Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN CIPTA KARYA BUSANA

BAHAN TERBUANG

OLEH:
NAILA DINANA KHAIRA (19075092)

DOSEN PENGAMPU:
Dra.Yuliarma M.Ds

FAKULTAS PARIWISATA DAN PERHOTELAN


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020

1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunianya
saya dapat menyelesaikan tugas laporan pembuatan karya dari bahan terbuang. Hali ini bertujuan
untuk melengkapi tugas dalam mata kuliah Cipta Karya Busana.
Laporan ini berisi tentang kerajianan dari bahan terbuang yang bisa menghasilkan uang
dengan cara dijual. Laporan ini telah saya susun dengan sebaik-baiknya dan saya menyadari
bahwa di dalam laporan ini masih ada penuliosan yang salah maupun yang kurang pas dihati.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari banyak kekurangan dalam penuliasan laporan saya
ini. Oleh karenanya, saya menerima kritik dan saran yang bermutu untuk laporan saya ini. Saya
memerlukan saran yang bisa mengevaluasi penulisan laporan saya. Akhir kata saya ucapkajn
terima kasih.

DAFTAR ISI

2
3
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Limbah/bahan terbuang adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik (rumah tangga). Dengan demikian definisi limbah merupakan suatu
sisa atau barang bekas yang dianggap tidak bernilai dan sudah tidak lagi dipergunakan lagi.
Limbah bisa juga diartikan sebagai benda yang dibuang, baik berasal dari alam maupun dari
hasil proses teknologi, yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki
lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu konsep mendesain?
2. Apa itu konsep menggunting?
3. Apa itu konsep menghias?
4. Bagaimana cara membuat produk dari bahan terbuang?

1.3 Tujuan Pembuatan Laporan


1. Untuk memahami apa itu konsep mendesain
2. Untuk memahami apa itu konsep menggunting
3. Untuk memahami apa itu konsep menghias
4. Untuk mengetahui bagaimana cara membuat kerajinan dari bahan terbuang

4
PEMBAHASAN
A. Konsep Mendesain
Konsep desain adalah ide di balik sebuah desain. Konsep ini yang akan mendasari logika,
pemikiran, serta penalaran untuk bagaimana cara awal akan mendesain. Konsep akan
menyebabkan pilihan-pilihan dalam bentuk, warna, dan jenis. Setiap keputusan desain yang
diambil akan jatuh kembali terhadap arah konsep sebelumnya. Dengan kata lain, konsep desain
Akan menjadi kerangka untuk semua keputusan desain yang akan dikerjakan.
Kata “Desain” adalah kata baru yang indonesiakan dari bahasa inggris:  design.
Sebetulnya kata “Rancang” atau “Merancang” adalah terjemahan yang dapat digunakan.
Namun dalam perkembangannya kata “Desain” menggeser makna kata “Rancang” karena
kata tersebut tidak dapat mewadahi kegiatan, keilmuan, keluasan dan pamor profesi atau
kompetensi Desainer ( Sachari, 2000).
Desain berdasarkan tujuan dan fungsi:
1. Tercapainya fungsionalitas yang efektif dan efisien
2. Sebagai identitas (brand)
3. Menjaga benda yang akan di buat (quality control)
4. Kenyamanan Inderawi: tampilan yang estetis
5. Menambah nilai benda yang akan dirancang
6. Mencapai kenyamanan fisik (ergonomis)
7. Memberikan nilai dan makna yang ingin disampaikan
8. Menyampaikan gagasan yang ingin disampaikan
B. Konsep Menggunting
BS Anwir (1982:32) menggunting adalah salah satu khas tentang menggeser sebgian
bahan. Senada dengan itu, menurut Sumanto (2005:108) menggunting adalah merupakan
tekhnik dasar untuk membuat aneka bentuk kerajinan, bentuk hiasan, dan gambar dari bahan
kertas dengan memakai bantuan alat pemotong. Berdasarkan cara pembuatannya, dapat
dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Menggunting secara langsung, yaitu menggunting lembaran kertas dengan alat gunting
sesuai dengan bentuk yang dibuat.
b. Menggunting secara tidak langsung, yaitu menggunting dengan tahapan melipat terlebih
dahulu pada lembaran objek baru dilakukan pengguntingan.

5
Menurut pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa menggunting merupakan
tekhnik dasar untuk membuat aneka kerajiann, bentuk hiasan dari bahan kertas atau apapun
dengan bantuan pemotong.
C. konsep Menghias
Menghias dalam bahasa inggris berasal dari kata “to decorate” yang berarti menghias
atau memperindah. Dalam tata busana menghias berarti menghias atau memperindah segala
sesuatu yang dipakai oleh manusia baik untuk dirinya sendiri maupun keperluan rumah tangga.
Berdasarkan tekhniknya menghias ada 2 macam, yaitu;
1. Menghias permukaan bahan yang sudah ada dengan menggunakan berbagai macam tusuk
hias baik yang menggunakan tangan maupun mesin.
(contohnya sulaman, lekapan, smock, kruisteek, mengubah corak, matelase)
2. Menghias dengan cara membuat bahan baruan yang berfungsi untuk hiasan benda
(contohnya kaitan, rajutan, frivolite, macrame, patchwork)
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat menghias yaitu hiasan yang digunakan hendaklah tidak
berlebihan, hiasan yang digunakan disesuaikan dengan desain struktur benda yang
dihias,penetapan desain hiasan disesuaikan dengan luasnya background dari benda yang dihias.
Penempatan hiasan, antara lain:
a) Hiasan Pinggiran
Hiasan pinggiran yaitu hiasan yang terdapat pada salah satu sisi dari benda. Kalau pada lenan
rumah tangga dapat diterapkan pada tutup organ, tutup TV, tepi border hiasan pinggiran.

b) Hiasan Bidang
Hiasan bidang yaitu hiasan yang terdapat pada bidang dari suatu benda. Penerapan hiasan
pada lenan rumah tangga dapat diterapkan pada:
1) Sudut suatu benda
Sudut suatu benda ialah hiasan yang letaknya di sudut suatu bidang.
6
2) Tengah suatu benda (pusat)
Tengah suatu benda ialah hiasan yang letaknya di pusat suatu bidang.

3) Batas suatu benda


Batas suatu benda ialah hiasan yang merupakan batas suatu bidang.

4) Sisi suatu benda


Sisi suatu benda ialah hiasan yang terletak pada setiap sisi bagian tengah bidang.

5) Berserakan

7
Berserakan ialah hiasan yang penempatannya berulang-ulang dengan teratur serta
melekatkannya sedemikian rupa sehingga motif itu dapat diteruskan ke arah manapun dengan
tidak disambung satu dengan yang lain.
Semua ini tergantung dari keterampilan dan kecakapan masing-masing individu dalam
menempatkan hiasan. Prinsip-prinsip dan unsur-unsur desain sangat dibutuhkan dalam penerapan
hiasan. Seseorang dapat menciptakan ragam hiasan dengan baik dengan mempertimbangkan
unsur-unsur desain yaitu sebagai berikut.
a) Garis, arah, bentuk, ukuran, tekstur, sifat gelap terang dan warna
b) Seseorang dapat menerapkan prinsip-prinsip desain yaitu: harmonis, proporsi, keseimbangan,
irama, dan aksen.
D. Membuat produk dari bahan terbuang
Kesenian dari barang bekas adalah salah satu jenis hasil karya seni oleh individu ataupun
kelompok di mana bahan - bahannya terdiri dari barang-barang bekas. Kesenian barang bekas
pertama kali dikenalkan oleh Wensislaus Makur, seorang kelahiran Flores. Dia merupakan
bekas buruh bangunan di Bali. Wensislaus Makur membuat tas unik
dari limbah karung plastik beras, sampai menembus pasar konsumen di Eropa.
Barang-barang bekas yang dijadikan karya seni ini adalah bentuk pemanfaatan,
penghematan, dan gerakan untuk menjaga lingkungan. Banyak orang yang sering membuang
barang-barang bekas ke tempat sampah, padahal sebagian masih dapat dimanfaatkan. Barang-
barang ini sebenarnya layak untuk orang lain, oleh sebab itu kita harus jeli memanfaatkan barang
tersebut. Pemanfaatan barang bekas perlu dilakukan karena selain untuk menghemat,kita juga
telah turut menjaga lingkungan.
Tak ada rotan, akarpun jadi, begitulah bunyi salah satu peribahasa Indonesia yang
mengandung makna dalam keadaan terpaksa, kita harus kreatif untuk bisa memecahkan masalah
yang sedang dihadapi dengan menggunakan alat atau cara - cara yang tidak biasa. Peribahasa ini
tepat digunakan untuk kesenian dari barang bekas, karena barang yang unik itu tidak hanya
dibuat dengan menggunakan bahan dan teknologi yang tinggi, tetapi kita bisa memanfaatkan
barang bekas dengan cara yang sangat sederhana.
Beberapa contoh barang bekas yang ada di sekitar kita, seperti plastik, bungkus sabun,
bungkusan permen, kardus bekas, kertas bekas atau koran bekas, gelas retak, gelas plastik,

