Anda di halaman 1dari 16

TEORI ARSITEKTUR II

“PROSES PERANCANGAN DAN PROSES PERANCANGAN 5


LANGKAH”

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

NAMA : AGUNG KURNIAWAN


NRP : 142018008

DOSEN :RENY KARTIKA SARY, S.T., M.T

FAKULTAS TEKNIK
PROGAM STUDI ARSITEKUR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHPALEMBANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunianya dan
kehendaknya lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun tema dari makalah ini yaitu
“Proses Perancangan dan Proses Perancangan 5 Langkah”.

Dalam membuat makalah ini penulis yang ditugaskan sangat merasakan manfaatnya untuk
menambah ilmu penulis mengenai “Proses Perancangan dan Proses Perancangan 5 Langkah”.
Selain itu makalah ini juga bermanfaat dalam memberi pemahaman dan keterampilan penulis dalam
menganalisis, mendiskusi, meliput berita, menulis maupun menyusun berbagai informasi menjadi
sebuah makalah.

Akhir kata, penulis menyadari pada makalah ini juga tidak terlepas dari kekurangan. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari semua pihak penulis harapkan. Terima kasih.

Palembang, 14/05/2019

Agung Kurniawan
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Perancangan merupakan suatu proses yang mengubah sesuatu yang sudah ada
menjadi l e b i h ba i k l a g i . Pr o s e s n y a m e r u p a k a n se b u a h t i n j a u a n m e n y e l u r u h
d i m a n a se t i a p ah l i memiliki pandangan tertentu yang ideal menurut mereka.
Komponen perancangan yaitu menetapkan fungsi arsitek sebagai perancang dan
menerapkan pemecahan-pemecahan dari se t i a p p e r m a s a l a h a n y a n g ad a . F u n g s i
se p e r t i m e m b u a t p r o g r a m , m e m b u a t r a n c a n g a n bangunan, dilakukan oleh si arsitek.
Pada awalnya perancangan dilakukan juga dalam pendidikan, dengan adanya
beberapa sekolah arsitektur, sekolah seni. Yang nota bene mengikuti mata pelajaran
pokok dalam program perancangan yang sama. Contoh suatu pendidikan perancangan yang terpadu
adalah Bauhaus. Sebuah sekolah perancangan yang didirikan pra Perang dunia II di
3erman. Paramahasiswa baik dari arsitektur, seni lukis, seni tari, seni teater mendapatkan
pengalaman dan perancangan dasar yang sama. Bauaus merupakan sebuah reaksi pendekatan
tradisional ar s i t e k t u r ya n g d i p e n g a r u h i si s t e m B e a u x A r t s P r a n c i s . S i s t e m i n i
y a n g m e n d o m i n a s i pendidikan arsitektur saat itu.
Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi perubahan sehingga
m e m p e n g a r u h i pendidikan. Kurangnya penekanan pada aspek rekayasa arsitektur untuk
menanggapi kebutuhan pendidikan. Berkurangnya penekaan pada struktur, teknologi, juga terjadi.
Adanya pengkajian terhadap perilaku manusia juga terjadi dalam perubahan saat ini yang kian pesat.
Arsitek harus mengetahui perilaku manusia hubungannnya dengan lingkungan. Jadi, saat
ini penekanan permasalahan pada pemecahan masalah yang kreatif.
Saat ini perancangan dan prosesnya masih dilakukan secara aktif dalam dunia arsitektur.
Mungkin hanya metodenya saja yang berbeda digunakan dalam masing-masing perancangan. Maka
dari itu, kita sebagai calon arsitek hendaknya mengetahui perancangan dan tahapan-
tahapan yang dimaksud sehingga kita dapat mendesain dengan benar sesuai dengan metode-metode
perancangan.

1.1 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, mengenai perancangan


dan prosesnya, adapun rumusan masalah yang kami dapatkan diantaranya :
1 . A p a ya n g d i m a k s u d de n g a n p e r a n c a n g a n ?
2 . Bagaimana tahapan dalam proses perancangan 5 langkah ?
3. B a g a i m a n a pr o s e s d e s a i n d a l a m pr a k t e k st a n d a r ?

