Anda di halaman 1dari 8

Efektivitas Ruang Terbuka pada Kawasan Wisata Kota Tua

Jakarta

Mu’zizah Rizka Wulan Ghanni


Jurusan Arsitektur, Universitas Islam Indonesia
l. Kaliurang No.Km. 14,5, Krawitan, Umbulmartani, Kec. Ngemplak, Kabupaten Sleman,
Daerah Istimewa Yogyakarta
18512051@students.uii.ac.id
Ir. Wiryono Raharjo, M.Arch., Ph.D
Ratnaning Budi Noor Azizah

ABSTRAK: Dalam konteks urban, adanya ruang terbuka merupakan sebuah fasilitas dalam
kota yang penting. Kawasan wisata Kota Tua Jakarta disebut sebagai salah satu kawasan
cagar budaya yang penting yang juga berfungsi sebagai ruang publik. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui apakah kawasan wisata Kota Tua berperan sebagai ruang publik yang
efektif dan membahas faktor faktor penting yang berperan terhadap efektivitas sebuah ruang
publik.
Kata kunci: Ruang publik, Kota Tua, ruang terbuka publik

PENDAHULUAN Kota Tua termasuk merupakan


kawasan wisata yang sukses dan
Permasalahan konservasi situs cagar menghasilkan keuntungan regional yang
budaya merupakan proyek tanpa henti yang cukup besar. Namun di sisi lain, problematika
cenderung sulit dieksekusi secara efektif oleh yang timbul justru terlahir dari efek samping
negara. Hal ini tak terlepas pada situs keunggulan situs tersebut. Kota Tua
pariwisata Kota Tua, walaupun Kota Tua terkadang dinilai sebagai kawasan yang ramai
cenderung lebih diperhatikan dan menjadi dengan keteraturan aktivitas yang kurang baik
salah satu daya tarik utama kota Jakarta. di beberapa tempat, seperti contoh pada pintu
Upaya konservasi tidak terikat hanya pada keluar stasiun Jakarta Kota (Gultom, Aldi:
kondisi bangunan bersejarah saja, namun 2019). Banyak pedagang kaki lima yang
juga pada perawatan lingkungan, kebersihan, memenuhi jalan, kendaraan yang terparkir di
dan infrastruktur ruang publik yang sembarang tempat, bahkan permasalahan
merupakan bagian dari Kota Tua. kebersihan dan vandalisme. Permasalahan ini
lumrah pada kawasan kawasan wisata di
Indonesia, namun dengan jumlah pengunjung
yang tinggi, ada dampak positif maupun
negatif yang juga teramplifikasi.
Pengaruh dari dampak positif dan
negatif ini dirasakan oleh para pengunjung
dan pengguna kawasan Kota Tua, dimana
lingkungan yang dibuat untuk menarik
perhatian wisatawan cenderung terkesan
Gambar 1. Halaman museum Fatahilah tidak terawatt di beberapa tempat. Hal ini
dapat menjadi aspek negatif yang mengurangi publik yang dulunya merupakan halaman
pendapatan dan efektivitas Kota Tua sebagai Balai Kota pada masa VOC hingga masa
ruang publik yang layak. Hindia Belanda (kini Museum Sejarah atau
Museum Fatahillah). (“Beberapa
Beberapa variabel dan dampaknya Permasalahan Pelestarian Kawasan Cagar
pada efektivitas, kekurangan atau keunggulan Budaya Dan Strategi Solusinya”; Supratikno
ruang publik akan dianalisa pada bahasan Rahardjo. (2013); Halaman 8)
dengan metode komparasi dan tinjauan teori
ruang publik. Dengan daya tariknya, Kota Tua di
Jakarta Barat dapat mendatangkan 4000
sampai 40 ribu wisatawan, dan mencapai
puncaknya pada saat saat spesial seperti
RUMUSAN MASALAH natal dan tahun baru. Sebuah data juga
A. Apa faktor faktor yang menyebabkan menunjukkan bahwa pada minggu terakhir
rendahnya efektivitas ruang publik 2019, jumlah pengunjung Kota Wisata
pada kawasan pariwisata Kota Tua mencapai 58 ribu orang (Asianto, 2019).
Jakarta? Sisi positif yang timbul antara lain
adalah lahirnya lapangan pekerjaan bagi
TUJUAN PENELITIAN masyarakat setempat, daya tarik Kota Tua
menjadikan wilayah tersebut sebagai salah
1. Menganalisa kelebihan dan satu point of interest yang dapat mendongkrak
kekurangan yang ada pada Kawasan pendapatan daerah dari segi pariwisata.
Wisata Kota Tua sebagai ruang publik Adanya aliran dana ini juga membuat proyek-
di situs cagar budaya dengan teori proyek revitalisasi dan perbaikan pada Kota
kenyamanan public space Stephen Tua memungkinkan untuk direalisasi. Namun
Carr (1992). sisi negatif yang semakin tumbuh juga timbul
karena melonjaknya jumlah pengunjung yang
ada pada situs bersejarah tersebut.
METODOLOGI Permasalahan yang terlihat secara
jelas pada wilayah Kota Tua bukan
Dengan menggunakan metode merupakan hal baru, dan sudah banyak upaya
pendekatan komparasi dan analisis yang yang dilakukan untuk meminimalisir dampak
bersumber dari data mengenai studi kasus yang ditimbulkan, namun hal hal seperti
dan preseden. Pembahasan dan analisa yang kurangnya kebersihan, kurang terawatnya
dicantumkan diuji menggunakan tabel beberapa fasilitas umum, sampai hal yang
parameter sebagai indikator elemen penting berdampak langsung pada konservasi seperti
pada ruang publik. vandalisme tetap dapat ditemui pada titik titik
di wilayah Kota Tua.
Salahsatu faktor universal yang
TINJAUAN TEORI cenderung memiliki subjektivitas tertentu
adalah kenyamanan. Dan faktor kenyamanan
Kawasan Kota Tua Jakarta merupakan yang ada pada kawasan Kota Tua dapat
lansekap budaya yang menampilkan pola dikatakan bervariasi. Pada beberapa tempat
pemukiman pusat pemerintahan kolonial di seperti taman dan museum Fatahillah,
tengah wilayah kota modern yang terus pengunjung cenderung membutuhkan
bertumbuh di sekelilingnya. Komponen utama banyaknya perbaikan dari sisi kenyamanan.
dari kawasan ini adalah cagar budaya berupa Namun di beberapa tempat lainnya, terdapat
bangunan-bangunan kolonial yang jumlahnya beberapa isu yang juga terkait dengan
mencapai 283 buah, namun magnet yang kurangnya ketertiban pedagang kaki lima dan
menarik pengunjung terutama adalah kebersihan ruang.
keberadaan enam museum dan sebuah ruang
Kenyamanan adalah kebutuhan yang kawasan strategis kepentingan sosial budaya
mendasar. Tanpa kenyamanan, maka kawasan Kota Tua.
pemenuhan kebutuhan yang lain akan sulit
untuk dijalankan. Hal itu dalam konteks ruang Dalam pasal 293, disebutkan juga
publik dapat mengambil contoh seperti sinar bahwa rencana kawasan yang diprioritaskan
matahari dan tempat duduk. Sebuah fasilitas penanganannya di Kecamatan Taman Sari
penunjang kenyamanan yang cukup dan dilaksanakan pada salah satunya; Kawasan
nyaman sangat penting, terutama pada ruang Kota Tua dengan fungsi pengembangan
publik (Carr, 1992). kawasan strategis kepentingan sosial budaya,
dengan dilakukan pengembangan kawasan
campuran dan pusat eksebisi skala
internasional.
DATA LOKASI
Dalam pasal 181, disebutkan juga
a. Perimeter Kawasan bahwa rencana pengembangan dengan
tujuan terwujudnya Kawasan Kota Tua
dengan penyediaan prasarana parkir, jalur
pejalan kaki, taman kota, dan pengembangan
prasarana perdagangan dan jasa pariwisata.

