Anda di halaman 1dari 28

MARKAS BESAR TENTARA NASIONAL INDONESIA

STAF KOMUNIKASI DAN ELEKTRONIKA

KONSEP INTEROPERABILITY KOMUNIKASI TNI

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Tugas pokok TNI dilakukan dengan


melaksanakan Operasi Militer Perang (OMP) maupun
Operasi Militer Selain Perang (OMSP). Untuk
tercapainya tugas pokok TNI tersebut diperlukan
dukungan komunikasi yang optimal sehingga
pelaksanaan Komando dan pengendalian dapat
terlaksana sesuai yang diharapkan.

b. Dihadapkan dengan perkembangan teknologi


sistem komunikasi saat ini, peralatan komunikasi
dituntut mampu mendukung terlaksananya
interoperability komunikasi pada gelar operasi dan
latihan yang melibatkan dua Angkatan atau lebih (Tri
Matra TNI Terpadu), sehingga tujuan operasi dan
latihan tersebut dapat tercapai.

c. Dalam penyelenggaraan Interoperability


Komunikasi TNI pada kegiatan operasi maupun
latihan, masih ditemukan adanya beberapa kendala,
hal ini dapat dilihat dalam setiap kaji ulang dan
evaluasi pelaksanaan latihan.
2

d. Untuk mengatasi berbagai kendala tersebut perlu


dilakukan optimalisasi Interoperability Komunikasi TNI.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Maksud dari tulisan ini adalah untuk


memberikan gambaran secara obyektif tentang
pelaksanaan kegiatan Interoperability Komunikasi TNI
dalam kegiatan Tri Matra Terpadu baik latihan maupun
operasi gabungan TNI sekaligus menjadi bahan
evaluasi bagi Mabes TNI dan Angkatan sehingga ada
persamaan persepsi guna mendapatkan solusi terbaik.

b. Tujuan. Tujuan dari tulisan ini adalah sebagai


bahan masukan kepada pimpinan TNI dalam
merumuskan kebijakan yang berkaitan dengan
Interoperability Komunikasi TNI.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Penulisan ini dibatasi


pada masalah kurang optimalnya Interoperability
Komunikasi TNI pada saat mendukung operasi dan latihan
Tri Matra terpadu, dan kondisi ideal yang diinginkan
sehingga aspek efisiensi, efektifitas pengadaan, dan
pengoperasiannya terukur dengan baik. Adapun tata urut
penulisan disusun sebagai berikut:

a. Bab I Pendahuluan
b. Bab II Kondisi Interoperability Komunikasi TNI
Saat ini
c. Bab III Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
3
d. Bab IV Kondisi Interoperability Komunikasi TNI
Yang Diharapkan

e. Bab V Optimalisasi Interoperability Komunikasi


TNI

f. Bab VI Penutup

4. Dasar.

a. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang


Tentara Nasional Indonesia;

b. Peraturan Panglima TNI Nomor Perpang/76/VIII/


2011 tanggal 26 Agustus 2011 tentang Buku Petunjuk
Induk Komunikasi dan Elektronika TNI;

c. Peraturan Panglima TNI Nomor Perpang/83/IX/


2011 tanggal 26 September 2011 tentang Prosedur
Tetap Komunikasi dan Elektronika TNI;

d. Peraturan Panglima TNI Nomor Perpang/84/IX/


2011 tanggal 28 September 2011 tentang Instruksi
Tetap Komunikasi dan Elektronika TNI;

e. Peraturan Panglima TNI Nomor Perpang/86/XI/


2011 tanggal 10 Oktober 2011 tentang Instruksi
Operasi Komunikasi dan Elektronika TNI;

f. Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/706/X/2012


tanggal 11 Oktober 2012 tentang Buku Petunjuk
Teknis Standardisasi Alat Komunikasi Tentara
Nasional Indonesia; dan
4
g. Surat Perintah Panglima TNI Nomor
Sprin/2572/X/2013 tanggal 24 Oktober 2013 tentang
Tim Pokja Penyusunan Naskah Optimalisasi
Interoperability Komunikasi dan Elektronika Dalam
Rangka Mendukung Tugas Pokok TNI.

5. Pengertian. Beberapa definisi ataupun pengertian


yang perlu dipahami terkait dengan program Interoperability
Komunikasi TNI, adalah sebagai berikut:

a. Interoperability menurut The Institute of


Electrica and Electronics Engineers (IEEE) Standard
Computer Dictionary didefinisikan sebagai “The ability
of two more systems or components to exchange
information and to use the information that has been
exchanged “ atau secara teknis dapat digambarkan
sebagai kemampuan dua atau lebih sistem untuk
saling tukar menukar informasi atau data dan dapat
saling mempergunakan informasi atau data yang
dipertukarkan tersebut.

b. Pada Pasific Endeavour (PE) dan Multinational


Communication Interoperability Program (MCIP)
menyebutkan Interoperability adalah pengintegrasian
kemampuan suatu sistem untuk menyediakan
layanan, menerima layanan dan melakukan
pertukaran layanan dari/dengan sistem lain yang
berbeda sehingga diantara sistem tersebut bisa
beroperasi bersama – sama secara efektif.

c. Interoperability adalah pengintegrasian


kemampuan suatu sistem untuk menyediakan
layanan, menerima layanan dan melakukan per-
5
tukaran layanan dari/dengan sistem lain yang berbeda
sehingga diantara sistem tersebut bisa beroperasi
bersama-sama secara efektif;

d. Interoperability Telekomunikasi adalah


kemampuan sistem, unit atau kekuatan telekomunikasi
untuk menyediakan layanan, menerima layanan dan
melakukan pertukaran layanan dari sistem, unit atau
kekuatan lain yang berbeda sehingga diantara sistem
tersebut dapat beroperasi secara bersama-sama
secara efektif;

e. Interoperability Komunikasi TNI adalah


pengintegrasian kemampuan suatu sistem, unit atau
kekuatan Komlek TNI untuk menyediakan layanan,
menerima layanan dan melakukan pertukaran layanan
dari sistem, unit atau kekuatan sistem Komlek lain
yang berbeda sehingga diantara sistem tersebut dapat
beroperasi secara bersama-sama secara efektif dalam
rangka terlaksananya komando dan pengendalian
operasi TNI;

f. Prosedur Tetap Komunikasi dan Elektronika


(Protap Komlek) TNI adalah pedoman penyeleng-
garaan Komlek TNI yang bersifat tetap dalam rangka
menjamin kehandalan dan keamanan Komando dan
Pengendalian (Kodal) unsur pimpinan disatuan jajaran
TNI baik dalam Operasi Militer untuk Perang (OMP)
maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP) yang
penggunaannya disesuaikan dengan situasi dan
kondisi yang berlaku saat itu (tertib sipil, darurat sipil,
darurat militer dan darurat perang);
6
g. Instruksi tetap Komunikasi dan Elektronika
(Instap Komlek) TNI adalah pedoman
penyelenggaraan Komlek berupa Instruksi yang
bersifat tetap dan merupakan penjabaran dari Perpang
TNI Nomor Perpang/83 IX/2011 tentang Protap
Komlek TNI; dan

h. Instruksi Operasi Komunikasi dan Elektronika


(Insops Komlek) TNI adalah pedoman
penyelenggaraan operasi Komlek dalam rangka
menjamin kehandalan dan keamanan komando dan
pengendalian unsur pimpinan di satuan jajaran TNI
baik dalam operasi maupun latihan dan merupakan
penjabaran dari Instap Komlek TNI;

BAB II
KONDISI INTEROPERABILITY
KOMUNIKASI TNI SAAT INI

6. Umum. Perkembangan teknologi di bidang informasi


dan komunikasi memberi pengaruh yang signifikan
terhadap Sistem Komunikasi (Siskom) TNI, Berbagai
langkah telah ditempuh oleh Skomlek TNI dan Angkatan
untuk bisa memberikan dukungan komunikasi yang
maksimal terhadap berbagai kegiatan operasi dan latihan
yang bersifat gabungan Tri Matra terpadu, namun di dalam
pelaksanaannya masih ditemukan berbagai kendala, hal ini
disebabkan oleh beberapa permasalahan diantaranya dari
aspek prosedur, teknologi dari peralatan komunikasi dan
sumber daya manusia.

7. Prosedur.
7

a. Peranti lunak fungsi Komunikasi yang telah


diterbitkan oleh TNI (Protap, Instap dan Insop Komlek)
dan petunjuk komunikasi TNI belum sepenuhnya
dipahami dan dipedomani oleh semua satuan dalam
penyelenggaraan komunikasi operasi dan latihan,
sehingga hasil Interoperability Komunikasi TNI
menjadi kurang optimal.

b. Kurangnya kegiatan sosialisasi terhadap Protap,


Instap , Insops Komlek dan petunjuk Komlek yang
dikeluarkan oleh Mabes TNI maupun Angkatan
sehingga menyebabkan kurangnya pemahaman
dalam menjabarkan dan melaksanakan petunjuk yang
telah diatur di peranti lunak tersebut pada
penyelenggaraan Interoperability Komunikasi operasi
dan latihan.

c. Peranti lunak yang mewadahi Interoperability


Komunikasi TNI memang secara jelas belum
tercantum dalam Protap, Instap , Insop Komlek dan
petunjuk Komlek yang ada saat ini, karena istilah
interoperability sendiri muncul setelah Protap, Instap
dan Insop Komlek TNI tersebut terbit, namun secara
operasional peranti lunak Komlek TNI tersebut dibuat
dalam rangka mengatur agar penggunaan peralatan
komunikasi dan prosedurnya dapat dioperasikan
dengan benar (dalam istilah lain Interoperability).

d. Berdasarkan Peraturan Panglima TNI Nomor


Perpang/79/XII/2009 tanggal 1 Desember 2009
tentang Bujukmin Pembentukan Organisasi Satgas
8
TNI dalam operasi militer yang dilaksanakan oleh dua
Angkatan atau lebih dalam satu wilayah operasi dan
penugasan yang sama harus dilaksanakan dalam satu
kesatuan kodal di bawah pimpinan Pangkogasgab
namun sampai saat ini masih dilaksanakan masing-
masing.

8. Teknologi Peralatan Komunikasi.

a. Populasi Alkom. Kondisi peralatan komunikasi


yang ada di Mabes TNI dan Angkatan cukup
beraneka ragam sumber/buatan dan teknologinya,
mulai dari teknologi analog sampai digital dengan
bermacam-macam merk, tipe serta tingkat
kemampuan security. Kondisi peralatan yang
demikian menyebabkan Interoperability komunikasi
TNI tidak dapat terlaksana secara optimal, bahwa
untuk dapat mewujudkan Interoperability Komunikasi
TNI harus dipenuhi kesamaan persyaratan antara lain:
frekuensi dan atau menggunakan sistem ALE
(automatic link establishment) dan Hopping harus
sama, mode plain atau code harus sama, jenis
pengaman (sucurity system) harus sama, daya pancar
disesuaikan dengan jarak antar radio.

b. Pengadaan Peralatan Komunikasi. Teknologi


sistem komunikasi yang diadakan oleh Mabes TNI dan
Angkatan kurang berkelanjutan dalam menerapkan
standar teknologi yang digunakan akan tetapi
disesuaikan dengan ketersediaan anggaran dan
urgensi pemenuhan kebutuhan peralatan komunikasi.
9
c. Dukungan Peralatan Komunikasi. Dalam pe-
laksanaan operasi dan latihan dukungan peralatan
komunikasi untuk tingkat Kogasgab masih belum
sesuai dengan prinsip-prinsip penyelenggaraan
komunikasi yaitu dari atas ke bawah, kiri ke kanan dan
dari yang membantu ke yang dibantu. Peralatan yang
digunakan untuk komunikasi ke satuan atas dan
samping pada tingkat Kogasgab masih ada yang
menggunakan peralatan komunikasi organik yang
dimiliki satuan sendiri sehingga teknologi yang dimiliki
relatif berbeda yang berakibat kurang optimalnya
Interoperability Komunikasi TNI pada pelaksanaan
operasi dan latihan.

9. Sumber Daya Manusia. Secanggih apapun


peralatan komunikasi yang dimiliki oleh TNI tanpa diawaki
oleh sumber daya manusia yang profesional dan terlatih
maka efektifitas dan kemampuan dari peralatan tersebut
tidak akan maksimal. Demikian halnya program
Interoperability Komunikasi TNI tidak cukup hanya dengan
mengandalkan kecanggihan teknologi paralatan yang
dipergunakan, tapi peralatan komunikasi tersebut harus
dioperasikan oleh para personel yang menguasai dan mahir
sesuai dengan jenis alkom yang dipertanggungjawabkan
kepadanya. Unsur personel yang mengawaki sistem
Komunikasi ini meliputi perwira komunikasi, operator radio,
teknisi radio, pengguna radio dan personel sandi.

a. Perwira Komunikasi. Perwira Komunikasi


merupakan Komandan/Perwira komunikasi masing-
masing Satuan yang bertanggung jawab terhadap
seluruh kegiatan yang dilaksanakan dalam
penyelenggaraan Interoperability Komunikasi TNI,
tetapi kondisi saat ini adalah sebagai berikut:
10
1) belum optimalnya kemampuan manajemen
komunikasi menyangkut permohonan terhadap
Protap/Instap/Insop yang harus di jadwal dalam
bentuk lampiranKomlek TNI pada Renlat/Renops
dan pemahaman terhadap karakteristik alat
komunikasi yang dioperasionalkan sehingga
terbatasnya kemampuan untuk menyelenggara-
kan Interoperability Komunikasi TNI; dan
2) terbatasnya pemahaman terhadap dinamika
operasi atau latihan gabungan yang
dilaksanakan sehingga kurang cepat dalam
mengantisipasi kendala dukungan komunikasi
dihadapkan kepada dinamika dilapangan.
b. Operator Radio Komunikasi.
1) Personel yang bertugas sebagai operator
radio dalam mengoperasikan peralatan
komunikasi belum sepenuhnya mempunyai
kemampuan dalam penguasaan prosedur
komunikasi, pertukaran berita, pengamanan
pancaran radio, pengamanan berita dan
pengamanan dokumen, pendistribusian berita
dan teknologi peralatan komunikasi serta
tahapan pelaksanaan operasi yang didukungnya.
2) Personel operator yang mempunyai
kemampuan dalam penanganan komunikasi
telegrafis kualitas dan kuantitasnya sudah mulai
berkurang, sehingga apabila komunikasi suara
(Voice) menggunakan radio HF dengan sistem
modulasi AM mengalami gangguan
cuaca/propagasi dan hanya dapat melakukan
komunikasi melalui telegrafis maka personel
11
operator yang ada mengalami kesulitan
berkomunikasi.
3) Personel yang yang masih memerlukan
pembekalan, praktek lapangan dan penugasan
untuk menambah pengalaman sehingga siap
pakai untuk mendukung sistem Komunikasi
operasi dan latihan.
c. Teknisi. Personel teknisi harus mempunyai
kemampuan dalam menyiapkan peralatan
komunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana
serta kendala komunikasi yang ada di lapangan
untuk mendukung Interoperability masih mengalami
kekurangan dari segi kuantitas dan kualitas yang
disebabkan:
1) adanya penurunan kualitas maupun
kuantitas dari personel teknisi hal tersebut
disebabkan karena banyaknya personel teknisi
senior yang sudah mulai menginjak usia pensiun
dan regenerasi belum berjalan optimal;
2) cepatnya perkembangan kemajuan
pengetahuan dan teknologi bidang peralatan
komunikasi masih belum diimbangi dengan
kemampuan personel yang ada sehingga
menghambat perkembangan penggunaan
teknologi baru atau transfer of technology; dan
3) Kuantitas personel dari hasil perekrutan
dan lulusan lembaga pendidikan belum dapat
memenuhi kebutuhan organisasi satuan komlek,
selain itu kualitas yang dimiliki masih belum siap
pakai untuk mendukung sistem komunikasi
12
operasi dan latihan sehingga masih harus
diperlukan pembekalan atau praktek lapangan
dan menambah pengalaman untuk dapat siap
pakai.

d. Pengguna Radio Komunikasi. Personel/


pejabat pengguna komunikasi radio masih enggan
untuk memahami akan prosedur dan teknologi
komunikasi karena dianggap rumit dan bukan Job
descriptionnya sehingga bila komunikasi tidak sesuai
yang diinginkan dianggap komunikasi tidak lancar,
padahal Komunikasi adalah fungsi Komando yang
juga menjadi tanggung jawab pimpinan satuan.

e. Personel Sandi. Personel yang memiliki


kualifikasi sandi masih terbatas dari segi kuantitas
dan kualitasnya sehingga berita rahasia yang
seharusnya dikirimkan melalui kamar sandi dikirimkan
menggunakan telepon, Faksimil atau Komunikasi
Data, hal ini membahayakan untuk keberlangsungan
operasi.

BAB III
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

10. Umum. Untuk dapat terselenggaranya Inter-


operability Komunikasi TNI sangat dipengaruhi oleh
berbagai faktor baik yang berasal dari internal maupun
eksternal.

11. Faktor Internal.


13

a. Pemahaman dan Kepatuhan terhadap


Prosedur. Kesadaran untuk memahami dan me-
matuhi beberapa prosedur yang berlaku khususnya
peranti lunak yang sudah diterbitkan oleh Mabes TNI
dan Angkatan merupakan faktor penting yang dapat
mewujudkan terselenggaranya Interoperability
Komunikasi TNI;

b. Tingkat Pengetahuan SDM TNI. Keberhasilan


dalam mewujudkan terselenggaranya Interoperability
Komunikasi TNI juga dipengaruhi oleh SDM yang
mengawaki baik sebagai operator, teknisi maupun
pejabat pengguna (User) peralatan Komunikasi TNI
yang kurang atensi dan kurang inovatip.

c. Keberagaman Teknologi. Peralatan Komuni-


kasi yang dimiliki Mabes TNI dan Angkatan masih
sangat beraneka ragam sumber/buatan dan
teknologinya, mulai dari teknologi analog sampai
digital dengan bermacam-macam merk, tipe dan
tingkat security yang juga beragam, hal tersebut
sangat berpengaruh terhadap terselenggaranya
Interoperability Komunikasi TNI.

12. Faktor Eksternal.

a. Perkembangan Pengetahuan dan Teknologi.


Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi,
memunculkan beraneka ragam produk peralatan
komunikasi yang ditawarkan dan menjadi pilihan
dalam pengadaan untuk memenuhi kebutuhan sistem
komunikasi TNI.
14
b. Issue Interoperability. Operasi bantuan ke-
manusiaan pasca tsunami Tahun 20o4 di Aceh
merupakan operasi terbesar di dunia semenjak perang
dunia ke II karena melibatkan 44 angkatan bersenjata
bebagai Negara. Dalam operasi tersebut pelaksanaan
Interoperability Komunikasi tidak terlaksana dengan
baik karena tidak direncanakan masalah prosedur,
kesiapan alat Komunikasi dan sumber daya manusia
selanjutnya dari pengalaman tersebut Amerika Serikat
menggagas diperlukannya Interoperability komunikasi
dengan negara – negara di Asia Pasifik melalui wadah
MCIP (Multinasional Communication Interoperability
Program) dan melaksanakan empat tahapan kegiatan
meliputi Staf Work Shop # 1, Staf Work Shop # 2, Staf
Work Shop # 3 serta diakhiri dengan kegiatan puncak
yaitu PE (Pacific Endeavor).

c. Perkembangan Taktik dan Strategi bertempur.


Perkembangan terhadap ancaman keamanan
nasional yang didominasi masalah keamanan di
wilayah perbatasan dengan negara tetangga, bencana
alam, dan gangguan keamanan bersenjata di daerah
rawan konflik serta terorisme. Untuk menanggulangi
berbagai masalah tersebut dikerahkan berbagai
satuan TNI yang tergabung dalam operasi Tri Matra
Terpadu yang tentunya memerlukan dukungan sistem
komunikasinya yang Interoperability.

BAB IV
15
KONDISI INTEROPERABILITY KOMUNIKASI TNI
YANG DIHARAPKAN

13. Umum. Dalam mewujudkan optimalisasi Inter-


operability Komunikasi TNI yang akan datang, perlu
dipikirkan bagaimana meningkatkan beberapa aspek yang
menunjang untuk dapat terwujudnya Interoperability
Komunikasi Tri Matra Terpadu, antara lain : Prosedur,
Sumber Daya Manusia dan Teknologi Peralatan
Komunikasi.

14. Prosedur.

a. Dipahami dan dipedomannya peranti lunak fungsi


Komunikasi yang telah diterbitkan oleh TNI (Protap,
Instap dan Insop Komlek) dan dijadikan sesuai
kepentingan lat/ops lainnya oleh semua satuan dalam
penyelenggaraan komunikasi operasi dan latihan,
sehingga Interoperability Komunikasi TNI menjadi
optimal.

b. Kegiatan sosialisasi terhadap Protap, Instap ,


Insops Komlek dan petunjuk Komlek lainya yang
dikeluarkan oleh Mabes TNI maupun Angkatan
diselenggarakan dengan sebaik baiknya sampai
dengan unsur satuan paling bawah pengguna
peralatan komunikasi sehingga terjalin sinkronisasi
persepsi pemahaman dalam menjabarkan dan
melaksanakan petunjuk yang telah dikeluarkan dalam
penyelenggaraan Interoperability Komunikasi TNI
pada operasi dan latihan gabungan TNI.

c. Tersedianya peranti lunak yang terkait dengan


Interoperability Komunikasi TNI secara jelas dan
16
sesuai kebutuhan di lapangan sehingga
penyelenggaraan Interoperability Komunikasi TNI
berjalan secara optimal.

d. Terimplementasinya peraturan Panglima TNI


Nomor Perpang/79/XII/2009 tanggal 1 Desember 2009
tentang Bujukmin pembentukan organisasi Satgas TNI
dalam operasi militer yang dilaksanakan oleh dua
Angkatan atau lebih dalam satu wilayah operasi dan
penugasan yang sama harus dilaksanakan dalam satu
kesatuan kodal di bawah pimpinan Pangkogasgab.

15 Teknologi.

a. Populasi Alkom. Terwujudnya kesamaan


persyaratan spesifikasi teknologi komunikasi yang
digunakan di Mabes TNI dan Angkatan guna
terwujudnya Interoperability Komunikasi Tri Matra
terpadu dari aspek frekuensi, modulasi, sistem ALE
(Automatik Llink Establiment), jenis pengamanan
(sucurity system) baik Encryption maupun Hopping.

b. Pengadaan Peralatan Komunikasi.


Terwujudnya kesinambungan pengadaan peralatan
komunikasi di Mabes TNI dan Angkatan yang
didasarkan kepada populasi alkom yang ada dan
sesuai dengan perkembangan teknologi alat
komunikasi yang diperuntukkan dalam mendukung
Interoperability Komunikasi operasi dan latihan TNI.

c. Dukungan Peralatan Komunikasi. Dalam


pelaksanaan operasi dan latihan dukungan peralatan
komunikasi sesuai dengan prinsip-prinsip
penyelenggaraan komunikasi yaitu dari atas ke
17
bawah, kiri ke kanan dan dari yang membantu ke yang
dibantu sehingga peralatan komunikasi yang
digunakan memiliki kesamaan teknologi dan
terwujudnya Interoperability Komunikasi TNI pada
pelaksanaan operasi dan latihan.

16. Sumber Daya Manusia. Sumber daya manusia


merupakan faktor yang sangat penting dalam menciptakan
Interoperability Komunikasi TNI, terutama para operator dan
teknisi serta pejabat pengguna peralatan Komunkasi.

a. Perwira komunikasi.

1) Memiliki kemampuan manajemen


komunikasi menyangkut penjabaran
Protap/Instap/Insops kedalam lampiran Komlek
sesuai ops/sat dan pemahaman terhadap
karakteristik Alat komunikasi yang
dioperasionalkan sehingga mampu
menyelenggarakan Interoperability Komunikasi
TNI.

2) Optimalnya pemahaman terhadap dinamika


operasi atau latihan gabungan.

b. Operator Radio Komunikasi.

1) Personel yang bertugas sebagai operator


radio dalam mengoperasikan peralatan
komunikasi dituntut mempunyai kemampuan

dalam penguasaan prosedur komunikasi,


pertukaran berita, pengamanan pancaran radio,
pengamanan berita dan pengamanan dokumen,
pendistribusian berita dan teknologi peralatan
18
komunikasi serta tahapan pelaksanaan operasi
yang didukungnya.

2) Personel operator yang mempunyai


kemampuan dalam penanganan Komunikasi
telegrafis kualitas dan kuantitasnya memadahi
untuk mendukung pelaksanaan penyelenggaraan
Interoperability Komunikasi TNI, sehingga
apabila komunikasi suara (Voice) menggunakan
radio HF dengan sistem modulasi AM mengalami
gangguan cuaca/propagasi dan hanya dapat
melakukan komunikasi melalui telegrafis maka
personel operator yang ada mampu untuk
berkomunikasi melalui telegrafis.

3) Terpenuhinya personel yang mempunyai


kemampuan untuk terselenggaranya Inter-
operability Komunikasi TNI mulai dari tingkat
Perwira, Bintara dan Tamtama dari segi kuantitas
maupun kualitas.

b. Teknisi Radio Komunikasi. Terpenuhinya


personel teknisi sistem komunikasi yang mempunyai
kemampuan dalam menyiapkan peralatan
komunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana
serta kendala komunikasi yang ada dilapangan untuk
mendukung Interoperability Komunikasi TNI melalui:

1) regenerasi personel teknisi secara kualitas


maupun kuantitas berjalan dengan optimal;

2) peningkatan kemampuan personel


dihadapkan dengan cepatnya perkembangan
kemajuan pengetahuan dan teknologi peralatan
19
komunikasi serta perkembangan penggunaan
teknologi baru atau transfer of technology; dan

3) hasil perekrutan dan lulusan lembaga


pendidikan dapat memenuhi kebutuhan
organisasi satuan komlek secara bertahap.
Selain itu kualitas personel lulusan dari lembaga
pendidikan sudah siap pakai untuk mendukung
penyelenggaraan Interoperability Komunikasi
operasi dan latihan.

c. Pejabat Pengguna Radio Komunikasi.


Tumbuhnya kesadaran dan kepedulian personel/
pejabat pengguna komunikasi radio untuk memahami
akan prosedur dan teknologi komunikasi sehingga
apabila komunikasi tidak sesuai yang diinginkan atau
kurang lancar yang dikarenakan sistem teknologi dan
belum ada lampiran Komleknya atau belum
dipatuhinya proskom agar dilakukan pembinaan
kedalam.

d. Personel Sandi. Terpenuhinya personel yang


memiliki kualifikasi sandi dari segi kuantitas dan
kualitasnya sehingga pengiriman berita rahasia sesuai
prosedur yang berlaku.

BAB V
OPTIMALISASI INTEROPERABILITY
KOMUNIKASI TNI
20
17. Umum. Dalam melaksanakan pencapaian sasaran
dalam peningkatan Interoperability Komunikasi TNI perlu
dilakukan oleh seluruh unsur terkait di lingkungan TNI, baik
yang berada di lingkungan Mabes TNI maupun di
lingkungan Angkatan, dengan melakukan berbagai upaya
dalam meningkatkan kualitas kepatuhan terhadap Prosedur
Komlek TNI, penyiapan sumber daya manusia terutama
para operator dan teknisi serta pejabat pengguna peralatan
komunikasi yang berkualitas, serta melengkapi peralatan
komunikasi sesuai standar untuk mendukung operasi dan
latihan TNI.

18. Upaya yang dilaksanakan.

a. Prosedur.

1) Upaya yang dilaksanakan Unsur Komlek


Mabes TNI.
a) Mabes TNI telah menyusun Protap,
Instap dan Insop Komlek Tahun 2011
sebagai pedoman dalam pelaksanaan
penyelenggaraan sistem komunikasi satuan
TNI baik bersifat rutin maupun untuk
pelaksanaan operasi dan latihan.

b) Mabes TNI telah menyusun Bujuknis


Prosedur Komunikasi Tahun 2011 yang
berfungsi sebagai pedoman dalam
pelaksanaan prosedur komunikasi untuk
kegiatan rutin maupun operasi dan latihan.

c) Mabes TNI telah menyusun Bujuklak


tentang Penyelenggaraan Dukungan
Komlek pada Operasi dan Latihan
Gabungan Tahun 2011 yang berfungsi
21
sebagai pedoman penyelenggaraan
Komunikasi pada Operasi Gabungan;

d) Mabes TNI telah menyusun buku


standardisasi Alkom TNI tahun 2012
sebagai pedoman dalam proses pengadaan
Alkom TNI;

e) Mabes TNI telah menyusun Bujuknis


tentang Tata Cara Pengajuan Alkom yang
berfungsi sebagai pedoman dalam
pengajuan peralatan Komunikasi;

f) Mabes TNI dalam proses menyusun


petunjuk teknis Interoperability Komunikasi
pada operasi gabungan TNI yang nantinya
menjadi pedoman dalam penyelenggaran
dukungan komunikasi operasi gabungan
TNI; dan

g) Mabes TNI akan terus merevisi


Protap, Instap dan Insop Komlek serta
peranti lunak bidang komlek yang
disesuaikan dengan perkembangan
organisasi, operasi dan latihan TNI serta
perkembangan teknologi peralatan
komunikasi .

2) Upaya yang dilaksanakan Unsur Komlek


Angkatan.

a) menjabarkan dan memedomani


prosedur atau kebijakan tentang
22
Interoperability bidang komunikasi yang
dikeluarkan Mabes TNI mulai dari Mabes
Angkatan masing-masing sampai satuan
bawahannya;

b) memedomani dan melaksanakan


dukungan komunikasi dengan konsisten
berdasarkan pada Protap, Instap dan Insop
Komlek serta petunjuk komlek yang
diterbitkan Mabes TNI; dan

c) menyusun peranti lunak tentang jaring


komunikasi sebagai penjabaran organisasi
latihan atau operasi yang akan digelar
dengan mempertimbangkan kemampuan
ketersambungan (Interoperability), setiap
jaring yang dibangun serta memperhatikan
kemampuan ketersambungan dengan
sistem yang sudah digelar dan kemampuan
unsur-unsur lainnya.

b. Teknologi.

1) Mabes TNI telah menyusun Petunjuk


Administrasi Standardisasi Alkomlek TNI Tahun
2013, Petunjuk Teknis Standardisasi Alkom
Tahun 2012 dan tata cara pengajuan Alkomlek
Tahun 2012, yang berfungsi sebagai batasan
atau pedoman dalam menentukan teknologi yang
digunakan pada pengadaan peralatan komuni-

kasi di jajaran TNI dan Angkatan agar


terwujudnya Interoperability Komunikasi Tri Matra
Terpadu.

2) Mabes TNI telah mengadakan pemenuhan


peralatan komunikasi radio PPRC TNI untuk dua
23
Divisi Latihan Gabungan PPRC TNI dengan
menggunakan sistem teknologi yang sejenis dan
Family System sehingga dapat diwujudkan
sistem komunikasi yang Interoperability.
Rincian peralatan komunkasi PPRC TNI sebagai
berikut : (Jaring Gelar Komunikasi terlampir)

a) Radio HF Base Staion


400 Watt : 6 set

b) Radio HF Portable
150 Watt (Brigset) : 11 set

c) Radio HF Portable
150 Watt (Yon set) : 12 set

d) Radi HF Manpack
(Kiset ) : 134 set

e) Radio VHF Handheld


(Ton set) : 430 set

f) Radio Multiband VHF/


UHF Manpack (GTA) : 22 set

g) Multiband VHF/UHF
Handheld (GTA) : 14 set

h) Radio UHF Handheld


(Ruset) : 1.380 set

i) Repeater UHF : 40 set

j) Komob : 2 unit
24
3) Mabes TNI telah dan sedang melaksanakan
pemenuhan jaring komunikasi Kodalops
Panglima TNI ke Kotamaops TNI dengan
menggunakan sistem dan teknologi peralatan
komunikasi yang sejenis dan sesuai
perkembangan teknologi saat ini sehingga
diharapkan Interoperability Komunikasi TNI
dapat terwujud.

4) Mabes TNI sedang merencanakan


pemenuhan peralatan komunikasi tiga
Kogabwilhan beserta unsur bawahan sampai
tingkat Kogasgab menggunakan teknologi yang
sejenis dan sesuai perkembangan kemajuan
teknologi komunikasi saat ini, yang didukung dari
anggaran optimalisasi TA 2014. (Jaring Gelar
Komunikasi terlampir).

c. Sumber Daya Manusia.

1) Guna meningkatakan kemampuan dan


kompetensi personel dalam mengawaki sistem
komunikasi operasi dan latihan, Mabes TNI telah
melaksanakan latihan Interoperability Komunikasi
TNI secara rutin atau sebelum pelaksanaan

latihan gabungan Tri Matra terpadu mulai Tahun


2006-2011 diselenggarakan oleh Skomlek TNI
dan Satkomlek TNI serta pada Tahun 2012 dan
2013 diselenggarakan oleh Kodiklat TNI.

2) Mabes TNI akan mengoptimalkan latihan


Interoperability TNI Komunikasi melalui upaya
untuk mendekati realisme latihan yang akan
25
dilaksanakan dengan melibatkan perwira
komunikasi, operator, teknisi dan pejabat
pengguna.

3) Mabes TNI akan melaksanakan penataran


tersebar (Mobile Training Team) kepada satuan-
satuan yang terlibat latihan / operasi gabungan
TNI dengan sasaran perwira komunkasi,
operator, teknisi Radio dan pejabat pengguna
agar terwujud kesamaan visi dalam latihan
dukungan Komlek pada setiap kegiatan Ops/Lat.

4) Kodiklat TNI akan melaksanakan kursus


Komlek Opsgab TNI dengan sasaran pejabat
pengguna yang akan terlibat latihan /operasi
gabungan TNI.

5) Mabes TNI telah berupaya meningkatkan


kemampuan personel teknisi sistem komunikasi
melalui pengiriman personel untuk mengikuti
kursus-kursus yang diselenggarakan oleh
Kodiklat TNI, dimana pesertanya diambil dari
personel Komlek Mabes TNI dan Angkatan
sesuai kebutuhan ops/lat berdasarkan
keterbatasan anggaran (menyertakan personel
yang dekat Jakarta saja).

6) Mabes TNI berupaya mengirimkan personel


untuk melaksanakan alih teknologi dari negara
pembuatnya pada proses pengadaan peralatan
Komunikasi baru.

7) Mabes TNI telah melaksanakan sosialisai


setiap penerbitan buku peranti lunak tentang
komlek dengan mengirimkan buku-buku ke
26
kesatuan dan pejabat terkait secara terbatas.
Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam
pelaksanaan Interoperability Komunikasi TNI
maka akan terus ditingkatkan upaya sosialisasi
mulai personel/pejabat pengguna satuan atas
sampai dengan personel/pejabat satuan tingkat
bawah yang yang memanfaatkan sistem
Komunikasi. Dengan sinkronisasi persepsi
tentang Interoperability Komunikasi TNI,
diharapkan akan lebih dipahami keterbatasan-
keterbatasan secara teknis maupun dampak
yang akan dihadapi serta upaya yang harus
diambil agar Interoperability bisa diwujudkan.

8) Mabes TNI telah berusaha memenuhi


personel yang memiliki kualifikasi sandi dengan
mengirimkan personel untuk mengikuti kursus
atau pendidikan yang diselenggarakan TNI
maupun diluar TNI.

BAB VI
PENUTUP

19. Kesimpulan.

a. Kesadaran untuk memahami dan mematuhi


beberapa prosedur yang berlaku khususnya peranti
lunak yang sudah diterbitkan oleh Mabes TNI dan
27
Angkatan sangat diperlukan dalam mewujudkan
terselenggaranya Interoperability Komunikasi TNI.

b. Tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh prajurit


TNI sebagai personel yang mengawaki peralatan
komunikasi sangat menentukan terwujudnya
Interoperability Komunikasi TNI yang optimal.

c. Mengutamakan penggunaan peralatan


komunikasi yang memiliki kesamaan teknologi dan
apabila berbeda teknologi ditambah intelijent
interconnect sehingga memadahi dan dapat
mewujudkan terselenggaranya Interoperability
Komunikasi TNI.

d. Keterpaduan dalam proses inventarisasi,


pemeliharaan dan pengadaan peralatan Komunikasi
dalam mendukung terselenggaranya gelar Sistem
komunikasi merupakan faktor penunjang
Interoperability dan keberhasilan pencapaian tugas
pokok TNI.

20. Saran.

a. Perlu revisi dan penyusunan pemenuhan peranti


lunak yang secara jelas dapat mengintegrasikan
dukungan Sistem Komunikasi secara Interoperability.

b. Perlu dilaksanakan peningkatan kualitas dan


kuantitas dalam pemenuhan Sumber Daya Manusia
oleh jajaran satuan Komlek di Mabes TNI dan
Angkatan melalui pendidikan serta latihan, sehingga
28
pemenuhan personel dan profesionalisme
pengawakan Alkomlek dalam kegiatan Interoperability
Komunikasi TNI dapat terlaksana.

c. Perlu kebijakan pimpinan dalam proses


pengadaan peralatan Alkom di Mabes TNI dan
Angkatan yang dilaksanakan secara berkelanjutan
disesuaikan dengan populasi dan perkembangan
kemajuan teknologi serta Family System di Mabes TNI
dan Angkatan guna mewujudkan Interoperability
Komunikasi TNI.

d. Dalam pengadaan Alkom TNI dan Angkatan agar


dilaksanakan sesuai standar Alkomlek yang telah
disepakati dan melibatkan Mabes TNI sebagai
pembina tunggal peralatan Komunikasi sehingga
Interoperability Komunikasi TNI dapat terwujud.

e. Dalam rangka mendukung operasi dan latihan


gabungan yang melibatkan Tri Matra Terpadu perlu
adanya penyusunan dan segera peranti lunak dalam
bentuk Petunjuk teknis Interoperability Komunikasi
TNI.

21. Penutup. Demikianlah penulisan naskah


konsep Interoperability Komunikasi TNI dibuat agar dapat
dijadikan bahan pertimbangan pimpinan dalam menentukan
kebijakan selanjutnya.
Jakarta, Februari 2014
Asisten Komlek Panglima TNI,

Slamet Yulistiyono
Laksamana Muda TNI

Anda mungkin juga menyukai