1.2 Tujuan

Adapun tujuan yang penulis adalah :


1 . Me n j e l a s k a n ap a ya n g d i m a k s u d de n g a n pe r a n c a n g a n .
2. Menjelaskan tahapan dalam proses perancangan 5 langkah.
3. Menjelaskan proses desain dalam praktek standar.

1.3 MetodePenulisan

Metode yang digunakan dalam membuat laporan ini adalah metode studi
pustaka yaitu memperoleh data dengan membaca melalui buku-buku serta melalui
internet yang mencakup tentang masalah yang diangkat pada laporan ini. Dimana data
tersebut sebagian besar dimasukan ke dalam pembahasan pada BAB II sebagai landasan teori
untuk penulisan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PERANCANGAN
Perancangan (design) adalah suatu aktifitas pembuatan usulan-usulan yang
merubah suatu yang telah ada menjadi yang lebih baik. Fungsi seorang perancang arsitektur adalah :
1 . Me n g e n a l i p e r m a s a l a h a n pe n y u s u n a n p r o g r a m .
2 . Me n g e n a l i m e t o d a - m e t o d a u n t u k m e m p e r o l e h p e m e c a h a n - p e m b u a t a n
al t e r n a t i f rancangan bangunan.
3. Menerapkan pemecahan tersebut-penerapan rencana tersebut.

PERANCANGAN

KEADAAN KEADAAN
YANG NYATA YANG
PROSES
DIBAYANGKAN

2.2 PROSES PERANCANGAN


Proses Perancangan (design) adalah suatu perubahan dari suatu keadaan awal ke
arahsuatu keadaan masa depan yang dibayangkan belum menjelaskan sepenuhnya
aktifitas-aktifitas yang dijalankan sepanjang proses tersebut.

2.2.1 Tahap-tahap Proses Perancangan


Gu na leb ih men gerti apak ah pe ranca ngan itu , bisa ditelusu ri
p r o s e s n y a d a r i a w a l sampai akhir. Dari sedemikian banyak bagan tentang proses
merancang, dicoba untuk membahas yang umumnya paling banyak digunakan

1. Model bagan yang digunakan oleh Asosiasi Profesi Arsitek Inggris

ASIMILASI STUDI UMUM PENGEMBANGAN KOMUNIKASI

Ada 4 (empat) tahap pembagian dalam Proses Perancangan ini:


1. Asimilasi : m e n c a k u p p e n g u m p u l a n , p e n g a t u r a n i n f o r m a s i u m u m d a n
informasi khusus yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi.
2. Studi Umum : meliputi penyelidikan mengenai sifat masalah. Penyelidikanmengenai cara-
cara memecahkannya.
3. Pengembangan : yaitu tentang pengolahan sebuah atau beberapa beberapa buah
pemecahan hasil tahap II.
4. Komunikasi : yakni penyampaian sebuah atau beberapa buah pemecahankepada
pihak-pihak di dalam atau di luar tim perancangan
Meskipun tahap tersebut bisa dibuat sidak berturutan, namun sebaiknya
pengembangansebuah perancangan secara menyeluruh bergerak dari tahap I ke
tahap IV tersebut diatas. Pada prinsipnya, yang dikemukakan oleh bagan ini
ialah bahwa perancang harusmengumpulkan informasi mengenai sebuah masalah,
mempelajarinya, mempelajarinya,mencari sebuah pemecahan, dan menggambarkannya.

