan anak-anak mempunyai pengaruh yang
menentukan terhadap perkembangan kepribadian dan tingkah laku orang dewasa.
Semula teori ini banyak ditentang oleh psikolog perkembangan. Baru sekitar tahun
1930-an dilakukan usaha yang sungguh-sungguh dalam bentuk penelitian tentang
aspek perkembangan dari teorinya.

Tiga faktor yang mendorong diaktifkannya kembali studi psikologi perkembangan


1. Terjadinya perubahan orientasi dalam riset-riset psikologi perekembangan hingga
menjadi bersifat eksperimental. Teknik yang digunakan terbukti sangat efektif, yakni
pengukuran dan pengontrolan dalam eksperimen.
2. Ditemukannya kembali hasil-hasil karya Jean Piaget, seorang psikolog dari Swiss yang
secara terus-menerus aktif melakukan penelitian mengenai perkembangan kognitif pada
anak-anak dari bayi hingga remaja.Piaget berpendapat, perkembangan terjadi sebagai
hasil interaksi yang antara individu di satu pihak dan tuntutan lingkungan di pihak lain.
Oleh sebab itu individu selalu beradaptasi untuk mempertahankan keseimbangan antara
dirinya dan lingkungan.
3. Adanya minat baru terhadap asal mula tingkah laku (origin of behavior) yang ditandai
dengan meningkatnya riset terhadap terhadap bayi-bayi. Dan peningkatan ini didorong
pula dengan alat-alat yang semakin modern pula.

2
Psikologi Perkembangan
Pengertian psikologi perkembangan yakni suatu cabang dari psikologi yang membahas
tentang gejala jiwa seseorang baik menyangkut perkembangan atau kemunduran perilaku
seseorang sejak masa konsepsi hingga dewasa yang memfokuskan studi pada perubahan-
perubahan dan perkembangan struktur jasmani, perilaku dan fungsi mental manusia dalam
berbagai tahap kehidupannya. Ruang lingkup dari psikologi perkembangan:
1. Cabang ilmu psikologi.
2. Objek pembahasannya ialah perilaku atau gejala jiwa seseorang.
3. Tahapannya dimulai dari masa konsepsi hingga masa dewasa.

Psikologi perkembangan mempelajari perubahan dalam tiga dimensi besar, yakni:


 Perkembangan fisik.
 Perkembangan kognitif.
 Perkembangan sosio-emosional.

Ketiga dimensi ini sendiri mencakup beragam subyek pembahasan yang luas, seperti
kemampuan motorik, fungsi eksekutif, pengertian moral, penguasaan bahasa, perubahan
sosial, kepribadian, perkembangan emosional, konsep diri, dan pembentukan identitas.
Psikologi perkembangan mencakup beragam cabang ilmu, seperti psikologi pendidikan,
psikopatologi anak, psikologi perkembangan forensik, perkembangan anak, psikologi
kognitif, psikologi ekologi, dan psikologi kultural.

Hakikat pertumbuhan, perkembangan dan kematangan


A. Perkembangan
Perkembangan tidaklah terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin
membesar, melainkan di dalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang
berlangsung secara terus-menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan
rohaniah yang dimiliki individu menuju ke tahap kematangan melalui pertumbuhan,
pemasakan, dan belajar. Perkembangan menghasilkan bentuk-bentuk dan ciri-ciri
kemampuan baru yang berlangsung dari tahap aktivitas yang sederhana ke tahap yang
lebih tinggi.

3
B. Pertumbuhan (growth)
Pertumbuhan dalam konteks perkembangan merujuk perubahan-perubahan yang
bersifat kuantitatif, yaitu peningkatan dalam ukuran dan struktur, seperti pertumbuhan
badan, pertumbuhan kaki, kepala, jantung, paru-paru, dan sebagainya. Istilah
“pertumbuhan” lebih cenderung menunjuk pada kemajuan fisik atau pertumbuhan
tubuh yang melaju sampai pada suatu titik optimum dan kemudian menurun menuju
pada keruntuhannya. Sedangkan istilah “perkembangan” lebih menunjuk pada
kemajuan mental atau perkembangan rohani yang melaju terus sampai akhir hayat

C. Kematangan (maturation)
Kematangan itu sebenarnya merupakan suatu potensi yang dibawa individu
sejak lahir, timbul dan bersatu dengan pembawaannya serta turut mengatur pola
perkembangan tingkah laku individu. Kematangan tidak dapat dikategorikan sebagai
faktor keturunan atau pembawaan karena kematangan ini merupakan suatu sifat
tersendiri yang umum dimiliki oleh setiap individu dalam bentuk dan masa tertentu.

