Pendahuluan
Prakarya berasal dari istilah pra dan karya, pra mempunyai makna belum dan
karya adalah hasil kerja. prakarya didefinisikan sebagai hasil kerja yang belum jadi,
prakarya masih berupa proof of concept atau sebuah prototipe. Prakarya belum
mempunyai target pemasaran, oleh sebab itu belum ada penggunanya atau
konsumennya. Satu-satunya penggunanya mungkin si developer atau desainer itu
sendiri. Kualitas belum menjadi perhatian sebab yang penting bentuk dasarnya saja.
Harga sebuah prakarya ditentukan sangat subyektif sebab belum tahu potensi pasarnya.
Penyusun
Prakarya dan kewirausahaan bidang kerajinan
1. Gelombang perekonomian
Dunia telah mengalami 4 gelombang perekonomian, yaitu :
ARSITEKTUR PENERBITAN
FASHION
/PERCETAKA
RISET DAN PASAR BARANG
PENGEMBANGAN PERIKLANAN
DESAIN
Berdasarkan gambar diatas dapat dijelaskan bahwa pada masa perekonomian
pertanian , penggerak perekonomian adalah bidang pertanian. Lalu dengan
adanya revolusi industri perekonomian berkembang menjadi ekonomi industri
dimana beberapa industri manufaktur bermunculan. Kemudian pada gelombang
ketiga adalah ekonomi informasi dimana pendukung utamanya adalah
perkembangan teknologi, lalu perkembangan yang keempat adalah ekonomi
kreatif dimana beberapa pendukung diantaranya adalah yang tersebut dalam
bagan diatas.
Peluang kerajinan untuk menjadi produk dengan harga tinggi, harus dipastikan
dengan melakukan riset pasar terhadap minat dan selera pembeli. Hasil riset akan
mendasari proses perancangan produk kerajinan yang inovatif. Rancangan
produk terwujud melalui kegiatan wirausaha dengan didukung oleh sumberdaya
yang ada, dalam wirausaha dikenal dengan 6 M yakni Man
(manusia/sumberdaya tenaga kerja), money (uang / sebagai modal awal usaha),
material(bahan/bahan baku atau sumber daya alam ), machine (peralatan/
perlengkapan yang digunakan), methode( cara kerja/ teknik dalam
berwirausaha), market(pasar/sasaran produk)
(sumber buku Prakarya dan Kewirausahaan kelas XII, Kemendikbud)
Salah satu pendukung ekonomi kreatfi adalah bidang kerajinan , disini kerajinan
terbgai menjadi 2 yaitu kerajinan fungsi hias dan fungsi pakai. Kerajinan adalah
sebutan bagi suatu benda hasil karya seni manusia. Kata ‘ kerajinan’ berasal dari kata
‘rajin’ yang artinya barang/benda yang dihasilkan ole keterampilan tangan. Kerajinan
terbuat dari berbagai bahan. Dari kerajinan ini menghasilkan hiasan atau benda seni
maupun barang pakai. Biasanya istilah ini diterapkan untuk cara tradisional dalam
membuat sesuatu.
Nilai – nilai yang dibutuhkan untuk membuat suatu kerajinan adalah memiliki
kecakapan, keahlian, penguasaan dalam proses pembuatan produk, dan
kreatifitas/imajinasi.
1. Kerajinan bahan alam –> merupakan kerajinan yang terbuat dari bahan alam atau
bahan dasarnya bahan-bahan alam seperti : serat alam ,bambu,rotan .
2. Kerajinan bahan buatan –> merupakan kerajinan yang terbuat dari bahan buatan
seperti : plastik,gips,sabun,lilin,dan lain lain.
