Anda di halaman 1dari 2

Bajak Laut yang Tidak Selalu Terlihat Negatif

Setelah saya membaca buku Viper karya Bex Hogan ini, yang tercantum dalam
pikiran adalah bajak laut yang dilakukan oleh ayah si tokoh utama yaitu Marianne.
Kebanyakan orang berpikir kalau bajak laut itu hanyalah fiksi yang biasanya ada di dalam
film-film terutama dari film barat. Namun, sebenarnya bajak laut sendiri ternyata memang
nyata adanya. Bajak laut sendiri bisa diartikan sebagai perampok yang merampok di lautan.
Jika bicara tentang bajak laut, kebanyakan cerita ini berasal dari Eropa. Ada satu tokoh
dibenak saya ketika membicarakan bajak laut, yaitu Blackbeard. Blackbeard sendiri
merupakan seorang kapten bajak laut yang terkenal di zamannya saat itu. Dalam riwayat
hidupnya, ia terkenal karena melakukan penjarahan kapal sampai memblokade kota
Charleston sampai satu minggu lamanya. Hal ini tentu tidak dibiarkan begitu saja oleh para
pemerintah di daerah tersebut. Bisa dibilang ayah Marianne yang terkenal sebagai kapten
bajak laut yang kejam merupakan perumpamaan dari tokoh Blackbeard sendiri. Namun
bukan saja tokoh Blackbeard, tetapi bajak laut kala itu di masa keemasannya sekitar tahun
1700-an memang dikenal kejam dan tidak kenal ampun kepada orang-orang yang
dirampoknya. Sehingga semua orang kala itu memang selalu berpikir bahwa bajak laut atau
sekarang yang lebih dikenal sebagai perompak, bisa dikatakan memiliki citra negatif dan
selalu ditakuti jika berpergian di lautan. Kebanyakan dari para perompak dikenal tidak
mematuhi berbagai aturan yang dicanangkan oleh angkatan laut, mereka melakukan apapun
untuk meraih keuntungan sehingga tidak jarang korban yang dirampok pasti tidak akan
selamat karena memang begitulah sifat para perompak. Namun dibalik semua sisi negatif
yang terlihat dalam perspektif kebanyakan orang, ada hal positif karena keberadaan bajak
laut. Kebanyakan bajak laut selalu menyerang sebuah kapal pengangkut budak untuk
dirampok, tetapi beda halnya untuk para budak yang ada di dalam kapal tersebut.
Kebanyakan para budak yang ditahan khususnya orang berkulit hitam, dibebaskan memilih
mau melarikan diri atau ikut dalam kapal bajak laut tersebut. Hal tersebut membuat para
budak otomatis bisa bebas dan bisa menentukan pilihannya sendiri. Karena itu kebanyakan
awak bajak laut adalah orang berkulit hitam, karena kapten bajak laut pun juga bisa
memanfaatkan para budak tersebut untuk merampok di kapal berikutnya. Maka dari itu bisa
dibilang sebagian besar para kapten bajak laut ada yang kejam dan ada juga yang tidak
menuntut para awaknya untuk tetap dalam kapal bajak laut tersebut. Di buku ini memang
dijelaskan secara nyata gambaran bahwa para bajak laut memanglah kejam dan tidak segan
untuk membunuh korbannya maupun awak-awak kapal yang melanggar aturan. Lalu sang
tokoh utama yaitu Marianne tidak sanggup hidup bersama lagi dengan ayahnya dan lebih
memilih pergi melarikan diri untuk hidup yang lebih damai. Melihat kekejaman dari bajak
laut di novel ini saya bisa merasakan bagaimana rasanya ditawan, dirampok dan bisa juga
dibunuh itu sangatlah menakutkan. Semua orang pun pasti merasakan hal yang sama jika
mendengar kata bajak laut ataupun perompak, yaitu merasakan kekejaman, kejahatan,
kekerasan dan sebagainya yang berhubungan dengan kata negatif. Tetapi jangan
menyimpulkan hanya dalam satu sudut pandang saja, karena pasti ada hal positif yang bajak
laut lakukan seperti membebaskan para budak yang ditawan. Karena itu, tidak semua bajak
laut menunjukkan sisi kekejamannya dan bahkan membebaskan para budak untuk memilih
jalan hidupnya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai