Anda di halaman 1dari 21

PENGERTIAN DAN TUJUAN PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PESERTA

DIDIK

Artikel ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

“Psikologi Perkembangan Peserta Didik”

Dosen Pengampu : Nila Zaimatus Septiana, M.Pd.

Disusun oleh:

Diah Eke Purwanti (932105518)

Putri Alfina Dwiyanti (932109718)

Dewi Trisna Wati (932109818)

Winda Sari (932109518)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI

2018

1
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

A. Akar Historis Psikologi Perkembangan


1. Minat Awal Mempelajari Perkembangan Anak
Pemahaman terhadap seluk beluk kehidupan anak sangat bergantung
pada keyakinan tradisional yang bersumber dari spekulasi para filosof dan
teolog tentang anak dan latar belakang perkembangannya serta pengaruh faktor
lingkungan dan keturunan terhadap hidup kejiwaan anak.1
Salah seorang filosof yang banyak mempengaruhi pandangan
masyarakat tentang kehidupan anak adalah Plato (427-346 SM). Menurut Plato,
perbedaan-perbedaan individual mempunyai dasar genetis. Potensi individu
ditentukan oleh faktor keturunan. Artinya, sejak lahir anak telah memiliki bakat
kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pengasuhan dan pendidikan.
Menurutnya, anak adalah miniatur dewasa. Oleh sebab itu, pada abad
pertengahan, masyarakat tidak memberikan status apapun kepada anak-anak.2
Anggapan terhadap anak sebagai miniatur orang dewasa tersebut,
ternyata membawa implikasi penting dalam dunia pendidikan. Pada akhir abad
ke -17, seorang filosof kenamaan, John Locke (1632-1704) mengemukakan
bahwa pengalaman dan pendidikan merupakan faktor yang paling penting
dalam perkembangan anak. Ia tidak mengakui adanya kemampuan bawaan
(innate knowledge). Sebaliknya menurut Locker, isi kejiwaan anak ketika
dilahirkan adalah ibarat secarik kertas yang masih kosong, dimana bentuk dan
corak kertas tersebut nantinya sangat ditentukan oleh bagaimana cara kertas itu
ditulisi. Dalam hal ini Locke mengemukakan istilah "tabula rasa" (blank slate)
untuk mengemukakan pentingnya pengaruh pengalaman dan lingkungan hidup
terhadap perkembangan anak. Istilah "tabula rasa" merupakan istilah yang
digunakan untuk menggambarkan anak yang masih bersih dan peka terhadap
1
Desmita, Psikologi Perkembangan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), 13.

2
Ibid., 13-14.

2
rangsangan-rangsanga lingkungan. Orangtua dalam hal ini dituntut untuk
mengisi atau mengajari sejak lahir.3
Pandangan-pandangan John Locke ini kemudian ditentang oleh Jean
Jacques Rousseau (1712-1778), seorang filosof Perancis abad ke-18, ia sama
sekali menolak pandangan bahwa bayi adalah makhluk pasif, yang
perkembangannya ditentukan oleh pengalaman. Ia beranggapan bahwa sejak
lahir anak adalah makhluk aktif, dan suka bereksplorasi. Oelh sebab itu anak
harus dibiarkan memperoleh pengetahuan dengan caranya sendiri melalui
interaksinya dengan lingkungan. Locke dipandang sebagai tokoh "teori
environmental dan teori belajar. Sedangkan, Rousseau dipandang sebagai tokoh
" Teori Development".4
2. Pembentukan Psikologi Perkembangan secara ilmiah

Pada tahun 1787 Tiedeman memperkenalkan hasil penelitian berdasarkan


catatan harian terhadap anaknya yang berusia 25 tahun yang meliputi
perkembangan motoris, sensoris, intelek, bahasa. Perhatian dan penyelidikan
yang sungguh-sungguh terhadap perkembangan anak melalui obsevasi langsun
baru dimulai pada abad ke-19. Dalam hal ini dapat dicatat dua tokoh yang
cukup berpengaruh, yaitu Charles Darwin dan Wilhelm Wundt.5

 Pengaruh Darwin (1809-1882)

Charles Darwin adalah seorang ilmuan Inggris yang terkenal dengan


evolusinya. Tahun 1859 ia mempublikasikan karyanya yang berjudul Origin of
the Species, dan Desent of Man tahun 1871. Karya Darwin ini ternyata
merangsang untuk dilakukannya observasi langsung terhadap perkembangan

3
Ibid.

4
Ibid., 14-15.

5
Ibid., 16.

3
anak. Dalam karyanya Darwin mengemukakan hasil pengamatan terhadap anak
laki-lakinya sendiri. Menurut Darwin, anak merupakan suatu sumber yang kaya
akan informasi tentang sifat dan ciri-ciri manusia. Pandangan-pandangan
biologis Darwin, yang menganggap perkembangan sebagai pembukaan
kemampuan dan ciri-ciri yang telah terprogram secara genetic, kemudian
menjadi landasan bagi sejumlah teoritisi psikologi perkembangan dalam
merumuskan teori-teori perkembangan.6

 Pengaruh Wundt (1832-1920)

Pandangan-pandangan Darwin dan Wundt mempunyai pengaruh terdapat


sarjana berkebangsaan Amerika G. Stanley Hall (1846-1924). Hall adalah
seorang murid Wundt di Leipizg. Dari dalam perkembangan manusia.
Menurutnya, perkembangan individu mencerminkan perkembangan spesies,
yang berarti bahwa adanya pengulangan (rekapitulasi) dari perkembangan
spesies melalui beberapa tingkatan evolusi. Ia memperluas konsep
rekapitulasi. Ia memperluas konsep rekapitulasi, yang meliputi baik
perkembangan kebudayaan maupun biologis pada manusia.7

3. Munculnya Studi Psikologi Perkembangan Modern

 Pengaruh B. F Skinner (1924-1990)


Ia selalu menekankan bahwa hal yang seharusnya menjadi pusat minat
dan perhatian para ahli psikologi adalah perilaku yang terlihat. Ia
memperkenalkan konsep operant conditioning. Konsep ini mengubah tingkah
laku yang diinginkan melalui rangsangan-rangsangan yang diatur secara
tertentu.8
6
Ibid.

7
Ibid., 17-18.

8
Ibid., 22.

4
 Munculnya Perkembangan Kognitif dan Perkembangan Bahasa oleh Piaget
 Pengaruh Teori Sosial-Belajar
Teori belajar-sosial (social learning theory) adalah sebuah teori
perluasan dari behaviorisme yang menekankan pentingnya perilaku,
lingkungan dan kognisi sebagai faktor kunci dalam perkembangan. Istilah
Sosial-Belajar timbul ketika kelompok seperti O. H Mowrer, Robert R. Sears,
Neal Miller, John Dollar, menemukan teori mengenai perkembangan anak
dengan dasar teori S. R dan Psikoanalisa. Psikologi perkembangan lebih
dikenal hingga pada akhirnya menggantikan psikolog perkembangan anak.
Kemudian, muncul psikologi perkembangan rentang hidup.9

B. PENGERTIAN PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Psikologi perkembangan pada prinsipnya merupakan cabang dari psikologi.


Psikologi sendiri merupakan sebuah istilah yang berasal dari bahasa Inggris, yaitu
"psichology". Istilah ini pada mulanya berasal dari kata dalam bahasa Yunani
"psyche", yang berarti roh, jiwa atau daya hidup, dan "logos" yang berarti ilmu.
Jadi, secara harfiah "psychology" berarti "ilmu jiwa." 10 Sedangkan, menurut istilah
"psychology is the scientific study of mind and behavior."11

Jadi, pskilogi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari pola pikiran


individu beserta tingkah lakunya.

Manusia adalah makhluk yang berdimensi biopsikososiospiritual. Sejak


masih dalam kandungan, manusia merupakan kesatuan psikofisis yang terus
mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan
9
Ibid., 23-24.

10
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), 1.

11
Martha Lally and Suzanne, Introduction to Psychology (Valentine-French: Lake County
Foundation. 2018), 11.

5
merupakan sifat kodrat manusia yang harus mendapat perhatian secara
saksama. Apalagi di dunia pendidikan (di sekolah) hal ini merupakan faktor
yang sangat penting untuk diperhatikan oleh pendidik dalam rangka
memfasilitasi peserta didik untuk lebih baik. Dengan kata lain, dalam
mengaplikasikan perkembangan tidak boleh pilih kasih atau diskriminasi
peserta didik.12

