BUPATI PATI
PROVINSI JAWA TENGAH
dan
BUPATI PATI
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
Pasal 2
Pasal 3
dan masyarakat.
Pasal 4
kepariwisataan Daerah.
(2) RIPPARKAB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi
pedoman penyusunan Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Daerah.
Pasal 5
Pasal 6
BAB III
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 7
Bagian Kedua
Pasal 8
Pasal 9
Pasal 10
b. KSPD Trangkil;
c. KPPD Wedarijaksa;
d. KPPD Batangan;
e. KPPD Jaken;
f. KPPD Jakenan.
(6) DPD IV (Mina II) sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
d terdiri dari 2 (dua) KSPD dan 3 (tiga) KPPD, meliputi :
a. KSPD Dukuhseti;
b. KSPD Gunung Wungkal;
c. KPPD Margoyoso;
d. KPPD Tayu;
e. KPPD Cluwak.
(7) Peta perwilayahan pembangunan DPD sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran II
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan
Daerah ini.
Pasal 11
Pasal 12
Bagian Ketiga
Pembangunan DTW
Pasal 13
Pasal 14
Pasal 15
Bagian Keempat
Pasal 16
Pasal 17
Pasal 18
Pasal 19
Pasal 20
Pasal 21
Pasal 22
Pasal 23
Bagian Kelima
Fasilitas Pariwisata
Pasal 24
Pasal 25
Pasal 26
Bagian Keenam
Pasal 27
Pasal 28
Bagian Ketujuh
Pasal 29
Pasal 30
BAB IV
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 31
Bagian Kedua
Pasal 32
Pasal 33
Bagian Ketiga
Pasal 34
Pasal 35
Bagian Keempat
Pasal 36
Pasal 37
Bagian Kelima
Pasal 38
Pasal 39
Bagian Keenam
Pasal 40
Pasal 41
BAB V
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 42
Bagian Kedua
Pasal 43
Pasal 44
Bagian Ketiga
Pasal 45
Paragraf Kesatu
Pasal 46
Pasal 47
Paragraf Kedua
Pasal 48
Pasal 49
Paragraf Ketiga
Pasal 50
Pasal 51
Bagian Keempat
Pasal 52
Pasal 53
Bagian Kelima
Pasal 54
Pasal 55
Bagian Keenam
Pasal 56
Pasal 57
BAB VI
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 58
Bagian Kedua
Pasal 59
Pasal 60
Bagian Ketiga
Pasal 61
Pasal 62
Bagian Keempat
Pasal 63
Pasal 64
Bagian Kelima
Peningkatan dan Penguatan Kelembagaan yang Berkaitan dengan
Kepariwisataan sebagai Bentuk Pemberdayaan
Peran serta Masyarakat
Pasal 65
Arah kebijakan peningkatan dan penguatan kelembagaan yang
berkaitan dengan kepariwisataan sebagai bentuk pemberdayaan
peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58
huruf d, dalam bentuk pembinaan dan pembangunan aktivitas
kelembagaan yang tumbuh dari keinginan masyarakat di sekitar
DTW.
Pasal 66
Strategi untuk pembinaan dan pembangunan aktivitas
kelembagaan yang tumbuh dari keinginan masyarakat di sekitar
DTW sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65, meliputi :
a. penguatan kelembagaan dalam bentuk pendampingan
lembaga-lembaga yang beraktivitas menunjang pengelolaan
DTW seperti Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS), sektor
informal, pramuwisata lokal, koperasi, dan paguyuban-
paguyuban masyarakat setempat;
b. pelaksanaan lokakarya pembangunan model kerjasama
pengelolaan antara swasta-pemerintah dan masyarakat.
Bagian Keenam
Peningkatan Peran Swasta dan Masyarakat dalam
Pembangunan Pariwisata
Pasal 67
Arah kebijakan peningkatan peran swasta dan masyarakat
dalam pembangunan pariwisata sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 58 huruf e, meliputi :
a. peningkatan partisipasi sektor swasta dalam mengelola
objek dan DTW yang membutuhkan investasi tinggi;
b. peningkatan peran serta kelompok masyarakat lokal dalam
mengelola objek dan DTW setempat;
c. mengembangkan sistem dukungan bagi kelompok
masyarakat lokal agar mampu meningkatkan kapasitas
pengelolaan DTW wisata setempat.
39
Pasal 68
(1) Strategi untuk peningkatan partisipasi sektor swasta dalam
mengelola objek dan DTW yang membutuhkan investasi
tinggi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 huruf a,
dalam bentuk penyusunan kajian kebijakan insentif dan
disinsentif serta peluang pembangunan DTW oleh sektor
swasta.
(2) Strategi untuk peningkatan peran serta kelompok
masyarakat lokal dalam mengelola objek dan DTW setempat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 huruf b, dalam
bentuk pelaksanaan kajian membangun inisiatif
masyarakat/desa untuk mengelola objek dan DTW setempat.
(3) Strategi untuk mengembangkan sistem dukungan bagi
kelompok masyarakat lokal agar mampu meningkatkan
kapasitas pengelolaan DTW wisata setempat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 67 huruf c, dalam bentuk
pelaksanaan kegiatan percontohan model pengelolaan objek
dan DTW oleh masyarakat desa setempat.
BAB VII
INDIKASI PROGRAM PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH
Pasal 69
(1) Rincian indikasi program pembangunan pariwisata daerah
dalam jangka waktu 2018-2025 sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12 ayat (2) serta penanggungjawab
pelaksanaannya tercantum dalam Lampiran III yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah
ini.
(2) Indikasi program pembangunan pariwisata daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai
dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah.
(3) Dalam pelaksanaan indikasi program pembangunan
pariwisata daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Dinas sebagai penanggungjawab didukung oleh instansi
terkait dan Pemerintah Daerah.
(4) Dalam pelaksanaan indikasi program pembangunan
pariwisata daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat didukung oleh dunia usaha dan masyarakat.
40
BAB VIII
PENDANAAN
Pasal 70
Pendanaan pelaksanaan RIPPARKAB bersumber dari :
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
b. Sumber lainnya yang sah dan tidak mengikat.
BAB IX
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
Pasal 71
(1) Bupati melakukan pengawasan dan pengendalian
pelaksanaan RIPPARKAB.
(2) Pengawasan dan pengendalian sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) melalui :
a. koordinasi lintas sektor dan lintas pemangku
kepentingan dalam melaksanakan RIPPARKAB; dan
b. pendataan dan inventarisasi potensi serta permasalahan
di bidang kepariwisataan.
(3) Pengawasan dan pengendalian sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
BAB X
KETENTUAN PERALlHAN
Pasal 72
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku :
a. semua peraturan perundang-undangan yang terkait dengan
pembangunan kepariwisataan daerah dinyatakan tetap
berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan
Daerah ini.
b. semua perjanjian kerjasama yang telah dilakukan antar
Pemerintah Daerah dan/atau dengan pihak lain yang
berkaitan dengan pembangunan kepariwisataan di daerah di
semua DPD dinyatakan tetap berlaku sampai dengan
berakhirnya masa perjanjian.
BAB XI
PENUTUP
Pasal 73
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
41
Ditetapkan di Pati
pada tanggal 10 April 2018
BUPATI PATI,
Ttd.
HARYANTO
Diundangkan di Pati
pada tanggal 10 April 2018
Ttd.
SUHARYONO
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI
NOMOR 2 TAHUN 2018
TENTANG
RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN
KABUPATEN PATI TAHUN 2018-2025
1. UMUM
Sesuai dengan perkembangan pariwisata global, maka saat ini telah
terjadi perubahan dari pariwisata lama ke pariwisata baru. Pariwisata baru
memiliki beberapa ciri sebagai berikut; (a) DTW dalam skala kecil tetapi
sangat beranekaragam; (b) setiap DTW harus memiliki otentisitas yang
tinggi secara lokal; dan (c) setiap obyek yang ditawarkan kepada wisatawan
harus berkualitas tinggi dengan tingkat pelayanan yang memadai untuk
setiap wisatawan.
Kabupaten Pati dengan kondisi alamnya dapat menjadi salah satu
destinasi wisata yang mengalami perkembangan. Pembangunan
kepariwisataan Kabupaten Pati diarahkan sesuai paradigma pembangunan
pariwisata yang kontekstual dengan mempertimbangkan aspek demand and
supply serta menganut prinsip keberlanjutan.
Perkembangan fisik fasilitas pariwisata dan sarana pendukung
lainnya sejalan dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan baik
nusantara maupun mancanegara. Struktur perekonomian Pati juga
ditopang pada sektor pariwisata karena pariwisata merupakan salah satu
sektor yang diharapkan dapat mendorong aktivitas ekonomi lainnya.
Dukungan industri pariwisata yang sangat besar, menyebabkan sektor yang
mempunyai keterkaitan langsung dengan industri pariwisata sektor
perdagangan, hotel dan restoran, memberi sumbangan terhadap
pembentukan produk domestik regional bruto (PDRB) Kabupaten Pati.
Kunjungan wisatawan ke Kabupaten Pati setiap tahun menunjukkan
peningkatan, namun trend pariwisata saat ini lebih memperhatikan aspek
kelestarian lingkungan dalam menentukan pilihan destinasi wisata yang
akan dikunjungi, selain aspek keamanan dan kenyamanan.
43
Huruf a
Yang dimaksud dengan “pembangunan destinasi pariwisata”
adalah upaya terpadu dan sistematik seluruh komponen
Destinasi Pariwisata dalam rangka menciptakan,
meningkatkan kualitas produk dan pelayanan
Kepariwisataan serta kemudahan pergerakan wisatawan di
destinasi pariwisata.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “pembangunan pemasaran
pariwisata” adalah upaya terpadu dan sistematik dalam
rangka menciptakan, mengkomunikasikan, menyampaikan
produk wisata dan mengelola relasi dengan wisatawan untuk
mengembangkan kepariwisataan seluruh pemangku
kepentingannya.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “pembangunan industri pariwisata”
adalah upaya terpadu dan sistematik dalam rangka
mendorong penguatan struktur industri pariwisata,
peningkatan daya saing produk pariwisata, penguatan
kemitraan usaha pariwisata, penciptaan kredibilitas bisnis,
dan pengembangan tanggung jawab terhadap lingkungan.
Huruf d
Yang dimaksud dengan “pembangunan kelembagaan
kepariwisataan” adalah upaya terpadu dan sistematik dalam
rangka pengembangan organisasi kepariwisataan,
pengembangan SDM Pariwisata untuk mendukung dan
meningkatkan kualitas pengelolaan dan penyelenggaraan
kegiatan kepariwisataan di destinasi pariwisata.
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4)
Cukup Jelas
Ayat (5)
Huruf a
Cukup Jelas
45
Huruf b
Atraksi wisata adalah peristiwa atau kejadian yang
berlangsung secara periodik, baik bersifat tradisional
maupun dilembagakan dalam kehidupan masyarakat
modern, mempunyai daya tarik tertentu sehingga
merangsang wisatawan untuk menyaksikan atau
menghadirinya.
Amenitas adalah semua bentuk fasilitas yang memberikan
pelayanan bagi wisatawan untuk segala kebutuhan selama
tinggal atau berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata,
seperti hotel, motel, restaurant, bar, discotheques, cafe,
shopping center, souvenir shop. Perusahaan-perusahaan
inilah yang member pelayanan bila mereka dating
berkunjung pada suatu DTW.
Aksesibiltas adalah semua jenis sarana dan prasarana
transportasi yang mendukung pergerakan wisatawan dari
wilayah asal wisatawan ke destinasi pariwisata maupun
pergerakan di dalam wilayah destinasi pariwisata dalam
kaitan dengan motivasi kunjungan wisata.
Huruf c
Cukup Jelas
Huruf d
Cukup Jelas
Huruf e
Cukup Jelas
Huruf f
Cukup Jelas
Huruf g
Cukup Jelas
Ayat (6)
Cukup Jelas
Ayat (7)
Cukup Jelas
46
Ayat (8)
Cukup Jelas
Pasal 3
Cukup Jelas
Pasal 4
Cukup Jelas
Pasal 5
Cukup Jelas
Pasal 6
Cukup Jelas
Pasal 7
Cukup Jelas
Pasal 8
Cukup Jelas
Pasal 9
Cukup Jelas
Pasal 10
Ayat (1)
Penetapan perwilayahan DPD merupakan penjabaran kebijakan
pusat di daerah dan potensi internal daerah yang memiliki
karakter dan tema produk wisata dominan dan melekat sebagai
pencitraan kawasan tersebut.
Pasal 11
Cukup Jelas
Pasal 12
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “penegakan regulasi pembangunan”
adalah pelaksanaan ketentuan-ketentuan perundang-
undangan dibidang pembangunan melalui monitoring dan
pengawasan oleh pemerintah daerah.
Huruf b
Cukup jelas
47
Ayat (4)
Cukup jelas
Pasal 13
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “DTW alam” adalah daya tarik wisata
yang berupa keanekaragaman dan keunikan lingkungan alam.
DTW alam dapat dijabarkan, meliputi :
1. DTW alam yang berbasis potensi keanekaragaman dan
keunikan lingkungan alam di wilayah perairan laut, yang
berupa antara lain :
a. bentang pesisir pantai.
b. bentang laut, baik perairan di sekitar pesisir pantai
maupun lepas pantai yang menjangkau jarak tertentu
yang memiliki potensi bahari.
c. kolam air dan dasar laut.
2. DTW alam yang berbasis potensi keanekaragaman dan
keunikan lingkungan alam di wilayah daratan, yang berupa
antara lain :
a. pegunungan dan hutan alam/taman nasional/taman
wisata alam/taman hutan raya,
b. perairan sungai dan danau,
c. perkebunan,
d. pertanian,
e. bentang alam khusus.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “DTW budaya” adalah DTW berupa
hasil olah cipta, rasa dan karsa manusia sebagai makhluk
budaya. DTW budaya, meliputi :
1. DTW budaya yang bersifat berwujud (tangible), yang berupa
antara lain :
a. cagar budaya, yang meliputi :
(1) benda cagar budaya adalah benda alam dan/atau
benda buatan manusia, baik bergerak maupun tidak
bergerak, berupa kesatuan atau kelompok, atau
bagian-bagiannya, atau sisa-sisanya yang memiliki
hubungan erat dengan kebudayaan dan sejarah
perkembangan manusia.
48
Huruf d
Yang dimaksud dengan “DTW hasil buatan manusia”
adalah DTW khusus yang merupakan kreasi artifisial
(artificially created) dan kegiatan-kegiatan manusia
lainnya di luar ranah wisata alam dan wisata budaya.
DTW hasil buatan manusia/khusus, antara lain :
1. fasilitas rekreasi dan hiburan/taman bertema, yaitu
fasilitas yang berhubungan dengan motivasi untuk
rekreasi, hiburan (entertainment) maupun
penyaluran hobi.
2. fasilitas peristirahatan terpadu (integrated resort),
yaitu kawasan peristirahatan dengan komponen
pendukung-nya yang membentuk kawasan
terpadu.
3. fasilitas rekreasi dan olah raga.
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 14
Huruf a
Yang dimaksud dengan “perintisan pengembangan DTW”
adalah upaya pengembangan yang dilakukan dengan
membuka dan membangun DTW baru di Destinasi
Pariwisata yang belum berkembang Kepariwisataannya,
dalam rangka mengembangkan peluang pasar yang ada.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “Pembangunan DTW” adalah upaya
pengembangan yang dilakukan dengan meningkatkan
kualitas DTW yang sudah ada dalam upaya meningkatkan
minat, dan loyalitas segmen pasar yang sudah ada serta
memperluas cakupan wilayah DTW yang sudah ada atau
pengembangan ke lokasi baru berdasar pada inti (nucleus)
yang sama.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “pemantapan DTW” adalah upaya
pengembangan yang dilakukan dengan menciptakan DTW
baru yang memiliki jenis berbeda dalam upaya menangkap
peluang pasar baru.
50
Huruf d
Yang dimaksud dengan “revitalisasi DTW” adalah upaya
pengembangan yang dilakukan dengan perbaikan kondisi
dan kualitas DTW yang ada yang mengalami degradasi
dalam upaya menjaga keberlanjutan dan meningkatkan
kualitas serta daya saing produk untuk menarik pangsa
pasar yang sudah ada maupun peluang pasar wisata baru.
Pasal 15
Cukup Jelas
Pasal 16
Cukup Jelas
Pasal 17
Cukup Jelas
Pasal 18
Cukup Jelas
Pasal 19
Cukup Jelas
Pasal 20
Cukup Jelas
Pasal 21
Cukup Jelas
Pasal 22
Cukup Jelas
Pasal 23
Cukup Jelas
Pasal 24
Huruf a
Yang dimaksud dengan “prasarana umum” meliputi:
1) jaringan listrik dan lampu penerangan;
2) jaringan air bersih;
3) jaringan telekomunikasi; dan
4) sistem pengelolaan limbah.
Yang dimaksud dengan “fasilitas umum” meliputi:
1) fasilitas keamanan, seperti: pemadam kebakaran, fasilitas
tanggap bencana (early warning system) di destinasi yang
rawan bencana;
51
Huruf b
Cukup Jelas
Huruf c
Yang dimaksud dengan “wisatawan berkebutuhan khusus”
adalah wisatawan dengan suatu keterbatasan yang
memerlukan perlakuan khusus, seperti: wisatawan berusia
lanjut, penyandang disabilitas, dan sebagainya.
Ayat (3)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “regulasi pembangunan” adalah
ketentuan-ketentuan perundang-undangan yang disusun
dalam rangka mengatur pengendalian pemanfaatan ruang.
Huruf b
Cukup Jelas
Pasal 26
Cukup Jelas
Pasal 27
Huruf a
Cukup Jelas
Huruf b
Yang dimaksud dengan “pengarusutamaan gender” adalah
strategi untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender
dalam pembangunan, dimana aspek gender terintegrasi
dalam perumusan kebijakan program dan kegiatan melalui
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi.
Huruf c
Cukup Jelas
Huruf d
Cukup Jelas
53
Huruf e
Yang dimaksud dengan “kemitraan rantai nilai usaha”
adalah peningkatan kemitraan antarbidang usaha
Kepariwisataan. Pariwisata merupakan kegiatan yang
memiliki keterkaitan lintas sektor dan lintas skala usaha.
Berkembangnya kegiatan pariwisata akan menggerakkan
berlapis-lapis mata rantai usaha yang terkait di dalamnya
sehingga akan menciptakan efek ekonomi multi ganda
(multiplier effect) yang akan memberikan nilai manfaat
ekonomi yang sangat berarti bagi semua pihak yang terkait
dalam mata rantai usaha Kepariwisataan tersebut. Dampak
ekonomi multiganda pariwisata akan menjangkau baik
dampak langsung, dampak tak langsung maupun dampak
ikutan yang pada umumnya terkait dengan usaha skala
kecil dan menengah maupun usaha-usaha di sektor hulu,
seperti pertanian, perkebunan, peternakan dan sebagainya.
