Bentuk dasar busana yang terdapat di Indonesia, yaitu kutang, pakaian bungkus,
poncho, kaftan dan celana. Untuk lebih jelasnya, bentuk dasar busana akan diuraikan satu
persatu.
1. Pakaian Bungkus
Bentuk pakaian bungkus merupakan pakaian yang berbentuk segi empat panjang
yang dipakai dengan cara dililitkan atau dibungkus ke badan mulai dari dada, atau dari
pinggang sampai panjang yang diinginkan seperti celemek panggul. Pakaian bungkus ini
tidak dijahit. Pemakaian pakaian bungkus ini dengan cara dililitkan ke tubuh seperti
yang ada di India yang dinamakan sari, toga dan palla di Roma, chiton dan peplos di
pemakaiannya untuk tiap daerah, sehingga muncul pakaian bungkus yang namanya
berbeda-beda diantaranya:
a. Himation, yaitu bentuk busana bungkus yang biasa di pakai oleh ahli filosof atau
orang terkemuka di Yunani Kuno. Himation ini panjangnya 12 atau 15 kaki yang
terbuat dari bahan wol atau lenan putih yang seluruh bidangnya di sulam. Busana
ini dapat dipakai diatas chiton atau dengan mantel. Bentuk busana yang hampir
menyerupai himation ini yaitu pallium yang biasa dipakai diatas toga oleh kaum pria
1
Gambar 5. Himation
Sumber: Ernawati dkk (Tata Busana)
Gambar 6. Chlamys
Sumber: Ernawati dkk (Tata Busana)
c. Mantel/shawl, yaitu busana yang berbentuk segi empat panjang yang dalam
pemakaiannya disampirkan pada satu bahu atau kedua bahu. Pada bagian dada
2
diberi peniti sehingga muncul lipit-lipit dan pada kedua ujungnya diberi jumbai-
jumbai.
Gambar .7 Mantel/shawl
Sumber: Ernawati dkk (Tata Busana)
d. Toga, merupakan bentuk pakaian resmi yang dipakai sebagai tanda kehormatan
dizaman republik dan kerajaan di Roma. Ada beberapa jenis toga diantaranya
yaitu, toga palla yaitu toga yang dipakai saat berkabung dan toga trabea yang
Gambar .8 Toga
3
Sumber: Ernawati dkk (Tata Busana)
e. Palla, yaitu busana wanita Roma dizaman republik dan keraja-an, dipakai di atas
tunika atau stola. Pemakaiannya hampir sama dengan shawl yang disemat dengan
peniti. Warna palla pada umumnya warna biru, hijau dan warna keemasan.
Gambar .9 Palla
Sumber: Ernawati dkk (Tata Busana)
f. Paludamentum, sagum dan abolla, yaitu sejenis pakaian jas militer dizaman
prasejarah.
4
Gambar. 10 Paludamentum, sagum dan abolla
Sumber: Ernawati dkk (Tata Busana)
g. Chiton, yaitu busana pria Yunani Kuno yang mirip dengan tunik di Asia. Bahan
chiton biasanya terbuat dari bahan wol, lenan dan rami yang diberi sulaman
dengan benang berwarna dan benang emas sebagai pengaruh tenunan Persia.
Gambar . 11 Chiton
Sumber: Ernawati dkk (Tata Busana)
5
h. Peplos dan haenos, yaitu busana wanita Yunani Kuno yang bentuk dasarnya sama
dengan chiton, ada yang dibuat panjang dan ada yang pendek. Pada bagian bahu
ada lipit-lipit yang ditahan dengan peniti dan ada kalanya pada pinggang juga
Gambar. 12 Peplos
Sumber: Ernawati dkk (Tata Busana)
i. Cape atau cope, yaitu busana paling luar pada pakaian pria di Byzantium yang
berbentuk mantel yang diikat pada bahu atau leher dan diberi hiasan bros.
6
2. Poncho
Poncho terbuat dari kulit binatang, kulit pohon kayu dan daun-daunan yang
diberi lubang pada bagian tengahnya agar kepala bisa masuk, sedangkan bagian sisi
dibiarkan tidak dijahit. Poncho yang dimaksud disini adalah suatu bentuk dasar
pakaian yang berasal dari penduduk asli Amerika, yaitu bangsa Mexico dan Peru-
Indian, yang pada waktu sekarang sudah hampir hilang di negeri asalnya. Bentuk
aslinya dipergunakan sebagai penutup badan bagian atas, terdiri dari selembar kain
dibuatkan lubang untuk lubang leher. Ciri khas bentuk dasar ini bahwa tengah muka
dari kepala. Perkembangan celemek panggul terlihat pada bentuk busana yang
a. Poncho bahu Poncho bahu yaitu poncho yang menutup bahu dan badan bagian atas.