Istilah perkembangan berarti serangkaian perubahan progesif yang terjadi


sebagai akibat kematangan dan pengalaman. Seperti yang dikatakan oleh Van den
Daele "perkembangan berarti perubahan secara kualitatif (114)". Ini berarti bahwa
perkembangan bukan sekedar penambahan berapa sentimeter dari tinggi badan
seseorang atau peningkatan kemampuan seseorang, melainkan suatu proses
integrasi dari banyak struktur dan fungsi yang kompleks.13

Perkembangan itu berasal dari perubahan-perubahan yang mengarah ke


kemajuan. Dalam segala hal, misalnya, karier, belajar, bisnis, profesi, dan semua
karakter yang terbentuk dari total penjumlahan antara kualitas baik dan buruk,
kebiasaan baik dan buruk, selera baik dnan buruk, serta tendensi baik dan buruk,
selalu ada hasil berupa kemajuan atau kemunduran.14

Dengan demikian, perkembangan itu merupakan suatu deretan perubahan


yang tersusun dan berarti, yang berlangsung pada individu dalam jangka waktu
tertentu. Perkembangan lebih menunjuk pada kemajuan mental/perkembangan
rohani yang melaju terus sampai akhir hayat. Perkembangan juga merupakan
proses yang sifatnya menyeluruh/holistic; mencakup proses biologis, kognitif, dan
psikososial. Sutirna, Perkembangan., 14.

12
Sutirna, Perkembangan dan Pertumbuhan Peserta Didik (Yogyakarta: Andi Offset, 2014), 13.

13
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan (Jakarya: Erlangga, t.t), 2.

14
Siti Aisyah, Perkembangan Peserta Didik dan Bimbingan Belajar (Yogyakarta: Deepublish, 2015), 27

6
Berikut definisi psikologi perkembangan menurut para ahli:

1. Dalam kamus Psikologi, perkembangan disebut development, yang berarti pola


pergerakan atau perubahan yang dimulai dari pembuahan dan terus sepanjang
siklus kehidupan.15

2. F.J Monks, dkk (2001) menambahkan pengertian perkembangan merujuk pada


proses menuju kesempurnaan yang tidak dapat diulang kembali berdasarkan
pertumbuhan, pematangan, dan belajar.16

3. Santrock (1996) dalam bukunya Retno Pangestuti, perkembangan merupakan


bagian dari perubahan yang dimulai dari masa konsepsi dan berlanjut sepanjang
rentang kehidupannya. Bersifat kompleks karena melibatkan banyak proses
seperti biologis, kognitif, dan sosioemosional.17

Jadi, psikologi perkembangan adalah psikologi yang mengkaji


perkembangan tingkah laku dan aktvitas mental manusia sepanjang rentang
kehidupannya, mulai dari masa konsepsi hingga meninggal dunia.18

Perkembangan peserta didik adalah perubahan perilaku. Makin bertambah


umur peserta didik, makin bertambah variasi kegiatan, perasaan, kebutuhan,
hubungan sosial. Semakin bertambah umur peserta didik, maka semakin
bertambah variasi organisasi dan semakin kompelks perilakunya, semakin luas

15
Husamah, A to Z Kamus Psikologi Super Lengkap (Yogyakarta: Andi Offset, 2015), 79.

16
Umi Latifa, "Aspek Perkembangan pada Anak Sekolah Dasar: Masalah dan Perkembangannya",
Jurnal Academica, 1 (2) (Juli - Desember 2017) : 186.

17
Ibid.

18
Desmita, Psikologi Perkembangan., 4.

7
area aktivitas, semakin realitas dapat membedakan mana yang nyata dan yang
khayal, kecakapan dan berbagai kemungkinan lain.19

Sedangkan, peserta didik adalah bagian dari masyarakat yang mengikuti


pembelajaran dan pelatihan melalui proses dan cara-cara yang dapat
mendewasakannya dan mengubah pola pikir serta tata kelakuan dengan tujuan
menjadi manusia yang berguna di kehidupan.