Huruf f
Cukup Jelas
Huruf g
Cukup Jelas
Huruf h
Cukup Jelas
Huruf i
Yang dimaksud dengan “sapta pesona” adalah 7 (tujuh)
unsur pesona yang harus diwujudkan bagi terciptanya
lingkungan yang kondusif dan ideal bagi berkembangnya
kegiatan Kepariwisataan di suatu tempat yang mendorong
tumbuhnya minat wisatawan untuk berkunjung. Ketujuh
unsur sapta pesona yang dimaksud di atas adalah :
1) aman;
2) tertib;
3) bersih;
4) sejuk;
5) indah;
6) ramah tamah; dan
7) kenangan.
54
Huruf i
Cukup Jelas
Huruf j
Cukup Jelas
Pasal 28
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4)
Cukup Jelas
Ayat (5)
Cukup Jelas
Ayat (6)
Cukup Jelas
Ayat (7)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “pemberian insentif” adalah
pemberian kemudahan/fasilitas oleh Pemerintah Daerah
bagi usaha pariwisata skala usaha mikro, kecil dan
menengah dalam pengembangan usaha dalam pengembang-
an kepariwisataan.
Huruf b
Cukup Jelas
Ayat (8)
Cukup Jelas
Ayat (9)
Cukup Jelas
Ayat (10)
Cukup Jelas
55
Pasal 29
Huruf a
Yang dimaksud dengan “insentif investasi” adalah kemudahan
yang diberikan oleh Pemerintah kepada investor berupa
keringanan baik itu pajak, fasilitas pendukung, maupun
pengurusan investasi.
Huruf b
Cukup Jelas
Huruf c
Cukup Jelas
Pasal 30
Cukup Jelas
Pasal 31
Cukup Jelas
Pasal 32
Huruf a,b,c,d,e
Cukup Jelas
Pasal 33
Cukup Jelas
Pasal 34
Cukup Jelas
Pasal 35
Cukup Jelas
Pasal 36
Cukup Jelas
Pasal 37
Cukup Jelas
Pasal 38
Cukup Jelas
Pasal 39
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan Pakudjembara adalah Pati, Kudus,
Demak, Jepara, Rembang, dan Blora.
Pasal 40
Cukup Jelas
56
Pasal 41
Cukup Jelas
Pasal 42
Cukup Jelas
Pasal 43
Cukup Jelas
Pasal 44
Cukup Jelas
Pasal 45
Cukup Jelas
Pasal 46
Cukup Jelas
Pasal 47
Huruf a
Cukup Jelas
Huruf b
Yang dimaksud dengan “kualitas interpretasi” adalah kualitas
kemampuan manusia, segala bentuk media dan/ atau alat yang
berfungsi mentransformasikan nilai kemenarikan DTW kepada
wisatawan.
Contoh: kemampuan mengkomunikasikan nilai kemenarikan
suatu daya tarik oleh pramuwisata, audio visual, termasuk
deskripsi/penjelas dan penanda dari benda-benda koleksi dalam
museum.
Huruf c
Cukup Jelas
Huruf d
Cukup Jelas
Pasal 48
Cukup Jelas
Pasal 49
Huruf a
Sertifikasi kompetensi diberikan oleh lembaga sertifikasi profesi
yang mendapat lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi.
Sertifikat diberikan setelah lulus uji kompetensi yang dilakukan
berdasarkan standar kompetensi yang disusun bersama-sama
oleh instansi pemerintah di bidang pariwisata, asosiasi pariwisata,
pengusaha dan akademisi.
57
Huruf b
Cukup jelas
Huruf c
Cukup jelas
Pasal 50
Cukup Jelas
Pasal 51
Yang dimaksud dengan “etika bisnis” adalah penerapan kriteria-kriteria
pantas dan tidak pantas, baik dan tidak baik terhadap seluruh pelaku
dan pemangku kepentingan suatu kegiatan bisnis.
Pasal 52
Cukup Jelas
Pasal 53
Cukup Jelas
Pasal 54
Cukup Jelas
Pasal 55
Cukup Jelas
Pasal 56
Yang dimaksud dengan “pengembangan manajemen Usaha Pariwisata
yang mengacu kepada prinsip ekonomi hijau” adalah pengembangan
manajemen dengan pendekatan dalam pembangunan ekonomi yang
tidak lagi mengandalkan pembangunan ekonomi berbasis eksploitasi
sumber daya alam dan lingkungan yang berlebihan.
Ekonomi hijau merupakan suatu lompatan besar meninggalkan praktik-
praktik ekonomi yang mementingkan keuntungan jangka pendek yang
telah mewariskan berbagai permasalahan yang mendesak untuk
ditangani termasuk menggerakkan perekonomian yang rendah karbon
(low carbon economy).
Pasal 57
Cukup Jelas
Pasal 58
Cukup Jelas
Pasal 59
Cukup Jelas
Pasal 60
Cukup Jelas
58
Pasal 61
Cukup Jelas
Pasal 62
Cukup Jelas
Pasal 63
Cukup Jelas
Pasal 64
Cukup Jelas
Pasal 65
Cukup Jelas
Pasal 66
Cukup Jelas
Pasal 67
Cukup Jelas
Pasal 68
Cukup Jelas
Pasal 69
Cukup Jelas
Pasal 70
Cukup Jelas
Pasal 71
Cukup Jelas
Pasal 72
Cukup Jelas
Pasal 73
Cukup Jelas
a. Pertumbuhan Moderat :
Diasumsikan terjadi peningkatan yang cukup signifikan dari jumlah kunjungan wisatawan, didukung dengan pelaksanaan
beberapa kebijakan, strategi dan indikasi program dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Kabupaten
Pati, baik untuk destinasi pariwisata, pemasaran pariwisata, industri pariwisata, dan kelembagaan kepariwisataan.
b. Pertumbuhan Optimistis :
Diasumsikan terjadi peningkatan yang sangat signifikan dari jumlah kunjungan wisatawan, didukung sepenuhnya oleh seluruh
sektor dalam melaksanakan seluruh arah kebijakan, strategi dan indikasi program dalam Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Daerah Kabupaten Pati, baik untuk destinasi pariwisata, pemasaran pariwisata, industri pariwisata, dan
kelembagaan kepariwisataan.
BUPATI PATI,
Ttd.
HARYANTO
LAMPIRAN II
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI
NOMOR 2 TAHUN 2018
TENTANG
RENCANAINDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN
DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2018-2025
BUPATI PATI,
HARYANTO
LAMPIRAN III
RANCANGAN PERATURAN DAERAH
KABUPATEN PATI
NOMOR 2 TAHUN 2018
TENTANG
RENCANA INDUK PEMBANGUNAN
KEPARIWISATAAN KABUPATEN PATI
TAHUN 2018-2025
1. Membangun diversifikasi atraksi Pembangunan atraksi yang Penyusunan rencana pembangunan Badan Perencanaan
wisata yang memiliki daya saing bertumpu pada potensi alam, wisata budaya/ spiritual, alam dan Pembangunan Daerah, Dinas
tinggi budaya dan industri industri di Cluster 1 Kepemudaan, Olahraga dan
Pariwisata, Organisasi Atau
Asosiasi Biro Perjalanan
Wisata, usaha pariwisata,
masyarakat setempat
Penyusunan rencana pembangunan Dinas Kepemudaan,
wisata budaya/seni kerajinan (craft Olahraga dan Pariwisata,
tourism)/ seni pertunjukan di Disdagperin, Organisasi Atau
Kabupaten Pati Asosiasi Biro Perjalanan
Wisata, usaha pariwisata,
masyarakat setempat
2. Meningkatkan pembangunan Peningkatan kerjasama Penyusunan dan pembangunan paket Dinas Kepemudaan,
pariwisata Kabupaten Pati secara pembangunan jalur dan perjalanan wisata lintas kawasan di Olahraga dan Pariwisata,
terpadu lintas sektor dan wilayah koridor wisata terpadu di Kabupaten Pati Organisasi Atau Asosiasi
sepanjang jalur dan koridor Biro Perjalanan Wisata,
utama dan alternatif masyarakat setempat
Peningkatan kunjungan Penyusunan dan pembangunan paket Dinas Kepemudaan,
wisatawan melalui wisata alam Olahraga dan Pariwisata,
pembangunan atraksi wisata Dinas Lingkungan Hidup,
terpadu dalam bentuk paket Organisasi Atau Asosiasi
wisata Biro Perjalanan Wisata,
62
masyarakat setempat
Pengemasan paket wisata budaya dan Dinas Kepemudaan,
buatan Olahraga dan Pariwisata,
Organisasi Atau Asosiasi
Biro Perjalanan Wisata,
masyarakat setempat
Penyusunan dan pembangunan paket Dinas Kepemudaan,
wisata industry Olahraga dan Pariwisata,
Disdagperin, Organisasi Atau
Asosiasi Biro Perjalanan
Wisata, masyarakat
setempat
3. Meningkatkan pengelolaan objek Peningkatan pengelolaan objek Penyusunan Rencana Induk Badan Perencanaan
dan DTW Kabupaten Pati dan DTW melalui penyusunan Pembangunan Objek Wisata Pembangunan Daerah, Dinas
rencana pembangunan yang (RIPOW) unggulan Kabupaten Kepemudaan, Olahraga dan
terarah Pati Pariwisata, Organisasi Atau
Asosiasi Biro Perjalanan
Wisata, lembaga penelitian
Penyusunan Rencana Induk Badan Perencanaan
Pembangunan DTW Wisata Pembangunan Daerah Dinas
(RIPOW) yang belum dibangun Kepemudaan, Olahraga dan
Kabupaten Pati Pariwisata, Organisasi Atau
