D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
FAKULTAS TEKNIK
PROGAM STUDI ARSITEKUR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHPALEMBANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunianya dan
kehendaknya lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun tema dari makalah ini yaitu
“Proses Perancangan dan Proses Perancangan 5 Langkah”.
Dalam membuat makalah ini penulis yang ditugaskan sangat merasakan manfaatnya untuk
menambah ilmu penulis mengenai “Proses Perancangan dan Proses Perancangan 5 Langkah”.
Selain itu makalah ini juga bermanfaat dalam memberi pemahaman dan keterampilan penulis dalam
menganalisis, mendiskusi, meliput berita, menulis maupun menyusun berbagai informasi menjadi
sebuah makalah.
Akhir kata, penulis menyadari pada makalah ini juga tidak terlepas dari kekurangan. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari semua pihak penulis harapkan. Terima kasih.
Palembang, 14/05/2019
Agung Kurniawan
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Perancangan merupakan suatu proses yang mengubah sesuatu yang sudah ada
menjadi l e b i h ba i k l a g i . Pr o s e s n y a m e r u p a k a n se b u a h t i n j a u a n m e n y e l u r u h
d i m a n a se t i a p ah l i memiliki pandangan tertentu yang ideal menurut mereka.
Komponen perancangan yaitu menetapkan fungsi arsitek sebagai perancang dan
menerapkan pemecahan-pemecahan dari se t i a p p e r m a s a l a h a n y a n g ad a . F u n g s i
se p e r t i m e m b u a t p r o g r a m , m e m b u a t r a n c a n g a n bangunan, dilakukan oleh si arsitek.
Pada awalnya perancangan dilakukan juga dalam pendidikan, dengan adanya
beberapa sekolah arsitektur, sekolah seni. Yang nota bene mengikuti mata pelajaran
pokok dalam program perancangan yang sama. Contoh suatu pendidikan perancangan yang terpadu
adalah Bauhaus. Sebuah sekolah perancangan yang didirikan pra Perang dunia II di
3erman. Paramahasiswa baik dari arsitektur, seni lukis, seni tari, seni teater mendapatkan
pengalaman dan perancangan dasar yang sama. Bauaus merupakan sebuah reaksi pendekatan
tradisional ar s i t e k t u r ya n g d i p e n g a r u h i si s t e m B e a u x A r t s P r a n c i s . S i s t e m i n i
y a n g m e n d o m i n a s i pendidikan arsitektur saat itu.
Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi perubahan sehingga
m e m p e n g a r u h i pendidikan. Kurangnya penekanan pada aspek rekayasa arsitektur untuk
menanggapi kebutuhan pendidikan. Berkurangnya penekaan pada struktur, teknologi, juga terjadi.
Adanya pengkajian terhadap perilaku manusia juga terjadi dalam perubahan saat ini yang kian pesat.
Arsitek harus mengetahui perilaku manusia hubungannnya dengan lingkungan. Jadi, saat
ini penekanan permasalahan pada pemecahan masalah yang kreatif.
Saat ini perancangan dan prosesnya masih dilakukan secara aktif dalam dunia arsitektur.
Mungkin hanya metodenya saja yang berbeda digunakan dalam masing-masing perancangan. Maka
dari itu, kita sebagai calon arsitek hendaknya mengetahui perancangan dan tahapan-
tahapan yang dimaksud sehingga kita dapat mendesain dengan benar sesuai dengan metode-metode
perancangan.
1.2 Tujuan
1.3 MetodePenulisan
Metode yang digunakan dalam membuat laporan ini adalah metode studi
pustaka yaitu memperoleh data dengan membaca melalui buku-buku serta melalui
internet yang mencakup tentang masalah yang diangkat pada laporan ini. Dimana data
tersebut sebagian besar dimasukan ke dalam pembahasan pada BAB II sebagai landasan teori
untuk penulisan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PERANCANGAN
Perancangan (design) adalah suatu aktifitas pembuatan usulan-usulan yang
merubah suatu yang telah ada menjadi yang lebih baik. Fungsi seorang perancang arsitektur adalah :
1 . Me n g e n a l i p e r m a s a l a h a n pe n y u s u n a n p r o g r a m .
2 . Me n g e n a l i m e t o d a - m e t o d a u n t u k m e m p e r o l e h p e m e c a h a n - p e m b u a t a n
al t e r n a t i f rancangan bangunan.
3. Menerapkan pemecahan tersebut-penerapan rencana tersebut.
PERANCANGAN
KEADAAN KEADAAN
YANG NYATA YANG
PROSES
DIBAYANGKAN
PENGEMBANGAN
ANALISIS SINTESIS PENILAIAN KEPUTUSAN PERANCANGAN
2. TERBUKA PADA SALAH SATU SISI, untuk memberikan kontinyuitas visual maupun
ruang dengan ruang-ruang yang dihubungkan.