Indonesia memiliki aneka ragam kerajinan keramik dari berbagai daerah yang memiliki
ciri khas pada keunikan bentuk, teknik hingga ragam hias yang ditampilkan. Kekayaan
hayati di Indonesia telah menginspirasi keindahan dan keunikan bentuk kerajinan .
b. Kerajinan Kulit
Kerajinan ini menggunakan bahan baku dari kulit yang sudah di samak, kulit mentah
atau kulit sintetis. Contohnya: tas, sepatu, wayang, dompet, jaket. Kulit yang
dihasilkan dari hewan seperti: sapi, kambing, kerbau, dan buaya dapat dijadikan
sebagai bahan dasar kerajinan.
1. Siapkan kertas bekas, misalnya kertas tisu atau kertas koran. Robek
atau gunting menjadi potongan-potongan kecil (lembut).
4. Potongan kertas yang telah direndam dan diberi garam ini didiamkan
selama 1 – 2 hari hingga menjadi lunak.
5. Dua hari kemudian atau setelah kertas menjadi lunak dan hancur, saring
menggunakan kain(dapat menggunakan kain lap yang pori-porinya
besar). Keempat tepi kain disatukan dan plintir. hingga air akan
terpisah dari ampasnya.
d. . kerajinan tekstil
Kerajinan tekstil merupakan karya seni atau kerajinan yang dibuat atau memakai
tekstil sebagai bahan utama. Tekstil adalah bahan yang berasal dari serat yang diolah
menjadi benang atau kain sebagai bahan untuk pembuatan busana dan berbagai
produk kerajinan lainnya. Dari pengertian tekstil tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa bahan/produk tekstil meliputi produk serat, benang, kain, pakaian dan
berbagai jenis benda yang terbuat dari serat. Pada umumnya bahan tekstil
dikelompokkan menurut jenisnya sebagai berikut:
Berdasarkan pemahaman diatas maka dapat disimpulkan fungsi hias adalah sebuah
pemanfaatan suatu benda yang bertujuan untuk atau memperindah suatu ruangan /
tempat agar indah dipandang mata.
Fungsi hias dari produk kerajinan tersebut antara lain, tempat lilin dari batok kelapa
dapat menambah suasana natural di rumah, gantungan kunci dari kulit kerang
dapat menambah suasana dekat pantai, taplak meja berhias sulam mempercantik
ruangan.
Dari unsur estetika, kerajinan tangan seperti ini dapat menambah keindahan
dekoratif sebuah ruangan dan dari segi ergonomis kerajinan ini dapat dijual dan
menghasilkan uang.
Motif ragam hias sangat bermacam macam, tergantung imajinasi sang pengrajin
tersebut, dapat dibikin bercorak maupun berrelief nyata.
4. Unsur Estetika dan Ergonomis Produk Kerajinan dari Bahan Lunak
Pembuatan produk kerajinan harus memperhatikan unsur estetika dan ergonomis.
a. Unsur Estetika
Unsur estetika sering kita kenal dengan istilah keindahan. Keindahan adalah nilai-nilai
estetis yang menyertai sebuah karya seni. Keindahan juga diartikan sebagai
pengalaman estetis yang diperoleh ketika seseorang mencerap objek seni atau
dapat pula dipahami sebagai sebuah objek yang memiliki unsur keindahan.
Nilai-nilai keindahan (estetik ) atau keunikan karya seni memiliki prinsip: kesatuan
( unity), keselarasan ( harmoni ), keseimbangan (balance), dan kontras (contrast )
sehingga menimbulkan perasaan haru, nyaman, nikmat, bahagia, agung, ataupun
rasa senang.
Karena didasari oleh ketrampilan dan kehalusan rasa, maka benda-benda hasil
produk kerajinan umumnya sangat mengeksploitasi dan menonjolkan aspek rupa dan
keindahan (estetika). Dalam sejumlah kasus, ada kecenderungan menggunakan pola
(pattern) atau bentuk (form, shape) yang rumit (complicated), serta mungkin juga
mengeksploitasi dan menerapkan ragam hias (ornamen).
