Anda di halaman 1dari 23

LANDASAN

PSIKOLOGI
PENDIDIKAN
Landasan Psikologis pendidikan :asumsi-asumsi yang bersumber
dari studi ilmiah dalam bidang psikologi yang menjadi titik
tolak studi dan praktek pendidikan

Perkembangan : perubahan-perubahan yang teratur


sejak pembuahan sampai mati, terdiri atas :

1.Kematangan : perubahan yang terjadi secara


alami dan spontan tanpa dipengaruhi dari luar,

2.Belajar merupakan perubahan yang terjadi


sebagai hasil dari pengalaman atau latihan.
Perkembangan individu dan implikasinya
terhadap pendidikan
Sekurang-kurangnya ada tiga prinsip umum perkembangan
individu, yaitu
(1) perkembangan setiap individu menunjukkan perbedaan dalam
kecepatan dan irama;
(2) perkembangan berlangsung relatif teratur, dan
(3) perkembangan berlangsung berangsur secara bertahap.
Setiap tahap perkembangan individu mempunyai tugas-tugas
perkembangan (developmental task) yang harus diselesaikan
oleh individu ( Robert Havigurst).
Berdasarkan perkembangan indiviidu Ilmu
pendidikan terdiri atas :

1. Pedagogi :ilmu dan seni mengajar (membelajarkan)


anak-anak (pedagogy is the science and arts of
teaching children)

2. Andragogi : ilmu dan seni membantu orang


dewasa
belajar (andragogy is the science and arts of helping
adults learn) (Cross, 1982)
3. Gerogogi yaitu ilmu dan seni untuk membantu manusia
lanjut usia belajar (gerogogy is the science and arts
of helping aging learn)
Perkembangan (development) Individu

Yelon and Weinstein (1997)


mengemukakan lima prinsip
perkembangan individu, yaitu:

1. Perkembangan individu berlangsung terus menerus sejak perubahan


hingga meninggal dunia.
2. Kecepatan perkembangan setiap individu berbeda-beda, tetapi pada
umumnya mempunyai perkembangan ` yang normal.
3. Semua aspek perkembangan yang bersifat fisik, sosial, mental, dan
emosional satu sama lainnya saling berhubungan atau saling
mempengaruhi.
4. Arah perkembangan individu dapat diramalkan.
5. Perkembangan berlangsung secara bertahap; setiap tahap
mempunyai karakteristik tertentu; tahapan perkembangan sejalan
dengan tahapan usia; tahap perkembangan berlangsung terus meners
dan bersifat overlaping.
exit
Perkembangan (development) Individu

Arah perkembangan individu dapat diramalkan, sehubungan dengan hal itu


perkembangan individu pada umumnya mengikuti arah sebagi berikut :

• Individu berkembang secara menyeluruh; mulai dari kepala hingga ujung kaki
dan mulai dari pusat badan hingga kaki dan tangan.
• Perkembangan Struktur mendahului fungsi.
• Perkembangan mulai dari hal yang bersifat umum menuju ke hal yang bersifat
khusus.
• Perkembangan mental mulai dari kongkrit ke abstrak; mulai dari kecakapan
`
berfikir apa danya pada saat ini hingga kecakapan berfikir konseptual yang
berorientasi ke masa yang akan datang.
• Perkembangan bergerak dari egosentrisme kepada persfektivisme hingga dapat
mengerti pendirian/pandangan orang lain.
• Perkembangan bergerak dari dominasi kontrol dari luar diri kepada kontrol
dari dalam diri.
• Perkembangan bergerak dari absolutisme kepada relativisme.
• Perkembangan bergerak spiral menuju ke arah tujuan.

exit
Perkembangan (development) Individu

Pengaruh Hereditas dan Lingkungan terhadap Perkembangan Individu

Salah satu masalah yang menjadi perhatian para ahli psikologi yaitu
berkenaan dengan faktor penetu perkembangan individu (anak).
Hasil studi psikologi sebagai jawaban terhadap permasalahn tersebut dapat di
bedakan menjadi tiga kelompok teori, yaitu:

