PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana dampak pariwisata terhadap perekonomian?
2. Bagaimana dampak pariwisata terhadap kondisi sosial masyarakat?
3. Bagaimana dampak pariwisata terhadap lingkungan?
4. Bagaimana respon masyarakat terhadap dampak pariwisata?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dampak pariwisata terhadap perekonomian.
2. Untuk mengetahui dampak pariwisata terhadap kondisi sosial masyarakat.
3. Untuk mengetahui dampak pariwisata terhadap lingkungan.
4. Untuk mengetahui respon masyarakat terhadap dampak pariwisata.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Industri pariwisata menghasilkan manfaat ekonomi yang besar baik bagi negara tuan
rumah, maupun negara asal para turis. Salah satu motivasi utama sebuah negara
mempromosikan dirinya sebagai negara dengan tujuan wisata adalah timbul kemajuan
dalam ekonomi, terutama bagi negara-negara berkembang. Bersamaan dengan dampak
lainnya, peningkatan ekonomi yang begitu pesat juga terjadi dengan berbagai keuntungan
dan kerugian. Dampak besar pariwisata terlihat dari data World Tourism Organization
pada tahun 2000, 698 juta orang melakukan perjalanan ke luar negeri dan menghabiskan
lebih dari 478 juta US dollar. Gabungan dari pendapatan pariwisata internasioanl dengan
pendapatan transportasi maka menghasilkan lebih dari 575 juta US dollar, yang membuat
pariwisata menjadi penghasil ekspor terbesar di dunia diikuti oleh produk otomotif, bahan
kimia, minyak bumi, dan makanan. Namun, banyak kerugian tersembunyi dari pariwisata
yaitu, adanya dampak-dampak pada ekonomi yang tidak diharapkan oleh penduduk
setempat. Seringkali keuntungan pariwisata sebuah negara maju lebih tinggi dari negara
berkembang. Padahal negara berkembang lebih membutuhkan pendapatan tambahan,
pekerjaan, dan peningkatan standar hidup lewat pariwisata. Berdasarkan kenyataan
tersebut, berbagai alasan muncul antara lain, karena adanya transfer besar-besaran
pendapatan pariwisata dari negara tuan rumah, kemudian kurang diperhatikannya bisnis
dan produk dalam negeri.
Dampak Positifnya
1. Membuka lapangan kerja bagi penduduk lokal di bidang pariwisata seperti : tour
guide, waiter, bell boy, dan lain-lain.
2. Dibangunnya fasilitas dan infrastruktur yang lebih baik demi kenyamanan para
wisatawan yang juga secara langsung dan tidak langsung bisa dipergunakan oleh
penduduk lokal pula. Seperti : tempat rekreasi, mall, dan lain-lain.
3. Mendapatkan devisa (national balance payment) melalui pertukaran mata uang asing
(foreign exchange).
4. Mendorong seseorang untuk berwiraswasta / wirausaha, contoh : pedagang kerajinan,
penyewaan papan selancar, pemasok bahan makanan dan bunga ke hotel,dan lain-lain.
5. Meningkatkan pendapatan masyarakat dan juga pendapatan pemerintah.
6. Memberikan keuntungan ekonomi kepada hotel dan restaurant. Contohnya, wisatawan
yang pergi berwisata bersama keluarganya memerlukan kamar yang besar dan
makanan yang lebih banyak. Dampak ekonomi tidak langsung dapat dirasakan oleh
pedagang-pedagang di pasar karena permintaan terhadap barang/bahan makanan akan
bertambah.
Dampak negatifnya
1. Bahaya ketergantungan yang sangat mendalam terhadap pariwisata.
2. Meningkatkan inflasi dan harga jual tanah menjadi mahal.
2
3. Meningkatkan impor barang dari luar negri, terutama alat-alat teknologi modern yang
digunakan untuk memberikan pelayanan bermutu pada wisatawan dan juga biaya-
biaya pemeliharaan fasilitas-fasilitas yang ada.
4. Produksi yang bersifat musiman menyebabkan rendahnya tingkat pengembalian
modal awal.
5. Terjadi ketimpangan daerah dan memburuknya kesenjangan pendapatan antara
beberapa kelompok masyarakat.
