Dosen Pengampu
Dra.Fetri Yeni j, M.Pd
Winanda Amilia,S.Pd,M.Pd.T
Kelompok 7 :
1. Putri Alifiya (20035081)
2. Putri Wulan Sari (20180037)
3. Rafi Hamdani (20035083)
4. Rahman Eduin (20180038)
5. Rahmat Alhadi (20180039)
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gagasan dan pelaksanaan pendidikan selalu dinamis sesuai dengan dinamika manusia
dan masyarakat. Sejak dulu, kini, maupun di masa depan pendidikan itu selalu
mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan sosial-budaya dan
perkembangan iptek. Pemikiran-pemikiran yang membawa pembaruan pendidikan itu
disebut aliran-aliran pendidikan.Aliran-aliran pendidikan telah dimulai sejak awal
hidup manusia, karena setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi
muda keturunannya yang memerlukan pendidikan yang lebih baik dari orang tuanya.
Ini berarti ada yang salah dengan sistem pendidikan di negara ini, ujar Lendo
Novo di Jakarta, baru-baru ini.Lebih dari 1.000 sekolah alam kini telah tumbuh
di Indonesia.Di kawasan Jakarta Bogor Depok Tanggerang Bekasi
(Jabodetabek) saja kini telah berdiri lebih dari 50 sekolah.Sekolah alam,
menurut dia, merupakan sekolah yang mengedepankan pembentukan akhlak
dan mental siswa dengan konsep mendekatkan diri pada alam.Metode
pembelajaran yang diterapkan juga berbeda.
Hampir seluruh sekolah alam yang ada memiliki konsep utama yaitu upaya
memaksimalkan potensi anak untuk tumbuh menjadi manusia yang
berkarakter, berakhlak mulia, berwawasan ilmu pengetahuan dan siap menjadi
pemimpin.Metode pengajaran sekolah alam juga membuat bersekolah lebih
menyenangkan dan anak tidak merasa terpenjara.
Sekolah alam juga mendorong anak untuk aktif dan kreatif dan bukan semata-
mata mendapatkan materi yang diberikan oleh guru. Di Sekolah Alam
Indonesia, Ciganjur, misalnya, proses belajar lebih banyak dilakukan melalui
diskusi dan permainan.
Ilmu tidak hanya dijejali oleh guru, tetapi anak juga aktif bereksplorasi.Ini
melatih keberanian mengungkapkan pendapat, jelas Novi.Konsep Tematik Hal
serupa juga dilakukan oleh Sekolah Alam Depok di Sawangan, Depok, Jawa
Barat. Sekolah yang memiliki jenjang pendidikan Pre-School, TK, dan SD itu
juga mendorong siswanya untuk aktif menemukan sendiri jawaban atas
berbagai hal melalui buku-buku di perpustakaan dan sumber-sumber lain.
Selain memiliki metode dan visi yang berbeda dari sekolah pada umumnya,
sesuai dengan namanya, suasana yang disuguhkan pun membuat siswa dekat
dengan alam.Rimbunnya pepohonan, lahan untuk berkebun, bahkan sejumlah
hewan ternak seperti angsa dan bebek menjadi bagian dari suasana alami yang
ada di sekolah alam.Ruang kelas berupa bangunan semen dan bersekat-sekat
tidak ada di sekolah alam, yang ada hanyalah saung-saung belajar yang terbuat
dari kayu berukuran 5 x 5 meter dan beratap rumbia. Menurut Edi, saung
sebagai tempat belajar selain dapat lebih dekat dengan alam, juga sebagai ciri
khas bangsa Indonesia. Selain itu, pembuatan saung juga lebih murah
dibanding dengan membangun ruangan beton yang berpendingin udara.
Lendo Novo menjelaskan, konsep sekolah alam dengan saung memang cocok
untuk Indonesia, yang beriklim tropis. Sekolah kan tidak harus di kelas. Justru
dengan belajar di saung yang tanpa meja dan kursi akan menimbulkan suasana
yang lebih bebas bagi siswanya, katanya.Namun, proses belajar siswa tidak
yang dilakukan di saung, tapi juga di kebun atau belajar keluar, dengan
mengunjungi sejumlah tempat yang terkait dengan tema pembelajaran.Anak-
anak belajar Fisika, Biologi, Matematika dan mata pelajaran lainnya langsung
dengan mempraktikkannya dari alam.Dengan menggunakan sistem learning by
doing, penyerapan materi oleh siswa bisa mencapai 90 persen, jelas Lendo
Novo.
