Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KUNJUNGAN

INDUSTRI JAKARTA BANDUNG

DI BUAT OLEH :

DIMAS ARDIYANSAH

SMKN 1 TALANG PADANG

KABUPATEN TANGGAMUS

PROVINSI LAMPUNG TAHUN

AJARAN 2023/2024
MOTO

• Optimis dan jadi lah dirimu sendiri.

• Orang sabar adalah orang yang dapat menghargai dan memahami perasaan
orang lain.
• Dimana ada kemauan disitu ada jalan.

• Hiduplah selalu dijalan allah.

• Jadikan hari esok lebih baik dari hari ini

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI (KI)

Hari :

Tanggal :

Sebagai salah satu syarat mengikuti ujian laporan kunjungan industri

Ketua jurusan Pembimbing

Dra. syamyuli hertati Ratinem,S.PdNIP.


196407111994032003 NIP:

Mengetahui:

Kepala sekolah

Jamnur Hardy ,S.Pd.M.M


NIP. 197211182005011004

KATA PENGANTAR
Puji syukur selalu penulis panjatkan kepada tuhan yang maha esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga laporan kunjungan industri ini
dapat diselesaikan.sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada nabi
muhammad saw serta kepada para sahabatnya dan kepada seluruh umatnya.
dalam pembuatan laporan ini penulis telah banyak menerima bantuan dari
berbagai pihak, oleh karena itu penulis menghaturkan banyak terimkasih kepada
bapak ibu dewan guru serta semua pihak yang terlibat dalam pembuatan laporan
kunjungan industri ini. seiring dengan terselesainya laporan kunjungan industri
ini saya mengucapkan terimakasih kepada:

1.Bapak Jamnur Hardy, S.Pd.M.M, selaku kepala sekolah

2.Ibu Dra. Syamyuli selaku ketua jurusan AKL

3.Ratinem, S, Pd selalu guru penguji yang telah banyak meluangkan waktunya


untuk membimbing saya selama menyusun laporan.

4.Seluruh dewan guru

Kepada teman dan semua pihak yang telah membantu dalam pemebuat laporan
ini.penulis menyadari bahwa laporan kunjungan industri ini belum
sempurna,untuk itu saran dan kritik dari semua pihak yang sangat saya harapkan
agar menjadi bekal pengetahuan untuk membuat laporan kunjungan industri
yang lebih baik dimasa yang akan datang.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................................i
HALAMAN
MOTO....................................................................................................ii

HALAMAN
PENGESAHAN.......................................................................................iii

KATA PENGANTAR.................................................................................................iv

DAFTAR
ISI...............................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN

1.Tujuan kunjungan industri...................................................................................1

2.Waktu dan tempat pelaksanaan kunjungan industri...........................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1Sejarah Bursa Efek Indonesia (BEI).....................................................................2

2.2Visi......................................................................................................................2

2.3Misi.....................................................................................................................2

2.4Sikuritas yang diperjual belikan


BEI....................................................................2

3.PT PRIMARINDO(TOMKINS)

3.1 Sejarah PT PRIMARINDO(TOMKINS).................................................................3

3.2Kegiatan usaha persoalan..................................................................................3

2 DOKUMENTASI ASLI.............................................................................................3

BAB III PENUTUP

1.MANFAAT KUNJUNGAN INDUSTRI.......................................................................4

2.SARAN DAN KRITIK...............................................................................................4

BAB I
PENDAHULUAN

1.TUJUAN KUNJUNGAN INDUSTRI

Dengan menyelenggarakan kegiatan Kunjungan industri ini,bertujuan untuk


menambah pengetahuan dan wawasan siswa terhadap sebuah perusahaan agar
nantinya siswa bisa mengetahui hal hal yang ada disebuah perusahaan.

2.WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN KUNJUNGAN INDUSTRI

•Kunjungan Industri ke BANK INDONESIA

Hari :Rabu

Tanggal : 21 februari 2024

•Kunjungan industri ke IDX

Hari :Rabu

Tanggal :21 februari 2024

•Kunjungan industri PT PRIMARINDO (TOMKINS)

Hari :Kamis

Tanggal :22 februari 2024

BAB II

PEMBAHASAN
1. BANK INDONESIA

1.1 Sejarah Bank Indonesia

Asal mula Bank Indonesia adalah De Javasche Bank (DJB) yang didirikan pada
1828. Pada abad ke-15, ramainya perdagangan di kawasan Asia menjadi daya
tarik tersendiri. Ramainya perdagangan tersebut kemudian menghadirkan
ekspedisi perdagangan bangsa Eropa di Nusantara. Pada 1746, untuk permudah
perdagangan VOC di Nusantara (nama Indonesia saat itu) didirikanlah De Bank
van Leening. Kemudian pada 1752, De Bank van Leening berubah menjadi De
Bank Courant en Bank van Leening yang merupakan bank pertama yang
beroperasi di Nusantara Di Pemerintahan Sir Thomas Stamford Raffles mata uang
Rijksdaalder diganti menjadi Real Spanyol. Lalu pada 1813 Real Spanyol menjadi
Ropij Jawa. Pada periode. 1815-1819, kondisi keuangan di Hindia Belanda
memerlukan penertiban dan. pengaturan sistem pembayaran, dalam bentuk
lembaga bank. Tepatnya pada 1819, kalangan pengusaha di Batavia Hindia
Belanda mendesak agar pemerintahan mendirikan lembaga bank. Desakan
didirikannya lembaga bank oleh pengusaha di Batavia tersebut guna memenuhi
kepentingan bisnis merek.

Lalu pada 9 Desember 1826 Raja Willem I menerbitkan Surat Kuasa kepada
Komisaris Jenderal Hindia Belanda, yang isinya perintah untuk membentuk bank
berdasarkan wewenang khusus berjangka waktu atau Oktroi

Atas dasar Surat Kuasa Raja Willem I tersebut Pemerintah Hindia Belanda mulai
mempersiapkan berdirinya De Javasche Bank.

Setahun kemudian, tepatnya pada 11 Desember 1827, Komisaris Jenderal Hindia


Belanda Leonard Pierre Joseph Burggraaf Du Bus de Gisignies mengeluarkan
Surat Keputusan No 28 tentang Oktroi dari Komisaris Jenderal Hindia, yang
mengatur ketentuan DJB. Dengan Surat Keputusan Komisaris Jenderal Hindia
Belanda No 25, pada 24 Januari 1828 ditetapkanlah Akte Pendirian D.JB.
Oktroi DJB pertama berlaku selama 10 tahun sejak 1 Januari 1828 sampai 31
Desember 1837. Setelah diberlakukan, pada 11 Maret 1828, DJB mencetak uang
kertas pertama kali senilai ƒ 1. 120.000,- dengan pecahan uang kertas 1000, 500,
300, 200, 100, 50, dan / 25. Tahun kedua, DJB mulai buka kantor cabang di luar
Batavia, yaitu Semarang dan Surabaya. Oktroi pertama ini lalu diperpanjang
hingga 31 Maret 1838. Periode Oktroi keempat, didirikan lima kantor cabang di
Jawa maupun luar Jawa yaitu Padang Makasar, Cirebon, Solo dan Pasuruan.
Menjelang berakhimya Oktroi kelima, dibukalah Kantor Cabang DJB Yogyakarta.
Pada periode Oktroi keenam, di usianya yang 52 tahun, DJB melakukan
pembaruan dasar pendiriannya dengan Akte Pendirian di hadapan Notaris Derk
Bodde, di Jakarta pada 22 Maret 1881. Dalam akte baru tersebut, DJB mengubah
statusnya menjadi Naamlooze Vennootschap (N.V.). Dengan perubahan Akte
tersebut NV.DJB dianggap sebagai perusahaan baru. Masih di periode Oktroi
keenam, pada 31 Maret 1890 terjadilah penutupan Kantor Cabang DJB

Pasuruan, lantaran selalu merugi. Periode Oktroi kedelapan adalah Oktroi DJB
terakhir, yang berakhir pada 31 Maret 1921 dan hanya diperpanjang sampai 31
Maret 1922. Usai Oktroi kedelapan, berlaku De Javasche Bankwet (DJB Wet)
dengan ketentuan barunya. Ketentuan baru DJB Wet menitikberatkan di bidang
sistem pembayaran di Hindia Belanda. Pada periode DJB Wet tersebut, terjadi
perkembangan yang pesat, dengan lahirnya 16 Kantor Cabang.

Menjelang kedatangan Jepang di Pulau Jawa pada 1942, DJB Wet memindahkan
asetnya keluar Nusantara. Presiden DJB Wet Dr. G.G. van Buttingha Wichers
memindahkan semua cadangan emas ke Australia dan Afrika Selatan. Setelah
Jepang masuk Nusantara, pimpinan tentara Jepang untuk Pulau Jawa di Jakarta
memerintahkan likuidasi seluruh bank Belanda Inggris, dan beberapa bank Cina.

Selama 1942-1944, untuk bank sirkulasi di pulau Jawa, dibentuklah Nanpo


Kaihatsu Ginko yang bertugas mengedarkan invansion money. Adapun invasion
money yang dicetak di Jepang, terdiri dalam tujuh denominasi yakni dari 1
Gulden hingga 10 Gulden. Namun sebelumnya pada 1945 pascal Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia, negara terbelah menjadi dual pemerintahan,
yakni Nederlandsche Indische Civil Administrative (NICA) dan Republik Indonesia.

NICA menugaskan De Javasche Bank mengambil alih peran Nanpo Kaihatsu


Ginko. Tugas DJB saat itu adalah sebagai bank sirkulasi. Pada 19 Oktober 1945,
wilayah yang dikuasai Republik Indonesia membentuk Jajasan Poesat Bank
Indonesia (Yayasan Bank Indonesia).

Poesat Bank Indonesia pada 1946 melebur dalam Bank Negara Indonesi.

Dan akhirnya pada 30 Oktober 1946, Deang Repoeblik (ORI) diterbitkan pertama
kali. Dengan keluarnya ORI ini, uang Jepang serta uang Belanda dinyatakan tidak
lagi berlaku. Pemerintah pada 1951 bemiat untuk menasionalisasi DJB. Pada 19
Juni 1951 pemerintah pun membentuk Panitia Nasionalisasi DJB. Kemudian 15
Desember 1951, diumumkanlah undang-undang No. 24 tahun 1951 tentang
Nasionalisasi DJB. Nasionalisasi dilaksanakan melalui pembelian 99,4% saham
DJB senilai 8,9 juta Gulden. Pada September 1952 pemerintah mengajukan
Rancangan Undang-Undang (RUU) Pokok Bank Indonesia ke parlemen dan
dipelajari. Pada 10 April 1953 parlemen menyetujui RUU Pokok Bank Indonesia
tersebut. Mei 1953, tepatnya tanggal 29, Presiden Soekarno mengesahkan RUU
Pokok Bank Indonesia menjadi Undang-Undang (UU). Pada 1 Juli 1953,
diberlakukanlah UU Pokok Bank Indonesia sehingga sejak 1 Juli 1953 bangsa
Indonesia memiliki bank sentral dengan nama Bank Indonesia."

1.2 Visi

Visi Bank Indonesia adalah menjadi lembaga bank sentral yang dapat dipercaya
(kredibel) secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai
strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil

1.3 Misi
Misi Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah
melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem
keuangan untuk pembangunan nasional jangka panjang yang berkesinambungan.

2.BURSA EFEK INDONESIA ATAU IDX

2.1 Sejarah Bursa Efek Indonesia (BEI)

Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar
modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya
pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah
Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah colonial atau VOC. Meskipun
pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar
modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode
kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh
beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari
pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai
kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagaimana
mestinya. Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal
pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami
pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan
pemerintah.Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia
dapat dilihat sebagai berikut:

1. 14 Desember 1912 : Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh


Pemerintah Hindia Belanda.

2.1914 – 1918 : Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I

3 1925 – 1942 : Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek
di Semarang dan Surabaya

4. Awal tahun 1939 : Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang
dan Surabaya ditutup.
5. 1942 – 1952 : Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II

6. 1952 : Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU Darurat Pasar


Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri kehakiman (Lukman Wiradinata) dan
Menteri keuangan (Prof.DR. Sumitro Djojohadikusumo). Instrumen yang
diperdagangkan: Obligasi Pemerintah RI (1950)

7. 1956 : Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak


aktif.

8. 1956 – 1977 : Perdagangan di Bursa Efek vakum.

9. 10 Agustus 1977 : Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ
dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal). Tanggal
10Agustus

diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga
ditandai dengan go public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama.10. 1977
– 1987 : Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru
mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan
instrumen Pasar Modal.

11. 1987 : Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87)yang
memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum
dan investor asing menanamkan modal di Indonesia.

12. 1988 – 1990 : Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal
diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat.

13. 2 Juni 1988 : Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh
Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya terdiri
dari broker dan dealer.
14. Desember 1988 : Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88)
yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa
kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal.

15. 16 Juni 1989 : Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh
Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya.

16. 13 Juli 1992 : Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas
Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.

17. 22 Mei 1995 : Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan


sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems).

18. 10 November 1995 : Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No. 8


Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai
Januari 1996.

19. 1995 : Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya.

20. 2000 : Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (Scripless Trading) mulai


diaplikasikan di pasar modal Indonesia.

21. 2002 : BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (Remote
Trading).

22. 2007 : Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ)
dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI)
2.2 Visi

Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia

2.3 Misi

Pillar of indonesian economy:

1. Market Oriented

2 Company Transformation

3. Institutional Building

4. Delivery Best Quality Products & Services

2.4 Sekuritas Yang Diperjualbelikan Di Bursa Efek Indonesia

Instrument yang dipejualbelikan dalam pasar modal ada berbagai macam

dintaranya adalah sebagai berikut:

1. Saham (Stock)

Saham (Stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling
popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika
memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham
merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena saham
mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik.Saham dapat
didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan
usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan
modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan
perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS).
2. Obligasi (Bond)

Obligasi merupakan surat utang jangka menengah-panjang yang dapat


dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk
membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok
utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.

a. Karakteristik Obligasi :

1.Nilai Nominal (Face Value) adalah nilai pokok dari suatu obligasi yang akan
diterima oleh pemegang obligasi pada saat obligasi tersebut jatuh tempo.

2.Kupon (The Interest Rate) adalah nilai bunga yang diterima pemegang obligasi
secara berkala (kelaziman pembayaran kupon obligasi adalah setiap 3 atau 6
bulanan) Kupon obligasi dinyatakan dalam annual prosentase.

3.Jatuh Tempo (Maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan


mendapatkan pembayaran kembali pokok atau Nilai Nominal obligasi yang
dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai
dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun
akan lebih mudah untuk di prediksi, sehingga memilki resiko yang lebih kecil
dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu 5
tahun. Secara umum, semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi, semakin
tinggi Kupon / bunga nya.

4.Penerbit / Emiten (Issuer) Mengetahui dan mengenal penerbit obligasi


merupakan faktor sangat penting dalam melakukan investasi Obligasi Ritel.
Mengukur resiko / kemungkinan dari penerbit obigasi tidak dapat melakukan
pembayaran kupon dan atau pokok obligasi tepat waktu (disebut default risk)
dapat dilihat dari peringkat (rating) obligasi yang dikeluarkan oleh lembaga
pemeringkat seperti PEFINDO atau Kasnic Indonesia.
3.Yield Obligasi :

Pendapatan atau imbal hasil atau return yang akan diperoleh dari investasi
obligasi dinyatakan sebagai yield, yaitu hasil yang akan diperoleh investorapabila
menempatkan dananya untuk dibelikan obligasi. Sebelum memutuskan untuk
berinvestasi obligasi, investor harus mempertimbangkan besarnya yield obligasi,
sebagai faktor pengukur tingkat pengembalian tahunan yang akan diterima. Ada
2 (dua) istilah dalam penentuan yield yaitu current yield dan yield to maturity.

a. Currrent yield adalah yield yang dihitung berdasrkan jumlah kupon yang
diterima selama satu tahun terhadap harga obligasi tersebut.

b. Sementara itu yield to maturity (YTM) adalah tingkat pengembalian atau


pendapatan yang akan diperoleh investor apabila memiliki obligasi sampai jatuh
tempo.

4. Derivatif (Produk Turunan) Efek derivatif merupakan efek turunan dari efek
“utama” baik yang bersifat penyertaan maupun utang. Efek turunan dapat
berarti turunan

langsung dari efek “utama” maupun turunan selanjutnya. Derivatif merupakan


kontrak atau perjanjian yang nilai atau peluang keuntungannya terkait dengan
kinerja aset lain. Aset lain ini disebut sebagai underlying assets.Dalam pengertian
yang lebih khusus, derivatif merupakan kontrak finansial antara 2 (dua) atau
lebih pihak-pihak guna memenuhi janji untuk membeli atau menjual
assets/commodities yang dijadikan sebagai obyek yang diperdagangkan pada
waktu dan harga yang merupakan kesepakatan bersama antara pihak penjual
dan pihak pembeli. Adapun nilai di masa mendatang dari obyek yang
diperdagangkan tersebut sangat dipengaruhi oleh instrumen induknya yang ada
di spot market.

a. Derivatif Keuangan
Derivatif yang terdapat di Bursa Efek adalah derivatif keuangan (financial
derivative). Derivatif keuangan merupakan instrumen derivatif, di mana
variabelvariabel yang mendasarinya adalah instrumen-instrumen keuangan, yang
dapat berupa saham, obligasi, indeks saham, indeks obligasi, mata uang
(currency), tingkat suku bunga dan instrumen-instrumen keuangan
lainnya.Instrumeninstrumen derivatif sering digunakan oleh para pelaku pasar
(pemodal dan perusahaan efek) sebagai sarana untuk melakukan lindung nilai
(hedging) atas portofolio yang mereka miliki.

b. Dasar Hukum

1. UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

2. Peraturan Pemerintah no.45 tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di


Bidang Pasar Modal.

3. SK Bapepam No. Kep.07/PM/2003 Tgl. 20 Februari 2003 tentang Penetapan


Kontrak Berjangka atas Indeks Efek sebagai Efek

4. Peraturan Bapepam No. III. E. 1 tgl. 31 Okt 2003 tentang Kontrak Berjangka
dan Opsi atas Efek atau Indeks Efek

5. SE Ketua Bapepam No. SE-01/PM/2002 tgl. 25 Februari 2002 tentang Kontrak


Berjangka Indeks Efek dalam Pelaporan MKBD Perusahaan Efek

6. Persetujuan tertulis Bapepam nomor S-356/PM/2004 tanggal 18 Pebruari


2004 perihal Persetujuan KBIE-LN (DJIA & DJ Japan Titans 100).

3..PT PRIMARINDO (TOMKINS)

3.1Sejarah PT PRIMARINDO (TOMKINS)

Riwayat singkat persoaran PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk. (“Perseroan”)


didirikan pada tahun 1988 dengan nama PT Bintang Kharisma, dengan status
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Pada tahun 1994, Perseroan
mencatatkan dan menjual sahamnya di Bursa Efek Jakarta, dan menjadi PT
Bintang Kharisma Tbk. Pada tahun 1997, Perseroan mengganti nama dari PT
Bintang Kharisma Tbk menjadi PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk.

Perseroan bergerak di industri alas kaki, meliputi produksi dan pemasaran sepatu
jenis sports/casual ke pasar lokal dan internasional.

3.2 Kegiatan usaha perseorangan

Pada awal pendirian, Perseroan memproduksi sepatu sport seluruhnya dengan


tujuan ekspor. Namun, pada tahun 2002, Reebok yang merupakan buyer utama
Perseroan melakukan relokasi usaha yang berakibat terhentinya order. Seiring
dengan terhentinya order ekspor tersebut, Perseroan mulai merintis penjualan
sepatu di pasar dalam negeri dengan merk sendiri yaitu “Tomkins”. Sampai saat
ini, penjualan sepatu Tomkins telah tersebar ke seluruh Indonesia.Selain
memproduksi dan memasarkan sepatu TOMKINS, Perseroan juga menerima
order produksi sepatu merk lain untuk keperluan ekspor, seperti Lonsdale,
Dunlop, Firetrap, dan lain-lain.
4.DOKUMENTASI ASLI

BANK INDONESIA
PT BURSAN EFEK INDONESIA
PT PRIMARINDO (TOMKINS)
BAB III

PENUTUP

1.MANFAAT KUNJUNGAN INDUSTRI

Kami dapat mengerti dengan jelas apa saja yang dibutuhkan oleh karyawan
apabila nantinya siswa berminat untuk bergabung dalam perusahaan tersebut.

2.KESIMPULAN

Saya selaku penulis dengan hasil kunjungan saya dan teman teman dari hasil
buku petunjuk dapat menyimpulkan bahwa:Dengan melakukan kegiatan
Kunjungan Industrii ini ,kita dapat tahu Seperti apa perusahaan besar yang ada
diIndonesia itu? Dan kita dapat tahu bagaimana cara untuk masuk kedalam
sebuah perusahaan tersebut? Selain itu ,kegiatan ini mendukung siswa untuk
lebih aktif disetiap kegiatan yang tidak ada dalam perusahaan.Dan disisilain
kegiatan ini juga dapat menjadi media untuk rekreasi, supaya tidak jenuh saat
kegiatan kunjungan industri berlangsung.Program kunjungan industri pada
Tanggal 20-24 februari 2024 dapat berlangsung dengan baik berkat kerja sama
yang baik antara siswa dengan guru pembimbing dan panitia yang bersangkutan.

2.SARAN DAN KRITIK

• Diharapkan agenda program kunjungan industri ini tetap berjalan setiap


tahunnya.

• Tetap lah menjadikan kunjungan industri sebagai sarana siswa/siswi untuk


menambah pengetahuan, wawasan,danbpengelaman.Dan menjadikan para
siswa/siswi yang aktif dan kreatif

• Kunjungan industri hendaknya dilaksanakan dengan biaya yang terjangkau oleh


siswa/siswi

Anda mungkin juga menyukai