Anda di halaman 1dari 13

LANDMARK, VISTA, DAN FOCAL POINT

Pengantar Arsitektur
RR. Sophia Ratna Haryati, ST, M.Sc
Keberadaan suatu kota atau kawasan dipengaruhi oleh citra kawasan tersebut. Manusia secara alami akan
mengingat suatu tempat dimana mereka merasa nyaman.

Pada masa modern, justru


manusia membuat perbedaan
kawasan secara sengaja untuk
menunjukkan eksistensi dan
karakter dari kawasan tersebut.
Keadaan geografis masing-
masing kawasan yang berbeda-
beda menyebabkan ciri khas
suatu kawasan tidak hanya
dapat dilihat dari unsur alam,
namun juga tata kota dan
bangunan.
Landmark
Landmark secara umum dapat diartikan
sebagai penanda. Dalam suatu kawasan
keberadaan suatu landmark berfungsi untuk
orientasi diri bagi pengunjung. Landmark
dapat berupa bentuk alam seperti bukit,
gunung, danau, lembah, dan sebagainya.
Dalam perkembangannya, landmark dapat
berupa gedung, monumen, sculpture, tata Keraton Surakarta, Solo Gedung Sate, Bandung
kota, alur jalan, dan vegetasi.

Menurut wikipedia Indonesia : “landmark adalah sesuatu objek geografis yang digunakan oleh para
pengelana sebagai penanda untuk bisa kembali ke suatu area. Dalam konteks modern hal tersebut bisa
berwujud apa saja yang bisa dikenali seperti monumen, gedung ataupun sculpture lain.”

Sedangkan menurut buku Perancangan Kota Secara Terpadu (Markus Zahnd, 2006) : “Landmark adalah titik
referensi seperti elemen node, tetapi orang tidak masuk ke dalamnya karena bisa dilihat dari luar letaknya.
Landmark adalah elemen eksternal dan merupakan bentuk visual yang menonjol dari kota.”
Guna dari Landmark
A. Landmark mempermudah manusia dalam mengenali tempat berpijak.

Ketika kita mengunjungi suatu kawasan yang belum pernah kita


kenal ataupun kita kunjungi, kita akan mencari sesuatu yang dapat kita
jadikan sebagai acuan awal yang menjadi patokan kita untuk kembali
apabila akan berkeliling kawasan tersebut. Acuan awal yang kita pilih
pasti sesuatu yang mudah diingat, seperti tugu, taman kota, atau tempat
kita pertama kali memasuki kawasan tersebut seperti gapura, bandara,
Monumen Bajra Sandhi Renon,
terminal, dan sebagainya.
Denpasar Bali
Dalam perancangan suatu kawasan, keberadaan acuan tersebut
sangat penting. Tidak adanya acuan yang dapat digunakan akan
membawa citra kurang baik bagi kawasan tersebut. Terlebih bagi
pengunjung dari luar kawasan atau lebih sering disebut turis karena
akan membuat bingung ketika mereka berkeliling dalam kawasan
tersebut.

Patung Merlion, Singapura


B. Hierarki suatu wilayah

Selain digunakan untuk penanda kawasan, keberadaan landmark


juga sering digunakan sebagai hirarki suatu wilayah. Banyak contoh
dimana suatu landmark kawasan menjadi titik penting dalam
merencanakan tata kota, jalur transportasi, maupun hirarki
kebudayaan. Sebagai contoh, keberadaan Tugu Yogyakarta yang saat
ini menjadi ikonnya kota gudeg.
Jalan-jalan utama yang dibangun di kota Yogyakarta mempunyai
Tugu Yogyakarta
pusat di Tugu Yogya. Seperti jalan menuju Kraton dan juga jalan antar
kota seperti jalan menuju kota Solo, Magelang, dan Wates. Tugu
merupakan persimpangan ketiga arah jalan tersebut.
Menurut sejarah memang Tugu Yogya digunakan pihak Kraton
Ngayogyokarto Hadiningrat sebagai salah satu elemen dalam
pembentukan garis imajiner (garis yang tidak terlihat secara nyata)
yang menghubungkan antara gunung Merapi, Tugu, Kraton Yogya,
Panggung Krapyak dan Laut Kidul sebagai garis lurus. Hal ini
menjadikan Tugu sebagai landmark kota Yogya mempunyai arti lebih
daripada sekedar landmark kota sebagai bangunan cagar budaya. Di
kawasan lain pun hal tersebut banyak dijumpai, baik dalam skala besar
ataupun kecil.
C. Penunjuk arah Monunen Nasional (monas),
Dalam suatu kawasan maju yang mempunyai Jakarta
penduduk padat dan banyaknya bangunan baik
hunian, komersial, pendidikan dan pemerintahan
dibutuhkan sesuatu yang menjadi acuan untuk
menemukan arah. Adanya landmark yang lebih
menonjol daripada bangunan disekitar akan
membantu untuk dapat menentukan arah tujuan.
Acuan tersebut dapat berupa bangunan tinggi,
jembatan layang (fly over), monumen tinggi, dan
sebagainya. Aspek paling penting adalah acuan
tersebut dapat terlihat menonjol daripada bangunan
lainnya.
Pengunjung kota Paris akan lebih cepat
menemukan arah ke Menara Eiffel karena
ketinggian bangunan yang terlihat jelas. Begitu juga
menara Petronas, World Trade Centre, dan
bangunan tinggi lain di dunia. Disamping bangunan
tinggi, keberadaan bukit atau gunung dari suatu
kawasan akan memberi informasi arah yang jelas,
seperti gunung Merapi yang berada di sebelah utara Menara Eiffel, Paris
kota Yogyakarta.
D. Pembentuk Skyline
Bangunan dalam suatu kawasan memang memberikan
warna pada wajah kota. Namun hal tersebut hanya jika dilihat
dari sudut pandang yang memungkinkan. Begitu juga dengan
ketinggian bangunan beraneka ragam, akan membentuk skyline
dari kawasan tersebut. Ketinggian bangunan yang hanya dapat
dilihat puncaknya saja akan memberi nilai artistik luar biasa bagi
kawasan tersebut. Keunikan dari tata bangunan dapat menjadi
landmark tersendiri bagi kawasan tersebut.

Menara Petronas, Malaysia

Menara BNI, Jakarta


Vista
Arti vista secara harafiah berhubungan dengan view yang berarti
pandangan sejauh yang dapat tertangkap oleh mata manusia. View
hanya dapat dibatasi oleh sesuatu yang menghalangi.

View merupakan sesuatu yang sangat penting dalam


perencanaan kawasan. Bagaimana suatu kawasan mempunyai nilai
estetika yang baik sangat ditentukan oleh faktor view. Hal ini
berhubungan dengan kontur, gaya bangunan, jalur jalan dan elemen-
elemen lain seperti furniscape, taman kota, dan public area.

Vista yang berhubungan dengan path, edge, district, dan node


akan sangat mempengaruhi citra kota. Path atau jalur yang vital
seperti jalur transportasi menurut Kevin Lynch (Perancangan Kota
Secara Terpadu (Markus Zahnd, 2006)) adalah sesuatu yang
mewakili gambaran kota secara keseluruhan. Edge adalah batas
wilayah yang dapat berupa dinding, sungai, atau pantai. District
adalah kawasan kota dalam skala dua dimensi yang mempunyai
kemiripan dalam bentuk, pola dan fungsinya. Node adalah sebuah
titik temu berbagai aktivitas ataupun arah pergerakan penduduk kota,
seperti persimpangan, pasar, square, dan sebagainya.
Focal Point
Berbeda dengan landmark, sebuah focal point mempunyai
bentuk spesial yang berbeda dengan ke’monoton’an sekitar. Namun
demikian focal point dapat juga berfungsi sebagai landmark ketika
dapat dikenali dan mudah diingat keberadaanya. Tentu hal ini juga
tergantung aspek lokasi. Suatu focal point tidak akan menjadi
landmark ketika lokasinya tersembunyi.
Keberadaan focal point menjadikan suatu area menjadi ‘fresh’
Esplanade (Gedung Duren), Malaysia
karena adanya pemecah konsentrasi dari keseragaman yang
membosankan. Manusia akan cenderung bosan dengan sesuatu
yang sama secara terus menerus. Hal ini berlaku dalam tata ruang
kota maupun dalam aktivitas lainnya, seperti bekerja, belajar, dan
kegiatan sehari-hari.

Golden Gate, San Fransisco Sidney Opera House, Australia


Setiap elemen arsitektur sama pentingnya dalam
mewujudkan fungsi ruang yang sempurna.
Keberadaan focal point bukan untuk memfungsikan
dirinya sebagai elemen yang lebih penting dari yang lain,
melainkan untuk memperkuat kejelasan fungsi ruang,
mengarahkan fokus, dan mempertajam konsep ruang.

Apa itu Focal Point ?


desain arsitektur, focal point adalah elemen yang
menarik perhatian karena lebih dramatik daripada
elemen lainnya. Focal point tidak harus berupa dinding
dengan cat lebih gelap ataupun dengan warna lebih
mencolok dari dinding lainnya. Focal point bisa berupa
elemen kecil seperti furnitur, lampu, karya seni, bahkan
karpet dan keramik. Konsep utamanya adalah focal
point harus mampu menjadi fokus dalam ruang.
Memang tidak ada batasan jumlah focal point yang bisa
dimiliki setiap ruang. Namun, pembatasan desain dengan
maksimum tiga focal point akan mempermudah
memaksimalkan fungsi dan kenyamanan ruang.

Pada ruang berukuran kecil, batasi maksimal dua focal


point . Memang ini bukan aturan baku, namun tetap
memegang aturan ini akan memudahkan penciptaan ruang
yang nyaman.
Quiz:

Gambarlah Landmark, Vista, dan Focal Point yang


Khas dari daerahmu..

Dikumpulkan pada akhir pertemuan.

Terima Kasih..

Anda mungkin juga menyukai