Anda di halaman 1dari 4

Kisah dari perjuangan Kapten Richard Phillips, Kapten dari kapal Maersk Alabama yang

mengangkut kargo sebesar 17.000 ton dengan 20 orang awak, diawali dengan sedikit kilas balik
sebelum sang Kapten dan kapalnya berangkat menuju Mombasa, Kenya. Kapten Phillips cukup
mengerti bahwa mereka akan melewati area pesisir yang berbahaya karena adanya aktivitas
perompak laut.

Di hari berikutnya, mereka menyadari ada dua kapal kecil yang tengah mengikuti mereka dari
belakang. Kapten Phillips yang menduga bahwa kedua kapal tersebut adalah kapal perompak,
berusaha keras untuk menghindari keduanya untuk mencapai kapal Maersk Alabama tersebut
sambil meminta bantuan dari pihak Angkatan Laut.

Sayangnya, usaha mereka untuk menjauhkan diri dari kapal perompak tersebut tidak berhasil.
Empat orang perompak bersenjata api berhasil naik ke atas kapal dan membajaknya. Kapten
Phillips beserta beberapa orang kru yang berada bersamanya ditawan, sementara kru lainnya
diperintahkan oleh sang Kapten untuk bersembunyi di tempat yang aman dari jangkauan para
perompak tersebut. Namun Kapten Phillips dan para awaknya tidak tinggal diam saja
membiarkan perompak tersebut melakukan apapun yang mereka inginkan di dalam kapal
mereka.

Kapten Richard Phillips yang dimainkan olehnya mampu memperlihatkan emosi serta
kepribadian seorang kapten kapal yang bertanggung jawab atas keselamatan awaknya, mulai
dari mencoba untuk bernegosiasi dengan para perompak hingga melawan balik. Tidak hanya itu,
para tokoh lain yang terlibat dalam film ini juga turut memberikan impresi yang menggugah hati
dan menunjukkan selayaknya tingkah laku manusia ketika berada di dalam tekanan serta
ancaman bahaya. Walau sayangnya, karena film ini terfokus untuk memperlihatkan
perkembangan karakter dari Kapten Phillips dan keempat perompak, karakter lain tidak
ditampilkan maupun dikembangkan secara mendalam.

Tidak banyak film yang didasarkan dari kisah nyata yang mampu memberikan sebuah
penggambaran kejadian secara nyata. Film Captain Phillips bisa dikatakan sebagai salah satu
film yang berhasil mereka ulang insiden pembajakan kapal dengan cukup baik dan mampu
menyelami emosi para penontonnya. Pengalaman mencekam dari teror di laut, bumbu drama
yang cukup emosional, serta kemampuan akting dari para tokoh utamanya membuat Captain
Phillips ini layak menjadi salah satu tontonan wajib untuk tahun 2013 ini.

Kapal kontainer Maersk Alabama yang bermuatan 17 ribu metrik ton kargo, dengan
jumlah awak 20 orang kala itu sedang berlayar menuju Mombasa, Kenya. Dalam
perjalananmenuju Mombasa itulah kapal ini kemudian diserang oleh empat orang
pembajak bersenjata asal Somalia. Dari situlah, adegan demi adegan penuh drama
dapat kita saksikan pada film yang di sutradaraiPaul Greengrass ini. Sutradara
kenamaan yang juga menangani dua film pemenang Oscar, The Bourne Ultimatum dan
The Bourne Supremacy. Sebelum kapal tersebut dibajak, satu hari sebelumnya para awak kapal
baru saja melakukan latihan tentang bagaimana menghadapi para bajak laut (anti-piracy
training). Training tersebut mencakup juga anti-terror, basic safety, first aid, dan lain sebagainya.
Nah, pada hari Rabu subuh, ketika alarm peringatan adanya serangan bajak laut berbunyi,
tepatnya tanggal 8 April 2009, maka Mike Perry yang adalah Chief Engineer (C/E) di kapal itu
kemudian membawa 14 orang awak kapal untuk disembunyikan di dalam "secure room" di lantai
dasar ruang mesin. Sepanjang film ini dipenuhi dengan adegan drama bagaimana Captain
Phillips (master di atas kapal) berjuang untuk menang atas bajak laut, baik secara akal maupun
secara mental. Sebelum empat bajak laut asa Somalia itu berhasil naik ke atas kapal, Captain
Phillips dan awak kapal Maersk Alabama berhasil membuat satu boat milik para pembajak
berbalik arah, lantas lari tunggang langgang karena diperdaya Captain dengan komunikasi
rekayasa, seakan-akan sudah berhubungan dengan militer dan mereka akan segera di tolong
oleh pasukan tempur Amerika. Alur cerita film ini praktis hampir seluruhnya adalah di atas laut.
Ditampilkan secara detail tentang bagaimana sikap seorang kapten kapal senior dan
berpengalaman (Kapten Phillips diperankan oleh Tom Hanks) dalam menghadapi tekanan dan
sikap tak sabar empat bajak laut Somalia yang berhasil naik ke atas kapal. Bagaimana hebatnya
mereka bertahan untuk tidak membuat keselahan sekecil apapun, mengingat moncong senapan
senantiasa terarah di depan wajah mereka. Dalam situasi seperti ini memang penting diingat
untuk tidak berusaha menjadi pahlawan dengan cara melawan secara membabibuta. Dalam film
Captain Phillips ini ditampilkan juga kesigapan para awak engine room dalam menyikapi situasi.
Mereka dengan bergegas berhasil mematikan semua fasilitas, termasuk generator dan sistem
control, menjadikan seluruh kapal tiba-tiba gelap total (blackout). Ini jelas membuat para bajak
laut frustasi dan menyadari bahwa mereka tidak dapat menguasai kapal tersebut sepenuhnya.
Pada akhirnya dengan segala kelicikan para pembajak ini, mereka kemudian dapat menangkap
Captain Phillips serta menjadikannya tawanan untuk dibawa pulang ke Somalia, dengan maksud
tentu saja meminta tebusan jutaan dollar. Para pembajak sebelumnya sudah berusaha untuk
menemukan semua awak kapal, agar supaya mereka dapat menghidupkan kembali kapal Maersk
Alabama yang listriknya mati total itu, dan berharap dapat membawanya sampai ke Somalia.
Namun para awak kapal justru berhasil melumpuhkan pemimpin para bajak laut tersebut hingga
terjadi sebuah proses tawar menawar. Awak kapal berusaha menukar pemimpin bajak laut yang
mereka taklukkan dengan sang kapten mereka, namun secara licik para bajak laut berhasil
melepaskan pemimpin mereka tanpa mau melepaskan kapten Maersk Alabama. Mereka
malahan memaksa Kapten Phillips untuk menunjukkan bagaimana cara mengoperasikan sekoci
penyelamat yang hendak mereka pakai menuju Somalia, setelah itu, ternyata kapten pun
bukannya dibebaskan tapi malah dipaksa ikut sebagai tawanan mereka. Pada tanggal 8 April
2009, kapal destroyer USS Bainbridge milik Amerika pun berangkat untuk melakukan aksi
penyelamatan terhadap Kapten Phillips yang ditawan dalam sekoci penyelamat berwarna orange
tersebut. Di dalam sekoci itu, Kapten Phillips duduk di kursi nomor 15.

Weekend ini saya mendapat kesempatan nonton sebuah film yang sangat apik dan
mendebarkan. Film yang diangkat berdasarkan kisah nyata (based on true story) ini benar-benar
luar biasa, menceritakan tentang sebuah kapal container yang dibajak oleh empat orang bajak
laut (pirates) asal Somalia. Film ini menjadi sangat menggugah dan terasa begitu mengesankan
karena akting menawan dari seorang aktor kawakan pemenang dua kali piala Oscar, Tom Hanks.
Saya juga begitu menyukai film ini karena saya memang bekerja di lingkungan pelayaran, di
mana salah satu tugas saya adalah memberikan briefing mengenai piracy dan the danger of
piracy attack. Kapal kontainer Maersk Alabama yang bermuatan 17 ribu metrik ton kargo,
dengan jumlah awak 20 orang kala itu sedang berlayar menuju Mombasa, Kenya. Dalam
perjalananmenuju Mombasa itulah kapal ini kemudian diserang oleh empat orang pembajak
bersenjata asal Somalia. Dari situlah, adegan demi adegan penuh drama dapat kita saksikan
pada film yang di sutradaraiPaul Greengrass ini. Sutradara kenamaan yang juga menangani dua
film pemenang Oscar, The Bourne Ultimatum dan The Bourne Supremacy. Sebelum kapal
tersebut dibajak, satu hari sebelumnya para awak kapal baru saja melakukan latihan tentang
bagaimana menghadapi para bajak laut (anti-piracy training). Training tersebut mencakup juga
anti-terror, basic safety, first aid, dan lain sebagainya. Nah, pada hari Rabu subuh, ketika alarm
peringatan adanya serangan bajak laut berbunyi, tepatnya tanggal 8 April 2009, maka Mike Perry
yang adalah Chief Engineer (C/E) di kapal itu kemudian membawa 14 orang awak kapal untuk
disembunyikan di dalam "secure room" di lantai dasar ruang mesin. Sepanjang film ini dipenuhi
dengan adegan drama bagaimana Captain Phillips (master di atas kapal) berjuang untuk menang
atas bajak laut, baik secara akal maupun secara mental. Sebelum empat bajak laut asa Somalia
itu berhasil naik ke atas kapal, Captain Phillips dan awak kapal Maersk Alabama berhasil
membuat satu boat milik para pembajak berbalik arah, lantas lari tunggang langgang karena
diperdaya Captain dengan komunikasi rekayasa, seakan-akan sudah berhubungan dengan militer
dan mereka akan segera di tolong oleh pasukan tempur Amerika. Alur cerita film ini praktis
hampir seluruhnya adalah di atas laut. Ditampilkan secara detail tentang bagaimana sikap
seorang kapten kapal senior dan berpengalaman (Kapten Phillips diperankan oleh Tom Hanks)
dalam menghadapi tekanan dan sikap tak sabar empat bajak laut Somalia yang berhasil naik ke
atas kapal. Bagaimana hebatnya mereka bertahan untuk tidak membuat keselahan sekecil
apapun, mengingat moncong senapan senantiasa terarah di depan wajah mereka. Dalam situasi
seperti ini memang penting diingat untuk tidak berusaha menjadi pahlawan dengan cara
melawan secara membabibuta. Dalam film Captain Phillips ini ditampilkan juga kesigapan para
awak engine room dalam menyikapi situasi. Mereka dengan bergegas berhasil mematikan semua
fasilitas, termasuk generator dan sistem control, menjadikan seluruh kapal tiba-tiba gelap total
(blackout). Ini jelas membuat para bajak laut frustasi dan menyadari bahwa mereka tidak dapat
menguasai kapal tersebut sepenuhnya. Pada akhirnya dengan segala kelicikan para pembajak
ini, mereka kemudian dapat menangkap Captain Phillips serta menjadikannya tawanan untuk
dibawa pulang ke Somalia, dengan maksud tentu saja meminta tebusan jutaan dollar. Para
pembajak sebelumnya sudah berusaha untuk menemukan semua awak kapal, agar supaya
mereka dapat menghidupkan kembali kapal Maersk Alabama yang listriknya mati total itu, dan
berharap dapat membawanya sampai ke Somalia. Namun para awak kapal justru berhasil
melumpuhkan pemimpin para bajak laut tersebut hingga terjadi sebuah proses tawar menawar.
Awak kapal berusaha menukar pemimpin bajak laut yang mereka taklukkan dengan sang kapten
mereka, namun secara licik para bajak laut berhasil melepaskan pemimpin mereka tanpa mau
melepaskan kapten Maersk Alabama. Mereka malahan memaksa Kapten Phillips untuk
menunjukkan bagaimana cara mengoperasikan sekoci penyelamat yang hendak mereka pakai
menuju Somalia, setelah itu, ternyata kapten pun bukannya dibebaskan tapi malah dipaksa ikut
sebagai tawanan mereka. Pada tanggal 8 April 2009, kapal destroyer USS Bainbridge milik
Amerika pun berangkat untuk melakukan aksi penyelamatan terhadap Kapten Phillips yang
ditawan dalam sekoci penyelamat berwarna orange tersebut. Di dalam sekoci itu, Kapten Phillips
duduk di kursi nomor 15. 1382351082359286307 (Dok. Pribadi) Satu-satunya aksi yang mungkin
saja terlihat agak lebay dalam film ini adalah ketika tim penyelemat dari kapal destroyer,
ditambah lagi oleh pasukan elit angkatan laut Amerika, NAVY SEAL berusaha menyelamatkan
sang kapten kapal. Bagaimana tidak, hanya untuk menghadapi empat orang bajak laut,
Amerika sudah menurukan sedemikian banyak pasukan, termasuk helikopter dan tiga kapal
besar, bahkan juga salah satu kapal perang mereka. Sekoci kecil tersebut dikepung kiri, kanan,
dan dari atas. Tapi bisa jadi, karena ini diangkat dari kisah nayata, maka sang sutradara
berusaha sebisa mungkin menampilkan apa yang sesungguhnya terjadi pada tanggal 8 dan 9
April tahun 2009 itu. Ya seperti itulah kenyataannya saat itu. Bisa jadi kalau film ini tidak dibuat
based on true story, maka sutradara akan memilih scene yang lebih logis, yaitu umpamanya
ada adegan empat bajak laut yang dikalahkan dengan mudah oleh empat orang anggota NAVY
SEAL yang sangat hebat. Dengan cara misalnya mereka menyelam lalu masuk ke sekoci itu
dengan teknik mereka yang terkenal sangat mumpuni, tentu sangat mudah mengalahkan empat
orang bajak laut yang kurus kerempeng itu. Aksi yang terlihat agak lebay itu juga, di sisi yang
lain sebenarnya ingin menunjukkan kepada kita betapa pentingnya nyawa seorang warga
negara. Tindakan penyelamatan yang luar biasa besar dan dahsyat terhadap satu orang kapten
kapal yang ditahan oleh empat orang bajak laut Somalia, memperlihatkan kepada kita secara
jelas, bahwa nyawa seorang Kapten Phillips benar-benar diperhitungkan. Intensitas film ini
sangat terjaga dengan mantap mulai dari awal hingga akhir cerita. Pemilihan pemainnya sangat
tepat, pengambilan gambarnya sangat bagus, serta penulisan cerita yang juga amat
mengagumkan. Paling tidak, waktu yang dihabiskan selama 134 menit menonton film ini tidaklah
terbuang percuma. Adegan-adegan penutup film ini, membuktikan bahwa memang benar Tom
Hanks adalah salah satu aktor terbaik yang pernah ada. Dia mampu membuat penonton
berdecak kagum, serempak menitikkan air mata

Anda mungkin juga menyukai