Anda di halaman 1dari 23

Dr. Rejokirono, S.Pd., M.Pd.

I.ALIRAN KLASIK PENDIDIKAN


A. ALIRAN EMPIRISME
 Bertolak dari Lockean Tradition yang
mementingkan stimulasi eksternal dalam
perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa
perkembangan anak tergantung kepada
lingkungan, sedangkan pebawaan tidak
dipentingkan.
 Pengalaman yang diperoleh anak dalam
kehidupan sehari – hari didapat dari dunia
sekitarnya yang berupa stimulasi-stimulasi.
Dari alam bebas maupun diciptakan oleh orang
dewasa dalam bentuk program pendidikan
Tokohnya adalah John Locke (1932-1704) yang
mengembangkan teori “ Tabularasa” anak lahir ke
dunia bagaikan kertas putih yang bersih.
Pengalaman empirik yang diperoleh dari
lingkungan yang berpengaruh besar dalam
menentukan perkembangan anak.

Tokoh lainnya adalah Ivan Pavlov, dengan


Classical Conditioning, E. Thorndike BF. Skinner “
Operant Conditioning atau Instrumental Learning,
serta NE.Miller dan J.Dollard dengan” Social
Learning yang berkem- bang menjadi Participant
Modeling” oleh A. Bandura
B. ALIRAN NATIVISME
Bertolak dari Leibnitzian tradition, menekankan
pada kemampuan dalam diri anak sehingga
faktor lingkungan, termasuk pendidikan, kurang
berpengaruh terhadap perkembangan anak.
Hasil pendidkan ditentukan oleh pembawaan
yang sudah diperoleh sejak lahir.
Schopenhauer (178-1860) Bayi itu lahir sudah
dengan pembawaan baik dan buruk. Oleh karena
itu hasil akhir pendidikan ditentukan oleh
pembawan sejak lahir.
Bagi nativisme lingkungan sekitar tidak
ada artinya sebab lingkungan tidak akan
berdaya dalam mempengaruhi
perkembangan anak.

Suatu pendapat aliran nativisme yang


berpengaruh luas yakni dalam diri individu
terdapat suatu “inti” pribadi (G.Leibnitz:
monad) yang mendorong manusia untuk
mewujudkan diri, menentukan pilihan,
kemauan sendiri, dan yang menempatkan
manusia sebagai makhluk aktif yang
memiliki kemauan bebas. (Humanistic
Psychologi/Phenomenologis Carl Rogers dl).
Variasi Phenomenologis/Humaistic:
1. Pendekatan aktualisasi diri atau non
direktif (client centered) dari Carl Rogers
dan Abraham Maslow
2. Pendekatan “Personal Constructs” G.
A. Kely yang menekankan pentingnya
memahami hubungan transaksional”
antara manusia dan lingkungannya
sebagai bekal awal memahami prilakunya
3. Pendekatan “Gestalt”
4. Pendekatan “ Search for meaning”
dengan aplikasinya sebagai Logotherapy”
dari Viktor Franki yang mengungkapkan
pentingnya human spirit untuk mengatasi
berbagai tantangan/ 6 masalah yang
dihadapi.
C. ALIRAN NATURALISME
J.J. Rousseau (1712-1778) Berpendapat
bahwa semua anak yang baru lahir
mempu- nyai pembawan baik. Namun
pembawaan yang baik itu akan menjadi
rusak karena dipengaruhi lingkungan.
Pendidikan yang diberikan oleh orang
dewasa malahan dapat merusak
pembawaan anak yang baik itu. Aliran
ini juga disebut negativisme, karena
berpendapat bahwa pendidik wajib
membiarkan anak pada alam, dengan
kata lain pendidikan tidak diperlukan.
Anak harus dijauhkan dari segala keburukan
masyarakat yang serba dibuat-buat (artificial)
sehingga kebaikan anak yang diperoleh secara
alamiah sejak lahir dapat secara spontan dan
bebas.

Ia mengusulkan perlunya permainan bebas


untuk mengembangkan pembawanya,
kemampuanya, dan kecenderungannya.

Pendidikan, harus dijauhkan dalam perkem-


bangan anak, karena hal itu dapat menjauh- kan
anak dari segala hal yang bersifat dibuat-buat
dan dapat membawa anak kembali ke alam
untuk mempertahankan segala yang baik.
D. ALIRAN KONVERGENSI
Perintis aliran ini adalah William Stern (1871- 1939),
seorang ahli pendidikan Bangsa Jerman. Ia berpen-
dapat bahwa seorang anak dilahirkan di dunia
sudah disertai pembawaan baik maupun
pembawa- an buruk.

Dalam proses perkembangan anak, baik faktor


pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama
mempunyai peranan yang sangat penting.
Bakat yang dibawa sejak lahir tidak akan
berkembang dengan baik tanpa adanya
dukungan lingkungan yang sesuai untuk
perkembangan bakat itu.

Sebaliknya lingkungan yang baik tidak


dapat menghasilkan perkembangan anak
yang optimal kalau pada diri anak tidak
terdapat bakat yang diperlukan untuk
mengembangkan itu.
Ada berbagai variasi pendapat tentang faktor-
faktor mana yang paling penting dalam menen
tukan perkembangan itu.

Hal ini tercermin dalam perbedaan dalam


strategi yang tepat untuk memahami perilaku
manusia; seperti strategi disposisional/
konstitusional, phenome- nologis /humanistik,
behavioral, mau- pun psikodinamik/ psikoanalitik
dsb.
Dalam hal teori belajar muncul variasi teori/
model Behavioral a.l (belajar Tuntas, Model Belajar
Kontrol Diri Sendiri, Model simulasi, dan Model
Asertif).
Rumpun Model Pemprosesan Informasi (Model
Inkuiri, Model Presentase Kerangka dasar atau
Advance Organizer, dan Model Pengembangan
Berfikir). Dll.
Peran guru, fasilitator ataukah informator, teknik
penilaian pencapaian siswa dengan test objektif
atau esei, perumusan tujuan pembelajaran
(behavioral, peran pada teknologi pemelajaran The
Teaching Mechine, Belajar berprogramma dll).
GERAKAN BARU PENDIDIKAN
DAN PENGARUHNYA DI INDONESIA
PENGAJARAN ALAM SEKITAR
PENGAJARAN PUSAT PERHATIAN
SEKOLAH KERJA
PENGAJARAN PROYEK
A. Pengajaran Alam Sekitar

Gerakan pendidikan yang mendekatkan


anak dengan sekitarnya adalah gerakan
pengajaran alam sekitar.

Perintis gerakan ini adalah Fr.A.Finger (1808


-1888) di Jerman dengan Heimatkunde
(pengajaran alam sekitar, dan J.Ligthart
(1859-1916) di Belanda dengan Het Volle
Leven (kehidupan senyatanya).
Beberapa Prinsip Gerakan Heimatkunde:
1) Dengan pengajaran alam sekitar, guru dapat
meragakan secara langsung. Betapa pentingnya
pengajaran dengan meragakan atau
mewujudkan itu sesuai dengan sifat-sifat
didaktik atau dasar-dasar pengajaran
2) Pengajaran alam sekitar memberikan
kesempatan sebanyak-banyaknya agar anak
aktif atau giat tidak duduk, dengar, catat saja.
3) Pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk
memberikan pengajaran totalitas, suatu bentuk
pengajaran dengan ciri-ciri secara garisnya :
a) Pengajaran tidak mengenal pembagian
mata pengajaran dalam daftar
pengajaran, tetapi guru memahami
tujuan pengajaran dan mengarahkan
usahanya mencapai tujuan
b) Pengajaran menarik minat, karena
segala sesuatu dipusatkan atas suatu
bahan yang menarik perhati an anak
dan diambilkan dari alam sekitarnya.
c) Pengajaran memungkinkan segala
bahan berhubungan satu sama lain
seerat-eratnya secara teratur.
d) Pengajaran alam sekitar memberi bahan
apersepsi intelektual yang kokoh dan
tidak verbalistik.
Yang dimaksud apersepsi adalah segala
sesuatu yang baru dan masuk di dalam
intelek anak, harus dapat luluh menjadi
satu dengan kekayaan pengetahuan yang
dimiliki anak. Harus terjadi proses
asimilasi antara pengetahuan lama
dengan yang baru.
e) Pengajaran alam sekitar memberi
apersepsi emosional, karena alam sekitar
mempunyai ikatan emosional dengan
anak
 J.Lingthart mengemukakan pegangan dalam
Het Volle Leven yaitu:
1) Anak harus mengetahui barangnya terlebih
dahulu sebelum mendengar namanya, tidak
kebalikannya, sebab kata itu hanya suatu
tanda dari pengertian tentang barang itu.
2) Pengajaran sesungguhnya itu harus
mendasari pengajaran selanjutnya, atau mata
peajaran yang lain harus dipusatkan atas itu
3) Haruslah diadakan perjalanan memasuki
hidup nyatanya kesemua jurusan agar murid
faham akan hubungan antara bermacam-
macam lapangan dalam hidupnya (pengajaran
alam sekitar)
B. Pengajaran Pusat Perhatian
Perintisnya Ovideminat Decroly
(1871- 1932) dari Belgia dengan
pengajaran melalui pusat-pusat
minat (Centres d’interet), di
samping pendapatnya tentang
pengajaran global
Pendidikan Decroly berdasar pada
semboyan : Ecole pour lavie, par
lavie (sekolah untuk hidup dan
oleh hidup).
 Anak harus dididik untuk dapat hidup da;lam
masyara- kat dan dipersiapkan dalam
masyarakat, anak harus diarahkan kepada
pembentukan individu dan angota
masyarakat Oleh karena itu, anak harus
mempunyai pengetahuan terhadap diri
sendiri (tentang hasrat dan cita-citanya) dan
pengetahuan tentang dunianya (lingkungan
tempat hidup di hari depannya).
 Dunia ini terdiri dari alam dan kebudayan.
Dan dunia itu harus hidup dan
mengembangkan kemampuannya untuk
mencapai cita-cita. Anak harus memiliki
pengetahuan yang bersifat subyektif dan
objektif.
 Dua Sumbangan Decroly
1) Metode Global (keseluruhan);
Dari hasil yang didapat observasi
mengingat secara keseluruhan (global).
Keseluruhan lebih dulu dari pada bagian-
bagian. Jadi ini berdasar atas prinsip
psikologi Gestalt.
Dalam mengajar membaca dan menulis,
ternyata dengan mengajarkan kalimat lebih
mudah daripada mengajarkan kata-kata
lepas. Sedangkan kata-kata lebih mudah dari
pada huruf-huruf secara sendiri.

Metode ini bersifat ideo visual sebab arti


sesuatu kata yang diajarkan itu selalu
diasosiasikan dengan tanda (tulisan), atau
suatu gambar yang dapat dilihat.
2) Centre d’interet (Pusat-pusat Minat);
Dari hasil penelitian psikologik, ia menetapkan
bahwa anak mempunyai minat yang spontan
(sewajarnya). Pengajaran harus disesuaikan
dengan minat-minat spontan. Jika tidak
pengajaran itu tidak akan banyak hasilnya.
Anak mempunyai minat spontan terhadap diri
sendiri, dan terhadap diri sendiri itu meliputi:
a) Dorongan mempertahankan diri
b) Dorongan mencari makan dan minum
c) Dorongan memelihara diri
Minat terhadap masyarakat
a) Dorongan sibuk bermain
b) Dorongan meniru orang lain

Anda mungkin juga menyukai