Panjang poncho bahu ada yang sampai batas lutut dan ada yang sampai betis.
Poncho bahu biasanya dipakai oleh suku Indian penduduk asli Amerika, Peru,
Mexico dan Tiongkok. Disamping itu juga dipakai sebagai mantel oleh suku
Teutonic, Trank dan Sexon. Poncho bahu diberi lobang sehingga kepala bisa
7
masuk. Poncho bahu ada yang hanya menutupi bahu saja seperti poncho bahu di
Tiongkok, sementara poncho dari Mexico dibuat dari bulu binatang yang
b. Poncho panggul Poncho panggul ditemukan pada gambar seorang laki-laki di istana
raja zaman Yunani Kuno. Poncho panggul yaitu poncho yang menutupi bagian
panggul sampai panjang yang diinginkan dan pada badan bagian atas terbuka.
Poncho panggul ada yang hanya menutupi panggul saja dan ada juga yang dibuat
8
Perkembangan bentuk poncho terlihat pada bentuk busana yang dimasukkan
dari kepala. Perkembangan celemek panggul terlihat pada bentuk busana yang
3. Kutang
Bentuk dasar kutang menyerupai silinder atau pipa tabung yang berasal dari
kulit kayu yang dipukul-pukul sedemikian rupa sehingga kulit tersebut terlepas dari
batangnya dan dipakai untuk menutupi tubuh dari bawah ketiak sampai panjang yang
diinginkan. Pada zaman dahulu penduduk asli Amerika yaitu suku Indian sudah
mengenal pohon kutang yang kulitnya dipakai sebagai penutup tubuh. Negeri asal
kutang yaitu Asia, lalu dibawa ke Iran, Asia kecil, Mesir dan Roma di Eropa. Di Asia
dan Afrika bentuk pakaian ini menjadi bentuk utama pakaian walaupun berbeda
a. Tunik
Tunik atau disebut juga tunika merupakan salah satu bentuk busana kutang
yang dikenal pada zaman prasejarah. Pemakaiannya dari bawah buah dada sampai
mata kaki yang diberi dua buah tali / ban ke bahu. Bentuk pakaian ini sering
dipakai oleh wanita dan pria Mesir zaman purbakala. Pada perkembangannya
bentuk tunik dan cara pemakaiannya disesuaikan dengan tingkat dan golongan
pemakai; seperti tunik talaris dipakai oleh para consul, tunik dengan ukuran
pendek (sebatas lutut), longgar dan memakai lengan panjang hanya boleh dipakai
pertengahan betis. Dengan masuknya agama islam di Aceh maka terbawa pulalah
setelan celana dengan tunik yang datang dari Pakistan yang selanjutnya disebut
9
Gambar 1. Tunik
Sumber: Ernawati dkk (Tata Busana)
b. Kandys
Kandys merupakan busana yang berasal dari bentuk kutang yang dipakai
oleh pria Hebren di Asia Kecil pada zaman prasejarah. Busana ini longgar dengan
Gambar 2. Kandys
Sumber: Ernawati dkk (Tata Busana)
c. Kalasiris
dasar kutang, panjangnya sampai mata kaki, longgar dan lurus, adakalanya
10
memakai ikat pinggang dan lengan setali. Kalasiris kadang-kadang dipakai bersama
Gambar 3. Kalasiris
Sumber: Ernawati dkk (Tata Busana)
4. Bentuk Kaftan
Bentuk kaftan merupakan perkembangan dari bentuk dasar kutang atau tunika
yang dipotong bagian tengah muka sehingga terdapat belahan pada bagian depan
bagian atas. Bentuk kaftan yang asli masih dipakai oleh petani di Mesir. Di Indonesia
dikenal dengan nama kebaya, di Jepang dikenal dengan kimono dan di Negara-negara
Timur Tengah dikenal dengan jubah. Busana kaftan berbentuk baju panjang yang
longgar, sisi lurus, berlengan panjang dan ada belahan pada tengah muka. Dengan
kata lain bentuk kaftan memiliki ciri khas, mempunyai belahan disepanjang tengah
muka dan memakai lengan. Belahan ini ada kalanya disemat dengan peniti dan ada juga
11
Gambar 19. Kaftan
Sumber: Ernawati dkk (Tata Busana)
5. Celana
Celana merupakan bagian busana yang berfungsi untuk menutupi tubuh bagian
bawah, mulai dari pinggang, pinggul dan kedua kaki. Bentuk dasar celana dibuat dari
bahan berbentuk segi empat yang dilipat dua mengikuti panjang kain dan bagian
lipatan tersebut digunting dan dijahit pada kedua sisinya. Untuk lobang kaki sampai
paha dibuat guntingan pada bagian tengahnya yang kemudian dijahit, sehingga ada
lobang untuk kaki. Pada bagian pinggang dibuat lajur untuk memasukkan tali sebagai
penahan celana pada pinggang. Celana seperti ini masih banyak ditemui dan dipakai
Bentuk ini muncul untuk melengkapi pakaian kaftan yang biasanya dibuat
menutupi seluruh tubuh, sehingga timbul ide untuk memisahkan busana bawah dan
atas. Busana atas disebut tunik dan bawah dikenal dengan rok. Dari rok inilah dirubah
menjadi bentuk celana yang diberi lobang untuk memasukkan kaki. Celana biasa
12
dipakai oleh wanita dan laki-laki seperti di Albania, Persia, Tiongkok, Tunisia, dan
Arab Saudi. Bentuk celana bermacam-macam, ada yang longgar seperti celana
perempuan Turki dan ada yang sempit seperti celana kuli di Jepang. Pada abad ke 18
muncul celana yang panjangnya sampai lutut yang dikenal dengan culotte. Pada akhir
muncul celana pantaloons, yaitu celana panjang yang sampai mata kaki.
bentuk busana yang kita kenal sekarang, yang sudah disesuaikan dengan
perkembangan zaman.
Fungsi Busana
Pada awalnya busana berfungsi hanya untuk melindungi tubuh baik dari sinar
matahari, cuaca ataupun dari gigitan serangga. Seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi maka hal tersebut juga mempengaruhi fungsi dari busana itu
13
sendiri. Fungsi busana dapat ditinjau dari beberapa aspek antara lain aspek biologis,
psikologis dan sosial. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut:
Mempertahankan diri dari berbagai tantangan alam, misalnya dari angin, panas,
hujan, sengatan binatang dan sebagainya. Salah satu yang dapat dijadikan alat untuk
dapat melindungi badan agar tetap sehat yaitu busana, apabila bahan, model, warna
sesuai dengan iklim atau cuaca, kondisi lingkungan di mana busana itu dipergunakan.
Dapat dicontohkan untuk daerah yang beriklim panas, kita harus dapat memilih bahan,
warna, model yang tidak menyebabkan kita lebih kepanasan, misalnya dipilih bahan dari
katun (batik, poplin, voile), model dengan kerah yang tidak menutup leher, lengan pendek
dan warna yang muda. Dari segi keamanan diri, manusia melindungi dirinya dengan
pakaian besi (di zaman Yunani dan Romawi), pakaian rompi anti peluru (digunakan oleh
para kepala negara/pemerintahan dan para detektif), topi baja (helm baja) dipergunakan
1. Bahan harus dipilih sesuai dengan iklim di mana busana itu dipakai, karena bahan
2. Model busana pun harus disesuaikan dengan iklim yaitu misalnya model-model busana
yang berlengan panjang, dengan kerah tegak menutup leher akan lebih sesuai untuk
dipergunakan di iklim yang dingin. Untuk daerah yang iklim panas sebaiknya dipilih
3. Warna yang dipilih hendaknya disesuaikan dengan iklim dan waktu pemakaian.
serasinya, bagus atau indahnya busana, apalagi yang dipergunakan sehari-hari kalau
kadang ada model-model busana yang sesuai dipergunakan hanya untuk siang atau
malam hari.