6. Hilangnya kontrol masyarakat lokal terhadap sumber daya ekonomi.
1. Pariwisata mempekerjakan 204 juta orang diseluruh dunia atau satu dari setiap
Sembilan pekerja, yaitu 10,6 persen dari angkatan kerja.
2. Pariwisata adalah penyumbang ekonomi terkemuka di dunia, yang menghasilkan 10,2
persen produk domestik bruto dunia .
3. Pariwisata adalah produsen terkemuka untuk mendapatkan pajak sebesar $ 55 miliar.
Global ekonomi dan perluasan pasar dunia merupakan dua fenomena yang
keberadaannya menyejarah. Pada saat ini globalisasi ekonomi dan perluasan pasar
memiliki kekuatan, cakupan dan kecepatan yang belum pernah terbayangkan sebelumnya.
Secara konkrit, globalisasi ekonomi ditandai dengan perubahan mode of production
masyarakat, yaitu dari subsistensi ke orientasi pasar-pasar regional, seperti APEC,
NAFTA, AFTA dsb. Secara kelembagaan menjelma dalam percepatan komersial.
Dampak yang ditimbulkan adalah terjadinya perubahan sosial, seperti merebaknya
tindakan individu yang lebih didasarkan pada rasionalitas ekonomi (Heru Nugroho,
1996).
Pariwisata merupakan bagian darinya yang dikaitkan tanpa dapat dilepas dengan
sektor ekonomi lain. Pemasukan dari pariwisata itu tidak hanya dari uang yang
dibelanjakan oleh wisatawan, melainkan dari pembangunan pariwisata yang menarik
modal asing, seperti hotel-hotel bertaraf international dibangun, pembangunan sarana
jalan, airport, pelabuhan, kawasan wisata, telekomunikasi dan lain-lain. Akan tetapi
penerimaan dari pariwisata menambah besar volume uang di dalam masyarakat dan
3
kondisi ini dapat menimbulkan inflasi. Apabila produksi dalam negeri tidak bertambah.
Hal inilah yang menyebabkan di kawasan pariwisata harga-harga biasanya jauh lebih
mahal dari pada kawasan lain terutama yang bukan kawasan pariwasta.
- Dilakukan oleh anak-anak dibawah umur, mereka cenderung mengutamakan uang dari
pada sekolah.
4
B. Dampak Pariwisata dari Aspek Sosial
Pada sejumlah negara yang sedang membangunan, pengenalan yang terlalu dini pada
pemikiran dan teknologi Barat dapat menciptakan beragam masalah sosial. Pengenalan di
sektor pariwisata misalnya, bagi sebuah kawan baru pada akhirnya mengubah gaya hidup
sehari-hari penduduknya. Perkembangan pariwisata yang terlalu cepat dapat
meningkatakan angka kejahatan dan sekaligus memperkanalkan perjudian, materialism,
serta keserakahan (Denis L. Foster, 2000). Lebih lanjut dikatakan bahwa pemerintah
negara yang sedang berkembang seringkali mengkhawatirkan akibat pariwisata pada
karakter bangsa. Dengan secara menyolok menempatkan wisatawan yang makmur di
tengah-tengah penduduk lokal yang miskin, pariwisata seringkali menimbulkan
kegelisahan.
Kegiatan pariwisata cenderung mengarah kepada kegiatan dari aksi sosial, dalam
artian bahwa kegiatan pariwisata erat kaitannya dengan tingkah laku tiap individu,
kelompok dalam melakukan perjalanan wisata serta pengaruh kegiatan pariwisata dalam
masyarakat. Dengan berkembangnya pariwisata orang-orang bebas bergerak dari satu
tempat ke tempat lain, dari lingkungan yang satu ke lingkungan lain yang sama sekali
berbeda bangsa dan agama. Orang-orang yang sedang melakukan perjalanan wisata
tersebut akan saling berhubungan langsung dengan orang-orang yang berkebangsaan dan
lingkungan lain di tempat tujuannya, dan memperkenalkan adat kebiasaan, tingkah laku
dan keinginan yang kebiasaan, tingkah laku dan keinginan yang berbeda-beda bahkan
bertolak belakang dengan tata cara hidup (the way of life) masyarakat yang dikunjungi.
Gejala ini dapat membuat sektor pariwisata menjadi suatu yang dianggap peka yang dapat
mempengaruhi hubungan antar bangsa.