2. Bagan Menurut Markus (1969) dan Maver(1970)

ANALISIS SINTESIS PENILAIAN KEPUTUSAN USUL

ANALISIS SINTESIS PENILAIAN KEPUTUSAN PERANCANGAN

PENGEMBANGAN
ANALISIS SINTESIS PENILAIAN KEPUTUSAN PERANCANGAN

Suatu persepsi lengkap mengenai Me tode Perancangan


membutuhkan urutankeputusan dan sebuah urutan tahap perancangan.
U r u t a n p e n g a m b i l a n k e p u t u s a n melalui analisis, sintesis, penilaian dan
pengambilan keputusan p a d a t i a p t a h a p makin mendetail. Analisis meliputi
penjajakan kaitan-kaitan, pencarian pola-polad a l a m i n f o r m a s i y a n g t e r s e d i a
d a n p e n g k l a s i f i k a s i a n m a k s u d d a n t u j u a n . Analisis mencakup pengaturan dan
pembuatan pola-pola masalah. Sintesis adalah usaha untuk bergerak maju dan
menciptakan sebuah jawaban atas masalah. Pada hakekatnya sintesismelahirkan
pemecahan. Penilaian meliputi kritik terhadap pemecahan-pemecahanyang
diusulkan memenuhi maksud dan tujuan yang diperoleh dari tahap analisis.
Seor ang arsitek te rutama be lajar dari co ntoh dan praktek .
K e b e r h a s i l a n d i u k u r berdasarkan kecocokan pemecaan masalah untuk situasi dan
kondisi tertentu dan bukan b e r d a s a r k a n m e t o d e y a n g i a g u n a k a n u n t u k
m e m p e r o l e h p e n y e e s a i a n t e r s e b u t . Sedangkan yang dinilai pada seorang
ilmuwan adalah kemampuan penerapan dan peragaan konsep-konsep dan metode-
metode yang dipelajarinya untuk mencapaikebenaran mutlak.

3. Bagan berdasarkan PolaDarke (1978)

PEMBANGKIT PENGOLAHAN PENGANALISAAN

Praduga mengenai segi Pengembangan suatu Pemecahan rancangan kasar


masalah yang tampak rancangan kasar atas untuk menemukan segi-segi
penting. dasar praduga. masalah yang berikut
4. Penggabungan atau Penyederhanaan dari beberapa bagan

PENGURAIAN ANALISA SINTESIS EVALUASI

Pada kenyataannya, dalam praktek seringkali lebih efektif menjelaskan


dulukebutuhan kelompok pemakai (misalnya, apakah itu Rumah Sakit, Hotel,
Sekolah, p e r k a n t o r a n , m a l l , p a b r i k , d s b . ) . J u g a b a g i p e m b e r i
t u g a s s e r i n g l e b i h m u d a h menyampaikan keinginannya dengan jalan bereaksi
terhadap sebuah perancangan awal,daripada menyusun sendiri sebuah perincian menyeluruh
yang kompleks atau abstrak.

