Anda di halaman 1dari 22

PERANG DUNIA PERTAMA DAN KEDUA

Oleh
Nama : Almas Fadila
Kelas : XI IPS 2

MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) 3 KOTA


BANJARMASIN
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perang Dunia 1
Lahirnya Perang Dunia 1 Diawali dengan pembunuhan Archduke Franz Ferdinand,
ia merupakan pewaris mahkota Austro-Hongaria, dan istrinya yaitu Archduchess
Sophie di Sarajevo pada 28 Juni 1914. Pembunuhan tersebut berujung pada
ultimatum Habsburg terhadap Kerajaan Serbia
Perang Dunia 2
Perang Dunia II terjadi pada kurun waktu 1939–1945. Penyebab dari perang ini
secara umum dikarenakan adanya konflik ideologi di antara negara-negara Eropa,
Amerika, dan Asia. Peristiwa itu ditandai dengan berbagai aksi unjuk kekuatan
maupun ekspansi militer terhadap wilayah-wilayah tertentu.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan dalam makalah ini adalah:

Apa pengertian Perang Dunia I dan II?


Apa penyebab terjadinya Perang Dunia I dan II?
Bagaimana dampak Perang Dunia I dan II terhadap bidang politik ?

C. TUJUAN PENULISAN
Untuk mempelajari sejarah tentang perang dunia I dan II.
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perang Dunia I


Perang Dunia I adalah sebuah perang global terpusat di Eropa yang dimulai pada
tanggal 28 Juli 1914 sampai 11 November 1918. Perang ini sering disebut Perang
Dunia atau Perang Besar sejak terjadi sampai dimulainya Perang Dunia II pada
tahun 1939, dan Perang Dunia Pertama atau Perang Dunia I setelah itu. Perang ini
melibatkan semua kekuatan besar dunia, yang terbagi menjadi dua aliansi
bertentangan, yaitu Sekutu (berdasarkan Entente Tiga yang terdiri dari Britania
Raya, Perancis, dan Rusia) dan Blok Sentral (terpusat pada Aliansi Tiga yang terdiri
dari Jerman, Austria-Hongaria, dan Italia).

Kedua aliansi ini melakukan reorganisasi (Italia berada di pihak Sekutu) dan
memperluas diri saat banyak negara ikut serta dalam perang. Lebih dari 70 juta
tentara militer, termasuk 60 juta orang Eropa, dimobilisasi dalam salah satu
perang terbesar dalam sejarah. Lebih dari 9 juta prajurit gugur, terutama akibat
kemajuan teknologi yang meningkatkan tingkat mematikannya suatu senjata
tanpa mempertimbangkan perbaikan perlindungan atau mobilitas. Perang Dunia I
adalah konflik paling mematikan keenam dalam sejarah dunia, sehingga
membuka jalan untuk berbagai perubahan politik seperti revolusi di beberapa
negara yang terlibat.

Penyebab jangka panjang perang ini mencakup kebijakan luar negeri imperialis
kekuatan besar Eropa, termasuk Kekaisaran Jerman, Kekaisaran Austria-Hongaria,
Kesultanan Utsmaniyah, Kekaisaran Rusia, Imperium Britania, Republik Perancis,
dan Italia. Pembunuhan tanggal 28 Juni 1914 terhadap Adipati Agung Franz
Ferdinand dari Austria, pewaris tahta Austria-Hongaria, oleh seorang nasionalis
Yugoslavia di Sarajevo, Bosnia dan Herzegovina adalah pencetus perang ini.
Pembunuhan tersebut berujung pada ultimatum Habsburg terhadap Kerajaan
Serbia. Sejumlah aliansi yang dibentuk selama beberapa dasawarsa sebelumnya
terguncang, sehingga dalam hitungan minggu semua kekuatan besar terlibat
dalam perang; melalui koloni mereka, konflik ini segera menyebar ke seluruh
dunia.

B. Sebab Terjadinya Perang Dunia I


1. Terjadi Pertentangan antara Negara-negara Eropa
Menjelang Perang Dunia I negara-negara di Eropa saling bermusuhan antara satu
dengan lainnya. Penyebabnya bermacam-macam, baik politik, ekonomi, maupun
saling berebut daerah pengaruh. Contoh dari pertentangan antara negara Eropa
tersebut adalah sebagai berikut:

a. Perancis-Jerman
Negara Jerman terpecah menjadi beberapa negara kecil berdasarkan keputusan
Kongres Wina (1815). Perdana Menteri Prusia (Otto Von Bismarck) tampil untuk
menyatukan Jerman. Usaha tersebut berhasil pada tahun 1871 bersamaan
waktunya dikalahkannya Perancis dalam perang Jerman-Perancis (1870-1871).
Pengumuman terbentuknya negara kesatuan Jerman dilakukan di Istana Versailles
yang merupakan lambang keagungan Perancis. Ini merupakan suatu penghinaan,
sehingga pada diri rakyat Perancis timbul keinginan untuk membalas dendam
(Revanche Ide).

b. Inggris-Jerman
Pada akhir abad ke-19 Jerman telah berkembang menjadi negara industri.
Produksinya terlalu banyak sehingga tidak dapat diserap oleh pasar dalam negeri
(over produksi). Oleh karena itu perlu dicarikan lebensraum (ruang hidup) untuk
menjual hasil produksinya sekaligus sebagai tempat untuk memperoleh bahan
mentah. Inggris yang telah muncul lebih dulu sebagai negara industri merasa
mendapat saingan sehingga ke dua negara saling berebut tanah jajahan.

c. Rusia-Jerman
Kedua negara saling berebut pengaruh di Timur Tengah. Sejak abad ke-18 Rusia
menjalankan Politik Air Hangat, yaitu mencari pelabuhan yang airnya tidak beku di
waktu musim dingin (di sebelah Utara Rusia berbatasan dengan laut yang airnya
beku sehingga tidak dapat dilayari). Salah satu usaha yang dilakukan adalah ke
Timur Tengah. Di lain pihak pada abad ke-19 Jerman juga bermaksud mengadakan
kerjasama militer dan ekonomi dengan Irian dan Turki. Terjadilah ketegangan
antara Rusia dengan Jerman.

d. Rusia-(Austria-Hongaria)
Baik Rusia maupun Austria-Hongaria berusaha menanamkan pengaruhnya di
daerah Semenanjung Balkan. Dalam melaksanakan Politik Air Hangatnya Rusia
membantu gerakan Serbia Raya. Gerakan tersebut bertujuan mempersatukan
bangsa Slavia Selatan di daerah Bosnia Hersegowina, yang dikuasai oleh Austria
Hongaria. Hubungan Rusia dengan Austria-Hongaria menjadi tegang dan keadaan
ini juga merupakan salah satu sebab terjadinya Perang Dunia I.

e. Rusia -Turki
Turki menguasai sebagian Timur Tengah sejak abad ke-16. Setelah kekuasaan
Turki melemah (sering disebut dengan istiloah the Sick Man), maka Rusia ingin
meluaskan wilayahnya di wilayah Timur Tengah. Akibatnya hubungan Rusia-Turki
menjadi renggang.
2. Pembentukan Aliansi
Negara Eropa yang sedang bermusuhan seperti digambarkan di atas berusaha
mencari teman untuk menghadapi lawannya. Demikian juga yang dilakukan oleh
pihak lawan. Karena itu menjelang Perang Dunia I terjadi polarisasi antara negara
Eropa. Mereka membentuk aliansi (persekutuan) yang isinya apabila salah satu
dari anggota persekutuan diserang oleh negara lain maka anggota yang lain harus
membantunya. Sebagai contoh Jerman yang bermusuhan dengan Inggris mencari
kawan Austria-Hongaria yang bermusuhan dengan Rusia. Di Eropa kemudian
terdapat dua aliansi yang saling berhadapan.

a. Triple Aliantie
Triple Aliantie atau Aliansi Tiga adalah aliansi militer antara Kekaisaran Jerman,
Austria-Hongaria dan Italia yang belangsung dari tahun 1882 hingga dimulainya
Perang Dunia I tahun 1914. Setelah memperbaharui aliansi tahun 1902, Italia
diam-diam membuat perjanjian dengan Perancis. Ketika Jerman dan Austria-
Hongaria terlibat dalam perang pada Agustus 1914 dengan musuh Entente Tiga,
Italia membantu Blok Sentral, namun setelah konflik hampir berakhir Italia
memihak Entente melawan Austria-Hongaria pada Mei 1915 dan Jerman pada
Agustus 1916.

b. Triple Etente
Triple Etente adalah nama yang diberikan untuk persekutuan antara Britania
Raya, Perancis dan Rusia setelah penandatanganan Entente Anglo-Rusia tahun
1907. Persekutuan tiga kekuatan, diikuti dengan perjanjian dengan Portugal,
Jepang, Amerika Serikat dan Spanyol, menjadi tandingan untuk Aliansi Tiga antara
Jerman, Austria-Hongaria dan Italia.

3. Perlombaan Persenjataan
Baik Triple Aliantie maupun Triple Etente saling mencurigai. Masing-masing
merasa khawatir jika suatu waktu pihak lawan menyerang mereka. Untuk
mengantisipasinya mereka mempersenjatai diri. Terjadilah perlombaan dalam
membuat persenjataan yang mengakibatkan suasana di Eropa semakin genting.

4. Pengaruh Darwinisme Sosial


George Wilhelm Friedrich Hegel (27 Agustus 1770-14 November 1831) adalah
seorang filsuf idealis Jerman yang lahir di Stuttgart, Württemberg. Pengaruhnya
sangat luas terhadap para penulis dari berbagai posisi, termasuk para
pengagumnya (F. H. Bradley, Sartre, Hans Küng, Bruno Bauer, Max Stirner, Karl
Marx) dan mereka yang menentangnya (Kierkegaard, Schopenhauer, Nietzsche,
Heidegger, Schelling). Dapat dikatakan bahwa dialah yang pertama kali
memperkenalkan dalam filsafat, gagasan bahwa Sejarah dan hal yang konkret
adalah penting untuk bisa keluar dari lingkaran philosophia perennis, yakni,
masalah-masalah abadi dalam filsafat. Ia juga menekankan pentingnya Yang Lain
dalam proses pencapaian kesadaran diri (filsafat dialektika tuan-hamba).

Pemikiran utama Hegel adalah Negara merupakan penjelmaan “Roh Absolut”


(Great Spirit atau Absolute Idea). Negara bersifat absolute melampaui hak
individu, berbeda dengan J.J Roaseau dan John Locke, Hegel berpendapat Negara
bukan sebagai alat kekuasaan melainkan tujuan itu sendiri. Karena itu dalam
pribadi Hegel bukan Negara yang harus mengabdi terhadap Rakyat namun
sebaliknya lah yang seharusnya demi kebaikan Negara dan rakyat itu sendiri.