c. Tingkat Kepuasan Pengunjug


Dalam data eksperimen sosial yang
dilakukan oleh N. Trisnawati (2017), terbentuk
sebuah tabel mengenai tingkat kepentingan
dengan relasi tingkat kepuasan dari berbagai
aspek yang ada pada interaksi pengunjung
Gambar 2. Peta batas kawasan wisata Kota Tua dengan objek wisata tersebut, baik dalam jasa
maupun fasilitas.
Terdapat pengelompokkan
Peta diatas menunjukkan peta
berdasarkan sistem rating angka yang
pembatas resmi dari pemerintah yang
diajukan pada pengunjung dengan kuisioner,
menunjukkan adanya batas wilayah wisata
dengan jarak umur berkisar sekitar 17-25
Kota Tua Jakarta yang ditandai dengan jalan
tahun, dan disebarkan kepada 50 orang
lokal yang melingkari kawasan wisata area
koresponden, dimana data yang diambil
Kota Tua. Kawasan Kota Tua diberi perjelasan
kemudian dikategorikan berdasarkan jenis
dengan garis putus. Kawasan Kota Tua
respons terhadap beberapa aspek tertentu.
berpusat pada Museum Fatahillah dan
halaman depannya, namun area yang ramai Terdapat skala kepentingan dan
dikunjungi dan juga dikenal sebagai kawasan kepuasan dari 1 sampai 5, dan terdapat 22
Kota Tua bisa dibilang lebih luas dari kawasan kategori aspek studi. Adanya aspek yang
utama itu sendiri. dikutip karena berhubungan dengan topik
pembahasan adalah ketersediaan tempat
parkir, ketersediaan mushola dan tempat
b. Kebijakan Pemerintah istirahat, dan ketersediaan papan informasi.
Pada ketiga aspek diatas, terdapat
Dalam Perda Jakarta nomor 1 tahun adanya perbedaan nilai antara
2014 pasal 284 poin b, disebutkan bahwa kepentingan dan tingkat kepuasan yang
tujuan penataan ruang Kecamatan Taman dirasakan pengunjung, dengan nilai
Sari bertujuan salah satunya untuk kepentingan yang lebih tinggi, namun
terwujudnya pengembangan dan penataan tingkat kepuasan yang lebih rendah.
Tinjauan dari data ini menunjukkan
bahwa masih kurangnya efektivitas dan
kualitas kawasan wisata Kota Tua sebagai e. Vandalisme
ruang publik pada aspek fasilitas kenyamanan,
terutama pada aspek tempat istirahat seperti
yang dicantumkan dalam daftar elemen
penting ruang publik yang baik (Carmona,
2019).