Perkembangan kepribadian peserta didik dapat dilihat dari pandangan


analisis faktor dengan tokohnya yang terkenal Raymond B. Catell.
Perkembangan sebagai proses belajar melewati serangkaian kejadian yang
merupakan pola perilaku akibat bertemunya faktor genetik dan faktor
lingkungan akan menghasilkan kepribadian yang dapat berwujud dalam
perubahan, pembentukan, dan perkembangan. Peserta didik yang memulai
usaha mungkin mendapat kepuasan karena berhasil, namun dapat pula gagal
sehingga mendatangkan kemarahan, bila peserta didik tidak dapat
mengatasinya, maka akan muncul putus asa atau sikap menyerah, takut dan
perilaku menarik dirigible, tetap pada agresinya yang krang efektif dan lari
dalam fantasi. Selanjutnya peserta didik akan berpindah sebagai bentuk
penyesuaian diri yang bersifat batiniah. Hal ini bisa nampak dalam bentuk
perilaku agresi, selanjutnya membentuk fantasi yang tidak disadari atau
disadari. Peranan faktor sosial sangat mempengaruhi perkembangan kepribadan
peserta didik, seperti keluarga, jabatan, pekerjaan, teman, agama, partai politik,
dan sebagainya.20

Kesimpulannya, psikologi perkembangan peserta didik merupakan salah


satu materi yang diberikan kepada calon pendidik dimana materi tersebut
19
Aisyah, Perkembangan Peserta Didik., 128.

20
James Julian M. dan John Alfred, Belajar Keprbadian, terjemahan dari The Accelerated Learning for
Personality (Yogyakarta: Pustaka Baca, 2008), 7.

8
mempelajari psikologi perkembangan pada setiap individu guna melatih
kesiapan calon tenaga pendidik menghadapi perbedaan psikologis siswa di
kemudian hari. Psikologi perkembangan peserta didik memudahkan tenaga
pendidik memberikan metode pengajaran yang sesuai agar peserta didik
nantinya dengan mudah menerima pelajaran yang diberikan. Adapun yang
dipelajari dalam psikologi perkembangan peserta didik meliputi aspek kognitif,
linguistik, emosional, moral, sosial, fisik.

C. TUJUAN MEMPELAJARI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Menjajaki zaman modern, dunia terasa lebih berkembang pesat dibanding


era dulu. Realita demikian juga memicu majunya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tidak dapat ditampik dampak teknologi secara kasat mata merambah ke segala
usia. Teknologi tersebut memang memudahkan pekerjaan manusia. Namun,
karena kecanggihan dari teknologi tersebut, terkadang seseorang tidak bisa
memanfaatkan dengan bijak. Salah satunya peserta didik. Hal itu dikarenakan
mudahnya mencari segala informasi yang dibutuhkan sudah tersedia dalam
internet.

Dengan demikian, memahami perkembangan anak merupakan faktor


terpenting agar anak dapat dibimbing dan difasilitasi sehingga tidak terjadi
kesalahpahaman dalam menghadapi dunia yang semakin modern ini. Misalnya,
kita perhatikan perkembangan masa anak-anak yang tumbuh dengan cepat dan
mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap perkembangan selanjutnya.
Jika tahap perkembangan fase anak-anak ini tidak dapat dipahami guru, orangtua,
masyarakat, sekolah, dan pemerintah betapa sedihnya anak-anak jika tahap
perkembangannya tidak dapat dilalui dengan tepat. Apa yang akan terjadi ?21

Dengan memperhatikan permisalan di atas, jelaslah bahwa pengetahuan


tentang perkembangan anak dapat membantu pengembangan ciri anak dan dapat
21
Sutirna, Perkembangan., 19.

9
memecahkan masalah yang dihadapinya. Dalam ciri-ciri guru bermutu (teacher
quality) memahami perkembangan peserta didik merupakan salah satu enam dari
ciri guru yang bermutu. Enam ciri guru yang bermutu adalah memahami dan
memperhatikan pribadi siswa, menghargai dan memperlakukan siswa yang sama,
interaksi sosial dengan siswa, motivasi belajar, sikap profesi, dan sikap reflektif.22

Mengenai hal tersebut Dewey, memperhatikan masalah perbedaan antara


pengalaman anak yang dikenakan padanya. Dia berpendapat bahwa kesenjangan
tersebut berdampak pada kemampuan anak yang menjadi peserta didik dalam
pendidikan formal. Pendidikan terlalu memaksakan konsep pembelajaran terhadap
anak. Akhirnya, peserta didik tersebut kehilangan kebebasan unuk berekespresi.23