14
b. Busana Sebagai Alat Penunjang Komunikasi
pada waktu berkomunikasi itu adalah busana. Dengan demikian, busana dapat dikatakan
sebagai salah satu alat penunjang yang dipergunakan dalam berkomunikasi. Agar busana
dapat menjadi alat penunjang yang memadai dalam berkomunikasi, maka perlu
Dengan busana yang rapi dan bersih, masyarakat disekeliling di manabusana dipakai
akan mudah menerimanya karena busananya tidak berbau yang tidak enak, serasi
Hal tersebut perlu diperhatikan, karena dengan berbusana yang sopan, memenuhi
3. Keseragaman Busana
Berbusana yang sesuai dengan tata tertib setempat, misalnya berbusana Seragam
akan dapat memudahkan berkomunikasi karena dia merasa tidak ada ganjalan dalam
dirinya misalnya merasa takut dimarahi, malu tidak sama busananya dengan yang lain,
takut dihukum, takut diketahui sebagai siswa yang melanggar tata tertib atau ada
berkomunikasi.
4. Keserasian
Keserasian akan menimbulkan rasa kagum, enak bagi yang melihatnya dan dapat
berkomunikasi. Dapat dikemukakan contoh, bahwa orang akan lebih mudah diterima
15
oleh seseorang atau lingkungan jika busananya serasi dari pada berbusana kumal,
Jadi keserasian dalam berbusana sebagai salah satu yang harus diperhatikan agar
Pada dasarnya bahwa manusia adalah mahluk yang senang pada sesuatu yang
serasi, bagus dan indah. Dapat dikatakan bahwa manusia membutuhkan sesuatu yang
indah atau senang melihat yang indah. Sebelum manusia mempergunakan bahan tekstil,
manusia melumuri badannya dengan lumpur berwarna, menghias badannya dengan tattoo
atau menutup badannya dengan rantai dari kerang, manik-manik, daun-daunan, kulit kayu
yang dipukul-pukul. Selain dari pada itu mereka melubangi telinga atau hidungnya untuk
meng-gantungkan perhiasan, menata rambut, kuku dan bermake up. Semuanya itu
bermaksud supaya lebih baik, cantik atau indah. Setelah lebih berkembang pemikirannya,
manusia mulai belajar menenun sehingga dapat menghasilkan bahan pakaian yang
dinamakan tekstil. Dengan makin meningkatnya produksi tekstil pada setiap waktu,
setiap orang dapat mempergunakannya dengan leluasa. Sebagai orang yang belajar Ilmu
dapat memanfaatkannya semaksimal mungkin, sehingga bahan tekstil atau busana ini
dapat betul-betul berfungsi untuk dirinya. Supaya busana ini dapat berfungsi untuk
keindahan kalau seseorang terampil memilih warna, corak, dan model yang disesuaikan
Busana dapat berfungsi untuk menutupi kekurangan pada tubuhnya seperti orang
yang gemuk agar tampak langsing perlu memilih model atau corak yang banyak
Contoh lain bahu yang terlalu miring, dapat diperbaiki melalui busana yaitu dengan
memakai bantalan bahu; pinggang yang terlalu atas (badan atas terlalu pendek)
16
pilihlah model bebe tanpa sambungan pinggang tetapi bebe dengan model bawah
pinggang; panggul yang terlalu besar, pilihlah model rok yang tidak berkerut, lipit
yang tidak terlalu banyak dan dijahit sampai di panggul, misalnya rok lipit hadap, rok
Dengan pemilihan warna/corak, model yang sesuai dengan pemakai, juga perlengkapan
seseorang lebih menarik, cantik atau tampan. Orang yang tadinya tidak tahu
berbusana yang rapi, serasi kemudian dia sekarang punya pengetahuan dan mau
mengaplikasikannya pada dirinya, maka seseorang itu dapat kelihatan lebih menarik
Perkembangan Mode
Busana
Istilah mode ini berasal dari bahasa Belanda yang sama artinya dengan la mode dalam
bahasa Perancis, dan fashion dalam bahasa Inggris. Pengertian mode yang dikemukakan Van
Hoeve dalam Kamus Belanda-Indonesia bahwa mode yaitu ragam/cara/gaya pada suatu masa
tertentu yang berganti-ganti dan diikuti oleh orang banyak dalam berbagai-bagai bidang
terutama dalam pakaian. Berarti mode bukan hanya bergerak dalam bidang busana, tetapi
juga dalam bidang lainnya. Pengertian mode secara luas dapat dikatakan sebagai suatu gaya
hidup, penampilan atau gaya (style) yang sedang menjadi modus pada waktu dan tempat