Dari pemikiran Hegel inilah mulai muncul Ludwig Feurbach (1804-1872), Karl Marx
(1818-1883) dan Soren Kierkegand (1813-1855), meskipun terdapat perbedaan
namun semuanya masih searah dengan Hegel dan memiliki keyakinan hanya
Fenomena alamlah yang berada. Fenomena selalu dapat dilihat dan dirasa,
manusia adalah makhluk alamiah yang didorong nafsu alamiah. Yang terpenting
dari manusia bukan akalnya tapi usaha, sebab pengetahuan adalah alat untuk
keberhasilan usaha. Kebahagiaan manusia dapat dicapai di Dunia ini, oleh karena
itu agama dan metafisika harus ditolak.
5. Krisis Juli 1914
Diduga yang menjadi sebab Perang Dunia pertama juga adalah krisis yang
memuncak di bulan Juli, krisis ini diawali dengan macetnya rempah-rempah
khusunya sepinya tembakau yang beredar di kota Bremen dan kota Hamsburg
Jerman. Konon tembakau yang menjadi sumber utama krisis ekonomi ini
dikarenakan macetnya panen tembakau di daerah timur Indonesia.

C. Dampak Perang Dunia I dalam Bidang Politik


1. Ketidakpuasan di Jerman
Munculnya Nazisme dan fasisme meliputi kebangkitan spirit nasionalis dan
penolakan berbagai perubahan pascaperang. Sama pula, popularitas legenda
pengkhianatan (Jerman: Dolchstoßlegende) adalah wasiat terhadap keadaan
psikologis Jerman yang kalah dan penolakan tanggung jawab atas konflik ini. Teori
konspirasi pengkhianatan ini menjadi umum dan penduduk Jerman melihat diri
mereka sebagai korban. Penerimaan rakyat Jerman terhadap Dolchstoßlegende’
memainkan peran penting dalam kemunculan Nazisme. Rasa disilusi dan sinisisme
dibesar-besarkan disertai pertumbuhan nihilisme. Banyak pihak percaya perang
ini mengawali akhir dunia karena korban yang tinggi dari kalangan pria,
pembubaran pemerintahan dan kekaisaran, dan jatuhnya kapitalisme dan
imperialisme.

Gerakan komunis dan sosialis di seluruh dunia mengumpulkan kekuatan dari teroi
ini dan menikmati popularitas baru. Perasaan-perasaan ini lebih lantang
diteriakkan di daerah-daerah yang langsung terkena dampak perang. Dari
ketidakpuasan Jerman terhadap Perjanjian Versailles yang masih kontroversial,
Adolf Hitler berhasil memperoleh popularitas dan kekuasaan. Perang Dunia II juga
merupakan kelanjutan perebutan kekuasan yang tidak pernah selesai sepenuhnya
oleh Perang Dunia Pertama; faktanya, sudah biasa bagi Jerman pada tahun 1930-
an dan 1940-an untuk menjustifikasi tindakan agresi internasional karena persepsi
ketidakadilan yang diberlakukan oleh para pemenang Perang Dunia Pertama.
Sejarawan Amerika Serikat William Rubinstein menulis bahwa:

Zaman Totalitarianisme mencakup hampir semua contoh genosida terkenal dalam


sejarah modern, dipimpin oleh Holocaust Yahudi, tetapi juga terdiri dari
pembunuhan dan pemusnahan massal di dunia Komunis, pembunuhan massal
lain oleh Jerman Nazi dan sekutunya, serta genosida Armenia tahun 1915. Semua
pembantaian ini memiliki asal usul yang sama, kejatuhan struktur elit dan mode
pemerintahan normal di sebagian besar Eropa tengah, timur, dan selatan akibat
Perang Dunia Pertama, yang tanpanya tentu saja Komunisme atau Fasisme tidak
akan muncul kecuali dalam pikiran para penghasut dan orang sinting.

2. Pandangan di Amerika Serikat


Intervensi A.S. dalam perang ini, termasuk pemerintahan Wilson sendiri, semakin
sangat tidak populer. Ini tampak dari penolakan Senat A.S. terhadap Perjanjian
Versailles dan keanggotaan di Liga Bangsa-Bangsa. Pada masa antarperang,
sebuah konsensus disepakati bahwa intervensi A.S. adalah suatu kesalahan, dan
Kongres mengesahkan beberapa hukum dalam upaya melindungi netralitas A.S.
pada konflik-konflik selanjutnya. Pemungutan suara tahun 1937 dan bulan-bulan
pertama Perang Dunia II menunjukkan bahwa hampir 60% responden
menyatakan intervensi pada PDI adalah kesalahan, dan hanya 28% yang
menentang pandangan tersebut.

3. Identitas nasional baru


Polandia lahir kembali sebagai sebuah negara merdeka setelah lebih dari satu
abad. Sebagai “bangsa Entente kecil” dan negara dengan korban terbanyak per
kapita, Kerajaan Serbia dan dinastinya menjadi tulang belakang negara
multinasional baru, Kerajaan Serbia, Kroasia, dan Slovenia (kelak bernama
Yugoslavia). Cekoslovakia, menggabungkan Kerajaan Bohemia dengan sebagian
Kerajaan Hongaria, dan menjadi satu bangsa baru. Rusia menjadi Uni Soviet dan
kehilangan Finlandia, Estonia, Lituania, dan Latvia, yang menjadi negara-negara
merdeka. Kesultanan Utsmaniyah langsung digantikan oleh Turki dan beberapa
negara lain di Timur Tengah.