Oleh karena itu, sangat urgen bagi tenaga pendidik untuk dapat memahami
perkembangan peserta didik. Hal tersebut dikarenakan beberapa alasan di
antaranya pengetahuan tentang perkembangan peserta didik dapat membantu
mereka mengembangkan diri dan memecahkan masalah yang dihadapinya.
Kemudian, melalui pemahaman tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembaaan peserta didik dapat diantisipasi tentang berbagai upaya untuk
memfasilitasi perkembangan tersebut, baik di lingkungan keluarga, sekolah
maupun masyarakat. Di samping itu, dapat diantisipasi juga tentang upaya untuk
mencegah berbagai kendala atau faktor-faktor yang mungkin akan
mengkontaminasi (meracuni) perkembangan anak.24

22
Ibid., 19-20.

23
Aliya Sikandar, “John Dewey and His Philosophy of Education”, Journal of Education and
Educational Development, 2 (2) (Desember, 2015), 193.

24
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2016), 12.

10
Menurut Mussen, Conger, Kagan (1969), dewasa ini psikologi perkembangan
lebih menitikberatkan pada usaha-usaha mengetahui sebab-sebab yang melandasi
terjadinya pertumbuhan dan perkembangan manusia, sehingga menimbulkan
perubahan-perubahan. Oleh sebab itu tujuan psikologi meliputi:

1. Memberikan, mengujur dan menerangkan perubahan dalam tingkah laku serta


kemampuan yang sedang berkembang sesuai dengan tingkat umur dan yang
mepunyai ciri-ciri universal, dalam arti yang berlaku bagi anak-anak di mana
saja dan dalam lingkungan sosial-budaya mana saja.

2. Mempelajari perbedaan-perbedaan yang bersifat pribadi pada tahapan atau


masa perkembangan tertentu.

3. Mempelajari tingkah laku anak pada lingkungan tertentu yang menimbulkan


reaknmsi yang berbeda.

4. Mempelajari penyimpangan dari tingkah laku yang dialami seseorang, seperti


kekanak-kanakan, kelainan-kelainan dalam fungsionalitas inteleknya, dan
lain-lain.

Sementara elizabeth B. Hurlock (1980) menyebutkan enam tujuan psikologi


perkembangan dewasa ini, yaitu:

1. Menemukan perubahan-perubahan apakah yang terjadi pada usia yang umum


dan yang khas dalam penampilan, perilaku, minat, dan tujuan dari masing-
masing periode perkembangan.

2. Menemukan kapan perubahan-perubahan itu terjadi.

3. Menemukan sebab-sebabnya.

4. Menemukan bagaimana perubahan itu mempengaruhi perilaku.

5. Menemukan dapat atau tidaknya perubahan-perubahan itu diramalkan.

11
6. Menemukan apakah perubahan itu bersifat individual atau universal.25

Ada beberapa alasan mengapa guru atau mahasiswa calon guru perlu
memahami perkembangan peserta didik. Alasan-alasan itu sebagai berikut,
mempelajari dan memahami perkembangan peserta didik adalah standar kompetensi
bagi seorang calon tenaga pendidik. Setiap individu memiliki kondisi psikologis yang
berbeda dan latar belakang yang berbeda. Misalnya, ada anak yang secara mentalnya
sangat intovert sehingga cenderung malu untuk mengungkapkan sesuatu. Ada pula
yang secara akademis kurang begitu baik tapi, secara nonakademis justru berbakat.
Lain lagi halnya dengan peserta didik yang cenderung bersikap apatis terhadap
pelajaran mungkin disebabkan karena faktor keluarga yang kurang harmonis. Seorang
calon pendidik juga harus memperhatikan pula keadaan peserta didik yang
mengalami kondisi fisik kurang sempurna misalnya tuna rungu dan autisme. Maka,
seorang tenaga pendidik nantinya dapat mengantisipasi kendala-kendala yang
mungkin terjadi selama pembelajaran.

Kesimpulannya, tujuan psikolgi perkembangan peserta didik bagi calon tenaga


pendidik dimaksudkan agar tenaga pendidik memiliki pemahaman dan wawasan yang
memadai tentang perkembangan peserta didik. Kondisi psikologis yang berbeda-beda
pada masing-masng peserta didik secara otomatis menuntut seorang tenaga pendidik
untuk memahami karakteristik tersebut. Hal ini dimaksudkan agar situasi
pembelajaran dapat kondusif dan mudah diterima oleh peserta didik.