d. Kebersihan
Salah satu data tentang kebersihan
pada kawasan wisata Kota Tua Jakarta yang Gambar 3. Vandalisme pada kawasan Kota Tua
didokumentasikan adalah sebuah survey yang
dilakukan oleh Parhani (2016), dimana pada Permasalahan vandalisme merupakan
data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa suatu permasalahan yang marak terjadi di
sistem kebersihan ruang publik pada kawasan Indonesia, khususnya pada kawasan urban,
Kota Tua Jakarta masih memiliki kekurangan, dan permasalahan ini merupakan salah satu
dimana terdapat sedikitnya titik tempat faktor turunnya efektivitas dan kualitas objek
pembuangan sampah, yang kemudian wisata Kota Tua.
menimbulkan adanya permasalahan sampah Terdapat adanya beberapa pendapat
pengunjung ketika volume pengunjung mengenai isu vandalisme, namun vandalisme
melampaui batas normal. yang terjadi pada sebuah kawasan cagar
Permasalahan ini termasuk budaya dapat dikategorikan sebagai
permasalahan yang fluktuatif, sehingga pelanggaran hukum, dan termasuk dalam isu
tinjauan yang dapat diobservasi seringkali ketertiban dan kebersihan. Namun isu
pada saat terjadi adanya isu dengan aspek vandalisme pada kawasan Kota Tua tergolong
yang terkait. Terdapat adanya larangan dan sebagai salah satu permasalahan dengan
peringatan denda pada pengunjung yang prioritas rendah, karena wilayah yang terkena
membuang sampah secara tidak tertib, namun dampak vandalisme adalah wilayah
kesadaran pengunjung akan kebersihan perbatasan luar yang jarang diperhatikan oleh
cenderung rendah, jumlah tempat sampah di pengunjung. Hampir tidak terdapat adanya
kawasan Museum Fatahilah sangat kurang, keluhan dan laporan akan isu vandalisme
dan jadwal pengangkutan sampah hanya yang ada pada kawasan Kota Tua Jakarta
dilakukan pada pagi hari, sehingga volume yang terdokumentasi. Hal ini juga dikarenakan
sampah dapat terlihat menumpuk pada area utama wisata kawasan Kota Tua Jakarta
beberapa tempat, terutama pada halaman yaitu pada kawasan Taman Fatahilah dan
Museum Fatahilah (Parhani, 2016). Museum Fatahilah, terdapat banyak
komunitas aktif di Kota Tua yang menjaga
Kebersihan pada kawasan wisata Kota keamanan dan kebersihan Kota Tua.
Tua masih sangat bergantung pada adanya
kontribusi komunitas dan pengelola yang ada
pada kawasan wisata Kota Tua, terutama
pada area Taman Fatahilah. Terdapat adanya
gotong royong pembersihan sampah yang
dikerjakan setiap hari minggu.
Jika ditinjau dari teori Public Space
oleh Carr (1992), maka terdapat beberapa
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI poin mengenai efektivitas ruang terbuka publik,
EFEKTIVITAS RUANG PUBLIK diantaranya adalah kenyamanan, penyediaan
fasilitas pendukung, dan adanya naungan.
Contoh dalam negeri yang dapat Menurut Matthew Carmona (2019), ada 10
diambil dari keberhasilan kenyamanan ruang elemen dalam sebuah ruang publik yang
publik adalah jalan Malioboro di Yogyakarta efektif. Diantaranya adalah; Evolving, diverse,
dan Puri Ulun Danu di Bali. Dalam teori free, delineated, engaging, meaningful, social,
Stephen Carr dalam bukunya berjudul Public balanced, comfortable, dan robust.
Space, Malioboro sudah dapat memenuhi
perannya sebagai ruang publik Seiring jalanan
Malioboro, terdapat banyak tempat duduk
Berdasarkan kajian teori, terdapat
dibawah pohon-pohon rindang yang
adanya perbedaan pemenuham parameter
memenuhi kebutuhan kenyamanan berupa
tempat untuk beristirahat dan perlindungan jika dibandingkan dengan studi preseden.
dari terik sinar matahari. Hal ini juga didukung Tabel Perbandingan Parameter
dengan fasilitas dasar seperti toilet dan tempat
makan. Tingkat kebersihan yang ada pada Objek Studi
Kota Kawasan
jalan Malioboro termasuk pada kategori baik Kriteria Parameter Kawasan
Tua Pura Ulun
dengan pembersihan dan perawatan yang Malioboro
Jakarta Bali
dilakukan oleh mobil pembersih serta tenaga Ruang yang
✓ ✓
berevolusi (Evolving)
kerja manual. Lingkungan ruang
publik yang memiliki
✓ ✓ ✓
keberagaman
(Diverse)
Kebebasan ruang dan
aktivitas (Free)
Kejelasan status
publik pada ruang ✓ ✓
komunal (Delineated)
Lingkungan yang
✓ ✓ ✓
hidup (Engaging)
Bermakna
✓ ✓ ✓
(Meaningful)
Merupakan
lingkungan sosial ✓
yang baik (Social)
Gambar 4. Kawasan jalan Malioboro Seimbang (Balanced) ✓
Nyaman
✓ ✓
(Comfortable)
Memiliki ketahanan
fisik dan simbolis ✓ ✓ ✓
(Robust)