Asosiasi Biro Perjalanan
Wisata, lembaga penelitian
4. Membangun atraksi wisata minat Pembangunan zona wisata Penyusunan rencana pembangunan Dinas Kepemudaan,
khusus tematis secara terpadu dan kawasan wisata alam Gua Pancur, Olahraga dan Pariwisata,
saling melengkapi antar Wisata Agro Kopi Jollong, Agroforestry Dinas Lingkungan Hidup,
kawasan Regaloh organisasi atau asosiasi biro
perjalanan wisata, pengelola
obyek wisata, masyarakat
setempat, lembaga penelitian
Penyusunan rencana pembangunan Dinas Kepemudaan,
wisata budaya makam syekh Olahraga dan Pariwisata,
muttamakin, Ki Ageng Ngerang pengelola obyek wisata,
masyarakat setempat,
lembaga penelitian
63
1. Meningkatkan kegiatan wisata Penciptaan jenis kegiatan Pelaksanaan lokakarya dengan Dinas Kepemudaan, Olahraga
untuk meningkatkan lama tinggal wisata baru pengusaha pariwisata dan dan Pariwisata, perguruan
dan pembelanjaan wisatawan masyarakat untuk membuat tinggi
kegiatan wisata baru yang
menarik
SEKTOR TERKAIT
NO STRATEGI PROGRAM KEGIATAN
1. Pembangunan sistem dan Penataan jalur transportasi Pemasangan papan-papan Badan Perencanaan
jaringan aksesibilitas yang handal utama masuk ke interpretasi untuk Pembangunan Daerah, DPU
pembangunan pariwisata meningkatkan pemahaman
Kabupaten Pati wisatawan terhadap objek
yang dikunjungi
Perbaikan sarana prasarana DPU
pada pusat Informasi
Pariwisata Kabupaten Pati
68
Pembangunan pola kerjasama Pelaksanaan lokakarya pembahasan pola Dinas Kepemudaan, Olahraga
pemanfaatan lulusan SDM pariwisata yang kerjasama antara pemerintah kabupaten, dan Pariwisata, Perguruan
berkualitas pada sektor swasta dan publik industri pariwisata dan lembaga pendidikan Tinggi
kepariwisataan
Pembangunan dan peningkatan kualitas Penyusunan rencana pola kerjasama Dinas Kepemudaan, Olahraga
SDM praktis oleh asosiasi SDM dan industri pariwisata dengan lembaga dan Pariwisata, Perguruan
pemerintah pendidikan kepariwisataan Tinggi
SEKTOR TERKAIT
NO STRATEGI PROGRAM KEGIATAN
1. Meningkatkan pasar pariwisata Penciptaan diversifikasi pasar wisatawan Penyusunan profil wisatawan Dinas Kepemudaan,
Kabupaten Pati nusantara dan mancanegara berdasarkan nusantara dan mancanegara Olahraga dan Pariwisata,
minat dan motivasi wisatawan Kabupaten Pati perguruan tinggi
Penciptaan tema baru dalam promosi dan Penyusunan analisis promosi dan Dinas Kepemudaan,
pemasaran produk pemasaran pariwisata Kabupaten Pati Olahraga dan Pariwisata,
perguruan tinggi
71
2. Meningkatkan citra pariwisata Pembuatan promosi produk wisata Kabupaten Pembuatan brosur dan peta wisata Dinas Kepemudaan,
Kabupaten Pati Pati melalui media cetak Kabupaten Pati Olahraga dan Pariwisata,
Dishubkominfo
Penyusunan buku saku DTW wisata Dinas Kepemudaan,
Kabupaten Pati Olahraga dan Pariwisata,
Dishubkominfo
Pembuatan calendar of events yang Dinas Kepemudaan,
dikaitkan dengan calendar of events Olahraga dan Pariwisata,
kabupaten/kota disekitarnya dan Dishubkominfo
calendar of events jawa tengah dan
jogjakarta
Peningkatan kegiatan public relations bagi Penyelenggaraan festival kepariwisataan Dinas Kepemudaan,
pembangunan pariwisata Kabupaten Pati Kabupaten Pati Olahraga dan Pariwisata,
Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan
Pembuatan promosi produk wisata Kabupaten Penyelenggaraan lomba foto pariwisata Dinas Kepemudaan,
Pati dalam bentuk partnership Kabupaten Pati Olahraga dan Pariwisata,
Dishubkominfo
Penulisan artikel kepariwisataan Dinas Kepemudaan,
Kabupaten Pati di harian dan majalah Olahraga dan Pariwisata,
perguruan tinggi,
Dishubkominfo
4. Membangun destination image Penciptaan promosi produk-produk baru Pembuatan media promosi untuk Dinas Kepemudaan,
dengan melihat pada karakter bernuansa rekreatif seperti wisata agro dan memperkenalkan paket-paket wisata Olahraga dan Pariwisata