D. MANFAAT PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

Menurut Seifert dan Hoffnung (1994), pengetahuan tentang perkembangan


manusia sangat bermanfaat bagi kita dalam empat hal, yaitu:

1. Pengetahuan tentang perkembangan dapat memberikan harapan yang realistis


terhadap anak dan remaja.

25
Desmita, op. Cit., 10.

12
2. Pengetahuan tentang perkembangan dapat membantu kita dalam memberikan
respons yang tepat terhadap perilaku anak.

3. Pengetahuan tentang perkembangan dapat membantu kita mengenal kapan


perkembangan normal yang sesungguhnya dimulai.

Sementara itu, Elizabeth B. Hurlock (1980) memyebutkan pula beberapa


kegunaan mempelajari psikologi perkembangan, yaitu:

1. Membantu kita mengetahui apa yang diharapkan dari anak dan kapan yang kita
harapkan itu muncul.

2. Dengan mengetahui apa yang diharapkan dari anak ini, memungkinkan kita
untuk menyusun pedoman dalam bentuk skala tinggi-berat, skala usia-berat,
skala usia-mental, dan skala perkembangan sosial atau emosional.

3. Pengetahuan tentang perkembangan memungkinkan para orang tua dan guru


memberikan bimbingan belajar yang tepat pada anak.

4. Dengan mengetahui pola normal perkembangan, memungkinkan para orang tua


dan guru untuk sebelumnya mempersiapkan anak menghadapi perubahan yang
akan terjadi pada tubuh, perhatian dan perilakunya.

Sedangkan secara umum, manfaat mempelajari perkembangan peserta didik


dapat dirasakan pendidik dan peserta didik, yaitu:
1. Bagi Pendidik
 Memberikan gambaran tentang perkembangan manusia sepanjang rentang
kehidupan beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya, yang meliputi aspek
fisik, intelektual, emosi, sosial dan moral.
 Memberikan gambaran tentang bagaimana proses pembelajaran yang tepat
sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik.
2. Bagi Peserta Didik

13
 Memiliki pengetahuan tentang konsep-konsep perkembangan peserta didik
yang meliputi individu dalam menjalani tahapan perkembangan dari pre-natal
hingga lanjut.
 Mampu menerapkan pengetahuan yang dimiliki dalam proses pembelajaran
sesuai dengan tahapan perkembangnnya.26
E. KARAKTERISTIK DAN PRINSIP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Sedangkan karakteristik perkrmbangan ialah sebagai berikut. Karakter
merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan
seseorang dari yang lain; tabiat; watak. Sedangkan karakteristik berarti sifat-sifat
khusus.27

Berikut ciri-ciri/karakteristik perkembangan:

1. Seumur hidup (life-long), artinya tidak ada periode usia yang mendominasi
perkembangan individu.

2. Multidimentional, artinya terdiri atas biologis, kognitif, dan sosial.

3. Multidirectional beberapa komponen dalam suatu dimensi dapat meningkat


dalam pertumbuhan, sementara komponen lain menurun. Misalnya, orang
dewasa dapat semakin arif tetapi kecepatan memproses informasi lebih buruk.

4. Lentur (plastis), artinya bergantung pada kondisi kehidupan individu.28 Hal ini
berarti perkembangan berbagai macam ranah dapat distimulasi untuk
berkembang secara maksimal. Sebagai contoh, kelenturan berpikir anak dapat
diasah sejak dini dengan memberikan latihan pada anak untuk terbiasa

26
Sutirna, Pertumbuhan dan Perkembangan., 11-12.

27
Ainia Prihatini, Kamus Mini Bahasa Indonesia (Yogyakarta: Bentang Pustaka, 2015), 20.

28
Sutirna, Pertumbuhan dan Perkembangan, 14.

14
memecahkan masalah dengan baik dengan berbagai macam cara dari hasil
eksplorasinya.29

5. Perkembangan selalu melekat dengan sejarah. Bagaimanapun perkembangan


individu tidak dapat lepas dengan keadaan di sekitarnya. Sebagai contoh,
perkembangan pada era 66-an akan menyebabkan individu yang hidup saat itu
memiliki kekhasan sendiri dalam merespon sesuatu. Hal ini dapat dilihat dari
benang merah perkembangan individu yang hidup pada era 1990-an.30

6. Perkembangan bersifat multidisipliner. Berbagai macam ahli dan peneliti dari


disiplin ilmu seperti psikologi, sosiologi, antropologi, neurosains, kesehatan
mental, kedokteran mempelajari perkembangan manusia dengan berbagai
macam persoalannya.