Masalah dan Pemecahan


Salah satu ciri hakiki masalah perancangan adalah bahwa masalah sering tidak
tampak dan harus ditemukan, baik tujuan maupun rintangan untuk mencapai tujuan tidak
jelas.
C i t r a u m u m m e n g e n a i p e r a n c a n g a n a d a l a h penciptaan lingkungan
ideal, b u k a n s e k a d a r b e r s i f a t p e k e r j a a n p e r b a i k a n l i n g k u n g a n y a n g a d a
s e m a t a . S e b u a h perancangan sering membutuhkan pemecahan terpadu beberapa
persyaratan.
Con toh, pa da sebu ah bang unan , sebu ah je nde la sekalig us harus
m e m e n u h i beberapa persyaratan seperti memasukkan terang hari, memberi
pemandangan,m e n j a g a privacy dan memberi dan memberi
k e m u n g k i n a n u n t u k p e r e d a r a n udara. Sebagai sebuah lubang pada dinding
luar, sebuah jendela dapat menimbulkan m a s a l a h s t r u k t u r a l , s u m b e r
p a n a s d a n t r a n s m i s i s u a r a s e r t a d e n g a n d e m i k i a n merupakan salah satu
masalah yang kompleks. Ilmu pengetahuan dapat dimanfaatkan u n t u k m e n a n g a n i
setiap masalah jendela dengan menerapkan dalil-dalil
f i s i k a , psikofisika dan psikologi. Namun metode ilmu pengetahuan ternyata
tidak banyak membantu perancang, karena masalah-masalah perancang adalah
multidimensional dan interaktif. Memperbesar jendela dapat memasukkan terang hari lebih
banyak dan memberi pemandangan yang lebih baik, tapi juga dapat menabah
panas masuk dan mengurangi privacy. Bukan factor-faktor itu sendiri namun saling
keterkaitan semua faktor inilah inti masalah perancangan.
Perihal lain yang tidak kalah pentingnya adalah masalah nilai. Bagaimana
kitamempertimbangkan pula nilai-nilai yang di lingkungan/kehidpan masyarakat
setempat.Seperti yang menyangkut rancangan suatu komplek perumahan, sekolah-sekolah
baru, menata jalan-jalan baru, dsb. Contoh lain pula, peletakan sebuah pelabuhan udara
baru,dapat memberi gambaran betapa kompleks akibatnya bagi pihak yang lain.
Sehingga harus melibatkan semua pihak dalam proses-proses perancangan seperti itu.
Salah satu lagi contoh menerapkan metode perancangan arsitekturnya,
tentang bagaimana merancang ‘Bentuk Ruang Sirkulasi”. Yang memerlukan
tahapan-tahapan m u l a i d a r i p e n c a r i a n i n f o r m a s i , s t u d i u m u m , a n a l i s i s ,
s i n t e s i s , k e m u d i a n s a m p a i pengambilan keputusan atau evaluasi.
Contoh dalam Merancang Ruang Sirkulasi
R u a n g - r u a n g si r k u l a s i m e m b e n t u k b a g i a n ya n g t a k da p a t
d i p i s a h k a n da r i se t i a p organisasi bangunan dan memohon tempatnya yang cukup besar
di dalam ruang bangunan. Jika dilihat sebagai alat penghubung seemata-mata, maka jalan-
jalan sirkulasi tidak akan ada akhirnya,ruang-ruang semacam lorong-lorong. Namun
bentuk dan skala suatu ruang sirkulasi harus menampung gerak manusia pada waktu
mereka berkeliling, berhenti sejenak, beristirahat atau menikmati pemandangan sepanjang
jalannya.Bentuk sebuah ruang sirkulasi dapat bermacam-macam menurut bagaimana:
1.Batas-batasnya ditentukan;
2. Bentuknya berkaitan dengan bentuk ruang yang dihubungkan.
3. Kualitas skala, proporsi, cahayadan pandangan dipertegas;
4. Jalan masuk ke dalamnya terbuka;
5. Cara menangani perubahan-perubahan permukaan lantai dengan
t a n g g a - t a n g g a da n ramp-ramp.

Ruang sirkulasi dapat:

1. TERTUTUP, membentuk sebuah lorong yang berkaitan dengan ruang-ruang dihubungkan


melalui pintu-pintu masuk pada bidang dinding.

2. TERBUKA PADA SALAH SATU SISI, untuk memberikan kontinyuitas visual maupun
ruang dengan ruang-ruang yang dihubungkan.

3. TERBUKA PADA KEDUA SISINYA, menjadi perluasan fisik dari ruang yang
ditembusnya.
Lebar dan tinggi dari suatu ruang sirkulasi harus sebanding dengan macam dan
jumlah lalu lintas yang ditampungnya. Sebuah jalan yang sempit dan tertutup akan
merangsang gerak. Sebuah jalan dapat diperlebar tidak hanya untuk menampung
lebih banyak lalu lintas, tetapi un t uk m e n c i p t a k an t e m p a t - t e m p a t un t u k
b e r h e n t i se j e n a k , b e r i s t i r a h a t d a n m e n i k m at i p e m a n d a n ga n . Ja l an d a p at
d i p e r b e s a r d e n g a n m e l e b a r k a n n y a d e n ga n r u a n g - r u a n g ya n g ditembusnya.
Di dalam sebuah ruang yang luas, sebuah jalan dapat berbentuk bebas,
tanpa bentuk dan batasan dan ditentukan oleh aktivitas di dalam ruangnya.

