Anda di halaman 1dari 14

MODUL PEMBUATAN BUSANA

MODUL PEMBUATAN BUSANA

XII TATA BUSANA

XII
Kebaya
tahun, pakaian itu diterima di budaya dan norma
setempat.

Sebelum 1600, di Pulau Jawa, kebaya adalah pakaian


yang hanya dikenakan keluarga kerajaan di sana.
Selama masa kendali Belanda di pulau itu, wanita-wanita
Eropa mulai mengenakan kebaya sebagai pakaian resmi.
Selama masa ini, kebaya diubah dari hanya
menggunakan barang tenunan mori menggunakan
sutera dengan sulaman warna-warni.

Sebagian banyak mereka berpendapat bahwa


kebaya merupakan busana tradisional yang umumnya
telah dikenal di seluruh Indonesia, namun kebaya lebih
identik dipakai oleh wanita-wanita Jawa. Model dan jenis
kebaya nya pun berbeda disetiap daerah yang tersebar
diseluruh wilayah Jawa. Jawa Tengah memiliki model
kebaya tersendiri, kebaya yang biasa dipakai wanita
Baju kebaya sendiri adalah pakaian tradisional yang jawa tengah biasanya model kebaya Solo atau
dikenakan oleh wanita Indonesia dan Malaysia yang Surakarta. Solo merupakan daerah yang dikenal sebagai
dibuat dari kain kasa yang dikenakan dengan sarung, wilayah keraton dan kerajaan yang masih kental dengan
batik, atau pakaian tradisional yang lain seperti songket nuansa-nuansa kerajaan
dengan motif warna-warni. Asal kata kebaya berasal dari
kata arab, abaya yang berarti pakaian. Dipercaya
kebaya berasal dari Tiongkok ratusan tahun yang lalu.
Lalu menyebar ke Malaka, Jawa, Bali, Sumatera, dan
Sulawesi. Setelah akulturasi yang berlangsung ratusan
yaitu kampuh pembentuk tubuh, jaitan yang
terdapat pada bagian depan atau belakang di
kiri dan kanan.
e) Bagian bawah kebaya ada 2, yaitu lurus dan
sonday/meruncing). (Irma Russanti, 2007)

a) Bentuk
Kebaya tradisional D)
memiliki ciri khas
tersendiri, terlihat
jelas dari bentuk
kebaya pada
umumnya, dan ada
2 jenis kebaya yaitu
kebaya panjang
dan kebaya
pendek. Berikut ciri –
ciri dari kebaya :

b) Bentuk garis leher V – Neckline, dan ada yang


menggunakan krah disebut samleh.
c) Lengan tangan lurus, dan panjangnya sampai
Kebaya Tanpa Kebaya
batas pergelangan tangan.
Gir Dengan Gir
d) Pas di Badan, adanya potongan pada garis di
pinggul, atau terdapat coupnaad/ sekeng
NO. NAMA UKURAN UKURAN
1. Lingkar Leher 38 cm

Pembuatan Pola Dasar 2. Lebar Muka 33 cm


3. Lingkar Badan 88 cm
Ukuran badan yang diperlukan dalam membuat
4. Tinggi Dada 15 cm
Pola Dasar untuk Kebaya adalah sebagai berikut: 5. Lingkar Pinggang 66 cm
1. Lebar Bahu 6. Lingkar Panggul 96 cm
2. Lebar Dada 7. Tinggi Panggul 16 cm

3. Lebar Punggung 8. Lebar Punggung 34 cm


9. Panjang Punggung 37 cm
4. Panjang Punggung
10. Panjang Rok 50 cm
5. Lingkar Badan 11. Panjang Bahu 12 cm
6. Lingkar Pinggang 12. Panjang Lengan 24 cm
7. Lingkar Panggul 13. Tinggi Puncak Lengan 12 cm