tertentu. Dikaitkan dengan busana atau cara berbusana dapat diartikan bahwa mode adalah
gaya, penampilan atau gaya berbusana, busana yang sedang menjadi modus pada suatu waktu
17
Sebagai ciri utama mode yaitu dengan adanya perkembangan, sebab suatu model akan
dapat dikatakan mode apabila model tersebut sedang mengalami perhatian masyarakat
sebagai sesuatu yang sedang disenanginya dan digandrung dipergunakannya. Apabila laju
perkem-bangan dari suatu model itu sudah mencapai puncaknya dan telah men-jadi tradisi
dalam masa yang tidak ada batasnya, model busana itu sudah tidak dapat lagi dikatakan
suatu mode. Contohnya, celana panjang dan kemeja untuk pria, bebe, dan rok untuk wanita
di Indonesia sudah menjadi 1 model busana sehari-hari sedangkan aslinya bangsa Indonesia
masa lalu, yaitu pria mempergunakan sarung dan baju kampret, wanita mempergunakan
Busana Barat pada mulanya dapat dikatakan mode, yaitu dengan adanya pengaruh
para penjajah saat itu. Model busana asli ini mulai kurang dipergunakan karena sudah
diperkenalkan busana model barat sebagai busana yang lebih praktis dipergunakan untuk
melakukan kegiatan. Akhirnya mode celana, kemeja, rok dan blus atau bebe/gaun menjadi
model busana yang biasa dipakai sehari-hari baik di rumah ataupun bepergian, yang
kemudian hanya mengalami perkembangan pada modelnya saja. Seperti kita ketahui bahwa
mode ini sudah ada sejak manusia mengenal busana, hanya pada abad ke-20 an
dan seni (ipteks). Perkembangan yang semakin menonjol itu dapat kita pahami yaitu karena
perkembangan: (a) produksi dan pemasaran tekstil, (b) mesin-mesin dan alat-alat pembuat
busana, (c) kuantitas dan kualitas para disainer mode busana, (d) media massa, (e)
kemampuan daya beli dari masyarakat, serta (f) meningkatkan pengetahuan masyarakat
Perkembangan busana selalu berubah dan berputar dari tahun ke tahun. Perubahan
itu hanya pada variasinya saja, sedangkan bentuk dasarnya tidak mengalami perubahan,
contohnya rok dan blus adalah busana yang terdiri dari busana bagian atas dan bagian
bawah yang terpisah. Itu adalah dasar dan perubahan variasi itu terdapat pada siluet,
model kerah, model lengan, garis hias, macam-macam lipit pada rok, ukuran panjang rok.
18
Berikut akan diuraikan perkembangan mode busana secara umum mulai dari periode
menggunakan syal di dalam ruangan dan di luar ruangan mereka menggunakan Palla. Palla
merupakan selendang persegi panjang yang besar, biasanya terbuat dari wol dan dipakai
dengan cara dililitkan di badan. Wanita romawi tidak menggunakan topi namun menghias
Mereka juga menyukai perhiasan seperti bros, cincin, liontin, kalung, gelang dan
19
Fashion abad 15 Eropa ditandai dengan perubahan ekstrim pada struktur busananya.
Wanita menggunakan gaun yang tebal, menyapu lantai dan memakai topi. Pada masa ini
terjadi pregnancy look, yaitu semacam mode yang terlihat seperti ibu hamil. Mereka
mengenakan bantal di bawah gaun untuk menciptakan efek hamil tersebut. Para lelaki
menggunakan sepatu runcing yang sangat panjang. Sepatu tersebut di dalamnya diisi dengan
jerami.
Renaissance adalah sebuah gerakan budaya di Eropa yang terjadi pada abad 16 17.
Busana pada masa ini mencerminkan status sosial seseorang. Mereka menunjukkan
kekayaannya melalui busana yang mereka kenakan. Para bangsawan menggunakan pakaian
dengan warna cerah dihiasi dengan bordir benang emas, bulu dan pernak-pernik yang lain
17. Periode ini juga ditandai munculnya rambut palsu sebagai item penting dari fashion pria.
Periode ini ditandai dengan hilangnya renda dan kerah lebar yang digantikan dengan garis
21
Periode Rococo Abad 18
Kata Rococo dipandang sebagai kombinasi dari Rocaille Perancis, atau shell, dan
brococo Italia, atau gaya Baroque. Fashion pada periode ini ditandai dengan pelebaran
siluet pada pria dan wanita. Pria tetap memakai wig namun lebih sering warna putih.