7. Perkembangan bersifat kontekstual. Hal ini berarti bahwa perkembangan


individu mengikuti kondisi saat itu.31

Lebih rinci lagi ciri perkembangan dapat diperhatikan dari segi fisik dan psikis.

Tabel D.1 Perkembangan dari Segi Fisik dan Psikis.

Aspek Segi Fisik Segi Psikis

Terjadinya Perubahan tinggi Bertambahnya perbendaharaan


perubahan badan/berat badan/organ- kata-kata, matangnya

29
Markus Delli Girik Allo, Perkembangan Peserta Didi (Toraja: Universitas Kristen Indonesia Toraja,
2017), 8-9.

30
Ibid.

31
Ibid. w3w

15
organ tubuh lain. kemampuan berpikir,
mengingat, dan menggunakan
imajinasi kreatifnya.

Perubahan dalam Proporsi tubuh berubah Perubahan imajinasi dari


proporsi sesuai dengan fase fantasi ke realitas, perhatiannya
perkembangannya. dari diri sendiri ke orang
lain/teman kelompok sebaya.

Lenyapnya tanda- Lenyapnya kelenjar thymus Masa mengoceh/meraba gerak-


tanda lama (kelenjar kanak-kanak) yang gerik kanak-kanak/merangkak,
terletak pada bagian dada, perilaku impulsive (dorongan
kelenjar pineal pada bagian bertindak sebelum
bawah otak, gigi susu, dan berpikir/sesuai dengan
rambut-rambut halus. kehendak hati)

Diperoleh tanda- Pergantian gigi, karakteristik Rasa yang ingin tahu terutama
tanda baru seks pada remaja usia yang berhubungan dengan ilmu
sekunder (perubahan pengetahuan, seks, nilai moral,
anggota tubuh) dan primer dan keyakinan beragama.32
(menstruasi/mimpi basah)

Tabel D. 2 Karakteristik Perkmembangan Peserta Didik menurut Nazarudin ialah


sebagai berikut:33

32
Sutirna, Pertumbuhan dan Perkembangan., 15.

33
Samiudin, "Pentingnya Memahami Perkembangan Anak untuk Menyesuaikan Cara Mengajar yang
Diberikan, Jurnal Studi Islam Pancawahana, 12 (1) (April, 2017), 2.

16
Tahap Afektif Kognitif Psikomotor
Peserta
Didik
SD Mengungkapkan Amat realistik, Perubahan-perubahan
amarah dalam ingin tahu, ingin ukuran tubuh proporsi
bentuk murung, belajar. Sebagian tubuh, ciri kelamin
menggerutu dan besar anak pada yang primer, dan dari
berbagai ungkapan masa ini belum kelamin sekunder.
kasar. Karena mampu memahami Lingkungan dan status
emosi cenderung konsep-konsep ekonomi keluarga juga
kurang abstrak. Masa ini sangat berpengaruh
menyenangkan, disifatkan sebagai terhadap
maka dalam masa realisme, perkembangan
periode ini yaitu realisme naif psikomotorik anak.
meningginya emosi (umur 8 sampai 10 Anak-anak yang
menjadi periode tahun) dan realisme berasal dari tingkat
ketidakseimbangan, kritis (umur 10 sosial ekonomi atas
yaitu saat dimana sampai 12 tahun). cenderung mempunyai
anak menjadi sulit Adanya perhatian lebih sedikit
dihadapi. kepada kehidupan keterampilan daripada
Penyebabnya yang prakus dan anak yang berasal dan
keadaan fisik dan konkret tersebut tingkat yang lebih
lingkungan, membawa rendah. Juga,
misalnya karena kecenderungan keterampilan yang
sakit, lelah dan untuk membantu dipelajari lebih
mungkin keadaan pekerjaan- terpusat dalam bidang
keluarga yang pekerjaan yang keterampilan
mengalami praktis. menolong yang

17
keretakan, bersifat sendiri dan
kematian atau sosial, sedangkan anak
perceraian. dan tingkat sosial
menengah dan lebih
tinggi terpusat pada
kelompok
keterampilan bermain.
SMP Kemampuan Ditandai dengan
berpikir secara gerakan kaku dan
simbolis dan bisa lambat. Hal ini terjadi
memahami karena siswa masih
sesuatu secara dalam taraf belajar
bermakna (mean mengendalikan
ingfully) tanpa gerakannya.
memerlukan Terkadang siswa juga
objek yang sering mengalami
konkret, bahkan frustasi tinggi dan
objek yang sering membuat
visual. kesalahan.
berkembang
ketujuh
kecerdasan
dalam Multiple
Intelligences
yang
dikemukakan
oleh Gardner
(1993)

18
SMA Memperhatikan Mampu memahami bertambahnya ukuran
fenomena secara konsep abstrak, tubuh dan berubahnya
kompleks, kecenderungan proporsi tubuh.
untuk melamun,
berpikir secara
deduktif hipotesi
dan kombinatoris.

Sedangkan, prinsip-prinsip perkembangan peserta didik ialah sebagai berikut:

1. Proses perkembangan setiap individu prinsipnya tidak pernah berhenti


(never ending process). Artinya, perkembangannya terus menerus atau
berubah-ubah yang dipengaruhi oleh pengalaman dan belajar sepamjang
hayat dari masih konsepsi sampai tua atau sampai pada kematangan
individu.34

2. Proses perkembangan individu prisipnya saling mempengaruhi. Artinya,


perkembangan individu saling mempengaruhi atau ada korelasi antara
fisik, emosi, intelegensi, dan sosial. Dengan demikian, prosesnya tidak
berdiri sendiri.35

3. Proses perkembangan setiap individu prinsipnya mengikuti pola atau arah


tertentu. Artinya, setiap tahap perkembangan sebelumnya akan menjadi
dasar perkembangan selanjutnya. Dengan kata lain, perkembangan
individu sebelumnya merupakan prasyarat untuk menghadapi
perkembangan selanjutnya.

34
Sutirna, op. Cit., 17.

35
Ibid.

19
4. Proses perkembangan setiap individu prinsipnya terjadi pada tempo yang
berlainan. Artinya, perkembangan individu tidak ada yang sama. Ada
yang perkembangannya lambat, sedang, dan cepat.

5. Proses perkembangan setiap individu pada prinsipnya harus sejalan


dengan normal, yaitu dimulai dari tahap bayi, kanak-kanak, remaja,
dewasa, dan masa tua.

6. Proses perkembangan setiap individu prinsipnya memiliki ciri khas.


Artinya, setiap fase perkembangan memiliki ciri khas. Misalnya, anak usia
dua tahun memusatkan untuk mengenali lingkungan dan menguasai gerak
fisik serta belajar berbicara.36

36
Ibid.,18.

20
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Siti. Perkembangan Peserta Didik dan Bimbingan Belajar. Yogyakarta:


Deepublish, 2015.
Allo, Markus Delli Girik. Perkembangan Peserta Didik. Toraja: Universitas Kristen
Indonesia Toraja, 2017.
Desmita. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.
Desmita. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2009.
Hurlock, Elizabeth B., Psikologi Perkembangan. Jakarya: Erlangga, t.t.
Husama. A to Z Kamus Psikologi Super Lengkap. Yogyakarta: Andi Offset, 2015.
Lally, Martha and Suzanne. Introduction to Psychology. Valentine-French: Lake
County Foundation, 2018.
Latiffa, Umi. "Aspek Perkembangan pada Anak Sekolah Dasar: Masalah dan
Perkembangannya". Jurnal Academica, (Juli - Desember 2017), Vol. 1 (2):
185-196.
M. James Julian M., dan John Alfred. Belajar Kepribadian. terjemahan dari The
Accelerated Learning for Personality. Yogyakarta: Pustaka Baca, 2008.
Prihatini, Ainia Prihatini. Kamus Mini Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Bentang
Pustaka, 2015.
Samiudin. "Pentingnya Memahami Perkembangan Anak Untuk Menyesuaikan Cara
Mengajar yang Diberikan. Jurnal Studi Islam Pancawahana, (April, 2017),
Vol. 12 (1): 1-9.
Sikandar, Aliya. “John Dewey and His Philosophy of Education”. Journal of
Education and Educational Development, (Desember, 2015), Vol. 2 (2): 192-
201.
Sutirna. Perkembangan dan Pertumbuhan Peserta Didik. Yogyakarta: Andi Offset,
2013.
Yusuf, Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2016.

21

Anda mungkin juga menyukai