4. Peta perubahan wilayah Eropa setelah Perang Dunia I


Di Imperium Britania, perang ini melepaskan bentuk baru nasionalisme. Di
Australia dan Selandia Baru, Pertempuran Gallipoli semakin terkenal sebagai
“Baptisme Perjuangan” negara-negara tersebut. Inilah perang besar pertama yang
melibatkan negara-negara yang baru berdiri, serta untuk pertama kalinya tentara
Australia berperang sebagai penduduk Australia, bukan subjek dari Kerajaan
Britania Raya. Hari Anzac memperingati Korps Angkatan Darat Australia dan
Selandia Baru dan merayakan momen-momen menentukan tersebut.

A. SEJARAH PERANG DUNIA II


Kekaisaran Jepang berusaha mendominasi Asia Timur dan telah memulai perang
dengan Republik Cina pada tahun 1937, namun secara umum perang dunia pecah
pada September 1, 1939 dengan invasi Polandia oleh Jerman yang diikuti
serangkaian deklarasi perang terhadap Jerman oleh Perancis dan Inggris. Sejak
akhir 1939 hingga awal 1941, dalam serangkaian kampanye dan perjanjian,
Jerman membentuk aliansi dengan Italia Poros, dikendalikan atau menaklukkan
sebagian besar benua Eropa. Setelah Pakta Molotov-Ribbentrop, Jerman dan Uni
Soviet dipisahkan dan mencaplok negara-negara tetangga saja di Eropa, termasuk
Polandia. Inggris, kekaisaran dan persemakmuran, menjadi satu-satunya negara
besar Sekutu yang terus berjuang melawan Axis blok, dengan memegang
pertempuran di Afrika Utara dan Pertempuran Atlantik.

Pada bulan Juni 1941, Axis Eropa melancarkan invasi Uni Soviet yang menandai
pembukaan teater tanah terbesar dari perang dalam sejarah, yang melibatkan
sebagian besar pasukan militer Axis sampai akhir perang. Pada bulan Desember
1941, Jepang bergabung dengan Axis blok, menyerang Amerika Serikat dan
wilayah Eropa di Samudra Pasifik, dan dengan cepat menguasai sebagian besar
Pasifik Barat. Invasi Axis berhenti pada tahun 1942, setelah kekalahan Jepang
dalam banyak pertempuran laut dan pasukan Eropa Axis dikalahkan di Afrika
Utara dan Stalingrad.

Pada tahun 1943, melalui serangkaian kekalahan Jerman di Eropa Timur, invasi
Sekutu dari Italia, dan kemenangan AS di Pasifik, Poros kehilangan inisiatif mereka
dan strategis mundur di semua lini. Pada tahun 1944, Sekutu Barat menyerbu
Perancis, sementara merebut kembali Soviet dari semua wilayah yang pernah
dicaplok dan menyerbu Jerman dan sekutunya. Perang di Eropa berakhir dengan 8
Mei 1945. Sepanjang tahun 1944 dan 1945, Amerika Serikat mengalahkan
Angkatan Laut Jepang dan menduduki beberapa pulau di Pasifik Barat,
menjatuhkan bom atom di negara menjelang Kepulauan invasi ke Jepang.

Uni Soviet kemudian diikuti melalui negosiasi dengan menyatakan perang


terhadap Jepang dan menginvasi Manchuria. Kekaisaran Jepang menyerah pada
tanggal 15 Agustus 1945, sehingga mengakhiri perang di Asia dan memperkuat
total kemenangan Sekutu atas Axis. Perang Dunia II mengubah jalannya struktur
politik dan sosial di dunia. PBB (UN) didirikan untuk memperkuat kerja sama
internasional dan mencegah konflik yang akan datang. Kekuatan besar yang
merupakan pemenang perang Amerika Serikat, Uni Soviet, Cina, Inggris, dan
Perancis menjadi anggota tetap Dewan Keamanan PBB.

Uni Soviet dan Amerika Serikat muncul sebagai kekuatan super bersaing dan
mengatur panggung Perang Dunia yang akan berlangsung selama 46 tahun ke
depan. Sementara itu, pengaruh kekuatan-kekuatan besar Eropa mulai melemah,
dan dekolonisasi Asia dan Afrika dimulai. Sebagian besar negara-negara industri
sangat terpengaruh dihentikan pemulihan ekonomi menjalani. Integrasi politik,
khususnya di Eropa, muncul sebagai upaya untuk menstabilkan hubungan
pascaperang.

B. Faktor Penyebab Terjadinya Perang Dunia II


1. Penyebab Umum Perang Dunia II
Perang Dunia II terjadi pada tahun 1939-1945, sebagai lanjutan dari Perang Dunia
I. Perang ini jauh lebih mengerikan dibandingkan dengan Perang Dunia I. Perang
Dunia II wilayahnya jauh lebih luas, hampir semua negara terlibat dalam perang
besar ini. Meletusnya Perang Dunia II dilatarbelakangi oleh beberapa hal yang
dapat digolongkan menjadi dua, yaitu sebab-sebab umum dan sebab-sebab
khusus.

Sebab-sebab Terjadinya Perang Dunia II sebagai berikut:

o Kegagalan Liga Bangsa-Bangsa (LBB) dalam menciptakan perdamaian dunia.