Hal senada juga diungkapkan Novi. Menurut dia, dengan berhubungan dekat
dengan alam, siswa akan lebih bijak karena semakin menghargai alam dan
mendekatkan diri dengan Sang Pencipta. Diharapkan lulusan sekolah kami
dapat menjadi anak yang ramah terhadap lingkungan dan tidak ada lagi yang
menebang pohon sembarangan, jelasnya.
g. Pendidikan Inklusi
Istilah pendidikan inklusi atau inklusif, mulai mengemuka semenjak tahun
1990, ketika konferensi dunia tentang pendidikan untuk semua, yang
diteruskan dengan pernyataan salamanca tentang pendidikan inklusif pada
tahun 1994.
Dalam rencana aksi nasional, difabel telah dicanangkan mulai tahun 2003,
yang salah satu butir dari rencana aksi nasional difabel adalah pendidikan
inklusi. Yang dimaksud dengan pendidikan inklusi tau inklusif adalag
pendidikan yang dapat dijangkau oleh semua orang dan tanggap terhadap
semua peserta didik termasuk difabel secara invidual.
a) Bagi Siswa
1) sejak dini siswa memiliki pemahamanyang baik terhadap perbedaan
dan keberagaman.
2) munculnya sikap empati pada siswa secara alamiah.
3) munculnya budaya saling menghargai dan menghormati antar
siswa.
4) menurunkan terjadinya stigma dan labeling kepada semua anak,
khusunya pada anak berkebutuhan khusus dan penyandang cacat.
5) timbulnya budaya kooperatif dan kolaboratif pada siswa sehingga
memungkinkan adanya saling bantu antar satu dengan yang lainnya
b) Bagi Guru
1) lebih tertantang untuk mengembangkan berbagai metode
pembelajaran.
2) bertambahnya kemampuan dan pengetahuan guru tentang
keberagaman siswatermasuk keunikan, karakteristik, dan sekaligus
kebutuhannya.
3) Terjalinnya komunikasi dan kerja sama dalam kemitraan antar guru
dan guru ahli bidang lain.
4) menumbuhkembangkan sikap empati guru terhadao siswa termasuk
siswa penyandang cacat / siswa berkebutuhan khusus
c) Bagi Sekolah
1) memberikan kontribusi yang sangat besar bagi program wajib
belajar.
2) memberikan peluang terjadinya pemerataan pendidikan bagi semua
kelompok masyarakat
3) menggunakan biaya yang relatif lebih efisien
4) mengakomodasi kebutuhan masyarakat
5) meningkatkan kualitas layanan pendidikan
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pemikiran tentang pendidikan sejak dulu , kini dan masa yang akan datang terus berkembang
seiring dengan perkembangan sosial budaya dan iptek. Hasil – hasil dari pemikiran itu
disebut aliran-aliran atau gerakan baru dalam pendidikan .Aliran / gerakan tersebut
mempengaruhi pendidikan di seluruh dunia, termasuk pendidikan Indonesia.
Kajian tentang berbagai aliran atau gerak pendidikan itu akan memberikan pengetahuan dan
wawasan historis kepada tenaga kependidikan. Hal itu sangat penting agar para pendidik
dapat memahami, dan pada gilirannya kelak dapat memberi konstribusi terhadap dinamika
pendidikan itu. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah bahwa dengan pengetahuan dan
wawasan historis tersebut , setiap tenaga kependidikan diharapkan memiliki bekal yang
memadai dalam meninjau berbagai masalah yang dihadapi, serta pertimbangan yang tepat
dalam menetapkan kebijakan dan atau tindakan sehari-hari.
Dari aliran-aliran pendidikan diatas kita tidak bisa mengatakan bahwa salah satu yang paling
baik. Sebab penggunaannya disesuaikan dengan tingkat kebutuhan,situasi, dan kondisinya
pada saat itu, karena setiap aliran memiliki dasar-dasar pemikiran sendiri. Aliran-aliran
pendidikan baru yang berkembang sebenarnya adalah pengembangan dari keempat aliran-
aliran klasik yang ada yaitu, (1) aliran empirisme,(2) aliran nativisme,(3) aliran
naturalism,dan (4) aliran konvergensi.
Pemikiran baru tentang pendidikan juga terdiri dari beberapa macam,yaitu : pengajaran alam
sekitar, pengajaran pusat perhatian,sekolah kerja, pengajaran proyek, sekolah alam dan
pendidikan berasrama.
DAFTAR PUSTAKA
(ant-45)Sumber: Suaramerdeka.Com
Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta