http://siar.ums.ac.id/
dijumpai di gang-gang kecil, permukiman yang dikategorikan sebagai alam (misalnya pantai,
memiliki kesan kumuh sehingga memberi rasa gunung, taman, cuaca), dibangun (misalnya
kurang nyaman bagi pengunjung utamanya bangunan ikonik seperti menara Eiffel,
wisatawan (Meytasari & Tisnawati, 2018). monumen warisan, bangunan keagamaan,
Kendati demikian, Kota Lama Semarang konferensi dan fasilitas olahraga), atau budaya
kemudian menjadi salah satu kawasan yang (misalnya museum, teater, galeri seni, acara
ramai dikunjungi wisatawan terlebih dengan budaya). Atraksi bisa berada di ranah publik
gencarnya acara yang diselenggarakan di sana, seperti taman alam, situs budaya atau sejarah
salah satunya seperti Festival Kota Lama atau bisa menjadi atraksi masyarakat dan
Semarang. Walaupun saat ini dalam masa layanan seperti budaya, warisan atau gaya
pandemi, animo pengunjung ke Kota Lama hidup. Faktor lain yang kurang nyata, seperti
tidak luntur begitu saja, terlebih mengingat keunikan dan pemicu emosional atau
kondisi saat ini sudah lebih baik pengalaman juga menarik wisatawan menuju
Pemanfaatan ruang Kawasan Kota Lama destinasi.
Semarang ditinjau dari komposisi fungsinya Amenities. Merupakan berbagai layanan
yakni: (1) fungsi hunian. (2) fungsi perdagangan dan fasilitas yang mendukung masa tinggal
dan perkantoran, (3) fungsi rekreasi dan pengunjung dan termasuk infrastruktur dasar
budaya. Hal ini tercantum dalam Peraturan seperti utilitas, angkutan umum, dan jalan
Daerah Kota Semarang Nomor 8 Tahun 2003. serta layanan langsung bagi pengunjung
Dari segi fungsi rekreasi dan budaya, beberapa seperti akomodasi, informasi pengunjung,
area di Kota Lama kemudian memiliki ikon fasilitas rekreasi, pemandu, operator dan
tersendiri dan lebih banyak menyedot katering dan fasilitas perbelanjaan.
wisatawan dibanding area atau zona lainnya. Accessibilities. Destinasi harus dapat
Fokus pada sisi kepariwisataan, melihat diakses oleh basis populasi yang besar melalui
fenomena perbedaan sebaran pengunjung di jalan darat, udara, kereta api atau kapal.
Kawasan Kota Lama Semarang, penulis Pengunjung juga harus dapat melakukan
mengangkat rumusan masalah mengenai perjalanan dengan relatif mudah di dalam
bagaimana kondisi elemen wisata yang ada di destinasi. Persyaratan visa, pelabuhan masuk,
Kawasan Kota Lama Semarang berkaitan dan kondisi masuk tertentu harus
dengan sebaran pengunjung. Dalam rangka dipertimbangkan sebagai bagian dari
menjawab permasalah tersebut, penelitian ini aksesibilitas destinasi.
bertujuan untuk mengidentifikasi elemen Human Resources. Pariwisata adalah
wisata Kota Lama Semarang yang didukung padat karya dan interaksi dengan masyarakat
oleh atraksi budaya pada tiap zona amatan lokal yang merupakan aspek penting dari
terkait dugaan pengaruh terhadap sebaran pengalaman pariwisata. Tenaga kerja
pengunjung sehingga penelitian ini diharapkan pariwisata yang terlatih dan warga yang
dapat memberikan manfaat terutama kepada tersosialisasi dan sadar akan manfaat dan
pihak pengelola guna mengembangkan dan tanggung jawab terkait pertumbuhan
mengelola Kawasan Kota Lama Semarang. pariwisata merupakan elemen yang sangat
diperlukan dalam penyampaian tujuan
pariwisata dan perlu dikelola sesuai dengan
TINJAUAN PUSTAKA strategi destinasi.
Penelitian ini mengacu pada teori enam Image. Karakter atau citra yang unik
elemen wisata, yaitu: (1) Attraction, (2) Public sangat penting dalam menarik pengunjung ke
and Private Amenities, (3) Accessibilities, (4) destinasi. Tidak cukup hanya memiliki berbagai
Human Resources, (5) Image and Character, (6) atraksi dan fasilitas yang baik jika calon
Price (World Tourism Organization, 2007). pengunjung tidak menyadari hal ini. Berbagai
Attractions. Seringkali menjadi fokus cara dapat digunakan untuk mempromosikan
perhatian pengunjung dan memberikan citra destinasi (misal pemasaran dan branding,
motivasi awal bagi wisatawan untuk media perjalanan, e-marketing). Citra destinasi
mengunjungi suatu destinasi. Hal ini dapat meliputi keunikan, pemandangan, kualitas
lingkungan, keamanan, tingkat pelayanan, dan 3. Tahap ketiga. Data yang telah dikumpulkan
keramahan orang. dianalisis dengan menerapkan metode
Price. Penetapan harga merupakan aspek deskriptif kualitatif. Meski analisis pada
penting dalam persaingan satu destinasi penelitian kualitatif sudah dilakukan sejak
dengan destinasi lain. Faktor harga sebelum terjun ke lapangan, tahap ini
berhubungan dengan biaya transportasi ke dan dimaksudkan sebagai tahap analisis secara
dari tujuan serta biaya akomodasi, atraksi, menyeluruh.
makanan dan layanan wisata. Keputusan 4. Tahap keempat. Menyimpulkan hasil
wisatawan juga dapat didasarkan pada fitur penelitian sehingga dapat memberikan
ekonomi lainnya seperti pertukaran mata informasi yang jelas mengenai elemen
uang. wisata di Kawasan Kota Lama Semarang.
Utara (Jalan Merak dan sekitarnya); (3) Zona 3 yang membuat tempat ini
– Timur (Jalan Cendrawasih dan sekitarnya); (4) ramai dikunjungi pada
malam hari hingga
Zona 4 – Selatan (Jalan Sendowo dan memenuhi jalur pedestrian
sekitarnya); (5) Zona 5 – Tengah (Jalan Letjen • Tidak terdapat toilet umum
Suprapto dan sekitarnya) • Terdapat becak di gang-gang
kecil.
• Ramai dikunjungi
pengunjung pada malam
hari. Hal ini karena
pengunjung memiliki
kecenderungan untuk
menikmati kuliner kaki lima
hingga memenuhi jalur
pedestrian di area ini.
4 ZONA 4-selatan (Jalan Sendowo dan sekitarnya) 5 ZONA 5-tengah (Jalan Letjen Suprapto dan
Elemen wisata Keterangan sekitarnya)
Attractions • Atraksi kurang menarik Elemen wisata Keterangan
karena meskipun secara Attractions • Atraksi-atraksi yang ada di
administratif masuk dalam Kota Lama Semarang
batasan area kawasan Kota berpusat di zona ini. Gereja
Lama Semarang, zona ini Blenduk dan Taman
secara garis besar lebih Srigunting memiliki kesan
berfungsi untuk area seperti pusat dari tatanan
perdagangan. Jika Kawasan Kota Lama
berkunjung ke sini yang Semarang.
dapat dinikmati adalah
komplek pertokoan.
