0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
9 tayangan23 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai aliran klasik pendidikan seperti empirisme, nativisme, naturalisme, konvergensi, serta gerakan baru pendidikan seperti pengajaran alam sekitar, pusat perhatian, sekolah kerja, dan pengajaran proyek. Dokumen ini juga menjelaskan tokoh-tokoh penting dalam setiap aliran seperti John Locke, Jean Jacques Rousseau, serta prinsip-prinsip yang dikemukakan
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai aliran klasik pendidikan seperti empirisme, nativisme, naturalisme, konvergensi, serta gerakan baru pendidikan seperti pengajaran alam sekitar, pusat perhatian, sekolah kerja, dan pengajaran proyek. Dokumen ini juga menjelaskan tokoh-tokoh penting dalam setiap aliran seperti John Locke, Jean Jacques Rousseau, serta prinsip-prinsip yang dikemukakan
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai aliran klasik pendidikan seperti empirisme, nativisme, naturalisme, konvergensi, serta gerakan baru pendidikan seperti pengajaran alam sekitar, pusat perhatian, sekolah kerja, dan pengajaran proyek. Dokumen ini juga menjelaskan tokoh-tokoh penting dalam setiap aliran seperti John Locke, Jean Jacques Rousseau, serta prinsip-prinsip yang dikemukakan
A. ALIRAN EMPIRISME Bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan stimulasi eksternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan pebawaan tidak dipentingkan. Pengalaman yang diperoleh anak dalam kehidupan sehari – hari didapat dari dunia sekitarnya yang berupa stimulasi-stimulasi. Dari alam bebas maupun diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk program pendidikan Tokohnya adalah John Locke (1932-1704) yang mengembangkan teori “ Tabularasa” anak lahir ke dunia bagaikan kertas putih yang bersih. Pengalaman empirik yang diperoleh dari lingkungan yang berpengaruh besar dalam menentukan perkembangan anak.
Tokoh lainnya adalah Ivan Pavlov, dengan
Classical Conditioning, E. Thorndike BF. Skinner “ Operant Conditioning atau Instrumental Learning, serta NE.Miller dan J.Dollard dengan” Social Learning yang berkem- bang menjadi Participant Modeling” oleh A. Bandura B. ALIRAN NATIVISME Bertolak dari Leibnitzian tradition, menekankan pada kemampuan dalam diri anak sehingga faktor lingkungan, termasuk pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil pendidkan ditentukan oleh pembawaan yang sudah diperoleh sejak lahir. Schopenhauer (178-1860) Bayi itu lahir sudah dengan pembawaan baik dan buruk. Oleh karena itu hasil akhir pendidikan ditentukan oleh pembawan sejak lahir. Bagi nativisme lingkungan sekitar tidak ada artinya sebab lingkungan tidak akan berdaya dalam mempengaruhi perkembangan anak.
Suatu pendapat aliran nativisme yang
berpengaruh luas yakni dalam diri individu terdapat suatu “inti” pribadi (G.Leibnitz: monad) yang mendorong manusia untuk mewujudkan diri, menentukan pilihan, kemauan sendiri, dan yang menempatkan manusia sebagai makhluk aktif yang memiliki kemauan bebas. (Humanistic Psychologi/Phenomenologis Carl Rogers dl). Variasi Phenomenologis/Humaistic: 1. Pendekatan aktualisasi diri atau non direktif (client centered) dari Carl Rogers dan Abraham Maslow 2. Pendekatan “Personal Constructs” G. A. Kely yang menekankan pentingnya memahami hubungan transaksional” antara manusia dan lingkungannya sebagai bekal awal memahami prilakunya 3. Pendekatan “Gestalt” 4. Pendekatan “ Search for meaning” dengan aplikasinya sebagai Logotherapy” dari Viktor Franki yang mengungkapkan pentingnya human spirit untuk mengatasi berbagai tantangan/ 6 masalah yang dihadapi. C. ALIRAN NATURALISME J.J. Rousseau (1712-1778) Berpendapat bahwa semua anak yang baru lahir mempu- nyai pembawan baik. Namun pembawaan yang baik itu akan menjadi rusak karena dipengaruhi lingkungan. Pendidikan yang diberikan oleh orang dewasa malahan dapat merusak pembawaan anak yang baik itu. Aliran ini juga disebut negativisme, karena berpendapat bahwa pendidik wajib membiarkan anak pada alam, dengan kata lain pendidikan tidak diperlukan. Anak harus dijauhkan dari segala keburukan masyarakat yang serba dibuat-buat (artificial) sehingga kebaikan anak yang diperoleh secara alamiah sejak lahir dapat secara spontan dan bebas.
Ia mengusulkan perlunya permainan bebas
untuk mengembangkan pembawanya, kemampuanya, dan kecenderungannya.
Pendidikan, harus dijauhkan dalam perkem-
bangan anak, karena hal itu dapat menjauh- kan anak dari segala hal yang bersifat dibuat-buat dan dapat membawa anak kembali ke alam untuk mempertahankan segala yang baik. D. ALIRAN KONVERGENSI Perintis aliran ini adalah William Stern (1871- 1939), seorang ahli pendidikan Bangsa Jerman. Ia berpen- dapat bahwa seorang anak dilahirkan di dunia sudah disertai pembawaan baik maupun pembawa- an buruk.
Dalam proses perkembangan anak, baik faktor
pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang sangat penting. Bakat yang dibawa sejak lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai untuk perkembangan bakat itu.
Sebaliknya lingkungan yang baik tidak
dapat menghasilkan perkembangan anak yang optimal kalau pada diri anak tidak terdapat bakat yang diperlukan untuk mengembangkan itu. Ada berbagai variasi pendapat tentang faktor- faktor mana yang paling penting dalam menen tukan perkembangan itu.
Hal ini tercermin dalam perbedaan dalam
strategi yang tepat untuk memahami perilaku manusia; seperti strategi disposisional/ konstitusional, phenome- nologis /humanistik, behavioral, mau- pun psikodinamik/ psikoanalitik dsb. Dalam hal teori belajar muncul variasi teori/ model Behavioral a.l (belajar Tuntas, Model Belajar Kontrol Diri Sendiri, Model simulasi, dan Model Asertif). Rumpun Model Pemprosesan Informasi (Model Inkuiri, Model Presentase Kerangka dasar atau Advance Organizer, dan Model Pengembangan Berfikir). Dll. Peran guru, fasilitator ataukah informator, teknik penilaian pencapaian siswa dengan test objektif atau esei, perumusan tujuan pembelajaran (behavioral, peran pada teknologi pemelajaran The Teaching Mechine, Belajar berprogramma dll). GERAKAN BARU PENDIDIKAN DAN PENGARUHNYA DI INDONESIA PENGAJARAN ALAM SEKITAR PENGAJARAN PUSAT PERHATIAN SEKOLAH KERJA PENGAJARAN PROYEK A. Pengajaran Alam Sekitar
Gerakan pendidikan yang mendekatkan
anak dengan sekitarnya adalah gerakan pengajaran alam sekitar.
Perintis gerakan ini adalah Fr.A.Finger (1808
-1888) di Jerman dengan Heimatkunde (pengajaran alam sekitar, dan J.Ligthart (1859-1916) di Belanda dengan Het Volle Leven (kehidupan senyatanya). Beberapa Prinsip Gerakan Heimatkunde: 1) Dengan pengajaran alam sekitar, guru dapat meragakan secara langsung. Betapa pentingnya pengajaran dengan meragakan atau mewujudkan itu sesuai dengan sifat-sifat didaktik atau dasar-dasar pengajaran 2) Pengajaran alam sekitar memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya agar anak aktif atau giat tidak duduk, dengar, catat saja. 3) Pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk memberikan pengajaran totalitas, suatu bentuk pengajaran dengan ciri-ciri secara garisnya : a) Pengajaran tidak mengenal pembagian mata pengajaran dalam daftar pengajaran, tetapi guru memahami tujuan pengajaran dan mengarahkan usahanya mencapai tujuan b) Pengajaran menarik minat, karena segala sesuatu dipusatkan atas suatu bahan yang menarik perhati an anak dan diambilkan dari alam sekitarnya. c) Pengajaran memungkinkan segala bahan berhubungan satu sama lain seerat-eratnya secara teratur. d) Pengajaran alam sekitar memberi bahan apersepsi intelektual yang kokoh dan tidak verbalistik. Yang dimaksud apersepsi adalah segala sesuatu yang baru dan masuk di dalam intelek anak, harus dapat luluh menjadi satu dengan kekayaan pengetahuan yang dimiliki anak. Harus terjadi proses asimilasi antara pengetahuan lama dengan yang baru. e) Pengajaran alam sekitar memberi apersepsi emosional, karena alam sekitar mempunyai ikatan emosional dengan anak J.Lingthart mengemukakan pegangan dalam Het Volle Leven yaitu: 1) Anak harus mengetahui barangnya terlebih dahulu sebelum mendengar namanya, tidak kebalikannya, sebab kata itu hanya suatu tanda dari pengertian tentang barang itu. 2) Pengajaran sesungguhnya itu harus mendasari pengajaran selanjutnya, atau mata peajaran yang lain harus dipusatkan atas itu 3) Haruslah diadakan perjalanan memasuki hidup nyatanya kesemua jurusan agar murid faham akan hubungan antara bermacam- macam lapangan dalam hidupnya (pengajaran alam sekitar) B. Pengajaran Pusat Perhatian Perintisnya Ovideminat Decroly (1871- 1932) dari Belgia dengan pengajaran melalui pusat-pusat minat (Centres d’interet), di samping pendapatnya tentang pengajaran global Pendidikan Decroly berdasar pada semboyan : Ecole pour lavie, par lavie (sekolah untuk hidup dan oleh hidup). Anak harus dididik untuk dapat hidup da;lam masyara- kat dan dipersiapkan dalam masyarakat, anak harus diarahkan kepada pembentukan individu dan angota masyarakat Oleh karena itu, anak harus mempunyai pengetahuan terhadap diri sendiri (tentang hasrat dan cita-citanya) dan pengetahuan tentang dunianya (lingkungan tempat hidup di hari depannya). Dunia ini terdiri dari alam dan kebudayan. Dan dunia itu harus hidup dan mengembangkan kemampuannya untuk mencapai cita-cita. Anak harus memiliki pengetahuan yang bersifat subyektif dan objektif. Dua Sumbangan Decroly 1) Metode Global (keseluruhan); Dari hasil yang didapat observasi mengingat secara keseluruhan (global). Keseluruhan lebih dulu dari pada bagian- bagian. Jadi ini berdasar atas prinsip psikologi Gestalt. Dalam mengajar membaca dan menulis, ternyata dengan mengajarkan kalimat lebih mudah daripada mengajarkan kata-kata lepas. Sedangkan kata-kata lebih mudah dari pada huruf-huruf secara sendiri.
Metode ini bersifat ideo visual sebab arti
sesuatu kata yang diajarkan itu selalu diasosiasikan dengan tanda (tulisan), atau suatu gambar yang dapat dilihat. 2) Centre d’interet (Pusat-pusat Minat); Dari hasil penelitian psikologik, ia menetapkan bahwa anak mempunyai minat yang spontan (sewajarnya). Pengajaran harus disesuaikan dengan minat-minat spontan. Jika tidak pengajaran itu tidak akan banyak hasilnya. Anak mempunyai minat spontan terhadap diri sendiri, dan terhadap diri sendiri itu meliputi: a) Dorongan mempertahankan diri b) Dorongan mencari makan dan minum c) Dorongan memelihara diri Minat terhadap masyarakat a) Dorongan sibuk bermain b) Dorongan meniru orang lain