3. TERBUKA PADA KEDUA SISINYA, menjadi perluasan fisik dari ruang yang
ditembusnya.
Lebar dan tinggi dari suatu ruang sirkulasi harus sebanding dengan macam dan
jumlah lalu lintas yang ditampungnya. Sebuah jalan yang sempit dan tertutup akan
merangsang gerak. Sebuah jalan dapat diperlebar tidak hanya untuk menampung
lebih banyak lalu lintas, tetapi un t uk m e n c i p t a k an t e m p a t - t e m p a t un t u k
b e r h e n t i se j e n a k , b e r i s t i r a h a t d a n m e n i k m at i p e m a n d a n ga n . Ja l an d a p at
d i p e r b e s a r d e n g a n m e l e b a r k a n n y a d e n ga n r u a n g - r u a n g ya n g ditembusnya.
Di dalam sebuah ruang yang luas, sebuah jalan dapat berbentuk bebas,
tanpa bentuk dan batasan dan ditentukan oleh aktivitas di dalam ruangnya.
2. Persiapan
S e t e l a h p r o s e s p e r a n c a n g a n , ya i t u p e r s i a p a n m e l i p u t i
k u m p u l a n d a n an a l i s i s i n f o r m a s i t e n t a n g p e r m a s a l a h a n y a n g
h a r u s d i p e c a h k a n . S e o r a n g a r s i t e k profesional selalu siap untuk
memberikan pelayanan, dan secara tidak resmi d e n g a n ca r a be l a j a r d a r i t i a p
p e k e r j a a n b e r i k u t n y a . L e b i h kh u s u s , p e r s i a p a n meliputi kumpulan
dan analisis informasi tentang suatu proyek khusus secara si s t e m a t i k .
ak t i f i t a s i n i d i se b u t " p e n y u s u n p r o g r a m " ha s i l n y a b e r u p a
su a t u program bangunan di Amerika Serikat, dan suatu laporan ringkas di Inggris
danEropa.
Aktifitas persiapan yang lain meliputi pengumpulan data-data
dasar, mengenai tapak dan data wilayahnya (tentang lingkungan alamiah
dan buatan, lalu lintas,d a n l a i n se b a g a i n y a ) . P r o d u k t a h a p pe r s i a p a n
y a n g l a i n ad a l a h se b u a h da f t a r kriteria yang menggambarkan
karakteristik-karakteristik yang di inginkan dari sebuah pemecahan
arsitektur. Pemecahan-pemecahan di ukur melalui daur ulang tahap-tahap
pembuatanevaluasi.
Perancangan dapat menemukan bahwa berbagai jenis informasi
diperlukan pada tahap perancangan. Contohnya kriteria untuk rancangan sebuah
rumah sakit dapat berubah dikarnakan oleh pembaharuan teknologi selama berbulan-
bulan waktu yang dibutuhkan untuk merancangnya.
3. Pembuatan Usulan
4. Evaluasi
5. Tindakan
PERMULAAN
PERSIAPAN
PEMBUATAN
PROSES
USULAN
PERANCANGAN
EVALUASI
TINDAKAN
3.1.3 LimaTahapProsesPerancanganpadaPraktekStandar
Kemajuan melalui kelima langkah tersebut tergantung pada persetujuan dari tiap
tahapan oleh kliennya. Hal ini untuk melindungi baik klien maupun
arsitek.Seorang arsitek mungkin memerlukan penggantian tambahan
jika perubahan t e r s e b u t m e n y i m p a n g d a r i p o k o k - p o k o k y a n g
t e l a h d i s e t u j u i p a d a t a h a p sebelumnya. Jadi, jasa pelayanan
p r o f e s i o n a l d i m a k s u d k a n u n t u k b e r f u n g s i sebagai elemen suatu kontrak hukum
seperti halnya suatu proses perancangan.
1. Rancangan Skematik
Tujuan rancangan skematik adalah untuk menetapkan
karakteristik umum suatu r a n c a n g a n b a n g u n a n , s e p e r t i
s k a l a y a n g d i k e h e n d a k i u n t u k m e m e n u h i persyaratan-
persyaratan program dasar, pengaturan tapak, dan perkiraan biaya.Pada umumnya
rancangan skematik disajikan pada klien berupa alternatif bagiklien,
termasuk citra umum bangunan, ukuran dan pengaturan ruang, sirkulasi
dan penapakan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi pokok persoalan
yang penting dan membuat keputusan awal sebagai dasar bagi tahap-tahap
berikutnya.Ini merupakan kesempatan klien untuk mempesonakan klien. Ini juga
merupakan tahap dimana arsitek mengidentifikasi konsep bangunan.
Rancangan skematik dapat di sajikan berupa gambar-gambar sketsa-
sketsa ide, yaitu sebagai laporan sederhana, atau sebagai presentasi dan fisual
dramatis.
2. Pengembangan Rancangan
Seorang arsitek memulai mengembangkan rancangannya setelah
disetujuinya rancangan skematis. Tujuan tahap
p e n g a m b a n g a n r a n c a n g a n a d a l a h u n t u k menguraikan sifat
terinci dan maksud keseluruhan proyek. Dokumen-dokumen y a n g
dihasilkan berupa denah tapak, denah lantai, tampak
d a n p o t o n g a n - potongan, dengan catatan yang menguraikan bahan-bahan
penting. Gambar-gambar dan catatan-catatan juga memperlihatkan syarat-syarat
mekanis dan listrik d a r i b a n g u n a n y a n g m e n c a k u p r i n c i a n y a n g
t e l i t i t e n t a n g b i a y a - b i a y a y a n g mungkin. Dalam menentukan
cakupan dan sifat proyek yang spesifik, klien sering terlibat dalam serangkaian
pembahasan dan keputusan, meliputi kemungkinan biaya, perwajahan, mutu
dan penampilan. Sebagian klien lebih menyukai arsitek sebagai seorang ahli,
membuat sebagian besar keputusan, sedangkan lainnya ingin agar mereka ikut
dilibatkan.
Para arsitek menganggap ini sebagai inti
d a r i p r o s e s p e r a n c a n g a n . I n i menghendaki koordinasi informasi
teknik dan pekerjaan sejemlah besar orang dalam proyek yang kompleks.
Dilaksanakannya interaksi-intraksi yang lancar serta koordinasi informasi dan
tokoh-tokoh adalah perlu bila tahap-tahap yang tersisa harus dilanjutkan
dengan segala efisiensi. Gambar-gambar skala besar yang dibuat pada tahap ini
dibutuhkan untuk mempelajari pilihan-pilihan dan untuk merinci bahan-bahan dan
metode-metode konstruksi. Presentasi pada klien tentang pekerjaan yang dilakukan
pada tahap ini biasanya diselaraskan dengan berbagai keputusan terinci yang akan
dibuat.
3. Dokumen Kontruksi
Dokumen konstruksi didasarkan atas gabungan gambar yang disebut
“gambar ke r j a ” da n sy a r a t - s y a r a t t e r t u l i s ya n g di s e b u t “ sp e s i f i k a s i ” .
G am b a r - g a m b a r tersebut memperlihatkan lokasi dan kuantitas, dan
spesifikasi mengidentifikasi mutu dan prosedur yang dianjurkan. Tujuan
dokumen konstruksi adalah untuk memperlihatkan dengan jelas dan
ringkas informasi yang perlu diketahui oleh kontraktor agar dapat
menawarkan dan membangun proyek yang bersangkutan.Lebih spesifik
lagi, gambar kerja memperlihatkan apa yang dibutuhkan, dimana segala
sesuatu ditempatkan, dan bagaimana dimensi-dimensi fisiknya, sedangkan spesifikasi
menyampaikan bahan-bahannya.
1 2 3 4 5
DESIGN CRITERIA
1. Merumuskan Masalah
Menetapkan batasan persoalan yang harus dipecahkan, kemudian berbagai bagian persoalan di kupas
untuk mementukan kebutuhan, kendala & sumbernya.
2. Mengembangkan Pilihan
Perancang memeriksa penyelesaian-penyelesaian yang sudah ada & yang baru, serta mengembangkan
beberapa pilihan yang dapat dilaksanakan.
3. Penilaian
Kriteria penilaian diambil berdasarkan tujuan perancangan. Pilihan penyelesaian lalu disusun
peningkatannya berdasarkan kriteria perancangan.
4. Pemilihan
Berdasarkan hasil penelitian diambil satu pilihan, kalau tidak ada pilihan yang menonjol, dua atau tiga
pemecahan dapat digabung.
5. Komunikasi
Penyelesaian akhir harus di presentasikan sehingga dapat dipakai untuk langkah perancangan
berikutnya.
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/57675010/Perancangan-Dan-Proses-Perancangan
https://www.scribd.com/document/26988431/Metode-Peranc-Ars-2-N-G-Suardana
http://sevenbridge.blogspot.com/2016/01/proses-perancangan-5-langkah-tim-mc.html
https://archive.org/stream/BukuArsitektur/635_teori_arsitektur3_djvu.txt