2. Amenities terlengkap yang tersedia di kemudian menjadi daya tarik terbesar bagi
Kota Lama Semarang memusat di zona 5 pengunjung di Kawasan Kota Lama Semarang.
di Jalan Letjen Suprapto.. Meski tidak
selalu menjadi pertimbangan kuat dalam Saran
menentukan destinasi wisata, keberadaan Sebagai destinasi wisata heritage,
elemen ini penting guna menunjang Kawasan Kota Lama Semarang perlu untuk
produk wisata karena sebagai pengunjung terus melakukan perbaikan dan
dalam konteks wisatawan tentunya pengembangan kawasan wisata antara lain
menginginkan rasa aman dan nyaman. dengan rekomendasi sebagai berikut:
Pada fenomena ini, ketersediaan 1. Dari segi attractions, perlu untuk
amenities yang paling lengkap berada di kemudian mengolah potensi di area lain di
lingkungan yang sama dengan pusat Kawasan Kota Lama Semarang.
sebaran attractions. 2. Dari segi amenities, perlu penambahan
3. Accessibilities Kota Lama Semarang cukup fasilitas dan pengelolaan berkelanjutan.
baik. Berada di lokasi yang sangat strategis 3. Dari segi human resources, keberadaan
di tengah kota, dekat dengan Kali Galeri Industri Kreatif sebenarnya sudah
Semarang, Stasiun Tawang, dan apabila bagus karena melibatkan peran
melibatkan akses udara masih dalam masyarakat. Namun, letaknya yang
jangkauan yang relatif dekat dengan tersembunyi di gang yang tidak begitu
Bandar Udara Internasional Ahmad Yani. terlihat perlu untuk dilakukan
Secara umum untuk berkunjung ke Kota pengembangan dan pengelolaan yang
Lama sangat mudah dijangkau dengan lebih baik.
berbagai moda transportasi. 4. Dari segi image, untuk gang-gang dengan
4. Human Resources sebagai elemen wisata permukiman yang terkesan kumuh perlu
Kota Lama Semarang masih perlu untuk ditertibkan.
terus dikembangkan dan dikelola sesuai 5. Tidak semua bangunan yang ada di
strategi destinasi pariwisata. Kawasan Kota Lama Semarang harus
5. Image atau citra Kawasan Kota Lama dikonservasi menjadi sesuatu yang
Semarang sebagai destinasi wisata berbeda atau dengan perubahan yang
heritage menjadi semakin hidup dan berlebihan. Terkadang kita harus
positif setelah semakin banyak area yang mempertimbangkan pandangan
dikonservasi. Meski begitu image di zona pengunjung lain yang tidak bertindak
5 tetap paling kuat mewakili Kota Lama sebagai wisatawan seperti fotografer,
dengan adanya Gereja Blenduk dan videografer, dan content creator yang
Taman Srigunting di sebelahnya. Image dalam kunjungannya ke Kota Lama justru
inilah yang kemudian menjadikan zona 5 mencari bangunan tua.
memiliki sebaran pengunjung terbanyak 6. Perlunya pengawasan lebih ketat
6. Price sebagai elemen wisata terhadap perubahan bangunan yang
memengaruhi keputusan pengunjung dikonservasi agar tidak ada bangunan
dalam menentukan destinasi wisata. Pada yang menyalahi aturan konservasi
dasarnya berkunjung ke Kawasan Kota sehingga tetap dapat menjaga nilai
Lama Semarang sangatlah terjangkau, historis bangunan.
minimal hanya perlu menyiapkan biaya
transportasi sudah dapat berkeliling DAFTAR PUSTAKA
menikmati pesona bangunan eropa di Firdausyah, A. G., & Dewi, S. P. (2021).
tengah kota. Berbeda halnya jika memiliki Pengaruh Revitalisasi terhadap Pola
niat untuk mengunjungi atraksi atau Ruang Kota Lama Semarang. Jurnal
elemen berbayar lain yang ada. Riptek, Vol. 15(1), 17–27.
Kelengkapan elemen wisata yang saling Meytasari, C., & Tisnawati, E. (2018). The
berkaitan memusat di zona 5 di Jalan Letjen Tourism Product Element
Suprapto dan sekitarnya. Hal inilah yang Development of Semarang Old City