Oleh sebab itu pariwisata menciptakan kontak sosial antar sesama. Kontak sosial ini
mengandung makna :
Selain itu terjadi pula adanya golongan yang mampu meniru tingkah laku wisatawan
yang sebenarnya tidak cocok dengan kebudayaan setempat. Golongan ini menjadi
kelompolk elit dalam masyarakat dan menambah kesenjangan antar golongan. Dampak
yang dimiliki juga terjadi apabila wisatawan berbaur dengan masyarakat setempat,
masyarakat meniru perilaku wisatawan. Penduduk setempat tertular oleh kecanduan
alkohol, narkotik, sabu-sabu bahkan pelecehan terhadap moral seksual.
Hal ini dikatakan lebih tegas oleh Spillane (1995) bahwa dampak sosiologi pariwisata
bagi penerima wisatawan (masyarkat) adalah timbulnya hasrat untuk meniru.
Komersialisasi adat/budaya. Perubahan terhadap dari segi sosiologis ini bukan saja
menyebabkan keretakan hubungan manusiawi antara penerima serta menciptakan suatu
kesenjangan saling pengertian, akan tetapi juga akan timbul kegoncangan ekonomi.
Menurut World Tourism Organization yang di sitih oleh Oka A Yoeti mengatakan
pengaruh pariwisata terhadap kehidupan sosial masyarakat dapat disebabkan oleh 3 hal,
yaitu :
Namun demikian segi positif dari kepariwisataan cukup banyak. Hal itu dapat dilihat
di lapangan seperti hal-hal berikut:
1. Struktur sosial
Sebagai akibat pengembangan pariwisata, terjadi:
• Transaksi kesempatan kerja dari sector pertanian ke sector pelayanan.
• Modernisasi dalam cara-cara pertanian dan penjualan hasil panen.
• Pemerataan pendapatan masyarakat di DTW yang dikunjungi wisatawan.
• Berkurangnya perbedaan dalam pendidikan dan kesempatan berusaha atau
pekerjaan.
6
2. Modernisasi keluarga
Kaum wanita memperoleh status baru dari petani tradisionil berubah menjadi
pedagang acungan, pemilik took cendera mata, restoran atau bekerja pada kerajinan
tangan dan karyawan hotel. Terjadi kelonggaran perlakuan orang tua terhadap anak-
anak dari disiplin ketat menjadi anak yang bebas memilih sesuai dengan yang dicita-
citakannya.
Dari pendapat Cohen tersebut diatas mengenai dampak pariwisata dapat disimpulan,
bahwa daerah tujuan wisata akan merasakan pengaruh yang luar biasa dari wisatawan
yang datang yaitu dari mengenai unsur kebudayaan universal di daerah. Sebagai mana
yang di kemukan oleh C.Kluckhohn dalam Koentjaraningrat merumuskan 7 unsur
Kebudayaan.
a. Sistem Bahasa
Bahasa yang digunakan pada daerah ini adalah Sunda dengan dialek yang
sama dengan Sunda lainnya. Bahasa yang digunakan masyarakat setempat baik
berupa lisan maupun tulisan atau berbentuk simbol-simbol.
b. Sistem Mata Pencaharian
Untuk menunjang hidup sehari-hari, setiap masyarakat pasti memiliki mata
pencaharian utama yang berbeda tiap daerah, sehingga terdapat suku bangsa
7
memiliki mata pencaharian yang khas dibandingkan dengan suku bangsa lain.
c. Sistem Teknologi
Teknologi atau peralatan hidup lain yang dimiliki oleh setiap masyarakat
mungkin berbeda-beda tergantung dimana masyarakat itu berada.
d. Sistem Organisasi Sosial
Suku bangsa yang merupakan kelompok masyarakat besar akan memiliki
sistem kemasyarakatannya yang mungkin berbeda dengan suku bangsa lain:
misalnya suku bangsa sunda dan jawa.
e. Sistem pengetahuan
Masyarakat memiliki pengetahuan yang digunakan dalam kehidupan sehari
hari baik dalam bidang agriris maupun dalam bidang pengobatan.
f. Sistem kesenian
Masyarakat atau suku bangsa memiliki perasaaan yang dituangkan kedalam
bentuk benci, sedih, gembira, jengkel, bahagia dan sebagainya perasaan timul dari
setiap individu atau masyarakat dapat dilakukan ke dalam bentuk seni atau
perasaan dapat muncul karena seni.
g. Sistem Religi
Kepercayaan ditiap daerah itu berbeda merupakan warisan masa lampau dari
perjalanan hidup masyarakat bersangkutan sebagai warisan budayanya. Keyakinan
setempat yang diyakini masyarakatnya wajib dihormati oleh masyarakat lain,
begitu pula dalam upacara ritual yang berhubungan dengan keyakinan.
