Anda di halaman 1dari 4

Bayangan Persahabatan di Pearl Harbor

Kelompok 6
Anggota : 1. Adit Pratama
2. Athif Tsaqif
3. Defan Raihan Agis
4. Muhammad Ghozy Hanafi
5. Muhammad Haidar Al Hanif
6. Stevan Daniel Pakpahan

Novel ini adalah cerita fiksi sejarah yang menggambarkan kekuatan persahabatan dan pengorbanan di
tengah-tengah peristiwa tragis serangan Pearl Harbor.

Bab I : Teman lama

Pagi itu, tanggal 7 Desember 1941, matahari terbit dengan indah di atas Pearl Harbor. Kapten Mike
Reynolds dan Letnan William O'Connor, dua teman sejati sejak bersekolah di Sekolah Militer Amerika.
Lama mereka menempuh karir angkatan lautnya masing-masing, akhirnya mereka berkesempatan untuk
bertugas bersama di kapal USS Alaska (BB-79), sebuah kapal tempur Battleship kelas Pennsylvania.

William yang baru saja bertugas pada kapal USS Alaska saat itu bersama dengan awak lain sedang
mempersiapkan kapal untuk melakukan peribadatan di atas kapal bersama dengan para ABK lain. Saat
sedang membersihkan lantai dek kapal, Kapten Mike sedang berjalan ke dek kapal, ia melihat sahabatnya
William, "Hai, kawan lama, akhirnya kita dapat bersama dengan kapal ini, sungguh takdir yang indah.
Bagaimana kabarmu kawan?" Tanya Kapten Mike.

"Aku baik, aku juga tidak percaya akan ditaruh di kapal yang dipimpin oleh temanku, kau memang hebat,
kita yang berawal dari sekolah yang sama, namun kau telah menjadi seorang kapten yang memimpin
kapalnya" Jawab William

"Ah, biasa saja, setiap orang memiliki jalan hidupnya masing-masing. juga suatu saat akan memiliki
jabatan yang sama dengan ku, mungkin lebih tinggi" jawab Kapten Mike dengan rendah hati

William merasa tidak yakin dengan motivasi yang Mike berikan, mengingat bahwa dunia saat itu
sedang dalam berkecamuk perang besar, yaitu Perang Dunia 2, keberadaan mereka saja sudah beresiko
dan mempertaruhkan nyawa. Tetapi Mike tidak menganggap itu adalah sebuah hal yang perlu
dikhawatirkan, juga di saat itu Amerika Serikat masih bersikap netral terhadap Perang Dunia 2 yang
terjadi. Mike yakin mereka masih memiliki masa depan.

Bab II : Saat Kedamaian Terancam

Saat matahari naik lebih tinggi lagi, Mike dan William mulai merasa ada hal yang tidak beres, mereka
mendengar sebuah suara dari mesin pesawat yang terbang, namun suaranya terdengar berbeda dari
biasanya."Kapten, suara pesawat jenis apa ini? terdengar berbeda dari biasanya, apakah mereka telah
mengembangkan pesawat jenis baru?" tanya William.

"Tidak tahu, aku juga tidak pernah mendengar suara mesin pesawat seperti ini, mungkin itu berasal dari
negara lain" Sahut Kapten Mike

Dari kejauhan terlihat pesawat datang dengan jumlah skuadron besar yang menuju pelabuhan, mereka
berdua tidak perna melihat pesawat sejenis itu sebelumnya. Seluruh awak di atas kapal maupun orang-
orang di pelabuhan terheran-heran dan bertanyap-tanya, apa yang sebenarnya terjadi."Lihat! sebelah sana,
jumlahnya sangat banyak, mereka menujuh ke arah kita" Ucap William

Kapten Mike melihat menggunakan teropong, "Itu pesawat milik Kekaisaran Jepang, aku dapat
melihat tanda lingkaran merah di setiap pesawatnya, apa yang sebenarnya terjadi..."

Bab III : Serangan Mendadak

Dalam sekejap, serangan udara mendadak dimulai. Pesawat-pesawat Jepang telah mencapai Langit
Pearl Harbour dan mulai menjatuhkan bom maupun torpedo. Seluruh aset yang berada di pelabuhan baik
itu kapal perang yang bersandar, fasilitas militer di darat dan gedung-gedung lainnya, termasuk kapal
yang mereka naiki, USS Alaska. "Kapten, dek telah hancur" Ucap Willian dengan panik

Kapten Mike dan Letnan William terkejut, panik dengan keadaang yang sedang terjadi. Kapal yang
mereka naiki terkena bom dari pesawat jepang pada bagian tengah, mereka pun terhempas oleh efek
ledakan dari bom yang meledak, awak kapal lain juga terluka akibat dari ledakan. Dek kapal hancur dan
menghasilkan lubang besar. Torpedo juga mengenai lambung kapal, menyebabkan lubang besar dan air
yang mulai memasuki kapal

Bab IV : Pertarungan untuk Bertahan Hidup

Mereka langsung bergerak cepat, Kapten Mike dan Letnan William bekerja sama untuk memadamkan
kebakaran pada kapal dan menyelamatkan awak kapal lain yang terluka. Namun usaha mereka terlihat
sia-sia, rombongan pesawat Jepang yang terus menghujani mereka dangan bom dan torpedo membuat
kerusakan pada kapal semakin parah dan tidak dapat diatasi lagi. Korban terus berjatuhan dan membuat
situasi semakin mencekam.

"Ini sia-sia, mereka terus menghujani kita dengan bom" William bersahut.

Dengan penuh amarah, Kapten Mike berlari menuju senapan mesin anti udara kapal, dan menembaki
pesawat-pesawat yang melintas. Mike : "Tidak bisa dibiarkan, mereka harus mati!" (seraya terus
menembaki pesawat Jepang) Beberapa pesawat berhasil ditembaki, jatuh dan meledak.

Sementara awak kapal lain termasuk Letnan William berusaha untuk keluar dari kapal."Kapten, kita
harus pergi dari kapal ini!, atau kita akan tenggelam"
Saat hendak melompat menuju laut, William menyadari bahwa ledakan dari bom juga merusak
penyimpanan bahan bakar kapal, menyebabkan minyak tumpah di laut dan membuat lautan terbakar oleh
api, mereka terjebak dan tidak bisa keluar dari kapal. Kapten Mike mencari cara untuk dapat keluar dari
kapal. Ia melihat bahwa kapal yang bersandar di Sebelahnya, yaitu USS Kentucky (BB-77) tidak
mengalami kerusakan parah, dan mereka dapat pergi kesana.

Kapten Mike mengambil sebuah tali, mengikatnya pada kapal dan melemparkannya pada USS
Kentucky agar terkait. “Gunakan ini untuk menyebrang, berhati-hatilah, aku akan menjagamu dari
pesawat Jepang” perintah Kapten Mike kepada para awak kapal.

Bab V : Pagi yang Tragis

Usaha mereka untuk keluar dari kapal sangatlah berat. Rombongan pesawat Jepang yang terus
menghujani pelabuhan dengan bom dan torpedo menyulitkan usaha mereka, torpedo yang terus
menghujam kapal membuat kapat semakin tenggelam ke dasar laut, dan perlahan memiring.

“Kapten tolong akuu..” ucap Letnan William

“Mungkin kau benar, takdir kita hanya sampai disini. Disinilah akhir kita, tenggelam dalam lautan api ini”
“… Sebuah kehormatan dapat bertugas bersamamu, Kapten” UcapWilliam dengan penuh hormat.

Kapten Mike dan Letnan William akhirnya terjatuh pada “lautan api” pelabuhan, dan membawa
mereka dalam kepergian terakhirnya bersama dengan tenggelamnya kapal USS Alaska

Sebagian besar awak kapal USS Alaska gugur dalam serangan yang terjadi, termasuk kapten dan
beberapa perwira di dalamnya, hanya sebagian kecil awak kapal yang dapat keluar dari kapal dan selamat.

Bab VI : Menyisakan Kenangan

Setelah serangan Jepang berakhir, keadaann di Pearl Harbour sangat kacau. Kebakaran akibat dari
ledakan bom ada dimana-mana, rumah sakit kehabisan ruang untuk merawat para korban, akibatnya
jalanan dipenuhi dengan para korban yang menunggu untuk di tindak lanjuti, korban berjatuha, mayat ada
dimana-mana, banyak yang tidak teridentifikasi.

Sementara awak kapal USS Alaska yang selamat hanya dapat meratapi kepergian Kapten Mike dan
Letnan Wiliam, mereka lenyap dalam tragedi berdarah yang barusan terjadi. Mereka adalah pahlawan
yang berkorban untuk teman-teman dan negaranya.

Pasca-serangan Pearl Harbour, Amerika Serikat akhirnya terlibat langsung dalam Perang Dunia 2 dan
menyatakan perang dengan Kekaisaran Jepang, Amerika Serikat juga bergabung dengan Sekutu untuk
mengalah kan negara anggota Blok Poros yang terdapat Jepang di dalamnya. Cerita persahabatan dan
kepahlawanan abadi Mike dan William akan terus dikengan oleh para tentara Amerika lain, terutama para
awak kapal dari USS Alaska yang selamat, doa mereka akan selalu mengiringi keduanya. Persahabatan
mereka akan abadi untuk selamanya
Setelah perang usai Pemerintah Amerika menganugerahi mereka dengan bintang perak sebagai bentuk
penghormatan terhadap keberanian dan pengorbanan mereka dalam perang.

Bab VII : Pelajaran yang Dapat Diambil

Serangan Pearl Harbor mengajarkan kepada kita bahwa persahabatan adalah salah satu harta terbesar
dalam hidup kita. Dan kadang-kadang, dalam menghadapi tragedi, kita harus berkorban untuk melindungi
teman-teman kita.

Anda mungkin juga menyukai