Pada tabel perbandingan parameter


diatas, dapat dikaji bahwa 10 kriteria elemen
ruang publik pada kasus studi kawasan wisata
Kota Tua Jakarta memiliki beberapa
kekurangan.
1. Evolving. Kota Tua memiliki nilai
historis yang kuat, namun menurut
teori, evolusi atau perkembangan
Gambar 5. Kawasan pariwisata Pura Ulun Danu ruang publik yang menyesuaikan
dengan pergerakan masyarakat
merupakan aspek yang Kota Tua
mmengalami ketertinggalan. 8. Balanced. Kota Tua merupakan
Kurangnya perubahan signifikan dan sebuah kawasan yang terletak pada
fokus perbaikan yang menekankan daerah padat penduduk yang memiliki
pada nilai cagar budaya dan intensitas yang tinggi. Keseimbangan
komunitas tetap menurunkan sirkulasi dan aktivitas seringkali tidak
efektivitas Kota Tua sebagai ruang tercapai ketika volume pengunjung
publik yang baik. naik, terutama pada hari akhir pekan.
2. Diverse. Kota Tua memiliki banyak Hal ini membuat aspek keseimbangan
komunitas dan pengunjung yang pada kawasan sebagai faktor yang
datang dari berbagai latar belakang belum bisa tercapai.
budaya yang beragam. Nilai historis 9. Comfortable. Kota Tua memiliki isu
pada aspek komunitas budaya dan kenyamanan, terutama pada kawasan
nilai modernitas pada komunitas lokal Museum Fatahilah. Kurangnya fasilitas
dan atraksi termasuk pada pendukung kenyamanan, kurangnya
keberagaman. naungan, dan kurangnya tempat
3. Free. Kota Tua merupakan sebuah peristirahatan serta lahan parkir
ruang publik yang memiliki beberapa membuat tingkat kenyamanan pada
restriksi atau pembatasan aktivitas. kawasan wisata Kota Tua berada pada
Diperkuat dengan peraturan tentang tingkat yang rendah.
konservasi, sehingga kebebasan 10. Robust. Kota Tua memiliki signifikansi
penggunaan ruang publik dan aktivitas nilai budaya dan nilai simbolis yang
menjadi hal yang kurang. sangat kuat.
4. Delineated. Kota Tua merupakan
sebuah kawasan wisata yang hampir
tidak memiliki batas fisik yang
Beberapa Faktor yang Membuat Kota Tua
menghalangi adanya akses
Mengalami Kemunduran Efektivitas
pengunjung untuk masuk. Status nya
sebagai ruang publik dan kawasan Faktor Keterangan
wisata dapat terlihat secara jelas. Terdapat adanya kemunduran pada
1. pemenuhan kenyamanan, terutama
5. Engaging. Kota Tua memiliki banyak Kenyamanan pada naungan dan tempat duduk yang
aktivitas yang sering dimeriahkan oleh disediakan
2. Pemenuhan
adanya komunitas tetap yang Beberapa pengunjung melaporkan
kebutuhan
kurangnya fasilitas seperti mushola dan
menghidupkan kawasan wisata Kota fasilitas
tempat istirahat
peristirahatan
Tua. 3. Pemenuhan Terdapat adanya laporan pengunjung
6. Meaningful. Kota Tua merupakan kebutuhan bahwa akses dan ketersediaan parkir
fasilitas parkir kurang
salah satu objek wisata cagar budaya Terdapat isu kebersihan berupa
yang memiliki banyak makna, baik 4. Kebersihan sampah, terutama ketika jumlah
pengunjung diatas rata rata