produk dan profil wisatawan industri serta jenis wisata minat khusus baru sesuai dengan minat khusus
lainnya wisatawan
Penciptaan slogan untuk pariwisata Pembuatan dan sosialisaasi brand name Stakeholder baik
Kabupaten Pati citra daerah tujuan wisata Kabupaten Pemerintah Kab Pati,
Pati Swasta, Masyarakat
7. Terbukanya wacana pelaku usaha pariwisata Peningkatan dan Pelatihan sertifikasi dinas kepemudaan, olahraga
mengenai pentingnya sertifikasi pengembangan nasional bagi usaha dan pariwisata dan
sertifikasi pariwisata stakeholder terkait
nasional bagi
usaha pariwisata
8. Terwujudnya usaha pariwisata yang memiliki Sertifikasi usaha Pelaksanaan ujian dinas kepemudaan, olahraga
sertifikasi nasional Pariwisata sertifikasi usaha dan pariwisata dan
pariwisata stakeholder terkait
14. Terfasilitasinya Fasilitasi Fasilitasi pertemuan rutin forum Dinas Kepemudaan, Olahraga
pertemuan rutin komunikasi antara komunikasi pembangunan dan Pariwisata dan
forum pemerintah, usaha kepariwisataan Stakeholder terkait
komunikasi pariwisata, dan
masyarakat
dengan
penyelenggaraan
forum koordinasi
dan komunikasi
secara reguler
76
SEKTOR TERKAIT
NO STRATEGI PROGRAM KEGIATAN
1. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama Peningkatan kerjasama Peningkatan kerjasama antara Biro Dinas Kepemudaan,
antara stakeholder baik pemerintah, swasta antara pemerintah dan Perjalanan Wisata (BPW) dan Dinas Olahraga dan Pariwisata,
maupun masyarakat. swasta di bidang pariwisata Kepemudaan, Olahraga dan organisasi atau asosiasi
Pariwisata biro perjalanan wisata
Peningkatan kerjasama antara Dinas Kepemudaan,
Perhimpunan Hotel dan Restoran Olahraga dan Pariwisata,
Indonesia (PHRI) dan Dinas PHRI
Kepemudaan, Olahraga dan
Pariwisata
Peningkatan kerjasama antara Dinas Kepemudaan,
pengelola objek dan DTW dengan Olahraga dan Pariwisata,
masyarakat Masyarakat setempat
setempat
2. Meningkatkan kerjasama lintas sektor di Peningkatan koordinasi Penyusunan program terpadu antara Dinas Kepemudaan,
Kabupaten Pati antar sektor pemerintah pariwisata dan sektor terkait lainnya Olahraga dan Pariwisata
Kabupaten Pati dalam di Kabupaten Pati
mengembangkan pariwisata
SEKTOR TERKAIT
NO STRATEGI PROGRAM KEGIATAN
3. Meningkatkan koordinasi dengan Pembangunan kerjasama Penciptaan citra produk wisata Dinas Kepemudaan,
Pemerintah Propinsi Jawa Tengah pariwisata antara Dinas (prodeuct image) dan citra Kabupaten Olahraga dan Pariwisata
Kepemudaan, Olahraga dan Pati sebagai daerah tujuan wisata
Pariwisata Kabupaten Pati (destination image)
dan Dinas Kepemudaan,
Olahraga dan Pariwisata
Propinsi
4. Meningkatkan dan menguatkan Pembinaan dan Penguatan kelembagaan dalam Dinas Kepemudaan,
kelembagaan yang berkaitan dengan pembangunan aktivitas bentuk pendampingan lembaga- Olahraga dan Pariwisata,
kepariwisataan sebagai bentuk kelembagaan yang tumbuh lembaga yang beraktivitas menunjang Kantor Pemberdayaan
pemberdayaan peran serta masyarakat dari keinginan masyarakat pengelolaan DTW seperti Pokdarwis, Masyarakat, masyarakat
disekitar DTW wisata di sektor informal, pemandu lokal,
Kabupaten Pati koperasi, dan paguyuban-paguyuban
masyarakat setempat
5. Meningkatkan peran swasta dan masyarakat Peningkatan peran serta Pelaksanaan kajian membangun Dinas Kepemudaan,
dalam pembangunan pariwisata kelompok masyarakat lokal inisiatif masyarakat/desa untuk Olahraga dan Pariwisata,
dalam mengelola objek dan mengelola objek dan DTW setempat Perguruan Tinggi,
DTW setempat masyarakat
Mengembangkan sistem Pelaksanaan kegiatan percontohan Dinas Kepemudaan,
dukungan bagi kelompok model pengelolaan objek dan DTW Olahraga dan Pariwisata,
masyarakat lokal agar oleh masyarakat desa setempat Perguruan Tinggi,
mampu meningkatkan Masyarakat
kapasitas Biro Perjalanan
Wisatas pengelolaan DTW
wisata setempat
BUPATI PATI,
Ttd.
HARYANTO