Anda di halaman 1dari 5

PERILAKU ORGANISASI

“WHERE FLATTERY WILL GET YOU?”

Kelompok 22
Cluster B

Yusuf Akbar Santoso 042011233171


Reza Narda Maulana 042011233172
Gladia Renata Putri 042011233175

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2021
Analisa Masalah

Salah satu dari berbagai teknik manajemen kesan yang digunakan orang di tempat kerja
adalah menyanjung atau memuji seseorang. Banyak orang percaya bahwa sanjungan memiliki
dampak positif pada prospek karir. Vicky Oliver, penulis 301 Smart Answers to Tough Interview
Questions, menyarankan penggunaan sanjungan untuk meminta kenaikan gaji. Oliver
menyarankan karyawan untuk menggunakan teknik manajemen kesan lainnya, seperti promosi
diri dan peningkatan, tetapi dia juga menyarankan untuk memuji atau secara strategis
"menyanjung" bos sebelum duduk untuk membicarakan kenaikan gaji.

Apakah sanjungan selalu berhasil? Jawabannya adalah ya dan tidak. Sanjungan dapat
mempengaruhi seseorang yang berkuasa tetapi hanya jika mereka melihat sanjungan itu tulus.
Akan tetapi, tampak tulus mungkin sangat sulit, karena orang yang paling berkuasa seringkali
paling sulit dibodohi. Lagi pula, mereka memiliki lebih banyak pengalaman dengan orang-orang
yang menyanjung mereka. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa mungkin ada cara untuk
membuat sanjungan lebih efektif: Cobalah untuk meyakinkan diri sendiri bahwa kita benar-benar
menyukai orang yang kita sanjung. Dalam studi tersebut, karyawan yang menghabiskan lebih
banyak waktu mempertimbangkan kesamaan mereka dengan atasan mereka lebih mungkin untuk
mencapai tujuan mereka melalui sanjungan.

Bahkan jika seorang karyawan berhasil menggunakan sanjungan, itu memiliki satu
kelemahan utama. Studi lain baru-baru ini menemukan bahwa eksekutif yang menyanjung CEO
mereka lebih cenderung membenci CEO mereka di kemudian hari. Meskipun CEO tidak
mengharuskan karyawan mereka untuk memuji mereka, banyak karyawan merasa direndahkan
ketika mereka berusaha keras untuk menyanjung bos secara strategis. Karyawan yang memuji
CEO mereka juga lebih cenderung mengeluh kepada pihak ketiga tentang bos mereka. Bahkan
ada yang mengadu ke wartawan.

Identifikasi Masalah
Melalui kasus tersebut dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:
● Flattery atau sanjungan bekerja jika dilakukan dengan tulus di mana susah untuk dilihat,
terlebih lagi jika menyanjung seseorang dengan kekuatan yang tinggi.
● Eksekutif cenderung membenci CEO mereka setelah mereka sendiri memberikan
sanjungan.
● Sanjungan yang dilontarkan karyawan kepada boss atau CEO mereka kemungkinan
membuat mereka tidak nyaman sehingga mendorong perilaku seperti mengeluh kepada
pihak ketiga.
Pembahasan Kasus