 Nativisme; `
 Empirisme; dan
 Konvergensi.

exit
Perkembangan (development) Individu

Penganut teori ini berasumsi bahwa setiap individu


Nativisme (anak) dilahirkan ke dunia dengan membawa
faktor-faktor turunan yang berasal dari orang
tuanya, dan faktor turunan tersebut menjadi faktor
Empirisme Arthur Schopenhauer
penentu perkembangan individu. Arnold Gessel
1788 – 1860)
percaya bahwa faktor turunan adalah penting;

Konvergensi Implikasi teori Nativisme terhadap pendidikan


yaitu kurang memberikan kemungkinan ` bagi
pendidik dalam upaya mengubah kepribadian
peserta didik. Berdasarkan hal itu peranan
pendidikan atau sekolah sedikit sekali dalam
dipertimbangan untuk dapat mengubah
perkembangan peserta didik.
Arnold Lucius Gesell
1880 - 1961

exit
Perkembangan (development) Individu

Mereka menolak asumsi Nativisme, mereka


Nativisme berasumsi bahwa setiap anak dilahirkan ke dunia
dalam keadaan bersih ibarat papan tulis yang
belum ditulisi. Setelah kelahirannya, faktor
penentu perkembangan individu di tentukan oleh John Broadus Watson
Empirisme
faktor lingkungan atau pengalamannya. Dengan (1878 – 1958)
demikian, mereka tidak percaya kepada faktor
turunan atau hereditas sebagai penentu
Konvergensi perkembangan individu.
`
Implikasi teori ini terhadap pendidikan yakni
memberikan kemungkinan sepenuhnya bagi
pendidik untuk dapat membentuk kepribadian
peserta didik; tanggung jawab pendidikan
sepenuhnya ada di pihak pendidik. John Locke
(1632 –1704)

exit
Perkembangan (development) Individu

Mereka berasumsi bahwa perkembangan individu


ditentukan oleh faktor turunan maupun oleh
Nativisme
faktor lingkungan/pengalaman

Implikasi teori ini terhadap pendidikan yakni


Empirisme William Stern
(1871 - 1938) memberikan kemungkinan bagi pendidik untuk
dapat membantu perkembangan individu sesuai
Konvergensi dengan apa yang diharapkan, namun demikian
pelaksanaannya harus
` tetap memperhatikan
faktor-faktor hereditas peserta didik :
kematangan, bakat, kemampuan, keadaan mental,
dsb. Kiranya teori konvergensi inilah yang cocok
kita terapkan dalam praktek pendidikan.
Robert James
Havighurst
(1900 - 1991)

exit
Tahap dan Tugas Perkembangan serta Implikasinya
terhadap Perlakuan Pendidik

Tahap dan Tugas Perkembangan Individu

Robert Havighurst (1953) membagi perkembangan individu menjadi empat


tahap dan mendeskripsikan tugas-tugas perkembangan yang harus
diselesaikan pada setiap tahap perkembangannya sebagai berikut :
a.Tugas perkembangan masa bayi dan kanak-kanak kecil (0-6 Tahun)
`
b.Tugas perkembangan masa kanak-kanak (6-12 tahun)
c.Tugas perkembangan masa remaja (12-18 tahun)
d.Tugas perkembangan pada masa dewasa (18-…. tahun)
1.Tugas perkembangan pada masa dewasa awal
2.Tugas perkembangan pada masa dewasa tengah umur
3.Tugas perkembangan pada masa usia lanjut

exit
Teori Belajar dan Implikasinya terhadap Pendidikan

Peranan pendidik (guru) antara lain adalah sebagai fasilitator dan motivator bagi
peserta didik dalam pembelajaran. Demi pelaksanaan perananya itu pendidik
(guru) perlu memahami bagaimana anak belajar, adapun hal ini berkenaan
dengan teori belajar dikelompokan menjadi tiga aliran utama, yaitu :

 Behaviorisme;
 Kognitif; dan `
 Humanisme.