Periode Abad 19
Fashion berkembang pada abad ke 19, dimana kain bertumpuk-tumpuk dan warna
terang mulai ditinggalkan. Wanita pada jaman tersebut akan dikatakan cantik apabila
mereka memiliki image rapuh. Maka tumbuhlah fashion yang menggambarkan kerapuhan
wanita. Dengan pemilihan kain tipis yang mudah rusak beserta warna-warna pucat, benar-
benar menggambarkan kerapuhan wanita yang sesungguh-nya. Ditambah lagi belahan dada
yang sangat rendah yang membuat wanita gampang sekali terserang flu pada saat musim
dingin.
22
Periode Awal Abad 20
Sekitar tahun 1830-an munculah fashion yang bermaksud hendak melindungi wanita
dari cuaca, maka lahirlah korset pada masa itu. Korset sebagai pakaian yang berfungsi
sebagai pakaian dalam wanita memang dapat melindungi wanita dari cuaca, tapi dampaknya,
si pemakai akan sangat tersiksa dengan ketatnya korset yang mereka pakai. Korset pun
sebenarnya memiliki perkembangannya sendiri, di mulai dari korset yang memiliki penyangga
dari besi, hingga kemudian berubah menjadi tulang ikan hiu, namun kesemuanya adalah
Wanita cantik pada masa ini masih digambarkan wanita yang lemah dan tidak
berdaya, wanita dengan perut yang sangat langsing dengan korset yang menekan, dan wanita
yang mudah pingsan untuk menarik perhatian lawan jenisnya. Hal ini juga yang digambarkan
23
Margaret Mitchell pada novel-nya Gone with the Wind. Yang mana sosok wanita cantik dan
Namun sebenarnya tidak semuanya, itu hanya penggambaran sosok wanita Amerika
awal abad ke-20 yang tinggal di Amerika bagian Selatan. Sementara untuk para wanita
Amerika yang tinggal pada Amerika bagian Utara tidak memiliki streotipe seperti demikian.
Hal ini dikarenakan kultur Amerika Utara yang mana masyarakatnya adalah masyarakat
pekerja, begitu pula dengan para wanitanya. Hal ini terlihat pada penggambaran karakter
pada novel Little House on the Prairie, karya Laura Ingalls Wilder. Di sini digambarkan
bahwa para wanitanya cukup mengenakan baju kerja seadanya dan hanya menggunakan baju-
baju indah yang dirasa perlu hanya pada saat moment-moment tertentu.
Masa-masa ini adalah masa pada awal abad ke-20, wanita sudah mulai mengeksplosasi
dan membebaskan gaya berpakaian mereka, tapi korset masih belum bisa ditinggalkan. Masa
ini disebut masa Belle Epoque (atau yang biasa disebut gaya ala perancis), menitik
beratkan pada siluet S-bend atau menonjolkan dada dan pinggulnya, dan masih dihiasi
payet-payet serta renda-renda di sekitarnnya, sehingga masih terkesan nampak boros dan
tidak paktis.
Memasuki tahun 1920-an, fashion sudah memihak pada wanita, korset-korset mulai
ditinggalkan, sementara potongan baju sudah berubah menjadi di longgar dan tidak
menyiksa, celana panjang pun mulai dikenakan yang diawali dengan yang berbentuk kulot.
Wanita tidak perlu lagi merasa tersiksa dengan baju yang ketat dan berat.
24
Sifat-sifat Mode Busana
Perkembangan mode busana laju dengan pesat, dan perkemba-ngannya tersebut dari
berbagai bagian dari busana seperti bentuk leher, kerah, lengan, rok, dekorasi pada bagian
tertentu dan sebagai-nya, yang membuat orang tertarik pada model-model busana yang
a. Mempunyai pengaruh penampilan yang kuat, sehingga masyarakat tertarik kepada model-
model baru yang ditampilkan, karena model-model yang ditampilkan disesuaikan dengan
lingkungan/kondisi masyarakat.
c. Mode bukan sesuatu penemuan baru atau selalu baru, akan tetapi dengan dasar-dasar
d. Mode ada hubungannya dengan produksi tekstil, perlengkapan busana milineris dan
aksesoris.
25
DAFTAR PUSTAKA
Ernawati. 2008.Tata Busana untuk SMK Jilid 1. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Pendidikan Nasional.
Soekarno & Lanawati Basuki. 2004. Panduan Membuat Desain Ilustrasi Busana. Tangerang:
Umsikhatun, Lina. Modul Perkembangan Mode Busana. Materi Sekolah Menengah Kejuruan.
26