4. Aliran Konvergensi
Perintis aliran ini adalah William Stern (1871-1939), seorang ahli pendidikan bangsa
Jerman yang berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan di dunia sudah disertai
pembawaan baik maupun pembawaan buruk. Penganut aliran ini berpendapat bahwa
dalam proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan
sama-sama mempunyai peranan yang sangat penting. Karena itu teori W. Stern disebut
teori konvergensi (konvergen arinya memuasat kesatu titik). Jadi menurut teori
konvergensi :
1) Pendidikan mungkin untuk dilaksanakan
1
2) Pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan lingkungan kepada anak
didik untuk mengembangkan potensi yang baik dan mencegah berkembangnya potensi
yang kurang baik.
3) Yang membatasi hasil pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan.
B. Pemikiran Baru tentang Pendidikan
Pemikiran baru dalam pendidikan pada umumnya termasuk yang kedua yakni upaya
peningkatan mutu pendidikan hanya dalam satu atau beberapa komponen saja.
1. Pengajaran alam sekitar
a. Dengan pengajaran alam sekitar itu guru dapat meragakan secara langsung. Betapa
pentingnya pengajaran dengan meragakan atau mewujudkan itu sesuai dengan sifat-
sifat atau dasar-dasar orang pengajaran.
b. Pengajaran alam sekitar memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya agar anak
aktif atau giat tidak hanya duduk, dengan , dan catat saja
c. Pengajaran alam sekitar memberi kepada anak bahan apersepsi intelektual yang
kukuh dan tidak verbalistis. Yang dimaksud dengan apersepsi intelektual ialah segala
sesuatu yang baru dan masuk di dalam intelek anak, harus dapat luluh menjadi satu
dengan kekayaan pengetahuan yang sudah dimiliki anak. Harus terjadi proses asimilasi
antara pengethuan lama dengan pengetahuan baru.
d. Pengajaran alam sekitar memberikan apersepsi emosional, karena alam sekiat
mempunyai ikatan emosional dengan anak.
2. Pengajaran pusat perhatian
a. Metode Global (keseluruhan). Dari hasil yang di dapat dari obsevasi dan tes, dapatlah
ia menetapkan, bahwa anak-anak mengamati dan mengingat secara global
(keseluruhan).
b. Centre d’interet (pusat-pusat minat). Dari penyelidikan psikologik, ia menetapkan
bahwa anak-anak mempunyai minat yang spontan (sewajarnya). Pengajaran harus
disesuaikan dengan minat-minat spontan tersebut. Sebab apabila tidak, yaitu misalnya
minat yang ditimbulkan oleh guru, maka pengajaran itu tidak akan banyak hasilnya,
anak mempunyai minat-minat spontan terhadap diri sendiri.
3. Sekolah Kerja
Gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari pandangan-
pandangan yang mementingkan pendidikan keterampilan dalam pendidikan. J. A.
Comenius (1592-1670) menekankan agar pendidikan mengembangkan pikiran, ingatan,
bahasa, dan tangan (ketermapilan, kerja tangan). Perlu dikemukakan bahwa sekolah
kerja itu bertolak dari pandangan bahwa pendidikan tidak hanya demi kepentingan
individu tetapi juga demik kepentingan masyarakat
4. Pengajaran Proyek
W. H. Kilpatrick. Dewey menegaskan bahwa sekolah haruslah sebagai mikrokosmos dari
masyarakat (becomes microcosm of society); oleh karena itu, pendidikan adalah suatu
proses kehidupan itu sendiri dan bukannya penyiapan untuk kehidupan di masa depan.
2
Proyek yang ditentukan oleh anak, mendorongnya mencari jalan pemecahan bila ia
menemui kesukaran. Anak dengan sendirinya giat dan aktif karena sesuai dengan apa
yang diinginkannya. Proyek itulah yang menyebabkan mata pelajaran itu tidak terpisah-
pisah antara yang satu dengan yang lain.
5. Home Schooling
pengertian Homeschooling (HS) sendiri adalah model alternative belajar selain di
sekolah. Tak ada sebuah definisi tunggal mengenai homeschooling. Selain
homeschooling, ada istilah “home education”, atau “homebased learning” yang
digunakan untuk maksud yang kurang lebih sama. Dalam bahasa Indonesia, ada yang
menggunakan istilah “sekolah rumah”.
6. Sekolah Alam
Sekolah Alam adalah sebuah sekolah di Indonesia yang berberapa kota memiliki sekolah
alam dengan nama sendiri. Salah satu yang terkenal adalah Sekolah Alam Indonesia dari
Jakarta. Biasanya tingkat sekolah di sekolah jenis ini adalah SD. Namun dalam
perkembangannya telah melebar ke beberapa jenjang, mulai dari tingkat KB (Kelompok
Bermain) hingga tingkat menengah.
7. Pendidikan Berasrama (Boarding School)
Boarding school terdiri dari dua kata yaitu boarding dan school. Boarding berarti asrama.
Dan school berarti sekolah. Boarding School adalah sistem sekolah berasrama, dimana
peserta didik dan juga para guru dan pengelola sekolah tinggal di asrama yang berada
dalam lingkungan sekolah dalam kurun waktu tertentu biasanya satu semester diselingi
dengan berlibur satu bulan sampai menamatkan sekolahnya. Boarding school adalah
lembaga pendidikan di mana para siswa tidak hanya belajar tetapi juga bertempat
tinggal dan hidup menyatu dengan di lembaga
tersebut. Boarding School mengkombinasikan tempat di rumah, dipindah ke institusi
sekolah, di mana di sekolah tersebut disediakan berbagai fasilitas tempat tinggal; ruang
tidur, ruang tamu, ruang belajar dan tempat olah raga, perpustakaan, kesenian.