Anda di halaman 1dari 3

Haiiiii teman-teman...

Divideo kali ini saya akan membahas ke kalian tentang tokoh pahlawan di Indonesia...

Kira-kira ada yang tau ngga nih pahlawan Indonesia yang berjuang di laut aru...

Yapppp benar sekali....

Kita akan membahas Yos Sudarso....

Laksamana Madya TNI Yos Sudarso, lahir di Salatiga, Jawa Tengah tanggal 25
November 1925. Ia lahir dengan nama lengkap Yosaphat Soedarso dari pasangan Sukarno
Darmoprawiro dan Mariyam. Sejak kecil, Yos Sudarso dikenal sebagai sosok yang tenang,
cerdas dan juga santun dalam bergaul.

Ketika proklamasi kemerdekaan Indonesia dikumandangkan pada 17 agustus 1945,


Yos Sudarso kemudian bergabung dengan BKR (Badan Keamanan Rakyat) Laut yang
kemudian bernama Tentara Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI). Di tahun 1950,
Belanda mengakui kedaulatan Indonesia. Yos Sudarso pun diangkat sebagai komandan kapal
di KRI Alu.

Di tahun 1961, konfrontasi Indonesia dan Belanda dalam hal pembebasan Irian Barat
dari tangan Belanda mencapai puncaknya. Presiden Soekarno ketika itu membentuk Tri
Komando Rakyat (Trikora) dan tahun berikutnya 1962, Soekarno membentuk Komando
Mandala dalam pembebsan Irian Barat dengan markas di Makassar. Yos Sudarso diserahi
tugas sebagai Deputi Operasi.

Tugas yang berat bagi Yos Sudarso. Kisah heroik mengenai pertempuran Yos Sudarso
akhirnya terjadi pada tanggal 15 Januari 1962. Ketika itu Yos Sudarso melakukan patroli
dengan membawa tiga kapal yakni KRI Macan Tutul, KRI Macan Kumbang dan KRI
Harimau dibawah komandonya.

Operasi senyap tersebut dilakukan di sekitar wilayah perairan laut Aru disekitar
wilayah Maluku. Tidak lama kemudian pesawat Neptune Belanda yang melakukan patroli
menjatuhkan flare. Keadaan yang ketika itu sunyi dan gelap kemudian berubah terang
benderang. Tiga kapal Belanda dengan persenjataan lengkap dan ukuran yang lebih besar
kemudian muncul membelah langit malam.
Ketiga kapal Belanda tersebut ternyata sudah menunggu mereka. Tembakan
peringatan pertama dilepaskan oleh Belanda dan jatuh disamping KRI Harimau. Kolonel
Sudomo kemudian memerintahkan tembakan balasan namun meleset.

Yos Sudarso yang sadar bahwa pertempuran ini bakal tidak seimbang dalam hal
persenjataan, beliau kemudian memerintahkan ketiga kapal yang ia komandoi untuk mundur
sementara. Manuver 180 derajat kemudian dilakukan ketiga kapal tersebut. Namun naas, KRI
Macan Tutul yang ditumpangi oleh Komodor Yos Sudarso macet.

Pihak Belanda mengira bahwa kapal Indonesia akan melakukan manuver untuk
menyerang. Belanda kemudian melepaskan tembakan untuk menyerang. KRI Macan Tutul
ketika itu berhadapan dengan kapal perusak Belanda. Yos Sudarso kemudian memerintahkan
KRI Macan Tutul untuk pasang badan agar dua kapal lainnya bisa bisa meninggalkan medan
pertempuran.

Tembakan pertama yang dilakukan kapal perusak Belanda itu meleset mengenai KRI
Macan Tutul. Di kesempatan berikutnya, tembakan yang dilakukan kapal perusak Belanda
akhirnya tepat mengenai badan kapal KRI Macan Tutul yang bernomor lambung 650
tersebut.

KRI Macan Tutul buatan Jerman Barat itu akhirnya terbakar dan perlahan-lahan
karam ke dasar Samudera bersama 24 kru kapal. Kru lainnya yang selamat menjadi tawanan
Belanda. Kalimat terakhir dari komodor Yos Sudarso sesaat sebelum kapalnya karam
yaitu ‘Kobarkan semangat pertempuran‘ ia pekikan melalui radio ke dua kapal lainnya yang
berhasil selamat.

Komodor Yos Sudarso yang semasa kecil bercita-cita sebagai prajurit itu akhirnya
gugur di lautan dalam mempertahankan kedaulatan republik Indonesia. Ia meninggalkan
seorang istri bernama Siti Kustini dan lima orang anak. Pemerintah Indonesia
menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Yos Sudarso atas jasa-jasanya. Namanya
juga diabadikan sebagai nama jalanan di berbagai wilayah di Indonesia.

Banyak tabir yang menyelimuti gugurnya Yos Sudarso dalam pertempuran di laut
Arafuru. Mulai dar bocornya operasi rahasia tersebut oleh belanda, kemudian operasi tersebut
tersebut tidak diketahui oleh pemerintah seperti presiden Soekarno seperti yang ditulis dalam
buku Konspirasi Dibalik Tenggelamnya Matjan Tutul (2011) oleh wartawan Julius Pour.
Selain itu, AURI (Angkatan udara) yang dituding sebagai pihak yang paling
bertanggung jawab dalam insiden tersebut karena tidak memberikan bantuan pesawat udara
yang berbuntut pada pencopotan KSAU Laksamana Suryadarma yang digantikan oleh Letkol
Omar Dhani yang dikisahkan dalam buku Dan Toch Maar! (2009) yang ditulis oleh Sukono.

Nah sekarang kalian sudah tau kan seberapa besar perjuangan yos sudarso untuk bangsa ini...

Sekian video dari saya, semoga dapat bermanfaat dan memotivasi kita semua untuk terus
berjuang membanggakan bangsa Indonesia

Jangan lupa like, komen, dan share video ini yaaa..

Terima kasih....

Anda mungkin juga menyukai