exit
Teori Belajar dan Implikasinya terhadap Pendidikan

Behaviorisme Burrhus Frederic "B. F." Skinner


(March 20, 1904 – August 18, 1990)

Kognitif Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa:

Humanisme 1. Hasil belajar adalah berupa perubahan tingkah laku yang


dapat di observasi. `
2. Tingkah laku dan perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar
dimodifikasi oleh kondisi-kondisi lingkungan.
3. Komponen teori ini adalah stimulus, respon, dan konsekuensi.
4. Faktor penentu yang penting sebagai kondisi lingkungan
dalam belajar adalah reinforcement.
Implikasi konsep-konsep teori belajar behaviorisme terhadap
pendidikan adalah sebagimana di rangkumkan oleh Yelon dan
exit Weinstein (1997) sebagai berikut :
Teori Belajar dan Implikasinya terhadap Pendidikan

1) Individualis : perlakuan individual didasarkan kepada tugas, ganjaran,


dan disiplin.
Behaviorisme
2) Motivasi : motifasi belajar bersifat ekstrinsik melalui pembiasaan secara
terus-menerus.
3) Metedologi : metode belajar dijabarkan secara rinci untuk
Kognitif mengembangkan keterampilan dan pengetahuan tertentu, dan
menggunakan teknologi.
4) Tujuan kurikuler : berpusat pada pengetahuan dan keterampilan
Humanisme akademis serta tingkah laku sosial.
`
5) Bentuk pengelolaan kelas : pengelolaan kelas berpusat pada guru,
hubungan-hubungan sosial hanya merupakan cara untuk mencapai tujuan
dan bukan tujuan yang hendak dicapai.
6) Usaha mengefektifkan mengajar : dengan cara menyusun program secara
rinci dan bertingkat serta mengutamakan penguasaan bahan atau
keterampilan.
7) Partisipasi : peserta didik mungkin pasif
8) Kegiatan belajar peserta didik : pemahiran keterampilan melalui
pembiasaan setahap secara rinci.
9) Tujuan umum : kemampuan mengerjakan sesuatu (kompetensi)
exit
Teori Belajar dan Implikasinya terhadap Pendidikan
Tokoh teori belajar konitif adalah Jerome Bruner.

Behaviorisme
Teorinya didasarkan pada asumsi bahwa :

1. Individu mempunyai kemampuan memproses informasi


Kognitif 2. Kemampuan memproses informasi tergantung kepada faktor
kognitif yang perkembangannya berlangsung secara bertahap
Humanisme
sejalan dengan tahapan usianya
3. Belajar adalah proses internal`yang kompleks berupa
pemrosesan informasi
4. Hasil belajar adalah berupa perubahan sruktur kognitif
5. Cara belajar pada anak-anak dan orang dewasa berbeda sesuai
tahap perkembangannya

Implikasi konsep-konsep teori belajar kognitif terhadap


pendidikan adalah sebagimana dirangkumkan oleh Yelon dan
Weinstein (1997) sebagai berikut :
exit
Teori Belajar dan Implikasinya terhadap Pendidikan
1. Individualisasi : perlakuan individu didasarkan pada tingkat
perkembangan kognitif peserta didik
Behaviorisme 2. Motivasi : bersifat intrinsik yang timbul berdasarkan
pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik
3. Metodologi : menggunakan kurikulum dan metode-metode
Kognitif yang berfungsi mengembangkan keterampilan dasar berfikir
4. Tujuan kurikuler : difokuskan untuk mengembangkan
keseluruhan kemampuan sensori motor, bahasa, kognitif, adapun
Humanisme interaksi sosial merupakan cara/alat untuk mengembangkan
intelegensi `
5. Bentuk pengelolaan kelas : berpusat pada pesrta didik dan guru
hendaknya berperan untuk membimbing siswa dalam belajar
6. Partisipasi peserta didik : peserta didik dituntut berpartisipasi
aktif untuk mengembangkan kognitif, peserta didik beljar
dengan bekerja
7. Kegiatan belajar peserta didik : mengutamakan belajar melalui
tilikan dan pemahaman
8. Tujuan umum : mengembangkan kemampuan atau fungsi-fungsi
exit
kognitif secara optimal dan kemampuan menggunakan
kecerdasan secara bijaksana.
Teori Belajar dan Implikasinya terhadap Pendidikan
Tokoh teori belajar humanisme adalah Carl Rogers.