D. Perubahan
Perkembangan mengandung perubahan-perubahan, tetapi bukan berarti setiap
perubahan bermakna perkembangan. Perubahan-perubahan itu tidak pula
mempengaruhi proses perkembangan seseorang dengan cara yang sama. Perubahan-
perubahan dalam perkembangan bertujuan untuk memungkinkan orang menyesuaikan
diri dengan lingkungan di mana ia hidup. Untuk mencapai tujuan ini, realisasi diri atau
yang biasanya disebut “aktualisasi diri” merupakan faktor yang sangat penting. Tujuan
ini dianggap sebagai suatu dorongan untuk melakukan sesuatu yang tepat, untuk
menjadi manusia seperti yang diinginkan baik secara fisik maupun psikis.

Teori-teori yang menyangkut tentang perkembangan


A. Teori Nativisme.
a. Tokoh Teori Nativisme: Arthur Schopenhauer
b. Perkembangan individu ditentukan oleh pembawaannya.
c. Bila individu dilahirkan dengan pembawaan yang baik, maka akan berkembang
menjadi baik, dan sebaliknya.
d. Lingkungan tidak dapat merubah apa yang sudah dimiliki oleh individu sebagai
pembawaan.
4
Pelapor teori ini adalah Arthur Schopenhaur. Teori ini berpendapat bahwa manusia
memiliki sifat-sifat tertentu sejak dilahirkan yang mempengaruhi dan menentukan
keadaan individu yang bersangkutan.

B. Teori Empirisme
a. Tokoh Teori Empirisme : John Locke
b. Teori Empirisme disebut juga Teori Tabula rasa
c. Berkembangnya individu ditentukan oleh pengalamannya.
d. Pada saat dilahirkan jiwa manusia dalam keadaan kosong, ibarat tabula rasa yang
belum tertulisi, dan perkembangannya ditentukan oleh pengalaman.
Teori ini dikemukakan oleh Jonh Locke. Teori ini menyatakan bahwa perkembangan
seseorang akan ditentukan oleh empirinya atau pengalaman pengalamannya yang
diperoleh selama perkembangan individu itu. Dalam pengertian pengalaman termasuk
juga pendidikan yang diterima oleh individu yang bersangkutan. Menurut teori ini
individu yang dilahirkan itu sebagai kertas atau meja yang putih bersih yang belum
ada tulisan-tulisannya. Karena itu peranan pendidikan di dalam hal ini sangat besar,
pendidikan yang akan menentukan keadaan individu itu di kemudian hari.

C. Teori Konvergensi
a. Tokoh Teori Konvergensi: William Stern
b. Teori Konvergensi disebut juga Teori Interaksionisme
c. Perkembangan individu merupakan perpaduan antara faktor pembawaan dengan
faktor pengalaman
Teori ini merupakan teori gabungan (konvergen) dari kedua teori sebelumnya, yaitu
suatu teori yang dikemukakan oleh Willian Stern. Menurut W. Stern, baik pembawaan
maupun pengalaman atau lingkungan mempunyai peranan yang penting dalam
perkembangan individu. Perkembangan individu akan ditentukan baik oleh faktor
yang dibawa sejak lahir (faktor endogen) maupun faktor lingkungan (termasuk
pengalaman dan pendidikan) yang merupakan faktor eksogen.

Faktor pembawaan tidak menentukan secara mutlak, pembawaan bukan satu-satunya faktor
yang menentukan pribadi atau struktur kejiwaan seseorang.
Di Indonesia, teori konvergensi inilah yang dapat diterima, seperti yang dikemukakan oleh
Ki Hadjar Dewantara
5
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan adalah:
1. Faktor herediter (warisan sejak lahir/bawaan).
2. Faktor lingkungan yang menguntungkan atau merugikan.
3. Kematangan fungsi-fungsi organis dan psikis.
4. Aktifitas anak sebagai subyek bebas yang berkemauan, kapanpun seleksi, bisa menolak,
atau menyetujui, punya emosi, serta usaha membangun diri sendiri.
5. Ketentuan Tuhan (takdir ilahi).