8. Lingkar Lubang Lengan


8. B2 dipindahkan ukuran panjang bahu melalui garis
bantu diberi nama titik B3
9. B3 - B4 = 1 cm, samakan ukuran B2 ke B4 dan
Cara Menggambar Pola Dasar Sistem Dressmaking
dihubungkan dengan garis tegas.
Menggambar pola sistem Dressmaking dimulai dari pola
belakang, tetapi sebelumnya ditentukan pedomam 10.B1 - G = ½ panjang punggung ditambah 1 cm, buat
umumnya yaitu ukuran ½ lingkar badan yang dimulai garis horizontal kekiri dan beri nama titik H.
dengan sebuah titik. 11.B1 - G1 = 9 cm.
12.G1 - F1 = ½ lebar punggung (buat garis batas lebar
punggung).
Keterangan Pola Bagian Belakang
13.Bentuk garis lingkar kerung lengan belakang mulai
1. A - B = ½ ukuran lingkar badan. dari titik B4 menuju F1 terus ke F seperti gambar.
2. A - C = ¼ lingkar badan ditambah 1 cm. 14.D - D1 = ¼ ukuran lingkar pinggang ditambah 3 cm
(besar lipit kup) dikurang 1 cm.
3. B - B1 = 1,5 cm.
15.D - D2 = 1/10 lingkar pinggang.
4. B1 - D = ukuran panjang punggung, buat garis
horizontal ketitik E. 16.D2 - D3 = 3 cm (besar lipit kup).
5. B - B2 = 1/6 lingkar leher ditambah 1 cm. 17.Dari D2 dan D3 dibagi 2, dibuat garis putus-putus
sampai kegaris badan (G dan H) diukur 3 cm kebawah,
6. Hubungkan titik B1 dengan B2 seperti gambar (leher
dihubungkan dengan titik
belakang).
18.D2 dan D3 menjadi lipit kup.
7. C - C1 = 5 cm, hubungkan ke titik B2 dengan garis
putus-putus 19.D - D1 = ¼ ukuran lingkar pinggang ditambah 3 cm.
(garis bantu). 20.D1 dihubungkan dengan F, menjadi garis sisi badan
bagian belakang.
Keterangan Pola Bagian Muka 12.E2 - E3 = 3 cm (besar lipit kup).

1. A - A1 = 1/6 lingkar leher ditambah 1 cm. 13.E2 dan E3 dibagi dua dibuat garis putus-putus sampai
kegaris tengah bahu.
2. A - A2 = 1/6 lingkar leher ditambah 1,5 cm.
14.A2 - J = ukuran tinggi dada.
3. Hubungkan titik A1 dengan A2 seperti gambar (garis
leher pola muka). 15.Dari J dibuat garis sampai ke J1.

4. A1 - C2 = ukuran panjang bahu. 16.J1 - J2 = 2 cm, lalu dihubungkan dengan titik E2 dan E3
membentuk lipit kup.
5. A2 - A3 = 5 cm.
17.F - I = 9 cm, lalu dihubungkan dengan garis putus-putus
6. A3 - F2 = ½ lebar muka. ke titik J1.
7. Hubungka titik C2 ke F2 terus ke F seperti gambar 18.J1 - K = 2 cm.
(lingkar kerung lengan bagian muka).
19.Dari I ke I1 dan I2 diukur masing-masing 1 cm, lalu
8. E - E1 = 2 cm (sama besarnya dengan ukuran kup sisi). hubungkan dengan titik K.
9. E1 - E4 = ¼ lingkar pinggang ditambah 4 cm (3 cm 20.I1 - K = I2 - K, yang dijadikan patokan panjang adalah
besar lipit kup ukuran I1 ke K.
10.dan 1 cm untuk membedakan pola muka dengan 21.E4 dihubungkan dengan I2 dan titik I1 dengan F,
belakang). menjadi garis sisi badan bagian muka.
11.E1 - E2 = 1/10 lingkar pinggang.
BADAN MUKA E-P = 3 cm

A-B = Panjang Muka P-O = ¼ lingkar pinggang + 2 cm (orang kurus 1 cm)

B-C = dalam leher = 1/6 li. Leher + 2 ½ cm dikurangi jarak A-M

C-D = lebar leher = 1/6 li. Leher + ½ cm B-Q = 4 cm, tarik garis datar Q-R, ukur N-R lalu

A-E = ¼ lingkar badan + 2 cm atau 1 cm untuk orang ukur N-S = N-R

kurus dan gadis tanggung S-T = ½ lebar muka dikurangi Q-R (garis S-T digambar

E-F = Panjang sisi sejajar garis lanjutan D-I) Sambungan J-T.

C-G = A-E Tarik garis bahu D-K’ dan J-L’, garis lipit kup pinggang

G-H = 1/3 panjang bahu + 1 cm N-O dan garis lubang lengan menurut gambar contoh.

D-I = Panjang bahu, dan titik I harus jatuh pada garis


datar dari H
Garis D-I ditarik terus sampai di garis sisi E-G, dapat titik J
D-K = ½ panjang bahu – 1 cm
J-L = ½ panjang bahu + 1 cm
A-M = 1/10 lingkar pinggang, Tarik garis M-K, teruskan
dengan K-K’ = ½ cm

M-N = Tinggi dada, Tarik garis N-L, teruskan sehingga


N-L’ = N-K’
BADAN BELAKANG M-O = 2 cm untuk lipit kup pinggang

A-B = Panjang Punggung O-P = ¼ lingkar pinggang – 2 cm (orang kurus 1 cm)


dikurangi jarak A-M
B-C = dalam leher = 1 cm – 1 ½ cm
F-Q = garis datar
C-D = lebar leher = 1/6 li. Leher
Q-R = ½ lebar punggung
A-E = ¼ lingkar badan - 2 cm atau 1 cm untuk orang
Tarik garis R-S tegak lurus
kurus dan gadis tanggung
Gambar lubang lengan menurut gambar contoh
E-F = Panjang sisi
Tarik garis lipit kup N-O
C-G = A-E
K-T = 6 cm panjang lipit kup bahu
G-H = ¼ F-G dikurangi 1 cm
Tarik garis L-T
D-I = Panjang bahu, dan titik I jatuh pada garis
datar dari H
Garis D-I ditarik terus dengan 1 atau 1 ½ cm untuk lipit
kup bahu belakang
D-K = ½ panjang bahu – 1 cm
J-L = ½ panjang bahu + 1 cm
A-M = 1/10 lingkar pinggang, Tarik garis M-K
Titik N letaknya 4 cm dibawah garis datar dari F
POLA DASAR LENGAN WANITA – SKALA 1/4 UKURAN
Lingkar lubang lengan (LLL) = 36+4 = 40
Tinggi kepala lengan (TKL) =
(1/4 X 40) + 2cm = 12 cm
Panjang lengan pendek = 6 cm
Dari ketiak
Panjang lengan dari puncak = 50 cm
Lingkar bawah lengan pendek = 30 cm
Lingkar bawah lengan panjang = 30 cm

KETERANGAN
Tarik garis bantu vertical
Ambil satu titik di tengah-tengah, titik A
Ukur A-B = tinggi kepala lengan = 12 cm
B-C = B-D = ½ lingkar lubang lengan
= ½ 40 cm = 20 cm
B-E = panjang lengan panjang = 50 CM
F-G = C-D = garis bawah lengan
Garis CF dan DG tegak lurus.
Dari F dan G diukur masuk 1 cm
Kebaya Dengan Gir

Pola kebaya dengan gir baik digunakan pada


wanita yang mempunyai buah dada besar,
sehingga kampuh gir merupakan garis seperti
gaun dengan garis princess; garis princess atau
garis dari atas ke bawah melangsingkan si
pemakai, pada garis ini dapat disembunyikan
lipit kup yang besar.
Kebaya Tanpa Gir

Pola badan belakang ini dapat dipakai untuk


kebaya tanpa gir. Pola lengan pun demikian. Bila
kebaya dengan atau tanpa gir mau dipakai
dengan beff = kutu baru dalam bahasa
Indonesia, pada tenngan muka boleh dikurangi
sesuai lebar beff.
Muliawan, Porrie. (1983) KONSTRUKSI POLA BUSANA
WANITA. Libri Gunung Mulia, Jakarta, 118 hlm.

https://gpswisataindonesia.info/2019/02/sejarah-
kebaya-
indonesia/#:~:text=Asal%20kata%20kebaya%20berasal%
20dari,di%20budaya%20dan%20norma%20setempat.
(diakses pada 2 Oktober 2020)

http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._KESEJAHTER
AAN_KELUARGA/195509291983032
MALLY_MAELIAH/Bahan_Ajar_BU_451_Inovasi_Busana_Et
nik/BAB_VI_iNOVASI_bUS_eTNIK.pdf (diakses pada 2
Oktober 2020)
www.pinterest.com

www.google.com

Anda mungkin juga menyukai