LBB bukan lagi alat untuk mencapai tujuan, tetapi menjadi alat politik
Negara-negara besar untuk mencari keuntungan. LBB tidak dapat berbuat
apa-apa ketika negara-negara besar berbuat semaunya, misalnya pada
tahun 1935 Italia melakukan serangan terhadap Ethiopia.
o Negara-negara maju saling berlomba memperkuat militer dan
persenjataannya. Dengan kegagalan LBB tersebut, dunia Barat terutama
Jerman dan Italia mencurigai komunisme Rusia, tetapi kemudian Rusia
mencurigai fasisme Italia dan nasional-sosialis Jerman. Oleh karena saling
mencurigai akhirnya Negara-negara tersebut memperkuat militer dan
persenjataannya.
o Adanya politik aliansi (mencari kawan persekutuan). Kekhawatiran akan
adanya perang besar, maka negara-negara mencari kawan dan muncullah
dua blok besar yakni Blok Fasis dan Blok Sekutu.
o Adanya pertentangan-pertentangan akibat ekspensi. Jerman
mengumumkan “Lebensraum”nya (Jerman Raya) yang meliputi Eropa
Tengah dan Italia menginginkan Italia Irredenta (Italia Raya) yang meliputi
seluruh laut Tengah dan Abbesinea, serta Jepang mengumumkan
Kemakmuran Bersama di Asia Timur Raya. Ini berarti merupakan tantangan
terhadap imperialisme Inggris, Perancis, dan Amerika Serikat.
o Adanya pertentangan paham demokrasi, fasisme, dan komunisme.
o Adanya politik balas dendam “Revanche Idea” Jerman merasa dihina
dengan Perjanjian Versailles.

2. Penyebab Khusus Perang Dunia II


Salah satu isi Perjanjian Versailles menuntut agar Prusia Timur (daerah Jerman
Timur) dipisahkan dari Jerman dengan Koridor Polandia sebagai pemisahnya. Di
tengah-tengah koridor ini, terletak kota Danzig yang berada di bawah penguasaan
Liga Bangsa-Bangsa (LBB). Status kota Danzig adalah kota merdeka. Hitler
menuntut kota Danzig dimasukkan ke wilayah Jerman karena penduduknya
berkebangsaan Jerman. Namun, Polandia menolak. Polandia justru mengadakan
perjanjian dengan Inggris, Perancis, Rumania, dan Yunani untuk saling menjamin
kemerdekaan di antara mereka.

Hitler menjawab perjanjian tersebut dengan mengadakan perjanjian dengan


Rusia. Dalam perjanjian itu, Rusia menyatakan tidak akan menyerang Jerman.
Pada tanggal 1 September 1939, Jerman menyerbu Polandia. Oleh karena itu,
pada tanggal 3 September 1939, Inggris dan Prancis mengumumkan perang
terhadap Jerman. Bagi bangsa Asia, penyerbuan Jepang atas Cina, pada tahun
1937, merupakan sebab langsung Perang Dunia II. Sementara itu, Amerika Serikat
berpendapat bahwa penyerbuan Jepang atas Pearl Harbour (7 Desember 1941)
adalah penyebab Perang Dunia II.

C. Jalannya Perang Dunia II


1. Wilayah Perang Dunia II
a. Medan Eropa
Pada awal perang dunia kedua Jerman dengan melancarkan serangan kilat
(Blitzkrieg) berhasil memenangkan pertempuran di semua medan tempur Eropa,
medan tempur tersebut antara lain:1) Penyerbuan Jerman ke Polandia dan
Finlandia: Jerman menyerbu Polandia pada tanggal 1 September 1939. Dalam
tempo singkat, sebagian besar daerah Polandia berhasil dikuasai. 2) Penyerbuan
Jerman ke Norwegia dan Denmark: Pada tanggal 9 April 1940, Jerman
melancarkan serangan laut dan udara ke wilayah Norwegia. Dalam waktu singkat,
pasukan Jerman telah berhasil menduduki Oslo, Bergen, Trondheim, Stavagar,
dan Narvik. Pasukan Norwegia yang dibantu Inggris dan Perancis sempat
memberikan perlawanan yang sengit. Akan tetapi pada tanggal 30 April 1940,
Norwegia terpaksa menyerah kepada Jerman Sementara itu, dalam waktu yang
sama, pasukan Jerman juga menyerbu Denmark. Dengan mudah Jerman
menaklukkan Denmark. 3) Jatuhnya Belanda, Belgia, dan Prancis: Tanpa
pengumuman apa pun, pasukan Jerman melancarkan serangan kilat (Blitzkrieg) ke
Belanda, Belgia, dan Luxemburg pada tanggal 10 Mei 1940. Ratu Wilhelmina dari
Belanda melarikan diri ke London. Sedangkan Raja Leopold III memerintahkan
Belgia menyerah kepada Jerman pada tanggal 26 Mei 1940. Pada awal Juni 1940,
pasukan Jerman yang telah menduduki Luxemburg bersiap-siap menyerbu Prancis
melalui kota Sedan. Setelah terjadi pertempuran sengit di kota Verdum pada
tanggal 15 Juni 1940, kemerdekaan Perancis tidak dapat dipertahankan lagi.
(Kemudian, Jenderal Petain membentuk pemerintahan Prancis yang tunduk
kepada Jerman di Kota Vichy. Pasukan Perancis yang tetap setia kepada Perancis,
di bawah pimpinan Jenderal Charles de Gaulle, melakukan perlawanan dengan
mendirikan pemerintahan pengasingan di London.)4) Pertempuran Jerman–
Inggris: Jatuhnya Perancis menyebabkan perhatian Jerman dialihkan ke Inggris.
Dengan mengerahkan angkatan laut dan angkatan udaranya, Jerman menyerang
Inggris. Hal ini membuat Inggris menandatangai kerjasama pertahanan dengan
Amerika Serikat tanggal 2 September 1940. Dengan bantuan Amerika Serikat ini,
pasukan Inggris bangkit melawan dan dapat mengimbangi kekuatan tempur
Jerman. Hal ini membuat frustrasi angkatan udara Hitler. Oleh sebab itu, Jerman
menjalin kerja sama yang melibatkan poros Roma-Berlin-Tokyo dengan
ditandatanganinya kerja sama militer antara Jerman, Italia, dan Jepang pada
tanggal 27 September 1940. Tetapi dengan mengalirnya uang, senjata, dan bahan
makanan; bahkan kesepakatan untuk menstandardisasi persenjataan mereka,
Inggris dapat bertahan dari serangan Jerman yang siang malam terus menerus
menggempurnya. 5) Perang Jerman–Rusia: Tanpa menghiraukan perjanjian
nonagresi, Jerman menyerbu Rusia pada tanggal 22 Juni 1941. Dalam serangan
kilat ini, Jerman dapat memukul pasukan Rusia sehingga mundur jauh ke timur.
Rusia yang mundur ke timur kemudian meminta bantuan dari Inggris dan Amerika
Serikat. Sehingga pada tanggal 1 Oktober 1941, Rusia, Inggris, dan Amerika Serikat
menandatangani Protokol Moskow. (Isi perjanjian itu adalah bahwa Inggris dan
Amerika Serikat akan memberi bantuan kebutuhan- kebutuhan pokok kepada
Rusia selama 9 bulan. Selain itu, Amerika akan memberikan kredit dalam rangka
Lend and Lease Bill sebesar $ 1 Miliar.) Dengan bantuan Sekutu dan taktik bumi
hangus, Rusia berhasil menahan laju pasukan Jerman.

b. Perang di Afrika (1940 – 1943)


Peperangan di Afrika dan Laut Tengah pecah sejak Italia menyatakan perang
terhadap Perancis dan Inggris pada tanggal 10 Juni 1940. Italia tidak hanya
menyerang Perancis Selatan. Italia juga menghantam pasukan Perancis dan
Inggris di Afrika Utara dan Afrika Timur. Akan tetapi, pasukan Italia dapat dipukul
oleh pasukan Perancis dan Inggris yang dipimpin Jenderal de Gaulle dan Jenderal
Montgomery. Peristiwa itu terjadi di Bardia pada tanggal 5 Januari 1941. Melihat
pasukan Italia yang tidak berdaya itu, Jenderal Erwin Rommel dari Jerman segera
turun tangan memimpin pasukannya menyerbu Libya. Jenderal Rommel dengan
mudah mengalahkan pasukan Inggris di Bardia dan Sollum. Montgomery terpaksa
mundur sampai ke perbatasan Mesir di kota Tobruk pada tanggal 20 April 1941.
Bahkan pada bulan Juni 1941, pasukan Rommel telah merebut kota El Alamein
yang terletak 70 mil jauhnya dari Alexandria. Dengan demikian, medan perang
Afrika Utara sepenuhnya telah ia kuasai.

c. Pertempuran di Asia-Pasifik
Jepang membuka Perang Pasifik dengan melancarkan serangan mendadak ke
Pearl Harbour pada tanggal 7 Desember 1941. Pearl Harbour adalah Pangkalan
Armada Amerika Serikat di Pasifik. Serangan ini menyebabkan Amerika Serikat
tidak lagi mempertahankan sikap netralnya dalam Perang Dunia II. Beberapa jam
setelah kejadian itu, pada tanggal 8 Desember 1941, Amerika Serikat menyatakan
perang terhadap Jepang. Peristiwa ini memicu pecahnya perang di Asia Pasifik.
Sama dengan medan tempur lainnya pada tahap awal perang, pihak blok sentral
memperoleh kemenangan, pada medan perang Asia Pasifik dalam tempo kurang
dari 5 bulan, Jepang dapat mengalahkan sekutu dan berhasil menguasai seluruh
Asia Tenggara.

2. Tahap-tahap Perang
Jika ditinjau dari waktu berlangsungnya perang (1939 -1945), maka jalannya
Perang Dunia II dapat dibedakan dalam tiga tahap, yaitu:

a. Tahap permulaan (1939-1942)


Pada tahap ini, negara-negara Sentral umumnya selalu menang di berbagai
medan pertempuran. Sebaliknya, negara-negara Sekutu hanya bertahan atau
kalah.

b. Titik Balik (1942)


Pada bulan Desember 1941, Perang Dunia II menjadi benar-benar mendunia
dengan masuknya Jepang dan Amerika Serikat ke dalam kancah peperangan.
Masuknya Amerika Serikat ke dalam blok sekutu sangat membantu karena
industri raksasanya dapat menyuplai peralatan perang dan perbekalan yang jauh
lebih banyak dibandingkan gabungan produksi negara-negara poros.

Pada bulan November 1942, pasukan Korps Afrika Jerman yang sebelumnya
kelihatan tidak terkalahkan berhasil dipukul mundur oleh negara Inggris pimpinan
Jendral Bernard Montgomery. Hal itu diikuti oleh pendaratan pasukan sekutu
pimpinan Jendral Dwight D. Einsenhower di Afrika Utara, yang kemudian
memaksa seluruh pasukan Poros di wilayah itu menyerah. Kemenangan terbesar
sekutu terjadi di Rusia Antara bulan November 1942 – Februari 1943, Jerman
kehilangan setengah juta prajuritnya dalam pertempuran di Stalingrad saat
menghadapi pasukan Rusia Pimpinan Jendral Georgi K. Zhukov. Pasukan Rusia
kemudian perlahan-lahan berhasil mengusir pasukan Jerman dari tanah airnya.
c. Tahap Akhir/Kemenangan Sekutu (1943-1945)
Pada tahun 1944, langkah maju pasukan Rusia semakin tak dapat dibendung lagi.
Kota demi kota dapat direbut kembali. Bahkan, pada tanggal 24 Agustus 1944,
Rumania menyerah kepada Rusia. Bulgaria menyerah kepada Rusia pada tanggal
20 Oktober 1944. Sesudah itu, Rusia terus melancarkan serangan sampai
memasuki wilayah Jerman dan menggempur kota Berlin dari arah timur. Dengan
tulang punggung Amerika Serikat dan Inggris, Sekutu membentuk satuan
ekspedisi khusus yang disebut Allied Expeditionary Forces di bawah komando
Jenderal Eisenhower. Serangan ini didukung AD, AL, dan AU yang meliputi 10. 000
pesawat tempur dan 4. 000 kapal perang terus menyerang masuk wilayah
Jerman. Meskipun pasukan Jerman memberikan perlawanan sengit sampai akhir
tahun 1944, perlawanan itu tidak lagi membawa dampak besar. Kejayaan Jerman
telah pudar dan tinggal sisa-sisanya saja.

Pada awal tahun 1945, tidak ada lagi yang percaya bahwa Jerman akan
memenangkan perang. Sekutu telah mengepung seluruh perbatasan Jerman.
Rakyat di Jerman sendiri putus asa, sehingga kehidupan industri, ekonomi,
tentara, dan politiknya kacau balau. Pasukan Jerman hancur di medan selatan,
timur, dan barat pada awal tahun 1945. Di Front Timur, pasukan Rusia telah
merebut Warsawa, Krakow, dan Lozt pada pertengahan Januari 1945. Kemudian,
pada awal Februari 1945, di Front Barat, pasukan Inggris merebut Nijmegen.
Pasukan Amerika merebut Trier, Cologne dan menyeberangi lembah Ruhr. Pada
bulan April 1945, pasukan Amerika dan Rusia telah bertemu di sepanjang Sungai
Elbe. Tinggal kota Berlin yang masih tetap bertahan. Sementara itu, angkatan
udara Sekutu terus menghujani kota-kota di Jerman untuk mendukung serangan
pasukan infantri di darat.

Hitler yang putus asa melihat keadaan tersebut, pada tanggal 30 April 1945,
melakukan bunuh diri. Tampuk kepemimpinan diserahkan kepada Laksamana
Doenitz. Meninggalnya Hitler serta menyerahnya pasukan Jerman di Austria tidak
membuat Laksamana Doenitz segera menyerah. Setelah seluruh Berlin diserbu
oleh pasukan Sekutu, Jenderal Doenitz menyerah tanpa syarat pada tanggal 7 Mei
1945 kepada Sekutu. Dengan penyerahan pasukan Jerman ini, Perang Dunia II di
Eropa berakhir.

Mulai tahun 1943, pertempuran di Asia-Pasifik memasuki titik balik setelah terjadi
pertempuran di Laut Karang (4 Mei 1942) dan di Guadalacanal (7 Agustus 1942-9
Februari 1943). Dalam pertempuran Sekutu menyusun taktik serangan dari pulau
satu ke pulau lain atau sistem katak loncat. Strategi ini dipimpin oleh Jenderal
Dauglas Mac Arthur dan Laksamana Chester Nimitz. Tentara Jepang di Laut
Karang dan Midway (7 Mei 1942) dihancurkan oleh Sekutu. Dan Jepang
mengalami kekalahan besar. Pada tanggal 17 Maret 1945, Iwojima direbut.

Menyusul kemudian, tanggal 21 Juni 1945, Okinawa direbut pasukan Amerika.


Walaupun angkatan udara Amerika Serikat telah mengebom kota-kota di Jepang,
tetapi Jepang tetap tidak menyerah. Oleh karena itu, pada tanggal 6 Agustus 1945
kota Hiroshima dibom atom. Karena Jepang tidak juga menyerah, maka pada
tanggal 9 Agustus 1945, Kota Nagasaki dibom atom oleh Amerika Serikat untuk
memaksanya menyerah. Akhirnya, melalui pidato radio pada tanggal 14 Agustus
1945, Kaisar Hirohito menyatakan kesediaan Jepang menyerah tanpa syarat
kepada Sekutu.