2. Perkembangan Fisik Sepanjang Usia


Semua makhluk hidup akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
Pertumbuhan manusia ditandai dengan bertambah ukuran berat badan dan tinggi
badan.Sementara perkembangan manusia ditandai dengan perubahan kecakapan,
kematangan fisik, emosi, dan pikiran menuju kedewasaan.Dikutip situs Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), pertumbuhan dan perkembangan merupakan
proses yang berjalan sejajar dan berdampingan.Pertumbuhan diikuti dengan proses
perkembangan, yaitu proses biologis makhluk hidup menuju tingkat kedewasaan.Contoh
perkembangan adalah perubahan susunan dan fungsi organ-organ tubuh.
Perkembangan fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang kompleks dan sangat
mengagumkan. Kuhlen dan Thompson mengemukakan bahwa perkembangan fisik individu
meliputi empat aspek, yaitu:
a. Sistem saraf yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi
b. Otot-otot yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik
c. Kelenjar Endoktrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru, seperti
pada usia remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan yang
sebagian anggotanya terdiri atas lawan jenis
d. Struktur fisik/tubuh yang meliputi tinggi berat dan proporsi.

Perkembangan fisik merupakan dasar bagi kemajuan perkembangan berikutnya,


dengan meningkatnya pertumbuhan tubuh baik berat badan maupun tinggi badan serta
kekuatannya, memungkinkan anak untuk lebih aktif danberkembang keterampilan fisiknya,
dan juga berkembangnya eksplorasi terhadap lingkungan tanpa bantuan orang tuanya.

6
Perkembangan sistem syaraf pusat memberikan kesiapan pada anak untuk lebih
meningkatkan pemahaman dan penguasaannnya terhadap tubuhnya.
Awal perkembangan pribadi seseorang asanya bersifat biologis. Dalam taraf-taraf
perkembangan selanjutnya, normalitas dari konstitusi, struktur dan kondisi talian dengan
masalah body image, self concept, self esteem, dan rasa harga dirinya. Perkembangannya
fisik ini mencakup aspek-aspek sebagai berikut:
 Perkembangan anatomis
Perkembangan anatomis ditunjukkan dengan adanya perubahan kuantitatif pada struktur
tulang belulang. Indeks tinggi dan berat badan, proporsi tinggi kepala dengan tinggi
garis keajekan badan secara keseluruhan.
 Perkembangan fisiologis
Perkembangan fisiologis ditandai dengan adanya perubahan-perubahan secara
kuantitatif, kualitatif, dan fungsional dari sistem-sistem kerja hayati seperti
kontraksi otot, peredaran darah, dan pernapasan, persyarafan, sekresi kelenjar dan
pernafasan. Aspek fisiologi yang sangat penting bagi kehidupan manusia ialah otak
( brain ). Otak dapat dikatakan sebagai pusat atau sentral perkembangan dan fungsi
kemanusiaan. Otak itu terdiri dari 100 miliar sel saraf (neuron), dan setiap sel saraf ini,
rata-rata memiliki sekitar 3.000 koneksi (hubungan) dengan sel-sel saraf lainnya.
Neuron ini terdiri dari inti sel (nukleus) dan sel bodi yang berfungsi sebagai penyalur
aktivitas dari sel saraf yang satu ke sel lainnya.

Proporsi tubuh anak berubah secara dramatis, seperti pada usia tiga tahun, rata-rata
tingginya sekitar 80-90 cm, dan beratnya sekitar 10-13 kg, sedangkan pada usia lima tahun,
tingginya mencapai 100-110 cm. Tulang kakinya tumbuh dengan cepat, namun
pertumbuhan tengkoraknya tidak secepat usia sebelumnya. Tulang dan gigi anak semakin
besar serta lengkapnya gigi anak, sehingga si anak sudah mulai menyukai makanan padat,
sepeti daging, sayuran, buah-buahan dan kacang-kacangan. Anggota badan tumbuh dengan
kecepatan yang berbeda-beda dan tiap anak mempunyai tempo perkembangannya sendiri.
Proporsi badan dan jaringan urat daging dapat dikatakan tetap sampai kurang lebih tahun
kelima. Setelah itu mulailah apa yang disebut “Gestaltwandel” pertama. Hal ini berarti
bahwa anak yang dulunya mempunyai kepala yang relatif besar dan anggota badan yang
pendek, mulai mempunyai proporsi badan yang seimbang. Anggota badan yang lainnya
menjadi lebih panjang. Perut mengecil dan anggota badan lainnya mendapatkan proporsi
yang normal. Jaringan tulang dan urat lebih berkembang menjadi lebih berat dan jaringan
7
lemak lebih melambat. Selama tahun kelima nampak perkembangan jaringan urat daging
yang secara cepat.

