Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pemikiran Klasik
Pemikiran klasik adalah pemikiran-pemikiran tentang pendidikan yang telah dimulai
pada zaman yunani kuno, dan dengan kontribusi berbagai bagian dunia lainnya, akhirnya
berkembang dengan pesat di eropa dan amerika serikat.

Aliran-aliran klasik meliputi aliran :


a. Empirisme
Berasal dari bahasa latin, asal katanya : empiriyang berarti pengalaman. Aliran
empirisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua
pengetahuan berasal dari pengalaman. Aliran ini dipelopori oleh JOHN LOCKE tahun
1632-1704, filosof kebangsaan ingris, yang terkenal dengan teorinya “tabularasa”
artinya meja berlapis lilin yang belum ada tulisan di atasnya. Dengan kata lain,
seseorang dilahirkan seperti kertas kosong yang belum ditulisi maka pendidikanlah
yang akan menulisnya.

Menurut Jhon Locke hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pendidikan adalah :

a. Pendidikan harus diberikan sejak awal mungkin.


b. Pembiasaan dan latiha lebih penting dari pada peraturan, perintah atau nasehat.
c. Anak didik harus diamati dari dekat.

b. Nativisme
Berasal dari bahasa latin, asal katanya natives yang berarti terlahir. Aliran
nativisme adalah aliran pendidikan yang berpandangan bahwa keterampilan-
keterampilam atau kemampuan-kemampuan tertentu bersifat alamiah atau sudah
tertanam dalam otak sejak lahir. Aliran ini dipelopori oleh SCKOPHENHAUER,
seorang filosof kebangsaan jerman yang hidup pada tahun 1788-1880, dia
berpendapat “ pendidikan ialah membiarkan seseorang bertumbuh berdasarkan
pembawaannya”. Seseorang akan berkembang berdasarkan apa yang dibawanya sejak
lahir. Hasil akhir perkembangan dan pendidikan manusia ditentukan oleh
pembawaannya dari lahir. Pemabawaan itu ada yang baik dan ada yang buruk. Oleh
karna itu manusia akan berkembang dengan pembawaan baik maupun pembawaam
buruk yang dibawanya dari lahir.
Bagi nativisme, lingkungan sekitar tidak ada artinya, sebab lingkungan tidak akan
berdaya dalam mempengaruhi perkembangan dan pendidikan tidak berpengaruh sama
skali terhadap perkembangan seseorang. Pendidikan yang diberikan tidak sesuai
dengan pembawaan seseorang, tidak akan ada gunanya untuk perkembangannya.
c. Naturalisme
Berasal dari bahasa latin, yaitu dari kata nature yang berarti alam, tabiat dan
pembawaan. Aliran naturalisme dapat juga disebut sebagai paham alami, maksudnya
bahwa setiap manusia yang terlahir kebumi pada dasarnya memiliki kecendrungan
atau pembawaan yang baik dan tak ada seorangpun terlahir denga pembawaan yang
buruk.
Aliran ini dipelopori oleh J.J.ROUSSEAU tahun 1712-1778, filosof
kebangsaan prancis. Aliran ini dinamakan juga nativisme ialah aliran yang
meragukan pendidikan untuk perkembangan seseorang karena dia dilahirkan dengan
pembawaan yang baik. Menurut rousseau semua anak yang baru dilahirkan itu baik,
dan akan menjadi rusak karena dipengaruhi oleh lingkungan, dia juga berpendapat
bahwa pedidikan yang diberikan orang dewasa malahan dapat merusak pembawaan
yang baik pada anak itu.
d. Konvergensi
Berasal dari bahasa inggris, asal katanya convergency artinya pertemuan pada
suatu titik. Aliran konvergensi merupakan gabungan antara aliran empirisme dan
aliran nativisme dimana faktor bakat atau bawaan dan lingkungan memiliki
pernanan penting dalam perkembangan individu.
Aliran ini dipelopori oleh WILLIAM STERN, seorang ahli pendidikan bangsa
jerman tahun 1871-1937, aliran ini mempertemukan 2 aliran yang berlawanan yaitu
nativisme dan empirisme. Hendaknya para pendidik dapat menciptakan suatu
lingkungan yang tepat dan cukup kaya atau beraneka ragam agar pembawaan dapat
berkembang semaksimal mungkin.

2. Pemikiran baru tentang pendidikan


a. Pengajaran alam sekitar
Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan sekitarnya adalah gerakan
pengajaran alam sekitar. Perintis gerakan ini antara lain FR.A.FINGER 1808-1888
dijerman dengan Hematkunde ( pengajaran alam sekitar ) dan J.LIGTHART di belanda
dengan het volleleven ( kehidupan senyatanya ).
b. Pengajaran pusat perhatian
Pengajaran pusat perhatian dirintis oleh OVIDEMINAT DECROLI dari belgia
dengan pengajaran melalui pusat-pusat minat, disamping pendapatnya tentang
pengajaran global. Decroli menyumbangkan 2 pendapat yang berguna bagi pendidikan
dan pengajaran, yaitu metode global dan centre de’interet.

Asas-asas pengajaran pusat perhatian :

 Pengajaran ini didasarkan atas kebutuhan anak dalam hidup dan perkembangannya
 Setiap bahan pengajaran harus merupakan suatu keseluruhan, tidak menyampingkan
bagian tetapi mementingkan keberartian dari keseluruhan ikatan bagian itu.
 Hubungan keseluruhan antara bagian itu adalah hubngan simbiosis yaitu hubungan
saling membutuhkan, saling hidup menghidupi, saling tergantung dan saling memberi
arti.
 Anak didorong dan dirangsang untuk selalu aktif dan di didik untuk menjadi anggota
masyarakat yang dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab.
 Harus ada hubungan kerjasama yang erat antara rumah dan sekolah. Demikian juga
hendaknya dengan keseluruhan warga dan lembaga yang ada di masyarakat.

c. Sekolah kerja
Yang mementingkan pendidikan keterampilan dalam pendidikan. Sekolah kerja ini
bertolak dari pandangan bahwa pedidikan itu tidak hanya demi kepentingan individu
tetapi berkewajiban menyiapkan warga negara yang baik, yakni :
 Tiap orang adalah pekerja dalam salah satu lapangan jabatan.
 Tiap orang wajib meyumbangkan tenaganya untuk kepentingan negara.
 Dalam menunaikan kedua tugas tersebut haruslah selalu diusahakan
kesempurnaannya, agar dengan jalan itu tiap warga negara ikut membantu
mempertinggi dan menyempurnakan kesusialaan dan keselamatan negara.
Tujuan sekolah kerja :
 Menamabah pengetahuan anak
 Agar anak dapat memiliki kemampuan dan kemahiran tertentu
 Agar anak dapat memiliki pekerjaan sebagai persiapan jabatan dalam mengabdi
pada negara
d. Pengajaran proyek

Dalam pengajaran proyek anak bebas menentukan pilihannya ( terhadap pekerjaan),


merancang serta memimpinnya. Pengajaran proyek bisa pula digunakan sebagai salah satu
metode mengajar di indonesia. Pengajaran proyek akan menumbuhkan kemampuan untuk
memandang dan memecahkan persoalan secara kompeherensif. Dengan kata lain,
menumbuhkan kemampuan memcahkan masalah secara multi disiplin. Pendekatan
multidisiplin tersebut makin lama makin penting, terutama dalam masyarakat yang maju.

Langkah-langkah pokok pengajaran proyek :

 Persipan.
Langkah ini ialah penetapan masalah yang akan dibahas.
 Kegiatan belajar
Kegiatan ini pada dasarnya merupakan pelaksanaan dari rencana yang telah
dipersiapkan terlebih dahulu.
 Penilaian
Bentuk penilaian yang sering dilakukan ialah dengan mengadakan pameran.

e. Home schooling

Berasal dari bahasa inggris yaitu home dan schooling , home berarti rumah dan schooling
berarti bersekolah. Jadi, home schooling berarti bersekolah dirumah, mkasudnya yaitu
kegiatan yang bisanya dilakuan di sekolah namun dilakukan di rumah.
Dampak negatif dari home schooling :

 Anak kurang bersosialisasi, menyebabkan anak dijauhi oleh siswa usia tertentu.
 Membutuhkan komitmen dan tanggung jawab dari orang tua.
 Proteksi berlebihan dari orang tua dapat memberikan efek samping ketidak mampuan
menyelesaikan situasi dan masalah sosial yang kompleks dan tidak terprediksi.

Dampak positif dari home schooling :

 Home schooling mengakomodasikan potensi kecerdasan anak secara maksimal karena


setiap anak memiliki keberagaman dan kekhasan minat, bakat dan keterampilan yang
berbeda-beda.
 Metode ini mampu menghindari pengaruh lingkungan negatif yang mungkin akan
dihadapi oleh anak di sekolah umum.
 Dengan home schooling kecerdasan anak akan berkembang secara penuh karena anak
diberikan kebebasan untuk berlajar.
 Setiap siswa home schooling diberi kesempatan untuk terjun langsung mempelajari
materi yang disediakan.

f. Sekolah alam

Sekolah alam merupakan sekolah yang dibangun untuk upaya pengembangan


pendidikan yang dilakukan di alam terbuka agar mengetahui pembelajaran dari semua
makhluk hidup di alam ini secara langsung. Pra siswa di sekolah alam dibebaskan
waktunya untuk lebih banyak berinteraksi di alam terbuka sehingga terbentuk
pembelajaran langsung pada materi dan pembelajaran yang bersifat pengalaman.

Konsep yang digunakan dalam sekolah alam adalah meliputi penggunaan alam sebagai
tempat untuk belajar, penggunaan alam sebagai media dan bahan untuk pengajaran serta
alam yang digunakan untuk objek pengajaran.

g. Pendidikan berasrama (boarding school)

Adalah sistem sekolah dengan asrama, dimana peserta didik dan para guru dan
pengelola sekolah tinggal di asrama yang berada dalam lingkungan sekolah dalam kurun
waktu tertentu biasanya satu semester diselingi dengan berlibur 1 bulan sampai
menamatkan sekolahnya.

Di lingkungan sekolah, para siswa dapat melakukan interaksi dengan sesama siswa,
bahkan berinteraksi dengan para guru setiap saat. Boarding school yang baik dijaga
dengan ketat agar kekhas suatu sekolah berasrama. Disekolah dengan sistem ini, para
siswa mendapatkan pendidikan dengan kuantitas dan kualitas yang berada diatas rata-rata
pendidikan dengan sistem konfensional.
h. Pesantren modern

Menurut ZAMAKHSYARI DHOFIER menjelaskan secara etimologi pesantren


berasal dari pesantrian yang berarti tempat santri. Mastuhu menambahkan, pesantren
adalan pendidikan tradisonal islam untuk memahami, menghayati dan mengamalkan
ajaran-ajaran islam dengan menekankan pentingnya moral agama islam sebagai pedoman
hidup masyarakat sehari-hari. Selain itu dalam lembaga pendidikan pesantren biasnya
terdapat 5 elemen dasar yang tidak terpisahkan, yaitu pondok, masjid, santri, pengjaran
kitab-kitab klasik, dan kyai.

Sebagai suatu sistem pendidikan, pesantren telah banyak memberikan kontribusi


positif bagi perembangan bangsa indonesia. Abdurahman wahid menjelaskan bahwa
peran itu dapat dikategorikan menjadi peran yang murni keagamaan dan peran yang tidak
hanya bersifat keagamaan belaka.