Benda-benda hasil produk kerajinan umumnya dibuat secara berulang, dan dibuat
dalam skala besar (mass product). Tentunya dibutuhkan persyaratan-persyaratan tertentu
yang harus dipenuhi dalam proses perancangannya yang sangat berbeda dengan hasil
produk yang bersifat eksklusif (hanya dibuat sebuah saja). Semua hasil karya seni, jika
masih berjumlah sebuah dan berstatus belum diproduksi, bisa disebut artwork, sering
juga disebut master. Namun jika kemudian diproduksi secara massal (diperbanyak
jumlahnya), maka kategorinya berubah menjadi ‘produk yang diindustrikan’
(industrialized product, fabricated product, manufactured product). Dalam hal ini
perubahan status tidak didasarkan atas cara, sistem, teknologi, atau pendekatan poduksi
yang dilaksanakan, akan tetapi dari diperbanyak atau tidaknya produk tersebut.
Desain produk kerajinan mengandung upaya mencari struktur dan material yang
tepat. Desain juga merupakan suatu proses , yaitu proses berfikir yang sistematis untuk
mencapai mutu hasil yang optimal. Dengan demikian bahwa pada hakekatnya desain
adalah mencari mutu yang lebih baik, mutu material, teknis dan performansi, bentuk baik
secara perbagian maupun secara keseluruhan.
Predikat baik pada desain tersebut sangat tergantung pada sasaran dan filosofi
mendesain pada umumnya, bahwa:
1. Sasaran itu berbeda-beda menurut kebutuhan dan kepentingan
2. Setiap upaya desain harus berorientasi pada mencapai hasil yang seoptimal
mungkin dengan biaya yang serendah-rendahnya.
Dengan demikian, dapat dikataka bahwa desain itu lebih baik dari desain yan lain apabila
(harga, citra) desain tersebut memenuhi sasaran kebutuhan yang paling optimal.
Dari uraian tersebut maka jelas bagi kita bahwa ketika seseorang membuat desain
harus merumuskan sasaran setepat-tepatnya: apa, mengapa,siapa, bagaimana, dimana,
dan kapan. Hal in dalam ilmu desain dikenal dengan tahapan identifikasi permasalahan
merupakan kunci yang menentukan.
Selain menentukan sasaran selanjutnya dalam proses desain harus menentukan
pengembangan produk (product development). Dalam pengembangan produk ini,
bergantung pada masalah yang telah dirumuskan diatas. Selain itu ditentukan pula factor-
faktor ynag perlu dikaji. Secara keseluruhan faktor-faktor tersebut meliputi:
1. Faktor Performansi
Suatu desain itu harus praktis, ekonomis, aman,sesuai dengan kondisi
psikologis dan fisiologis manusia (ergonomic) maka perlu mempertimbangkan:
a. Kenyamanan
b. Kepraktisan
c. Keselamatan/keamanan
d. Kemudahan dalam penggunaan
e. Kemudahan dalam pemeliharaan
f. Kemudahan dalam perbaikan
2. Faktor Fungsi
Suatu desain secara fisik dan teknis harus bekerja sesuai dengan fungsi yang
dituntut. Oleh karena itu perlu mempertimbangkan:
a. Kelayakan
b. Kehandalan
c. Spesifikasi dari material
d. Strktur penggunaan atau system tenaga
3. Faktor Produksi
Desain harus memungkinkan untuk diproduksi sesuai dengan metode dan proses
yang tela ditentukan. Untuk itu perlu mempertimbangkan:
a. Permesinan
b. Bahan baku
c. Sistem proses produksi
d. Tingkat ketrampilan tenaga kerja
e. Biaya produksi
f. Standardisasi
4. Faktor Pemasaran
Desain dapat dikatakan berhasil jika jangkauan pasar semakin luas dan masa
hidup atau design life dapat bertahan dalam waktu yang lama. Untuk itu
dipertimbangkan, meliputi:
a. Selera konsumen
b. Citra produk
c. Sasaran pasar
d. Penentuan harga
e. Saluran Distribusi