3. Perkembangan Kognitif Sepanjang Usia


Pembahasan mengenai perkembangan manusia dititik beratkan pada usia dalam
kaitannya dengan perubahan-perubahan fisik, kognitif, dan sosial yang terjadi sepanjang
masa kehidupan. Perkembangan kognitif secara spesifik difokuskan pada perubahan dalam
cara berfikir, memecahkan masalah, memori, dan intelegensi.
1. Cara berfikir adalah strategi atau cara dalam menggunakan akal budi untuk
mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu; menimbang-nimbang dalam ingatan.
2. Pemecahan masalah adalah bagian dari proses berpikir. Sering dianggap merupakan
proses paling kompleks di antara semua fungsi kecerdasan, pemecahan masalah telah
didefinisikan sebagai proses kognitif tingkat tinggi yang memerlukan modulasi dan
kontrol lebih dari keterampilan-keterampilan rutin atau dasar.
3. Ingatan atau memori adalah sebuah fungsi dari kognisi yang melibatkan otak dalam
pengambilan informasi. Ada banyak klasifikasi ingatan berdasarkan durasi, alam, dan
pengambilan sesuatu yang diinginkan. Pada dasarnya ingatan dapat dibagi pada dua
kategori yaitu ingatan eksplisit dan implisit.

Beberapa ciri dari ingatan eksplisit adalah :


 Berkembang belakangan / bias kortikal
 Bias hemisfer kiri.
 Hippocampal / dorsal lateral.
 Memiliki konteks atau sumber ingatan yang jelas.      
Ingatan implisit meliputi penginderaan, emosi, ingatan prosedural, pengkondisian
rangsang - respon.

Kegunaan dari ingatan implisit adalah tempat skema kelekatan, transference, dan super
ego. Beberapa ciri dari ingatan implisit adalah :
 Berkembang lebih awal / bias subkortikal.
 Bias hemisfer kanan.
 Berpusat pada Amigdala (sekelompok saraf yang berbentuk kacang almond).
 Bebas dari konteks atau tidak memiliki sumber atribusi atau pelabela.

8
4. Intelegensi adalah keahlian memecahkan masalah dan kemampuan untuk beradaptasi
pada, dan belajar dari, pengalaman hidup sehari-hari. Kognisi manusia ditinjau dari
sudut pandang perkembangan, adalah hasil dari rangkaian tahap-tahap perkembangan
yang dimulai sejak tahun-tahun awal permulaan pertumbuhan pada tahap awal.
Persepsi, memori, bahasa dan proses berfikir dikendalikan oleh struktur genetik dasar
yang  mewarisi dan perubahan yang dialami sebagai tanggapan terhadap permintaan
lingkungan yang muncul dalam berbagai interaksi antara lingkungan sosial dan
lingkunga pendidikan; serta sebagai akibat interaksi antara perubahan fisik individu
dengan lingkungannya.

Tokoh Dalam Psikologi Kognitif dan Teorinya


1. Jean Piaget (1896-1980)
Piaget lebih menitik beratkan pembahasannya pada struktur kognitif. Ia meneliti
dan menulis subjek perkembangan kognitif ini dari tahun 1927 sampai 1980. Berbeda
dengan para ahli-ahli psikologi sebelumnya. Ia menyatakan bahwa cara berfikir anak
bukan hanya kurang matang dibandingkan dengan orang dewasa karena kalah
pengetahuan, tetapi juga berbeda secara kualitatif. Menurut penelitiannya juga bahwa
tahap-tahap perkembangan intelektual individu serta perubahan umur sangat
mempengaruhi kemampuan individu mengamati ilmu pengetahuan. Piaget
mengemukakan penjelasan struktur kognitif tentang bagaimana anak mengembangkan
konsep dunia di sekitar mereka.
Ada dua proses utama dalam perkembangan kognitif piaget yaitu; organisasi dan
adaptasi. Konsep-konsep penting tersebut adalah :
a)      Organisasi(organization) untuk mensistematikkan proses fisik atau psikologi
menjadi sistem yang teratur dan berhubungan atau berstruktur, seperti halnya
seorang bayi mempunyai struktur-struktur perilaku untuk memfokuskan visual
dan memegang benda secara terpisah.
b)      Adaptasi  sebagai proses penyesuaian skema dalam merespon lingkungan melalui
proses yang tidak dipisahkan, yaitu:   
 Asimilasi ialah penyatuan (pengintegrasian) informasi, persepsi, konsep dan
pengalaman baru kedalam yang sudah ada dalam benak seseorang. Dalam
proses asimilasi seseorang menggunakan struktur atau kemampuan yang
sudah ada untuk menghadapi masalah yang dihadapinya dalam
lingkungannya.
9
 Akomodasi ialah individu mengubah dirinya agar bersesuaian dengan apa
yang diterima dari lingkungannya. Sebagai proses penyesuaian atau
penyesuian atau penyusunan kembali skema ke dalam situasi yang baru.

Jean Piaget mendapati kemampuan mental manusia muncul di tahap tertentu


dalam proses perkembangan yang dilalui. Menurutnya lagi, perubahan dari satu
peringkat ke satu peringkat seterusnya hanya akan berlaku apabila anak-anak mencapai
tahap kematangan yang sesuai dengan pengalaman yang relevan. Tanpa pengalaman-
pengalaman tersebut, anak-anak dianggap tidak mampu mencapai tahap perkembangan
kognitif yang tinggi.
Oleh karna itu, Jean Piaget membagi perkembangan kognitif pada empat tahap
yang mengikut pada urutan umur.
Tahap-tahap perkembangan tersebut adalah :
a. Tahap Sensorimotor (0-2 tahun)
Pada tahap ini, bayi melihat kepada hubungan antara badannya dengan
sekitarnya. Motoriknya berkembang dari masa ke masa.
Bayi tersebut mempelajari tentang dirinya dengan melihat, menyentuh, dan
mendengar di sekelilingnya kemudian menirunya. Kemapuan untuk meniru
tingkah laku dikenali sebagai pembelajaran melalui perhatian (observational
learning).
Dalam perkembangan sensorimotor ini terdapat enam sub tahap yang
dikategorikan dengan melihat perkembangan kemampuan tertentu pada umur
tertentu.
1. Dari lahir hingga satu bulan (refleks).
Bayi hanya mampu melakukan gerakan pantulan yang diwujudkan melalui
tingkah laku mendengar, menghisap, gerakan tangan (genggaman dan
sebagainya).
2. Sebulan hingga empat bulan (reaksi asas sekular).
Di tahap ini pengalaman merupakan peranan yang penting untuk
pembentukan tingkah laku anak-anak. Pengalaman bisa didapat dari
perkembangan pada tahap pertama.
3. Empat hingga delapan bulan (reaksi sekular kedua).
Di tahap ini bayi mempunyai persediaan untuk membuat pandangan dan
perhatian yang lebih. Kebanyakan tingkah laku bayi dihasilkan dari sesuatu

10
proses belajar. Bayi sudah dapat melakukan tingkah laku baru seperti
mengambil suatu barang lalu menggerakkannya.
4. Delapan hingga dua belas bulan ( reaksi kordinasi).
Pada tahap ini, perkembangan mental bayi sudah berada di tahap
perkembangan daya kognitif dan kemampuan mental pada bayi. Bayi sudah
mengetahui sebab akibat sesuatu keadaan berlaku. Contohnya, apabila
menggoncangkan sesuatu alat mainan, ia akan berbunyi.
5. Dua belas bulan hingga lapan belas bulan (reaksi sekular ketiga).
Pada tahap ini, penemuan makna baru melalui pengalaman yang dilalui oleh
bayi berlaku secara aktif. Bayi memperlihatkan kemajuan yang pesat dengan
pemahaman sesuatu konsep dan telah mempunyai konsep yang kukuh tentang
sesuatu objek.
6. Delapan belas bulan hingga dua tahun (penggambaran pemikiran awal).
Pada tahap ini, kanak-kanak dapat mengatasi masalah dan dapat
membedakan jenis-jenis tingkah laku peniruan yang diperhatikan. anak-anak
juga telah mengetahui tentang peranan jenis kelamin dan fungsi individu
dalam rumah tangga.

b. Tahap Pra operasional ( 2-7 tahun )

Menurut Piaget, perkembangan yang paling penting di tahap ini ialah


penggunaan bahasa. Anak-anak yang berada di tahap ini mulai menggunakan
simbol di dalam permainan. contohnya mengandaikan buku sebagai kereta
apabila diletakan di atas lantai. Namun begitu, dari segi kualitas, pemikiran
kanak-kanak masih di tahap yang rendah dibanding dengan orang dewasa.
Contohnya, pemikiran kanak-kanak adalah egosentrik di mana, di dunia ini,
keseluruhannya dilihat hanya dari perspektif mereka saja.
c. Tahap Operasi Konkrit (7-11 tahun)
Pada tahap ini, anak-anak tidak lagi berfikir secara egosentrik seperti pada
tahap praoperasi. Perasaan ingin tahu menjadikan anak-anak pada tahap ini akan
gemar menanyakan sesuatu yang menarik minat mereka kepada orang yang lebih
dewasa. Berkembangnya semangat inkuiri ini kemudian menyebabkan mereka
mulai menerima pendapat orang lain. Anak-anak akan mulai belajar bermain dan

11
bergaul dengan teman-teman sebaya kerena pada tahap ini mereka akan mulai
memasuki masa sekolah.
d. Tahap Operasi Formal (Remaja - Dewasa)

Pada tahap ini Piaget menyatakan bahwa perkembangan kecerdasan kognitif


manusia telah sampai ke tahap maksimal. Tahap ini melibatkan umur sebelas
hingga lima belas tahun. Pemikiran dan penguraian pendapat individu pada tahap
ini dikatakan lebih baik dan nyata. Mereka dikatakan mampu membuat keputusan
dan dapat membuat hipotesis melalui pengamatan. Individu mulai mencari jalan
untuk menyelesaikan masalah berdasarkan rasional dan lebih bersifat sistematik.
Piaget menyatakan kaum remaja pada tahap ini didapati patuh dan berhati-
hati dengan pendapat dan pegangan. Mereka mulai memikirkan tentang diri
mereka dan peranan mereka dalam masyarakat. Di samping itu, mereka telah
membuat perancangan berdasarkan pegangan dan pendapat yang dipikirkan
dengan nilai dan norma yang terdapat dalam masyarakat.
Pada tahap ini juga, pemikiran baru dihasilkan yaitu berbentuk abstrak,
formal dan logik.

2. Lev Vygotsky (1896-1934)


Tahap-tahap dalam perkembangan Vygotsky menerima tahap-tahap
perkembangan Piaget, namun menolak penekanan pada rangkaian yang ditetapkan
secara genetic. Piaget meyakini bahwa perkembangan mendahului pembelajaran,
sedangkan Vygotsky meyakini bahwa pembelajaran mendahului perkembangan.
(psikologi kognitif, hal: 372) Salah satu persamaan antara pemahaman Vygotsky dan
Piaget adalah fenomena internalisasi bahasa.

PERKEMBANGAN SARAF
Pendekatan neuro kognitif pada psikologi kognitif perkembangan, menekankan
baik prenatal (masa pembuahan sampai dengan masa pertumbuhan dan perkembangan
individu yaitu pada saat pembuatan telur pada ibu oleh spermatozoa pada ayah) maupun
post-natal aecaran inheren melibatkan perkembangan kognitif.
Proses-proses kognistif, seperti persepsi, memori, pembayangan(imagery),
bahasa, berpikir, dan pemecahan masalah didasarkan pada struktur dan proses-proses
neurologis(seperti pada gambar diatas).

12
Penelitian perkembangan sistem saraf dalam hubungannya dengan perubahan
kognitif. Penelitian kognitif sepanjang rentang kehidupan individu, berangkat dari
kematangan neurologis. Penelitian psikologis atau kerusakan yang mengakibatkan kognitif.
Penelitian eksperimental dengan memanipulasi otak (kebanyakan dilakukan pada hewan).
Sejak pertengahan 1980-an banyak ahli riset yang mengalihkan perhatian mereka
kepada studi sistematis tentang efek-efek penuaan kognitif terhadap kemampuan dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan memakai kuesioner, observasi dan pengalaman alamiah yang
menirukan situasi-situasi sehari-hari, masalah-masalah praktis yang lazim diderita orang
dapat diidentifikasikan (Cohen 1993) dan, dalam sebagian kasus, terapi-terapi pemulihan
juga bisa dibuat.Sebagai contoh, para manula cenderung mendapat kesulitan dalam
mengingat nama-nama atau untuk mengingat apa yang harus dilakukan dan juga mengingat
apakah suatu tindakan, seperti meminum obat, sudah dilaksanakan atau akan direncanakan.
Memori tentang sumber informasi (siapa mengatakan apa) juga cenderung memburuk.
Kemampuan-kemampuan yang menuntut kecepatan pengolahan informasi dari berbagai
sumber, seperti menyetir mobil, juga sangat menurun.

4. Perkembangan Sosial Sepanjang Usia


A. Definisi / pengertian
Seperti yang kita tahu bahwa setiap manusia mengalami perkembangan .
Perkembangan itu sendiri bisa berupa perkembangan fisik maupun fikiran/emosi
.namun, setiap manusia mempunyai perkembangan yang tidak sama .
Definisi dari perkembangan itu sendiri menurut Development adalah pola
pergerakan atau perubahan mulai dari tahap konsepsi sampai ke kematian. Sedangkan
perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial.
Menurut Hurlock (2011:250), perkembangan sosial adalah perolehan perilaku
yang sesuai dengan tuntutan sosial. Menjadi orang yang mampu bermasyarakat
(sozialized ) memerlukan tiga proses. Masing-masing proses terpisah dan sangat
berbeda satu sama yang lain, tapi saling berkaitan, sehingga kegagalan dalam satu
proses akan menurunkan kadar sosialisasi inividu.