Behaviorisme
Carl Ransom Rogers 
(1902 –1987)

Kognitif Teorinya didasarkan pada asumsi bahwa :


1. Individu adalah pribadi utuh, ia mempunyai kebebasan
memilih untuk menentukan kehidupannya
Humanisme 2. Individu mempunyai hasrat untuk mengetahui, untuk
` pengalaman-pengalamannya
bereksplorasi, dan mengasimilasi
3. Belajar adalah fungsi seluruh kepribadian individu
4. Belajar akan bermakna jika melibatkan seluruh kepribadian
individu (jika relevan dengan kebutuhan individu dan
melibatkan aspek intelektual dan emosional individu)

Implikasi konsep-konsep teori belajar humanisme terhadap


pendidikan adalah sebagimana di rangkumkan oleh Yelon dan
Weinstein (1997) sebagai berikut:
exit
Teori Belajar dan Implikasinya terhadap Pendidikan
1. Individualisasi : perlakuan terhadap individual didasarkan atas
kebutuhan-kebutuhan individual dan kepribadian peserta didik.
2. Metodologi : menggunakan metode/pendekatanproyek yang terpadu,
Behaviorisme
menekankan pada studi-studi sosial atau mempelajari kehidupan sosial.
3. Tujuan kurikuler : mengutamakn pada pengembangan sosial,
keterampilan berkomunikasi, kemampuan untuk tanggap terhadap
Kognitif kebutuhan kelompok dan individu.
4. Bentuk pengelolaan kelas : berpusat pada peserta didik, peserta didik
bebas memilih sedangkan guru/pendidik berperan untuk membantu dan
Humanisme bukan untuk mengarahkan.
5. Usaha mengefektifkan mengajar : `pengajaran disusun dalam bentuk
topik-topik yang terpadu berdasarkan kebutuhan peserta didik secara
perorangan.
6. Partisipasi peserta didik : mengutamakan partisipasi aktif peserta didik.
7. Kegiatan belajar peserta didik : mengutamakan belajar melalui
menggunakan pemahaman dan pengertian,bukan hanya memperoleh
pengetahuan.
8. Tujuan umum : mencapai kesempurnaan diri dan pemahaman.

exit
Dalam praktek pendidikan, kita hendaknya tidak mengadopsi
hanya salah satu teori belajar diatas. Berbagai konsep dari ketiga
cara belajar tersebut hendaknya dipandang sebagai alternatif yang
dapat dipilih dan dapat saling melengkapi. Sehubungan dengan
itu, kita hendaknya bijaksana dalam memilih, mengadopsi dan
mengaplikasikan konsep-konsep yang tepat. Adapun yang kita
harus jadikan titik tolak/acuan `dalam memilih, menerima, dan
mengaplikasikannya antara lain pandangan kita tentang hakikat
peserta didik, tujuan pendidikan yang hendak di capai,
karakteristik peserta didik, serta stuasi dan kondisi atau konteks
yang dihadapi.

exit
DEWASA TENGAH UMUR

• Pengambilan tanggung jawab kewarganegaraan


dan sosial orang dewasa
• Pembentukan dan pemantapan standar hidup
ekonomi yang layak
• Pembimbingan terhadap anak belasan tahun
untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung
jawab dan bahagia
• Pengembangan penggunaan waktu luang orang
dewasa
• Pengembangan hubungan pribadi antara suami
istri
• Penerimaan dan penyesuaian terhadap
perubahan-perubahan phisiologis
• Penyesuaian terhadap usia
Va r i a b e l P e m b e l a j a r a n

