Anda di halaman 1dari 9

Tugas Kelompok 2 DDIP

Pemikiran tentang Pendidikan


Anggota :
1.Ryan Hidayat 21018027
2.Jihan Faira 21018020
3.Nice Anisa 21022026
4.Desripa Ramayori 21129183
5.Putri Nur Afifah 21232010
6.Zahwa Salsabila 21129515
7.Silvi Ulandari 21232015
8.Adib Dwi Putra 21232016
9.Ara Febriani 21129169
Pembahasan Materi :

A.Pemikiran Klasik
a.Empirisme
b.Nativisme
c.Naturalisme
d.Konvergensi
B.Pemikiran Baru Tentang Pendidikan
a.Pengajaran Alam Sekitar
b.Pengajaran Pusat Perhatian
c.Sekolah Kerja
d.Pengajaran Proyek
e.Sekolah Alam
f.Pendidikan Berasrama(Boarding School)
C.Kasus yang Berkaitan dengan Pemikiran Tentang Pendidikan

2
A.Pemikiran Klasik

a.Empirisme
Aliran empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan stimulsi eksternal dalam
perkembangan manusia dan menyatakan bahwa perkembangan manusia dan perkembangan
anak tergantung kepada lingkungan sedangkan pembawaan tidak dipentingkan. Pengalaman
yang diperoleh anak dalam kehidupan sehari-hari didapat dari dunia sekitarnya yang berupa
stimulan-stimulan. Tokoh perintisnya adalah John Locke.

b.Nativisme
Aliran Nativisme bertolak dari Leinitzian Tradition yang menekankan kemampuan dalam diri anak,
sehingga faktor lingkungan termasuk faktor pendidikan kurang berpengaruh terhadap
perkembangan anak. Hasil perkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang sudah
diperoleh sejak kelahiran. Lingkungan kurang berpengaruh terhadap pendidikan anak.

3
c.Naturalisme
Aliran ini dipelopori oleh J.J Rosseau. Rosseau berpendapat bahwa semua anak baru dilahirkan
mempunyai pembawaan baik. Pembawaan baik akan menjadi rusak karena dipengaruhi
lingkungan. Pendidikan yang diberikan orang dewasa malah dapat merusak pembawaan baik
anak itu.

d.Konvergensi
Aliran Konvergensi dipelopori oleh Wlliam Stern. Ia berpedapat bahwa seorang anak dilahirkan di
dunia sudah disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk. Proses perkembangan anak,
baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama mempunyai peranan sangat
penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya
dukungan lingkungan sesuai untuk perkembangan anak itu.

4
B.Pemikiran Baru Tentang Pendidikan

a.Pengajaran Alam Sekitar


Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan sekitarnya adalah gerakan pengajaran alam
sekitar. Perintis gerakan ini adalah Fr.A Finger di Jerman dengan heimatkunde dan J.Ligthart di
Belanda dengan Het Voll Leven.

b.Pengajaran Pusat Perhatian


Pengajaran pusat perhatian dirintis oleh Ovideminat Decroly dari Belgia dengan pengajaran
melalui pusat-pusat minat, disamping pendapatnya tentang pengajaran global. Decroly
menyumbangkan dua pendapat yang sangat berguna bagi pendidikan dan pengajaran yaitu:
1.)Metode Global
2.)Centre D’interet

5
c.Sekolah Kerja
Gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari pandangan-pandangan yang
mementingkan pendidikan keterampilan dalam pendidikan. J.A Comenius menekankan agar
pendidikan mengembangkan pikiran, ingatan, bahasa, dan tangan. J.H Pestalozzi mengajarkan
bermacam-macam mata pelajaran pertukaran di sekolahnya.

d.Pengajaran Proyek
Pengajaran proyek biasa pula digunakan sebagai salah satu metode mengajar di Indonesia,
antara lain dengan pengajaran proyek, pengajaran unit, dan sebagainya. Yang perlu ditekankan
bahwa pengajaran proyek akan menumbuhkan kemampuan untuk memandang dan
memecahkan persoalan secara komprehensif. Pendekatan multidisiplin tersebut makin lama
makin penting, utamanya masyarakat maju.