8
sedotan minuman, benang, boneka, celengan, kaleng bekas, kapas dapat dimanfaatkan menjadi
barang yang mempunyai nilai estetika.
Membuat tempat sampah mini dari bahan terbuang (kardus bekas) :
a. Alat dan Bahan
- Kardus bekas
- Lem tembak dan lem UHU
- Penggaris
- Spidol
- Sumpit kayu
- Gunting
- Setotip kertas
- Karton warna-warni
- Renda
b. Cara membuat
- Ambil kardus bekas dan potong hingga membentuk prisma tegak segitiga ukuran panjang
11 x 5  cm
- Buatlah 2 potong persegi panjang menggunakan kardus dengan ukuran 11 x 10 cm, 2
persegi panjang ukuran 13 x 9 cm dan persegi ukuran 10,5 x 10,5 cm
- Letakkan kardus-kardus tersebut dengan sejajar (prisma tegak segitiga, persegi panjang
10 x 11 cm, prisma tegak segitiga, persegi panjang 10 x 11 cm) lalu satukan setiap sisi
dengan sisi yang lain menggunakan lem kertas, agar saling menyatu
- Alasi kardus menggunakan karton dengan warna berbeda, biru sebagai warna dasar
kardus bagian dalam, sedangkan bagian luarnya menggunakan warna pink. Penggunaan
warna ini bisa diubah, sesuai dengan warna kesukaan.
- Setelah kardus tertutup dengan sempurna, rekatkan setiap bagiannya sehingga
membentuk kubus, dengan bagian atas yang masih terbuka
- Selanjutnya, ambil potongan kardus berukuran 10,5 x 10,5. Alasi kardus tersebut dengan
karton warna biru dan pink pada setiap sisinya, lalu tempelkan menjadi alas tempat
sampah

9
- Lipat menjadi dua bagian pada kardus ukuran 13 x 9 untuk menjadi penutup tempat
sampah, lalu alasi permukaan kardus menggunakan karton warna biru untuk bagian luar
dan warna pink untuk bagian dalamnya
- Ukur dan potonglah sumpit kayu menyesuaikan dengan lebar bagian penutup tempat
sampah, berikan lem tembak pada kedua sisinya lalu tempelkan sumpit kayu tersebut,
rekatkan dengan lem tembak agar merekat dengan sempurna
- Buatlah potongan karton untuk dijadikan penahan atau pengganjal dari kayu dan bagian
penutup tempat sampah
- Setelah bagian tutupnya terpasang, hiaslah tempat sampah tersebut dengan menggunakan
renda pada bagian kotak bawah
- Hiaslah tempat sampah yang sudah jadi hingga menyerupai wajah, yang memiliki mata
dan kumis
c. Hasil akhir tempat sampah

10
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dari laporan diatas, dapat disimpulkan bahwa pembuatan kerajinan dari bahan terbuang
sangat bagus untuk kebersihan lingkungan saat sekarang ini. Dengan banyaknya kita
memanfaatkan barang bekas, maka berkuranglah sampah-sampah yang berserakan di lingkungan
kita.
Contohnya, dengan memanfaatkan karton bekas, bisa dijadikan sebuah tempat sampah
ataupun kerajinan lainnya.

11

Anda mungkin juga menyukai