B. Periode
1. Anak anak

13
Perkembangan sosial masa kanak-kanak ditandai dengan masuknya anak ke
kelas satu SD. Pada masa ini biasanya orang tua akan memberikan hanya sedikit
waktunya untuk berinteraksi dengan anak, sosialisasi di sekolah pada umumnya
terjadi atas dasar interest dan aktvitas bersama, lebih banyak meluangkan waktu
untuk teman sebaya dan mulai membentuk hub. peer group (geng) lebih
cenderung dengan teman perempuan.
Menurut Jahja (2011:47) Tahap Perkembangan Sosial Anak dibagi menjadi 5
yaitu :
1) Masa kanak-kanak awal (0-3 tahun) subjektif
Masa dimana anak belajar mengenal dirinya maupun orang lain, belajar
berbagai macam gerak olah tubuh dan pengenalan terhadap lingkungannya,
contohnya merangkak, belajar berdiri dan memperhatikan orang sekitanya
saat berinteraksi.
2) Masa krisi (3-4 tahun) tort alter
Masa tingkat sosialisasi anak dalam proses kepekaan dirinya terhadap teman,
keluarga atau lingkungan sekitar.
3) Masa kanak-kanak akhir (4-6) subjektif menuju objektif
a. Anak mulai memehami akan aturan-aturan yang Pada masa ini proses
perkembangan sosial mulai terlihat dari segi perilaku didasari dari
bimbingan orang tua sejak awal yang memperlihatkan dari cara berbicara
dan berinteraksi dengan teman sebayanya. Tanda-tanda perkembangan
dari tahap ini adalah ada dikeluarga dan lingkungan sekolahnya
b. Anak mulai mampu membedakan baik dan buruk buat dirinya
c. Anak mulai bisa memahami hak dan kepentingan orang lain
d. Anak mulai bermain dan berkomunikasi dengan orang disekitarnya dan
teman-teman sekolahnya
4) Masa anak sekolah (6-12 tahun) objektif
Masa ini adalah periode dimana anak mulai bisa bertanggung jawab pada diri
sendiri dan mulai bisa menghargai keputuasan orang lain.
5) Masa kritis II (12-13 tahun) pre-puber
Anak mulai berkembang memahami orang lain secara individu yang
menyangkut pada sifat-sifat pribadi, minat, nilai-nilai atau perasaan sehinga
mendorong anak bersosialisasi lebih akrab dengan teman sebaya dan
lingkungan masyarakat.
14
2. Remaja
Perkembangan sosial pada masa puber dapat dilihat dari dua ciri khas yaitu
mulai
terbentuknya kelompok teman sebaya baik dengan jenis kelamin yang sama atau
dengan jenis kelamin yang berbeda dan mulai memisahkan diri dari orang tua.
Percepatan perkembangan pada masa puber berhubungan dengan pemasakan
seksual yang akhirnya mengakibatkan suatu perubahan dalam perkembangan
sosial. Sebelum memasuki masa remaja biasanya anak sudah mampu menjalin
hubungan yang erat dengan teman sebaya. Seiring dengan itu juga timbul
kelompok anak-anak untuk bermain bersama atau membuat rencana bersama.
Tuntutan untuk memisahkan diri dari orang tua dan menuju ke arah teman-
teman sebaya merupakan suatu reaksi terhadap status intern anak muda. Sesudah
mulainya pubertas timbul suatu diskrepansi yang besar antara kedewasaan
jasmaniah dengan ikatan sosial pada milienu orang tua. Dalam keadaan seperti
ini banyak pertentangan-pertentangan antara remaja awal dengan orang tua,
diantaranya:
 Perbedaan standar perilaku
 Prilaku yang kurang matang
 Masalah palang pintu/ melanggar peraturan
 Metode Disiplin
3. Dewasa
Pada periode ini di bagi menjadi 2 yaitu
a. Dewasa dini
Perkembangan emosi, sosial dan moral pada masa dewasa dini sangat
berkaitan dengan perubahan dari masa sebelumnya, yaitu masa remaja .
 Minat menjadi fokus pada masa usia dewasa dini
 Masa dewasa dini merupakan masa krisis sosial. Krisis sosial yang
terjadi dikarenakan adanya tekanan pekerjaan dan keluarga
 Peran sosial sering terbatas, sehingga mempengaruhi persahabatan,
pengelompokkan sosial serta nilai-nilai yang diberikan pada popularitas
individu

