Anda di halaman 1dari 21

Nama Kelas Absen

: Amanda Ayu Lestari : XII IA 2 : 03

Perang Dunia I
Perang Dunia I atau Perang Dunia Pertama, disingkat PD I, dan istilah-istilah dalam bahasa Inggris lainnya : "Great War", "War of the Nations", dan "War to End All Wars" (Perang untuk Mengakhiri Semua Perang) adalah sebuah konflik dunia yang berlangsung dari 28 Juli 1914 hingga 11 November 1918, yang berawal dari Semenanjung Balkan. Pihak Yang Terlibat : Blok Sekutu Rusia Perancis Britania Raya Kanada Italia Amerika Serikat Negara-negara yang bergabung : 1. Kerajaan Serbia 2. Kerajaan Rusia (sampai November 1917) 3. Perancis (termasuk pasukan dari negara koloni Perancis) 4. Kerajaan Inggris : 1. Negara Persemakmuran Inggris dan Irlandia 2. Australia 3. Kanada 4. Selandia Baru 5. Newfoundland 6. Afrika Selatan 7. Kerajaan India 8. Negara boneka dan koloni Inggris 5. Kerajaan Belgia (termasuk pasukan negara koloni Belgia) 6. Kerajaan Montenegro 7. Kekaisaran Jepang 8. Kerajaan Italia (April 1915 dan sesudahnya) 9. Portugal 10. Kerajaan Romania (Agustus 1916 dan sesudahnya) 11. Kerajaan Yunani (Mei 1917 dan sesudahnya) 12. Amerika Serikat (1917 dan sesudahnya) 13. San Marino 14. Andorra 15. Tiongkok

16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31.

Brazil Bolivia Kosta Rika Kuba Guatemala Haiti Honduras Ekuador Nikaragua Uruguay Panama Peru Siam Liberia Republik Demokratik Armenia (1918) Cekoslowakia (1918)

Blok Sentral Austria-Hungaria Jerman Kekaisaran Ottoman Bulgaria Latar Belakang PD I dimulai setelah Pangeran Franz Ferdinand dari Austro-Hongaria (sekarang Austria) beserta istrinya, dibunuh di Sarajevo, Bosnia, oleh anggota kelompok teroris Serbia, Gavrilo Princip. Bosnia merupakan kawasan Austria yang dituntut oleh Serbia, salah satu negara kecil di Semenanjung Balkan, dimana pembunuhan tersebut telah direncanakan sebelumnya. Dengan bantuan Jerman, Austria-Hungaria memutuskan perang terhadap Serbia. Tidak pernah terjadi sebelumnya konflik sebesar ini, baik dari jumlah tentara yang dikerahkan dan dilibatkan, maupun jumlah korbannya. Senjata kimia digunakan untuk pertama kalinya, pemboman massal warga sipil dari udara dilakukan, dan banyak dari pembunuhan massal berskala besar pertama abad 19 berlangsung saat perang ini. Empat dinasti, Habsburg, Romanov, Ottoman, dan Hohenzollern, yang memiliki akar kekuasaan hingga zaman Perang Salib, seluruhnya jatuh setelah perang. Austria-Hungaria menyerang Serbia pada 28 Juli 1914. Rusia membuat persediaan untuk membantu Serbia dan diserang oleh Jerman. Perancis pun turut membantu Rusia dan diserang oleh Jerman. Untuk tiba di Paris dengan secepat mungkin, tentara Jerman menyerang Belgia, dan kemudian Britania menyerang Jerman.

Pada awalnya, Jerman memenangkan peperangan tersebut, akan tetapi Perancis, Britania, serta Rusia terus menyerang. Jerman, Austria-Hungaria, dan sekutunya disebut "Blok Sentral", dan negara-negara yang menentang mereka disebut "Blok Sekutu". Sewaktu peperangan berlanjut, negara lain pun turut campur tangan. Hampir semuanya memihak kepada Sekutu. Pada tahun 1915, Italia bergabung dengan Sekutu karena ingin menguasai tanah Austria. Dan pada tahun 1917, Amerika Serikat memasuki peperangan, dan memihak kepada Sekutu. Meskipun Tentera Sekutu sangat kuat, Jerman terlihat seperti akan memenangkan peperangan tersebut. Setelah 1914, Jerman pun menguasai Luxemburg, hampir seluruh daratan Belgia, serta sebagian dari Perancis utara. Jerman juga menang di Barisan Timur, ketika usaha Rusia gagal. Akan tetapi, menjelang tahun 1918, tentara Jerman mengalami kelelahan. Perbekalannya tidak mencukupi dan timbul pergolakan sosial di dalam negerinya sendiri. Pada waktu yang sama, semakin banyak tentara Amerika Serikat yang baru tiba dan langsung bergabung kepada Sekutu. Pada musim panas 1918, tentera Amerika Serikat membantu menghalau serangan Jerman terakhir di barat. Jerman pun menandatangani perjanjian gencatan senjata pada 11 November 1918. Perjanjian Versailles Di dalam Perjanjian Versailles yang ditandatangani setelah Perang Dunia I, pada 12 Januari 1919, Jerman menyerahkan tanah-tanah jajahannya dan sebagian dari wilayah Eropa-nya. Polandia dibebaskan dan mendapat wilayah Posen (sekarang kota Poznan), sebagian Silesia, serta sebagian lagi Prussia Barat. Alsace dan Lorraine yang dikuasai oleh Jerman dikembalikan ke Perancis. Perancis juga dapat menguasai kawasan Saar selama 15 tahun. Perjanjian ini juga meletakkan Rhineland dibawah pendudukan Tentera Sekutu selama 15 tahun. Jumlah pasukan tentara Jerman di perkecil tidak melebihi 100.000 orang, serta dilarang memiliki pasukan udara. Jerman juga harus membayar pampasan perang kepada Tentara Sekutu sebesar 6.600 juta. Diperkirakan 8.6 juta korban jiwa dalam Perang Dunia I. Blok Sekutu kehilangan 5.1 juta jiwa, sementara Blok Sentral 3.5 juta jiwa. PD I tersebut mengakibatkan kehancuran yang sangat besar terhadap negara-negara yang terlibat, yang dikenal dengan "Perang Untuk Mengakhiri Semua Perang" sehingga terjadilah Perang Dunia II(PD II).

Puncak Perang Dunia I Perang Dunia I menjadi saat pecahnya orde dunia lama, menandai berakhirnya monarki absolutisme di Eropa. Ia juga menjadi pemicu Revolusi Rusia,

yang akan menginspirasi revolusi lainnya di negara-negara lain, seperti : Tiongkok dan Kuba, serta akan menjadi basis bagi Perang Dingin antara Uni Soviet dan AS. Kekalahan Jerman dalam perang ini dan kegagalan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang masih menggantung yang telah menjadi sebab terjadinya Perang Dunia I, akan menjadi dasar kebangkitan Nazi, dan dengan itu pecahnya Perang Dunia II pada 1939. Ia juga menjadi dasar bagi peperangan bentuk baru yang sangat bergantung kepada teknologi, dan akan melibatkan non-militer dalam perang, seperti yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Parit Perlindungan Perang Dunia menjadi terkenal dengan peperangan parit perlindungannya, di mana sejumlah besar tentara dibatasi geraknya di parit-parit perlindungan dan hanya bisa bergerak sedikit karena pertahanan yang ketat. Ini terjadi khususnya terhadap Front Barat. Lebih dari 9 juta jiwa meninggal di medan perang, dan hampir sebanyak itu juga jumlah warga sipil yang meninggal akibat kekurangan makanan, kelaparan, pembunuhan massal, dan terlibat secara tak sengaja dalam suatu pertempuran.

Front Timur Front Timur adalah Front dimana Jerman berhadapan dengan Russia. Pada awalnya Jerman dapat mengalahkan Russia, meskipun Russia melancarkan Mobilisasi yang menyebabkan ekonomi Russia terbengkalai. Dan nantinya mencetus Revolusi Russia. Tapi karena musim dingin di Russia, dan tentara Jerman tidak dilengkapi pakaian musim dingin, akhirnya Russia menang.

Korban Jiwa Akibat PD I Sekutu : 5.497.600 Belgia: 13.700 Kekaisaran Britania: 908.000 o Australia: 60.000 o Kanada: 55.000 o India: 25.000 o Selandia Baru: 16.000 o Afrika Selatan: 7.000 o Inggris: 715.000 Perancis: 1.354.000 Yunani: 5.000 Italia: 650.000 Jepang: 300 Rumania: 336.000

Rusia: 1.700.000 Serbia: 450.000 AS: 50.600 Terluka: 12.831.000 Hilang: 4.121.000 Sentral : 3.382.500 Austria-Hungaria: 1.200.000 Bulgaria: 87.500 Jerman: 1.770.000 Kerajaan Ottoman: 325.000 Terluka: 8.388.000 Hilang: 3.629.000 Warga Sipil : 6.493.000 Austria: 300.000 Belgia: 30.000 Inggris: 31.000 Bulgaria: 275.000 Perancis: 40.000 Jerman: 760.000 Yunani: 132.000 Rumania: 275.000 Rusia: 3.000.000 Serbia: 655.000 Kerajaan Ottoman: 1.005.000 Daftar Pertempuran Pada Perang Dunia I Ini adalah Daftar pertempuran pada Perang Dunia I yang meliputi keterlibatan angkatan darat, angkatan laut, dan angkatan udara serta kampanye, operasi, garis pertahanan dan pengepungan. Kampanye umumnya merujuk kepada operasi strategis yang lebih luas dilakukan selama jangka waktu yang panjang. Pertempuran umumnya mengacu pada periode pendek yang intens memerangi terlokalisasi untuk wilayah tertentu dan selama jangka waktu tertentu. Namun, penggunaan istilah dalam penamaan peristiwa semacam itu tidak konsisten. Sebagai contoh, Pertempuran Atlantik Pertama lebih atau kurang seluruh teater perang, dan yang disebut pertempuran, berlangsung selama seluruh perang. Blok Barat 1914 * Pertempuran Lige * Pertempuran Frontiers * Pertempuran Mulhouse

* * * * * * * * * * * * * * *

Pertempuran Lorraine Pertempuran Ardennes Pertempuran Charleroi Pertempuran Mons Pengepungan Maubeuge Pertempuran Le Cateau Pertempuran St Quentin, juga disebut Pertempuran Guise Pertempuran Marne Pertama Pertempuran Aisne Pertama Pengepungan Antwerpen Pertempuran Albert Pertama Pertempuran Arras Pertama Pertempuran Yser Pertempuran Ypres Pertama, juga disebut Pertempuran Flandres Pertempuran Champagne Pertama

1915 * Pertempuran * Pertempuran * Pertempuran * Pertempuran * Pertempuran 1916 * Pertempuran * Pertempuran * Pertempuran * Pertempuran * Pertempuran * Pertempuran

Neuve Chapelle Ypres Kedua Artois Kedua Loos Champagne Kedua Verdun Hulluch Somme Fromelles Pozires Ginchy