3. Pendidikan inklusi

Pendidikan inklusi merupakan suatu pendekatan pendidikan yang inofatif dan


strategis untuk memperluas akses pendidikan bagi semua kalangan termasuk anak
berkebutuhan khusus dan anak penyandang cacat. Pendidikan inklusi juga dapat
dimaknai sebagai suatu bentuk reformasi pendidikan yang menekankan sikap anti
diskriminasi, keterbukaan, dan saling menghargai.

Nilai lain dari pendidikan inklusi menurut J.DAVID SMITH yaitu :

1. Menciptakan suasana sekolah yang multikultural.


2. Menciptakan suasana kesetaraan siswa, maksunya tanpa membada-bedakan laki-
laki dengan perempuan.
3. Harus meneriman perbedaan manusia, tidak ada diskriminasi dari pihak manapun.

Prisip-prinsip penyelenggaraan pendidikan inklusi di indonesia :


a. Prinsip pemerataan dan peningkatan mutu
b. Prinsip kebutuhan individual, diusahakan untuk disesuaikan dengan kondisi anak.
c. Prinsip kebermaknaan, menerima keberagaman dan menghargai perbedaan.
d. Prinsip keberlanjutan, berkelanjutan pada semua jenjang pendidikan.
Tujuan pendidikan inklusi:

Dimaksudkan sebagai sistem layanan pendidikan yang mengikut sertakan anak


berkebutuhan khsus beljar bersama dengan anak sebayanya di sekolah reguler yang
terdekat dengan tempat penyesuaian baik dari segi kurikulum, sarana dan prasarana
pendidikan, maupun sistem pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan individu
peserta didik.

Manfaat pendidikan inklusi:

 Membangun kesadaran dan konsensus pentingnya pendidikan inklusi sekaligus


menghilangkan sikap dan nilai yang diskriminatif.
 Mengidentifikasi hambatan berkaitan dengan kelainan fisik, sosial, dan masalah
lainnya terhadap akses dan pembelajaran.
 Melibatkan dan memberdayakan masyaraka untuk melakukan analisis situasi
pendidikan lokal, mengumpulkan informasi semua anak pada setiap distrik dan
mengidentifikasi alasan mengapa mereka tidak sekolah
 Melibatkan masyarakat dalam melakukan perencanaan dan monitoring mutu
pendidikan bagi semua anak.

4. Implementasi pemikiran baru tentang pendidikan

Gerakan-gerakan baru dalam pendidikan pada umumnya adalah upaya peningkatan


mutu pendidikan hanya dalam satu atau beberapa komponen saja dimana antar
komponen saling mempengaruhi. Beberapa dari gerakan-gerakan baru tersebut
memusatkan diri pada perbaikan dan peningkatan kualitas kegiatan belajar mengajar
pada sistem persekolahan, seperti pengajaran alam sekitar, pengajaran pusat perhatian,
sekolah kerja, pengajaran proyek dan sebagainya.

5. Implikasi pemikiran klasik dan pemikiran baru dalam pendidikan

Meskipun dalam hal-hal tertentu sangat diutamakan bakat dan potensi lainnya dari
anak, namun upaya penciptaan lingkungan untuk mengembangkan bakat dan
kemampuan itu diusahakan pula secara optimal. Dengan kata lain, meskipun peranan
pandangan empirisme dan nativisme tidak sepenuhnya ditolak, tetapi penerimaan itu
dilakukan dengan pendekatan eksistis fungsional yakni diterima sesuai dengan
kebutuhan, namun ditempatkan dalam latar pandangan yang konfergensi seperti telah
dikemukakan, tumbuh kembang, manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor, yakti
herditas dan anugrah.

Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang kompleks menuntun untuk menigkatkan


kualitas baik yang bersifat menyekuruh maupun pada komponen tertentu saja

Anda mungkin juga menyukai