VARIABEL PRESAGE VARIABEL HASIL


Pertumbuhan siswa Pertumbuhan siswa
Pengalaman Yang dapat Dalam jangka
dicapai: Panjang:
Formatif guru: - Pengetahuan - Kepribadian
- Kelas sosial - Sikap dan nilai yang dewasa
Pengalaman
- Jenis
Usia Kelamin - Keterampilan - Keterampilan
Kerja guru:
- Perguruan Tinggi - Profesional
Sifat-sifat guru:
- Penataran/pelatihan
- Keterampilan mengajar VARIABEL PROSES atau jabatan
- Pengalaman Kerja
- Kecerdasan
Tingkah laku
- Motivasi kepribadian
Guru di kelas
Perubahan tingkah
Laku siswa yang
Dapat diamati
VARIABEL CONTEXT Tingkah laku
siswa di kelas
Pengalaman Sifat-sifat siswa:
Formatif siswa: - Sikap
- Kelas sosial - Pengetahuan
- Jenis - Keterampilan
Kelamin
- Usia Keadaan-keadaan
Sekolah dan masyarakat:
- Iklim Kelas:
- Kesukuan - Luas kelas
- Kegaduhan - Buku pelajaran
- Luas sekolah - Media pendidikan
DASAR-DASAR POLA BELAJAR DAN MENGAJAR
ALIRAN BEHAVIORISME KOGNITIVISME HUMANISME
ASPEK
INDIVIDUALISASI PERLAKUAN INDIVIDU DIDASARKAN PADA DIDASARKAN PADA
DIDASARKAN PADA TUGAS TINGKAT PERKEMBANGAN KEBUTUHAN DAN
GANJARAN DAN DISIPLIN KOGNISI ANAK INDIVIDUALITAS /
KEPRIBADIAN ANAK
MOTIVASI MOTIVASI BELAJAR BERSIFAT INTRINSIK BERSIFAT INTRINSIK
BERSIFAT EKSTRINSIK MELALUI PENGETAHUAN BERDASARKAN
MELALUI YANG telah DIMILIKI PEMUASAN KE-
PEMBIASAAN TERUS BUTUHAN INDIVIDU
MENERUS/
REINFORCEMENT
METODA BELAJAR MEMPERGUNAKAN MENGGUNAKAN
METODOLOGI
DIJABARKAN SECARA KURIKULUM DAN METODA PENDEKATAN PROYEK
RINCI UNTUK YANG MENGEMBANGKAN YANG TERPADU, DAN
MENGEMBANGKAN KE- KETERAMPILAN DASAR MENEKANKAN PADA
TERAMPILAN & BERPIKIR DAN BAHAN MEMPELAJARI
PENGETAHUAN TERTENTU PELAJARAN KEHIDUPAN SOSIAL
DENGAN MENG-GUNAKAN
TEKNOLOGI
BERPUSAT PENDIDIKAN
PADA GURU, BERPUSAT PADA ANAK, BERPSAT PADA ANAK,
BENTUK
HUBUNGAN SOSIAL GURU SEBAGAI ANAK BEBAS MEMILIH
PENGELOLAAN HANYA SEBAGAI METODA PEMBIMBING ANAK DALAM DAN GURU
KELAS BUKAN TUJUAN BELAJAR BEREKSPLORASI BERFUNGSI SEBAGAI
DAN BEREKSPERIMENTAL FASILITATOR
PARTISIPASI BERSIFAT PASIF PARTSIPASI DITUNTUT PARTISIPASI AKTIF
UNTUK PENGEMBANGAN KE- SANGAT
SISWA MAMPUAN BERPIKIR, ANAK DIUTAMAKAN ANAK
BELAJAR DENGAN BEKERJA BELAJAR DENGAN
BEKERJA
TOKOH EL. THORNDIKE JEAN PIAGET ABRAHAM MASLOW
BF. SKINNER JEROME B. CARL ROGERS
Barakallah…
TERIMA KASIH
Semoga Menjadi Ilmu Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai