PEMBAHASAN
1. Pemikiran Klasik
Pemikiran klasik adalah pemikiran-pemikiran tentang pendidikan yang telah dimulai
pada zaman yunani kuno, dan dengan kontribusi berbagai bagian dunia lainnya, akhirnya
berkembang dengan pesat di eropa dan amerika serikat.
Menurut Jhon Locke hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pendidikan adalah :
b. Nativisme
Berasal dari bahasa latin, asal katanya natives yang berarti terlahir. Aliran
nativisme adalah aliran pendidikan yang berpandangan bahwa keterampilan-
keterampilam atau kemampuan-kemampuan tertentu bersifat alamiah atau sudah
tertanam dalam otak sejak lahir. Aliran ini dipelopori oleh SCKOPHENHAUER,
seorang filosof kebangsaan jerman yang hidup pada tahun 1788-1880, dia
berpendapat “ pendidikan ialah membiarkan seseorang bertumbuh berdasarkan
pembawaannya”. Seseorang akan berkembang berdasarkan apa yang dibawanya sejak
lahir. Hasil akhir perkembangan dan pendidikan manusia ditentukan oleh
pembawaannya dari lahir. Pemabawaan itu ada yang baik dan ada yang buruk. Oleh
karna itu manusia akan berkembang dengan pembawaan baik maupun pembawaam
buruk yang dibawanya dari lahir.
Bagi nativisme, lingkungan sekitar tidak ada artinya, sebab lingkungan tidak akan
berdaya dalam mempengaruhi perkembangan dan pendidikan tidak berpengaruh sama
skali terhadap perkembangan seseorang. Pendidikan yang diberikan tidak sesuai
dengan pembawaan seseorang, tidak akan ada gunanya untuk perkembangannya.
c. Naturalisme
Berasal dari bahasa latin, yaitu dari kata nature yang berarti alam, tabiat dan
pembawaan. Aliran naturalisme dapat juga disebut sebagai paham alami, maksudnya
bahwa setiap manusia yang terlahir kebumi pada dasarnya memiliki kecendrungan
atau pembawaan yang baik dan tak ada seorangpun terlahir denga pembawaan yang
buruk.
Aliran ini dipelopori oleh J.J.ROUSSEAU tahun 1712-1778, filosof
kebangsaan prancis. Aliran ini dinamakan juga nativisme ialah aliran yang
meragukan pendidikan untuk perkembangan seseorang karena dia dilahirkan dengan
pembawaan yang baik. Menurut rousseau semua anak yang baru dilahirkan itu baik,
dan akan menjadi rusak karena dipengaruhi oleh lingkungan, dia juga berpendapat
bahwa pedidikan yang diberikan orang dewasa malahan dapat merusak pembawaan
yang baik pada anak itu.
d. Konvergensi
Berasal dari bahasa inggris, asal katanya convergency artinya pertemuan pada
suatu titik. Aliran konvergensi merupakan gabungan antara aliran empirisme dan
aliran nativisme dimana faktor bakat atau bawaan dan lingkungan memiliki
pernanan penting dalam perkembangan individu.
Aliran ini dipelopori oleh WILLIAM STERN, seorang ahli pendidikan bangsa
jerman tahun 1871-1937, aliran ini mempertemukan 2 aliran yang berlawanan yaitu
nativisme dan empirisme. Hendaknya para pendidik dapat menciptakan suatu
lingkungan yang tepat dan cukup kaya atau beraneka ragam agar pembawaan dapat
berkembang semaksimal mungkin.
Pengajaran ini didasarkan atas kebutuhan anak dalam hidup dan perkembangannya
Setiap bahan pengajaran harus merupakan suatu keseluruhan, tidak menyampingkan
bagian tetapi mementingkan keberartian dari keseluruhan ikatan bagian itu.
Hubungan keseluruhan antara bagian itu adalah hubngan simbiosis yaitu hubungan
saling membutuhkan, saling hidup menghidupi, saling tergantung dan saling memberi
arti.
Anak didorong dan dirangsang untuk selalu aktif dan di didik untuk menjadi anggota
masyarakat yang dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab.
Harus ada hubungan kerjasama yang erat antara rumah dan sekolah. Demikian juga
hendaknya dengan keseluruhan warga dan lembaga yang ada di masyarakat.
c. Sekolah kerja
Yang mementingkan pendidikan keterampilan dalam pendidikan. Sekolah kerja ini
bertolak dari pandangan bahwa pedidikan itu tidak hanya demi kepentingan individu
tetapi berkewajiban menyiapkan warga negara yang baik, yakni :
Tiap orang adalah pekerja dalam salah satu lapangan jabatan.
Tiap orang wajib meyumbangkan tenaganya untuk kepentingan negara.
Dalam menunaikan kedua tugas tersebut haruslah selalu diusahakan
kesempurnaannya, agar dengan jalan itu tiap warga negara ikut membantu
mempertinggi dan menyempurnakan kesusialaan dan keselamatan negara.
Tujuan sekolah kerja :
Menamabah pengetahuan anak
Agar anak dapat memiliki kemampuan dan kemahiran tertentu
Agar anak dapat memiliki pekerjaan sebagai persiapan jabatan dalam mengabdi
pada negara
d. Pengajaran proyek
Persipan.
Langkah ini ialah penetapan masalah yang akan dibahas.
Kegiatan belajar
Kegiatan ini pada dasarnya merupakan pelaksanaan dari rencana yang telah
dipersiapkan terlebih dahulu.
Penilaian
Bentuk penilaian yang sering dilakukan ialah dengan mengadakan pameran.
e. Home schooling
Berasal dari bahasa inggris yaitu home dan schooling , home berarti rumah dan schooling
berarti bersekolah. Jadi, home schooling berarti bersekolah dirumah, mkasudnya yaitu
kegiatan yang bisanya dilakuan di sekolah namun dilakukan di rumah.
Dampak negatif dari home schooling :
Anak kurang bersosialisasi, menyebabkan anak dijauhi oleh siswa usia tertentu.
Membutuhkan komitmen dan tanggung jawab dari orang tua.
Proteksi berlebihan dari orang tua dapat memberikan efek samping ketidak mampuan
menyelesaikan situasi dan masalah sosial yang kompleks dan tidak terprediksi.
f. Sekolah alam
Konsep yang digunakan dalam sekolah alam adalah meliputi penggunaan alam sebagai
tempat untuk belajar, penggunaan alam sebagai media dan bahan untuk pengajaran serta
alam yang digunakan untuk objek pengajaran.
Adalah sistem sekolah dengan asrama, dimana peserta didik dan para guru dan
pengelola sekolah tinggal di asrama yang berada dalam lingkungan sekolah dalam kurun
waktu tertentu biasanya satu semester diselingi dengan berlibur 1 bulan sampai
menamatkan sekolahnya.
Di lingkungan sekolah, para siswa dapat melakukan interaksi dengan sesama siswa,
bahkan berinteraksi dengan para guru setiap saat. Boarding school yang baik dijaga
dengan ketat agar kekhas suatu sekolah berasrama. Disekolah dengan sistem ini, para
siswa mendapatkan pendidikan dengan kuantitas dan kualitas yang berada diatas rata-rata
pendidikan dengan sistem konfensional.
h. Pesantren modern
3. Pendidikan inklusi
Meskipun dalam hal-hal tertentu sangat diutamakan bakat dan potensi lainnya dari
anak, namun upaya penciptaan lingkungan untuk mengembangkan bakat dan
kemampuan itu diusahakan pula secara optimal. Dengan kata lain, meskipun peranan
pandangan empirisme dan nativisme tidak sepenuhnya ditolak, tetapi penerimaan itu
dilakukan dengan pendekatan eksistis fungsional yakni diterima sesuai dengan
kebutuhan, namun ditempatkan dalam latar pandangan yang konfergensi seperti telah
dikemukakan, tumbuh kembang, manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor, yakti
herditas dan anugrah.