b. Dewasa madya

15
Perkembangan emosi, sosial dan moral pada masa ini berkaitan dengan
beberapa hal :
 Pernikahan dan cinta Individu berada masa kestabilan
 Sindrom sarang kosong yaitu terjadi karena anak-anak mulai
meninggalkan orang tuanya
 Hubungan persaudaraan dan persahabatan (Hubungan dengan saudara
dan teman meningkat)
 Pengisian waktu luang yaitu Individu membangun dan memenuhi
aktivitas waktu luang untuk persiapan pension
 Hubungan antar generasi : Keterdekatan hubungan tampak pada
keterdekatan anak-anak yang beranjak dewasa dengan orang tua.
4. Usia lanjut
Manusia lansia tidak akan terlepas dati aspek sosio-psikologik ini. Sebagai
individu ia mengenal dirinya baik kemampuannya. ketrampilannya. kelOOiban
dan kelemabannya. ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Ia pun mengerti akan apa
yang dipikirkan , dirasakan. dan dilakukannya. Ia menggunakan kemampuan
psikologisnya dalam hubungannya dengan individu lainnya. Memberi dan
menerima dukungan psikologis dan sosial merupakan wama yang selaIu ada
dalam hubungan antar manusia.

16
BAB III
KESIMPULAN

Dimana setiap manusia itu akan ada yang namanya perkembangan psikologi yang sudah
berjalan sejak lahir hingga akhir hayat. Pada saat perkembangan fisik maka seseorang akan lebih
aktif dan bisa berkembang keterampilan fisiknya. Juga bisa dengan bebas bereksplor dengan
lingkungan tanpa bantuan orang lain. Pada saat perkembangan kognitif maka disitu manusia
mulia menggunakan akal fikirannya untuk berfikir seperti belajar mengingat.
Psikologi perkembangan mempelajari perubahan dalam tiga dimensi besar, yakni
perkembangan fisik, perkembangan kognitif, perkembangan sosio-emosional. Ketiga dimensi ini
sendiri mencakup beragam subyek pembahasan yang luas, seperti kemampuan motorik, fungsi
eksekutif, pengertian moral, penguasaan bahasa, perubahan sosial, kepribadian, perkembangan
emosional, konsep diri, dan pembentukan identitas.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://difarepositories.uin-suka.ac.id/30/2/Finising%20Psikologi%20Perkembangan
%20karya%20Elfi%20Yuliani%20Rochmah%20%28Tin%20Subekti%29.htm
F.J. Monks, dkk. Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,
2002), h. 103.
http://www.pdf.kq5.org/TEORI-PERKEMBANGAN-KOGNITIF:-PIAGET.html
https://docplayer.info/34619719-Perkembangan-kognitif-teori-jean-piaget.html
http://www.scribd.com/doc/5517475/TEORI-PERKEMBANGAN-KOGNITIF
http://selaputs.blogspot.com/2011/01/bagaimana-sebenarnya-proses-penuaan.html
https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=5KRPDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA3&dq=info:VtL0Uf0gJDEJ:scholar.
google.com/&ots=DYwDWuCD-
Q&sig=LrFu7M2oPE2aWEndX8YXj2Ztj_k&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false
https://dosenpsikologi.com/psikologi-perkembangan
https://dosenpsikologi.com/sejarah-psikologi-perkembangan
Dinie Ratri Desiningrum. 2012. Buku Ajar Psikologi Perkembangan Anak. Semarang
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.undip.ac.id/51628/1/Dinie_Ratri_-
_Buku_Ajar_Perkemb_Anak_2012.pdf&ved=2ahUKEwjbpLmw4MTtAhWQV30KHQ9
vAjAQFjAAegQIAxAB&usg=AOvVaw32pp3Maf4KICoXkHYCnP2J
KAYYIS FITHRI AJHURI, M.A. 2019. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan. Yogyakarta: Penebar Media Pustaka
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.iainponorogo.ac.id/489/2/LAYOUT
%2520Buku
%2520Kayyis_cetak.pdf&ved=2ahUKEwj68Z_K4cTtAhXFeisKHWjuCFoQFjAAegQI
AxAC&usg=AOvVaw3QMzE13weEa05qYvK6_

18
19

Anda mungkin juga menyukai