1. What are some other consequences of using flattery at work? why do these consequences
occur? (Apa konsekuensi lain dari penggunaan sanjungan di tempat kerja? mengapa
konsekuensi ini terjadi?)
Jawab :
Semua orang suka sanjungan. Sanjungan adalah kata lain untuk pujian yang diberikan
kepada seseorang. Orang yang suka disanjung lebih rentan untuk berbuat baik kepada
orang-orang yang mengatakan hal-hal baik kepada mereka. Namun, sebagian orang akan
menentang hal tersebut. Tipe orang yang seperti ini adalah yang paling mungkin mengatakan
bahwa sanjungan tidak akan berpengaruh apa-apa. Merek berharap untuk menjelaskan bahwa
mereka akan tetap berpegang pada prinsip mereka terlepas dari pujian apa pun.
Seperti halnya pada perusahaan atau organisasi. Karyawan mungkin mendapatkan dorongan
karir ketika mereka menyanjung dan selalu setuju dengan atasan mereka. Berdasarkan studi
kasus yang dibahas oleh kelompok kami, ada beberapa masalah yang dapat kami simpulkan.
Sanjungan dapat mempengaruhi seseorang yang berkuasa tetapi hanya jika mereka melihat
sanjungan tersebut tampak tulus. Menyanjung dengan tampak tulus mungkin sangat sulit karena
orang yang mereka sanjung memiliki kekuatan paling besar sehingga seringkali untuk dibodohi.
Jadi, untuk menyanjung seseorang penting menggunakan kekuatan yang ramah untuk
mewujudkan dunia di mana kita akan sering dapat memuji satu sama lain, dan tidak lagi hanya
menyanjung.
Sebenarnya menurut kami, sanjungan akan memberikan umpan balik yang positif apabila
dilakukan dengan tepat. Namun, apabila terlalu sering menyampaikan sanjungan akan terkesan
kurang tulus dan memberikan kesalahpahaman pada pihak yang diberi sanjungan. Terdapat
konsekuensi dari penggunaan sanjungan di tempat kerja. Menurut kelompok kami, sanjungan di
tempat kerja akan mendorong pekerja untuk berperilaku buruk jika mereka melakukan sanjungan
dengan menggunakan taktik ingratiation. Taktik ini merupakan suatu siasat dimana seseorang
berusaha untuk membuat targetnya senang (seperti menyanjung bos), sebelum mengajukan
permintaan yang sebenarnya. Para peneliti menemukan bahwa mereka yang menyanjung bos
tampaknya memiliki rasa aman yang salah dan cenderung kurang disiplin diri.
Menurut kelompok kami, beberapa konsekuensi lain dari penggunaan sanjungan di
tempat kerja adalah karyawan harus menggunakan teknik manajemen kesan lain seperti promosi
diri. Promosi diri dapat dilakukan melalui percakapan tatap muka di blog atau platform media
sosial. Promosi diri adalah kecenderungan alami yang kita inginkan agar orang lain menganggap
kita memiliki kualitas yang luar biasa, seperti kecerdasan dan bakat. Kita harus belajar untuk
lebih lembut dalam pujian dan energi yang dapat dipinjamkan kita untuk bergerak menuju
kemurahan hati, kecerdasan, dan kebijaksanaan yang lebih besar. Misalnya, Sarah menggunakan
bakatnya untuk memastikan bahwa dia dilihat oleh majikan di perusahaannya. Dia tidak
menggunakan sanjungan seperti karyawan lainnya untuk bisa menaikkan gajinya. Hal ini
menunjukkan bahwa tanpa sanjungan juga bisa membuat seseorang sukses. Namun, tidak seperti
taktik ingratiation, tindakan promosi diri di tempat kerja tampaknya tidak akan menyebabkan
penyimpangan di tempat kerja.

2. The study described in this case also found that executives resented directing flattery
toward female and minority CEOs more than white males. Why do you think this finding
is true? (Studi yang dijelaskan dalam kasus ini juga menemukan bahwa para eksekutif
lebih benci mengarahkan sanjungan kepada CEO perempuan dan minoritas daripada
laki-laki kulit putih. Mengapa menurut Anda temuan ini benar?)
Jawab :
Eksekutif memiliki posisi yang tinggi (bahkan paling tinggi) dalam organisasi sehingga
mereka memiliki kekuatan yang sangat besar pula. Kekuatan yang mereka miliki tentunya
dominan dalam suatu organisasi menyebabkan anggota lainnya cenderung akan melakukan
impression management khususnya menyanjung kepada para pemegang kekuatan ini. Para
eksekutif telah berekspektasi untuk menjadi subjek yang akan disanjung oleh para bawahannya,
sehingga menyanjung sesuatu yang seharusnya menyanjung diri kita dirasakan sebagai sesuatu
yang ‘tidak semestinya terjadi’. Adanya suatu perilaku demikian, di mana cenderung
diskriminatif, biasanya memang sering terjadi di beberapa organisasi pada lingkungan tertentu.
Kelompok kami berpendapat lingkungan tempat bekerja dalam hal ini menyangkut budaya,
norma sosial, politik, dan lainnya mempengaruhi perspektif seseorang dalam berperilaku. Faktor
dalam individu juga menjadi peran penting dalam hadirnya sikap atau perilaku. Kembali lagi
kepada masalah budaya yang di mana dipegang oleh suatu individu. Studi yang menjelaskan
bahwa eksekutif akan lebih membenci CEO perempuan dan minoritas ketika telah diberikan
sanjungan, menurut kami juga terpengaruh dari kebiasaan ataupun budaya yang ada di sekitar
serta budaya yang dipegang oleh seseorang. Eksekutif yang berperilaku demikian kemungkinan
berpandangan bahwa perempuan dan minoritas memiliki kedudukan yang lemah dan di bawah
mereka. Sehingga memberikan sanjungan bisa saja dianggap sebagai salah satu pengakuan
bahwa diri mereka (para eksekutif) lebih rendah lagi dibandingkan para kaum CEO minoritas
dan perempuan tersebut. Bahkan dijelaskan pula CEO laki - laki pun juga akan dibenci.
Politik dalam organisasi juga dapat berperan dalam kasus ini. Pendistribusian keuntungan
serta kerugian yang tidak merata dan mendiskriminasi kelompok minoritas dan perempuan dapat
menjadikan posisi kelompok ini di suatu organisasi sebagai kelompok ‘rendahan’, -kelompok
yang tidak terpandang serta cenderung memiliki status sosial di lingkungan kerja yang rendah.
Pandangan karyawan lain bila eksekutif berperilaku ‘terlalu baik’ dalam artian menyanjung
kelompok ini dengan pujian - pujian, beberapa kelompok karyawan lainnya mungkin saja akan
melihat figur eksekutif tidak memiliki power sebagaimana yang mereka bayangkan sebelumnya.
Perilaku tidak hormat akibat ‘hilangnya wibawa’ atau perilaku terlalu ‘bersahabat’ bisa saja
ditunjukkan karyawan lain kepada eksekutif. Eksekutif nampaknya sadar akan dampak ini
sehingga akhirnya mereka memutuskan untuk berusaha menghindari hal tersebut memuji terlebih
dahulu namun menampakkan pula kebencian akan hal yang diperbuatnya. Walaupun pujian
terkesan mengada - ngada, bisa saja memberi kesan apresiasi bagi CEO, sehingga hal tersebut
‘terpaksa’ dilakukan oleh eksekutif untuk menjaga hubungan dan kepentingan organisasi.

3. Are there impression management techniques that are more effective than flattery?
(Apakah ada teknik manajemen kesan yang lebih efektif daripada sanjungan?)
Jawab :
Impression management juga disebut presentasi diri, proses dimana individu berupaya
untuk mengendalikan kesan yang dibentuk oleh orang lain. Dengan kata lain, yaitu di mana
orang berusaha mempengaruhi persepsi orang lain tentang seseorang, objek, atau peristiwa
dengan mengatur dan mengendalikan informasi dalam interaksi sosial. Selain itu, teori ini
menguraikan fakta bahwa orang harus memastikan bahwa persepsi dan kognisi mereka konsisten
dengan tujuan dan tindakan. Proses dimana individu mencoba untuk mengontrol kesan bentuk
lain dari mereka. Teknik manajemen kesan melibatkan individu dalam menggambarkan kesan
positif dan terkadang negatif pada kinerja organisasi dan kinerja karyawan tergantung pada
situasi dan teknik memiliki dampak yang berbeda. Penting untuk memahami mengapa dan kapan
harus menggunakan teknik manajemen kesan tertentu dengan mengesampingkan yang lain dan
teknik mana yang paling mungkin digunakan dalam kombinasi.
Dalam teknik impression management, kita memiliki Conformity (Kesesuaian), Excuses
(Alasan), Apologies (Permintaan maaf), Self-Promotion (Promosi diri), Flattery (Sanjungan),
Favours (Nikmat), dan Association (Asosiasi). Flattery didefinisikan sebagai memuji orang lain
tentang kebaikan mereka dalam upaya untuk membuat diri sendiri tampak perspektif dan disukai.
Flattery adalah teknik sosial asertif untuk mengelola kesan orang lain untuk meningkatkan daya
tarik sosial seseorang. Hal ini dilakukan dengan mengatakan hal-hal yang menyanjung atau
memuji orang lain.
Menurut kelompok kami, tidak ada teknik manajemen kesan yang lebih efektif daripada
sanjungan karena teknik sanjungan efektif dalam hal penilaian kinerja. Karyawan cenderung
menggunakan teknik sanjungan untuk menunjukkan bahwa mereka pekerja keras dan
berorientasi pada karir di awal pekerjaan. Kemudian ketika mereka menjadi berpengalaman,
mereka mulai menerapkan teknik manajemen kesan untuk mendapatkan keuntungan dalam
organisasi seperti penghargaan, promosi, gaji, dll. Untuk penilaian kinerja, manajemen kesan
memiliki jumlah varian tambahan yang signifikan dalam peringkat supervisor untuk kinerja
karyawan. Karyawan baru dikategorikan ramah, pekerja keras seperti atasannya jika
dibandingkan dengan bawahannya. Karyawan baru berusaha untuk membuat atasan mereka
terkesan sehingga menjadi menyenangkan dan membuat kesan yang baik pada organisasi.
Karyawan berusaha untuk membuat diri mereka disukai atau lebih menarik bagi rekan kerja
mereka dengan menghargai pencapaian mereka.

Jumlah Kata : 1564

Anda mungkin juga menyukai