Anda di halaman 1dari 6

PENGANTAR PERANCANGAN KOTA

ELEMEN CITRA KOTA MALANG


(TUGAS 2)

DISUSUN OLEH :
NAMA KELOMPOK :
1. AGUNG KURNIAWAN (142018008)
2. LISA OKTARIA (142020004)
3. AKBAR RAIHANZA (142020027)

DOSEN PEMBIMBING :
SISCA NOVIA ANGRINI, S.T., M.T.
AHMAD HAMDI ASYSYAUKI, S.T., M.P.W.K

PROGAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2022/2023
ELEMEN CITRA KOTA

1. ELEMEN

Elemen Menurut Kamus Besar Bahasa Indoneisa, Elemen memiliki arti yakni,
Tunggal yang tercipta dari keseluruhan system yang lebih besar dimana penggunaan katSa
elemen menjadi satu unsur didalamnya.

2. CITRA
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, citra di definisikan menjadi beberapa makna,
yakni ;
 Gambar, gambaran yang memiliki ciri khas secara pribadi,
 Sebuah kesan mental, yang dapat dirasakan dan dibayangkan secara visual.
3. KOTA

Kota dalam pendefinisiannya memiliki makna yang beragam yang disesuaikan


dengan sudut pandang yang digunakan. Secara umum kota adalah sebuah wilayah yang
memiliki administrasi yang jelas dan didalamnya telah memiliki peraturan perundang-
undangan yang mengatur kota tersebut.

ELEMEN PEMBENTUK CITRA KOTA MENURUT KEVIN LYNCH

Salah satu aspek kuat yang dapat menjadi branding suatu kota adalah citra kota yang
merupakan suatu gambaran khas yang melekat pada kota yang dapat menciptakan
representasi kota bagi penduduk maupun pengunjung.

Citra kota pada umumnya dipengaruhi oleh aspek fisik kota tersebut. ada 5 elemen
pembentuk image kota secara fisik, yaitu:

 Elemen Path (Jalur Jalan)

 Elemen Edges (Tepian)

 Elemen District (Distrik)

 Elemen Nodes (Simpul)

 Elemen Landmark (Penanda)


ELEMEN CITRA KOTA MALANG

Kota Malang merupakan salah satu kota yang sebagian besar bagian kotanya
dirancang dengan baik pada masa Kolonial Belanda. Konsep rancang kota yang diterapkan
sangat memperhatikan potensi lingkungan alamiah dengan keberadaan ”putri tidur” di sisi
barat kota Malang (Wikantiyoso, 2005). Kondisi alamiah yang dikelilingi bukit, menjadikan
kota malang memiliki iklim yang sejuk dan relatif subur. Dengan potensi alamiah,
lingkungan binaan serta budaya kota Malang, maka Kota Malang menjadi daerah tujuan
wisata. Pengembangan Malang menjadi wilayah Malang Raya (kota Malang, Kabupaten
Malang dan Kota Batu) telah menggeser posisi pariwisata kota Malang menjadi pariwisata
lingkungan binaan dengan Meeting, Incentive, Conference, and Exhibition (MICE).

Upaya penataan fisik kota difokuskan pada kelima elemen citra kota: yaitu

1. Elemen Path atau jalur jalan (pathway); merupakan fasilitas prasarana mobilitas
penduduk kota bisa berupa jalur jalan, pedestrian ways, trottoir yang merupakan fasilitas
public memanjang menghubungkan satu fasilitas ke fasilitas lainnya. Pemerintah kota
Malang beberapa tahun terakhir sudah berupaya untuk melakukan revitalisasi Jalur
pedestrian dengan memanfaatkan program CSR beberapa perusahaan swasta di Malang
(Juwito, Wikantiyoso, & Tutuko, 2019). Upaya yang sudah dilakukan pemerintah Kota
Malang memberi tanaman dan pot bunga serta kursi taman di sepanjang koridor Utama
Jl Ahmad Yani sampai Basuki Rahmat serta Jalan Kawi sampai Ijen.

Upaya lainnya adalah membuat Taman Kota di beberapa RTH Aktif di Kota Malang:
1) Taman Alun Alun Merdeka
2) Taman Alun-alun Tugu dan Taman Trunojoyo
3) Taman Dempo yang merupakan CSR, diolah dengan fasilitas Joging Track (path).
4) Taman Merbabu Taman ini menyediakan area bermain dan olahraga, seperti futsal
dan fitness outdoor.
5) Taman Cidurian Pasca penataan substitusi material porous paving stone, untuk
public space dan resapan air hujan.
6) Taman Ken Dedes, sebagai taman Icon masuk pintu kota Malang
7) Taman Idjen Boulevard
8) Taman Slamet Terletak di jalan taman slamet terdapat area selfie, tempat duduk,
tempat olahraga jogging track.

2. Edges/Tepian: elemen fisik alamiah dan/atau buatan yang berbentuk liniear, yang dapat
berfungsi sebagai pembatas tepian/penghalang, atau sebagai jalur pedestrian yang
memisahkan satu bagian kota dengan lainnya. Dalam Master plan RTH Kota Malang
2012-2023 telah ditetapkan sepanjang tepian sungai dijadikan green belt atau jalur hijau.
Penetapan Master Plan RTH oleh pemerintah kota Malang merupakan salah satu upaya
untuk memperjelas posisi Edges kota khususnya penetapan greenbelt di sepanjang aliran
sungai.
Penataan kawasan bantaran sungai menjadi kampung wisata, seperti kampung Warna-
Warni, perlu dilakukan revitalisasi khususnya pada daerah “batas” antara badan sungai
dengan permukiman penduduk.

3. District; Kawasan atau bagian Kawasan kota yang memiliki karakteristik dan atau
dominasi khusus baik secara fisik maupun non fisik (activity) dapat dimasukkan dalam
kategori District. Upaya yang dilakukan pemkot Malang membuat sebuah kampung
wisata di setiap kelurahan- kelurahan di Kota Malang sehingga bisa mengekspos potensi
masing masing kelurahan di Kota Malang. Contoh kampung Glintung Go Green
(kampung 3G) mendapat nominasi nominasi 15 besar Guangzhou International Award
for Urban Innovation.
4. Nodes/ simpul: Kehidupan kota yang sangat dinamis, dengan penduduk yang sangat
heterogen akan menghadirkan karakter aktifitas yang spesifik pada setiap simpul
Kawasan kota. Pengembangan kampung-kampung thematic serta dominasi aktifitas
pada Kawasan tertentu, seperti Kawasan Pasar Besar, Comboran, Kawasan Pecinan,
Kawasan Alun-alun Merdeka dan lain-lain, merupakan contoh kongkret keberadaan
nodes.

5. Landmarks/Tengaran; Eksistensi Landmark sebuah kota menduduki peran yang


sangat penting. Beberapa tempat yang menjadi landmark Kota Malang yaitu (1) Patung
Kendedes Arjosari, (2) Tugu Alun Alun depan balaikota, (3) Alun Alun Merdeka dan (4)
Idjen Boulevard
SUMBER :

http://repository.ummat.ac.id/2276/7/1.%20Cover- %20Bab%203.pdf

http://arsibook.blogspot.com/2016/11/elemen-pembentuk-citra-kota-menurut.html

file:///C:/Users/Akanza/Downloads/3796-11450-3-PB-1.pdf

Anda mungkin juga menyukai