8
C. Dampak Pariwisata terhadap Lingkungan
Industri pariwisata memiliki hubungan erat dan kuat dengan lingkungan fisik.
Lingkungan alam merupakan aset pariwisata dan mendapatkan dampak karena sifat
lingkungan fisik tersebut yang rapuh (fragile), dan tak terpisahkan (Inseparability).
Bersifat rapuh karena lingkungan alam merupakan ciptaan Tuhan yang jika dirusak belum
tentu akan tumbuh atau kembali seperti sediakala. Bersifat tidak terpisahkan karena
manusia harus mendatangi lingkungan alam untuk dapat menikmatinya.
Lingkungan fisik adalah daya tarik utama kegiatan wisata. Lingkungan fisik meliputi
lingkungan alam (flora dan fauna, bentangan alam, dan gejala alam) dan lingkungan
buatan (situs kebudayaan, wilayah perkotaan, wilayah pedesaan, dan peninggalan
sejarah).
Secara teori, hubungan lingkungan alam dengan pariwisata harus mutual dan
bermanfaat. Wisatawan menikmati keindahan alam dan pendapatan yang dibayarkan
wisatawan digunakan untuk melindungi dan memelihara alam guna keberlangsungan
pariwisata. Hubungan lingkungan dan pariwisata tidak selamanya simbiosis yang
mendukung dan menguntungkan sehingga upaya konservasi, apresiasi, dan pendidikan
dilakukan agar hubungan keduanya berkelanjutan, tetapi kenyataan yang ada hubungan
keduanya justru memunculkan konflik. Pariwisata lebih sering mengeksploitasi
lingkungan alam.
1. Air
Air mendapatkan polusi dari pembuangan limbah cair (detergen pencucian linen
hotel) dan limbah padat (sisa makanan tamu). Limbah-limbah itu mencemari laut, danau
dan sungai. Air juga mendapatkan polusi dari buangan bahan bakar minyak alat
transportasi air seperti dari kapal pesiar. Akibat dari pembuangan limbah, maka
lingkungan terkontaminasi, kesehatan masyarakat terganggu, perubahan dan kerusakan
vegetasi air, nilai estetika perairan berkurang (seperti warna laut berubah dari warna biru
menjadi warna hitam) dan badan air beracun sehingga makanan laut (seafood) menjadi
berbahaya.Wisatawan menjadi tidak dapat mandi dan berenang karena air di laut, danau
dan sungai tercemar. Masyarakat dan wisatawan saling menjaga kebersihan perairan.
Guna mengurangi polusi air, alat transportasi air yang digunakan, yakni angkutan yang
ramah lingkungan, seperti : perahu dayung, kayak, dan kano.
2. Atmosfir
Perjalanan menggunakan alat transportasi udara sangat nyaman dan cepat. Namun,
angkutan udara berpotensi merusak atmosfir bumi. Hasil buangan emisinya dilepas di
udara yang menyebabkan atmosfir tercemar dan gemuruh mesin pesawat menyebabkan
polusi suara. Selain itu, udara tercemar akibat emisi kendaraan darat (mobil, bus) dan
9
bunyi deru mesin kendaraan menyebabkan kebisingan. Akibat polusi udara dan polisi
suara, maka nilai wisata berkurang, pengalaman menjadi tidak menyenangkan dan
memberikan dampak negatif bagi vegetasi dan hewan. Inovasi kendaraan ramah
lingkungan dan angkutan udara berpenumpang massal (seperti pesawat Airbus380 dengan
kapasitas 500 penumpang) dilakukan guna menekan polusi udara dan suara. Anjuran
untuk mengurangi kendaraan bermotor juga dilakukan dan kampanye berwisata sepeda
ditingkatkan.
5. Vegetasi
Pembalakan liar, pembabatan pepohonan, bahaya kebakaran hutan (akibat api unggun
di perkemahan),koleksi bunga, tumbuhan dan jamur untuk kebutuhan wisatawan
merupakan beberapa kegiatan yang merusak vegetasi. Akibatnya, terjadi degradasi hutan
(berpotensi erosi lahan), perubahan struktur tanaman(misalnya pohon yang seharusnya
berbuah setiap tiga bulan berubah menjadi setiap enam bulan, bahkan menjadi tidak
berbuah), hilangnya spesies tanaman langka dan kerusakan habitat tumbuhan. Ekosistem
vegetasi menjadi terganggu dan tidak seimbang.
10
6. Kehidupan satwa liar
Kehidupan satwa liar menjadi daya tarik wisata yang luar biasa. Wisatawan terpesona
dengan pola hiduphewan. namun, kegiatan wisata mengganggu kehidupan satwa-satwa
tersebut. Komposisi fauna berubah akibat: pemburuan hewan sebagai cinderamata,
pelecehan satwa liar untuk fotografi, eksploitasi hewan untuk pertunjukan, gangguan
reproduksi hewan (berkembang biak), perubahan insting hewan (contoh hewan komodo
yang dahulunya hewan ganas menjadi hewan jinak yang dilindungi), migrasi hewan
(ketempat yang lebih baik). Jumlah hewan liar berkurang, akibatnya ketika wisatawan
mengunjungi daerah wisata, ia tidak lagi mudah menemukan satwa-satwa tersebut
11
D. Studi Kasus
Seperti yang telah diketahui pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan oleh
seseorang dalam jangka waktu tertentu dari sebuah tempat ke tempat lain dengan
melakukan perencanaan sebelumnya, tujuannya untuk rekreasi atau untuk sebuah
kepentingan agar keinginannya bisa terpenuhi. Atau pariwisata bisa diartikan juga sebagai
sebuah perjalanan dari sebuah tempat ke tempat lain untuk rekreasi atau bersenang-
senang kemudian kembali ke tempat awal.
Apa respon masyarakat terhadap dampak dari pariwisata itu sendiri? Respon yang
diberikan oleh masyarakat terhadap dampak yang telah diakibatkan oleh pariwisata
sangatlah beragam. Contohnya di daerah pesisir pantai Ampenan respon yang diberikan
masyarakat sangatlah baik kepada dampak pariwisata tersebut. Dampak pariwisata bagi
masyarakat di sekitar pesisir pantai Ampenan yaitu majunya mata pencaharian,
kemampuan untuk mengembangkan usaha, mengiklankan lombok melalui pantai
Ampenan, dan masih banyak lagi.
Respon mereka (masyarakat Ampenan) sangatlah baik terhadap dampak yang telah
diakibatkan oleh adanya kegiatan pariwisata di pantai tersebut. Namun ada juga yang
memiliki respon buruk, contohnya respon masyarakat yang mengeluh akibatnya
banyaknya sampah yang dibuang secara sembarangan oleh para wisatawan yang telah
berkunjung kesana. Jadi mereka harus membersihkan tempat itu secara terus-menerus tiap
harinya.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengembangan kepariwisataan dapat membawa banyak manfaat dan keuntungan.
Pembangunan kepariwisataan diarahkan pada peningkatan pariwisata menjadi sektor
andalan yang mampu menyaingi kegiatan ekonomi lainnya, termasuk kegiatan sektor lain
yang terkait. Upaya pengembangan dan pendayagunaan berbagai potensi kepariwistaan
nasional untuk meningkatkan lapangan kerja, pendapatan masyarakat, pendapatan daerah
dan pendapatan negara serta penerimaan devisa. Dampak pariwisata terhadap
perekonomian, sosial, dan lingkungan memiliki dampak positif dan negatif yang dapat
mempengaruhi kehidupan masyarakat di daerah pariwisata tersebut.
B. Saran
Dari hasil pembahasan dan kesimpulan diatas, maka penulis dapat memberikan
tanggapan mengenai dampak wisata terhadap lingkungan melalui saran sebagai berikut :
13
DAFTAR PUSTAKA
https://media.neliti.com/media/publications/78537-ID-dampak-pembangunan-pariviisata-
terhadap.pdf
http://firdaanggrainiteveler.blogspot.com/2017/04/dampak-pariwisata-terhadap-
lingkungan.html
14