Anda di halaman 1dari 147

7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 1/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Judul Asli

THE INVASION
1996

Terbit di Indonesia

1998

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 2/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Chapter 1

NAMAKU Jake. Sebenarnya masih ada tambahan nama


keluarga, tapi tak bisa kusebutkan di sini. Habis, risikonya terlalu
besar. Para Pengendali ada di mana-mana. Di berbagai tempat. Kal
mereka sampai tahu nama lengkapku, mereka akan bisa melacak
diriku dan teman-temanku. Dan setelah itu... pokoknya, aku tidak
ingin mereka menemukanku. Perbuatan para Pengendali terhadap
orang-orang yang melawan mereka terlalu mengerikan. Sekadar
membayangkannya saja sudah bikin ngeri.
Aku bahkan tak bisa memberitahumu di mana aku tinggal. T
percayalah, aku tinggal di suatu tempat yang benar-benar ada, di su
kota sungguhan. Mungkin malah di kotamu.
Catatan ini kubuat supaya lebih banyak orang tahu apa yang
telah terjadi. Dengan demikian umat manusia mungkin bisa bertaha

sampai kaum janjikan.


yang mereka Andalite kembali untuk menyelamatkan kita, seperti
Mudah-mudahan saja.
Semula hidupku biasa-biasa saja. Sampai suatu hari Jumat
malam, waktu aku pergi ke mall bersama Marco, sahabat karibku. D
sana kami bermain video game, lalu melihat-lihat buku komik di to
buku.
Ketika Marco dan aku kehabisan koin untuk bermain video
game, ia sedang unggul jauh. Sebenarnya sih kemampuan kami
seimbang. Aku punya Sega di rumah dan bisa berlatih terus, tapi
Marco pandai membaca permainan dan cepat mengetahui segala
macam trik. Jadi kadang-kadang ia bisa mengalahkanku.

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 3/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Tapi mungkin juga aku yang kurang konsentrasi. Pikiranku


memang agak kalut. Kejadian di sekolah hari itu kurang
mengenakkan. Aku ikut seleksi anggota tim basket, tapi aku tidak
terpilih.
Sebenarnya sih, itu bukan persoalan besar. Tapi Tom —
kakakku—merupakan legenda di tim sekolahku. Ia pemain hebat. D
sekarang ia menjadi pencetak angka nomor satu di SMU-nya. Kare
itulah semua orang menyangka aku pasti terpilih. Ternyata aku gag
Walaupun bukan persoalan besar, kegagalan itu tak bisa
kulupakan begitu saja. Soalnya belakangan ini Tom dan aku tidak
seakrab dulu lagi. Jadi aku berangan-angan, seandainya aku bisa
mengikuti jejaknya di tim basket....
Ah, sudahlah. Yang jelas, Marco dan aku kehabisan uang dan
sudah bersiap-siap pulang ketika kami bertemu Tobias. Tobias agak
aneh. Ia anak baru di sekolah kami. Karena ia bukan tipe jagoan, ia
sering diganggu dan dijaili anak-anak lain.
Ketika aku pertama kali bertemu dengannya, kepalanya ada d
dalam wastafel. Dua anak konyol sedang memegangi tangannya da

menyirami kepalakuyup.
pirang jadi basah TobiasAku
sambil tertawa-tawa.
langsung melabrakRambut Tobias
mereka, yan
dan sejak
itu Tobias menganggapku sebagai teman.
"Hei, mau ke mana kalian?" tanya Tobias.
Aku angkat bahu. "Pulang."
"Kami kehabisan uang," Marco menimpali. "Ada orang yang
lupa kalau Sleaze Troll selalu muncul setelah kita menyeberangi
Nether Fjord. Ada orang yang maunya kalah terus—dan
menghambur-hamburkan uang." Marco sudah menunjuk-nunjuk
diriku dengan jempol, tapi Tobias tetap tidak tahu siapa yang
dimaksud Marco.
"Hmm, kalau begitu kita bisa pulang sama-sama," kata Tobia
Aku bilang boleh saja. Apa salahnya?
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 4/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Kami sedang menuju pintu keluar mall ketika aku melihat


Rachel dan Cassie. Rachel lumayan kece. Ehm, sebenarnya sih, ia
cantik sekali. Tapi bagiku ia tidak masuk hitungan, soalnya ia
sepupuku. Rachel berambut pirang dan bermata biru. Penampilanny
oke banget. Ia termasuk orang yang selalu pas kalau memilih baju.
pantas jadi foto model. Apalagi gerak-geriknya juga luwes, soalnya
ikut senam. Tapi ia sendiri selalu bilang ia terlalu tinggi untuk jadi
jago senam.
Cassie justru sebaliknya. Ia hampir selalu memakai jeans dan
kemeja kotak-kotak, atau baju santai lainnya. Ia berkulit hitam, dan
rambutnya selalu dipotong sangat pendek. Pernah sekali ia
membiarkan rambutnya agak panjang, tapi akhirnya dipotong pend
lagi. Cassie lebih pendiam dibandingkan Rachel. Sikapnya selalu a
dan bijaksana, tapi bukan berarti sok tua, lho!
Aku... ehm... aku suka juga pada Cassie. Kadang-kadang kam
duduk berdampingan naik bus sekolah, walaupun aku tak pernah ta
apa yang harus kukatakan padanya.
"Kalian mau pulang?" aku bertanya pada Rachel. "Jangan lew

tempatItu
pembangunan sendirian.
kesalahan besar. RachelTerlalu
palingberbahaya buat
tidak senang anakada
kalau cewek
yan
menganggapnya lemah atau tak berdaya. Penampilan sih boleh man
seperti gadis sampul atau sebangsanya, tapi Rachel selalu
membayangkan dirinya sebagai Storm dari kelompok X-Men.
"Huh, jangan sok jago, deh!" serunya berang. "Kaupikir kam
tak berdaya hanya karena..."
"Aku senang kalau mereka mau pulang sama-sama," Cassie
menyela. "Aku tahu kau tidak pernah takut, Rachel, tapi aku lain."
Rachel tidak bisa bilang apa-apa lagi. Begitulah Cassie— ia
selalu tahu bagaimana cara mengatasi perang mulut tanpa
menyinggung perasaan.

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 5/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Itulah kami— Marco, Tobias, Rachel, Cassie, dan aku. ima an


normal yang mau pulang dari mall.
Kadang-kadang aku memikirkan saat terakhir kami anak-ana
normal. Rasanya seperti berjuta-juta tahun lalu. Kau tahu apa yang
menghantui pikiranku waktu itu? Bahwa aku gagal masuk tim bask
Aku benar-benar takut menyampaikan kabar buruk itu kepada Tom
Tapi lima menit kemudian, tim basket sudah tidak berarti apa
apa bagiku.
Untuk pulang dari mall ada dua jalan yang bisa dipilih. Yang
pertama, jalan yang aman tapi jauh, yaitu dengan mengitar i mall. Ja
kedua adalah mengambil jalan pintas melalui tempat pembangunan
gedung yang terbengkalai sambil berharap tidak ada pembunuh sint
bersembunyi di situ. Orangtuaku sudah berulang kali melarangku
melewati tempat itu. Kalau mereka tahu aku melanggar larangan
tersebut, aku akan dikurung di kamar sampai ulang tahunku yang
kedua puluh.
Tapi kalau ada jalan pintas, kenapa harus pilih yang jauh?
Karena itu kami berlima langsung menyeberang jalan dan menuju k

tempat itu. Tempat


pepohonan, pembangunan
sementara itu cukup luas.
sisi yang menghadap Kedua
ke mall sisinya
dibatasi dia
jalan
raya. Antara tempat pembangunan dan rumah-rumah terdekat terda
lapangan terbuka yang luas. Suasananya selalu sunyi.
Semula di sini mau dibangun pusat pertokoan baru. Tapi
sekarang bangunan-bangunan setengah jadi itu malah berkesan sepe
kota hantu. Di mana-mana berserakan tumpukan balok baja yang te
berkarat; tumpukan pipa beton raksasa; lubang besar berisi air lump
kehitaman. Malah ada derek yang sudah berkarat dan selalu berder
derak kalau angin bertiup. Aku pernah memanjatnya sementara Ma
berdiri di bawah sambil berseru bahwa kelakuanku konyol sekali.
Tempat itu sepi sekali. Di mana-mana terdapat bayangan ane
dan sesekali terdengar suara yang membuat bulu kuduk berdiri. Set
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 6/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

kali Marco dan aku lewat di sini pada siang hari, kami selalu
menemukan kaleng bir dan botol minuman yang sudah kosong.
Kadang-kadang juga ada bekas api unggun di sudut-sudut tersembu
di antara bangunan-bangunan. Dari situ aku tahu bahwa sering ada
orang datang kemari setelah gelap. Semua itu melintas dalam
pikiranku ketika kami melewati tempat itu.
Tobias yang pertama melihatnya. Ia memang sering berjalan
sambil mendongakkan kepala dan memandang ke langit. Mungkin
sedang mengamati bintang-bintang. Begitulah Tobias —kadang-
kadang ia asyik di dunianya sendiri.
Tiba-tiba Tobias berhenti. Ia menunjuk. Menunjuk hampir
tegak lurus ke atas. "Lihat, tuh!" katanya.
"Ada apa, sih?" Perhatianku sedang tertuju pada suara-suara
yang kudengar di belakang kami. Jangan-jangan ada pembunuh
sinting yang sedang mengendap-endap.
"Lihat saja," ujar Tobias. Nada suaranya agak aneh. Terkagu
kagum, tapi sekaligus serius.
Karena itu aku pun menengadah. Dan melihatnya. Sebuah tit

cahaya putih untuk


terlalu cepat kebiruan yang terbang,
pesawat melesat di
laluangkasa.
semakinMula-mula cepat,
pelan. "Apa itu?"
Tobias menggelengkan kepala. "Entahlah."
Aku menatap Tobias dan ia membalas tatapanku. Kami sama
sama tahu apa yang ada dalam benak masing-masing, tapi kami
enggan menyatakannya. Kami yakin Marco dan Rachel pasti akan
menertawakan kami.
Tapi Cassie langsung berseru. "Itu piring terbang!"
Ebukulawas.blogspot.com

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 7/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Chapter 2

PIRING terbang?" tanya Marco. Ia memang tertawa, seperti


sudah kuduga. Tapi begitu melihat ke atas, ia langsung terdiam.
Jantungku berdegup kencang. Perasaanku tidak keruan.
Bingung, gugup, ngeri—semua bercampur aduk.
"Piring terbangnya menuju kemari," ujar Rachel.
"Ah, mungkin kau salah lihat," bisikku dengan suara parau.
Mulutku mendadak kering kerontang.
"Salah lihat bagaimana? Piring terbang itu memang kemari!"
Rachel berkeras. Memang begitu gaya bicara Rachel. Ia selalu PD
alias percaya diri. Sikapnya selalu yakin seratus persen.
Tapi kali ini ia benar. Benda yang kami lihat memang semak
dekat. Dan kecepatannya juga semakin lambat. Kini aku bisa
melihatnya dengan jelas.

"Bentuknya bukanterlalu
Pesawat itu tidak seperti piringPanjangnya
besar. terbang," ujarku.
kira-kira sama
dengan bus sekolah. Bagian depannya berbentuk bulat panjang sepe
telur, dan menyambung ke semacam selongsong panjang. Aku meli
dua tonjolan kecil bengkok yang mirip sayap. Di ujung masing-
masing tonjolan terdapat tabung panjang yang memancarkan cahay
biru terang dari bagian belakang.
Pesawat kecil itu malah tampak lucu, dan sama sekali tidak
berbahaya. Hanya saja ada semacam ekor yang melengkung ke atas
dengan ujung runcing bagaikan jarum.
"Bentuk ekornya seperti senjata," kataku.
"Yeah," Marco membenarkan.

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 8/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Pesawat kecil itu terus mendekat. Kecepatannya pun semakin


berkurang.
"Piring terbang itu mau berhenti," kata Rachel. Ia terheran-
heran, sama seperti aku. Adegan yang tengah kami saksikan meman
sukar dipercaya.
"Kurasa mereka sudah melihat kita," ujar Marco. "Sebaiknya
kita pergi dulu, yuk. Nanti kita kembali lagi sambil membawa kame
video. Kita bisa kaya raya kalau kita berhasil menjual rekaman vide
UFO."
"Kalau kita kabur, jangan-jangan... ehm, jangan-jangan kita
ditembak dengan senjata phaser," aku menanggapinya. Maksudku s
cuma bercanda.
"Phaser kan hanya ada di film Star Trek," sahut Marco samb
menggeleng-geleng. Ia selalu menggeleng-geleng kalau ada ucapan
atau perbuatanku yang dianggapnya norak. Padahal ia sendiri juga
tidak tahu apa-apa tentang pesawat makhluk angkasa luar. Pesawat
berhenti dan melayang-layang hampir tepat di atas kami, kira-kira t
puluh meter di atas permukaan tanah. Aku merasakan rambutku

tertarik
tertawa ke atas. Ketika aku
terbahak-bahak. berpalingyang
Rambutnya kepada Rachel,
pirang aku hampir
panjang tampak
berdiri tegak. Hanya rambut Cassie yang tidak terpengaruh.
"Apa itu, ya?" tanya Marco. Suaranya agak gemetaran.
Sikapnya tak lagi setenang tadi, ketika pesawat itu masih jauh. Teru
terang, aku sendiri juga agak ngeri. Agak ngeri, alias ketakutan
setengah mati, sampai-sampai aku cuma bisa berdiri seperti patung
Tapi secara bersamaan aku juga gembira. Habis, tidak setiap hari ak
bisa melihat pesawat ruang angkasa sungguhan dengan mata sendir
Dari dekat lagi.
Tobias malah tersenyum lebar, tapi memang begitulah Tobia
Ia tak pernah ngeri menghadapi kejadian aneh. Justru hal-hal biasa
yang sering membuatnya kebingungan. "Rupanya mereka mau
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 9/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

mendarat," katanya sambil nyengir. Matanya berbinar-binar.


Rambutnya yang pirang juga berdiri tegak.
Pesawat itu mulai bergerak turun. "Hei—mereka mau menda
di sini!" seruku.
Hati kecilku mendesak agar aku lari pulang, naik ke tempat
tidur, dan sembunyi di balik selimut. Dengan susah payah aku
melawan dorongan itu. Aku sadar aku tidak boleh melewatkan
kejadian sepenting dan seluar biasa ini. Aku harus melihat semuany
Rupanya yang lain juga berpikiran sama. Mereka tidak beran
sedikit pun ketika pesawat itu mendengung-dengung dan mendarat
antara tumpukan barang bekas dan dinding yang telah roboh. Aku
melihat bercak-bercak hitam di bagian depan pesawat. Sebagian ku
pesawat tampak sudah meleleh. Begitu pesawat itu menyentuh tana
cahaya biru yang semula menyelubunginya langsung padam. Dan
rambut Rachel pun segera terurai kembali.
"Hmm, ternyata tidak sebesar yang kubayangkan," bisik Rac
"Besarnya kira-kira...," aku bergumam sambil berusaha
menaksir panjang pesawat itu "...tiga atau empat kali minivan kami

"Wah,
penting. Tidakinisetiap
harushari
kitaada
laporkan,"
UFO yangujarmendarat
Marco. "Ini kan kejadian
di bumi. Kita ha
memanggil polisi atau tentara, atau malah menelepon presiden
sekalian. Kita bakal terkenal. Kita bakal diwawancara di TV oleh
David Letterman."
"Yeah, kau benar," ujarku. "Ini memang harus kita laporkan.
Namun tak ada yang bergerak. Tak satu pun di antara kami berlima
yang sudi meninggalkan pesawat ruang angkasa itu.
"Barangkali kita bisa bicara dengan mereka," kata Rachel. Ia
berdiri sambil bertolak pinggang, dan menatap pesawat itu seolah
sedang menghadapi teka-teki misterius yang harus dipecahkan. "Ki
harus mencoba berkomunikasi. Kalau bisa, maksudku."

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 10/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Tobias mengangguk. Ia melangkah maju dan mengulurkan


kedua tangan. Mungkin ia ingin memperlihatkan kepada siapa pun
yang ada di dalam pesawat itu bahwa ia tidak membawa senjata.
"Jangan takut," ia berkata dengan suara lantang tapi tenang. "Kami
takkan menyakiti kalian."
"Memangnya mereka mengerti bahasa kita?" tanyaku.
"Hmm, kalau di Star Trek sih, semua tokohnya pakai bahasa
Inggris," Cassie menyahut sambil memaksakan tawa.
Tobias mencoba sekali lagi. "Silakan keluar. Percayalah, kam
tidak punya maksud buruk."
<Aku tahu.>
Aku tercengang. Rasanya aku baru saja mendengar seseorang
berkata "Aku tahu," tapi... tanpa bersuara sama sekali. Maksudku, a
mendengar sesuatu tapi tanpa mendengarnya.
Barangkali semua ini cuma mimpi. Aku melirik ke arah Cass
Ia pun sedang melirik ke arahku. Pandangan kami beradu. Rupanya
Cassie juga mendengarnya. Lalu aku berpaling kepada Rachel. Ia
sedang menoleh ke kiri-kanan, seakan-akan mencari sumber suara—

yang bukan suara
"Kalian itu.itu?"
dengar Perasaanku mulai tidak enak.
bisik Tobias.
Kami semua mengangguk perlahan.
"Kau bisa memperlihatkan dirimu?" Tobias bertanya lantang
<Ya. Kalian jangan takut.>
"Kami takkan takut," sahut Tobias.
"Kata siapa?" aku bergumam. Yang lain tertawa cekikikan.
Tawa kami terdengar gugup.
Aku melihat sinar menyilaukan, dan kemudian lengkungan
yang terang-benderang muncul di bagian depan pesawat. Aku berdi
seperti patung, seolah-olah dihipnotis. Tanpa berkedip aku
menyaksikan adegan yang berlangsung di hadapanku.

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 11/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Mula-mula lengkungan itu menyerupai bulan sabit, lalu


bertambah lebar sampai akhirnya membentuk lingkaran.
Lalu aku melihat sesosok tubuh.
Sosok itu tampak seperti gabungan antara manusia dan rusa.
Makhluk itu mempunyai kepala, bahu, dan lengan yang kurang-leb
berada di tempat seharusnya, hanya saja kulitnya berwarna biru puc
Di bawahnya terdapat tubuh berkaki empat, mirip tubuh rusa atau
kuda kecil, yang tertutup bulu cokelat dan biru.
Makhluk itu keluar sambil merunduk, dan aku menyadari
bagian yang kelihatan normal pun sebenarnya tidak terlalu normal.
Pertama, ia tidak punya mulut. Mulutnya hanya berupa tiga celah
vertikal. Lalu matanya. Sepasang mata berada di tempat seharusnya
meskipun keduanya berwarna hijau berkilau. Tapi itu belum apa-ap
dibandingkan matanya yang lain. Ia mempunyai sepasang tanduk, d
di ujung masing-masing tanduk terdapat sebuah mata. Tanduknya b
bergerak, untuk mengarahkan matanya ke depan dan ke belakang, k
atas dan ke bawah.
Kemudian aku melihat ekornya, yang menyerupai ekor

kalajengking
semacam sengatbesar
yangdan tampak sangat
melengkung tajamkuat. DiSama
sekali. ujungnya terdapat
seperti
pesawatnya, makhluk asing ini juga berkesan tidak berbahaya. Den
catatan kita tidak melihat ekornya. Wah, jangan sampai dia
mengamuk di sini, kataku dalam hati.
"Halo," ujar Tobias. Nada suaranya lembut, seolah-olah ia
sedang bicara dengan bayi. Ia tersenyum lebar.
Tanpa sadar aku pun mengembangkan senyum. Secara
bersamaan aku menyadari mataku berkaca-kaca. Aku sulit
menjelaskan perasaanku saat itu. Rasanya... rasanya seperti bertemu
lagi dengan teman lama yang sudah sekian tahun tak pernah kita
jumpai.

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 12/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

<Halo,> ujar makhluk asing itu tanpa bersuara. Ucapannya


langsung masuk ke dalam benakku.
"Hai," kami semua menyahut.
Tiba-tiba makhluk asing itu terhuyung-huyung, lalu jatuh ke
tanah. Tobias berusaha menahannya, tapi makhluk itu terlepas dari
pegangan Tobias dan kembali jatuh.
"Lihat!" seru Cassie sambil menunjuk luka bakar di sisi kana
tubuh makhluk asing itu. "Dia luka."
<Ya. Aku sekarat,> katanya.
"Kami akan menolongmu. Kami akan memanggil ambulans,
ujar Marco.
"Kami akan membalut lukamu," kata Cassie. "Jake, cepat buk
baju. Bajumu bisa kita pakai sebagai perban." Kedua orangtua Cass
dokter hewan, dan ia sangat sayang pada binatang. Tapi yang kami
hadapi di sini bukan binatang. Paling tidak, bukan binatang biasa.
<Tidak. Aku akan mati. Lukaku tidak bisa disembuhkan.>
"TIDAK BISA!" aku memekik. "Kau tidak boleh mati. Kau
makhluk asing pertama yang datang ke bumi. Kau tidak boleh mati

Aku
kalautidak tahu kenapa
ia sampai mati. ku begitu panik. Yang pasti aku tidak tega
<Aku bukan yang pertama. Sudah banyak yang mendahuluik
"Makhluk asing lain? Seperti kau?" tanya Tobias.
Makhluk itu menggelengkan kepala. <Bukan seperti aku.>
Kemudian ia merintih kesakitan. Suara tanpa suara itu bergema dal
kepalaku. Sepintas lalu aku bisa merasakannya sekarat.
<Bukan seperti aku,> ia mengulangi. <Mereka berbeda.>
"Berbeda? Berbeda bagaimana?" tanyaku. Jawabannya takka
pernah kulupakan.
Ia berkata, <Mereka datang untuk membinasakan kalian.>

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 13/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Chapter 3

<MEREKA datang untuk membinasakan kalian.>


Aku tidak tahu bagaimana caranya, tapi kami semua sadar
makhluk itu berkata benar. Tak ada yang memprotes "tidak mungk
atau "masa, sih?" Kami semua tahu ucapannya benar. Ia sedang
sekarat, dan ia ingin memperingatkan kami mengenai bahaya besar
yang mengancam bumi.
<Mereka disebut Yeerk. Mereka berbeda dari kami. Dan juga
berbeda dari kalian.>
"Maksudmu, mereka sudah di sini, di bumi?" tanya Rachel.
<Sudah banyak yang datang. Ratusan. Mungkin lebih.>
"Tapi kenapa belum ada yang tahu?" tanya Marco.
Pertanyaannya masuk akal. "Mestinya sudah ada yang mengumumk
soal ini di sekolah."

kalian <Kalian
dan aku,tidak mengerti.
mereka Yeerktubuh.
tidak punya berbeda dari kita.
Mereka hidupTidak seper
dalam tub
makhluk lain. Mereka... >
Ia tidak bisa menemukan kata yang tepat untuk menjelaskan
Yeerk. Karena itu ia memejamkan mata, dan berkonsentrasi. Tiba-t
sebuah bayangan terang muncul dalam kepalaku. Aku melihat sesu
yang berlendir dan berwarna kelabu-kehijauan, seperti keong tanpa
rumah, hanya lebih besar, kira-kira sebesar tikus. Bayangan itu sam
sekali tidak menyenangkan.
"Mestinya sih, itu yang namanya Yeerk," kata Marco. "Tapi
mungkin juga itu cuma gumpalan permen karet berlendir."
<Mereka hampir tak sanggup berbuat apa-apa tanpa tubuh
induk semang. Mereka...>
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 14/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Tiba-tiba kami terkena sengatan rasa nyeri yang berasal dari


makhluk asing. Aku seakan-akan bisa merasakan kesedihannya. Ia
tahu ajalnya telah dekat.
<Yeerk adalah makhluk parasit. Mereka membutuhkan tubuh
induk semang supaya bisa hidup. Dalam bentuk ini mereka dikenal
sebagai Pengendali. Mereka menyusup ke dalam otak, lalu menyatu
dengan si korban yang malang. Mereka mengambil alih pikiran dan
perasaan makhluk yang mereka tumpangi. Mereka selalu berusaha
agar induk semang mau menerima mereka dengan sukarela. Cara it
lebih mudah. Kalau tidak, induk semangnya mungkin melawan, pal
tidak sesaat.>
"Maksudnya, mereka hidup dalam tubuh manusia?" tanya
Rachel.
"Wah, ini masalah serius," ujarku. "Jangan beritahu kami. Ka
cuma anak-anak. Urusan seperti ini perlu dilaporkan ke pemerintah
<Tadinya kami berharap bisa menghentikan mereka,> si
makhluk asing meneruskan penjelasannya. <Tapi pesawat Dome ka
dicegat gerombolan pesawat tempur mereka, Bug Fighter, ketika ba

keluar dari Z-Space.


menunggu, dan kamiSebenarnya kamimenghadapi
pun sudah siap tahu kapal induk mereka
gempuran sud
mereka
Tapi kami dijebak—mereka telah menempatkan pesawat Blade yan
tangguh di kawah bulan. Kami bertempur, tapi... kami kalah. Merek
melacakku ke sini. Tak lama lagi mereka akan datang untuk
membunuhku dan memusnahkan pesawatku.>
"Bagaimana caranya?" tanya Cassie.
Makhluk asing itu seakan-akan tersenyum dengan matanya.
<Dengan senjata sinar Dracon. Takkan ada yang tersisa dari kapalk
dan tubuhku,> katanya. <Aku telah mengirim pesan ke planet asalk
Kaum Andalite selalu bertempur melawan kaum Yeerk, di mana pu
mereka berada. Teman-temanku pasti akan mengirim bala bantuan,
tapi mereka butuh waktu untuk sampai di sini. Mungkin satu tahun
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 15/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

bahkan lebih. Pada saat itu, planet kalian sudah dikuasai kaum Yee
Dan setelah itu tidak ada harapan. Kalian harus memberitahu semu
orang. Kalian harus memperingatkan mereka!>
Sekali lagi ia mengerang kesakitan, dan kami sadar ia takkan
mampu bertahan lebih lama lagi.
"Tapi siapa yang mau percaya," kata Marco dengan nada put
asa. Ia menatapku dan menggelengkan kcpala. "Takkan ada yang
percaya."
Ia benar. Mana mungkin kami bisa meyakinkan orang lain,
bahwa pesawat makhluk Andalite ini dimusnahkan kaum Yeerk?
Kami pasti disangka s inting.
"Boleh saja dia mengira dirinya akan mati, tapi kita harus
berusaha menolongnya," kata Rachel. "Kita harus membawanya ke
rumah sakit. Atau mungkin orangtua Cassie bisa..."
<Tak ada waktu. Tak ada waktu,> si Andalite menyela. Tiba
tiba matanya berbinar-binar. <Barangkali...>
"Apa?"
<Masuklah ke pesawatku. Kau akan melihat kotak kecil

berwarna
dan kaumbiru polos.
Yeerk akanBawa kemari.
segera Cepat! Waktuku tinggal sedikit
menemukanku.>
Kami berpandangan. Siapa yang akan masuk ke pesawat
makhluk asing itu? Entah bagaimana caranya, kami sepakat aku yan
mendapat tugas tersebut. Sebenarnya sih, aku tidak setuju. Tapi aku
kalah suara.
"Ayolah," ujar Tobias. "Aku ingin menemaninya di sini." Ia
berlutut di samping makhluk asing itu dan meletakkan tangan di
pundaknya.
Aku memandang ke pintu pesawat. Kemudian aku melirik ke
arah Cassie.
"Masuklah," ia berkata sambil tersenyum. "Kau bukan
penakut."
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 16/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Ia keliru; aku takut sekali. Tapi senyumnya membuatku engg


mundur.
Aku menghampiri pintu pesawat dan mengintip ke dalam. Di
luar dugaan, ruang dalamnya sederhana sekali. Semuanya berwarna
krem dan berbentuk oval. Dengan mudah aku menemukan kotak ya
dimaksud si Andalite. Warnanya biru langit dan bentuknya seperti
kubus, dengan panjang sisi sekitar sepuluh sentimeter. Kesannya
cukup berat untuk barang sekecil itu.
Aku melangkah masuk. Tak ada kursi, hanya tempat si Anda
berdiri untuk mengendalikan pesawatnya. Aku juga tidak melihat
panel instrumen yang rumit. Barangkali pesawat ini dijalankan
melalui pikiran.
Aku segera meraih kotak itu dan siap membawanya keluar. T
kemudian aku melihat sesuatu yang menarik perhatian. Sebuah
gambar tiga dimensi berukuran kecil memperlihatkan empat Andal
yang berdiri berdampingan. Keempatnya bagaikan sekelompok rus
dengan tampang serius. Dua di antaranya masih kecil—anak-anak.
Pasti keluarga si Andalite.

sekaratBetapa
di sini,malang
terpisahnasibnya, aku berkata
sejuta kilometer dari dalam hati. Ia Sekarat
keluarganya. sedang
karena berusaha melindungi orang-orang di bumi. Dan semuanya
karena para Yeerk, atau para Pengendali, atau siapa pun nama mere
Aku kembali bergabung dengan teman-temanku. "Ini
kotaknya," kataku kepada si Andalite.
<Terima kasih.>
"Aku... ehm... apakah itu keluargamu? Yang ada di gambar d
dalam pesawat?"
<Ya.>
"Aku sangat menyesal," ujarku. Apa lagi yang bisa kukataka
<Ada sesuatu yang bisa kulakukan untuk membantu kalian
melawan para Yeerk.>
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 17/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

"Apa itu?" tanya Rachel.


<Aku tahu kalian masih muda. Aku tahu kalian tidak punya
kekuatan untuk melawan para Pengendali. Tapi mungkin ada yang
bisa kuberikan untuk membantu kalian.>
Kami berpandangan. Kecuali Tobias, yang terus menatap
makhluk asing di hadapan kami.
<Kalau kalian mau, aku bisa memberikan kemampuan yang
belum pernah dimiliki manusia lain.>
"Kemampuan?" Apa maksudnya?
<Ini sebagian teknologi Andalite yang tidak dimiliki kaum
Yeerk,> si Andalite menjelaskan. <Kemampuan yang memungkink
kami bergerak tanpa diketahui di sebagian besar jagat raya—
kemampuan morf. Kemampuan ini belum pernah kami berikan kep
spesies lain. Tapi kini kalian sangat membutuhkannya.>
"Morf? Apa itu?" tanya Rachel dengan kening berkerut.
<Morf singkatan dari metamorfosis,> si Andalite menjelaska
<Dengan kemampuan itu kalian bisa berubah wujud. Kalian bisa
berubah menjadi spesies lain. Kalian bisa menjadi binatang apa pun

Marco
<Kaliantertawa
tinggalmengejek.
menyentuh"Berubah
makhlukjadi
lainbinatang?"
untuk menyadap po
DNA-nya, sesudahnya kalian dapat berubah menjadi makhluk itu.
Untuk itu diperlukan konsentrasi dan tekad, tapi, kalau niat kalian
cukup kuat, kalian pasti bisa. Cuma... ada batas-batasnya. Juga
beberapa masalah. Bahkan bahaya. Tapi tak ada waktu untuk
menjelaskan... tak ada waktu. Kalian harus belajar sendiri. Tapi
sebelumnya, apakah kalian bersedia menerima kemampuan ini?>
"Dia bercanda, kan?" Marco bertanya padaku.
"Tidak," ujar Tobias pelan. "Dia tidak bercanda."
"Ini tidak masuk akal," kata Marco. "Semua ini tidak masuk
akal. Yeerk, pesawat ruang angkasa, keong yang menyusup ke otak

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 18/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

manusia, makhluk Andalite, dan kemampuan untuk berubah jadi


binatang? Yang benar saja!"
"Yeah, ini memang aneh," aku membenarkan.
"Ini sudah lebih dari aneh," ujar Rachel. "Tapi, kecuali kita
semua cuma mimpi, lebih baik kita siap-siap menghadapi hal ini."
"Dia sekarat," Tobias mengingatkan kami.
"Aku bersedia," kata Cassie. Aku menatapnya sambil
mengerutkan kening. Biasanya ia perlu waktu lebih lama sebelum
memutuskan sesuatu. Tapi mungkin ia seperti Tobias. Mungkin ia b
merasakan bahwa ucapan si Andalite memang benar.
"Sebaiknya kita putuskan sama-sama," aku mengusulkan.
"Hei—apa itu?" tanya Rachel. Ia sedang memandang bintang
bintang. Jauh, jauh di langit, sepasang titik cahaya berwarna merah
terbang melintas di angkasa.
<Yeerk.> Kata itu merasuk ke dalam pikiran kami, diiringi
kebencian yang dipancarkan si Andalite.

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 19/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Chapter 4

<YEERK!>
Kedua titik merah itu mengurangi kecepatan. Keduanya
berputar dan kembali ke arah kami.
<Tak ada waktu lagi. Kalian harus memutuskannya sekarang
juga!>
"Kita tidak punya pilihan," kata Tobias. "Tanpa kemampuan
kita takkan bisa melawan para Pengendali."
"Ini gila!" ujar Marco. "Benar-benar gila!"
"Sebenarnya aku masih perlu waktu untuk memikirkannya,"
Rachel berkomentar. "Tapi keadaannya sudah gawat. Jadi aku
bersedia."
"Bagaimana, Jake?" Cassie bertanya padaku.
Lho, kenapa jadi begini? pikirku. Kenapa semuanya tergantu

padaku?Aku mengamati kedua pesawat Yeerk. Pesawat tempur Bug


Fighter. Keduanya semakin dekat, bagaikan sepasang anjing yang
mengendus-endus jejak. Kemudian aku menatap si Andalite, dan
teringat gambar keluarganya. Apakah mereka akan tahu betapa
malang nasibnya?
Aku memandang orang-orang di sekelilingku—Marco, sahab
karibku yang lucu tapi kadang-kadang menjengkelkan; Rachel,
sepupuku yang pandai, cantik, dan penuh percaya diri; dan Cassie,
yang terkenal sebagai penyayang binatang.
Akhirnya aku berpaling kepada Tobias. Perasaanku aneh sek
ketika aku menatapnya.
"Kita tidak punya pilihan," kata Tobias sekali lagi.
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 20/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Aku mengangguk perlahan. "Kau benar. Kita tidak punya


pilihan."
<Kalau begitu, kalian semua harus menempelkan tangan ke
salah satu sisi kotak.>
Kami mengikuti petunjuknya. Lima tangan menempel ke lim
sisi kotak. Disusul tangan keenam yang bentuknya berbeda dari
tangan kami. Jumlah jarinya terlalu banyak.
<Jangan takut,> si Andalite berkata.
Tubuhku seakan-akan tersengat. Tapi rasanya menyenangkan
seperti digelitik. Aku hampir tertawa.
<Sekarang pergilah,> ujar si Andalite. <Tapi ingat— jangan
bertahan dalam wujud binatang lebih dari dua jam. Jangan! Ini bah
terbesar kemampuan morf. Kalau kalian melewati batas itu, kalian
akan terjebak dan tidak bisa kembali ke wujud manusia.>
"Dua jam," aku bergumam.
Tiba-tiba aku merasakan ketakutan baru menyusup ke dalam
pikiran si Andalite, dan aku pun merinding. Ia sedang memandang
langit dengan kedua mata utamanya. Selain kedua pesawat tempur

tadi, masih adaThree!


<Visser benda Dia
lain datang.>
di atas sana.
"Apa?" Tubuhku sampai gemetaran karena rasa takut yang
dipancarkan si Andalite. "Siapa itu? Apa itu?"
<Pergilah! Cepat! Visser Three datang. Dia musuh yang pali
berbahaya. Di antara semua Yeerk, hanya dia yang mempunyai
kemampuan berubah wujud. Kemampuan yang sama seperti yang
kalian miliki sekarang. Jadi, cepat lari!>
"Tidak, kami akan menemanimu di sini," Rachel berkata
dengan tegas. "Barangkali kami bisa menolongmu. "
Makhluk asing itu kembali menatap kami dengan lembut,
seakan-akan tersenyum dengan matanya. <Jangan. Kalian harus

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 21/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

menyelamatkan diri. Selamatkan diri kalian dan planet kalian! Para


Yeerk sudah datang.>
Kami semua langsung memandang ke atas. Memang benar,
kedua titik merah tadi sedang menuju ke arah kami. Kami juga
melihat pesawat lain yang jauh lebih besar dan berwarna hitam pek
Hitam bagaikan bayang-bayang.
"Tapi bagaimana kami bisa melawan para... para Pengendali
ini?" tanya Rachel.
<Kalian harus mencari jalan sendiri. Sekarang pergilah!>
Aku tersentak mendengar perintahnya yang begitu tegas. "Di
benar. Kita harus pergi!" aku berseru.
Kami langsung berlari tunggang-langgang. Kecuali Tobias,
yang berlutut di samping si Andalite dan meraih tangannya. Si
Andalite menempelkan tangannya yang satu lagi ke kepala Tobias,
dan Tobias langsung tersentak, seakan-akan tersengat listrik. Serta-
merta ia bangkit dan berlari secepat mungkin, menghindari timbuna
barang bekas dan lubang-lubang yang menghalangi jalannya.
Tiba-tiba sinar berwarna merah terang memancar. Rupanya

berasal
menyorotdari
si lampu sorot
Andalite salahpesawatnya.
beserta satu pesawatPesawat
tempur tempur
Yeerk. kedua
Sinar itu
ju
menyalakan lampu sorot, dan si Andalite bersinar bagaikan bintang
Aku langsung tiarap. Sebagian kakiku masih terkena cahaya lampu
sorot. Serta-merta aku menariknya dan merangkak maju, tanpa
memedulikan siku dan lutut yang nyeri karena terkena batu-batu
tajam.
Kami berlima meringkuk di balik tembok setengah jadi yang
telah ambruk sebagian. Kami tak berani bergerak, tak berani
mengintip, tapi juga tak berani memalingkan wajah.
Kedua pesawat Bug Fighter turun perlahan-lahan. Aku seger
tahu dari mana julukan itu berasal. Kedua pesawat itu sedikit lebih
besar daripada pesawat tempur si Andalite. Bentuknya mirip kecoa
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 22/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

tanpa kaki. bagian kepala yang menjorok ke depan, terdapat jendela


jendela kecil mirip mata. Di kedua sisi kepala ada sepasang tombak
berduri yang sangat panjang dan tajam.
Kedua pesawat tempur Yeerk mendarat di kiri-kanan pesawa
Andalite.
"Oke, tolong bangunkan aku sekarang," bisik Marco dengan
suara gemetar. "Aku sudah muak dengan mimpi ini."
Pesawat yang lebih besar mulai turun. Aku tidak tahu apa
sebabnya, tapi ketika pesawat itu merendah aku seolah tidak bisa
bernapas. Aku berusaha menarik napas dalam-dalam, tapi tidak bis
Aku mencoba menelan ludah, tapi juga tidak bisa. Aku ingin kabur
tapi kakiku gemetaran tak terkendali. Aku dicengkeram ketakutan
yang belum pernah kurasakan—sama seperti si Andalite ketika
menyadari Visser Three datang.
Pesawat itu semakin rendah, seakan hendak mendarat di atas
buldoser berkarat yang dibiarkan terbengkalai di tengah lapangan.
Tapi sebelum terjadi benturan, buldoser itu mendadak berdesis, lalu
lenyap begitu saja.

Pesawat
kuno. Aku Blade
teringat milikperang
kapak Visseryang
Three itu kelihatan
digunakan paraseperti
kesatriasenjat
zam
kuno untuk memenggal kepala musuh. Bagian utama menyerupai
tangkai kapak, dengan ujung membesar berbentuk segitiga. Itu past
anjungannya. Di bagian belakang terdapat sepasang sayap
melengkung berukuran raksasa. Ukuran pesawat itu sekitar delapan
sampai sepuluh kali lebih besar daripada kedua pesawat Bug Fighte
Sebuah pintu membuka begitu pesawat Blade itu mendarat.
Cassie hampir menjerit. Tapi aku cepat-cepat membekapnya
Mereka menghambur keluar dari pesawat, berputar-putar dan
melompat-lompat—sosok-sosok yang lebih pantas disebut senjata
berjalan daripada makhluk hidup. Mereka berdiri di atas dua kaki
yang menekuk ke belakang, dan memiliki sepasang lengan sangat
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 23/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

panjang. Pada masing-masing lengan terdapat tanduk-tanduk


melengkung yang tumbuh dari siku dan pergelangan tangan. Tandu
serupa juga tampak di lutut mereka yang menghadap ke belakang,
serta di ujung ckor. Kaki makhluk-makhluk itu menyerupai kaki
Tyrannosaurus rex.
Tapi yang paling mencolok adalah kepala mereka— leher
bagaikan ular, mulut mirip paruh elang, dan kening dengan tiga
tanduk menghadap ke depan.
<Pengendali-Hork-Bajir.>
Aku tersentak kaget ketika suara si Andalite kembali bergaun
dalam kepalaku. Suaranya lebih pelan dibandingkan sebelumnya,
sayup-sayup, seakan-akan diserukan dari tempat yang jauh.
"Kalian juga...?" aku bertanya.
Rachel mengangguk. "Yeah."
<Hork-Bajir memang bertampang garang, tapi sebenarnya
mereka cinta damai,> ujar si Andalite. <Tapi mereka telah dijadikan
budak oleh para Yeerk. Semua Hork-Bajir kini membawa satu Yee
dalam kepalanya. Mereka patut dikasihani.>

seperti"Apa?
itu?" Dikasihani?" ujar Rachel geram. "Mesin pembunuh
Tapi perhatian kami telah beralih kepada sosok lain yang bar
keluar dari pesawat Blade. Sosok itu setengah meluncur, setengah
merayap.
<Pengendali-Taxxon,> kata si Andalite. Aku tahu ia ingin
menjelaskan sebanyak mungkin kepada kami. Ia ingin memanfaatk
sisa hidupnya yang tinggal sebentar untuk mempersiapkan kami
menghadapi musuh.
<Mereka jahat.>
"Yeah," Marco bergumam. "Terlihat jelas."

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 24/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Makhluk-makhluk itu tampak seperti kelabang raksasa.


Ukurannya dua kali lebih panjang daripada manusia dewasa, denga
lingkar tubuh sangat besar.
Mereka memiliki lusinan kaki yang menopang dua per tiga
tubuh bagian bawah. Bagian atas tubuh mereka tegak, dengan deret
tangan bercapit mirip kepiting.
Hampir di ujung tubuh mereka ada empat mata berwarna
merah, bergoyang-goyang seperti agar-agar. Dan di ujung sekali ak
melihat mulut bulat yang dikelilingi ratusan gigi kecil.
Gerombolan Hork-Bajir dan Taxxon menghambur keluar dar
pesawat Blade. Semuanya segera menyebar, bagaikan sekelompok
tentara yang terlatih dengan baik. Masing-masing membawa benda
kecil seukuran pistol. Pasti senjata, kataku dalam hati. Mereka
mengepung si Andalite dan pesawatnya.
Tiba-tiba salah satu Hork-Bajir menuju ke arah kami. Ia
berhenti persis di depan tempat kami bersembunyi.
Aku merapatkan tubuh ke tanah. Dalam hati aku berharap ak
bisa menggali lubang. Sepintas lalu aku melihat wajah Marco.

Matanya terbelalak.
nyengir lebar. Bibirnya
Tapi aku tertarik ke samping,
tahu sebenarnya seperti
ia ketakutan sedang
setengah mati

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 25/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Chapter 5

HORK-BAJIR itu membidikkan pistolnya, atau apa pun jen


senjata yang ia genggam. Kepala ularnya bergerak ke kiri-kanan.
<Jangan bersuara!> si Andalite memperingatkan kami. <Hor
Bajir tidak bisa melihat jelas dalam gelap, tapi pendengaran mereka
sangat baik.>
Hork-Bajir itu maju selangkah lagi. Jaraknya dari tembok
rendah tempat kami meringkuk tak sampai dua meter. Ia pasti bisa
mendengar jantungku yang berdegup kencang. Moga-moga ia tidak
mengenali bunyi itu. Moga-moga ia tidak mengenali bunyi lutut
gemetaran dan gigi gemeletuk lima anak yang dicekam ketakutan.
Moga-moga ia tidak mengenali suara napas kami yang terengah-
engah.
Aku yakin hidupku akan segera berakhir. Aku membayangka

diriku dilumat
pergelangan oleh tanduk-tanduk
tangan Hork-bajir itu. tajam vang tumbuh di siku dan
Barangkali kau belum pernah merasa sangat ketakutan, tapi
percayalah—rasa takut punya pengaruh luar biasa. Kau akan
kehilangan kendali atas pikiran dan tubuhmu. Kau ingin menjerit. K
ingin lari. Kau ingin tiarap di tanah dan meratap dan memohon amp
ampun, ampun, jangan bunuh aku!
Dan kalau kau menganggap dirimu pemberani, hmir, tunggu
saja sampai kau meringkuk di depan monster yang bisa mencincang
tubuhmu dalam waktu tiga detik.
Tapi kemudian suara si Andalite kembali terdengar di kepala
<Jangan gentar, teman-temanku.>

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 26/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Dan tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang... yang... entahlah


aku bingung bagaimana harus menjelaskan¬nya. Tiba-tiba ada
semacam perasaan hangat yang menjalar ke seluruh tubuhku. Rasan
seperti ketika kita bermimpi buruk sewaktu masih kecil, lalu kita
terbangun sambil menjerit-jerit. Dan betapa leganya kita ketika Mo
atau Dad masuk ke kamar, menyala¬kan lampu, dan duduk menem
kita di tempat tidur.
Nah, kira-kira begitu rasanya.
Maksudku, aku tetap ketakutan. Hork-Bajir itu be¬lum beran
sedikit pun. Aku bisa mendengar napas¬nya. Aku bisa mencium
baunya. Tapi secara bersamaan perasaan panik dalam diriku mulai
terkendali. Aku bisa merasakan semangat yang terpancar dari si
Andalite. Ia membagi-bagikan keberaniannya kepada kami, meskip
ia sendiri pasti juga merasa takut.
Hork-Bajir itu berpaling. Rupanya ada lagi yang keluar dari
pesawat Blade.
Aku memberanikan diri untuk mengintip, meskipun seluruh
tubuhku gemetaran. Semua Hork-Bajir dan Taxxon berdiri mengha

pesawat.
"Semuanya dalam posisi siap," bisikku.

"Tahu dari mana?" balas Marco, juga sambil berbisik.


"Memangnya kautahu bagaimana posisi siap kelabang bermata aga
agar atau Mesin Pembunuh dari Neraka itu?"
Lalu ia muncul.
<Visser Three,> kata si Andalite.
Visser Three ternyata Andalite.
Atau tepatnya, Pengendali-Andalite.
"Hei...," ujar Rachel. "Dia Andalite, ya?"

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 27/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

<Cuma ada satu Yeerk yang mampu menguasai tubuh


Andalite,> si Andalite menjelaskan. <Hanya ada satu Pengendali-
Andalite. Dia adalah Visser Three.>
Dengan penuh percaya diri Visser Three menghampiri Anda
yang terluka. Karena miripnya, aku sukar membedakan keduanya.
Mereka sama-sama mempunyai wajah tanpa mulut, tanduk bermata
yang bisa memandang ke segala arah, tubuh berkaki empat yang
langsing namun bertenaga, dan ekor seperti kalajengking.
Tapi ada bedanya. Tampang Visser memang seperti Andalite
tapi pancarannya berbeda. Ia seakan-akan memakai topeng, hanya s
kita segera tahu bahwa di balik topengnya yang manis tersimpan
kebusukan dan kejahatan.
<Wah, wah,> kata Visser.
Jantungku nyaris copot ketika sadar aku mendengar pikiran
Visser.
"Apakah dia bisa mendengar pikiran kita?" bisik Cassie.
"Kalau bisa, berarti tamatlah riwayat kita," sahut Rachel.
<Dia tidak bisa mendengar pikiran kalian,> kata si Andalite

<Asal
pikiranpikiran
Visser kalian
karenatidak diarahkan
pikirannya padanya.
memang Kaliankepada
ditujukan bisa mendeng
semua
yang ada di sini. Ini kemenangan besar bagi Visser, dan dia ingin
semua tahu.>
<Apa ini? Tampaknya seperti Andalite yang suka sok ikut
campur.> Visser mengamati pesawat si Andalite. <Ah, rupanya buk
prajurit Andalite biasa. Pangeran Elfangor-Sirinial-Shamtul, kalau
tidak salah. Ini merupakan kehormatan bagiku. Kau sudah menjadi
legenda. Berapa banyak pesawat tempur kami yang berhasil
kaurontokkan sebelum pertempuran berakhir? Tujuh, atau delapan?
Si Andalite tidak menjawab. Tapi aku mendapat kesan jumla
pesawat yang berhasil dihancurkannya mungkin lebih dari delapan.

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 28/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

<Andalite terakhir di sektor antariksa ini. Ya, kabarnya pesaw


Dome kalian hancur lebur. Aku sempat menyaksikannya terbakar
habis ketika jatuh ke atmosfer planet kecil ini.>
<Masih banyak yang akan menggantikan kami,> ujar sang
pangeran Andalite.
Visser maju selangkah. <Memang. Tapi saat mereka tiba,
semua sudah terlambat. Dunia ini akan menjadi milikku. Ini adalah
sumbanganku untuk Kerajaan Yeerk. Kemenangan kami yang
terbesar. Dan setelah itu aku akan menjadi Visser One.>
<Kenapa kau mengincar manusia?> tanya si Andalite. <Kau
sudah punya sekutu Taxxon. Kau sudah punya budak Hork-Bajir. D
budak-budak dari dunia lain. Kenapa kau ingin menguasai Bumi?>
<Karena jumlah manusia begitu besar, dan mereka begitu
lemah,> jawab Visser. <Di sini ada bermiliar-miliar tubuh! Dan
mereka sama sekali tidak tahu apa yang sedang terjadi. Dengan ind
semang sebanyak ini kami bisa menyebar ke seluruh jagat raya.
Takkan ada yang bisa menghalangi kami! Saatmu telah tiba, Andal
Kau bertempur dengan gagah berani. Tapi kau kalah.>

Visser
ketakutan Three menghampiri
si Andalite. musuhnya.
Namun ia tidak Aku bisa
sudi bertekuk merasakan
lutut. Ia justru
bangkit, tanpa menghiraukan luka-lukanya yang parah. Ia sadar ia
akan mati. Ia ingin mati dengan berdiri, dengan memandang mata
musuhnya.
Tapi Visser Three belum puas mengejek lawannya. <Aku
berjanji, Pangeran Elfangor—setelah kami menguasai Bumi dan
memanen tubuh-tubuh yang tersedia di sini, kami akan menyerang
planet Andalite. Aku sendiri yang akan memimpin perburuan
keluargamu. Aku akan memastikan kepala mereka diisi para ajudan
yang paling setia. Moga-moga mereka akan melawan, sebab aku in
mendengar jiwa mereka menjerit-jerit.>
Tiba-tiba si Andalite menyerang!
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 29/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Ekornya menyambar ke depan. Begitu cepatnya, gerakan itu


hampir tak terlihat. Visser masih sempat memiringkan kepala, tapi
pundaknya teriris duri di ujung ekor si Andalite. Aku melihat darah
atau sesuatu yang mirip darah—menyembur dari lukanya.
"Bagus!" aku berseru tertahan.
<Aaaaarrrrgh!> Erangan Visser yang kesakitan bergaung di
dalam kepalaku.
Secara bersamaan, berkas sinar biru yang menyilaukan
terpancar dari ekor pesawat si Andalite. Sinar itu menembus pesaw
Bug Fighter terdekat. Semua Hork-Bajir dan Taxxon langsung
menghambur ke segala arah.
Meskipun aku sedang meringkuk di balik tembok rendah, aku
bisa merasakan gelombang panas yang hebat. Pesawat Bug Fighter
mendesis-desis, lalu lenyap begitu saja.
<Tembak!> teriak Visser. <Hancurkan pesawatnya!> Malam
yang tadinya gelap gulita kini mendadak terang-benderang. Berkas
berkas sinar merah terpancar dari pesawat Blade dan Bug Fighter y
masih utuh. Pesawat si Andalite tampak membara, lalu terurai

perlahan-lahan.
Kemudian aku melihat... atau seperti melihat... manusia.
Sekelompok manusia, sekitar tiga atau empat orang, yang berdiri di
daerah agak gelap di belakang Visser.
"Ada orang di sebelah sana," aku memberitahu Marco.
"Hah? Apakah mereka ditawan?"
<Bawa si Andalite kemari,> Visser memberi perintah kepada
anak buahnya. <Pegang dia kuat-kuat.>
Tiga Hork-Bajir segera menangkap si Andalite dan
menggenggamnya erat-erat. Tanduk di pergelangan tangan mereka
menempel di leher Pangeran Elfangor; tapi mereka tidak berani
membunuhnya.

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 30/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Mereka tahu hanya Visser Three yang berhak membunuhnya


Lalu kami melihat dengan mata kepala sendiri kenapa Yeerk
sehebat Visser Three menempati satu-satunya tubuh Andalite yang
pernah tertangkap. Di depan mata kami Visser Three mulai berubah
wujud.
Kepala Andalite-nya menjadi lebih besar. Jauh lebih besar.
Keempat kakinya yang mirip kaki kuda tampak menyatu sehingga
tinggal sepasang saja, kemudian membengkak sampai sebesar batan
pohon. Lengannya bertambah panjang dan berubah menjadi sulur-
sulur.
"Ini tidak mungkin," bisik Cassie. "Tidak mungkin."
Sebuah mulut muncul di kepala Visser yang telah
menggembung. Mulut itu dipenuhi gigi sepanjang lengan manusia.
Mulutnya terus bertambah lebar, bertambah mengerikan.
Tak ada yang tersisa dari tubuh Andalite. Tempatnya telah
digantikan monster.
"R-r-r-ra-a-a-w-w-w-g-g-g!" Raungan yang keluar dari mulu
Visser Three membuat tanah bergetar.

Aku menutup telinga dengan kedua tangan.


"R-r-r-r-a-a-a-a-g-g-g!"
Gigiku sampai bergemeletuk karena raungan itu. Aku
mendengar seseorang merintih. Ternyata aku sendiri.
Visser Three telah berubah menjadi monster yang membuat
para Hork-Bajir dan Taxxon menyerupai mainan anak kecil. Ia
mengulurkan sulurnya yang kokoh, dan mencengkeram leher si
Andalite.
"Jangan, jangan, jangan," aku mendengar Cassie berbisik-bis
"Jangan, jangan, jangan."
"Jangan lihat," kata Rachel padanya. Ia merangkul Cassie da
memeluknya erat-erat. Kemudian ia meraih tangan Tobias dan
menggenggamnya. Agaknya sifat asli seseorang baru terungkap pa
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 31/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

waktu orang itu ketakutan. Meskipun ia sendiri ketakutan setengah


mati dan berurai air mata, Rachel masih sanggup menenangkan ora
lain.
Visser Three mengangkat si Andalite. Ia merampasnya dari
pegangan para Hork-Bajir. Ekor sang pangeran Andalite menyamb
nyambar. Tapi senjata andalannya itu tak mempan melawan monste
yang dihadapinya.
Si Andalite diangkat tinggi-tinggi.
Dan kemudian Visser Three membuka mulutnya lebar-lebar.

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 32/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Chapter 6

AKU tidak tahu apa yang kupikirkan saat itu. Semula aku
begitu ngeri. Begitu ketakutan. Tapi tiba-tiba seperti ada sekering
yang putus dalam kepalaku. Aku tidak bisa terus bersembunyi dan
menonton. Aku tidak bisa diam lebih lama lagi.
"Dasar brengsek...!"
Aku melompat berdiri. Kupungut sepotong pipa berkarat yan
tergeletak di tanah, lalu kupanjat tembok.
Aku benar-benar kalap. Aku tidak sadar apa yang kulakukan
Padahal kalau dipikir, apa yang bisa kuperbuat dengan sepotong pip
sebagai senjata?
<Jangan!>
Seruan si Andalite bergaung di dalam kepalaku. Aku langsun
berhenti. Aku merasakan tangan Marco mencengkeram bajuku dan

menarikku
Aku hendakmundur. Ia dan
berteriak, atau Tobias menahanku.
mengumpat, Rachel
atau apa saja. membekapk
"Ssst! Diam, tolol!" Marco mendesis. "Kita semua bisa mati
gara-gara kau!"
"Jake, jangan." Cassie menempelkan tangan ke pipiku. "Dia
tidak ingin kita mati karena membelanya. Masa kau belum sadar? D
mati demi kita."
Dengan kesal aku mendorong Marco dan Tobias. Tapi aku
sudah bisa mengendalikan diri lagi.
Aku kembali mengintip dari balik tembok. Si Andalite tampa
tak berdaya dalam cengkeraman Visser Three. Ia diangkat tinggi-
tinggi. Dan mulut Visser Three terbuka lebar.

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 33/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Aku melihat si Andalite jatuh ke dalam mulut yang mengang


bagaikan gua itu.
Visser mengatupkan mulut. Giginya mencabik-cabik si
Andalite. Dan Pangeran Elfangor-Sirinial-Shamtul pun mati.
Sebelum mengembuskan napas terakhir, ia sempat menjerit.
Jeritan penuh derita itu bergema dalam kepala kami. Dan kami takk
pernah melupakannya.
Para Pengendali-Hork-Bajir mulai mendengus-dengus, whuh
whuh-whuh. Mungkin itu cara mereka untuk tertawa atau bertepuk
tangan. Para Pengendali-Taxxon bergegas maju dan berkerumun di
sekeliling Visser Three. Mereka menengadah, dan kemudian aku
melihat sebabnya—sepotong tubuh si Andalite jatuh dari mulut
Visser, dan Taxxon terdekat segera melahapnya dengan rakus.
Tobias berpaling dan menutupi muka dengan kedua tangan.
Cassie berurai air mata. Aku pun demikian.
Lalu aku mendengar suara yang terasa janggal justru karena
begitu normal. Suara tawa. Tawa manusia. Orang-orang tadi... para
Pengendali-Manusia tertawa, seolah sedang menonton pertunjukan

Sepintas laludengusan
ditelan oleh aku mengenali salah satu suara. Tapi suara itu segera
para Hork-Bajir.
Visser Three berubah wujud lagi. Perlahan tubuh Andalite-ny
muncul kembali. <Ah,> aku mendengarnya berpikir, <memang pal
enak berubah jadi Antarean Bogg. Terutama kalau mau melahap
musuh.>
Para Pengendali-Manusia kembali tertawa dan para pengend
Hork-Bajir kembali mendengus-dengus. Lagi-lagi aku mendengar
suara tawa manusia yang kukenal. Suara itu terasa akrab di telingak
tapi aku tidak ingat di mana aku pernah mendengarnya.
Marco muntah di sampingku. Aku tidak menyalahkannya. Ta
entah bagaimana, suara itu ternyata menarik perhatian Hork-Bajir
yang berdiri paling dekat.
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 34/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Kepala ularnya menoleh. Ia berdiri seperti patung. Kami tida


berani bergerak sedikit pun.
Hork-Bajir itu berpaling ke arah kami. Matanya yang rabun
memandang tepat ke tembok rendah lempat kami bersembunyi.
Aku tidak tahu siapa yang lebih dulu panik. Bisa jadi aku
sendiri. Mungkin juga kami semua sudah tidak tahan. Kami seperti
tersengat listrik. Sebelum sadar apa yang sedang terjadi, kami semu
sudah lari pontang-panting.
Aku berlari secepat mungkin. Napasku terengah
Si Hork-Bajir berteriak-teriak di belakang kami.
"Berpencar!" seruku. "Mereka takkan bisa mengejar kita
semua!"
Marco dan Tobias serta Cassie lari ke tiga arah berlainan.
Rachel tetap berlari di sampingku. Aku melirik ke belakang dan
melihat Hork-Bajir tadi ragu-ragu, seakan-akan bingung siapa yang
harus dikejarnya.
Rachel dan aku sama-sama jago lari. Tobias kurang olahraga
sedangkan Marco dan Cassie terlalu pendek untuk lari cepat. Karen

itu aku memutuskan


makhluk-makhluk lebihitu.
asing baik Rachel dan aku saja yang dikejar
Rupanya pikiran Rachel sama dengan pikiranku. Ia menguran
kecepatan dan mulai berseru-seru sambil melambai-lambaikan tang
"Ayo, sini! S ini! Dasar..." Dan ia menyerukan kata-kata makian yan
tak kusangka bisa keluar dari mulutnya.
Dua Hork-Bajir yang paling dekat langsung berbalik dan mu
mengejar kami. "Ghafrash! Ayo! Ghafrash cepat! Musuh! Tangkap
Walaupun sedang panik, aku masih sempat terkejut. Mereka
berbicara dengan bahasa gado-gado, campuran antara bahasa merek
dan bahasa manusia.
"Ghafrash fit nahar! Aku tangkap! Aku bunuh!"

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 35/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Aku melesat cepat. Tiba-tiba kakiku tersandung dan aku pun


terjerembap. Aku terempas keras. Mataku berkunang-kunang.
Mulutku megap-megap menarik napas.
Rachel terus berlari. Ia tidak tahu aku jatuh.
Sinar merah menghantam pipa beton di sampingku. Begitu
terkena, pipa itu langsung menguap. Kedua Hork-Bajir tadi mengej
kami sambil melompat-lompat bagaikan kanguru dari neraka. Aku
segera bangkit dan kembali berlari.
Baru sekarang Rachel sadar aku tak lagi berada di sampingny
Ia berhenti dan berbalik ke arahku. "Jangan konyol!" aku berseru.
"Lari terus!"
Sejenak ia tampak bimbang. Tapi ia tahu tak ada yang bisa
dilakukannya. Serta-merta ia kembali berlari.
Aku melihat lubang gelap di hadapanku. Tanpa pikir panjang
aku melesat ke arahnya.
Ternyata sebuah pintu. Aku menyelinap masuk, dan langsung
dikelilingi kegelapan pekat. Aku berada di salah satu bangunan yan
baru setengah jadi. Yang ada hanya dinding-dinding beton dan

barang-barang
bersama Marco.rongsokan berserakan.
Di sini banyak lorongTapi
dan aku sudah
ruangan pernahberbaga
dengan kemar
ukuran.
Marco! Rachel! Apakah mereka berhasil lolos? Dan bagaima
dengan Cassie dan Tobias?
Aku mencoba berkonsentrasi ketika melintasi sebuah ruanga
besar. Hmm, mestinya ada lorong di sekitar sini. Tapi di sebelah
mana? Tanganku menggapai-gapai dalam gelap. Akhirnya aku
berhasil menyentuh dinding.
Di belakangku terdengar bunyi cakar menggores-gores lantai
beton. Sebuah botol menggelinding di lantai.

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 36/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Hork-Bajir itu sudah dekat! Dalam kegelapan seperti ini,


penglihatanku yang lebih tajam tidak banyak inembantu. Untung sa
aku sudah mengenal lorong-lorong yang kulewati.
Seharusnya aku bisa meloloskan diri dengan mudah. Tapi
masalahnya, pikiranku benar-benar buntu karena panik.
Dinding yang kuraba tadi mendadak berakhir. Sebuah pintu.
Yes! Pintu itu menuju ke sebuah lorong. Begitu aku masuk, kegelap
di belakangku dibelah seberkas sinar. Rupanya ada yang membawa
senter.
"Efnud beritahu fallay nyot fit? Terserah perintah."
"Jangan. Tidak perlu ditangkap. Begitu ketemu, bunuh."
Suara pertama suara Hork-Bajir. Suara kedua suara manusia.
Dan anehnya, suara tersebut begitu akrab di telingaku. Aku berusah
mengingat-ingat. Aku yakin pernah mendengar suara itu sebelumny
Tapi di mana? Di mana?
"Cukup bawa kepalanya saja," kata orang itu kepada si Hork
Bajir. "Berikan padaku supaya kita bisa mengidentifikasinya."
Aku bergegas menjauh sambil merapat ke dinding. Cahaya

senter Kalau
itu menyusul beberapa
tidak salah, langkah
di sekitar sini di
adabelakangku.
lorong lagi, ujarku dalam
hati. Ya, itu dia.
Aku segera membelok tanpa suara. Sorot senter tadi cuma
beberapa senti di belakangku.
Kakiku menendang sesuatu yang empuk.
"Hei!"
Ternyata ada orang. Ia berbaring di lantai, dengan tubuh
terbungkus selimut.
"Hei, pergi! Ini tempatku. Aku tidak punya apa-apa untuk
dicuri."
Aku hendak memperingatkannya, tapi si Hork-Bajir sudah
dekat.
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 37/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Cahaya senternya menerangi wajah si gelandangan. Laki-lak


itu berkedip-kedip bagaikan burung hantu.
Tepat di belakangku ada ceruk di dinding. Aku langsung
mundur dan bersembunyi di sana.
Si gelandangan menjerit. Disusul bunyi seperti orang bergera
terburu-buru.
Barangkali ia berhasil lolos, pikirku. Moga-moga saja.
Tapi aku tidak sempat memastikannya. Perhatian si Hork-Ba
sedang tertuju ke tempat lain, dan aku memanfaatkan kesempatan it
untuk lari.
Aku lari tanpa henti. Dan sambil berlari, aku berharap semua
cuma mimpi.

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 38/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Chapter 7

ENTAH bagaimana caranya, akhirnya aku berhasil tiba di


rumah. Aku tidak ingat apa yang terjadi setelah aku terakhir kali
melihat si Hork-Bajir di belakangku.
Sebenarnya aku berharap aku tidak ingat apa pun tentang
malam itu. Kalau saja aku bisa melupakan semua yang telah
kusaksikan....
Aku menelepon teman-temanku. Untung saja semua selamat
Rachel berkali-kali minta maaf karena meninggalkanku. Marco
bertanya apakah aku yakin ini bukan mimpi.
Seharusnya malam itu aku dihantui mimpi buruk paling para
yang pernah kualami, tapi ternyata tidak. Dunia mimpi buruk tak ad
apa-apanya dibandingkan kenyataan yang harus kuhadapi.
Tapi keesokan paginya, hari Sabtu, aku setengah percaya sem

yang kualami
nyata... memang
benar-benar cumaadalah
nyata... mimpicara
buruk. Satu-satunya
si Andalite hal yang
tersenyum deng
matanya.
Aku terbangun karena pintu kamarku digedor-gedor Mom.
"Jake, kau sudah bangun?"
Siapa yang tidak bangun kalau pintu kamarnya digedor-gedo
"Ehm, sudah," sahutku dengan suara parau.
"Temanmu datang," kata Mom. "Tobias."
"Tobias?" Kenapa Tobias datang ke rumahku?
"Ini aku," aku mendengar suaranya. "Boleh masuk?"
"Ehm, masuk saja." Aku duduk di tempat tidur dan berkedip-
kedip untuk mengusir kantuk. Pintu kamar terbuka. Aku mendenga
Tobias mengucapkan terima kasih kepada ibuku.
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 39/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Ia berseri-seri. Malah bisa dibilang bersinar-sinar. Tentu saja


tidak benar-benar memancarkan cahaya. Tapi matanya berbinar-bin
wajahnya dihiasi senyum lebar, dan gerak-geriknya penuh semanga
Ia seperti kebanyakan energi, sehingga tidak bisa diam.
"Aku sudah coba," kata Tobias.
Aku berusaha mengatur rambutku yang acak-acakan dengan
mengusap-usapnya. "Apa maksudmu?"
Aku menguap lebar ketika Tobias menjawab.
"Aku berubah jadi Dude, tadi pagi."
Mulutku langsung mengatup. Dude adalah kucing "Hah?"
Tobias memandang berkeliling, seolah-olah takut ada mata-
mata di kamarku. "Aku jadi Dude. Persis seperti yang dikatakan si
Andalite."
Aku menatapnya dengan tercengang.
"Ajaib, benar-benar ajaib: Dan sama sekali tidak terasa sakit.
Ceritanya begini, aku bangun pagi-pagi sekali tadi. Lalu aku
membelai-belai Dude sambil memikirkan kejadian yang kita alami
semalam. Terus kupikir, apa salahnya dicoba?" Ia berjalan mondar-

mandir dengan
sekali bukan penuh
seperti semangat
Tobias yangsambil menjentik-jentikkan
kukenal selama ini. jari. Sa
"Aku bahkan tidak tahu bagaimana aku harus mulai. Jadi
pertama-tama aku memastikan pintu kamarku terkunci rapat-rapat.
Untung saja pamanku masih tidur."
Tobias berasal dari keluarga berantakan. Ia tak pernah
mengenal ayahnya, dan beberapa tahun lalu ibunya meninggalkann
begitu saja. Sejak itu ia bolak-balik antara rumah pamannya di sini
dan rumah bibinya, yang jauh sekali dari kota kami. Paman dan
bibinya tidak rukun, dan tampaknya mereka menganggap Tobias
sebagai beban. Mereka enggan merawatnya. Keduanya tidak peduli
pada Tobias.

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 40/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

"Aku duduk di tempat tidur sambil merenung. Lalu aku mula


berkonsentrasi. Aku membayangkan bagaimana rasanya kalau aku
jadi Dude. Lalu aku melihat tanganku." Ia menatapku sambil nyeng
"Coba tebak apa yang kulihat, Jake?"
Aku menggelengkan kepala. "Mana aku tahu."
"Tanganku mendadak berbulu, Jake. Dan di ujung-ujung jari
muncul cakar. Sayang kau tidak bisa melihat Dude yang asli tadi. D
langsung kalang kabut. Aku terpaksa membawanya keluar kamar
sebelum aku berubah sepenuhnya. Aku sempat dicakarnya." Tobias
mengisap salah satu jarinya yang tergores.
Aku menelan ludah. Wah, urusan ini semakin lama semakin
aneh. "Ehm, Tobias, barangkali kau cuma mimpi?"
"Ini bukan mimpi," jawabnya. Kini ia kembali sebagai Tobia
yang serius. Ia tak lagi cengar-cengir seperti tadi. "Semuanya benar
Jake. Semuanya."
Pandangan kami beradu. Aku segera mengerti maksudnya. Ia
sendiri semula juga menganggap semuanya cuma mimpi buruk. Tap
ini bukan mimpi. Ini kenyataan. Aku memalingkan wajah. Aku tida

mau percayasemuanya.
melupakan bahwa semuanya
Aku ingin benar-benar
menganggapterjadi. Aku ingin
semuanya mimpi bu
belaka yang akan segera berlalu.
"Aku terus berkonsentrasi untuk berubah," ujar Tobias, "dan
setelah beberapa menit, aku... aku bukan diriku lagi."
Ia menatapku tanpa berkedip. "Kau takkan bisa membayangk
bagaimana rasanya, Jake. Menjadi kuc ing rasanya... ehm... entahlah
aku tidak bisa menjelaskannya. Yang pasti, kekuatan kita rasanya
berlipat ganda. Dan kita juga jadi tangkas sekali! Kautahu apa yang
kulakukan? Aku melompat ke atas lemari pakaian. Aku melompat
setinggi satu meter, dan mendarat dengan mulus. Satu meter! Coba
bayangkan betapa tingginya itu untuk seekor kucing. Untuk ukuran
manusia, itu sama dengan melompat setinggi sepuluh meter."
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 41/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Tiba-tiba ia terdiam dan menatapku. "Kau tidak percaya, ya?


ujarnya.
"Begini, Tobias, kadang-kadang kita memang sulit
membedakan kenyataan dan mimpi."
"Kau pikir aku sinting."
Aku merenung sejenak. "Entahlah, Tobias, tapi coba kita pik
baik-baik apa yang telah kaukatakan. Kau bilang kau bisa berubah j
kucing piaraanmu. Kau betul-betul jadi kucing. Terus terang, tidak
masuk akal."
Tobias mengangguk-angguk, lalu tersenyum simpul. "Aku
mengerti, Jake. Kau tetap tidak mau percaya."
"Percaya apa? Bahwa kau bisa berubah jadi kucing? Bahwa
Bumi diserang makhluk berlendir yang hidup dalam otak manusia d
menjadikan mereka budak? Hah! Tentu saja aku tidak mau percaya
"Dan bagaimana dengan si Andalite?" tanya Tobias pelan.
Ucapannya membuatku terdiam. Aku tidak tahu kenapa, tapi
aku enggan menganggap si Andalite tak pernah ada.
Tobias menggamit lenganku. "Coba berdiri di sana."

"Kenapa?
"Aku akanApa yang akan bahwa
membuktikan kaulakukan?"
ini bukan mimpi."
"Tobias...."
"Tunggu saja. Dan jangan teriak."
Jadi aku pun menunggu.
Selama beberapa detik tidak terjadi apa-apa. Tobias cuma
berdiri saja. Aku menatap wajahnya. Matanya... matanya kelihatan
lain. Biji matanya tidak lagi bulat. Dan sepertinya aku melihat
pantulan sinar kehijauan. Rahangnya pun agak manyembul, menon
dari wajahnya.
Kemudian ia mulai mengerut. Perlahan-lahan tubuhnya
mengecil.

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 42/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Kerah bajunya tampak kendur di lehernya. Celananya menja


kepanjangan untuk kakinya. Secara bersamaan muncul bulu—ya,
bulu!—di tangan dan tengkuk dan wajahnya. Bulunya berwarna
kelabu campur hitam, persis seperti bulu Dude.
Entah kenapa, aku tiba-tiba ingin tertawa cekikikan. Habis,
Tobias benar-benar berubah menjadi kucing! Tapi aku sadar begitu
aku mulai tertawa, aku akan tertawa terus-menerus.
Tobias kini lebih mirip kucing daripada manusia. Sepasang
telinga runcing menyembul dari kepalanya. Bulu kumis yang panja
tumbuh di bawah hidung mungilnya yang berwarna pink. Ia
merangkak di Iantai, dan pakaian yang membungkus tubuhnya tam
kedodoran sekali. Ekornya berkedut-kedut. Ya—ekornya.
Mulutku terasa kering kerontang. Jantungku berdegup kenca
Dalam hati aku bertanya-tanya apakah saat ini aku masih tidur.
Tapi kalau ini cuma mimpi, ini mimpi yang meyakinkan sek
Aku berdiri di kamarku sambil menatap kucing berbulu kelab
hitam yang dua menit sebelumnya masih berwujud temanku, Tobia

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 43/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Chapter 8

MOGA-MOGA aku masih tidur," aku bergumam. <Kau tida


tidur.>
"Siapa itu? Kau?" aku bertanya kepada si kucing.
<Kau bisa mendengarku?> Rupanya Tobias sendiri juga hera
"Ya," jawabku hati-hati.
<Aku baru tahu kalau aku bisa memancarkan pikiran seperti
ini,> ujar Tobias. <Persis seperti si Andalite.>
"Barangkali cuma bisa kalau kau lagi... berubah wujud."
Ya ampun, aku bicara dengan kucing! kataku dalam hati.
Padahal tadi kupikir Tobias yang sinting.
Aku bertanya-tanya apakah Tobias sempat mendengar
pikiranku. Aku berkonsentrasi. Tobias, kau bisa mendengarku?
<Yeah,> sahutnya. <Jelas sekali.>

"Apakah kau mendengar


<Tidak. Kurasa pikiranku
bukan begitu sebelum Pikiranmu
cara kerjanya. ini?" tanyaku.
harus
terarah padaku supaya aku bisa mendengarnya. Hei, coba lihat ini.>
Serta-merta Tobias melesat. Ia mendarat persis di depan bola
bisbol bertanda tangan yang tergeletak di sudut kamar. Lompatanny
lebih dari satu meter.
<Wow, seru! Hei, coba tarik tali di lantai biar bisa kukejar-
kejar.>
"Tarik tali? Untuk apa?"
<Kan asyik ngejar-ngejar tali.>
Aku membuka laci meja belajar dan menemukan pita bekas
pembungkus kado ulang tahun. Aku memang kurang rapi

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 44/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

membereskan kamar. Bayangkan. Pita itu bekas ulang tahunku dua


tahun lalu. Tapi masih ada di laciku.
"Bagaimana kalau ini saja?" Kutarik pita itu perlahan-lahan d
lantai, sekitar setengah meter di depan hidung Tobias. Ia mengamb
ancang-ancang, lalu melompat! Ia menerkam pita itu, dan
menggigitnya dengan giginya yang tajam. Kemudian ia berguling-
guling sambil mencakar-cakar pita, seakan-akan tak ada yang lebih
penting lagi di dunia ini.
Aku berusaha menarik pita itu, tapi ia kembali menerkam.
<Hah! Kena!>
"Tobias, apa-apaan ini?"
<Tarik lebih kencang lagi! Ya, begitu! Nah, kena!>
"Tobias, apa-apaan ini?" seruku. "Kau bermain-main dengan
pita plastik!"
Tiba-tiba ia berhenti. Ekornya bergoyang-goyang. Mata
kucingnya menatapku dengan dingin, tapi sekaligus berkesan bingu
<Aku... aku juga tidak mengerti,> ia mengakui. <Rasanya ak
tetap menjadi diriku, tapi aku juga menjadi Dude. Aku ingin menge

pita,
Aku dan
inginaduh, coba kalau
melacaknya. ada tikus degup
Mendengar di sini!jantungnya.
Aku ingin berburu
Mendengartiku
suara langkahnya. Aku akan menunggu saat yang tepat, lalu aku ak
melompat, sambil mengeluarkan cakar...> Ia memperlihatkan
cakarnya yang tajam.
"Tobias, kurasa ada pelajaran yang bisa kita tarik dari sini,"
ujarku. Ternyata dalam waktu singkat aku sudah terbiasa bicara
kepada seekor kucing.
<Pelajaran? Pelajaran apa?>
"Kelihatannya kau sekarang bukan Tobias yang biasa. Kau
memang jadi kucing. Maksudku, kau punya naluri kucing. Kau ing
mengerjakan hal-hal yang diinginkan kucing."

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 45/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

<Ya. Kau benar. Aku merasa seperti dua makhluk yang


digabung jadi satu. Aku bisa berpikir seperti manusia dan seperti
kucing.>
"Lebih baik kau berubah jadi Tobias lagi, deh."
Ia mengangguk. Aneh sekali lho, melihat kucing menganggu
angguk seperti manusia.
<Kau benar.>
Proses perubahan dari kucing menjadi manusia tak kalah ajai
dibandingkan perubahan dari manusia menjadi kucing. Prosesnya
dimulai dengan menghilangnya semua bulu. Kemudian hidung kuc
yang pesek perlahan-lahan menjadi mancung kembali. Dan ekornya
lenyap bagaikan ular tersedot alat pengisap debu.
Dalam sekejap saja aku sudah berhadapan dengan Tobias yan
asli. Ia tampak salah tingkah. Cepat-cepat ia mengenakan pakaiann
"Mudah-mudahan ada cara supaya kita otomatis memakai baju kala
kita jadi orang lagi."
"Kita?"
Ia kembali tersenyum simpul. "Jadi kau belum paham juga,

Jake? Kalau aku bisa berubah,


Aku menggelengkan kau juga
kepala. "Kaubisa."
keliru, Tobias."
Tiba-tiba ia marah. Dicengkeramnya kedua bahuku dan
diguncang-guncangnya. "Kenapa kau tidak mau mengerti, Jake?
Semua ini kenyataan. Semuanya."
Aku langsung mendorongnya. Aku tidak mau mendengar ka
katanya.
Tapi Tobias tetap berkeras. "Jake, ini bukan mimpi. Dan past
ada alasan kenapa si Andalite memberikan kekuatan ini kepada kita
"Oke," sahutku ketus. "Kalau begitu, kau saja yang pakai
kekuatan itu."
"Rencanaku memang begitu," ujarnya. "Tapi kami
membutuhkanmu, Jake. Kau yang paling penting."
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 46/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

"Kenapa?"
Tobias diam sejenak. "Aduh, Jake, masa kau tidak mengerti?
Aku kenal betul kemampuanku. Aku tidak bisa menyusun strategi d
mengatur anak-anak lain. Aku tidak berbakat jadi pemimpin. Tidak
seperti kau."
Aku tertawa mengejek. "Siapa yang mau jadi pemimpin?"
Ia menatapku dengan matanya yang lembut. "Ya, Jake, kau
pemimpin kami. Hanya kau yang bisa menyatukan kita untuk
menghadapi para Pengendali. Kita punya kemampuan untuk berbua
sesuatu. Kita punya kemampuan bergerak tanpa suara seperti kucin
dan... mata yang tajam bagaikan elang, dan penciuman seperti anjin
dan... dan kecepatan seekor kuda atau cheetah. Kita butuh semua itu
untuk melawan para Pengendali."
Aku tetap tidak mau percaya. Aku tetap tidak mau mengakui
bahwa kata-katanya benar.
Tapi aku sadar keadaannya memang begitu.
Aku mengangguk pelan. Aku seakan-akan diminta menyetuj
sesuatu yang mengerikan. Seperti pergi ke dokter gigi. Rasanya aku

mendadak
Aku harus memikul
tahu apa bebankulakukan
yang harus seberat jutaan kilo. "Hmm," aku
selanjutnya.
bergumam, "kalau begitu aku harus cari Homer dulu."
Homer adalah anjingku.

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 47/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Chapter 9

PROSES metamorfosis, alias berubah wujud, ternyata sama


sekali tidak menyakitkan.
Pertama-tama aku membelai-belai Homer. "Aduh, kayaknya
konyol banget deh," kataku kepada Tobias.
"Kau harus konsentrasi. Aku juga begitu tadi. Aku harus teru
membayangkan Dude. Aku memusatkan pikiran untuk berubah jad
dirinya."
"Hmm, begitu. Jadi aku harus bermeditasi untuk jadi anjing?
"Betul. Kau harus memikirkannya. Kau harus punya keingina
berubah."
Dalam keadaan normal, pasti aku menganggap Tobias sudah
sinting. Tapi aku telah melihatnya berubah menjadi kucing. Berarti
kalau Tobias sinting, aku juga sama sintingnya.

Aku
berubah jadimembelai-belai Homer
anjing. Anehnya, sambil
Homer diammembayangkan
saja. Padahal iadiriku
jenis
anjing superaktif eh... hiperaktif. Biasanya ia tak pernah diam sedet
pun. Tapi kini ia seperti sedang tidur. Tidur dengan mata tetap
terbuka.
"Persis seperti Dude," komentar Tobias. "Mungkin proses in
membuat binatang jadi tidak sadar atau semacam itu."
"Dia cuma bingung karena tuannya bersikap seperti orang gi
Aku terus membelai bulu Homer sambil memusatkan pikiran, dan
Homer tetap berbaring diam. "Oke, sekarang bagaimana?" tanyaku
"Sekarang Homer kita keluarkan dulu. Soalnya dia pasti
bingung setengah mati kalau melihat kau berubah jadi dirinya."

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 48/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Homer butuh waktu sekitar sepuluh detik untuk sadar kemba


Setelah itu ia langsung bangkit dan kembali menjadi Homer, si anji
banyak tingkah. Aku segera membawanya ke pekarangan belakang
"Ayo dicoba, dong!" desak Tobias begitu aku kembali ke
kamar. "Pusatkan pikiranmu."
Kutarik napas dalam-dalam. Kemudian kupejamkan mata da
kupusatkan pikiran. Kubayangkan diriku berubah menjadi Homer.
Aku membuka mata. "Wah, payah," ujarku sambil tertawa.
"Kelihatannya aku tidak punya kemampuan seperti kau, Tobias."
Punggung tanganku mendadak terasa gatal, sehingga aku
menggaruknya.
"Jake?" kata Tobias.
"Apa?"
"Lihat tanganmu."
Aku segera menunduk. Dan ternyata tanganku dipenuhi bulu
berwarna jingga.
Aku tersentak kaget. "Ooh! Ooh!" Aku terus menatap tangan
Tapi bulu-bulu itu tidak bertambah lebat maupun panjang.

terhenti"Jangan takut,"
karena kau ujarKau
kaget. Tobias.
harus"Santai saja. Sekarang
memusatkan pikiran."prosesny
"Ya ampun,!" aku memekik. "Tanganku berbulu!"
"Yeah, dan telingamu...," sambung Tobias.
Aku berlari ke cermin di samping lemari pakaian. Telingaku
telah bergeser ke atas dan menjadi lebih besar dari seharusnya.
"Nah, sekarang baru asyik," kata Tobias.
"Asyik? Apanya yang asyik? Ini mengerikan! Lihat saja
tanganku! Tanganku berbulu!"
"Kau tidak punya pilihan," Tobias menanggapi keluhanku.
"Siapa bilang?" sahutku getir. "Tidak ada yang bisa memaks
berubah jadi anjing."

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 49/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Tobias mengangguk. "Memang, tak ada yang bisa memaksam


Lupakan saja apa yang kita lihat semalam. Lupakan saja segala
sesuatu yang kita ketahui. Masa bodoh kalau para Yeerk semakin
merajalela. Anggap saja tidak ada apa-apa. Tapi jangan heran kalau
kita nanti hidup di dunia di mana manusia cuma dijadikan budak
makhluk asing pembunuh."
Oke, tentu saja aku tak mau jadi budak para Yeerk.
"Ayolah," Tobias mendesak.
Aku menelan ludah. Lalu memejamkan mata. Aku
membayangkan Homer, dan membayangkan diriku berubah jadi
dirinya.
Badanku kembali gatal-gatal. Ketika aku membuka mata,
seluruh lenganku sudah penuh bulu. Begitu pula wajahku. Dan
leherku, kakiku, badanku.
Tulang-tulangku... ehm, sakit sih tidak, tapi rasanya aneh sek
Kira-kira seperti kalau kita ke dokter gigi dan kita diberi obat supay
gigi kita tidak ngilu waktu dibor, padahal kita tahu seharusnya kita
merasa ngilu. Nah, begitulah rasanya.

tambahTulang-tulangku mengerut.
panjang dan tumbuh Tapi
menjadi tulang
ekor. Akubelakangku
mendengarmalah
bunyi
gesekan ketika lututku tiba-tiba berbalik arah. Serta-merta aku jatuh
karena tanganku berubah jadi kaki depan. Aku tak lagi bisa berdiri
tegak.
Tanganku sudah tidak bisa disebut tangan ketika menyentuh
lantai. Semua jariku lenyap. Yang tersisa cuma cakar yang pendek
agak melengkung.
Rahangku terdesak maju. Mataku bertambah rapat.
Tobias berdiri dan memiringkan cermin agar aku bisa berkac
Tanpa berkedip aku mengamati bagian terakhir proses
metamorfosis. Seluruh tubuhku sudah tertutup bulu. Ekorku semak
panjang.
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 50/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Aku telah berubah jadi seekor anjing. Wah, ini benar-benar


tidak masuk akal. Tapi nyatanya memang begitu. Aku jadi anjing.
Seharusnya aku ngeri, atau paling tidak waswas, tapi aku ma
sangat gembira. Entah kenapa, perasaan gembira serasa membanjiri
diriku.
Aku menghirup udara melalui hidungku yang panjang dan
wow! Wow! Bau-bauannya. Wah, sulit dibayangkan deh! Aku
mengendus-endus dan langsung tahu Mom sedang memanggang
waffle di dapur. Aku juga tahu tadi Tobias melewati daerah kekuas
anjing jantan besar waktu menuju ke rumahku. Aku mendadak tahu
hal-hal yang tidak bisa kujelaskan dengan bahasa manusia. Rasanya
seolah aku buta seumur hidup dan sekarang mendadak bisa melihat
Aku menghampiri Tobias dan mengendus-endus. sepatunya.
Aku ingin tahu siapa anjing jantan besar tadi. Dari bau yang
menempel di sepatunya, aku mendapat gambaran cukup jelas.
Ternyata Homer mengenal anjing itu. Ia dipanggil Streak oleh
pemiliknya. Ia telah dikebiri, seperti aku. Biasanya ia cuma
berkeliaran di halaman rumah tuannya, tapi kadang-kadang ia lari

dengan menggali
kaleng dan biskuitterowongan di bawah
anjing. Mereknya pagar.Bukan
Purina. Ia diberi
sisamakanan
makanan
manusia, seperti aku.
Informasi itu membuatku semakin gembira. Mau tak mau aku
mulai mengibaskan ekor. Aku menatap Tobias. Ia kelihatan jangku
dan aneh dan serba-kelabu. Tapi aku kurang tertarik untuk melihat.
Mengendus-endus jauh lebih seru.
PENGACAU!
Aku mendengar suara di pekarangan. Seekor anjing! Ada anj
tak dikenal di pekaranganKU! PENGACAU!
Aku berlari ke jendela, memandang keluar, dan menggonggo
sejadi-jadinya.
"Guk! Guk guk! Gukgukgukgukguk!"
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 51/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Aku menggonggong sekeras mungkin. Aku tidak RELA anji


tak dikenal berkeliaran di pekaranganKU!
"Jake, jangan macam-macam," ujar Tobias. "Yang di luar itu
kan Homer."
Homer? Hah? Tapi kan aku....
Aku melipat ekorku di antara kedua kaki belakang. Ada apa
"Jake, dengarkan aku," kata Tobias. "Aku juga begitu tadi
waktu berubah jadi kucing. Otak Homer jadi bagian dari otakmu
sekarang. Kau harus membiasakan diri."
<Tapi... ada anjing di pekaranganKU.>
"Itu Homer, Jake. Kau Jake. Kau cuma menempati tubuh yan
ditiru dari DNA Homer. Homer yang asli ada di luar sana. Kau sen
yang membawanya ke pekarangan. Pusatkan pikiranmu. Kau Jake.
Jake."
Aku menarik napas dalam-dalam. Aduh, bau-bauan yang
kucium! Ada satu bau yang tidak bisa ku...
Pusatkan pikiran, Jake! aku memberi perintah pada diriku
sendiri. Pusatkan pikiran!

Pelan-pelan
berkecamuk dalamaku berhasil menenangkan pikiran anjing yang
benakku.
Jadi anjing ternyata cukup merepotkan. Aku juga baru tahu
anjing itu tidak pernah setengah-setengah. Kalau anjing gembira, ya
gembira. Kalau sedih, ya sedih. Tidak ada istilah agak gembira, ata
agak sedih. Semua seratus persen. Dan kalau kita lapar sewaktu
sedang jadi anjing, kita serasa tergila-gila pada makanan.
Pintu kamarku diketuk. Ya, itu pintu kamarku. Aku sudah sa
lagi siapa aku sebenarnya. Aku Jake. Jake dengan empat kaki, ekor
dan moncong, tapi tetap Jake.
Bunyi pintu diketuk itu terdengar sangat nyaring di telinga
anjingku.

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 52/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

"Jake, apa Homer ada di dalam?" Itu suara Tom, kakakku.


"Mom lagi menelepon, jadi suruh Homer berhenti ribut..."
Tom membuka pintu dan masuk. Ia memandang berkeliling
dengan tampang bingung.
"Siapa kau?" ia bertanya pada Tobias.
"Aku Tobias. Aku teman Jake."
"Dan di mana Jake?"
"Ehh... di sekitar sini," jawab Tobias.
Tom menatapku. Bau Tom agak aneh. Otak anjingku tidak
mengenalinya, tapi yang pasti baunya berbahaya dan membuatku
gelisah. Aku teringat suara tawa menggema. Tawa manusia yang
sempat kudengar semalam, sewaktu si Andalite ditelan bulat-bulat
oleh Visser Three.
"Anjing nakal," kata Tom padaku. "Jangan ribut. Anjing nak
Kemudian ia pergi.
Aku terpukul sekali. Aku bukan anjing nakal. Aku
menggonggong karena ada anjing lain di pekaranganKU. Anjing
nakal? Enak saja! Aku anjing pintar kok. Sambil merintih-rintih aku

merangkak keberlutut
Tobias pojok kamar.
dan menepuk-nepuk kepalaku.
Aku agak terhibur ketika ia menggaruk-garuk belakang
telingaku.

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 53/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Chapter 10

AKU menelepon teman-temanku setelah aku kembali ke wuj


asliku. Tobias pulang, tapi ia berjanji akan menemui kami di rumah
Cassie nanti. Aku sedang menelepon Cassie di dapur ketika Tom
masuk.
"Hei, ke mana saja kau?" tanyanya padaku.
Aku segera menutup gagang telepon dengan sebelah tangan.
"Tobias bilang kau mencari aku tadi."
"Yeah. Habis anjingmu ribut terus sih," sahut Tom. Ia menar
kursi, dan duduk menghadap ke sandarannya.
Aku menatapnya sejenak. Entah kenapa, aku merasa tidak en
bicara dengan Cassie di depan Tom. "Nanti kita ketemu di sana saj
oke?" kataku kepada Cassie. Lalu aku menutup telepon.
Aku berpaling pada Tom. Ia bertubuh leb ih besar dibandingk

aku,
gelap,padahal
bahkanaku sendiri
hampir tidakRambutku
hitam. bisa dibilang kecil.
sendiri Rambutnya lebih
cokelat.
Sejak dulu aku selalu percaya pada Tom. Ia bukan jenis kaka
yang usil, yang suka mengganggu adik-adik mereka. Sejak kecil ka
selalu rukun. Setidaknya sampai setahun lalu. Mulai saat itu kami
tidak terlalu akrab lagi. Antara lain karena Tom bergabung dengan
klub The Sharing. Klub itu punya banyak acara, sehingga Tom ham
selalu sibuk.
Dulu aku selalu menceritakan semua masalahku kepada Tom
biarpun cuma hal-hal sepele. Apalagi masalah besar seperti kejadia
semalam. Tapi sekarang, ketika aku duduk sambil mengamatinya
makan roti panggang, hati kecilku mendadak berbisik, Jangan, ini
rahasia. Tom tidak boleh tahu.
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 54/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Sebagai gantinya, aku malah menceritakan masalah lain.


"Aku, ehm... aku gagal masuk tim lho," ujarku.
"Tim apa?" ia bertanya sambil mengerutkan kening.
"Tim apa? Tim basket. Tim-mu yang dulu."
"Oh. Sayang," sahutnya.
"Sayang?" aku mengulangi. Aku tercengang melihat sikapny
yang tampak tidak peduli.
"Ah, itu kan cuma olahraga," komentar Tom, lalu kembali
menggigit rotinya.
"Cuma olahraga?" Saking bingungnya, aku jadi seperti burun
beo, mengulangi setiap ucapan kakakku. Tom menganggap olahrag
tidak penting? Tidak mungkin. Olahraga kan segala-galanya bagi
Tom. "Agaknya aku tidak berbakat seperti kau."
Tom angkat bahu. "Ehm, aku sendiri juga sudah mengundurk
diri dari tim basket. Beberapa hari lalu."
Aku hampir jatuh dari kursi. "Kau mengundurkan diri?
Mengundurkan diri dari tim basket? Tanpa memberitahu aku?
Memangnya ada apa, sih?"

sewot."Aku sengaja
Begini, Jake, tidak
masihbilang,
banyaksoalnya akulebih
hal yang tahupenting
kau dandaripada
Dad pas
memasukkan bola ke keranjang," katanya dingin. Sorot matanya
berkesan misterius. Aku langsung menebak pasti ada hubungannya
dengan cewek. "Lagi pula," ia menambahkan, "acara The Sharing j
lebih seru. Kenapa kau tidak bergabung saja?"
Aku terheran-heran. Ternyata kami bukan cuma tidak akrab
lagi, melainkan ada jarak antara Tom dan aku.
Setelah mengobrol dengannya, aku keluar untuk memotong
rumput. Itu memang tugasku. Aku mengerjakannya setiap Sabtu.
Selain itu aku juga bertugas membuang sampah. Tugas ini lumayan
merepotkan, sebab keluarga kami ikut program daur ulang.

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 55/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Ketika aku akhirnya selesai memotong rumput dan menyapu


halaman, aku pergi naik sepeda.
Kami semua sudah sepakat berkumpul di rumah Cassie. Rum
pertanian tempatnya tinggal bukan rumah pertanian biasa, walaupu
memang bekas rumah petani. Mereka juga masih memelihara kuda
dan sapi. Tapi gudang jeraminya yang besar dan dicat merah kini
dijadikan Klinik Perawatan Satwa Liar. Ayah Cassie yang
mengelolanya. Mereka merawat binatang-binatang yang cedera.
Binatang apa saja, kecuali binatang piaraan. Selalu ada sejumlah
burung, juga tupai, rusa, cerpelai, dan sebagainya. Kadang-kadang
malah ada kucing hutan, atau musang, atau bahkan serigala.
Ibu Cassie juga dokter hewan, tapi ia bekerja di The Gardens
taman hiburan yang ada kebun binatangnya—atau disebut juga tam
satwa liar. Untung saja Cassie benar-benar menyayangi binatang.
Kalau tidak, ia bakal repot punya orangtua seperti itu.
Aku sendiri punya anjing. Tobias punya kucing. Cassie puny
segala macam binatang, mulai dari marmut sampai beruang kutub.
Aku bersepeda ke rumah Cassie. Marco, Tobias, dan Rachel

sudah menunggu
matahari, berjemurdisambil
depan memejamkan
gudang jerami.mata.
Rachel menghadap
Cassie belum ke ar
kelihatan. Mungkin masih ada tugas yang harus dikerjakannya. Ia
punya berton-ton tugas di rumahnya.
"Hei," aku menyapa teman-temanku.
Rachel membuka mata, lalu langsung menyodorkan koran ke
hadapanku. "Coba baca nih," katanya sambil menunjuk salah satu
artikel.
Aku segera membaca. Artikel itu tidak terlalu panjang. Di sit
ditulis bahwa menurut laporan polisi, telah terjadi gangguan di temp
pembangunan yang terbengkalai semalam. Sejumlah orang mengak
melihat beberapa piring terbang mendarat, diiringi cahaya terang-
benderang.
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 56/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

"Bagus," ujarku sambil menoleh ke arah Rachel. "Jadi polisi


sudah tahu."
"Baca sampai habis, dong," kata sepupuku itu.
Selanjutnya disebutkan bahwa polisi tiba di tempat kejadian
menemukan sekelompok remaja yang sedang bermain kembang ap
Anak-anak muda itu langsung melarikan diri. Polisi berhasil
mengamankan sejumlah kembang api. Juru bicara kepolisian meno
laporan mengenai piring terbang. "Itu hanya ulah anak-anak nakal,"
katanya. "Sama sekali tidak ada piring terbang. Warga sebaiknya
jangan mudah percaya hal-hal yang tidak masuk akal."
"Dia bohong!" seruku.
"Ya! Seratus untuk Jake. Selamat untuk peserta kita yang
beruntung," ujar Marco.
"Sudah baca sampai hab is?" Rachel mendesak.
Aku membaca kalimat terakhir. Dan asal tahu saja, aku
langsung kaget setengah mati. Ternyata polisi menawarkan hadiah
untuk setiap informasi mengenai anak-anak remaja itu.
"Mereka mencari kita," kata Marco.

"Kenapa
bergumam. Tapipolisi... maksudku,
jawabannya sudahkenapa mereka bohong?" aku
cukup jelas.
Marco tertawa mengejek. "Mungkin karena... mereka sudah j
Pengendali?"
"Pasti tidak semuanya," komentar Tobias.
"Kalau polisi saja sudah disusupi Pengendali, bagaimana
dengan orang-orang lain?" tanya Rachel. "Guru-guru? Para karyaw
Koran dan TV?"
"Yang pasti, para guru matematika," Marco berkelakar.
Kami semua memandang berkeliling dengan gelisah, seakan
akan kami sudah dikepung oleh para Pengendali.
"Semula aku menganggap ini semua cuma mimpi," ujar Rach

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 57/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

"Sama," kataku.
Beberapa saat kami terdiam. Kami dihantui perasaan
menakutkan yang sama—perasaan bahwa kami sendirian. Sendirian
menghadapi masalah yang mustahil kami tangani.
Marco yang pertama bicara. "Oke, kenapa kita harus ikut
campur? Lebih baik kita lupakan saja semuanya. Jangan disinggung
singgung lagi deh. Dan jangan gunakan kemampuan metamorfosis.
Kita jalani saja hidup seperti biasa."
Tobias dan Rachel langsung memandangku. Mereka menung
aku mendebat Marco.
"Marco, sebenarnya aku sependapat denganmu...," aku mulai
berkata.
Sekonyong-konyong Marco kehilangan kendali. "Kita bisa
mati, kau tahu!" ia memekik. "Masa kau belum sadar juga? Kauliha
sendiri apa yang terjadi pada si Andalite. Ini bukan permainan, Jake
Ini serius. Serius! Kita semua bisa mati."
Tobias melirik Marco seakan-akan hendak menuduhnya
pengecut. Tapi aku tahu tuduhan itu tidak benar. Marco punya alasa

untuk bersikap seperti itu.


Marco menggelengkan kepala. Dengan suara pelan ia berkata
"Begini, menurutku para Pengendali itu memang brengsek. Tapi ka
sampai terjadi apa-apa denganku... Bagaimana dengan ayahku? Dia
pasti tak sanggup menghadapinya."
Ibu Marco meninggal dua tahun lalu. Ia mati tenggeIam.
Jenazahnya tak pernah ditemukan. Ayah Marco sangat terpukul.
Sampai-sampai ia berhenti dari pekerjaannya sebagai insinyur tekni
industri karena tidak tahan berada di antara orang lain. Sekarang ia
bekerja sebagai petugas kebersihan gedung kantor pada malam hari
Penghasilannya pas-pasan, dan ia hampir tak mampu menanggung
kebutuhan hidup Marco. Ia menghabiskan siang hari dengan tidur a
menonton TV tanpa suara.
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 58/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

"Terserah kalau kalian menganggapku pengecut," ujar Marco


"Aku tidak peduli. Tapi kalau aku sampai celaka, ayahku pasti hanc
Hanya karena aku, dia masih bisa bertahan hidup sampai sekarang.
Aku tidak tahu harus berbuat apa. Mungkin ada baiknya aku
menghampiri Marco dan menepuk punggungnya. Tapi akhirnya aku
berubah pikiran. Aku kenal Marco, dan aku tahu ia pasti akan
memberi komentar pedas kalau aku berbuat begitu.
"Itu Cassie," kata Rachel. Ia memandang ke padang rumput
sambil melindungi matanya dari sinar matahari.
Seekor kuda tampak berlari melintasi rumput. Bulu tengkukn
yang hitam berkibar-kibar karena tiupan angin. Kulihat tak ada yan
menungganginya.
Kuda itu mengurangi kecepatan dan mendekati kami.
Mendadak aku dihinggapi perasaan aneh.
"Cassie dan aku sudah agak lama di sini," Rachel menjelaska
"Dia benar-benar hebat. Coba lihat betapa cepat dia Melakukannya
Kuda itu meringkik pelan. Kemudian ia mulai mengerut.
Matanya yang besar dan cokelat menjadi lebih kecil. Moncongnya

yang panjang berubah menjadi


Kami berhadapan denganmulut manusia.
makhluk setengah kuda setengah
Cassie, yang menatap kami sambil tersenyum lebar. "Hai, semuany
makhluk itu menyapa kami.
Marco langsung jatuh duduk di rumput. Ia belum pernah
menyaksikan proses metamorfosis.
"Jangan panik," ujarku sambil berusaha tetap tenang. "Itu cum
Cassie."
Aku memutuskan untuk bersikap sopan dan mengalihkan
pandangan ke arah lain. Habis, Tobias dan aku dalam keadaan tidak
berpakaian ketika kami kembali ke bentuk manusia. Tapi kulihat
Cassie mengenakan baju biru ketat ketika ia muncul dari wujud kud
Itu semacam baju senam aerobik.
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 59/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Aku mengamati dan menyaksikan sesuatu yang indah. Selam


beberapa detik Cassie bertahan dalam bentuk setengah kuda dan
setengah manusia. Aku jadi teringat pada si Andalite. Lalu aku
menyadari itu memang disengaja. Cassie sedang mengendalikan
proses metamorfosis yang terjadi pada dirinya.
"Wow, Rachel," ujarku. "Kau benar. Cassie benar-benar heb
Tiba-tiba kami mendengar bunyi ban melindas batu kerikil.
Kami semua berbalik dan melihat mobil patroli berwarna hit
putih melaju ke arah kami.
"Awas! Polisi!" seru Tobias.

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 60/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Chapter 11

CASSIE! Cepat berubah!" aku memekik. Mobil patroli itu


mendekat dengan cepat. "Jangan sampai mereka melihat makhluk
setengah kuda setengah manusia."
"Tapi aku harus berubah jadi apa?" Cassie meratap. "Orang a
kuda?" Ia gugup sekali. Berulang kali kedua kaki depannya terangk
dari tanah.
Aku tahu sebabnya. Cassie sedang melawan naluri kuda untu
panik.
"Orang, orang, orang!" kataku. "Ayo, semuanya! Berdiri di
depan Cassie!"
Mobil patroli itu berhenti mendadak. Batu-batu kerikil
beterbangan. Seorang polisi turun, dari mobil. Aku melambaikan
tangan padanya.

"Selamat pagi,"
menyembunyikan ia menyapa kami. "Hei, apakah kalian, ehm.
sesuatu?"
Sebenarnya aku ingin menoleh ke belakang untuk melihat
seberapa jauh Cassie telah berubah. Tapi aku sadar itu salah.
"Menyembunyikan sesuatu?" aku mengulangi.
"Coba minggir semuanya," perintah si polisi.
Kami segera menyingkir. Untunglah Cassie sudah kembali
menjadi manusia utuh.
Polisi itu tampak bingung. Tapi kemudian ia angkat bahu.
Aku menarik napas lega.
"Ada yang bisa kami bantu, Pak?" Rachel bertanya dengan
suaranya yang paling "manis."

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 61/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

"Kami sedang melakukan penyelidikan," sahut si petugas


sambil mengamati Cassie seakan-akan ada yang aneh pada diri
sahabatku itu. "Kami mencari sekelompok anak muda yang memba
kembang api di tempat pembangunan di seberang mall semalam."
Marco mendadak terbatuk-batuk.
"Ada apa dengan dia?" tanya si polisi.
"Tidak ada apa-apa," jawabku.
"Anak-anak itu harus kami temukan," si petugas berkata deng
tegas. "Perbuatan mereka sangat berbahaya. Mereka bisa
mencelakakan diri sendiri atau orang lain. Karena itu mereka akan
kami cari sampai ketemu."
Tiba-tiba aku tahu. Polisi itu salah satu dari mereka. Ia anggo
gerombolan Pengendali. Aku mengamati wajahnya. Tampangnya
biasa-biasa saja. Tapi di dalam kepalanya ada makhluk dari planet
lain—makhluk parasit yang jahat. Di balik matanya yang berkesan
normal tersembunyi sesuatu yang sangat kejam.
"Saya tidak tahu apa-apa," aku berbohong.
Petugas itu menatapku dengan tajam. Aku mulai berkeringat

dingin."Hei," katanya. "Kau mirip sekali dengan pemuda kenalanku


Namanya Tom."
"Itu kakak saya," ujarku. Aku memaksakan suaraku tetap
tenang. Tapi aku tahu yang kuhadapi bukan petugas polisi biasa. Ak
berhadapan dengan salah satu Yeerk. Petugas polisi itu bukan
manusia, melainkan Pengendali-Manusia. Otak manusianya sudah
sepenuhnya diperbudak.
"Oh, jadi kau adik Tom, ya? Hmm, dia anak baik. Aku
mengenalnya di klub The Sharing. Aku salah satu pembina
perkumpulan itu. Kapan-kapan datanglah ke pertemuan kami."
"Yeah, ehm, Tom sudah pernah mengajak saya," kataku.
"Acara kami selalu seru."
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 62/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

"Yeah," kataku sekali lagi.


"Oke, harap hubungi aku kalau kau mendengar. sesuatu tenta
anak-anak di tempat pembangunan itu. Dan asal tahu saja —mereka
mungkin mengarang cerita heboh untuk menutupi kesalahan merek
Tapi kau terlalu cerdik untuk percaya omong kosong seperti itu, ya
kan?"
"O ya, dia jenius," Marco berkomentar.
Akhirnya petugas polisi itu meninggalkan kami.
"Oke, ini peraturan nomor satu," Rachel mengumumkan den
tegas. "Kita tidak boleh menarik perhatian. Kita harus merahasiakan
semuanya. Terutama soal kemampuan metamorfosis."
Cassie tersipu-sipu. "Yeah, perbuatanku memang bodoh. Tap
waw! Berlari di padang rumput seperti tadi, asyik banget lho!"
"Bagaimana kau bisa berubah wujud dengan memakai baju?
tanyaku. "Waktu Tobias dan aku mencoba berubah... ehm, hasilnya
agak lain. Untung saja kau dan Rachel tidak ada disekitar kami."
"Memang perlu latihan," kata Cassie. "Dan bajunya harus baj
ketat. Aku sempat mencobanya pakai mantel. Tapi mantelnya mala

robek. "Musim
Aku tidak tahu tidak
dingin bagaimana jadinya
jadi soal," ujardiMarco.
musim"Sebab
dingin urusan
nanti."
berubah wujud berhenti sampai di sini."
"Mungkin Marco benar," sambung Rachel. "Masalah ini terla
besar untuk kita. Kita cuma anak-anak. Kita harus mencari orang
penting yang bisa kita beritahu. Orang yang bisa dipercaya."
"Tidak ada yang bisa dipercaya," sahut Tobias cepat. "Kita
tidak tahu siapa saja yang sudah dikuasai para Yeerk. Kita pasti cel
kalau menghubungi orang yang salah. Dan dunia bakal kiamat."
"Aku tidak setuju dengan Marco," kata Cassie. "Apa kalian
tidak sadar apa yang bisa kita perbuat dengan kemampuan ini? Siap
tahu kita bisa bicara dengan binatang. Kita bisa membantu
menyelamatkan spesies yang terancam punah."
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 63/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

"Bisa jadi manusia juga termasuk spesies yang terancam nan


gumam Tobias.
"Bagaimana menurutmu, Jake?" tanya Cassie.
Aku angkat bahu. "Entahlah. Marco benar, kita bisa mati
semua. Rachel juga benar, masalah ini terlalu besar untuk anak-ana
seperti kita." Aku terdiam sejenak. Kemudian aku melanjutkan den
berat hati, "Tapi Tobias juga benar. Seluruh dunia terancam bahaya
Dan tak ada seorang pun yang bisa kita percaya."
"Jadi, apa yang harus kita lakukan?" Rachel mendesak.
"Hei, kenapa harus aku yang memutuskannya?" seruku gusar
"Kita adakan pemungutan suara saja," ujar Rachel. "Aku usu
kita berusaha tetap hidup sampai kita dapat SIM," kata Marco.
"Menurutku kita harus memenuhi permintaan si Andalite, ya
bertempur," kata Tobias.
"Hah, sejak kapan kau bisa bertempur?" Marco mencibir.
"Melawan anak-anak berandal di sekolah saja kau tidak sanggup. D
sekarang kau mau melawan makhluk sadis seperti Visser Three? Ya
benar saja!"

Tobias tidak menyahut,


"Aku sependapat dengantapi wajahnya
Tobias," kata memerah.
Rachel sambil
memelototi Marco. "Sebenarnya memang lebih enak kalau tanggun
jawab ini bisa kita lempar kepada orang lain. Tapi nyatanya tidak
bisa."
"Sebaiknya kita jangan terburu-buru mengambil keputusan,"
Cassie menyarankan. "Ini keputusan besar. Ini bukan seperti memil
apakah kita akan memakai rok atau celana jeans."
Aku langsung lega. Untung ada Cassie.
"Yeah, ini harus kita pikirkan matang-matang," ujarku. "Untu
sementara jangan bilang apa-apa kepada siapa pun. Bersikaplah
seakan tidak ada apa-apa."

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 64/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Marco tersenyum puas. Ia pikir dirinya sudah menang. Tapi


tidak yakin. Wajah Tobias masih merah. Diam-diam ia melirik
Rachel, seolah-olah hendak berterima kasih.
Marco ikut pulang bersamaku. Kami mencoba bersikap biasa
biasa saja. Kami mengobrol tentang musim kompetisi bisbol. Kami
berdebat tentang Dead Zone 5, CD-game yang akan kami mainkan
komputerku. Ketika sampai di rumahku, kami sudah kehabisan bah
obrolan.
Kami bermain Dead Zone selama beberapa saat. Tapi kami
sama-sama tidak bisa konsentrasi. Habis, permainan komputer suda
tidak terlalu menarik bagi kami.
Beberapa waktu kemudian Tom masuk ke kamarku. "Hei,"
katanya, "aku mau coba, dong."
Sudah berbulan-bulan Tom tak pernah bermain CD-game
bersamaku.
"Oke." Marco bergeser sedikit dan menyerahkan joysticknya
kepada Tom.
Kami bermain sebentar, dan Tom cukup cekatan. Tapi akhirn

ia bosan
duduk sendiri. Dikembalikannya
bersandar, joystick kepada Marco lalu ia
menonton kami bermain.
"Kalian sudah dengar apa yang terjadi di tempat pembanguna
semalam?" ia bertanya padaku.
Marco tersentak kaget.
"Memangnya ada apa?"
"Beritanya ada di koran," sahut Tom. "Katanya ada anak-ana
yang membakar kembang api di sana. Tapi penduduk yang tinggal
sekitar situ bilang ada piring terbang." Ia tertawa. "Piring terbang, a
ada saja."
Marco dan aku ikut tertawa.
"Yeah. Padahal itu cuma anak-anak yang main kembang api,
ujar Tom.
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 65/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

"Hmm," aku bergumam. Aku berusaha memusatkan perhatia


pada game yang sedang kumainkan.
"Eh, semalam kau ke mall, kan?" Tom bertanya padaku.
"Ya."
"Waktu pulang, kau lewat tempat pembangunan?"
Aku menggeleng. "Tidak."
"Mungkin kaulihat anak-anak di situ?"
"Tidak."
"Aku bukannya berharap mereka dapat masalah," kata Tom.
"Sebenarnya ini malah jadi heboh. Mereka main kembang api, dan
orang-orang langsung takut ada piring terbang."
"Hmm."
"Piring terbang," ia bergumam, lalu kembali tertawa. "Hanya
orang tolol yang percaya piring terbang." Ia mencondongkan badan
arahku. "Kau tidak percaya, kan? Makhluk asing dan piring terbang
dan makhluk hijau dari Mars?"
Hampir saja aku bilang tak ada yang berwarna hijau di antara
makhluk-makhluk semalam. Tapi akhirnya aku cuma berkata, "Ten

saja tidak."
Tom mengangguk, lalu bangkit. "Oke. Eh, Jake, rasanya kita
jarang main bersama belakangan ini."
"Memang," aku membenarkan.
"Sayang sekali," ujar Tom. Ia menjentikkan jari seakan-akan
baru saja mendapat ide. "Ah, aku tahu. Sebaiknya kau bergabung sa
dengan The Sharing. Marco juga."
"Untuk apa?" tanya Marco.
Tom cuma nyengir. "Aku pergi dulu," katanya. Ia menonjok
pundakku. "Sampai nanti. Dan jangan lupa —beritahu aku kalau ka
dengar sesuatu tentang anak-anak yang ada di tempat pembangunan
Ia keluar.
Marco menatapku. "Jake. Dia salah satu dari mereka."
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 66/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

"Apa?"
"Tom. Tom salah satu dari mereka. Kakakmu salah satu
Pengendali."

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 67/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Chapter 12

TINJUKU mendarat telak di pipi Marco.


Ia segera melompat mundur ketika aku melayangkan pukulan
berikut. Pukulanku meleset. Aku kehilangan keseimbangan dan
terjatuh ke lantai.
Marco cepat-cepat menarik selimut dari tempat tidur. Ia
melemparkannya seperti jala, lalu mendudukiku. "Jake, jangan
konyol," katanya.
Aku meronta-ronta untuk menyingkirkannya, tapi ia terlalu
berat, sedangkan tanganku tertahan di bawah selimut. "Cabut
ucapanmu!" aku berseru.
"Tidak!" sahut Marco. "Kau pikir cuma kebetulan dia tiba-tib
sangat tertarik pada kejadian di tempat pembangunan?"
Sebenarnya aku tidak mau mengakuinya, tapi aku tahu ucapa

Marco
kuciumada benarnya.
pada diri TomSekonyong-konyong aku teringat
ketika aku sedang berubah bau yang
jadi anjing. Belum
lagi suara tawa yang sempat kudengar di tempat pembangunan.
Tapi tidak mungkin. Tidak mungkin! Ini Tom, kakakku. Tom
tidak mungkin membiarkan kepalanya dimasuki makhluk busuk ya
penuh lendir. Tidak mungkin.
"Aku akan melepaskanmu—asal kau jangan macam-macam
lagi," kata Marco. "Bisa jadi aku keliru."
Aku berhenti meronta-ronta, dan Marco membiarkanku berd
"Jake, sikap Tom memang mencurigakan."
"Tom bukan salah satu dari mereka! Titik!" sahutku sengit.
"Terserah," kata Marco. "Tapi jangan pukul aku lagi, sebab
nanti aku terpaksa membalas."
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 68/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Sekonyong-konyong terdengar bunyi mengepak di jendela. A


segera menuju ke sana, diikuti oleh Marco.
Ternyata ada burung di luar. Seekor burung besar, sejenis
rajawali atau elang. Burung itu mengepakkan sayapnya ke jendela.
<Hei, buka jendela, dong! Aku tidak bisa melayang terus di
sini!>
Marco membelalakkan mata. Rupanya ia juga mendengarnya
Aku membuka jendela. Burung itu langsung terbang masuk d
mendarat di atas lemari pakaian. Panjangnya lebih dari setengah
meter. Warna bulunya cokelat. Cakarnya kokoh, dan paruhnya
melengkung tajam.
"Ini sejenis elang," ujar Marco.
<Tepatnya elang berbuntut merah,> sahut Tobias.
"Ini kau ya, Tobias?" tanya Marco. "Kupikir kita sudah sepak
kemampuan ini tidak boleh digunakan lagi."
<Aku tidak pernah bilang bahwa aku setuju.>
"Kau harus kembali ke bentukmu yang asli, Tobias," kataku.
"Ingat apa yang dikatakan si Andalite— jangan berubah lebih dari d

jam." Tobias tampak ragu-ragu. Ia memiringkan kepala elangnya d


menatapku tajam. Akhirnya ia melompat ke tempat tidur.
Asal tahu saja, proses perubahan bulu burung menjadi kulit
manusia benar-benar ajaib. Mula-mula semua bulu itu menyatu dan
memudar sampai berwarna putih kemerahan. Bulu-bulu itu seperti
meleleh. Seakan-akan berubah menjadi lilin yang kemudian
dipanaskan.
Paruhnya lenyap dan digantikan bibir manusia. Cakarnya
terbelah lima dan tumbuh menjadi jari kaki.
Di tengah-tengah proses metamorfosis, Tobias berbentuk
gumpalan berwarna putih kemerahan bercampur cokelat. Bulu-bulu
burung masih membayang di punggung dan dadanya. Wajahnya ke
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 69/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

dan sudah mirip wajah manusia, tapi matanya masih menyorot tajam
seperti mata elang. Sepasang lengan kecil menyembul dari bagian
depan dadanya, masing-masing dengan jari kecil seperti jari bayi.
Secara keseluruhan, pemandangan itu tidak bisa dibilang
menyenangkan.
Tapi lambat-laun DNA manusia mulai menyingkirkan DNA
elang, dan Tobias menjadi semakin normal. Kira-kira tiga menit
setelah prosesnya dimulai, Tobias sudah kembali ke wujudnya yang
asli. Ia duduk di ujung tempat tidur, tanpa pakaian.
"Aku belum seahli Cassie," ujarnya malu-malu. "Ada baju ya
bisa kupinjam, tidak?"
Aku meminjamkan celana dan baju padanya, tapi ukuran sep
kami tidak sama.
"Seumur hidup aku belum pernah merasa sesenang tadi," kat
Tobias. Wajahnya berseri-seri. "Aku melayang-layang terbawa ang
termal."
"Apa itu?" tanyaku.
"Angin termal adalah udara hangat yang naik dari permukaan

tanah. Rasanya seolah di


bisa melayang-layang adaketinggian
yang menahan sayap kitaSeperti
satu kilometer. dari bawah.
main Ki
selancar. Kalian mesti coba! Tak ada duanya deh!"
"Tobias, bagaimana caranya kau berubah jadi elang?" tanyak
"Di gudang jerami Cassie ada elang yang cedera," katanya.
"Sebenarnya masih ada burung rajawali, tapi aku lebih suka elang."
"Bagaimana kau bisa terbang kalau elang yang kautiru masih
cedera?" aku terheran-heran.
Marco menggeleng-gelengkan kepala. "Makanya, Jake, janga
tidur melulu kalau ada pelajaran biologi. DNA tidak ada hubungan
dengan cedera. DNA tidak terpengaruh sayap yang patah."
Komentar Marco tidak kugubris. "Untung saja kau tidak
kepergok ayah Cassie."
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 70/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

"Dia sedih sekali," ujar Tobias.


"Siapa yang sedih? Ayah Cassie?"
"Bukan, burung elang itu. Dia tahu orang-orang di sekeliling
tidak bermaksud buruk, tapi dia tidak tahan dikurung dalam sangka
selama sayapnya belum sembuh." Sorot mata Tobias meredup.
"Kasihan sekali kalau burung harus mendekam dalam sangkar.
Burung seharusnya terbang bebas."
"Yeah, bebaskan burung-burung," Marco berkomentar sinis.
"Aku akan membuat stiker untuk ditempel di bumper mobil."
"Kujamin kau takkan sinis begitu kalau kau sudah pernah
terbang," sergah Tobias kesal. "Berubah jadi kucing memang asyik
Tapi jadi elang! Kita merasa benar-benar bebas."
Belum pernah aku melihat Tobias segembira ini. Habis,
keadaan di rumahnya tidak bisa dibilang bahagia. Tiba-tiba aku sep
mendapat firasat....
Aku mengulangi peringatanku. "Jangan berubah lebih dari du
jam, oke? Jangan lupa waktu!"
Tobias tersenyum. "Yeah. Aku tidak punya jam, tapi dengan

mata elang
ratusan akudibisa
meter melihatRasanya
bawahku. jarum jam di tangan
seperti... orang
seperti jadiyang berada
Superman
Kita bisa terbang, dan pandangan kita mendadak tajam sekali."
"Tadi burung, sekarang Superman," Marco bergumam.
"Aku sengaja berubah jadi burung supaya aku bisa mengama
keadaan dari atas. Siapa tahu aku bisa menemukan sesuatu," ujar
Tobias. "Aku mencari sesuatu yang mungkin merupakan kolam
Yeerk."
Rasanya aku pernah mendengar istilah itu. Aku ingat Visser
Three sempat menyinggung soal "kolam Yeerk." "Apa itu?" aku
bertanya pada Tobias.

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 71/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

"Itu tempat tinggal Yeerk dalam keadaan alami. Tiga hari sek
setiap Yeerk harus meninggalkan tubuh induk semangnya dan masu
ke kolam Yeerk untuk menyerap zat gizi. Terutama sinar Kandrona
Marco dan aku berpandangan dengan curiga. Kami tidak tahu
apa-apa tentang ini.
"Aku diberitahu si Andalite," Tobias menjelaskan. "Waktu d
menyuruh kita lari, aku sempat terpaku beberapa detik. Mungkin
karena aku terlalu ngeri."
Aku menggelengkan kepala. Aku tahu alasan sesungguhnya.
Tobias tidak tega meninggalkan si Andalite seorang diri.
"Nah, waktu itulah aku diberi... ehm, mungkin bisa disebut
gambaran. Informasi. Setumpuk informasi. Semuanya sekaligus da
tumpang tindih. Aku belum sempat memilahnya. Tapi aku tahu soa
kolam Yeerk dan Kandrona."
Marco memberi isyarat agar Tobias tutup mulut sebentar. "A
mau periksa pintu dulu," katanya. Ia berjalan ke pintu dan menginti
ke koridor. "Oke, aman," ia melapor.
Tobias menatap Marco sambil mengerutkan kening. "Tom,"

ujar Marco. "Dia


"Jangan carisalah satu dariaku
gara-gara," mereka."
langsung menghardik. "Tom bu
Pengendali."
"Pokoknya, kita harus hati-hati," kata Tobias. Ia merendahka
suaranya. "Kandrona adalah alat yang menghasilkan partikel
Kandrona. Semacam matahari mini para Yeerk yang bisa dibawa-
bawa. Para Yeerk butuh partikel Kandrona untuk bertahan hidup, k
kira seperti manusia butuh vitamin. Partikel Kandrona ini dipancark
dari mana pun Kandrona-nya berada, lalu dikumpulkan dalam kolam
Yeerk. Tiga hari sekali setiap Yeerk harus meninggalkan tubuh yan
ditumpanginya dan masuk ke kolam itu. Setelah menyerap cukup
banyak partikel, mereka kembali ke tubuh induk semang."

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 72/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

"Tapi kenapa kau harus terbang seperti Superman?" tanyaku.


"Ehm, kedengarannya memang konyol, tapi kupikir kolam
Yeerk bisa tampak dari atas." Tobias memaksakan senyum. "Aku
melihat banyak kolam renang dan beberapa telaga. Kalau kita berad
di atas sana, kita baru sadar bahwa ada telaga dan danau dan sungai
mana-mana. Tapi aku tidak menemukan sesuatu yang mencurigaka
"Bagaimana kalau kau berhasil menemukan kolam Yeerk?
Bagaimana kalau begitu?" Marco bertanya dengan sengit.
"Kita ledakkan saja," sahut Tobias.
"Salah," kata Marco. "Kita sudah memutuskan untuk tidak
terlibat."
"Bukan, kita memutuskan untuk tidak mengambil keputusan
dulu," kataku.
"Aku sudah mengambil keputusan," ujar Tobias.
"Hah, si penakut tiba-tiba mau jadi pahlawan," Marco menci
Kali ini Tobias tidak tersipu-sipu. "Mungkin kali ini aku
menemukan sesuatu yang patut diperjuangkan, Marco."
"Membela diri saja kau payah," balas Marco.

"ItuSebelum
Andalite. dulu," jawab Tobias
dia mati pelan.
karena "Sebelum
berusaha aku ketemu si
menyelamatkan kita. A
tidak bisa diam saja. Aku tidak rela dia mati sia-sia. Jadi, apa pun
keputusan kalian nanti, aku tetap akan bertempur."

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 73/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Chapter 13

AYO kita cari kolam Yeerk itu sampai ketemu," kata Tobias
"Setelah itu kita ledakkan, biar makhluk-makhluk busuk itu mati
semua."
Semula kusangka Marco akan menolak dengan tegas. Tapi
Marco cukup cerdik. Ia tahu Tobias berhasil mempengaruhiku deng
ceritanya mengenai si Andalite. Karena itu Marco cuma memaksak
senyum.
"Masih ingat polisi tadi, yang begitu bersemangat mencari
anak-anak di tempat pembangunan? Polisi yang kemungkinan besa
sudah jadi Pengendali?" ia bertanya.
"Ada apa dengan dia?"
"Hmm, coba kita lihat. Dia mengajakmu bergabung dengan T
Sharing, ya kan? Lalu Tom datang. Dan tiba-tiba dia sangat tertarik

pada kejadian
itu? Tom juga di tempat pembangunan.
mengajakmu Dan apaThe
bergabung dengan yang terjadi setelah
Sharing."
Tobias mengangguk-angguk. "The Sharing mungkin
perkumpulan para Pengendali."
Marco tersenyum. Ia memang sahabat karibku, tapi kadang-
kadang ia membuatku benar-benar jengkel. "Sudah hampir pasti po
itu salah satu Pengendali. Dan aku tidak peduli kau mau bilang apa
Jake, kurasa Tom juga. Jadi, begini keadaannya. Kau tetap bertekad
melawan para Yeerk?" Marco bertanya padaku. "Oke. Coba kita lih
seberapa kuat tekadmu kalau ternyata kakakmu sendiri yang harus
kauhancurkan."
Aku tersentak kaget.

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 74/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

"Nah, bingung, kan? Ini bukan permainan video," Marco


melanjutkan. "Ini dunia nyata. Dan kau tidak tahu apa-apa tentang
dunia nyata, Jake. Kau belum pernah kena musibah. Kau hidup dala
keluarga bahagia. Seperti aku dulu."
Suaranya bergetar. Baru kali ini ia menyinggung soal kemati
ibunya.
Aku menyadari ia benar. Aku memang tidak tahu apa-apa
tentang dunia nyata. Aku tidak mengenal dunia nyata yang harus
dihadapi Marco —dan Tobias.
"Jadi, mungkin lebih baik kita tidak ikut campur," ujar Marc
"Biar orang lain saja yang melawan makhluk-makhluk ini. Aku
bukannya tidak kasihan pada si Andalite, tapi di keluargaku sudah
cukup banyak kematian."
"Jangan," kataku tiba-tiba. Aku sendiri terkejut. "Si Andalite
punya maksud tertentu waktu membagikan kemampuan metamorfo
kepada kita. Ia memberikannya bukan supaya kita bisa bersenang-
senang jadi anjing atau kuda atau burung, tapi karena ia berharap ki
mau berjuang."

"Kalau
mungkin salahbegitu, kau harus
satu musuh yangsiap menghadapi
harus kenyataan
kita lawan," Marco Tom
berkomentar. "Barangkali kau harus menghancurkan kakakmu
sendiri."
"Ya," sahutku. Tenggorokanku seperti tersekat. "Mungkin itu
yang akan terjadi. Mungkin juga tidak. Tapi pertama-tama kita haru
mencari informasi tambahan. Dan kupikir cara yang terbaik adalah
dengan datang ke pertemuan The Sharing. Nanti malam. Aku akan
menghubungi yang lain. Kalau ada yang mau ikut, silakan. Marco,
kalau kau tidak mau ikut, ya tidak apa-apa."
Marco tampak bimbang. Ia menatap Tobias sambil
memicingkan mata. Tapi akhirnya ia berkata, "Oke, aku ikut. Tapi
cuma untuk lihat-lihat."
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 75/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Aku menelepon yang lain. Rachel langsung setuju. Cassie


seperti biasa minta waktu untuk berpikir dulu, tapi ia kemudian jug
bersedia ikut.
Aku memberitahu Tom bahwa kami ingin mengikuti pertemu
The Sharing. Aku dan Marco dan Rachel dan Cassie. Kami sudah
sepakat Tobias juga akan hadir, hanya saja dalam bentuk lain.
"Kebetulan malam ini ada pertemuan istimewa," Tom berkat
penuh semangat. "Kami mau membuat api unggun di pantai. Dan a
pertandingan bola voli-pantai segala. Tanpa lampu, biar lebih seru.
Pokoknya ramai, deh. Perkumpulan ini asyik sekali lho. Kalian past
suka."
Kalau mendengar cerita Tom, rasanya tidak mungkin The
Sharing ada hubungan dengan para Yeerk. Aku tidak bisa
membayangkan Visser Three atau sekelompok makhluk Taxxon
berjumpalitan di pasir untuk mengejar bola voli.
Aku mulai merasa kami semua terlalu curiga. Kedengaranny
The Sharing tidak lebih dari semacam perkumpulan pramuka untuk
cowok-cewek.

mobil Karena
bersamapantainya
Tom. Kamitidak jauh, kami
memilih jalanmemutuskan tidakTobias
kaki. Mula-mula ikut na
berjalan bersama kami, tapi ketika kami hampir sampai, ia
memisahkan diri dan menyusup ke balik bukit pasir yang gelap.
Beberapa menit kemudian kami melihat seekor elang mengangkasa
Pada malam hari hanya sedikit angin termal, sehingga ia terpaksa
menggunakan tenaganya sendiri untuk terbang. Tapi dalam waktu
singkat ia sudah melayang jauh di atas kami, sampai akhirnya hilan
dari pandangan.
"Kapan-kapan aku juga mau coba," ujar Cassie. "Kelihatanny
asyik sekali."
"Yeah," aku membenarkan. Di depan aku melihat api unggun
menyala terang di pantai yang gelap. Orang-orang tampak berkump
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 76/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

di sekelilingnya. Ada yang bermain-main, ada yang mengobrol, ada


juga yang makan. Anak-anak dari sekolah kami. Orang-orang dewa
Orang-orang yang tidak kukenal.
Masa semuanya Pengendali? aku bertanya dalam hati.
Bagaimana aku bisa tahu? Dan apakah kakakku sendiri salah satu d
mereka?
Setelah satu jam di pantai, aku yakin kami memang sudah
sinting. Orang-orang ini pasti bukan makhluk asing. Kami ikut
bermain bola voli. Tom dan aku satu tim. Kami makan daging
panggang yang telah mereka siapkan. Suasananya serba asyik.
Pasir masih terasa hangat. Udara malam cukup dingin, tapi
kami tetap nyaman di dekat api unggun.
"Sekarang kau mengerti kenapa aku senang jadi anggota klub
ini?" tanya Tom padaku.
"Memang asyik," jawabku. Aku memandang berkeliling,
mengamati orang-orang yang sedang bergembira ria. "Aku tidak
menyangka suasananya bakal seperti ini."
"Hmm, ini belum semuanya," kata Tom. "Kami bukan sekad

bersenang-senang di sini.
Kalau kau sudah jadi The penuh."
anggota Sharing masih punya banyak acara.
"Bagaimana caranya jadi anggota penuh?"
Tom tersenyum misterius. "Oh, ada aturannya. Sebelumnya k
harus melewati masa percobaan dulu. Setelah masa percobaan, para
pemimpin akan memutuskan apakah kau bisa diterima sebagai
anggota penuh. Kalau kau sudah jadi anggota penuh... rasanya selur
dunia berubah."
Pada saat itu terjadi sesuatu yang aneh. Aku sedang menatap
Tom, dan ia tersenyum padaku. Tiba-tiba wajahnya mulai berkedut
kedut. Kepala Tom seperti ditarik ke samping, seakan-akan ia hend
menggelengkan kepala tapi tidak bisa. Sepintas lalu sorot matanya
berubah—ia tampak ngeri atau... entahlah. Ia terus menatapku, dan
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 77/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

aku merasa seperti ada orang lain, orang yang ketakutan, di balik m
itu.
Lalu ia kembali normal. Atau lebih tepatnya, kembali ke
keadaan semula.
"Aku harus pergi sebentar," katanya. "Para anggota penuh m
mengadakan pertemuan terpisah. Kalian tunggu saja di sini. Daging
panggangnya masih banyak, kok. Asyik, kan, di sini?"
Lalu ia pun menghilang dalam kegelapan malam. Aku seras
baru menelan kawat duri.
Marco dan Cassie menghampiriku. Mereka habis main Frisb
bersama anak-anak lain di tepi pantai. Marco tertawa gembira.
"Oke," ujarnya, "ternyata aku keliru. Ini cuma kumpulan oran
biasa yang lagi bersenang-senang. Dan Tom bukan salah satu
Pengendali."
Aku tidak tahu apakah aku harus tertawa atau menangis. Mar
keliru.
Aku tahu kenapa sorot mata Tom berubah tadi— ia berusaha
memperingatkanku. Aku tidak tahu bagaimana caranya, tapi ia

berhasil
sebelum mengambil alih kendali
Yeerk di dalam atasmerampasnya
kepalanya wajahnya selama sedetik,
kembali.
Tom—Tom yang asli, bukan makhluk Yeerk yang bercokol
dalam otaknya—telah berusaha memperingatkanku.

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 78/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Chapter 14

ADA pertemuan terpisah," aku memberitahu teman-temanku


"Untuk para anggota penuh. Aku jadi ingin tahu apa saja yang mere
bicarakan." Aku berusaha agar suaraku terdengar biasa, tapi
sebenarnya pikiran dan perasaanku kacau-balau.
"Tadi ada serombongan orang yang menuju ke sana," ujar
Rachel sambil menunjuk.
"Barangkali kita bisa mengintai mereka dari dekat," kataku.
"Ada apa, sih?" tanya Marco. "Kupikir kita sudah sepakat
bahwa tidak ada yang aneh di sini."
Cassie menjawab, "Justru semuanya aneh. Masa kau tidak
merasakannya?" Ia menggigil. "Coba perhatikan para anggota penu
Semuanya begitu ramah. Begitu manis. Saking normalnya, sikap
mereka malah jadi tidak normal. Dan mereka terus-menerus

mengawasi kita.mengincar
kelaparan yang Mereka mengawasi kita seperti... seperti anjing
sepotong tulang."
"Cassie benar," ujar Rachel. "Suasananya seperti kalau kita
mengumpulkan sekelompok cheerleader dan guru olahraga, lalu
menyuruh mereka minum sepuluh cangkir kopi."
"Hmm, benar juga," Marco mengakui. "Orang-orang ini
memang terlalu gembira. Dari tadi ada saja yang bercerita bahwa
semua masalahnya mendadak lenyap setelah mereka jadi anggota
penuh The Sharing. Ini seperti semacam sekte atau sejenisnya."
"Aku akan ikut pertemuan rahasia mereka," kataku. Aku ben
benar penasaran. Aku harus mendapatkan jawaban yang pasti.
"Pertama-tama kita harus menjauhi api unggun. Satu per satu, biar

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 79/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

mereka tidak curiga. Nanti kita berkumpul di balik pos penjaga pan
di sana."
"Bagaimana caramu bisa ikut pertemuan itu?" tanya Marco.
"Mereka takkan curiga kalau ada anjing keluyuran di pantai,"
jawabku.
"Anjing? Ya ampun," keluh Marco.
"Ide bagus," ujar Cassie. "Sebenarnya aku juga mau, tapi aku
baru bisa berubah jadi kuda. Mereka pasti heran melihat kuda di sin
Aku memandang berkeliling untuk memastikan tidak ada yan
bisa melihat kami. Lalu aku melambaikan tangan ke atas. Beberapa
detik kemudian Tobias meluncur dari langit malam yang bertaburan
bintang. Ia mendarat di pos penjaga pantai.
<Ada apa?>
"Para anggota penuh mengadakan pertemuan sendiri," aku
memberitahunya. "Kautahu di mana mereka berkumpul?"
<Tentu saja. Dengan mata elang ini aku bisa melihat tikus-tik
yang berkeliaran di rumput. Hmm, kelihatannya lezat sekali.>
"Tobias! Jangan macam-macam. Kau tidak perlu makan tiku

hanya
bangkaikarena kau yang
binatang sedang jadi elang.
terlindas Bisa-bisa
mobil di jalan kau mulai makan
raya."
Ia diam saja. Mungkin ia tersinggung. Atau, lebih gawat lagi
mungkin juga ia tidak tersinggung. Saking kebalnya.
"Di mana mereka berkumpul?" tanyaku.
<Kira-kira seratus meter dari sini. Di sebuah cekungan yang
dikelilingi bukit pasir. Tapi ada beberapa orang yang ditempatkan
sebagai penjaga.>
Aku mengangguk. "Oke, Tobias, terima kasih. Kau sudah leb
dari satu jam jadi elang. Sebaiknya kau kembali jadi manusia lagi."
<Enak saja,> sahutnya. <Aku masih ingin mengawasi merek
dari atas.>

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 80/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

"Jangan!" kataku tegas. "Kau harus berubah sekarang juga.


Tugasmu sudah selesai."
<Ehm, ada masalah kecil, nih... aku tidak pakai baju.>
"Pakaianmu dibawa Marco dalam tas. Rachel dan Cassie aka
menoleh ke arah lain sementara kau berubah."
Cassie tersenyum lebar. "Wah, rupanya anak-anak cowok ma
perlu latihan."
Tobias masih berusaha mengulur-ulur waktu. <Aku segan jad
orang lagi. Rasanya seperti harus kembali ke penjara. Aku tidak ma
kehilangan sayapku.>
"Tobias, masih banyak kesempatan untuk berubah jadi elang
lagi," Rachel membujuknya. "Sudahlah, kalian berdua jangan buan
buang waktu. Aku akan menengok ke tempat lain, supaya kalian tid
malu."
Aku menarik napas dalam-dalam. Ini baru kedua kalinya aku
berubah wujud. Aku tetap merasa konyol membayangkan diriku m
berubah jadi anjing. Tapi ketika aku konsentrasi, badanku mulai ga
gatal lagi. Teknologi si Andalite mulai membangkitkan DNA Hom

dan aku punsaat


Pada mulai berubah.
yang sama aku melihat jari bermunculan di kedua
ujung sayap Tobias.
"Jangan terbawa sifat anjingmu nanti," Cassie mewanti-want
"Jangan sampai kau malah sibuk mengejar kucing atau binatang lai
Kau harus berusaha mengendalikan diri."
Aku hendak menyahut, "Ya, aku tahu," tapi yang terdengar
cuma, "Guk, gukguk!" Perubahanku sudah terlalu jauh. Aku tidak b
lagi menjawab dalam bahasa manusia.
Karena itu kupancarkan jawabanku melalui pikiran. <Ya, aku
tahu, Cassie. Jangan kuatir.>

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 81/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

"Tapi aku kuatir," balasnya pelan. Kutempelkan hidungku ya


dingin ke tangannya, dan ia menepuk-nepuk kepalaku. Kemudian a
berlari melintasi pasir.
Peringatan Cassie memang beralasan. Bukit-bukit pasir, debu
ombak, celoteh burung-burung laut dalam sarang-sarang
tersembunyi—semuanya begitu menarik bagiku sebagai anjing.
Aku mendengar suara napas di tengah-tengah rumput liar, da
tiba-tiba sesosok tubuh melesat secepat kilat di depan mataku!
Sebelum aku sempat berpikir, aku sudah lari mengejarnya. Sosok it
berkelit-kelit.
Mungkin tikus tanah. Aku tidak tahu pasti, sebab sosok itu
keburu masuk ke lubang di pasir.
Penuh semangat aku mulai menggali, tapi kemudian otak
manusiaku mendadak sadar. Hei, Jake, bukan ini yang harus
kaulakukan. Berhenti!
Aku memaksakan diri untuk menuju ke tempat pertemuan
rahasia. Samar-samar terdengar suara orang. Aku mulai mendekat
sambil merangkak, tapi akhirnya aku sadar perbuatanku konyol sek

Anjing tidak merangkak.


terus bersikap Anjing
seperti "anjing cuma berjalan
mata-mata," atau berlari.
orang-orang malah Kalau
curiga
Karena itu aku berjalan seakan-akan tanpa tujuan, seperti anj
yang keluyuran di malam hari. Lidahku menjulur keluar. Sesekali a
mengibaskan ekor. Hanya ada satu hal yang perlu kujaga —aku tida
boleh terlalu berdekatan dengan Tom. Bagaimanapun juga,
tampangku persis seperti Homer.
Bagi orang yang tidak tahu rahasiaku, aku memang Homer.
Aku mulai menghampiri lokasi pertemuan. Tempat itu
dikelilingi bukit-bukit pasir yang tinggi. Ada sekitar dua puluh sam
tiga puluh orang berkumpul di situ. Sayangnya mata anjingku kuran
berguna dalam gelap.

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 82/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Tapi aku bisa mendengar mereka. Segala macam suara


terdengar jelas sekali. Bunyi yang kemungkinan besar luput dari
pendengaran manusia, kini mendadak bisa membuat telingaku peka
Penciumanku juga bertambah tajam. Dalam keadaan biasa,
sebagai manusia, aku kurang memperhatikan bau-bauan. Tapi begit
aku membiarkan sifat-sifat anjing dalam diriku bangkit, hidungku
langsung bisa menggantikan mataku.
Aku mendengar suara Tom. Dan aku mencium berbagai bau
yang menandakan ia tidak terlalu jauh dari tempat aku berdiri.
Di dekatku ada penjaga, tapi orang itu cuma sepintas lalu
menatapku, lalu segera menoleh ke arah lain. Tak ada yang peduli
pada anjing yang keluyuran di malam hari.
Aku mulai sadar kenapa si Andalite memberikan kemampuan
metamorfosis kepada kami. Dalam wujud binatang, kita bisa
melakukan hal-hal yang tidak mungkin kita lakukan sebagai manus
Aku mendapat kesan para anggota masih menunggu seseoran
Aku mendengar Tom berkata, "Dia pasti datang sebentar lagi. Nah,
dia."

langkahAku mendengar
mendekat. Akuorang-orang
maju sedikit,berbisik-bisik. Lalu adadisuara
tapi tetap berlindung daera
gelap.
"Semua harap diam. Kita punya masalah," sebuah suara
berkata.
Suara itu! Aku kenal suara itu. Suaranya sama dengan suara
yang kudengar di tempat pembangunan. Waktu itu suara tersebut
berkata, "Cukup bawa kepalanya saja. Berikan padaku supaya kita
bisa mengidentifikasinya."
Aku maju sedikit lagi. Aku berusaha keras agar dapat meliha
orang itu dengan mata anjingku. Tapi akhirnya, ketika ia menoleh k
arahku, aku melihatnya. Ternyata aku mengenalnya. Aku melihatny
setiap hari di sekolah.
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 83/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Orang itu tak lain dari Mr. Chapman, wakil kepala sekolah
kami.
Wakil kepala sekolahku ternyata salah satu Pengendali.
"Masalah nomor satu. Kita tetap belum berhasil menemukan
anak-anak brengsek yang ada di tempat pembangunan," kata
Chapman. Nada suaranya ketus. "Mereka harus ditemukan. Ini
perintah Visser Three. Ada yang punya petunjuk?"
Sesaat tak ada yang menyahut. Tapi kemudian terdengar suar
lain, suara yang sangat akrab di telingaku.
"Kemungkinannya banyak sekali," ujar Tom. "Tapi salah sat
dari mereka mungkin adikku, Jake. Aku tahu ia kadang-kadang
mengambil jalan pintas lewat tempat pembangunan. Karena itulah a
membawanya kemari malam ini. Supaya ia bisa dijadikan anggota
kita... atau dibunuh sekalian."

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 84/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Chapter 15
DIJADIKAN anggota... atau dibunuh.
Aku seperti disambar petir.
Sekarang terbukti bahwa Tom telah berubah menjadi
Pengendali-Manusia. Ia dikuasai makhluk busuk berlendir dari plan
lain yang bercokol dalam otaknya. Bukan Tom yang berbicara
denganku tadi, melainkan makhluk Yeerk keparat yang telah
merampas jiwa dan raga Tom.
Kakakku telah menjadi salah satu dari mereka. Begitu pula
Chapman.
Mereka ada di mana-mana. Di mana-mana! Apa yang bisa ka
lakukan untuk menghentikan mereka? Apa yang bisa kami perbuat?
Kalau mereka sanggup merampas Tom, merampas kakakku sendiri
bagaimana mungkin aku menghentikan mereka? Ini tidak masuk ak
Marco benar.
Seandainya aku berwujud manusia saat itu, aku pasti sudah
putus asa. Tapi anjing tidak mengenal perasaan putus asa. Pikiran
Homer yang lugu dan gembiralah yang menyelamatkanku. Beberap

saat akuAku
anjing. membiarkan sifat manusiaku
enggan berpikir. terbenam
Aku enggan di bawah
kembali menjadinaluri
manusia
Aku cuma keluyuran di antara bukit-bukit pasir sambil
mengendus-endus di sana-sini.
Tapi aku sadar ada tugas yang harus kulaksanakan. Setelah
beberapa waktu aku menyingkirkan kebahagiaan sederhana seekor
anjing, dan memaksa diri menghadapi kenyataan pahit.
Aku menunggu dan kembali menguping pembicaraan di tem
pertemuan. Tapi karena pikiranku masih kacau-balau, aku kurang
memperhatikan isi pembicaraan mereka. Kata-kata "dijadikan
anggota... atau dibunuh" masih terus terngiang-ngiang di telingaku.
Hal lain yang terekam dalam benakku adalah percakapan To
dengan seseorang—salah satu Pengendali.
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 85/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Mereka membahas jadwal kunjungan ke kolam Yeerk. Tom


bercerita bahwa ia baru dari sana, dan ia merasa segar sekali. Senin
malam ia akan kembali lagi.
Ucapan itu berasal dari makhluk asing di kepalanya. Yeerk
yang menguasai Tom perlu kembali ke kolam Yeerk.
Kemudian aku mendengar suara lain. Cassie!
Cepat-cepat aku menyelinap ke balik bukit pasir agar dapat
mendekat tanpa terlihat. Aku mendengar suara Cassie —dan suara l
yang tidak segera kukenali.
Rupanya si petugas polisi. Petugas yang sempat mendatangi
kami di rumah Cassie.
"Hei, sedang apa kau di situ?" ia bertanya.
"Saya lagi mencari kerang," sahut Cassie.
"Ini pertemuan tertutup untuk para anggota penuh," si petuga
polisi berkata ketus. "Kau tidak boleh ada di sini. Mengerti?"
"Ya, Sir, saya mengerti," ujar Cassie penuh hormat.
Aku sampai di suatu tempat di mana aku bisa melihat mereka
Tapi seperti kukatakan tadi, penglihatan anjing tidak seberapa tajam

SemuaPetugas
tampakpolisi
kaburitu
dan serbakelabu,
menatap Cassiepersis gambar
dengan tajam.TV lama.
Cassie
mencoba bersikap biasa, tapi aku bisa mencium bahwa ia ngeri.
"Oke, pergilah," kata si polisi akhirnya. "Tapi aku akan
mengawasimu. Kembalilah ke api unggun."
Cassie membalik dan pergi secepat mungkin. Aku mengejarn
Ia sempat kaget ketika aku tiba-tiba muncul di sampingnya.
"Oh, kau," ujarnya.
<Yeah. Hampir saja kau dapat masalah besar tadi. Kenapa ka
ada di situ?>
Cassie angkat bahu. "Aku cuma mau memastikan kau tidak a
apa."
<Aku justru lebih aman daripada kau,> sahutku.
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 86/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Kami kembali ke tempat Rachel, Marco, dan Tobias menung


Tapi aku enggan kembali ke tubuh manusiaku. Jika aku tetap sebag
anjing, dalam beberapa menit saja aku akan lupa bahwa otak
manusiaku sedang sedih. Kalau saja ada yang mau melemparkan
tongkat ke laut supaya aku bisa mengejarnya. Aku pasti akan gemb
kalau bisa bermain air dan menguber-uber tongkat.
Sekarang aku mengerti kenapa Tobias tidak ingin meninggal
tubuh elangnya. Menjadi binatang adalah cara jitu untuk melupakan
segala masalah dan kesusahan kita.
Aku mulai berubah ke wujudku yang asli. Cassie dan Rachel
memalingkan wajah dan memandang ke arah laut.
Setelah kembali menjadi Jake, aku berkata, "Marco, kau ben
Tom memang salah satu Pengendali."
Kali ini Marco tidak gembira mendengar dugaannya terbukti
benar.
Aku menceritakan ucapan Tom kepada Chapman, bahwa aku
diajak kemari untuk diperbudak atau dibunuh.
"Tunggu dulu. Chapman juga salah satu dari mereka?" tanya

Rachel
si wakilsambil
kepalamembelalakkan
sekolah?" mata. "Chapman kita? Mr. Chapman
"Dia malah termasuk pemimpin di sini," ujarku. "Dia ada di
tempat pembangunan malam itu. Dialah yang mengatakan bahwa s
Hork-Bajir cukup menyerahkan kepala buronan mereka."
"Dasar Chapman brengsek," Marco berkomentar.
"Kalau begitu, sebaiknya kita segera angkat kaki dari sini," k
Tobias.
"Tidak perlu," kataku. "Aku mendengar Chapman memberita
Tom bahwa tidak boleh ada yang mati pada pertemuan Sharing. Ia
tidak mau membuat orang-orang curiga. Ia juga bilang mereka tidak
bisa membunuh semua anak yang mungkin berada di tempat
pembangunan malam itu. Mereka harus memastikan dulu."
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 87/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

"Rupanya masih ada sisa-sisa perikemanusiaannya," ujar


Rachel getir.
"Jangan salah! Chapman bilang begitu bukan karena kasihan
Dia cuma tidak mau memancing kecurigaan. Orang-orang pasti mu
bertanya-tanya kalau ada sejumlah anak mati secara misterius. Dia
bilang lebih baik mereka menunggu saja—anak-anak tidak mungki
tutup mulut terus setelah melihat makhluk asing, katanya. Begitu
anak-anak itu bercerita, para Pengendali akan mencari dan
menyingkirkan mereka."
"Tapi kita takkan bilang apa-apa," ujar Rachel.
"Betul sekali," Marco membenarkan. "Kita akan tutup mulut
Kita akan melupakan segala sesuatu yang kita lihat. Kita akan
menjalani hidup seperti biasa."
"Dan membiarkan Tom seperti ini?" seruku. "Tidak. Tidak b
Dia kakakku. Aku harus menyelamatkannya."
"Lalu apa yang akan kaulakukan?" tanya Marco sinis. "Coba
kita lihat. Lawanmu ada Chapman, polisi, dan segerombolan makhl
Hork-Bajir dan Taxxon— belum lagi Visser Three. Padahal kau cu

bisa berubah
dengan jadidalam
terjebak anjingpermainan
dan menggigit
videokaki mereka.
paling Ini sama
gila yang saja
pernah ad
Aku menyeringai. Atau lebih tepatnya, aku memperlihatkan
gigi. "Yeah, memang. Tapi aku lumayan jago untuk urusan permain
video."
"Dan Jake tidak sendirian," sambung Rachel. "Aku akan
membantunya."
"Aku juga," ujar Tobias.
"Aku juga," kata Cassie.
"Huh, bagus," Marco mendengus. "Tiba-tiba kalian jadi
Fantastic Four. Tapi jangan lupa, ini bukan cerita komik. Ini
sungguhan."

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 88/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Kami mendengar suara langkah mendekat di antara bukit-buk


pasir. Rupanya pertemuan para anggota penuh sudah bubar.
"Ssst, diam!" aku segera berbisik. "Kita sudahi dulu.. untuk
sementara."
Aku berkata begitu semata-mata untuk menenangkan Marco
Mana mungkin aku berpangku tangan sementara kakakku merana?
Aku menarik Cassie mendekat. "Aku perlu berubah jadi
binatang yang bisa mengawasi gerak-gerik Chapman tanpa ketahua
Binatang apa saja yang sedang dirawat di rumahmu?"
Cassie berpikir sejenak. "Hmm, paling banyak sih burung. La
masih ada serigala yang patah kaki. Dan kucing hutan yang buta
sebelah."
Aku menunggu sementara ia menyebutkan semua pasien Kli
Perawatan Satwa Liar.
Tiba-tiba Cassie menjentikkan jari. "Tunggu dulu... sampai
seberapa kecil kau bisa berubah?"
Aku angkat bahu. Aku sama sekali tidak punya bayangan.
"Ada satu binatang yang mungkin cocok," ujar Cassie.

"Sebenarnya dia Dia


Badannya kecil. bukan pasien
bisa di klinik.
memanjat Dia cuma
dinding. tinggal
Dan dia juga di situ.Jad
gesit.
kalau perlu, kau bisa kabur dengan cepat. Penglihatan dan
pendengarannya juga lumayan tajam."
Itulah sebabnya aku berada di gudang jerami Cassie beberap
jam kemudian. Aku merangkak di antara deretan kandang berisi
burung-burung sakit dan sepasang rusa sambil mencari-cari kadal.

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 89/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Chapter 16

AKU mulai beraksi pada hari Senin, di dalam locker sekolah


Aku berubah menjadi kadal.
Tepatnya, kadal anole hijau yang termasuk keluarga iguana.
Aku menunggu bel berdering untuk jam pelajaran pertama,
yaitu pelajaran Bahasa Inggris. Setelah koridor sekolah lengang, ak
langsung masuk ke dalam locker. Aku sengaja bersikap acuh tak ac
siapa tahu ada yang memperhatikan.
Locker-ku sekitar lima senti lebih pendek dari aku, sehingga
aku terpaksa merunduk dan menekuk lutut. Saking sempitnya, aku
tidak bisa bergerak. Cahaya hanya bisa masuk melalui tiga celah
ventilasi kecil. Aku bisa mendengar jantungku berdegup-degup di
dalam locker yang sesak dan gelap itu. Terus terang, aku ngeri.
Aku sudah pernah berubah menjadi anjing. Rasanya aneh,

janggal, tapi sekaligus


menyenangkan. juga seru.
Tapi kadal? Ihhh!Anjing memang binatang yang
"Mestinya aku ikut saran Cassie," aku bergumam. "Mestinya
aku latihan dulu."
Aku mulai memusatkan pikiran untuk berubah wujud. Aku
teringat bagaimana Cassie dan aku menangkap kadal semalam. Kam
menyorotnya dengan senter, kemudian Cassie menutupinya dengan
ember supaya tidak bisa kabur.
Sekadar menyentuh kadal itu untuk menyerap pola DNA-nya
saja sudah membuatku merinding. Dan sekarang aku akan jadi kad
Yang pertama menarik perhatianku adalah locker-ku mendad
lebih lega. Aku tak lagi harus merunduk. Dan pundakku juga tak la
terjepit dinding locker.
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 90/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Aku menyentuh wajahku dengan sebelah tangan. Kulitku leb


kendur dari biasanya. Dan lebih kasar.
Aku mengusap kepala. Hampir seluruh rambutku telah lenya
Proses selanjutnya berlangsung dengan cepat. Locker seakan
akan bertambah besar. Mula-mula sebesar gudang jerami. Lalu
sebesar stadion!
Aku seakan-akan melayang. Rasanya seperti terjatuh dari
gedung pencakar langit.
Aku berdiri di atas sesuatu yang menyerupai batu besar, tapi
lengket sekali. Bagaimana mungkin ada batu di dalam locker-ku? T
kemudian aku sadar, yang kuinjak ternyata segumpal permen karet
Permen karet bekas yang menempel di lantai locker.
Potongan-potongan kain seukuran layar kapal berjatuhan di
sekitarku. Ternyata pakaianku. Dalam cahaya remang-remang aku
melihat dua benda raksasa di kiri-kananku. Aku sempat kaget, tapi
kemudian aku mengenali lambang Nike. Rupanya sepatuku sudah
menjadi sebesar rumah!
Kemudian kesadaranku diambil alih oleh otak kadal.

Ngeri! Terperangkap!
Aku melesat Lari! Lari!
ke kiri. Ternyata Larilarilari!
ada dinding! Aku langsung
memanjat sambil merasakan kakiku melekat pada permukaan yang
keras. Terjebak! Aku melompat turun. Lagi-lagi ada bidang datar y
menghalangiku. Terjebak! Larilarilarilari!
Aku berjuang untuk mengendalikan diri, tapi otak kadalku
sudah lepas kontrol. Aku tidak tahu di mana aku berada. Aku hanya
tahu aku ingin keluar! KELUAR!
Lari ke arah cahaya! aku memerintahkan tubuhku yang baru.
celah ventilasi. Itu satu-satunya jalan keluar.
Tapi tubuhku takut pada cahaya itu. Tubuhku benar-benar
panik.

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 91/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Kalang kabut aku melompat kian kemari. Aku tidak berhasil


menguasai naluri kadal yang memaksaku melompat-lompat seperti
Lari ke arah cahaya! aku menjerit dalam hati. Dan tiba-tiba a
sudah sampai di celah ventilasi. Aku menyembulkan kepala, dan
tubuhku segera menyusul.
Lidahku menjulur-julur, dan gerakan itu menimbulkan reaksi
yang janggal dalam otakku. Aku seperti mencium bau-bauan, tapi
bukan. Lidahku menjulur-julur tanpa henti. Aku bisa melihatnya
meluncur keluar dari mulut dan menjilat-jilat udara.
Setelah berada di tempat terang, aku baru sadar betapa anehn
penglihatan kadal. Aku tidak mengerti apa yang kulihat. Segala
sesuatu tampak tertarik-tarik dan terpilin-pilin. Atas menjadi bawah
dan bawah menjadi atas. Semua warna kelihatan lain dari seharusny
Aku mencoba berpikir. Ayolah, Jake. Matamu ada di sisi kep
sekarang. Matamu tidak memfokus bersama-sama. Masing-masing
mata melihat ke arah lain. Kau harus bisa mengatasinya.
Berbekal pengetahuan ini, aku berusaha memahami apa yang
kulihat. Namun tetap sukar. Satu mataku memandang ke ujung

koridor sebelah
Sementara kiri,
itu aku satunya lagi
menempel ke ujung
dalam posisi koridor
terbalik sebelah
di pintukanan.
locker,
yang menyerupai bidang kelabu luas seolah-olah tanpa batas.
Keadaanku semakin sulit akibat otak kadal anole hijau yang
terus memberontak. Setelah berhasil keluar dari locker yang gelap,
otak kadalku malah menyuruhku masuk lagi.
Kantor Chapman, aku berkata dalam hati. Aku harus ke kant
Chapman. Tapi di mana kantornya?
Di sebelah kiri. Di sebelah sana.
Tahu-tahu aku sudah melesat. Aku berlari menuruni dinding
locker, tegak lurus ke bawah. Hop! Kemudian aku meloncat ke lant
Aku bergegas melewati secarik kertas yang dua kali lebih besar dar

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 92/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

aku. Aku seperti terbang. Rasanya seperti naik roket yang lepas
kendali.
Tiba-tiba otak kadalku merasakan kehadiran seekor labah-
labah. Kejadiannya aneh sekali. Aku sendiri tidak pasti apakah aku
melihatnya, atau mendengarnya, atau menciumnya, atau mengecapn
dengan lidahku yang menjulur-julur, atau langsung tahu bahwa ada
labah-labah.
Tanpa pikir panjang aku mengejar labah-labah itu. Sebelum
menyadari apa yang terjadi, aku sudah melesat dengan kecepatan
sejuta kilometer per jam. Aku tidak bisa berhenti. Kakiku sampai ti
kelihatan karena bergerak begitu cepat.
Sebenarnya labah-labah yang kuincar tidak terlalu besar.
Dibandingkan manusia, maksudku. Tapi bagi seekor kadal, labah-
labah itu tampak sebesar anak kecil. Aku bisa melihat mata
majemuknya. Aku bisa melihat setiap sendi pada kedelapan kakiny
Aku bisa melihat mulutnya yang dilengkapi gigi penjepit.
Labah-labah itu kabur. Aku mengejarnya. Aku lebih gesit.
Jangaaaaan! aku menjerit dalam hati. Terlambat. Kepalaku

menyambar, secepat
labah-labah itu sudahular memagut.
berada dalam Mulutku
mulutku. mengatup. Dan tahu-t
Aku merasakannya meronta-ronta. Aku merasakan labah-lab
itu memberontak, berusaha keluar dari mulutku.
Aku berusaha memuntahkannya, tapi tidak berhasil. Naluri
kadal dalam diriku terlalu kuat.
Aku menelan labah-labah itu. Rasanya seperti menelan dagin
kalengan—berikut kalengnya. Daging kalengan yang terus
menggeliat-geliut.
Jangan, jangan, jangan! teriak otak manusiaku. Tapi secara
bersamaan, otak kadalku malah merasa puas. Kurasakan otak kadal
menjadi lebih tenang.

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 93/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Ini sudah keterlaluan! makiku dalam hati. Cukup sampai di s


saja!
Aku ingin segera meninggalkan tubuh kadal itu. Aku tidak
peduli kalau ada yang melihatku. Aku harus menjadi manusia lagi.
Marco benar. Hanya orang gila yang mau terlibat urusan ini.
Tiba-tiba lantai terasa bergetar. Aku mendengar sesuatu yan
menyerupai suara langkah raksasa. Ternyata memang ada raksasa.
Sebuah bayangan sebesar gedung muncul di atasku.
Bayangan itu ternyata sebuah sepatu—sepatu yang akan
membuat tubuhku hancur lebur kalau aku tidak segera menghindar
Tergopoh-gopoh aku mengelak ke kiri.
Tapi ada sepatu lagi.
Ekorku! Ekorku terinjak sepatu itu! Aku terperangkap!

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 94/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Chapter 17

AKU panik. Aku berusaha kabur. Tapi ekorku terjepit. Namu


tiba-tiba aku bebas! Lho, bagaimana mungkin...?
Lalu aku sadar apa yang telah terjadi. Ekorku putus. Aku
menoleh ke belakang, dan melihat ekor itu terinjak sepatu raksasa t
Ekorku tampak menggeliat-geliut, seolah-olah masih bernyawa. Pe
seperti cacing yang ditancapkan ke mata kail.
Kemudian sepatu itu terangkat dan kembali melesat maju.
Cepat-cepat aku memanjat dinding, lalu diam seperti patung.
Si raksasa tidak melihatku. Rupanya ia tidak bermaksud
menginjakku. Ia tidak sengaja. Dan sekarang ekorku... bukan... eko
kadal....
Raksasa itu terus berjalan. Setiap langkahnya membuat lanta
bergetar.

tampakAku mengarahkan
di hadapanku. sebelah
Apa mata kadal
yang kulihat kepada sosok
menyerupai yangpad
bayangan
cermin ajaib yang sering ada di taman-taman hiburan. Namun aku
cukup yakin bahwa sosok itu adalah Chapman.
Aku memperhatikannya menyusuri koridor. Dan dengan
segenap kekuatanku, aku memaksa tubuh kadalku mengikutinya.
Aku berusaha mengabaikan labah-labah di perutku, yang
ternyata belum mati juga. Aku berusaha mengabaikan kenyataan
bahwa sebagian tubuhku tertinggal di lantai dan terus menggeliat-
geliut, seolah-olah masih bernyawa. Aku memusatkan pikiran untu
membuntuti Chapman.
Sebab siapa tahu aku akan memperoleh petunjuk yang bisa
menolong Tom.
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 95/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Aku bermaksud mengikuti Chapman ke kantornya. Di sana a


akan bersembunyi di bawah meja tulisnya dan menguping
pembicaraannya melalui telepon. Siapa tahu ia akan menyebut-nyeb
tentang lokasi kolam Yeerk—paling tidak itulah yang kuharapkan.
Cassie dan aku sempat membahas rencanaku. Menurut Cassi
aku mungkin harus menunggu berhari-hari sebelum memperoleh
petunjuk yang berguna. Padahal aku cuma bisa bertahan selama du
jam dalam wujud binatang. Lagi pula, aku terpaksa bolos. Dan cepa
atau lambat, itu pasti akan menimbulkan masalah.
Lucunya, setiap anak yang ketahuan bolos disuruh menghada
wakil kepala sekolah. Mr. Chapman.
Aku sudah bisa membayangkan bagaimana percakapan kami
nanti... Saya menyesal telah membolos, Mr. Chapman, tapi saya
berubah menjadi kadal untuk mengawasi Anda, sebab saya tahu An
salah satu Pengendali yang terlibat dalam komplotan makhluk asing
yang hendak menguasai dunia.
Rasanya aku ingin tertawa. Sayangnya kadal tidak bisa tertaw
Karena itu aku terus mengikuti Chapman.

Tiba-tiba ia berhenti.
Aku mengamati Apakahmelalui
sekelilingku kami sudah sampai
kedua di kantorny
mata kadal. Hmm
kelihatannya bukan kantor Chapman. Tapi aku tidak bisa
memastikannya. Labah-labah di dalam perutku masih terus
memberontak.
Chapman membuka pintu. Daun pintunya melintas persis di
atasku. Sesaat aku seperti diterpa angin badai.
Aku berusaha keras untuk memahami pemandangan yang
terlihat oleh mata kadalku. Tunggu dulu! Ini kan ruang petugas
kebersihan. Di dalamnya penuh sapu dan alat pel dan ember dan
kaleng cairan pembersih lantai. Kenapa Chapman kemari...?
Ia melangkah masuk. Cepat-cepat aku menyusulnya. Tapi ak
harus berhati-hati agar tidak terinjak sepatunya yang sebesar gedun
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 96/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Tiba-tiba terdengar bunyi klik nyaring. Rupanya Chapman


mengunci pintu.
Aku memperhatikannya berdiri menghadap dinding. Ia sedan
mengotak-atik kaitan untuk menggantungkan alat pel. Aku memang
tidak bisa melihatnya dengan jelas, tapi aku cukup yakin karena aku
mendengar bunyi berderik.
Tahu-tahu dinding di hadapannya bergeser ke samping. Aku
sampai melongo.
Di balik dinding ternyata ada semacam terowongan.
Berbagai bau aneh serta bunyi yang lebih aneh lagi keluar da
terowongan itu.
Chapman segera masuk. Ia menuruni tangga yang diterangi
lampu-lampu redup bercahaya ungu.
Aku mendengar sesuatu. Bunyinya sayup-sayup, seakan-akan
berasal dari lubang sedalam seratus kilometer.
Rupanya suara jeritan. Jerit ketakutan dan putus asa. Jerit
manusia yang berasal dari kegelapan yang menguasai tempat
mengerikan itu.

"Jangaaan!"
Aku langsung suara itu menjerit.
mengerti. "Jangaaan!"
Aku langsung tahu apa yang terjadi.
Jauh di bawah sana seseorang yang malang sedang merasakan otakn
disusupi makhluk Yeerk yang menjijikkan. Jauh di bawah sana
seseorang sedang dijadikan budak bangsa Yeerk.
Chapman menuruni tangga.
Pintu rahasia yang baru saja dilewatinya menutup kembali.
Aku telah berhasil menemukan kolam Yeerk. Letaknya persi
bawah sekolahku.

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 97/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Chapter 18

JERITAN," ujarku. "Aku mendengar jeritan manusia. Sayup


sayup memang, tapi aku yakin aku tidak salah dengar."
Teman-temanku menatapku sambil membisu. Hanya Marco
yang memalingkan wajah. Kami berkumpul sore itu juga, di mall,
langsung seusai sekolah. Kami menganggap itulah cara terbaik untu
tidak memancing kecurigaan. Takkan ada yang heran melihat
sekelompok remaja bergerombol di mall.
Kami duduk mengelilingi meja di pusat jajan. Sejak melahap
labah-labah tadi, aku mendadak sangat bernafsu makan junk food.
Supaya aku bisa melupakan rasa labah-labah menjijikkan itu.
"Kau kan jadi kadal tadi," ujar Marco. "Siapa yang berani
menjamin pendengaran kadal bisa diandalkan?"
"Aku tahu apa yang kudengar," sahutku.

"Akudisekap
orang yang tidak tega membayangkan
di bawah apa
sana," kata yang terjadi
Cassie. pada orang
Ia menggigil. "Ih,
mengerikan."
"Kita harus melakukan sesuatu," seru Rachel berapi-api.
"Yeah, kenapa tidak kita serang saja tempat itu?" Marco
berkomentar dengan sinis. "Habis itu giliran kita yang menjerit-jeri
Selera makanku langsung hilang.
"Marco, kau tidak bisa berpura-pura bahwa tidak ada apa-ap
ujar Rachel.
"Bisa saja," balas Marco. "Aku tinggal mengingat bahwa aku
belum mau mati."
"O, jadi begitu, ya?" Rachel bertanya dengan sengit. "Dunia
boleh kiamat, yang penting kau sendiri aman, begitu?"
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 98/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

"Menurutku," kata Cassie, "Marco bukannya cuma memikirk


diri sendiri. Justru sebaliknya. Dia memikirkan ayahnya. Marco tak
terjadi sesuatu dengan ayahnya kalau sampai..."
"Bukan cuma dia yang harus memikirkan orang lain," Rache
menyela. "Aku juga punya keluarga. Kita semua punya keluarga."
"Aku tidak punya siapa-siapa," Tobias berkata pelan. Ia
tersenyum pahit. "Betul, kok. Tak ada yang peduli padaku."
"Aku peduli," ujar Rachel.
Terus terang, aku sempat terkejut mendengar ucapan itu.
Setahuku, Rachel bukan tipe cewek yang mudah terharu.
"Begini," kataku. "Aku tidak bermaksud memaksa kalian iku
denganku. Tapi aku tidak punya pilihan. Aku yang mendengar jerit
tadi. Dan aku tahu nanti malam Tom akan turun ke sana. Dia kakak
Aku harus berusaha menyelamatkannya." Aku menatap teman-
temanku dengan harapan mereka mau memahami sikapku. "Aku ha
bertindak. Demi Tom."
"Aku ikut," kata Tobias. "Demi si Andalite."
"Orang lain tidak bisa berbuat apa-apa untuk menghentikan

para Yeerk,"
aku tidak bisaujar
diamRachel.
saja." "Sebenarnya aku takut setengah mati, tap
Muka Marco berkerut-kerut. Ia menatapku sambil memicing
mata, lalu menggelengkan kepala. "Ini gawat," katanya. "Benar-ben
gawat. Kalau bukan karena Tom, aku takkan mau terlibat."
"Begini, Marco, kalau kau tidak mau ikut...," kataku.
"Sudahlah, jangan banyak omong!" ia menghardik. "Kau
sahabatku, brengsek. Mana mungkin aku membiarkanmu bunuh dir
Aku ikut. Tapi cuma untuk menyelamatkan Tom. Setelah itu aku ti
mau terlibat lagi."
Hanya Cassie yang tetap membisu. Pandangannya menerawa
ke arah kerumunan orang yang memenuhi mall. "Pada zaman dulu —
maksudku, dulu sekali—orang Afrika, orang Eropa, orang Indian...
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 99/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

semua percaya bahwa binatang punya roh. Dan mereka selalu


berpaling pada roh-roh itu untuk minta perlindungan dari kekuatan
jahat. Roh rubah diminta membagikan kecerdikannya. Roh rajawal
diminta membagikan ketajaman matanya. Roh singa diminta
membagikan kekuatannya.
"Jadi, apa yang kita lakukan sekarang sebenarnya sesuai deng
tradisi itu. Hanya saja kita dibantu teknologi si Andalite. Kita tetap
manusia ketakutan yang berusaha meminjam kecerdikan sang rubah
dan ketajaman mata sang rajawali... atau elang," ia menambahkan
sambil tersenyum pada Tobias. "Dan kekuatan sang singa. "Kita mi
pertolongan binatang untuk melindungi kita dari kekuatan jahat. Sa
seperti orang-orang yang hidup ribuan tahun lalu."
"Tapi apakah kekuatan mereka cukup untuk melawan para
Yeerk?" tanyaku.
"Entahlah," Cassie mengakui. "Sepertinya semua kekuatan y
ada di Bumi harus dikerahkan untuk pertempuran ini."
Marco geleng-geleng kepala. "Kisah yang bagus, Cassie. Tap
kita cuma lima anak biasa. Lima anak biasa melawan para Yeerk.

Coba kalaudibantai
Kita bakal ini pertandingan football, siapa yang akan kaudukung?
habis-habisan."
"Jangan terlalu yakin," sahut Cassie. "Kita di sini membela
planet Bumi. Planet kita punya kekuatan tersembunyi."
"Ya ampun," Marco bergumam. "Kalau begitu, kenapa kita
tidak pergi ke hutan dan memeluk pohon-pohon?"
Semua tertawa, termasuk Cassie.
"Dalam satu hal Cassie benar," kata Rachel serius. "Satu-
satunya andalan kita adalah kemampuan berubah wujud. Dan samp
sekarang kita baru bisa berubah jadi kucing, burung, anjing, kuda, d
kadal. Rasanya kita perlu menambah kekuatan tempur. Sebaiknya k
pergi ke The Gardens. Kita perlu mencari pola DNA tambahan—da
binatang-binatang yang agak sulit didekati."
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 100/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Aku mengangguk. "Yeah. Pasukan yang terdiri dari elang,


kuda, dan kadal takkan dipandang sebelah mata oleh para Yeerk.
Rachel benar. Kita harus ke The Gardens. Kita butuh anggota yang
lebih garang."
Aku berpaling pada Cassie. "Kau bisa membantu kami masu
ke sana?"
"Aku bisa masuk tanpa bayar," jawabnya. "Kalian terpaksa b
karcis. Tapi aku bisa meminjam kartu diskon pegawai milik ibuku,
supaya jangan terlalu mahal."
"Ah, sebenarnya kita juga bisa masuk gratis," ujar Marco.
"Bilang saja kita kelompok Animorphs."
"Kelompok apa?" tanya Rachel.
"Remaja konyol yang bosan hidup," balas Marco.
"Animorphs." Kata itu kuulang-ulang dalam hati.
Kedengarannya cukup gagah.

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 101/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Chapter 19

KAMI berangkat langsung dari mall. Kami naik bus ke The


Gardens, yang terletak di seberang kota. Dalam perjalanan ke sana
berusaha menyelesaikan PR. Aku bolos beberapa jam tadi, sehingg
terpaksa meminjam catatan teman-temanku. Buku catatan Rachel r
sekali. Buku catatan Tobias justru sebaliknya. Di tepi setiap halama
ada corat-coret, yang akhirnya kukenali sebagai gambar gedung-
gedung, orang-orang, dan mobil-mobil kalau dilihat dari atas.
"Seberiarnya aku tidak perlu ikut masuk," kata Tobias ketika
kami mengumpulkan uang jajan masing-masing untuk membeli
karcis. "Aku sudah puas jadi elang. Aku tidak mau berubah jadi
binatang lain."
"Kau tidak boleh berpikir begitu," sahut Rachel. "Satu-satuny
senjata andalan kita adalah kemampuan berubah wujud. Sebaiknya

kita mengumpulkan sebanyak mungkin pola DNA yang mungkin


bermanfaat."
"Binatang apa yang sanggup menghadapi Visser Three kalau
dia berubah jadi monster yang melahap si Andalite?" tanyaku. Tak
penghuni kebun binatang, baik di sini maupun tempat lain, yang
sanggup melawan monster tersebut.
Marco mengedipkan mata. "Kutu, barangkali? Tak ada yang
bisa membasmi kutu. Kita bikin dia mati kegatelan."
Aku tak sanggup menahan senyum. "Akhirnya kau berseman
juga?"
"Bukan. Saking takutnya, pikiranku jadi tidak keruan,"
jawabnya. "Aku belum pernah berubah jadi binatang. Kalian semua

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 102/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

sudah sempat mencobanya. Tinggal aku yang belum jadi Animorph


sejati. Cuma aku yang masih normal."
"Aku tetap merasa normal," ujar Cassie sambil mengerutkan
kening.
"Cassie, kau bisa berubah jadi kuda," Marco menanggapinya
"Mana ada anak normal yang bisa begitu? Kalau Jake sih lain. Dari
dulu dia memang kadal."
Aku melayangkan pukulan ke arah Marco —tentu saja cuma
main-main—tapi ia mengelak. Aku senang ia ikut bersama kami,
walaupun ia suka uring-uringan.
Dalam waktu setengah jam kami tiba di depan gerbang utama
The Gardens. Aku gelisah ketika turun dari bus —tidak seperti
biasanya kalau aku ke sana. Maksudku aku suka berkunjung ke The
Gardens. Tapi biasanya tujuanku memang bukan berkenalan dengan
binatang-binatang berbahaya.
Daya tarik utama The Gardens adalah berbagai wahana
mengasyikkan seperti roller coaster, kinc ir ria, dan perahu luncur y
membuat air memercik ke segala arah.

Tapi
binatang, di samping
cuma itu juga
lebih seru. Ada ada pertunjukan
pertunjukan hewan, rnirip
lumba-lumba kebun
segala. K
juga bisa masuk ke kawasan binatang-binatang jinak. Lalu masih ad
kandang monyet yang saking besarnya lebih pantas disebut kota
monyet. Seandainya aku jadi binatang dan harus tinggal di kebun
binatang, The Gardens jadi pilihan pertamaku.
Cassie mengajak kami ke gedung utama, yang dihuni berbag
jenis hewan. Binatang-binatang besar yang butuh banyak tempat
ditempatkan di luar, di kandang-kandang berumput yang luas dan
menyerupai taman. Tembok dan selokan dan pagar mengelilingi
taman itu.
Suasana di dalam gedung utama dibuat menyerupai hutan
tropis. Gedung itu dihuni binatang-binatang yang membutuhkan ud
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 103/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

hangat sepanjang tahun. Ada jalan setapak berliku-liku di bawah


naungan pohon-pohon besar. Masing-masing kandang dipisahkan o
semak-semak.
Kandang-kandang itu kecil, tapi ada juga yang luas, seperti
kandang berang-berang yang dilengkapi air terjun dan luncuran.
Kami masih di sekitar kandang berang-berang ketika Cassie
berhenti. "Oke, jangan berpencar lagi dan usahakan untuk tidak
bersikap mencurigakan," katanya. "Sekarang kita masuk."
"Masuk ke mana?" tanya Marco.
"Di belakang semua kandang ada lorong untuk membawa
makanan atau obat-obatan ke masing-masing kandang." Cassie
menunjuk pintu yang setengah tersembunyi. "Masuknya lewat situ.
Suasana di luar dan di dalam berbeda sekali. Semula kami
masih di tengah hutan tropis tiruan. Tapi menit berikutnya kami sud
berada di lorong, mirip koridor di sekolah. Cuma baunya lebih
parah—udaranya lembap dan pengap. Kurang-lebih seperti ruang
ganti cowok di gedung olahraga.
"Oke, kalau kita sampai kepergok, katakan saja kita kemari

untuk menemui
kemungkinan ibuku,"
besar ujar
ibuku Cassie.
sudah "Sekarang
pulang. sudah sore,saja.
Mudah-mudahan jadi Kal
dia sampai tahu aku mengajak empat temanku ke belakang sini... w
gawat deh. Bisa-bisa aku dihukum tidak boleh keluar rumah. Dan a
takkan bisa menyelamatkan dunia dari serangan makhluk asing.
Moga-moga kita tidak ketemu siapa-siapa."
Tanpa bersuara kami menyusuri lorong. Kami mengendap-
endap bagaikan sekelompok pencuri yang takut ketahuan. Di kiri-
kanan lorong terdapat sejumlah pintu yang menuju ke kandang-
kandang. Sayangnya masing-masing pintu hanya diberi nomor urut
sehingga kami sepenuhnya tergantung pada Cassie. Ia satu-satunya
yang tahu jalan. Di balik beberapa pintu terdapat binatang-binatang
yang tidak bisa didatangi begitu saja.
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 104/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

"Kalian suka gorila?" tanya Cassie. Ia berhenti di depan salah


satu pintu bernomor. "Ini kandangnya Big Jim. Dia baru tiba dari
kebun binatang lain, jadi untuk sementara dia ditempatkan di kanda
khusus. Tapi sebenarnya dia lemah lembut."
Pelan-pelan aku mulai menyadari maksud Cassie. "Oh. Kau
ingin tahu apakah salah satu dari kita berminat menyerap pola DNA
gorila ini?"
"Itulah tujuan kita kemari, Jake," ujar Rachel. Ia melirik ke a
Marco. "Bagaimana, Marco? Dari dulu kau mau jadi jagoan berbad
besar dengan dada berbulu, kan?"
Marco tampak kurang bersemangat. Tapi aku tahu cara
menghadapinya.
"Marco kan belum pernah berubah wujud. Mungkin lebih ba
kalau dia mencoba sesuatu yang lebih mudah," kataku. "Jadi koala
mungil yang lucu, misalnya.
Taktikku ternyata ampuh.
"Koala?" tanya Marco sambil melotot. "Ayo, buka pintunya,
Cassie." Ia berhenti sejenak. "Kau yakin dia lemah lembut?"

jawab "Pada
Cassie.dasarnya, pembawaan
"Asal jangan gorila memang
dibuat marah," lemah
tambahnya lembut,"
dengan suar
lebih pelan.
Cassie membuka ranselnya. Ia mengambil apel dan
menyerahkannya kepada Marco. "Nih, kau bisa langsung masuk. P
pengunjung takkan melihatmu, kecuali kalau kau pergi ke tengah
kandang. Lagi pula masih ada pintu pengaman. Kita tinggal membu
pintu dan berharap Big Jim lagi lapar."
Di balik pintu pertama terdapat pintu kedua yang terbuat dari
batang-batang baja. Di bagian bawahnya terdapat celah untuk
memasukkan makanan. Pintu itu tersembunyi di balik batu tiruan
berukuran besar, sehingga tidak tampak oleh para pengunjung di lu

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 105/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Tapi Big Jim langsung melihat kami. Gorila itu turun dari tempat ia
bertengger, dan menghampiri pintu pengaman.
Big Jim ternyata memang besar. Jarinya saja sebesar
pergelangan tanganku. Tapi tampaknya ia tidak keberatan kami ada
situ. Perhatiannya tertuju pada apel di tangan Marco. Ia mengamati
Marco, mendengus seakan-akan tidak terkesan, lalu mengulurkan
tangan.
"Dia minta apelnya," ujar Cassie. "Berikan saja."
"Aku suka film-filmmu," kata Marco kepada monyet raksasa
itu. "Penampilanmu dalam film King Kong Versus Godzilla hebat
sekali. Diulurkannya tangan dan disodorkannya apel. Si gorila
menerimanya dengan hati-hati, dan mengamatinya dari segala arah
"Sekarang pegang tangannya," kataku.
"Yang benar saja," sahut Marco.
"Dia takkan sadar selama kau menyerap pola DNA-nya," aku
menjelaskan. "Ayo, pegang tangannya, lalu pusatkan pikiran."
Marco tampak ragu-ragu ketika ia menyentuh pergelangan
tangan si gorila. "Monyet manis." Big Jim tidak menggubrisnya.

Gorila "Pusatkan
itu lebih tertarik pada apelnya
pikiranmu," ketimbang pada kami.
Rachel mendesak.
Marco memejamkan mata. Big Jim ikut menutup matanya.
"Wah, hebat," Tobias berkomentar. "Padahal kalau mau, gori
itu bisa mencabik-cabik Marco seperti boneka kertas. Coba lihat ot
lengannya!"
Marco membuka sebelah mata. "Tobias? Bagaimana aku bisa
konsentrasi kalau pikiranku tidak tenang? Jadi, tolong jangan
singgung-singgung soal lengannya yang kekar."
Tiba-tiba terdengar bunyi berdesir. Aku menoleh ke ujung
lorong. Ternyata ada semacam mobil listrik, seperti yang biasa dipa
para pemain golf. Kendaraan itu meluncur ke arah kami.

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 106/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

"Santai saja," bisik Cassie. Marco cepat-cepat keluar dan


langsung menutup pintu kandang Big Jim. "Asal bukan Satpam, kit
tidak perlu kuatir."
Kereta golf itu semakin dekat. Pengemudinya mengenakan
celana jeans dan baju lab berwarna krem yang penuh noda. Di bagi
belakang mobil terdapat dua ember plastik putih berisi sesuatu
berwarna cokelat yang baunya minta ampun. "Hei, kau Cassie, kan
Anaknya Bu Dokter? Apa kabar?"
"Baik," sahut Cassie. Ia melambaikan tangan, dan orang itu
lewat begitu saja.
"Wah, untung saja," ujar Rachel. "Dia sama sekali tidak hera
melihat kita di sini."
"Oke, sekarang kita mau ke mana?" tanya Cassie. Kami telah
tiba di perempatan. Lorong-lorong di hadapan kami semua kosong
Dinding-dindingnya dicat putih. Aku melihat sebuah kereta golf
sedang diparkir.
"Ada apa lagi di sekitar sini?" tanyaku.
Cassie berpikir sejenak. "Oke, lorong ini menuju ke pintu

keluar. Yang kandang-kandang


mengelilingi ini ke ruang kantordidan gudang.
gedung DanKita
utama. yangsekarang
dua ini di
dekat... coba kuingat-ingat dulu... ehm, kandang kelelawar dan ular
ada di sebelah sana. Kandang jaguar dan kolam lumba-lumba di
sebelah sini."
Rachel langsung memasuki lorong sebelah kanan. "Lumba-
lumba saja. Aku suka lumba-lumba."
"Tunggu," ujar Cassie sambil mengejarnya. "Lumba-lumba
tidak b isa berbuat banyak di darat."
"Sebaiknya kita ke daerah binatang-binatang besar saja," Ma
mengusulkan. "Serius sedikit, dong. Kita butuh binatang galak. Ay
"Jangan berpencar," kataku ketika Marco mulai menyusuri
lorong. Cepat-cepat aku menahannya, sebelum ia pergi terlalu jauh
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 107/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Sekonyong-konyong sebuah suara berseru, "Hei! Hei, kalian


Sedang apa kalian di sini?"
Aku menoleh dan melihat laki-laki berseragam cokelat.
"Satpam!" Cassie memekik. "Wah, gawat, kita bakal dibawa
kantor. Dan ibuku akan dipanggil kemari. Bagaimana aku bisa
menjelaskan ini semua?"
"Cepat, berpencar!" seruku. Aku mencoba bersikap sebagai
pemimpin. "Ini sama seperti di tempat pembangunan: satu orang
takkan bisa menangkap kita semua!"
"Satpamnya seperti kakekku," ujar Rachel. "Bukan seperti
Hork-Bajir yang mengejar kita waktu itu."
"Hei, berhenti!"
"Oh, gawat nih," keluh Cassie. Dan ia pun mengambil langka
seribu. Rachel dan Tobias langsung mengikutinya.
Marco sudah berlari ke lorong lain, lorong yang menuju ke
kandang binatang-binatang besar. Terburu-buru aku menyusulnya.
Si satpam sampai di perempatan. Aku melihatnya menengok
arah Tobias, Rachel, dan Cassie. Kemudian ia menoleh ke arah Ma

dan aku. Rupanya


si satpam memilih kami kelihatan
mengejar kami.lebih mencurigakan, sebab akhirn
"Berhenti! Awas kalau kalian tidak berhenti!"
"Kereta golf itu kita pakai saja!" seru Marco.
"Kau mau mencuri kereta golf?"
"Kalau bukan kita yang pakai, si satpam yang bakal naik."
"Benar juga."
Kami melompat ke kereta golf itu. Marco cepat-cepat
menyelinap ke balik kemudi. Kunci kontak diputarnya ke posisi "o
Lalu ia menatapku. "Ini sama saja dengan naik boom-boom car, kan
"Cuma di sini kau jangan menabrak apa pun."
Ia menginjak pedal di lantai. Motor listrik di kereta golf itu
berdesir, dan kami langsung maju. Tepat menuju ke dinding.
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 108/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Bam!
"Hei, setirnya dipakai, dong!" seruku.
Kami mundur sedikit, lalu maju lagi. Marco menambah
kecepatan. Kami melaju cukup kencang, meninggalkan si satpam.
Tapi ketika aku menoleh ke belakang, ternyata ia masih juga
mengejar.
"Bisa-bisa dia kena serangan jantung," ujarku.
"Belok ke mana, nih?"
"Apa?"
"Belok ke mana?"
Aku kembali menghadap ke depan. Ternyata kami telah sam
di persimpangan lorong.
"Ke kanan," seruku.
Marco tentu saja langsung membelok ke kiri. Aku nyaris
terlempar dari kereta golf.
Hampir seketika kami kembali menemui pertigaan. Kali ini
Marco membelok ke kanan. Dan kali ini aku benar-benar jatuh.
Aku terjerembap di lantai vinil dan sempat menggelinding

seperti batang
kereta golf itu.pohon. Kemudian aku bangkit dan berlari mengejar
"Apa-apaan, sih?" tanya Marco ketika melihatku. "Kita tidak
punya waktu untuk main-main."
Aku cuma melotot dan kembali naik.
"Kurasa kita sudah aman sekarang," ujar Marco.
"Aku sih tidak apa-apa," sahutku. "Aku cuma lecet sedikit. D
tengkorakku mungkin retak. Tapi tak ada yang serius."
"Di mana kita kira-kira?"
"Sepertinya kita ada di terowongan paling panjang yang pern
kulihat," kataku. Lorong yang kami lewati memang menyerupai
terowongan. Lantainya tetap dilapisi vinil dan dinding-dinding pun

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 109/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

tetap bercat putih, tapi lampu-lampu di langit-langit semakin jarang


sehingga menimbulkan kesan kami berada di bawah tanah.
"Jangan-jangan yang lain sudah tertangkap," ujar Marco.
"Sekarang kau mengerti kenapa kita tidak mungkin mengalahkan p
Yeerk? Ini buktinya: satpam kebun binatang saja sudah membuat k
kewalahan."
"Tapi kita belum aman," kataku. "Coba lihat, tuh!" Jauh di
depan tampak dua laki-laki berseragam cokelat.
"Barangkali mereka tidak tahu siapa kita," kata Marco. "Siap
tahu mereka pikir kita memang pegawai di sini."
"Bisa jadi. Asal mereka tidak melihat kita dari dekat." Aku
menunjuk. "Di depan ada belokan. Belok saja ke situ."
Kami membelok. Secara bersamaan, kedua petugas satpam it
berseru-seru. Lorong yang kami masuki semakin sempit. Terlalu
sempit untuk dilewati kereta golf.
"Ayo, turun!"
Aku melompat. Marco segera menyusul. Langkah kedua
petugas satpam bergema di terowongan utama. Mereka lebih lincah

daripada satpam
Lorong tuakami
yang tadi. masuki
Mereka ternyata
sanggupbuntu.
lari kencang!
Di ujungnya ada d
pintu, satu di kiri, satu lagi di kanan. Pintu-pintu itu diberi tanda P-
dan P-203.
"Pilih salah satu," kata Marco.
Aku menarik napas dalam-dalam. "Pintu nomor satu." Begitu
aku membuka pintu P-201, aku disambut embusan udara segar. Dan
cahaya matahari yang terang-benderang. Aku berkedip-kedip karen
silau.
Badak di hadapan kami juga berkedip-kedip.
"Ahhhh!" aku memekik.
"Ahhhh!" Marco menjerit.
Cepat-cepat kami melompat mundur dan membanting pintu.
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 110/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

"Salah kamar!" kata Marco.


"Yeah," aku membenarkan.
"Hei, kalian! Berhenti!"
Kedua petugas tadi sudah sampai di ujung lorong.
"Kita coba yang satu lagi," kataku.
"Cepat, buka!"
Aku membuka pintu dan kami langsung masuk. Kami
dikelilingi pepohonan. Pepohonan dan ilalang.
Sinar matahari menerobos di antara daun-daun yang menaun
kami. Di depan terlihat hamparan rumput. "Di mana kita?" tanya
Marco.
"Mana kutahu!?"
Kami menerobos semak-semak sambil mengamati keadaan
sekeliling. Tak terlihat seekor binatang pun. Hanya ada sejumlah
burung di atas pohon-pohon.
"Hei, ada orang di sana!" ujar Marco. Ia segera bersembunyi
balik semak-semak, lalu menunjuk.
Aku melihat deretan orang di balik pagar. Mereka berada di

tempat yang jauh


Atau mungkin lebih
juga kamitinggi
yangdaripada tempat
bersembunyi di persembunyian kami
tempat yang jauh leb
rendah. Yang pasti, orang-orang itu bersandar pada batang atau pip
logam di puncak tembok beton yang tinggi. Mereka tidak bisa melih
Marco dan aku karena kami bersembunyi di balik semak-semak, tap
tampak jelas ada sesuatu yang menarik perhatian mereka.
"Kita ada di salah satu kandang," bisikku. "Orang-orang itu
sedang menonton penghuni kandang ini. Entah apa binatangnya.
Mudah-mudahan saja bukan badak tadi."
"Bagaimana cara kita keluar dari sini?"
"Aku juga tidak tahu. Yang penting, pintu masuknya kita jau
dulu. Kedua satpam tadi pasti datang sebentar lagi." Tapi dalam hat
aku bertanya-tanya, Hmm, kenapa mereka belum muncul juga?
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 111/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Dengan merangkak-rangkak, Marco dan aku menerobos sem


semak dan mengitari pohon-pohon besar. Kami merangkak hingga
mencapai sudut tembok yang terlindung dari pandangan para
penonton di atas.
"Temboknya tinggi sekali," ujar Marco. "Sekitar sepuluh me
Ini pertanda buruk. Pasti ada alasan temboknya dibuat setinggi itu.
Pasti ada sesuatu yang berbahaya di sini. Sesuatu yang tidak boleh
dibiarkan lolos."
Pandanganku menyusuri tembok. Aku melihat tangga baja ya
tertanam dalam tembok, kira-kira lima belas meter dari tempat kam
bersembunyi. "Kelihatannya itu satu-satunya jalan keluar dari sini."
"Tunggu dulu," ujar Marco "Ada yang ingin kutanyakan.
Kenapa satpam tadi tidak mengejar kita? Maksudku, kalau ini
kandang rusa atau sebangsanya, mereka pasti langsung masuk, kan?
"Kita tidak boleh panik," sahutku. "Kita harus cari jalan kelu
Jangan pikirkan kenapa para penjaga tidak menyusul kita." Aku
mundur ke daerah teduh di bawah pepohonan. "Lagi pula, mungkin
saja tidak ada apa-apa di sini."

Aku jongkok
Dan aku di tengah
menyentuh semak-semak.
sesuatu yang hangat.
Aku langsung mendapat firasat buruk. Aku menoleh dan
menatap Marco. Biasanya wajah sahabatku itu kecokelatan karena
sinar matahari. Tapi kali ini wajahnya pucat pasi. Dan matanya
terbelalak lebar.
"Marco," aku berkata pelan-pelan, "apakah ada sesuatu di
belakangku?"
Ia mengangguk.
"Apa?"
"Ehm... Jake? Ada... harimau."

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 112/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Chapter 20

TEPATNYA, seekor harimau Siberia jantan. Panjangnya tig


meter dari ujung kepala sampai ujung ekor. Beratnya sekitar 350
kilogram, kuat dan berotot. Binatang buas ini memiliki tenaga luar
biasa. Dan kecepatannya, jangan ditanya.
Kau pernah menonton film Tarzan di TV yang memperlihatk
Tarzan bergulat melawan harimau? Dan menang? Sayangnya adega
semacam itu cuma ada dalam film. Mau tahu seberapa besar peluan
menang adu gulat melawan harimau? Kira-kira sama besarnya deng
peluang selamat setelah terjun dari gedung bertingkat seratus.
"Aku ada usul," Marco berkata dengan suara gemetaran.
"Bagaimana kalau kita pergi saja dari sini?"
"Jangan lari," ujarku. "Nanti kita malah menarik perhatianny
"Menurutku dia sudah memperhatikan kita," sahut Marco.

"Kurasa dia sudah


kita! Aduh,coba tahu
lihat kita di sini, Jake. Malah ia sudah mengincar
giginya!"
"Jangan panik. Aku punya ide. Bagaimana kalau kita
manfaatkan kemampuan morph kita? Aku akan menyadap pola DN
harimau ini, supaya dia tidak sadar."
"Menyadap? Ini bukan soal sadap-menyadap. Ini soal lahap-
melahap. Dia yang melahap, dan kau yang dilahap. Kau akan dilaha
untuk makan malam! Dan cuma tulang-tulangmu yang bakal tersisa
nanti."
Aku menelan ludah. Aku memaksakan diri menyentuh harim
itu, tapi tanganku terlalu gemetar. Akhirnya aku menarik napas dala
dalam. Berkali-kali. Kata orang, ini cara ampuh untuk menenangka
diri. Mungkin memang begitu. Sayangnya teori itu tidak berlaku ka
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 113/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

kita berhadapan dengan harimau. Dalam keadaan seperti itu tak ada
yang bisa membuat kita tenang.
"Harimau manis," aku berbisik.
Harimau itu menatapku dengan sikap tidak peduli. Seolah ia
berpikir, Mau apa sih bocah ini? Sikapnya penuh wibawa, penuh
percaya diri. Seakan-akan ia menganggapku badut yang lucu.
Mungkin ia senang melihatku gemetar ketakutan.
"Tolong jangan bunuh aku," ujarku.
"Aku juga jangan," Marco menimpali.
Tanganku masih gemetaran ketika aku mengulurkannya.
Pandangan si harimau mengikuti tanganku. Dengan hati-hati aku
menyentuh badannya. Dadanya bergerak naik-turun seiring tarikan
napasnya.
"Konsentrasi," bisik Marco.
Aku memusatkan pikiran pada harimau itu. Aku memusatkan
pikiranku pada giginya. Aku memusatkan pikiranku pada otot-otot
yang tampak berlekuk-lekuk di balik bulu lorengnya. Aku sadar
sepenuhnya kepalaku bakal melayang seperti bola kalau ia

mengayunkan cakarnya
Tiba-tiba yang si
irama napas besar.
harimau bertambah lambat. Matany
berkedip-kedip, lalu menutup pelan-pelan.
"Berapa lama dia tidak sadar?" tanya Marco berbisik.
"Ehm, sekitar sepuluh detik setelah tanganku terlepas dari
badannya. Paling tidak, begitulah pengalamanku dengan Homer."
"Sepuluh detik? Sepuluh detik?"
"Yeah. Jadi bersiap-siaplah untuk lari."
"Aku sudah siap dari tadi!"
Aku hendak menjauh, tapi kemudian aku berhenti. Baru
sekarang aku sadar apa yang kulakukan. Harimau itu menjadi bagia
dari diriku. Bisa kurasakan segenap tenaga dan rasa percaya dirinya
mengalir ke dalam tubuhku.
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 114/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

"Dia gagah sekali, ya?" ujarku.


Tadinya kusangka Marco akan berkomentar pedas. Tapi
ternyata ia malah berkata, "Ya, dia memang gagah." Lalu tambahny
"Tapi sebaiknya kita keluar dari sini sebelum dia menunjukkan ken
dia disebut raja rimba."
"Itu kan sebutan untuk singa," sahutku. "Singa yang disebut r
rimba. Tapi kita tak perlu memberitahu dia. Siap?"
Marco mengangguk.
"Sekarang!" aku memekik.
Aku langsung berdiri dan melesat ke arah tangga. Dalam hati
aku sibuk menghitung: satu-seribu, dua-seribu, tiga-seribu....
Aku melihat sesuatu berkelebat. Cepat sekali! Sosok berwarn
jingga-hitam.
Dan tiba-tiba aku sadar. Astaga. Rupanya ada lebih dari satu
harimau di kandang ini.
Para pengunjung di atas menjerit-jerit. Marco dan aku sudah
keluar dari semak-semak, sehingga mereka bisa melihat kami.
Marco meloncat dan menyambar anak tangga paling bawah.

Terburu-buru ia memanjat
detik di belakangnya. tanggamelompat.
Si harimau itu. Aku kira-kira
Cakarnya sepersepuluh
menggores
permukaan dinding beton, hanya beberapa senti di bawahku.
Kemudian ia mengaum. Saking kerasnya, anak tangga yang sedang
kupegang sampai bergetar.
Aaaaauuuuummmmmmm!
Suaranya menggelegar!
Marco bagaikan terbang ke atas, lalu memanjat lewat puncak
tembok. Aku tepat di belakangnya.
Sungguh mencengangkan betapa cepatnya kita bergerak kala
kita dikejar harimau.
"Itu mereka!" seseorang berteriak. "Tangkap mereka. Hei,
berhenti!"
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 115/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Satpam! Paling tidak jumlahnya tiga orang.


"Apakah kita perlu berubah wujud?" Marco berseru padaku.
"Jangan! Lari ke tempat ramai saja! Ke sana! Di depan kolam
lumba-lumba."
Meskipun dikejar para petugas satpam, Marco dan aku berha
menyusup ke tengah kerumunan.
Setelah itu kami merunduk dan menyelinap di antara orang-
orang, sampai para petugas kehilangan jejak. Perlahan-lahan, samb
tetap membungkuk, kami menuju ke pintu gerbang utama.
"Hei, kalian berubah jadi apa? Jadi orang kerdil?" Ternyata
Rachel. Ia mencegatku sambil nyengir. Tobias dan Cassie berdiri d
belakangnya.
"Kami dikejar satpam," ujarku. Aku masih gemetaran karena
kejadian di kandang harimau.
"Sudahlah, jangan bercanda terus, Jake," kata Rachel. "Kita
pulang saja. Aku bisa terlambat makan malam nanti."
Ternyata ketiga temanku yang lain dengan mudah meloloska
diri tadi. Mereka lalu kembali mengumpulkan pola DNA berbagai

jenis binatang, sementara


Yang paling Marco dan
menyebalkan, aku sibuk
mereka menyelamatkan
tidak percaya diri
cerita kami
Terus terang, Marco dan aku agak sakit hati. Sebal deh rasanya.
Kami naik bus dan menjatuhkan diri ke bangku.
"Kami hampir mati tadi," ujar Marco sambil merengut.
"Sumpah. Tinggal beberapa senti lagi harimau itu melahapku."
"Ya, ya, ya," sahut Rachel dengan sikap masa bodoh. "Tak u
terlalu dipikirkan. Lebih baik pikirkan soal nanti malam. Pengalam
kalian hari ini pasti tidak ada apa-apanya dibandingkan apa yang ak
terjadi nanti malam."
"Nanti malam." Cassie menggelengkan kepala. "Padahal aku
belum belajar untuk ulangan matematika besok."
Rachel tertawa. "Siapa bilang masih ada hari esok?"
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 116/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

"Huh, kenapa sih harus diungkit-ungkit?" Marco bergumam.


Ebukulawas.blogspot.com

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 117/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Chapter 21

KE MANA saja kau sepulang sekolah tadi?" tanya Mom ket


kami berkumpul di meja makan. Keluargaku agak kolot soal makan
malam. Kami semua harus duduk di meja. Dan TV harus dimatikan
Ibuku pengarang, dan ia menganggap TV sebagai gangguan—kecu
kalau ada acara yang ia sukai.
"Ke mana?" aku mengulangi pertanyaannya. "Ehm... ya main
Biasa. Main bersama Marco."
"Percuma saja dia ditanya," kata Dad. "Jawabannya selalu
sama—main."
"Apa saja yang Dad lakukan di kantor hari ini?", aku bertany
padanya.
"Main," ia langsung menyahut. Ia mengedipkan mata, dan ka
semua tertawa.

sepertiAku
kamimelirik
semua,kedan
arah Tom.
ikut Ia juga
tertawa. makan chicken cacciatore
Tindak-tanduknya sama sepe
Tom yang dulu.
"Kau mau pergi nanti malam, Tom?" tanyaku.
"Kenapa?"
Aku berusaha pasang tampang biasa. "Ehm, bagaimana kalau
kita main basket," kataku. "Barangkali kau bisa mengajarkan beber
trik, supaya aku bisa coba lagi masuk tim."
"Sori," jawabnya. "Aku sudah ada acara malam ini."
"Acara apa, sih?" aku mendesak.
"Pasti main," sahut Mom. "Jake, brokolinya dimakan, dong.
Supaya sehat. Brokoli kaya mineral dan vitamin yang tidak bisa
diperoleh dari makanan lain."
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 118/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

"Oke," ujarku. Aku mencari potongan brokoli paling kecil da


memaksakan diri menelannya. Aku tidak suka sayuran itu, tapi
dibandingkan labah-labah hidup sih, masih lumayan.
"Jadi nanti malam kau ada acara apa, Tom?" aku bertanya
sekali lagi.
Ia menatapku sambil memicingkan mata. "Sejak kapan "aku
harus lapor padamu? Pokoknya aku ada urusan. Kau keberatan?"
"Pasti urusan cewek," Dad berkomentar. "Gelagatnya sudah
jelas."
Bukan, Dad, bukan urusan cewek, aku hampir membantah —
Tom mau ke kolam Yeerk. Apa itu kolam Yeerk, Mom? Wah,
ceritanya agak panjang.
Aku nekat mencoba sekali lagi. Mungkin karena aku belum
percaya sepenuhnya bahwa Tom sudah berubah. "Kau cuma tidak
berani main basket denganku. Kau takut kalah, ya?"
"Yeah, memang. Sudah puas?" balas Tom sambil menyering
Pandangan kami bertemu. Adakah isyarat di matanya? Adak
petunjuk mengenai makhluk jahat yang menguasai kakakku? Tidak

Tidak Kita
ada apa-apa.
memang tidak bisa membedakan seorang Pengendali da
manusia biasa. Itulah sebabnya mereka begitu sulit dihentikan. Kita
takkan pernah tahu siapa yang telah dikuasai oleh mereka.
Bisa saja seseorang yang kita kenal baik. Seseorang yang kita
kagumi. Yang kita hormati. Atau yang kita sayangi.
Aku mengalihkan pandangan dan menatap makanan di
piringku.
Beberapa menit kemudian Tom meninggalkan meja. Aku tah
ke mana ia hendak pergi. Setelah itu, aku ke atas untuk menelepon
Marco. Aku tidak ingin orangtuaku mendengar percakapan kami.
"Dia sudah berangkat," kataku.

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 119/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Lalu aku menelepon Tobias dan Rachel. Aku juga berusaha


menghubungi Cassie, tapi yang menjawab ternyata ibunya.
"Cassie lagi keluar," kata ibunya dengan nada cemas. "Dia ti
ikut makan malam. Dia keluar tadi untuk memberi makan beberapa
binatang, tapi sampai sekarang dia belum kembali."
Perutku langsung terasa kejang.
"Mungkin dia lagi naik kuda," kataku, mencoba menenangka
ibu Cassie sekaligus diriku sendiri. "Dia kan suka lupa waktu kalau
lagi asyik."
"Semua kuda sudah masuk kandang," sahut ibunya. Aku
menarik napas dalam-dalam. Agaknya ada yang tidak beres. Apa y
terjadi dengan Cassie?
"Saya akan mencarinya," ujarku. "Jangan kuatir. Mungkin di
melihat binatang yang cedera, lalu berusaha menyelamatkannya.
Cassie kan paling tidak tega melihat binatang menderita."
"Ya, aku tak perlu kuatir."
Aku tahu ibu Cassie cuma pura-pura tenang. Aku sendiri jug
cemas. Tapi apa yang bisa kulakukan? Kami telah menyusun renca

untuk
Cassiemenyerang kolam Yeerk
sudah menunggu dan menyelamatkan Tom. Mungkin
di sekolah.
Mudah-mudahan.
Perasaanku tidak enak ketika aku bersepeda ke sekolah.
Kusembunyikan sepedaku di seberang jalan, sesuai rencana kami.
Kemudian aku menemui Marco dan Rachel.
"Cassie hilang," ujarku. "Dan mana Tobias?"
Rachel menunjuk ke langit. Matahari sudah hampir terbenam
tapi aku masih bisa melihat Tobias berputar-putar jauh di atas.
"Kenapa dia sudah berubah?" aku meledak. "Dia cuma punya
waktu dua jam, padahal kita belum tahu berapa lama urusan ini
selesai!"

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 120/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

"Mungkin lebih baik rencana kita ditunda dulu sampai kita ta


apa yang terjadi pada Cassie," Rachel mengusulkan.
"Barangkali dia tidak berani datang," kata Marco.
"Bisa jadi," sahutku, walaupun aku ragu. Tapi kata orang, kit
baru tahu siapa pemberani dan siapa penakut kalau pertempuran su
dimulai.
Aku hanya bisa berharap aku termasuk pemberani. Tapi
sekarang saja mulutku sudah kering-kerontang dan jantungku sudah
berdegup kencang. Padahal kami belum mulai bergerak.
Tobias terbang menukik dan mendarat di pundak Rachel. Ak
agak heran. Kenapa Tobias memilih pundak Rachel? Dan tampakny
Rachel juga tidak keberatan. Ia malah merapatkan kepala ke sayap
Tobias.
<Jadi atau tidak, nih?> Tobias bertanya.
Ini bukan awal yang baik. Perasaan tidak enak yang
menyelubungiku sejak aku berangkat dari rumah kini malah semak
parah. Cassie hilang. Tobias sudah berubah jadi elang.
Semua menatapku. Semua menunggu apa yang akan

kuputuskan.
"Yeah, jadi," kataku.
Gedung sekolah sudah digembok. Tapi Marco tahu cara
mengatasi masalah kecil ini. Ia tahu ada satu jendela di ruang lab ya
tidak bisa dikunci.
Kami memanjat lewat jendela itu dan masuk ke lab yang ma
diterangi sisa-sisa cahaya matahari. Tobias melayang melalui jende
yang terbuka, lalu mendarat di meja guru.
"Coba kuperiksa keadaan dulu," ujarku. Perlahan-lahan aku
membuka pintu dan mengintip keluar. Koridor sekolah hampir gela
gulita, tapi pintu ruang petugas kebersihan masih kelihatan. Seketik
aku masuk lagi.

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 121/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

"Ada orang di luar!" aku melaporkan. "Tiga orang baru saja


masuk ke ruang petugas kebersihan."
"Tiga Pengendali," Rachel meralat ucapanku. "Rupanya para
Yeerk sudah mulai lapar."
Tak ada yang menganggapnya lucu.
"Bagaimana kita bisa masuk ke situ?" tanya Marco.
"Tunggu dulu," Rachel menyela. "Apakah semua Pengendali
saling kenal? Maksudku, kita juga bisa mengaku sebagai Pengenda
ya kan?"
"Jadi kita main masuk saja, begitu?" tanya Marco. "Ide bagu
Rachel. Tapi aku punya ide yang lebih hebat lagi— kenapa kita tida
bunuh diri saja, supaya urusannya cepat selesai?"
"Ada kemungkinan Rachel benar," kataku.
"Kemungkinannya kecil," sergah Marco. "Amat sangat kecil
Bagaimana dengan Tom? Dia kan pasti tahu apakah kau Pengendal
atau bukan."
Aku kembali membuka pintu dan mengintip keluar. "Kurasa
Tom sudah di bawah sana," ujarku. "Hmm, koridornya sudah sepi.

Mungkin
datang." semuanya sudah...." Aku terdiam. "Tunggu, ada lagi yang
Aku memicingkan mata. Mengenali wajah orang dalam caha
begitu redup bukan pekerjaan mudah. Aku melihat dua orang. Salah
satunya memakai baju seragam.
Ternyata si petugas polisi yang telah menjadi Pengendali. Ia
sedang menyeret seseorang. Kelihatannya seperti anak cewek.
Hatiku langsung ketar-ketir. Aku berpaling pada Tobias.
"Tobias, kita perlu mata elangmu."
Tobias mengepakkan sayap dan mendarat di pundakku. Ia
mengintip sebentar, lalu segera mundur lagi. <Ya,> katanya. <Itu
dia.>

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 122/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Kepalaku serasa berputar-putar. Marco cepat-cepat menahan


sebelum aku sempat terjatuh.
"Dia ditangkap!" aku berbisik. "Cassie ditangkap para
Pengendali!"

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 123/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Chapter 22

"S-SIAPA yang menangkap Cassie... dan bagaimana dia


sampai tertangkap?" Rachel tergagap-gagap.
"Polisi itu. Polisi yang datang ke rumah Cassie waktu itu. Ya
hadir di acara The Sharing. Dia sempat memergoki Cassie berkeliar
ketika para anggota penuh sedang rapat."
Rachel langsung memaki-maki kesal.
Rencana kami berantakan sebelum kami sempat beraksi.
"Oke," ujarku dengan geram. "Kita maju sesuai usul Rachel.
Kita anggap saja tidak semua Pengendali saling kenal. Jumlah mere
terlalu banyak. Dan setiap hari bertambah. Jadi, bukan tidak mungk
kita jadi anggota baru."
"Ya ampun," Marco mengerang.
"Ada ide yang lebih baik?" aku bertanya ketus.

risiko. "Tidak," jawabnya.


Ayo, sudah waktunya"Kita jalan terus.
ber-rock Kita harus berani ambil
'n' roll."
"Oke, kalau begitu, semua harap tenang." Aku menatap Tobi
"Sekarang sudah terlambat untuk berubah wujud lagi. Tapi usahaka
agar mereka tidak melihatmu."
Rachel, Marco, dan aku menyelinap keluar, ke koridor yang
gelap. Kakiku terasa kaku. Lututku gemetaran. Langkahku terseok-
seok.
Kami menuju ke ruang petugas kebersihan. Untung saja tidak
ada siapa-siapa di koridor.
Kami masuk ke ruangan kecil itu. Aku berusaha mengingat-
ingat cara membuka pintu rahasia. Pertama-tama keran air diputar k
kiri, lalu kaitan kedua diputar ke kanan.
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 124/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Dinding di hadapan kami bergeser ke samping.


Kali ini terdengar lebih banyak suara daripada waktu itu. Ata
mungkin juga telinga manusiaku lebih tajam daripada telinga kadal
Kami mendengar bunyi gemercik, mirip suara air mengalir d
sungai berbatu-batu. Tapi itu satu-satunya bunyi yang menyenangk
Suara-suara lainnya membuat bulu kudukku berdiri—ada jeritan pu
asa, teriakan ketakutan, derai tawa kemenangan yang membahana.
"Kau yakin ini cuma kolam Yeerk?" Marco berkata dengan
suara gemetar. Ia tampak sangat gelisah. "Jangan-jangan ini jalan k
neraka!"
Aku maju lebih dulu. Sebuah tangga curam menuju ke bawah
Tak ada pegangan tangan. Setiap saat kami bisa terjun bebas.
Kami turun bersama-sama. Pintu rahasia di belakang kami
menutup secara otomatis.
Semula aku menyangka anak tangga yang harus kami lewati
cuma beberapa puluh. Ternyata tangga itu seakan-akan tak berujun
Kami melangkah dan melangkah, namun selalu ada lebih banyak an
tangga lagi. Mula-mula tangga itu masih menembus lapisan tanah

merah, tapi tak


karang yang lamaSemakin
keras. kemudian kami
lama sudah
kami menerobos
turun lapisan
semakin jauh batu
ke dalam
perut bumi.
"Kukira makhluk asing ini sudah lebih canggih dari kita," bis
Marco. "Tapi pasang lift saja tak terpikir oleh mereka."
Kami semua cekikikan sebentar. Cuma sebentar. Tiba-tiba
dinding batu di kiri-kanan kami melebar. Kami telah memasuki
sebuah gua besar.
Gua itu bukan sekadar besar, tapi betul-betul BESAR. Luasn
cukup untuk membangun stadion sepak bola, ditambah beberapa pu
perbelanjaan, lengkap dengan lapangan parkir. Langit-langit gua
menyerupai langit-langit kubah, dan samar-samar di puncaknya
terlihat sebuah lubang. Rasanya aku bisa melihat bintang-bintang.
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 125/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Di sekeliling tepi gua terdapat tangga-tangga lain, serupa


dengan tangga yang kami lewati. Tangga-tangga itu muncul dari
segala arah, menyembul dari dinding batu karang, menuju ke dasar
gua.
Kami berdesakan di tengah tangga yang tidak berpagar.
Seandainya terpeleset dan jatuh, kami pasti akan tewas secara
mengenaskan.
"Wow," Marco bergumam sambil membelalakkan mata. "Gu
ini lebih besar dari sekolah kita. Ada selusin tangga yang menuju
kemari. Berarti juga ada selusin pintu rahasia di atas," Ia
menggelengkan kepala. "Jake, pintu-pintu rahasia itu pasti tersebar
seluruh kota. Wah, kacau. Ini gawat... jauh lebih gawat dari yang
kubayangkan."
Hatiku pun langsung ciut. Aku mendadak sadar betapa
bodohnya kami. Yang kami hadapi bukan cuma sekelompok bajing
dari angkasa luar. Makhluk-makhluk itu punya kekuatan yang tak
terbayangkan. Buktinya, mereka mampu membangun kota bawah
tanah berukuran raksasa.

Bagian
seberang pinggir sejumlah
gua terlihat gua dipenuhi bangunan
buldoser dan gubuk.
dan derek Dan di
yang mondar-
mandir tanpa henti. Alat-alat berat tersebut tampak begitu kecil di
tempat yang luar biasa besar ini.
Dan makhluk asing berkeliaran di mana-mana. Makhluk
Taxxon, Hork-Bajir, dan makhluk-makhluk lain yang namanya takk
bisa kutebak.
Tapi yang paling banyak adalah manusia.
Di tengah-tengah gua terdapat kolam bundar, sebesar danau
kecil, dengan garis tengah sekitar tiga puluh meter. Tapi isinya buk
air, melainkan sesuatu seperti timah cair. Kami mendengar bunyi
gemercik dan melihat riak-riak yang ditimbulkan ratusan makhluk
yang meluncur cepat di bawah permukaan.
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 126/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Aku tahu makhluk apa itu sebenarnya. Yeerk. Makhluk-


makhluk Yeerk dalam wujud alami mereka yang mirip keong tanpa
rumah. Mereka berenang dan bermain-main di dalam kolam, sepert
anak-anak saat cuaca sedang panas.
Di dekat tepi kolam berderet kerangkeng yang digunakan un
menyekap Hork-Bajir dan manusia.
Beberapa orang berteriak-teriak minta tolong. Ada yang
menangis tanpa suara. Ada juga yang cuma duduk dan menunggu,
seolah-olah sudah putus asa.
Ada orang dewasa. Anak-anak. Wanita dan pria. Lebih dari
seratus orang, berjejal sepuluh-sepuluh dalam masing-masing
kerangkeng.
Para Hork-Bajir ditempatkan di kerangkeng-kerangkeng lain
yang lebih kokoh. Mereka mondar-mandir dan melolong-lolong
sambil mengibas-ngibaskan tangan mereka yang berduri tajam.
Aku mulai dikuasai perasaan putus asa. Jantungku seakan-ak
berhenti. Tempat ini begitu mengerikan. Sedangkan kami cuma ana
anak yang tak berdaya.

denganCassie
kasar.dan si polisi sudah
Langkahnya sampai di kaki tangga. Cassie dise
tersandung-sandung.
"Aku akan berubah," ujarku. "Aku harus menyelamatkan
Cassie."
Marco meletakkan tangan di pundakku. "Jangan dulu. Jangan
terburu-buru."
<Cassie tidak apa-apa, Jake,> kata Tobias. <Dia baik-baik sa
Cuma ketakutan.>
"Awas saja kalau dia sampai cedera," aku mengancam. "Awa
mereka, Tobias."
Aku melihat dua dermaga dari baja menjorok ke kolam. Di
salah satu dermaga terlihat barisan manusia, Hork-Bajir, dan Taxxo
yang dikawal dengan sopan oleh sejumlah Pengendali-Hork-Bajir.
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 127/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Inilah tempat para Yeerk keluar dari tubuh induk semang.


Satu per satu orang-orang itu berlutut, membungkuk, lalu
mendekatkan kepala ke permukaan cairan kental yang memenuhi
kolam. Mereka dibantu para Pengendali-Hork-Bajir.
Kami melihat seorang wanita membungkuk dengan tenang.
Kepalanya hanya sejengkal di atas permukaan kolam yang berwarn
kelabu. Salah satu Pengendali Hork-Bajir membantunya menjaga
keseimbangan dengan memegang sikunya.
Kemudian kami melihat makhluk yang menggeliat-geliut,
meluncur, merangkak keluar dari telinga wanita itu.
Makhluk Yeerk.
"Oh...," Rachel mengerang sambil meringis karena mual. "Y
ampun...."
Begitu keluar dari telinga wanita malang itu, si makhluk Yee
langsung menjatuhkan diri ke dalam kolam dan menghilang di baw
permukaan yang bergolak.
Seketika wanita itu berseru-seru. "Bajingan busuk, lepaskan
aku! Lepaskan aku! Aku manusia bebas! Aku tidak sudi diperlakuk

sepertiIaini! Aku diringkus


segera bukan budak!
oleh Lepaskan aku!"
dua Pengendali-Hork-Bajir. Mereka
menyeretnya ke kerangkeng terdekat.
"Tolong!" wanita itu menjerit. "Tolong! Selamatkan kami
semua!"

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 128/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Chapter 23

TOLONG! Tolonglah kami!"


Teriakan-teriakan serupa telah terdengar sejak kami menurun
tangga. Tapi sekarang kami bisa melihat orang-orang malang yang
berteriak-teriak itu. Hatiku serasa diiris-iris.
Pandanganku beralih ke dermaga kedua. Aku melihat sejuml
korban diseret dari kerangkeng dan dibawa ke dermaga, agar
makhluk-makhluk Yeerk bisa masuk lagi ke kepala induk semang
masing-masing. Prosesnya sederhana sekali. Para induk semang —b
manusia maupun Hork-Bajir—ditarik ke dermaga, kemudian kepal
mereka dicelupkan secara paksa ke dalam kolam.
Ada orang yang melawan sambil menjerit-jerit, ada juga yan
cuma menangis, seakan-akan telah pasrah menerima nasibnya. Tap
semuanya tak berdaya. Ketika kepala mereka diangkat kembali, kam

melihatSetelah
sosok beberapa
Yeerk memasuki kepala
menit, para korban
korban melalui
yang semulatelinga.
meronta-ro
pun kembali tenang. Sekali lagi mereka menjadi budak kaum Yeerk
Adegan yang kami saksikan mirip proses kerja di pabrik. Par
korban diperlakukan seperti benda mati, dibawa ke dermaga pertam
digiring ke kerangkeng, lalu diseret ke dermaga kedua. Semua
dikerjakan dengan cepat, tanpa membuang-buang waktu.
Tapi ternyata masih ada bagian lain, yang baru sekarang kam
lihat. Sejumlah manusia dan Hork-Bajir tampak menunggu dengan
santai. Mereka duduk di kursi-kursi yang nyaman sambil menghiru
minuman dan menonton TV. Makhluk-makhluk Taxxon yang
menyerupai belatung raksasa berkeliaran di antara mereka.

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 129/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Suara TV terdengar sayup-sayup. Dan rasanya aku juga


mendengar tawa manusia. Mereka menonton TV sambil tertawa-taw
<Mereka itu induk semang sukarela,> kata Tobias. <Kaki-
tangan kaum Yeerk.>
"Apa maksudmu?" aku bertanya sambil mengerutkan kening
<Masih ingat apa yang dikatakan si Andalite? Banyak manus
dan Hork-Bajir sukarela menjadi induk semang,> sahut Tobias.
<Mereka mau diajak kaum Yeerk untuk bekerja sama.>
"Masa, sih? Itu kan tidak masuk akal," kata Rachel. "Mana a
manusia yang rela diperlakukan seperti ini. Mana ada yang mau jad
budak?"
"Ada saja," sahut Marco. "Cukup banyak orang yang tidak le
dari sampah."
<Mereka dibujuk dengan janji segala masalah akan beres kal
mereka bersedia menjadi induk semang kaum Yeerk. Kurasa itulah
tujuan The Sharing. Manusia dibuat percaya bahwa semua masalah
mereka akan hilang kalau mereka berubah menjadi sesuatu yang la
"Berubah menjadi elang, misalnya," Marco menimpali.

Tobias
"Tobias,tidak bisa bilang
tunggu!" apa-apa. Ia langsung terbang menjau
aku memanggilnya.
"Kita harus jalan lagi," ujar Rachel. "Kita sudah terlalu lama
berhenti di sini sambil melihat-lihat." Ia menatap Marco. "Jangan
ganggu Tobias, oke? Kita butuh dia."
Tobias kembali terbang ke arah kami. <Cassie,> katanya. <D
ada di dermaga. Di dermaga kedua. Dia mau dijadikan budak.>
Mata manusiaku tak bisa melihat jelas dalam cahaya ungu ya
redup. Samar-samar aku melihat baju seragam si polisi serta sosok
kecil di sampingnya.
"Kau melihat Tom?" aku bertanya pada Tobias.

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 130/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Ia langsung mengepakkan sayapnya yang kuat dan kembali


terbang tinggi. Aku melihatnya jauh di atas kolam. Kemudian ia
menukik lagi.
<Aku melihatnya,> ia melaporkan.
Aku terdiam sejenak. Hatiku berdebar-debar. Ada sesuatu ya
ingin kutanyakan, tapi aku tidak yakin apakah aku siap menerima
jawabannya. "Apakah dia di dalam kerangkeng? Atau dia... sukarel
<Dia di dalam kerangkeng,> jawab Tobias. <Dia sedang
membentak-bentak para penjaga Hork-Bajir.>
"Yes!" Aku tahu Tom tidak mungkin menjadi induk semang
secara sukarela. Aku tahu ia pasti dipaksa.
<Sebentar lagi giliran Cassie,> Tobias memperingatkan kam
<Waktu kita tinggal beberapa menit untuk menyelamatkannya!>
Waktunya telah tiba. Kami sudah sampai di kaki tangga.
Kami bersembunyi di balik semacam gudang penyimpanan.
Marco mengintip dengan hati-hati, lalu menarikku mendekat agar a
bisa mendengar bisikannya. "Begini, Jake, sebelum kita mulai, aku
minta kau berjanji padaku."

Aku sudah
"Kalau aku bisa
memangmenduga
harusapa yang
mati, apahendak dikatakannya.
boleh buat. Tapi aku tid
sudi dijadikan budak. Jangan biarkan mereka masuk ke dalam
kepalaku."
"Tenang saja..."
"Hei!" sebuah suara berseru. Suara manusia. "Kalian berdua.
Siapa kalian?"
Aku membalik dan melihat seorang laki-laki. Hanya satu ora
Tapi di sebelah kirinya berdiri Hork-Bajir yang menatap kami deng
curiga. Dan di sebelah kanannya ada makhluk Taxxon.
Rupanya orang itu tidak melihat Rachel, yang tetap
bersembunyi di balik gudang. Ia hanya melihat Marco dan aku. Dan
curiga.
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 131/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

"Kami?" tanya Marco. "Kami siapa? Hei, kalian siapa?"


"Tangkap mereka," perintah laki-laki itu.
Si Hork-Bajir langsung bergerak. Si makhluk Taxxon
merangkak maju dengan lusinan kakinya yang kurus. Mata agar-
agarnya yang merah bergoyang-goyang. Mulutnya sudah mulai
mengunyah.
Aku sadar aku harus segera berubah wujud. Tapi saking
takutnya, aku cuma bisa berdiri seperti patung.
Kemudian aku melihat Rachel. Ia telah menyelinap ke belaka
para Pengendali yang menghadang Marco dan aku.
Dan di depan mataku, tubuhnya mulai membengkak. Tubuhn
mulai membesar, sangat besar.

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 132/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Chapter 24

PERUBAHAN pada Rachel berlangsung cepat sekali. Teling


besar menyembul dari kedua sisi kepalanya. Hidungnya memanjang
lebih panjang dari tubuhnya yang asli. Lengan dan kakinya tumbuh
sebesar batang pohon. Dan dari mulutnya muncul sepasang gigi bes
melengkung.
Tinggi sepupuku Rachel kini hampir empat meter, sedangkan
beratnya lebih dari enam ribu kilogram. Anehnya, aku malah gemb
<Ha HA!> aku mendengar tawa kemenangan Rachel. <Aku
berhasil!>
Si Hork-Bajir dan si Taxxon tetap maju.
Rachel mulai mengibas-ngibaskan ekornya yang mirip
tambang. Kaki depannya mengorek-ngorek tanah di dasar gua. Ia
menengadahkan kepalanya yang besar dan menyorongkan gadingny

yang panjang.
Si Taxxon yang pertama menyadari kehadiran Rachel. Tapi
tampaknya ia tidak tahu harus berbuat apa.
Sekonyong-konyong Rachel melesat maju. Serta-merta ia
menerjang kedua makhluk di hadapannya bagaikan truk kontainer
lepas kendali.
Si Hork-Bajir masih sempat bereaksi. Ia berbalik dan
menyambar belalai Rachel dengan tanduk di sikunya. Tapi sia-s ia.
Kalau sudah menyerang, gajah takkan berhenti karena luka
kecil yang tak berarti.
<Dasar brengsek!> Rachel berseru dengan geram. <Kau bera
menyerang AKU?>

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 133/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Si Hork-Bajir langsung ambruk. Tubuhnya hancur lebur di


bawah kaki Rachel. Ia meraung-raung, tapi suara Rachel jauh lebih
nyaring.
Si Taxxon berusaha lari. Ternyata makhluk Taxxon cukup ge
dalam keadaan terdesak.
Tapi rupanya gajah pun lebih lincah daripada yang kita sangk
Gajah bisa berlari sangat cepat.
Bagian belakang tubuh si Taxxon remuk terinjak kaki. Rache
Kakinya yang kurus kering menekuk, berderak-derak bagaikan rant
patah. Lendir kuning mengalir dari tubuh belatung raksasa itu.
Rachel tidak memberi ampun pada si Taxxon. Ia maju terus,
sampai akhirnya tinggal genangan lendir menjijikkan yang tersisa d
makhluk tersebut. Bau busuk yang menyebar dari genangan itu ham
membuatku jatuh pingsan.
Laki-laki tadi tercengang. Ia belum beranjak sedikit pun.
"Gajah?" ia bertanya, seakan-akan tidak percaya pada matanya
sendiri.
Rachel melilit tubuh orang itu dengan belalainya. <Yeah,> ka

mendengar pikirannya.
sadar ia tidak <Gajah.> Laki-laki itu menjerit. Akhirnya i
salah lihat.
Kibasan belalai Rachel membuatnya terlempar ke udara. Ia
melayang tinggi, dan aku tidak tahu di mana ia terempas.
"Cepat!" aku berseru pada Marco. "Waktunya berubah!"
"Bagus, Rachel," ujar Marco. "Mulai sekarang aku tak mau l
mencari gara-gara denganmu."
Aku memusatkan pikiran pada si harimau. Aku tahu pola DN
nya sudah ada dalam diriku. Aku membayangkan bagaimana ia
berbaring di dalam kandang di The Gardens. Aku membayangkan
betapa ia ingin berada di rimba dan berburu mangsa. Ia tentu tidak
keberatan aku meminjam DNA-nya. Gua ini memang bukan hutan,
tapi perburuan yang akan kulakukan pasti tidak kalah seru.
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 134/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

<Awas, ada Hork-Bajir lagi!> kata Rachel.


Ia langsung bersiap-siap menyambut mereka dengan gadingn
Aku mulai merasakan perubahan dalam diriku. Wajahku mul
dipenuhi bulu. Di bagian belakangku tumbuh ekor. Otot-otot lengan
menggembung dan mengencang. Bajuku sampai koyak. Aku jatuh
depan dan bertumpu pada tanganku, yang kini telah menjadi kaki
depan.
Ya ampun, tenaganya luar biasa!
Aku seperti disengat listrik. Di dalam tubuhku seakan-akan
terjadi ledakan. Aku merasakan tenaga si harimau mengalir deras
dalam diriku.
Dengan mata terbelalak aku menyaksikan cakar harimau
tumbuh di ujung-ujung jariku—cakar-cakar yang panjang,
melengkung, tajam, dan runcing.
Mataku bertambah tajam. Suasana yang remang-remang tera
terang bagaikan siang hari.
Tapi yang paling hebat adalah luapan tenaga yang kurasakan
Aku tidak takut menghadapi APA PUN!

Serombongan tangan.
mengayun-ayunkan Hork-Bajir bergegas maju ke arahku sambil
Aku membuka mulut dan mengaum keras-keras. Para Hork-
Bajir langsung berhenti.
Bersiaplah, aku berkata dalam hati. Sekarang kalian akan
berkenalan dengan sang harimau.
Otot-otot di kedua kaki belakangku mengencang. Aku
memperlihatkan gigi dan kembali mengaum. Dasar gua sampai
bergetar saking kerasnya.
Dan aku pun melompat dengan cakar siap menyambar.

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 135/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Chapter 25

AKU melesat di udara dan menerjang Hork-Bajir yang palin


dekat denganku.
Makhluk itu terempas ke dasar gua, sementara aku menindih
tubuhnya. Ia berguling ke samping dan berusaha bangkit. Gerakann
tangkas sekali. Tapi aku lebih gesit lagi.
Ia melayangkan pukulan dengan tangannya yang bertanduk.
Aku cepat-cepat menundukkan kepala. Cakar kiriku menyambar.
Begitu cepat, aku sendiri tak sempat melihat gerakan itu. Yang kuli
cuma empat goresan berdarah yang tertoreh di pundak si Hork-Baji
Hork-Bajir lain menyerangku dari belakang. Tanduk-tanduk
lengan mereka berdesing-desing ketika diayunkan.
Tapi aku tetap lebih cepat. Aku bahkan tidak ingat bagaiman
kejadian selanjutnya. Yang terekam dalam benakku hanyalah

bayangan
menyambar seekor harimau
dan taring siapyang menerjang dengan
mengoyak-ngoyak cakar
lawan. Akusiap
bergerak
bagaikan angin puyuh.
Si Hork-Bajir tumbang. Aku mengaum. Musuh-musuhku yan
lain langsung berbalik dan kabur tunggang-langgang.
Aku melihat Rachel. Ia sedang mengangkat salah satu Hork-
Bajir dengan gadingnya. Makhluk besar itu dilemparnya ke belakan
bagaikan boneka.
Dan kemudian aku melihat Marco. Tubuhnya yang kerempen
tengah berubah menjadi sosok Big Jim yang kekar.
<Panggil aku King,> ujar Marco. <King Kong.>

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 136/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Cassie sempat bercerita bahwa pembawaan gorila pada


dasarnya lemah lembut. Itu memang benar. Tapi di samping itu, go
juga kuat. Amat sangat kuat.
Dibandingkan gorila, manusia tak lebih dari sekumpulan tusu
gigi.
Nah, Hork-Bajir termasuk makhluk yang cukup besar. Tingg
mereka hampir dua setengah meter, dan tubuh mereka pun cocok
sekali untuk membuat onar. Tapi Marco melayangkan kepalan tang
gorilanya dan menghantam perut Hork-Bajir terdekat. Hork-Bajir it
langsung roboh.
Aku mengaum keras-keras. Belalai Rachel mengeluarkan sua
yang menggetarkan gendang telinga. Marco mengangkat si Hork-B
dan mencampakkannya bagaikan boneka.
Semua Hork-Bajir lain langsung berbalik dan lari. <Sekarang
aku berseru. <Mumpung mereka masih kocar-kacir!>
Kami menyerang, Rachel menerjang semua benda yang
menghalanginya. Ia merobohkan sejumlah gudang dan bangunan
kecil.

Marco segala
Ia menonjok maju sambil
sesuatumengayun-ayunkan lengannya
yang dilewatinya. Dan yang
apa pun keka
yang
terkena pukulan Marco pasti tidak bangun lagi.
Aku berlari di tengah-tengah, mencari-cari Pengendali yang
nekat menghalangiku.
Kami sampai di deretan kerangkeng. Para tawanan manusia d
Hork-Bajir langsung mundur. Mereka sama takutnya pada kami,
seperti pada para Pengendali. Aku tidak heran—takkan ada yang
menyangka ia bakal diselamatkan seekor gajah, seekor gorila, dan
seekor harimau.
Marco mulai menarik-narik gembok salah satu kerangkeng.
Dalam sekejap gembok itu telah berhasil dicopotnya. Pintu
kerangkeng membuka. Marco lalu memberi isyarat untuk
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 137/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

menenangkan para tawanan. Ia membungkuk sedikit, kemudian


menekuk-nekuk jari telunjuk, seolah berkata silakan keluar.
Tom yang pertama bergerak. Ia tampak ketakutan, namun so
matanya menunjukkan kemarahan yang membara dalam dirinya.
Semula aku ingin mengirim pesan melalui pikiran agar ia tahu siap
aku, tapi tiba-tiba aku mendengar teriakan Rachel dalam kepalaku.
<Jake!> ia berseru. <Lihat. Cassie!>
Cassie sudah hampir sampai di ujung dermaga. Para penjaga
Hork-Bajir dan Taxxon tetap melaksanakan tugas mereka. Aku
melihat kepala seseorang dicelupkan dengan paksa ke dalam kolam
Yeerk.
<Habis ini giliran Cassie!> aku memekik.
<Tenang saja,> ujar Marco. <Biar kami yang menolong Tom
Kau harus menyelamatkan Cassie. Cepat. Sebelum terlambat!>
Sejenak aku bimbang. Seribu satu pikiran berkecamuk dalam
benakku.
Akhir-akhir ini aku sering memikirkan saat itu. Mungkin...
mungkin... kalau saja....

Aku mulai
Hork-Bajir berlari.
di dermaga Aku harus
menarik menyelamatkan
tangan Cassie denganCassie!
kasar. Dua
"Jangaaan!" ia menjerit.
Aku berlari sekencang mungkin. Aku seakan-akan terbang.
Tapi cuma seakan-akan. Yang benar-benar bisa terbang hany
Tobias.
Aku melihatnya melayang-layang di puncak kubah. Tiba-tiba
menukik.
Ia melesat bagaikan peluru.
Tobias menjulurkan cakarnya. Hork-Bajir pertama ditabrakn
dengan kecepatan sekitar delapan puluh kilometer per jam. Lalu ia
mengepakkan sayap dan meninggalkan Hork-Bajir yang meraung-
raung kesakitan. Kedua mata makhluk angkasa luar itu berdarah.
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 138/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Cassie. Serta-merta ia


melepaskan diri dan berlari menyusuri dermaga ke tepi kolam.
Aku tiba di dermaga dan menerjang Pengendali Hork-Bajir
yang satu lagi.
<Berubah!> seruku kepada Cassie. <Berubah dan lari ke
tangga!>
Ia menatap barisan manusia dan Hork-Bajir di dermaga. "Lar
Semuanya lari!"
Mereka langsung kabur. Cassie menyelinap ke tengah
kerumunan. Sesaat kemudian aku melihat kepala serta leher langsin
berbulu hitam menyembul di antara para tawanan yang tengah
berjuang menyelamatkan diri. Cassie telah berubah menjadi kuda d
berlari ke arah tangga.
Para Pengendali mulai menyusun barisan. Sekelompok makh
Taxxon merangkak maju untuk mencegat Cassie dan aku. Semua
Hork-Bajir dan Taxxon kini telah bersenjata.
<Lewat atas!> aku berkata kepada Cassie ketika kami
mendekati barisan Taxxon.

<Lewat atas!> ia
Aku meloncat. menyahut.
Cassie melompat. Berdampingan kami terban
melewati para Taxxon yang tampak kaget. Mereka sempat
menembakkan sinar Dracon, tapi terlambat. Sinar itu mendesis-des
di belakang kami.
Aku melihat Rachel di depan kami. Tangga sudah dekat. Aku
melihat Marco bersama Tom.
Sedikit lagi kami akan selamat!
Tapi kemudian ia muncul dari tengah gerombolan Hork-Baji
Ia tampak tidak berbahaya dalam wujud Andalite. Makhluk
setengah rusa setengah manusia dengan bulu kebiruan dan sepasang
mata tambahan.

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 139/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Visser Three sama sekali tidak berkesan menakutkan. Apalag


dibandingkan para Hork-Bajir dan makhluk-makhluk Taxxon.
Tapi Visser Three satu-satunya Yeerk yang berhasil mengua
tubuh Andalite. Ia satu-satunya Yeerk yang memiliki kemampuan
berubah wujud. Dan ia telah berkeliling jagat raya untuk
mengumpulkan pola DNA dari monster-monster yang tak
terbayangkan buasnya. Salah satu Taxxon merayap ke samping Vis
Three dan mengatakan sesuatu. Suaranya aneh, mendesis-desis.
"Sssswer trrreeesswew eeeesstrew."
Visser Three tidak menyahut. Ia hanya menatapku dengan
matanya yang berbentuk tiga celah vertikal.
<Taxxon tolol ini mengira kalian binatang liar,> ujar Visser
Three. <Dia ingin tahu apakah dia dan saudara-saudaranya boleh
melahap kalian.> Ia tertawa tanpa suara. <Tapi aku tahu kalian buk
binatang. Aku tahu siapa kalian. sebenarnya. Hmm. Ternyata tidak
semua Andalite tewas waktu aku menghancurkan pesawat kalian.>
Aku butuh waktu beberapa detik untuk memahami maksudny
Tapi kemudian aku mengerti. Oh! Ia menyangka kami Andalite. Ia

pikir kami
berubah bukanDan
wujud. binatang
ia tahusungguhan.
hanya kaumIa Andalite
menyangka kami
yang sedang
punya
kemampuan tersebut.
<Aku kagum kalian berhasil sampai di sini. Tapi perjuangan
kalian sia-sia. Sebab waktu kalian telah tiba. Kalian akan mati
sekarang.>
Ia mulai berubah wujud.
<Tubuh ini kudapat di bulan keempat dari planet kedua sebu
bintang yang hampir padam. Kalian suka?>
Aku menyadari kami telah berharap terlalu banyak. Kami
takkan selamat.

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 140/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Chapter 26

BERANGSUR-ANGSUR Visser Three berubah menjadi


makhluk raksasa setinggi pohon. Dibandingkan monster itu, Rache
pun tampak kecil. Ia punya delapan kaki kokoh. Delapan lengan
panjang kurus kering, masing-masing dengan tangan bercakar tiga.
Kemudian kepalanya bermunculan.
Bukan satu. Bukan dua. Tapi delapan. Rupanya makhluk itu
penggemar angka delapan.
Para Pengendali Hork-Bajir mundur teratur. Mereka pun tida
berani dekat-dekat dengan bentuk baru Visser Three ini.
Tapi gerombolan Taxxon malah mendekat. Makhluk-makhlu
menjijikkan itu berkerumun di sekeliling pemimpin mereka bagaika
sekawanan anjing lapar yang mengharapkan sisa-sisa makanan.
Aku diam seperti patung. Aku tidak bisa bergerak. Harimau

dalam Tadinya
diriku ikut bingung
kukira dan
dalam waswas.
wujud binatang kami sanggup
menghadapi apa pun. Tapi kami tidak mungkin melawan Visser
Three. Melawan monster ini sama saja dengan bunuh diri.
<Lari!> aku berseru pada teman-temanku. <Naik tangga!>
Cassie mendorong dua orang dari kerangkeng dan menoleh k
belakang. Keduanya memahami maksud Cassie, dan langsung naik
punggungnya. Lalu ia berderap ke arah tangga.
<Ya, silakan lari,> Visser Three berkoar. <Biar aku bisa latih
membidik.>
Visser Three mulai beraksi.
Sebuah bola api terlontar dari salah satu kepalanya, melesat
bagaikan roket.
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 141/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Bola api itu mendesis-desis dan menghantam punggung wan


yang menunggangi Cassie.
"Ahhh!" wanita itu jatuh sambil memekik, lalu berguling-gul
untuk memadamkan api yang membakar bajunya. Cassie terus lari.
dan penunggang yang satu lagi berhasil tiba di kaki tangga.
<Latihan membidik!> ujar Visser Three sambil tertawa. Tanp
henti ia melontarkan bola, bergiliran dari kedelapan kepalanya.
Salah satunya menyerempet pundakku. Satu lagi membentur
telinga Rachel, sehingga ia memekik kesakitan.
Kami terperangkap di tengah badai api.
<Kita harus lari!> teriak Marco.
<Ya, lari! Lari ke tangga!> aku kembali berseru. <Rachel!
Maju! Buka jalan!>
Kami berusaha mencapai tangga, tapi para Taxxon telah
mengepung kami. Siapa pun yang berhasil menjauhi Visser Three
langsung dikeroyok makhluk-makhluk busuk itu.
Dari sudut mata aku melihat Tom. Ia sedang melayangkan
pukulan ke arah sepasang Taxxon yang mengelilinginya. Ia tak

berdaya
saja. menghadapi mereka, namun ia tidak sudi menyerah begitu
Rachel bergegas menghampiri Tom. Tanpa mengurangi
kecepatan ia menerjang salah satu Taxxon dan menginjak-injaknya
sampai remuk. Taxxon yang satu lagi dikepit Marco, lalu dipuntir
sampai tubuhnya pecah. Isi perutnya yang berbau menyengat
berhamburan di lantai.
Rachel berhenti ketika sampai di kaki tangga. Gajah bisa
melakukan banyak hal. Tapi menaiki tangga... nanti dulu.
<Kau harus berubah lagi!> kataku padanya.
Hampir seketika tubuhnya mengecil, namun tak ada waktu
untuk menunggu sampai prosesnya selesai. Rachel masih berbentuk
setengah gajah setengah manusia ketika ia menaiki tangga. Ia berja
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 142/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

dengan langkah gontai sambil menyeret sisa belalai yang membuat


tampangnya jadi mengerikan.
Kami berlari tunggang-langgang. Namun tak ada harapan.
Di antara sekian banyak tawanan yang sempat kami bebaska
hanya beberapa orang serta dua Hork-Bajir yang berhasil selamat
sampai di tangga. Yang lain tertangkap lagi atau terbakar.
Sebuah bola api meledak di samping kakiku dan aku meraun
raung. Tapi kami terus lari menaiki tangga.
Kami sudah naik sekitar tiga puluh meter ketika kedua Hork-
Bajir terkena bola api yang dilontarkan Visser Three. Keduanya jat
terbakar.
Visser Three mulai menaiki tangga. Sendirian. Tangga itu te
sempit untuk tubuhnya yang berukuran raksasa. Aku tahu Visser
Three takkan bisa mengejar kami, kalau kami sanggup mencapai
tangga yang diapit dinding batu. Aku memandang ke atas, dan meli
Cassie beserta penunggangnya sudah hampir sampai di sana.
Para anggota Animorphs yang lain, bersama Tom dan segelin
orang yang berhasil dibebaskan, berlari menggerombol.

Visser
api. Kami Three mulaiDimenghujani
terperangkap. depan, api tangga di atas kami
berkobar-kobar. dengan b
Di belakang
Visser Three semakin dekat.
"Tidak," aku mendengar suara yang sangat kukenal. "Tidak
bisa. Kali ini kau takkan menang."
Itu suara Tom.
Seorang diri, hanya berbekal kepalan tinju, ia menyerang Vis
Three.
Visser Three mengayunkan salah satu lengannya.
<Tom!> teriakku. Tubuh harimauku mengaum sekuat tenaga
Tapi auman itu tenggelam dalam isak tangis manusia serta desis
makhluk-makhluk Taxxon.
Aku melihat Tom terhuyung-huyung akibat pukulan Visser.
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 143/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Aku melihatnya jatuh dari tepi tangga.


Dan aku langsung kalap.
Sebelum sadar apa yang kulakukan, aku sudah menerkam
Visser Three. Aku mencakar-cakar tubuhnya, lalu memanjat ke
belakang salah satu kepalanya. Harimau dalam diriku tahu apa yan
harus dilakukan. Tanpa pikir panjang aku membenamkan taringku
yang panjang ke tengkuk Visser.
Kepala yang lain menoleh dan melontarkan bola api ke arahk
Bola api pertama berhasil kuelakkan. Tapi bola api kedua membaka
pahaku. Aku segera melompat turun.
Visser Three melolong kesakitan. Aku mengaum penuh
kebencian.
Kami semua lari menaiki tangga, tergopoh-gopoh, seakan-ak
dikejar seratus mimpi buruk.

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 144/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Chapter 27

KAMI terus lari. Walaupun letih, ketakutan, dan terbakar di


sana-sini, kami berlari tanpa henti.
Visser Three telah membuat satu kesalahan. Ia memilih wuju
yang terlalu besar, sehingga tak dapat mengejar kami sampai ke
puncak tangga.
Aku mendengar seruan Visser Three ketika kami akhirnya
berhasil lolos. Ia berkata, <Akan kubunuh kalian semua, Andalite.
Kali ini kalian boleh lolos, tapi tak ada pengaruhnya. Kalian akan
kubunuh semua!>
Terus terang, bagiku pengaruhnya besar sekali. Kami, para
anggota Animorphs, memang gagal menghancurkan Visser Three,
yang penting kami masih hidup.
Sayangnya, hanya satu tawa nan yang berhasil kami

bebaskan yaitu wanita
Dan Cassie yang menunggangi
pun selamat. Cassie. adalah petuga
Yang menangkapnya
polisi yang kami curigai sebagai Pengendali. Polisi itu satu-satunya
Pengendali yang mengetahui nama dan alamat Cassie. Ia juga semp
memergoki Cassie pada pertemuan The Sharing.
Cassie bilang kami tidak perlu kuatir terhadap polisi itu. Tap
enggan menceritakan apa yang terjadi padanya.
Dan Tom... kakakku.
Tom gagal meloloskan diri.
Aku sedang berbaring di tempat tidur dengan tubuh gemetar
sambil menggigil dan menangis akibat teror yang kualami, ketika a
mendengarnya pulang malam itu.

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 145/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

Ia tidak tahu bahwa akulah sang harimau. Ia tidak tahu aku


hampir berhasil menyelamatkannya. Kini ia kembali menjadi
Pengendali. Kini ia kembali dikuasai Yeerk yang bercokol di dalam
kepalanya.
Cassie, Marco, Rachel, dan aku berhasil naik sampai ke punc
tangga. Kami keluar menuju koridor sekolah. Bagi kami, sekolah it
takkan pernah sama lagi seperti dulu.
Dan Tobias? Ia juga selamat.
Menjelang subuh aku terbangun karena mendengar kepak say
di jendela.
Aku membuka jendela dan Tobias terbang masuk.
"Untung kau selamat," ujarku. "Wah, aku sempat kuatir
setengah mati. Kupikir kau masih terperangkap di bawah sana. Aku
yakin kau bisa menemukan tempat untuk bersembunyi, tapi kau kan
sudah lama jadi elang. Aku kuatir kau tertangkap karena terpaksa
berubah jadi manusia lagi. Syukurlah kau berhasil lolos."
<Bagaimana dengan yang lain?> ia bertanya.
"Masih hidup," jawabku. "Semuanya masih hidup. Kurasa

itulah yang paling


<Yeah. penting."
Itu yang paling penting.>
"Ayo, Tobias," ujarku. "Berubahlah. Kau bisa tinggal di sini.
Kau boleh pakai tempat tidurku. Aku terlalu capek. Tidur di atas pa
pun aku tak peduli."
Ia diam saja. Dan dalam hatiku aku tahu sebabnya. Hanya saj
aku enggan mengakuinya.
"Ayo, Tobias," aku mendesak. "Berubahlah."
<Jake...>
"Cepat, sudah waktunya kau jadi manusia lagi. Kau sudah
cukup banyak terbang malam ini."
<Aku sempat bersembunyi di gua tadi,> ia memberitahuku.
<Mereka tidak melihatku. Tapi aku terpaksa berlindung sambil
http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 146/147
7/23/2019 Animorphs 01 - Serbuan Makhluk Asing

menunggu kesempatan untuk lari. Jake... aku menunggu terlalu lam


Terlalu lama. Lebih dari dua jam.>
Aku menatapnya tanpa berkata apa-apa. Aku mengamati
matanya yang menyorot bagaikan sinar laser, paruhnya yang
melengkung, cakarnya yang tajam. Dan sayapnya yang lebar, yang
membuatnya bisa terbang.
<Agaknya, mulai sekarang, beginilah wujudku,> kata Tobias
Aku tahu air mataku bergulir di pipi, tapi aku tidak peduli.
<Jangan sedih, Jake. Yang penting kita semua masih hidup.>
Aku menghampiri jendela dan memandang bintang-bintang.
Jauh di atas sana, di antara bintang-bintang yang berkerlap-kerlip,
terletak planet asal si Andalite. Jauh di atas sana ada... harapan.
<Mereka akan datang,> ujar Tobias. <Teman-teman si Anda
pasti akan datang. Dan sampai saat itu....>
Aku mengangguk dan menghapus air mataku. "Yeah," aku
berkata. "Sampai saat itu kita akan bertempur." END

Eb k l bl t

http://slidepdf.com/reader/full/animorphs-01-serbuan-makhluk-asing 147/147

Anda mungkin juga menyukai