Anda di halaman 1dari 26

PENGANTAR PENDIDIKAN

Pertemuan 10

Dr. SRI MURNI SOENARNO, M.Si


ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN

 Kandungan Ilmu Pendidikan berasal dari berbagai


ilmu, maka timbul berbagai macam aliran pendidikan.
 Keberagaman aliran pendidikan dikarenakan ilmu
pendidikan berhubungan dengan kehidupan manusia
yang terus berkembang sesuai kemajuan zaman.
 Pemikiran para ahli tentang pendidikan memunculkan
berbagai macam aliran pendidikan.
ALIRAN PENDIDIKAN
1. Empirisme
2. Nativisme
3. Naturalisme
4. Konvergensi
1. Aliran Empirisme
 Aliran empirisme merupakan aliran yang mementingkan
stimulasi-stimulasi eksternal dalam perkembangan
manusia.
 Perkembangan anak tergantung pada lingkungan,
pembawaan dari sejak lahir tidak dipentingkan. Faktor
keturunan dianggap kurang berpengaruh terhadap
perkembangan anak.
 Pengalaman kehidupan sehari-hari itu merupakan
stimulan-stimulan dari alam bebas maupun diciptakan
oleh orang dewasa dalam bentuk program pendidikan.
Aliran Empirisme (2)
 Tokoh aliran ini: John Locke (1632-1704), yang
mengembangkan paham Rasionalisme dengan teori
Tabularasa.
 Pandangan Empirisme (environmentalisme) : pendidikan
memegang peranan yang sangat penting, sebab pendidik
menyediakan lingkungan yang sangat ideal kepada anak-
anak.
 Lingkungan diterima anak sebagai sejumlah pengalaman,
pengalaman tsb disesuaikan dengan tujuan pendidikan.
Aliran Empirisme (3)
 Kecakapan dan pengetahuan anak muncul dan
teroptimalkan dibentuk karena pengalaman yang
diserap oleh indra mereka melalui pendidikan.
 Aliran ini dipandang aliran yang sangat optimis
terhadap pendidikan, sebab hanya mementingkan
peranan pengalaman yang diperoleh dari lingkungan.
 Aliran ini menganggap manusia sebagai makhluk
yang pasif, mudah dibentuk/rekayasa, sehingga
lingkungan pendidikan dapat menentukan segalanya.
2. Aliran Nativisme
 Tokohnya Schopenhauer (1788-1860).
 Aliran ini menentang aliran Empirisme.
 Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan manusia
ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir.
 Anak memiliki bakat jahat dari lahir, ia akan menjadi
jahat, dan sebaliknya.
 Aliran ini berpendapat anak-anak yang lahir ke dunia
sudah memiliki pembawaan/bakat yang akan berkembang
menurut arahnya masing-masing.
Aliran Nativisme (2)
 Pendidikan yang tidak sesuai bakat dan pembawaan anak
didik tidak akan berguna untuk perkembangan anak itu
sendiri.
 Pendidikan, lingkungan masyarakat, dan orangtua tidak
berpengaruh terhadap perkembangan anak karena setiap
anak berkembang sesuai pembawaannya, bukan oleh
kekuatan-kekuatan dari luar.
 Pendidikan tidak dapat mengubah sifat-sifat pembawaan.
3. Aliran Naturalisme
 Tokohnya : J.J. Rousseau (1712-1778).
 Aliran ini berpandangan bahwa setiap anak yang lahir
memiliki pembawaan baik, namun pembawaan tsb akan
menjadi rusak karena pengaruh lingkungan rekayasa.
 Aliran naturalisme disebut juga Negativisme.
 Prinsip dalam proses pembelajarannya: anak didik belajar
melalui pengalaman sendiri, kemudian terjadi interaksi
antara pengalaman dengan kemampuan pertumbuhan dan
perkembangan di dalam diri secara alami.
Aliran Naturalisme (2)
 Pendidik berperan sebagai fasilitator atau narasumber
yang menyediakan lingkungan yang mampu mendorong
keberanian anak didik ke arah pandangan yang positif dan
tanggap terhadap kebutuhan untuk memperoleh
bimbingan dan sugesti dari pendidik.
 Program pendidikan di sekolah disesuaikan dengan minat
dan bakat dengan menyediakan lingkungan belajar yang
berorientasi kepada pola belajar anak didik.
4. Aliran Konvergensi
 Tokohnya William Stern (1871-1939).
 Aliran ini merupakan kompromi/kombinasi dari aliran
empirisme dan nativisme.
 Pandangan aliran ini : anak lahir telah memiliki bakat baik
dan buruk, perkembangan anak selanjutnya akan
dipengaruhi oleh lingkungan.
 Bakat yang dibawa waktu lahir tidak akan berkembang
dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang
sesuai untuk perkembangan.
 Hasil pendidikan tergantung dari pembawaan dan
lingkungan.
Aliran Konvergensi (2)
 Teori W. Stern disebut Teori Konvergensi (konvergen:
memusat ke satu titik).
 Prinsip-prinsipnya:

- Pendidikan mungkin untuk dilaksanakan.


 Pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan
lingkungan kepada anak didik untuk mengembangkan
potensi yang baik dan mencegah berkembangnya potensi
yang buruk.
 Yang membatasi hasil pendidikan adalah pembawaan dan
lingkungan.
GERAKAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN

 Adanya berbagai aliran-aliran dalam pendidikan berlanjut


pada datangnya gerakan-gerakan pembaharuan dalam
pendidikan.
 Gerakan-gerakan pembaharuan dalam pendidikan
mengembangkan kajian-kajian yang telah ada pada aliran
pendidikan sebelumnya.
GERAKAN PEMBAHARUAN
PENDIDIKAN

1. Developmentalisme
2. Progresivisme
3. Rekonstruksionalisme
4. Esensialisme
5. Perennialisme
1. Developmentalisme
 Merupakan perkembangan dari aliran Naturalisme dari
Rousseau yang menganjurkan pendidikan alam, dalam arti
pendidikan: yang mengembangkan bakat bawaan anak,
yang mempersiapkan diri menghadapi kondisi
masyarakat, dan yang dilaksanakan dalam kehidupan yang
wajar.
 Adalah paham yang menerapkan prinsip Naturalisme
dengan memberikan peranan yang lebih positif dari
pendidik dalam proses pengembangan kemampuan
bawaan dari setiap individu.
Karakteristik Developmentalisme
a) Pendidikan adalah pengembangan pembawaan (nature)
yang disertai oleh asuhan yang baik (nurture).
b) Pendidikan didasarkan pada studi tentang karakteristik
perkembangan anak melalui observasi dan eksperimen.
c) Perbaikan pendidikan lebih ditekankan pada metode
mengajar, pendidikan guru dan pemahaman tentang
karakteristik proses pendidikan.
d) Pengembangan pendidikan mengutamakan perbaikan
pendidikan dasar.
e) Pengembangan pendidikan mengutamakan
pengembangan pendidikan universal.
Tokoh Developmentalisme

1. Pestalozzianisme (Pestalozzi). Tujuannya:


perkembangan secara harmonis dari semua potensi
dari setiap individu. Metodenya a.l.: pendidikan
adalah perkembangan harmonis antara akal-hati-
tangan, pendidikan berlangsung bertahap.
2. Herbartianisme (Herbart). Tujuan: individu yang
berkarakter/bermoral. Metode: lima langkah formal
dalam mengajar (persiapan, penyajian, asosiasi,
generalisasi, dan aplikasi).
Tokoh Developmentalisme (2)
3. Froebelianisme (Froebel). Tujuan: mencapai keselarasan
dengan prinsip dasar tentang perwujudan diri melalui
kegiatan sendiri dalam kehidupan. Metode a.l.: learning
by game, menggambar, alat-alat pendidikan.
2. Progresivisme
 Adalah gerakan pendidikan yang mengutamakan
penyelenggaraan pendidikan di sekolah berpusat pada
anak (child-centered) sebagai reaksi terhadap pelaksanaan
pendidikan yang masih berpusat pada guru (teacher-
centered) atau bahan pelajaran (subject-centered).
 Tokoh : Francis W. Parker.
Progresivisme (2)
 Tujuan pendidikannya: melatih anak agar kelak
dapat bekerja, bekerja secara sistematik, mencintai
kerja, dan bekerja dengan otak dan hati.
Pendidikan merupakan pengembangan bakat dan
minat anak.
 Metodenya a.l.: belajar aktif, penelitian ilmiah,
kerjasama sekolah dan keluarga.
3. Rekonstruksionalisme
 Pendidikan dipandang sebagai rekonstruksi
pengalaman-pengalaman yang berlangsung terus
dalam hidup.
 Sekolah yang menjadi tempat utama
berlangsungnya pendidikan haruslah merupakan
gambaran kecil dari kehidupan sosial di
masyarakat.
 Tokohnya: John Dewey (Rekonstruksionalisme
Individualistik) dan George S. Counts
(Rekonstruksionalisme Sosial).
Rekonstruksionalisme (2)
 Tujuan pendidikan : membangkitkan kesadaran peserta
didik tentang masalah sosial, ekonomi, dan politik yang
dihadapi oleh umat manusia dalam skala global, dan
mengajarkan kepada mereka keterampilan yang
diperlukan untuk mengatasi masalah tsb.
 Metode: pemecahan masalah, analisis kebutuhan, dan
penyusunan program aksi perbaikan masyarakat.
 Rekonstruksionalisme mendorong berkembangnya
sekolah masyarakat (sekolah yang berpusat pada
masyarakat).
4. Esensialisme

 Esensialisme adalah gerakan yang memprotes


terhadap sikap keragu-raguan dan sinis dari gerakan
Progresivisme terhadap nilai-nilai yang tertanam
dalam warisan budaya/sosial. Nilai-nilai tsb adalah
nilai-nilai kemanusiaan yang terbentuk secara
berangsur dengan melalui kerja keras selama beratus
tahun, dan di dalamnya berakar gagasan dan cita-cita
yang sudah teruji dalam perjalanan waktu.
 Tokoh : William C. Bagley
Esensialisme (2)
 Tujuan: menyampaikan warisan budaya dan sejarah
melalui suatu inti pengetahuan terhimpun, bertahan
sepanjang waktu, dan berharga untuk diketahui semua
orang. Pendidikan bertujuan untuk mencapai standar
akademik yang tinggi, pengembangan intelektual atau
kecerdasan.
 Metode: pendidikan berpusat pada guru; latihan mental
(diskusi dan pemberian tugas); penguasaan pengetahuan
(penyampaian informasi dan membaca).
5. Perennialisme

 Perennialisme adalah gerakan yang memprotes


terhadap gerakan Progresivisme yang mengingkari
supernatural.
 Perennialisme adalah gerakan yang
mempertahankan bahwa nilai-nilai universal itu ada,
dan pendidikan merupakan suatu pencarian dan
penanaman kebenaran dan nilai-nilai itu.
 Tokoh: Robert M. Hutchins.
Perennialisme (2)
 Tujuan: membantu anak menyingkap dan
menanamkan kebenaran-kebenaran hakiki.
Kebenaran hakiki dapat dicapai melalui: (i) latihan
intelektual; dan (ii) latihan karakter untuk
mengembangkan manusia spiritual.
 Metode: latihan mental dalam bentuk diskusi,
analisis buku.
***

Anda mungkin juga menyukai