dalam nilai budaya, sejarah, ataupun Pada beberapa area di sekitar kawasan
makna komunal. 5. Vandalisme wisata Kota Tua, terdapat isu
vandalisme
7. Social. Komunitas masyarakat pada
kawasan wisata Kota Tua
menghidupkan area dengan
banyaknya kegiatan, namun seringkali
interaksi tersebut lebih bersifat kepada
interaksi sosio-ekonomi, dan fasilitas
atau wadah untuk adanya interaksi
sosial dengan skala yang mencukupi
dan bebas masih tebilang kurang.
Perbandingan Isu
Objek Studi
Kota Tua Kawasan
DAFTAR PUSTAKA
Faktor Kawasan
Jakarta Pura Ulun
Malioboro
Bali
Keunggulan Kekurangan Memiliki
dengan naungan banyak - Buku
adanya tempat dan tempat tempat
1.
duduk dan duduk sitirahat dan -
Kenyamanan
naungan naungan - Carr, Stephen, Mark Francis, Leane
pohon
peneduh G. Rivlin and Andrew M. Store.
Memiliki Kekurangan Memiliki (1992). Public Space. Australia:
tempat duduk tempat deretan
2. Pemenuhan
dan fasilitas istirahat, tempat
Press Syndicate of University of
kebutuhan
fasilitas
dasar toilet, dan peristirahatan Cambridge
sepanjang mushola di dan fasilitas
peristirahatan
area jalan beberapa dasar
-
Malioboro tempat - Jurnal/Distertasi
Memiliki area Kekurangan Terdapat area
yang tempat parkir parkir yang
-
3. Pemenuhan
kebutuhan
diperuntukkan yang layak di disediakan - Rahardjo, Supratikno. (2013).
fasilitas parkir
untuk parkir
dan realokasi
beberapa
tempat
untuk
pengunjung
“Beberapa Permasalahan Pelestarian
ruang parkir Kawasan Cagar Budaya Dan Strategi
Kekurangan Kebersihan Solusinya” dalam Jurnal Konservasi
Kebersihan dengan isu pada area
yang selalu kebersihan selalu dijaga Cagar Budaya Borobudur, Volume 7,
4. Kebersihan
dijaga dengan pada Nomor 2. Departemen Arkeologi,
tim kebersihan keramaian
tinggi Universitas Indonesia.
Memiliki Memiliki Minimal -
5. Vandalisme beberapa isu beberapa isu adanya
vandalisme vandalisme vandalisme - Pandawangi, Rita; Dkk. 2016. “Kota
Tua, Kota Vernakular: Identitas
Budaya Dalam Pusaka Keseharian
Kota”
-
- Lainnya
KESIMPULAN -
- Asianto, Dwi Putro Agus. 2019.
Dari analisis objek studi berdasarkan “Minggu Terakhir 2019 Pengunjung
tinjauan teori dan preseden, didapatkan Kota Tua Membludak, Tembus
kesimpulan bahwa kawasan wisata Kota Tua 58.000 Orang”,
Jakarta memiliki beberapa aspek yang tidak https://www.suarakarya.id/detail/1051
terpenuhi untuk menjadi ruang publik yang 53/Minggu-Terakhir-2019-
baik. Faktor faktor yang dikaji dan Pengunjung-Kota-Tua-Membludak-
dibandingkan dengan studi preseden Tembus-58000-Orang, diakses pada
memperlihatkan adanya keunggulan pada 10 Oktober 2021
objek studi preseden, dan dapat diambil -
contoh kelebihannya sebagai perbaikan pada - Gultom, Aldi. 2019. “Kawasan Kota
aspek yang kurang terpenuhi di kawasan Tua Kian Semrawut Karena PKL
wisata Kota Tua. yang Merajalela”,
https://www.ayojakarta.com/read/20
19/11/22/8191/kawasan-kota-tua-
kian-semrawut-karena-pkl-yang-
merajalela, diakses pada 10 Oktober
2021
-

Anda mungkin juga menyukai