6
e.Sekolah Alam
Sekolah alam memiliki konsep utama yaitu upaya memaksimalkan potensi anak untuk tumbuh
menjadi manusia yang berkarakter, berakhlak mulia, berwawasan ilmu pengetahuan dan siap
menjadi pemimpin. Metode pengajaran sekolah alam juga membuat bersekolah lebih
menyenangkan dan anak tidak merasa terpenjara. Sekolah alam juga mendorong anak untuk
aktif dan kreatif dan bukan semata-mata mendapatkan materi yang diberikan oleh guru.

f.Pendidikan Berasrama(Boarding School)


Sekolah Berasrama adalah alternatif terbaik buat para orang tua menyekolahkan anak mereka
dalam kondisi apapun. Selama 24 jam anak hidup dalam pemantauan dan kontrol yang total dari
pengelola, guru dan pengasuh di sekolah-sekolah berasrama. Anak betul-betul dipersiapkan
untuk masuk kedalam dunia nyata dengan modal yang cukup, tidak hanya kompetensi akademis,
tapi skill-skill lainnya dipersiapkan sehingga mereka mempunyai senjata yang ampuh untuk
memasuki dan menaklukan dunia ini. Di sekolah berasrama anak dituntut untuk dapat menjadi
manusia yang berkontribusi besar bagi kemanusiaan. Mereka tidak hanya hidup untuk dirinya dan
keluarganya tapi juga harus berbuat untuk bangsa dan Negara. Oleh sebab itu dukungan fasilitas
terbaik, tenaga pengajar berkualitas, dan lingkungan yang kondusif harus didorong untuk dapat
mencapai cita-cita tersebut.

7
C.Kasus yang Berkaitan dengan Pemikiran tentang Pendidikan
Salah satu kasus baru-baru ini yang terjadi di Indonesia adalah kasus pemerkosaan anak didik oleh
seorang tenaga pendidik di sebuah Boarding School di Kabupaten Bandung Barat. Herry Wirawan,
seorang guru sekaligus pengurus Madani Boarding School di Kecamatan Cibiru, Kota Bandung
melakukan tindakan pencabulan terhadap belasan santri hingga hamil.
Sebagai panutan di sekolah,seorang guru harusnya memberikan contoh yang benar dan melindungi
anak didiknya, bukan malah melakukan perbuatan tercela.
Pemberitaan tersebut merusak nama Boarding School yang sejatinya di jalankan sebagai hasil dari
pemikiran pendidikan yang mengkolaborasikan sistem belajar dengan berbasis pendidikan berasrama
bagi peserta didik. Hal tersebut tentu merusak tujuan dari pendirian Boarding School, yang mana di sana
anak didik dipersiapkan tidak hanya kompetensi akademisnya, tapi juga skill-skill lain. Tapi, sebelum
cita-cita itu terwujud, masa depan peserta didik sudah di rusak oleh pihak yang sangat tidak
bertanggung jawab. Tidak ada lagi kesempatan yang bagus untuk mengembangkan diri mereka karena
mental dan karakternya sudah di rusak. Dampaknya tidak kecil, yaitu membuat resah para orang tua
yang anak-anaknya sedang mengikuti pendidikan Boarding School. Yang bermasalah adalah satu
Boarding School, namun yang akan menanggung resiko buruk adalah semua sekolah yang berbasis
asrama. Para orang tua akan mengalami kecemasan jika ingin menitipkan anak mereka untuk menuntut
ilmu di sana. Lama kelamaan, tidak ada lagi masyarakat yang percaya dengan rancangan yang di bentuk
dari pemikiran pendidikan yaitu sekolah berasrama/Boarding School yang sebenarnya merupakan salah
satu sistem belajar unggulan dalam membentuk karakter anak dan mengembangkan potensi diri.
8
Terima Kasih..

Anda mungkin juga menyukai