D. Akibat Perang Dunia II


1. Akibat Perang Dunia II Pada Dunia
Perang Dunia II telah menyebabkan kerugian besar baik bagi negara yang terlibat
perang maupun tidak. Kerugian terbesar adalah membuat jutaan rakyat
meninggal karena keganasan perang, ekonomi pun menjadi berantakan dan
mengalami banyak kerugian sehingga kelaparan dan kemiskinan tidak dapat lagi
dihindarkan. Perang Dunia yang berlangsung antara tahun 1939-1945
menimbulkan akibat yang besar di bidang Politik, Ekonomi, Sosial dan Kerohanian
bagi negara-negara di dunia.
2. Akibat Perang Dunia II bagi Indonesia
Masa pendudukan Jepang merupakan periode yang penting dalam sejarah bangsa
Indonesia. Pendudukan Jepang di Indonesia ditujukan untuk mewujudkan
Persemakmuran Bersama Asia Timur Raya. Untuk mewujudkan cita-cita itu,
Jepang menyerbu pangkalan Angkatan Laut di Pearl Harbour, Hawai. Peristiwa itu
terjadi pada tanggal 7 Desember 1941. Gerakan invasi militer Jepang cepat
merambah ke kawasan Asia Tenggara. Pada bulan Januari-Februari 1942, Jepang
menduduki Filipina, Tarakan (Kalimantan Timur), Balikpapan, Pontianak, dan
Samarinda.

Pada bulan Februari 1942 Jepang berhasil menguasai Palembang. Untuk


menghadapi Jepang, Sekutu membentuk Komando gabungan. Komando itu
bernama ABDACOM (American British Dutch Australian Command). ABDACOM
dipimpin oleh Jenderal Sir Archibald Wavell dan berpusat di Bandung. Pada
tanggal 1 Maret 1942 Jepang berhasil mendarat di Jawa yaitu Teluk Banten, di
Eretan (Jawa Barat), dan di Kragan (Jawa Timur). Pada tanggal 5 Maret 1942 kota
Batavia jatuh ke tangan Jepang. Akhirnya pada tanggal 8 Maret 1942 Belanda
secara resmi menyerah kepada Jepang.
Bab 3
Penutup
Perang dunia I
Perang Dunia Pertama memberi pengaruh besar terhadap ingatan sosial. Perang
ini dipandang oleh banyak orang di Britania sebagai tanda akhir zaman stabilitas
yang sudah ada sejak zaman Victoria, dan di seluruh Eropa banyak orang
menganggapnya sebagai ambang batas. Generasi pemuda tak bersalah, kepala
mereka dipenuhi abstraksi tinggi seperti Kehormatan, Kejayaan dan Inggris, pergi
berperang untuk menjadikan dunia ini aman bagi demokrasi.

Mereka dibunuh dalam pertempuran bodoh yang dirancang oleh jenderal yang
bodoh pula. Mereka yang selamat terkejut, mengalami disilusi dan terpahitkan
oleh pengalaman perang mereka, dan melihat bahwa musuh asli mereka
bukanlah Jerman, tetapi orang-orang tua di kampung halaman yang telah
membohongi mereka. Mereka menolak nilai-nilai masyarakat yang mengirimkan
mereka ke perang, dan dalam melakukannya mereka memisahkan generasinya
sendiri dari masa lalu dan warisan budayanya.

Perang dunia II
erang Dunia II berlangsung selama tahun 1936-1945 dan merupakan perang
terbesar sepanjang sejarah kehidupan manusia. Perang ini melibatkan banyak
sekali negara di dunia, Perang ini merupakan perang terluas dalam sejarah yang
melibatkan lebih dari 100 juta orang di berbagai pasukan militer. Peristiwa perang
dunia II terjadi karena adanya kecenderungan atau suatu paham fasisme yang
berkembang di Eropa, keadaan politik internasional menjelang Perang Dunia II
menyerupai keadaan tahun 1906-1914 sebelum Perang Dunia I.

Perang Dunia II telah menyebabkan kerugian besar baik bagi negara yang terlibat
perang maupun tidak. Kerugian terbesar adalah Perang ini memakan korban jiwa
sebanyak 50 juta sampai 70 juta jiwa. Jumlah kematian ini menjadikan Perang
Dunia II konflik paling mematikan sepanjang sejarah umat manusia, ekonomipun
menjadi berantakan dan mengalami banyak kerugian sehingga kelaparan dan
kemiskinan tidak dapat lagi dihindarkan. Namun demikian, Perang Dunia II ini juga
berpengaruh terhadap ekonomi, sosial, maupun politik.

Pengaruh yang dibawa oleh PD II ini ada yang bersifat positif dan juga negatif.
Dampak positifnya yaitu, Perang Dunia II juga berpengaruh terhadap Negara
Indonesia yaitu berakhirnya imperialisme Belanda dan Jepang di Indonesia,
karena pada saat itu Negara Indonesia mengalami Vacuum of Power sehingga
Para tokoh Indonesia dapat segera memproklamasikan Negara Indonesia pada
tanggal 17 Agustus 1945.

Perang Dunia II menimbulkan bencana besar bagi umat manusia, kerusakan harta
benda, dan nyawa sangat besar. Pada saat itu Indonesia dikuasai Jepang selama
3,5 tahun dan menjadi masa-masa paling menderita akibat kebijakan politik,
ekonomi dan sosial Jepang seperti ekploitasi pertanian dan kerja paksa.

Tetapi di sisi lain Perang Dunia II juga berakibat postif bagi Indonesia. Setelah
Jepang kalah perang, Indonesia dalam keadaan ‘Vacuum Of Power’ (kekosongan
kekuasaan), dan Indonesia dapat memanfaatkan waktu itu. Dan pemerintah
Jepang memutuskan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dengan
membentuk PPKI sebagai pengganti BPUPKI, yang berujung pada Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

Daftar Pustaka
https://doc.lalacomputer.com/makalah-perang-dunia-i/
https://doc.lalacomputer.com/makalah-perang-dunia-ii/

Anda mungkin juga menyukai