Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERANG DUNIA DAN PENGARUHNYA TERHADAP


KEHIDUPAN POLITIK GLOBAL

Disusun oleh

Kelompok 4

1.DIKA EDIYANSAH
2.OMBI GIANA SAPUTRA
3.FATIMAH AZAHRO
4.OKTA MUNASYAROH
5.DEALOVA CHAIRUNNAZWA
6.SRI MUL YANTI
7.IMAS MUNAWAROH

KELAS : KLS XL IPA IPS

SMA DARUL FIKRI SUMANDA


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Perang Dunia I ”.
Shalawat serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan kita, Nabi
Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta semua umatnya hingga kini. Dan
Semoga kita termasuk dari golongan yang kelak mendapatkan syafaatnya.
Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga
selesainya makalah ini. Harapan kami semoga makalah yang telah tersusun ini
dapat bermanfaat sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca,
menambah wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya saya dapat
memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya
kekurangan, baik dari aspek kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian yang
dipaparkan. Semua ini murni didasari oleh keterbatasan yang dimiliki kami. Oleh
sebab itu, kami membutuhkan kritik dan saran kepada segenap pembaca yang
bersifat membangun untuk lebih meningkatkan kualitas di kemudian hari.

Pugung, 17 Oktober 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Perang Dunia I
B. Sebab Terjadinya Perang Dunia I
1. Terjadi Pertentangan antara Negara-negara Eropa
a. Perancis-Jerman
b. Inggris-Jerman
c. Rusia-Jerman
d. Rusia-(Austria-Hongaria)
e. Rusia -Turki
C. Dampak Perang Dunia I dalam Bidang Politik

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perang Dunia 1 merupakan perang yang melibatkan seluruh kekuatan besar
di dunia. Perang ini berlangsung dari tanggal 28 Juli tahun 1914 dan berakhir pada
tanggal 11 November 1918. Kekuatan besar yang terlibat meliputi 2 aliansi yang
saling bermusuhan yakni pihak Sekutu (Prancis, Britania Raya dan Rusia), dengan
Blok Sentral yang terdiri dari (Italia, Austria Hungaria dan Jerman). Dalam
sejarahnya, Perang Dunia 1 melibatkan banyak sekali tentara atau pasukan militer
yang saling berperang. Berdasarkan informasi yang ditemukan, perang ini
melibatkan 70 juta pasukan militer dan merupakan perang terbesar sepanjang
sejarah perang di dunia.
Banyaknya pasukan yang terlibat, mengakibatkan korban dalam perang
dunia 1 juga sangat fantastis yaitu lebih dari 9 juta pasukan militer gugur. Hal ini
disebabkan karena teknologi yang digunakan dalam perang sudah sangat maju
sehingga banyak korban yang berjatuhan. Penyebab Perang Dunia 1 yaitu karena
kebijakan luar negeri dari negara-negara dengan kekuatan besar di Eropa.
Kekuatan besar ini meliputi : Kekaisaran Jerman, Kesultanan Utsmaniyah,
Kekaisaran Austria Hungaria, Imperium Britania, Kekaisaran Rusia, Italia dan
Republik Prancis.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan dalam makalah ini
adalah:
1. Apa pengertian Perang Dunia I?
2. Apa penyebab terjadinya Perang Dunia I?
3. Bagaimana dampak Perang Dunia I terhadap bidang politik?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perang Dunia I


Perang Dunia I adalah sebuah perang global terpusat di Eropa yang dimulai
pada tanggal 28 Juli 1914 sampai 11 November 1918. Perang ini sering disebut
Perang Dunia atau Perang Besar sejak terjadi sampai dimulainya Perang Dunia II
pada tahun 1939, dan Perang Dunia Pertama atau Perang Dunia I setelah itu.
Perang ini melibatkan semua kekuatan besar dunia, yang terbagi menjadi dua
aliansi bertentangan, yaitu Sekutu (berdasarkan Entente Tiga yang terdiri dari
Britania Raya, Perancis, dan Rusia) dan Blok Sentral (terpusat pada Aliansi Tiga
yang terdiri dari Jerman, Austria-Hongaria, dan Italia).
Kedua aliansi ini melakukan reorganisasi (Italia berada di pihak Sekutu)
dan memperluas diri saat banyak negara ikut serta dalam perang. Lebih dari 70
juta tentara militer, termasuk 60 juta orang Eropa, dimobilisasi dalam salah satu
perang terbesar dalam sejarah. Lebih dari 9 juta prajurit gugur, terutama akibat
kemajuan teknologi yang meningkatkan tingkat mematikannya suatu senjata tanpa
mempertimbangkan perbaikan perlindungan atau mobilitas. Perang Dunia I adalah
konflik paling mematikan keenam dalam sejarah dunia, sehingga membuka jalan
untuk berbagai perubahan politik seperti revolusi di beberapa negara yang terlibat.
Penyebab jangka panjang perang ini mencakup kebijakan luar negeri
imperialis kekuatan besar Eropa, termasuk Kekaisaran Jerman, Kekaisaran
Austria-Hongaria, Kesultanan Utsmaniyah, Kekaisaran Rusia, Imperium Britania,
Republik Perancis, dan Italia. Pembunuhan tanggal 28 Juni 1914 terhadap Adipati
Agung Franz Ferdinand dari Austria, pewaris tahta Austria-Hongaria, oleh
seorang nasionalis Yugoslavia di Sarajevo, Bosnia dan Herzegovina adalah
pencetus perang ini. Pembunuhan tersebut berujung pada ultimatum Habsburg
terhadap Kerajaan Serbia. Sejumlah aliansi yang dibentuk selama beberapa
dasawarsa sebelumnya terguncang, sehingga dalam hitungan minggu semua
kekuatan besar terlibat dalam perang; melalui koloni mereka, konflik ini segera
menyebar ke seluruh dunia.
B. Sebab Terjadinya Perang Dunia I
1. Terjadi Pertentangan antara Negara-negara Eropa
Menjelang Perang Dunia I negara-negara di Eropa saling bermusuhan
antara satu dengan lainnya. Penyebabnya bermacam-macam, baik politik,
ekonomi, maupun saling berebut daerah pengaruh. Contoh dari pertentangan
antara negara Eropa tersebut adalah sebagai berikut:
a. Perancis-Jerman
Negara Jerman terpecah menjadi beberapa negara kecil berdasarkan
keputusan Kongres Wina (1815). Perdana Menteri Prusia (Otto Von Bismarck)
tampil untuk menyatukan Jerman. Usaha tersebut berhasil pada tahun 1871
bersamaan waktunya dikalahkannya Perancis dalam perang Jerman-Perancis
(1870-1871). Pengumuman terbentuknya negara kesatuan Jerman dilakukan di
Istana Versailles yang merupakan lambang keagungan Perancis. Ini merupakan
suatu penghinaan, sehingga pada diri rakyat Perancis timbul keinginan untuk
membalas dendam (Revanche Ide).
b. Inggris-Jerman
Pada akhir abad ke-19 Jerman telah berkembang menjadi negara industri.
Produksinya terlalu banyak sehingga tidak dapat diserap oleh pasar dalam negeri
(over produksi). Oleh karena itu perlu dicarikan lebensraum (ruang hidup) untuk
menjual hasil produksinya sekaligus sebagai tempat untuk memperoleh bahan
mentah. Inggris yang telah muncul lebih dulu sebagai negara industri merasa
mendapat saingan sehingga ke dua negara saling berebut tanah jajahan.
c. Rusia-Jerman
Kedua negara saling berebut pengaruh di Timur Tengah. Sejak abad ke-18
Rusia menjalankan Politik Air Hangat, yaitu mencari pelabuhan yang airnya tidak
beku di waktu musim dingin (di sebelah Utara Rusia berbatasan dengan laut yang
airnya beku sehingga tidak dapat dilayari). Salah satu usaha yang dilakukan
adalah ke Timur Tengah. Di lain pihak pada abad ke-19 Jerman juga bermaksud
mengadakan kerjasama militer dan ekonomi dengan Irian dan Turki. Terjadilah
ketegangan antara Rusia dengan Jerman.
d. Rusia-(Austria-Hongaria)
Baik Rusia maupun Austria-Hongaria berusaha menanamkan pengaruhnya
di daerah Semenanjung Balkan. Dalam melaksanakan Politik Air Hangatnya
Rusia membantu gerakan Serbia Raya. Gerakan tersebut bertujuan
mempersatukan bangsa Slavia Selatan di daerah Bosnia Hersegowina, yang
dikuasai oleh Austria Hongaria. Hubungan Rusia dengan Austria-Hongaria
menjadi tegang dan keadaan ini juga merupakan salah satu sebab terjadinya
Perang Dunia I.
e. Rusia -Turki
Turki menguasai sebagian Timur Tengah sejak abad ke-16. Setelah
kekuasaan Turki melemah (sering disebut dengan istiloah the Sick Man), maka
Rusia ingin meluaskan wilayahnya di wilayah Timur Tengah. Akibatnya
hubungan Rusia-Turki menjadi renggang.
2. Pembentukan Aliansi
Negara Eropa yang sedang bermusuhan seperti digambarkan di atas
berusaha mencari teman untuk menghadapi lawannya. Demikian juga yang
dilakukan oleh pihak lawan. Karena itu menjelang Perang Dunia I terjadi
polarisasi antara negara Eropa. Mereka membentuk aliansi (persekutuan) yang
isinya apabila salah satu dari anggota persekutuan diserang oleh negara lain maka
anggota yang lain harus membantunya. Sebagai contoh Jerman yang bermusuhan
dengan Inggris mencari kawan Austria-Hongaria yang bermusuhan dengan Rusia.
Di Eropa kemudian terdapat dua aliansi yang saling berhadapan.
a. Triple Aliantie
Triple Aliantie atau Aliansi Tiga adalah aliansi militer antara Kekaisaran
Jerman, Austria-Hongaria dan Italia yang belangsung dari tahun 1882 hingga
dimulainya Perang Dunia I tahun 1914. Setelah memperbaharui aliansi tahun
1902, Italia diam-diam membuat perjanjian dengan Perancis. Ketika Jerman dan
Austria-Hongaria terlibat dalam perang pada Agustus 1914 dengan musuh Entente
Tiga, Italia membantu Blok Sentral, namun setelah konflik hampir berakhir Italia
memihak Entente melawan Austria-Hongaria pada Mei 1915 dan Jerman pada
Agustus 1916.

b. Triple Etente
Triple Etente adalah nama yang diberikan untuk persekutuan antara Britania
Raya, Perancis dan Rusia setelah penandatanganan Entente Anglo-Rusia tahun
1907. Persekutuan tiga kekuatan, diikuti dengan perjanjian dengan Portugal,
Jepang, Amerika Serikat dan Spanyol, menjadi tandingan untuk Aliansi Tiga
antara Jerman, Austria-Hongaria dan Italia.
3. Perlombaan Persenjataan
Baik Triple Aliantie maupun Triple Etente saling mencurigai. Masing-
masing merasa khawatir jika suatu waktu pihak lawan menyerang mereka. Untuk
mengantisipasinya mereka mempersenjatai diri. Terjadilah perlombaan dalam
membuat persenjataan yang mengakibatkan suasana di Eropa semakin genting.
4. Pengaruh Darwinisme Sosial
George Wilhelm Friedrich Hegel (27 Agustus 1770-14 November 1831)
adalah seorang filsuf idealis Jerman yang lahir di Stuttgart, Württemberg.
Pengaruhnya sangat luas terhadap para penulis dari berbagai posisi, termasuk para
pengagumnya (F. H. Bradley, Sartre, Hans Küng, Bruno Bauer, Max Stirner, Karl
Marx) dan mereka yang menentangnya (Kierkegaard, Schopenhauer, Nietzsche,
Heidegger, Schelling). Dapat dikatakan bahwa dialah yang pertama kali
memperkenalkan dalam filsafat, gagasan bahwa Sejarah dan hal yang konkret
adalah penting untuk bisa keluar dari lingkaran philosophia perennis, yakni,
masalah-masalah abadi dalam filsafat. Ia juga menekankan pentingnya Yang Lain
dalam proses pencapaian kesadaran diri (filsafat dialektika tuan-hamba).
Pemikiran utama Hegel adalah Negara merupakan penjelmaan “Roh
Absolut” (Great Spirit atau Absolute Idea). Negara bersifat absolute melampaui
hak individu, berbeda dengan J.J Roaseau dan John Locke, Hegel berpendapat
Negara bukan sebagai alat kekuasaan melainkan tujuan itu sendiri. Karena itu
dalam pribadi Hegel bukan Negara yang harus mengabdi terhadap Rakyat namun
sebaliknya lah yang seharusnya demi kebaikan Negara dan rakyat itu sendiri.
Dari pemikiran Hegel inilah mulai muncul Ludwig Feurbach (1804-1872),
Karl Marx (1818-1883) dan Soren Kierkegand (1813-1855), meskipun terdapat
perbedaan namun semuanya masih searah dengan Hegel dan memiliki keyakinan
hanya Fenomena alamlah yang berada. Fenomena selalu dapat dilihat dan dirasa,
manusia adalah makhluk alamiah yang didorong nafsu alamiah. Yang terpenting
dari manusia bukan akalnya tapi usaha, sebab pengetahuan adalah alat untuk
keberhasilan usaha. Kebahagiaan manusia dapat dicapai di Dunia ini, oleh karena
itu agama dan metafisika harus ditolak.
5. Krisis Juli 1914
Diduga yang menjadi sebab Perang Dunia pertama juga adalah krisis yang
memuncak di bulan Juli, krisis ini diawali dengan macetnya rempah-rempah
khusunya sepinya tembakau yang beredar di kota Bremen dan kota Hamsburg
Jerman. Konon tembakau yang menjadi sumber utama krisis ekonomi ini
dikarenakan macetnya panen tembakau di daerah timur Indonesia.

C. Dampak Perang Dunia I dalam Bidang Politik


1. Ketidakpuasan di Jerman
Munculnya Nazisme dan fasisme meliputi kebangkitan spirit nasionalis dan
penolakan berbagai perubahan pascaperang. Sama pula, popularitas legenda
pengkhianatan (Jerman: Dolchstoßlegende) adalah wasiat terhadap keadaan
psikologis Jerman yang kalah dan penolakan tanggung jawab atas konflik ini.
Teori konspirasi pengkhianatan ini menjadi umum dan penduduk Jerman melihat
diri mereka sebagai korban. Penerimaan rakyat Jerman terhadap
Dolchstoßlegende’ memainkan peran penting dalam kemunculan Nazisme. Rasa
disilusi dan sinisisme dibesar-besarkan disertai pertumbuhan nihilisme. Banyak
pihak percaya perang ini mengawali akhir dunia karena korban yang tinggi dari
kalangan pria, pembubaran pemerintahan dan kekaisaran, dan jatuhnya
kapitalisme dan imperialisme.
Gerakan komunis dan sosialis di seluruh dunia mengumpulkan kekuatan
dari teroi ini dan menikmati popularitas baru. Perasaan-perasaan ini lebih lantang
diteriakkan di daerah-daerah yang langsung terkena dampak perang. Dari
ketidakpuasan Jerman terhadap Perjanjian Versailles yang masih kontroversial,
Adolf Hitler berhasil memperoleh popularitas dan kekuasaan. Perang Dunia II
juga merupakan kelanjutan perebutan kekuasan yang tidak pernah selesai
sepenuhnya oleh Perang Dunia Pertama; faktanya, sudah biasa bagi Jerman pada
tahun 1930-an dan 1940-an untuk menjustifikasi tindakan agresi internasional
karena persepsi ketidakadilan yang diberlakukan oleh para pemenang Perang
Dunia Pertama. Sejarawan Amerika Serikat William Rubinstein menulis bahwa:
Zaman Totalitarianisme mencakup hampir semua contoh genosida terkenal
dalam sejarah modern, dipimpin oleh Holocaust Yahudi, tetapi juga terdiri dari
pembunuhan dan pemusnahan massal di dunia Komunis, pembunuhan massal lain
oleh Jerman Nazi dan sekutunya, serta genosida Armenia tahun 1915. Semua
pembantaian ini memiliki asal usul yang sama, kejatuhan struktur elit dan mode
pemerintahan normal di sebagian besar Eropa tengah, timur, dan selatan akibat
Perang Dunia Pertama, yang tanpanya tentu saja Komunisme atau Fasisme tidak
akan muncul kecuali dalam pikiran para penghasut dan orang sinting.
2. Pandangan di Amerika Serikat
Intervensi A.S. dalam perang ini, termasuk pemerintahan Wilson sendiri,
semakin sangat tidak populer. Ini tampak dari penolakan Senat A.S. terhadap
Perjanjian Versailles dan keanggotaan di Liga Bangsa-Bangsa. Pada masa
antarperang, sebuah konsensus disepakati bahwa intervensi A.S. adalah suatu
kesalahan, dan Kongres mengesahkan beberapa hukum dalam upaya melindungi
netralitas A.S. pada konflik-konflik selanjutnya. Pemungutan suara tahun 1937
dan bulan-bulan pertama Perang Dunia II menunjukkan bahwa hampir 60%
responden menyatakan intervensi pada PDI adalah kesalahan, dan hanya 28%
yang menentang pandangan tersebut.
3. Identitas nasional baru
Polandia lahir kembali sebagai sebuah negara merdeka setelah lebih dari
satu abad. Sebagai “bangsa Entente kecil” dan negara dengan korban terbanyak
per kapita, Kerajaan Serbia dan dinastinya menjadi tulang belakang negara
multinasional baru, Kerajaan Serbia, Kroasia, dan Slovenia (kelak bernama
Yugoslavia). Cekoslovakia, menggabungkan Kerajaan Bohemia dengan sebagian
Kerajaan Hongaria, dan menjadi satu bangsa baru. Rusia menjadi Uni Soviet dan
kehilangan Finlandia, Estonia, Lituania, dan Latvia, yang menjadi negara-negara
merdeka. Kesultanan Utsmaniyah langsung digantikan oleh Turki dan beberapa
negara lain di Timur Tengah.

4. Peta perubahan wilayah Eropa setelah Perang Dunia I


Di Imperium Britania, perang ini melepaskan bentuk baru nasionalisme. Di
Australia dan Selandia Baru, Pertempuran Gallipoli semakin terkenal sebagai
“Baptisme Perjuangan” negara-negara tersebut. Inilah perang besar pertama yang
melibatkan negara-negara yang baru berdiri, serta untuk pertama kalinya tentara
Australia berperang sebagai penduduk Australia, bukan subjek dari Kerajaan
Britania Raya. Hari Anzac memperingati Korps Angkatan Darat Australia dan
Selandia Baru dan merayakan momen-momen menentukan tersebut.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perang Dunia Pertama memberi pengaruh besar terhadap ingatan sosial.
Perang ini dipandang oleh banyak orang di Britania sebagai tanda akhir zaman
stabilitas yang sudah ada sejak zaman Victoria, dan di seluruh Eropa banyak
orang menganggapnya sebagai ambang batas. Generasi pemuda tak bersalah,
kepala mereka dipenuhi abstraksi tinggi seperti Kehormatan, Kejayaan dan
Inggris, pergi berperang untuk menjadikan dunia ini aman bagi demokrasi.
Mereka dibunuh dalam pertempuran bodoh yang dirancang oleh jenderal
yang bodoh pula. Mereka yang selamat terkejut, mengalami disilusi dan
terpahitkan oleh pengalaman perang mereka, dan melihat bahwa musuh asli
mereka bukanlah Jerman, tetapi orang-orang tua di kampung halaman yang telah
membohongi mereka. Mereka menolak nilai-nilai masyarakat yang mengirimkan
mereka ke perang, dan dalam melakukannya mereka memisahkan generasinya
sendiri dari masa lalu dan warisan budayanya.

B. Saran
Perang Dunia II telah menelan jutaan korban jiwa dan telah mengubah
dunia, baik pada bidang ekonomi, sosial, maupun politik. Lebih baik jika kita
mengambil hikmah dari peristiwa ini dan selalu menjaga kedamaian antar sesama
agar peristiwa ini tidak terulang kembali.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Dunia_I

https://id.wikipedia.org/wiki/Penyebab_Perang_Dunia_I

https://id.wikipedia.org/wiki/Entente_Tiga

Anda mungkin juga menyukai