1917 * Serangan Nivelle * Pertempuran Arras (1917) * Pertempuran Vimy Ridge * Pertempuran Aisne Kedua, juga disebut Pertempuran Champagne Ketiga * Pertempuran Messines * Pertempuran Ypres Ketiga, juga disebut Pertempuran Passchendaele * Pertempuran Cambrai (1917) 1918 * Serangan Spring Jerman * Pertempuran Somme (1918), juga dikenal sebagai Pertempuran Somme Kedua (untuk membedakannya dari pertempuran 1916) * Pertempuran Lys, juga dikenal sebagai Pertempuran Ypres Keempat dan Pertempuran Estaires * Pertempuran Aisne Ketiga

* * * * * * * * * * * * * * * *

Pertempuran Cantigny Pertempuran Belleau Kayu Pertempuran Marne Kedua Pertempuran Chteau-Thierry (1918) Serangan Seratus Hari Pertempuran Amiens (1918) Pertempuran Mont St Quentin, juga dikenal sebagai Pertempuran Somme Ketiga Pertempuran Saint-Mihiel Pertempuran Ephy Pertempuran Garis Hindenburg Serangan Meuse-Argonne, juga disebut Pertempuran Argonne Forest Pertempuran Kanal St. Quentin Pertempuran Ypres Kelima Pertempuran Kanal Utara Pertempuran Cambrai (1918) Pertempuran Sambre (1918), juga dikenal sebagai Pertempuran Sambre Kedua

Kampanye Italia * Pertempuran Isonzo Pertama * Pertempuran Isonzo Kedua * Pertempuran Isonzo Ketiga * Pertempuran Isonzo Keempat * Pertempuran Isonzo Kelima * Serangan Trentino atau "Pertempuran Asiago" * Pertempuran Isonzo Keenam atau "Pertempuran Gorizia" * Pertempuran Isonzo Ketujuh * Pertempuran Isonzo Kedelapan * Pertempuran Isonzo Kesembilan * Pertempuran Isonzo Kesepuluh * Pertempuran Isonzo Kesebelas * Pertempuran Caporetto * Pertempuran Sungai Piave * Pertempuran Vittorio Veneto Blok Timur 1914 * Pertempuran * Pertempuran * Pertempuran * Pertempuran * Pertempuran * Pertempuran * Pertempuran

Stallupnen Gumbinnen Tannenberg Galicia Danau Masurian Pertama Sungai Vistula d (1914)

1915 * Pengepungan Przemy l * Pertempuran Bolimw

* * * * * * *

Pertempuran Danau Masurian Kedua Great Retreat (Rusia) Serangan Sventiany Serangan Gorlice-Tarnw Warsawa Komarow Rawa

1916 * Serangan Danau Naroch * Serangan Brusilov 1917 * Serangan Kerensky * Pertempuran M r ti * Pertempuran M r e ti * Revolusi Rusia Kampanye Kaukasus * Pertempuran Sarikamis * Pertempuran Malazgirt (1915) * Pertempuran Kara Killisse * Pertempuran Koprukoy * Pertempuran Erzurum * Pertempuran Erzincan Kampanye Serbia * Pertempuran Cer * Pertempuran Kolubara * Pertempuran Morava * Pertempuran Kosovo (1915) * Pertempuran Ovche Kutub Pertempuran Gallipoli Pertempuran Gallipoli (juga disebut "Operasi Dardanella"), adalah sejumlah pertempuran terjadi antara 1915 dan 1916. * Pertempuran Nek * Pertempuran Chunuk Bair * Pertempuran Gully Jurang * Pertempuran Bukit 60 (Gallipoli) * Pertempuran Krithia Vineyard * Pertempuran Lone Pine * Pertempuran Sari Bair * Pertempuran pedang Hill * Pendaratan di Anzac Cove * Pendaratan di Cape Helles * Pertempuran Krithia Pertama

* Pertempuran Krithia Kedua * Pertempuran Krithia Ketiga * Operasi laut pada Operasi Dardanella Timur Tengah Kampanye Sinai dan Palestina * Serangan Suez Pertama * Pertempuran Romani atau "Serangan Suez Kedua" * Pertempuran Magdhaba * Pertempuran Rafa * Pertempuran Mughar Ridge * Pertempuran Yerusalem * Kekalahan Damaskus * Pertempuran Gaza Pertama * Pertempuran Gaza Kedua * Pertempuran Gaza Ketiga atau "Pertempuran Beersheba" * Pertempuran Beersheba * Pertempuran Megiddo Kampanye Mesopotamia * Pendaratan FAO * Kekalahan Basra * Pertempuran Qurna * Pendudukan Amara * Pertempuran Nasiriyeh * Pertempuran Es Sinn * Pertempuran Ctesiphon * Pengepungan Kut o Pertempuran Syekh Sa'ad o Pertempuran Wadi o Pertempuran Hanna o Pertempuran Benteng Dujaila o Pertempuran Kut Pertama * Pertempuran Khanaqin * Pertempuran Kut Kedua * Pendudukan Baghdad * Serangan Samarrah * Pertempuran Jebel Hamlin * Pertempuran Istabulat * Pertempuran di Ramadi * Pendudukan Tikrit * Pertempuran Sharqat Kampanye Arab Selatan Pertempuran Sungai Chewmudder. Dalam pertempuran ini, Jerman mencoba untuk menghancurkan pasukan Inggris, ketika mereka menyeberangi sungai, Inggris melepaskan tembakan senjata dan membunuh 800 tentara Jerman.

Kampanye Afrika * Pertempuran Kamerun * Kekalahan Jerman di Afrika Barat (Namibia) * Pertempuran Killimanjaro * Pertempuran Togo * Pertempuran Tanga atau Pertempuran Bees * Pertempuran Rufiji Delta * Pertempuran Longido * Pertempuran Sandfontein Pertempuran Laut Atlantik * Pertempuran Teluk Heligoland Pertama (1914) * Pertempuran Kepulauan Falkland (1914) * Serangan di Scarborough, Hartlepool dan Whitby (1914) * Pertempuran Dogger Bank (1915) * Bendungan Otranto (1915-1918) * Pertempuran Jutlandia (1916) * Pertempuran Selat Dover (1917) * Pertempuran Teluk Heligoland Kedua (1917) * Serangan Zeebrugge (1918) Mediterania * Mengejar Goeben dan Breslau (1914) * Operasi Laut di Kampanye Dardanella (1915-1916) Asia-Pasifik * Pertempuran * Pertempuran * Pertempuran * Pertempuran * Pertempuran * Pertempuran Rabaul Tsingtao (1914) Penang (1914) Coronel (1914) Kepulauan Cocos (1914) Kepulauan Falkland (1914)

Pertempuran Udara Perang Dunia I merupakan perang pertama untuk melihat penggunaan pesawat untuk serangan, pertahanan dan operasi pengintaian. Berikut beberapa artikel tentang penggunaan pesawat pada Perang Dunia I * Transportasi di Perang Dunia I * Sejarah Penerbangan (1914-1918) * Zeppelin dalam Perang Dunia I Perang Kontemporer

Beberapa sejarawan mempertimbangkan beberapa perang sebagai bagian dari Perang Dunia I, karena dianggap memiliki hubungan langsung ke awal atau pasca Perang Dunia. Pra-1914 * Revolusi Meksiko (1910-1920) * Perang Balkan (1912-1913) * Perang Balkan Kedua (1913) * Pemberontakan Maritz (1914-15) * Paskah Rising (1916) Pasca-1917 * Revolusi Rusia (1917) * Perang Saudara Finlandia (1918) * Perang Saudara Rusia (1918-1922) o Kampanye Rusia Utara (1918-1919) o Serangan ke barat Rusia (1918-1919) * Pemberontakan Wielkopolska (1918-1919) * Perang Hongaria-Rumania 1919 (1918-1919) * Perang Soviet-Polandia (1919-1921) * Perang Kemerdekaan Irlandia (1919-1921) * Perang Kemerdekaan Turki (1919-1923) * Perang Yunani-Turki (1919-1922) * Perang Saudara Irlandia (1922-1923)

Perang Dunia II
1. Lahirnya Negara-negara Fasis
Situasi Eropa menjelang PD II tidak jauh berbeda dengan situasi menjelang PD I. Suasana diliputi ketegangan dan keinginan balas dendam, terutama negara-negara yang kalah perang. Mereka dirugikan oleh perjanjian-perjanjian yang dibuat oleh blok Sekutu. Pada umumnya negara-negara yang terlibat perang mengalami kehancuran ekonomi. Untuk itu mereka berusaha bangkit dengan cara yang diktator dan mengembangkan paham ultranasionalisme. Dari paham ultranasionalisme tersebut lahir negara-negara fasis. Negara-negara fasis yang muncul yaitu Jerman, Italia, dan Jepang.

a. Fasisme di Jerman
Dalam PD I Jerman mengalami kekalahan dan penderitaan yang hebat. Namun, di bawah kepemimpinan Adolf Hittler Jerman mulai bangkit. Melalui Partai Nazi, Adolf Hittler membangun Jerman kembali. Jerman menganut paham Chauvinisme yaitu paham yang menganggap dirinya lebih unggul dari ras lainnya. Selain itu juga menganut totaliterisme yaitu paham yang melaksanakan prinsip bahwa semua diutus oleh negara. Rakyat tidak memiliki kebebasan. Berikut ini beberapa tindakan yang dilakukan Hittler untuk mewujudkan kejayaan Jerman.

1) Menolak isi Perjanjian Versailes. 2) Membangun angkatan perang yang kuat. 3) Mengobarkan semangat anti-Yahudi dengan membunuh dan mengusir orang-orang Yahudi. 4) Membangun hubungan kerja sama politik dan militer dengan Jepang dan Italia (Poros Roberto). 5) Membentuk polisi rahasia yang disebut Gestapo. Seiring dengan perkembangan yang dialaminya, Jerman mulai berani melakukan politik ekspansi kembali. Jerman melaksanakan politik Lebensraum (ruang untuk hidup) yaitu gagasan perluasan wilayah melalui perang. Misalnya dengan menduduki Austria dan Cekoslovakia.

b . Fasisme di Italia
Kalian tentu masih ingat bukan mengapa Italia pindah ke blok Sekutu? Italia adalah salah satu negara pemenang dalam Perang Dunia I. Meskipun menang, Italian merasa kecewa sebab tuntutannya dalam Perjanjian Versailes tidak terpenuhi. Karena kekecewaannya tersebut, Italia mulai bangkit di bawah pimpinan Benito Mussolini . Italia berkembang menjadi negara fasis. Berikut ini usaha-usaha Benito Mussolini untuk mengembangkan fasisme di Italia. 1) Mengobarkan semangat Italia Irredenta untuk mempersatukan seluruh bangsa Italia. 2) Memperkuat angkatan perang. 3) Menguasai seluruh Laut Tengah sebagai Mare Nostrum atau Laut Kita. 4) Menduduki Ethiopia dan Albania.

c . Fasisme di Jepang
Munculnya fasisme Jepang tidak dapat dipisahkan dari Restorasi Meiji. Berkat Restorasi Meiji, Jepang berkembang menjadi negara industri yang kuat. Majunya industri tersebut membawa Jepang menjadi negara imperialis. Jepang menjadi negara fasis dan menganut Hakko I Chiu. Fasisme di Jepang dipelopori oleh Perdana Menteri Tanaka, masa pemerintahan Kaisar Hirohito dan dikembangkan oleh Perdana Menteri Hideki Tojo. Untuk memperkuat kedudukannya sebagai negara fasis, Kaisar Hirohito melakukan beberapa hal berikut. 1) Mengagungkan semangat bushido. 2) Menyingkirkan tokoh-tokoh politik yang anti militer. 3) Melakukan perluasan wilayah ke negara-negara terdekat seperti Korea, Manchuria, dan Cina. 4) Memodernisasi angkatan perang. 5) Mengenalkan ajaran shinto Hakko I Chiu yaitu dunia sebagai satu keluarga yang dipimpin oleh Jepang. Berkembangnya negara-negara fasis seperti Italia, Jerman, dan Jepang membuat situasi politik di kawasan Eropa semakin menghangat, dan diwarnai dengan ketegangan yang mendorong terjadinya Perang Dunia II.

2. Latar Belakang Perang Dunia II


Hal-hal yang melatarbelakangi terjadinya Perang Dunia II dapat digolongkan menjadi sebab umum dan sebab khusus.

a. Sebab Umum
Berikut ini sebab-sebab umum terjadinya Perang Dunia II. 1) Pertentangan antara paham liberalisme dan totaliterisme. Liberalisme memberikan kebebasan bagi warga negaranya sedangkan totaliterisme mengekang kebebasan warga negara. 2) Persekutuan mencari kawan. 3) Semangat untuk membalas dendam (revanche idea) karena kekalahan dalam PD I. 4) Perlombaan senjata antarnegara. 5) Pertentangan antarnegara imperialis untuk memperebutkan daerah jajahan. 6) Kegagalan Liga Bangsa-Bangsa dalam mewujudkan perdamaian dunia.

b . Sebab Khusus ( casus bally bally)


Sebab khusus Perang Dunia II terjadi di dua kawasan yaitu kawasan Eropa dan kawasan Asia Pasifik. Berikut ini sebab-sebab khusus terjadinya Perang Dunia II. 1) Di kawasan Asia Pasifik, penyerbuan Jepang terhadap pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour tanggal 7 Desember 1941. 2) Di kawasan Eropa, serangan kilat (blitzkrieg) yang dilakukan Jerman atas Polandia pada tanggal 1 September 1939. Alasan penyerangan itu untuk merebut kembali kota Danzig (penduduknya bangsa Jerman). Dalam waktu singkat sebagian besar Polandia dikuasai Jerman. Uni Soviet yang merasa keamanannya terancam, segera menyerbu Polandia dari arah Timur. Pada tanggal 3 September 1939 Inggris dan Prancis menyatakan perang terhadap Jerman. Dalam perkembangannya melibatkan banyak negara.

3. Jalannya Perang
Negara-negara yang terlibat dalam Perang Dunia II juga tidak jauh berbeda dengan Perang Dunia I. Perang Dunia II dapat dikatakan merupakan ajang balas dendam bagi negaranegara yang kalah dalam PD I. Negara-negara yang terlibat terbagi dalam blok Sentral dan blok Sekutu. Berikut ini negara-negara yang terlibat dalam PD II. a. Blok Sentral yaitu Jerman, Italia, Jepang, Austria, Rumania, dan Finlandia. b. Blok Sekutu yaitu Inggris, Prancis, Rusia, RRC, Amerika Serikat, Austria, dan Polandia. Secara umum PD II dibagi dalam 3 tahapan berikut. a. Tahapan pertama, blok Sentral melakukan ofensif dengan taktik serangan kilat. b. Tahapan kedua, merupakan titik balik. Blok Sentral bersifat defensif (bertahan) sedangkan blok Sekutu lebih banyak melakukan serangan. c. Tahapan ketiga, blok Sekutu mulai mencapai kemenangan.

Untuk memahami jalannya Perang Dunia II, simaklah penjelasan berikut. Lihat tabel 2.1.

Tabel 2.1 Pertempuran dalam Perang Dunia II Pada awalnya Amerika Serikat bersikap netral. Akan tetapi setelah terjadi peristiwa Pearl Harbour tanggal 7 Desember 1941, AS menyatakan perang kepada Jepang. Sekutu membentuk komando gabungan yang dipimpin Jenderal Dwight Eisenhower. Pada tanggal 6 Juni 1944 terjadi pertempuran antara Sekutu dan Jerman di Normandia. Jerman dapat dipukul mundur. Sementara itu, wilayah Asia Pasifk membentuk pertempuran sendiri. Jepang berhasil menguasai Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Birma. Bahkan pada tanggal 27 Februari 1942 pertahanan Sukutu di Jawa dapat direbut Jepang. Peta kekuatan mengalami perubahan setelah terjadi pertempuran di Laut Karang. Pasukan Sekutu yang dipimpin Jenderal Douglas Mac Arthur dengan Laksamana Chester W. Nimit menyerbu Jepang sampai Pulau Okinawa.

4. Akhir Perang
Pada bulan Mei 1942, suatu serangan terhadap Australia terhenti dalam pertempuran di Laut Koral. Serangan serupa terhadap Hawai terhenti di Midway pada bulan Juni 1942. Pada bulan Agustus 1942 pasukan Amerika Serikat mendarat di Guadalkanal (Kepulauan Solomon) dan bulan Februari 1943 pihak Jepang telah dipukul mundur. Pada bulan Februari 1944 pasukan Amerika Serikat berhasil mengusir Jepang dari Kwayalein, di Kepulauan Marshall, dan Saipan di Kepulauan Mariana. Pada tanggal 6 Agustus 1945 Sekutu menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima dan kota Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Akhirnya Jepang menyerah dan menandatangai perjanjian di atas kapal USS Missouri tanggal 2 September 1945 di Teluk Tokyo.

Blok Sentral pada khirnya harus menyerah kepada Sekutu pada bulan Mei 1945. Berikut ini beberapa faktor penyebab kekalahan Blok Sentral terhadap Sekutu. a. Blok Sentral tidak ditunjang oleh sumber-sumber kekayaan alam yang mencukupi kebutuhan perang. b. Jumlah anggota kelompok Sekutu lebih banyak. Masuknya Rusia ke dalam blok Sekutu memperkuat blok tersebut. c. Sekutu memiliki daerah jajahan yang dapat menunjang kebutuhan perang. d. Blok Sekutu memiliki keunggulan teknologi persenjataan daripada Blok Sentral. Berakhirnya Perang Dunia II juga ditandai dengan penandatanganan berbagai macam perjanjian. Berikut ini beberapa perjanjian yang mengakhiri PD II. Lihat tabel 2.2.

Tabel 2.2 Perjanjian-Perjanjian yang Mengakhiri Perang Dunia II

4. Dampak atau Akibat Perang Dunia II


Perang Dunia II memberikan dampak yang luas dalam berbagai aspek kehidupan. Berikut ini dampak PD II dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan kerohanian. Lihat tabel 2.3.

Tabel 2.3 Dampak Perang Dunia II

Tabel 2.3 Dampak Perang Dunia II

5. Pengaruh Perang Dunia II bagi Indonesia


Terjadinya PD II secara tidak langsung berpengaruh terhadap kehidupan politik dan pergerakan kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1942 Jepang berhasil mengalahkan Belanda, maka posisi Belanda Indonesia diambil alih oleh Jepang. Artinya Indonesia mulai dijajah oleh Jepang. Masa pendudukan Jepang berjalan sekitar 3,5 tahun. Berbagai kebijakan Jepang di Indonesia diarahkan untuk memperkuat kekuatan militer. Selain itu untuk ikut mendukung kemenangannya dalam menghadapi Sekutu. Perang Dunia II juga berpengaruh bagi Indonesia dalam mencapai kemerdekaan. Setelah Jepang kalah menyerah kepada Sekutu tanggal 14 Agustus 1945, Indonesia dalam keadaan vacuum of power (kekosongan kekuasaan). Jepang sudah menyerah berarti tidak mempunyai hak memerintah Indonesia, sementara Sekutu, saat itu belum datang. Kondisi ini kemudian dimanfaatkan bangsa Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaan.

Perang Dingin
Perang Dingin adalah sebutan bagi sebuah periode di mana terjadi konflik, ketegangan, dan kompetisi antara Amerika Serikat (beserta sekutunya disebut Blok Barat) dan Uni Soviet

(beserta sekutunya disebut Blok Timur) yang terjadi antara tahun 1947 1991. Persaingan keduanya terjadi di berbagai bidang,seperti koalisi militer; ideologi, industri, pengembangan teknologi; pertahanan , perlombaan nuklir dan persenjataan; dan banyak lagi. Ketegangan antara blok timur dan barat ini juga berdampak pada Negara-negara lain didunia.Perang Korea, invasi Soviet terhadap Hungaria,Afganistan dan Cekoslovakia dan Perang Vietnam. Hasil dari Perang Dingin termasuk (dari beberapa sudut pandang) kediktatoran di Yunani dan Amerika Selatan. Krisis Rudal Kuba juga adalah akibat dari Perang Dingin dan Krisis Timur Tengah juga telah menjadi lebih kompleks akibat Perang Dingin. Dampak lainnya adalah terbaginya Jerman menjadi dua bagian yaitu Jerman Barat dan Jerman Timur yang dipisahkan oleh Tembok Berlin. Latar belakang Setelah Perang Dunia II berakhir, muncul beberapa peristiwa penting yang mempengaruhi kehidupan bangsa-bangsa di dunia. Peristiwa-peristiwa itu antara lain yaitu Pertama, Amerika Serikat muncul sebagai salah satu negara pemenang perang di pihak Sekutu. Peran Amerika Serikat sangat besar membantu negara-negara Eropa Barat untuk memperbaiki kehidupan perekonomiannya setelah Perang Dunia II. Kedua, Uni Soviet juga muncul sebagai negara besar pemenang perang dan berperan membangun perekonomian negara-negara Eropa Timur. Ketiga, munculnya negara-negara yang baru merdeka setelah Perang Dunia II di wilayah Eropa. Perang Dunia II yang berakhir dengan kemenangan di pihak Sekutu tidak terlepas dari peran Uni Soviet, Uni Soviet membebaska Eropa Timur dari tangan Jerman. Sambil membebaskan Eropa Timur dari tangan Jerman, Uni Soviet mempergunakan kesempatan itu untuk meluaskan pengaruhnya, dengan cara mensponsori terjadinya perebutan kekuasaan di berbagai negara Eropa Timur seperti di Bulgaria, Albania, Hongaria, Polandia, Rumania, dan Cekoslowakia, sehingga negara-negara tersebut masuk kedalam pengaruh pemerintahan komunis Uni Soviet. Amerika Serikat bersama Uni Soviet juga memprakarsai berdirinya PBB pada tahun 1945 bersama dengan kekuatan anti-Fasis lainnya. Namun kemesraan hubungan negara-negara yang tergabung dalam koalisi anti-Fasisme itu tidak bertahan lamam dan semulus yang diharapkan. Pada tahun 1946, Stalin yang mengusung ide Komunisme Internasional (Komintern) menuduh Inggris dan Amerika Serikat melancarkan kebijakan-kebijakan internasional yang agresif. Tuduhan ini dijawab oleh Perdana Menteri Inggris dengan menentang kekuatan yang disebutnya Komunis Timur , yang akhirnya membelah sistem perpolitikan internasional menjadi dua.

Periode 1945-1969 Berakhirnya Perang Dunia II telah mengubah perkembangan politik dunia. Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai negara pemenang perang muncul menjadi kekuatan raksasa. Dua negara tersebut memiliki perbedaan ideologi, Amerika Serikat memiliki ideologi liberal-kapitalis, sedangkan Uni Soviet berideologi sosialis-komunis. Dalam waktu singkat memang pernah terjadi persahabatan diantara keduanya, namun kemudian muncul antagonisme diantara mereka. Ada dua karakter pada periode ini, Pertama, adanya keprihatinan akan ambisi rivalnya yang menimbulkan pesimisme. Kedua, Amerika Serikat dan Uni Soviet merupakan kekuatan militer yang sangat kuat dan memiliki kemampuan untuk menghancurkan musuhnya dengan senjata atom. Doktrin Pembendungan Bulan Februari 1946, Stalin memberikan pidato yang berbicara tentang tak terhindarnya konflik dengan kekuatan kapitalis. Ia mendesak rakyat Soviet untuk tidak terperdaya dengan berakhirnya perang yang berarti negara bisa santai. Sebaliknya perlu mengintensifkan usaha memperkuat dan mempertahankan tanah air. Tidak lama setelah munculnya tulisan George F Kennan, diplomat di Kedubes AS di Uni Soviet, yang memaparkan tentang kefanatikan Uni Soviet, Presiden Harry S Truman mendeklarasikan apa yang kemudian disebut Doktrin Truman. Doktrin ini menggarisbawahi strategi pembendungan politik luar negeri AS sebagai cara untuk menghambat ambisi ekspansionis Uni Soviet. AS juga merekrut sekutu-sekutunya untuk mewujudkan tujuan itu. Karena menurut teori domino, jika satu negara jatuh maka akan berjatuhanlah negara-negara tetangga lainnya. 2. Lingkungan Pengaruh dan Pembentukan Blok Ketidakmampuan sebuah negara adidaya memelihara lingkungan pengaruh diinterpretasikan sebagai akibat dari program global negara adidaya yang lain. Misalnya ketika Uni Soviet memasuki Eropa Timur, para pemimpin AS menilainya sebagai bagian dari usaha Uni Soviet menaklukan dunia. Begitu pula ketika AS membentuk Pakta ANZUS pada tahun 1951, para pemimpin Uni Soviet menilainya sebagai bagian dari usaha AS untuk mendominasi dunia. Perebutan lingkungan pengaruh diantara dua negara adidaya ini melahirkan sebuah pola yang bipolar. AS dan sekutunya merupakan satu polar, sedangkan di polar (kutub) yang lain muncul Uni Soviet dengan sekutunya. Amerika Serikat dan sekutunya membentuk Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) yang berdiri pada tanggal 4 April 1949 di Washington, AS. Apabila salah satu anggota NATO diserang, maka serangan itu dianggap sebagai serangan terhadap NATO. Di pihak lain, Uni Soviet dan sekutunya membentuk Pakta Warsawa (Warsawa Pact) pada tanggal 14 Mei 1955 di Praha-Cekoslowakia atas dasar Pact of Mutual Assistance and Unified Command . Di berbagai kawasan pun muncul blok-blok yang memihak

salah satu negara adidaya, di Asia Tenggara dibentuk South East Asia Treaty Organization (SEATO) pada tanggal 8 September 1954 di Manila, Philipina . SEATO ditujukan untuk menahan pengaruh komunis di Asia Tenggara, khususnya di Vietnam. Sebagai salah satu organisasi yang berdiri di Asia Tenggara, negara-negara utama di Asia Tenggara malah tidak diikutsertakan di SEATO, anggota-anggotanya yang utama justru negara-negara Blok Barat yang dipimpin oleh AS. Di kawasan Timur Tengah juga dibentuk Organisasi Pertahanan Timur Tengah (Middle Eastern Treaty Organization/METO). Sedangkan Uni Soviet juga menjalin kerjasama dengan RRC pada tahun 1950 untuk menghadapi kemungkinan agresi Jepang sebagai negara di bawah kendali AS. Serta pembentukan Cominform (The Communist Information Bureau) di Beograd, Yugoslavia pada tahun 1947. Di sisi lain, kegiatan spionase juga turut mewarnai Perang Dingin. KGB (Komitet Gusudarstvennoy Bezopasnosti), dinas rahasia Uni Soviet, dan CIA (Central Intelligence Agency), dinas rahasia AS selalu berusaha untuk memperoleh informasi rahasia mengenai segala hal yang menyangkut negara-negara yang berada di bawah pengaruh kedua belah pihak serta informasi-informasi sensitif mengenai lawannya sendiri. Periode 1969-1979 Hubungan Amerika Serikat-Uni Soviet mengalami perubahan drastis dengan terpilihnya Richard Nixon sebagai Presiden AS. Didampingi penasehat keamanannya, Henry A. Kissinger, Richard Nixon menempuh pendekatan baru terhadap Uni Soviet pada tahun 1969. Tidak disangka, ternyata Uni Soviet juga sedang mengambil pendekatan yang sama terhadap AS. Pendekatan ini lazim disebut dtente (peredaan ketegangan). Sebagai sebuah strategi politik luar negeri, dtente dijelaskan Kissinger sebagai upaya menciptakan kepentingan tertentu dalam kerjasama dan perbatasan, sebuah lingkungan dimana kompetitor dapat meregulasi dan menghambat perbedaan diantara mereka dan akhirnya melangkah dari kompetisi menuju kerjasama . Sebagai langkah lebih lanjit, pada 26 Mei 1972 Presiden Richard Nixon dan Leonid Brezhnev menandatangani Strategic Arms Limitation Treaty I (SALT I) di Moskow. SALT I berisi kesepakatan untuk membatasi persediaan senjata-senjata nuklir strategis/Defensive Antiballistic Missile System. SALT I juga berisi kesepakatan untuk membatasi jumlah misil nuklir yang dimiliki oleh kedua belah pihak, sehingga Uni Soviet hanya diijinkan untuk memiliki misil maksimal 1600 misil, dan AS hanya diijinkan memiliki 1054 misil.

Periode 1979-1985 Setelah 10 tahun dijalankan, tampaknya Uni Soviet tidak kuat lagi untuk menjalani dtente. Akhirnya pada tahun 1979 Uni Soviet pun menduduki Afghanistan yang sebenarnya mengundang pasukan Uni Soviet masuk kesana untuk membantu mereka. Aksi semena-mena ini mengundang reaksi keras dari pihak AS, Presiden AS Jimmy Carter menyatakan, agresi Uni Soviet di Afghanistan mengkonfrontasi dunia dengan tantangan strategis paling serius sejak Perang Dingin dimulai. Lalu akhirnya muncullah Doktrin Carter yang menyatakan bahwa AS berkeinginan untuk menggunakan kekuatan militernya di Teluk Persia. Setelah Reagan mengambil alih jabatan presiden, ia juga melancarkan Doktrin Reagan yang mendukung pemberontakan anti-komunis di Afghanistan, Angola, dan Nikaragua. Para pemberontak ini bahkan diberi istilah halus pejuang kemerdekaan (freedom fighters). Bahkan AS juga berbicara tentang kemampuan nuklirnya, termasuk ancaman serangan pertama. Tapi walaupun di periode ini terjadi ketegangan yang memuncak antara AS dan Uni Soviet, ternyata masih bisa terjadi perjanjian SALT II (Strategic Arms Limitation Treaty II) pada pertengahan 1979 di Vienna. Pada saat itu Carter dan Brezhnev setuju untuk membatasi kepemilikan peluncur senjata nuklir maksimal 2400 unit, dan maksimal 1320 unit Multiple Independently Targeted Reentry Vehicle (MIRV) . Dan juga Perjanjian Pengurangan Senjata-senjata Strategis (Strategic Arms Reduction Treaty/START) pada tahun 1982 yang berisi kesepakatan untuk memusnahkan senjata nuklir yang berdaya jarak menengah. Walaupun sudah banyak dilakukan perjanjian-perjanjian pembatasan dan/atau pengurangan senjata nuklir, namun berdasarkan data pada tahun 1983 ternyata Uni Soviet memiliki keunggulan yang cukup besar dibandingkan dengan Amerika Serikat. Periode 1985-1991 Pada Maret 1985, MG mulai memimpin Uni Soviet. Perubahan secara besar-besaran mulai tampak pada masa ini. Gorbachev berbeda dengan penguasa-penguasa Uni Soviet sebelumnya, pada tahun 1987 ia berkunjung ke AS untuk mendekatkan keduanya kedalam sebuah forum dialog. Bahkan pada tahun 1988, Persetujuan Genewa dicapai dan pada 15 Februari 1989 seluruh tentara Uni Soviet telah mundur dari Afghanistan. Komitmen Gorbachev semakin terlihat saat Uni Soviet tidak menghanyutkan diri dan mengambil sikap lebih netral dalam Perang Teluk tahun 1990-1991. Bahkan bantuan untuk Kuba yang telah diberikan selama 30 tahun pun dihentikan pada tahun 1991 oleh Gorbachev. Namun kebebasan dan keterbukaan yang dicanangkan oleh Gorbachev menimbulkan reaksi keras dari tokoh-tokoh komunis dalam negeri.

Puncaknya terjadi pada Kudeta 19 Agustus 1991 yang didalangi oleh Marsekal Dimitri Yazow (Menteri Pertahanan), Jenderal Vladamir Kruchkov (Kepala KGB), dan Boris Pugo (Menteri Dalam Negeri). Namun ternyata kudeta itu gagal karena mendapat perlawanan dan penolakan dari rakyat Uni Soviet dibawah pimpinan Boris Yeltsin dan Unit Militer Uni Soviet. Sebagai akibat dari kudeta itu; Latvia, Lithuania, Estonia, Georgia, Maldova memisahkan diri dari Uni Soviet. Latvia, Listhuania dan Estonia sendiri berhasil memperoleh kemerdekaan dari Uni Soviet pada tanggal 6 September 1991. Akhirnya, Gorbachev mengakui bahwa sistem komunis telah gagal di Uni Soviet. Pada akhir 1991, negara Uni Soviet yang telah berumur 74 tahun itupun runtuh dan terpecah-pecah menjadi beberapa negara yang sekarang termasuk dalam persemakmuran Uni Soviet (Commonwealth of Independent State/CIS). Bubarnya Uni Soviet ini menandai berakhirnya Perang Dingin dengan kemenangan di pihak AS. Bubarnya Uni Soviet ini menandai berakhirnya Perang Dingin kemenangan di dengan pihak AS.

Anda mungkin juga menyukai