Penyebab Masalah Perancangan


Contoh lain dari adanya penyebab masalah
p e r a n c a n g a n , m i s a l n y a t e n t a n g pembangunan sebuah rumah. Pemberi tugas
(owner) mengharapkan dari seorang arsitek bukan hanya sekadar sebuah rumah
dengan ruang-ruang yang cocok ukuran dan hubungansatu sama lain, namun
juga pertimbangan-pertimbangan mengenai bentuk, ruang dan gaya. S e b a l i k n y a
arsitek pun mengharapkan diberi kebebasan dalam perumusan
m a s a l a h perancangan, bahkan untuk membandingkannya dengan masalah-
masalah yang pernah dihadapi sebelumnya. S e l a i n pe m b e r i t u g a s , p e r a n c a n g
d a n pe m a k a i b a n g u n a n , ad a se b u a h ke l o m p o k terakhir, yakni para pengatur.
Aturan ini mencakup: 1) standar-standar, antara lain meliputi syarat-syarat
keamanan, utilitas dan wujud bangunan; 2) kode-kode praktek yang ditentukan
oleh Dinas Pemadam Kebakaran, pengawas bangunan, dan penata kota; 3)
G a r i s - g a r i s penuntun dan rekomendasi mengenai keselamatan kerja, kesehatan, peraturan
listrik, air, dsb.
3.1PROSESPERANCANGAN 5 LANGKAH
3.1.1Lima TahapProses Perancangan
1. Permulaan

Permulaan melibarkan pengungkapan dan perumusan permaslahan


yang harus di pecahkan. Meskipun sering kali seorang arsitek dilibatkan dalam
suatu pemecahan permasalahan, tradisi yang biasa dilakukan adalah seorang klien
menyodorkan m a s a l a h p a d a se o r a n g ar s i t e k . A s p e k l a i n da r i l a n g k a h
p e r m u l a a n m e l i b a t k a n peranan imaginasi dan aspirasi. Yaitu, seorang arsitek
harus bisa membangkitkan aspirasi dari masyarakat dari segi kualitas
lingkungan yang terbentuk. Seorang arsitek juga harus mampu memberikan
pemecahan permasalahannya.

2. Persiapan

S e t e l a h p r o s e s p e r a n c a n g a n , ya i t u p e r s i a p a n m e l i p u t i
k u m p u l a n d a n an a l i s i s i n f o r m a s i t e n t a n g p e r m a s a l a h a n y a n g
h a r u s d i p e c a h k a n . S e o r a n g a r s i t e k profesional selalu siap untuk
memberikan pelayanan, dan secara tidak resmi d e n g a n ca r a be l a j a r d a r i t i a p
p e k e r j a a n b e r i k u t n y a . L e b i h kh u s u s , p e r s i a p a n meliputi kumpulan
dan analisis informasi tentang suatu proyek khusus secara si s t e m a t i k .
ak t i f i t a s i n i d i se b u t " p e n y u s u n p r o g r a m " ha s i l n y a b e r u p a
su a t u program bangunan di Amerika Serikat, dan suatu laporan ringkas di Inggris
danEropa.
Aktifitas persiapan yang lain meliputi pengumpulan data-data
dasar, mengenai tapak dan data wilayahnya (tentang lingkungan alamiah
dan buatan, lalu lintas,d a n l a i n se b a g a i n y a ) . P r o d u k t a h a p pe r s i a p a n
y a n g l a i n ad a l a h se b u a h da f t a r kriteria yang menggambarkan
karakteristik-karakteristik yang di inginkan dari sebuah pemecahan
arsitektur. Pemecahan-pemecahan di ukur melalui daur ulang tahap-tahap
pembuatanevaluasi.
Perancangan dapat menemukan bahwa berbagai jenis informasi
diperlukan pada tahap perancangan. Contohnya kriteria untuk rancangan sebuah
rumah sakit dapat berubah dikarnakan oleh pembaharuan teknologi selama berbulan-
bulan waktu yang dibutuhkan untuk merancangnya.

3. Pembuatan Usulan

Seorang arsitek yang memperoleh informasi adalah


d i p e r s i a p k a n u n t u k membangkitkan gagasan-gagasan dan usulan-usulan
bangunan. Sering kali bahwa,kl i e n , m a h a s i s w a , at a u p u n ar s i t e k m e m b u a t
u s u l a n ba n g u n a n ya n g sa n g a t di yakini, kemudian mencoba memaksakan
aktifitas-aktifitas yang di dalam program ke dalam bentuk yang di bayangkan.
Beberapa perancang berpendapat bahwa kualitas perancangan
adalah berbanding d e n g a n l a m a n y a w a k t u d i m a n a k e p u t u s a n -
k e p u t u s a n i n t u i t i f d i p e r l a m b a t se m e n t a r a l a i n n y a b e r p e n d a p a t
b a h w a p e m b u a t a n p r o g r a m d a n sk e m a ya n g sejalan menjamin interaksi
persyaratan-persyaratan dan pemecahan permasalahan yang semestinya. Para
pengajar lainnya melakukan hal yang sebaliknya, mereka berpendapat bahwa
inti dari perancangan adalah penemuan masalah yang sebenarnya.
Proses pembuatan perancangan usulan rancangan sebenarnya sering kali
disebut dengan sintesis. Yaitu, usulan-usulan rancangan harus
menggabungkan bersama serangkaian pertimbangan-pertimbangan dari
konteksnya (sosial, ekonomi, fisik) programnya, tapaknya, kliennya, teknologi baru,
estetik, dan nilai-nilai dari perancangan.

4. Evaluasi

Evaluasi dalam perancangan arsitektur terdapat pada beberapa skala dan


meliputi serangkaian partisipasi. Pembahasan di sini memusatkan pada evaluasi usul-
usul alternatif oleh perancang, meskipun rancangan-rancangan biasanya di tinjau oleh
klien, badan pengawas bangunan, para pemakai bangunan
t e r s e b u t d a n l a i n sebagainya.
Evaluasi usul-usul yang dilakukan oleh arsitek
m e l i p u t i p e m b a n d i n g a n pemecahan rancangan yang diusulkan dengan
sasaran dan kriteria yang dikembangkan pada tahap penyusunan program.
Kita dapat membayangkan daur ulang persiapan, perancangan, evaluasi
sebagai proses bagian yang terdiri dari penentuan sasaran dan kriteria untuk
perancangan.

5. Tindakan

Tahap tindakan meliputi aktifitas-aktifitas yang dihubungkan


dengan persiapan dan pelaksanaan sebuah proyek. Dokumen pelaksanaan meliputi
gambar-gambar uraian keterangan tertulis mengenai bangunannya. Daur ulang,
Umpan balik, Pengulangan beberapa prosedur memilki kekhasan yaitu
bersifat daur ulang. Dimana seorang perancang dapat bekerja melalui urutan-
urutan secara cepat pada permulaan proyeknya untuk membangkitkan serangkaian
usulan-usulan pendahuluan ataupun terbatas.
Ump an balik jug a mel ukiskan sif at daur ula ng (Cyclic)
proses perancangan. Informasi baru menyebabkan perancang
mempertimbangkan kembali informasi yang ada sebagai kemajuan usulan
perancangan. Kedua proses tersebut bersifat berulang. Perancang bekerja
melalui daur ulang tersebut berulang kali tiap daur ulang menggabungkan
sejumlah besar pokok- pokok persoalan sintesa menjadi lebih sulit. Perulangan
yang berturut-turut akan menemukan suatu pemecahan yang memuaskan.

3.1.2 Proses Perancangan 5 Langkah Tim Mc. Ginty


Proses perencanaan merupakan gambaran proses yang berlangsung dari suatu
keadaan awal sampai suatu keadaaan masa depan, yang di bayangkan dengan menjelaskan
kegiatan-kegiatan yang di lakukan didalamnya. Perancangan dalam konteks arsitektur adalah
usulan pokok yang mengubah sesuatu yang sudah ada menjadi sesuatu yang lebih baik.
Langkah-langkah dalam proses perancangan ini adalah :
• Permulaan
• Persiapan
• Pengajuan Usul
• Evaluasi
• Tindakan
1. Permulaan
Proses ini merupakan tahap awal yang sangat penting. setiap informasi yang didapat
pada proses ini mempengaruhi proses selanjutnya sehingga proses ini harus dilakukan dengan
teliti.
Proses permulaan meliputi pengalaman & batasan masalah yang akan dibenahi
melalui serangkaian wawancara.
Aspek lain dari proses ini adalah meliputi peranan imajinasi & aspirasi. Arsitek
menyediakan imajinasi kritis dalam bidang keahliannya yang mendorong aspirasi-aspirasi
klien untuk meningkatkan mutu tata lingkungan binaan ( Built Enviroment ).
2. Persiapan
Langkah ke dua ini meliputi pengumpulan & analisis informasi mengenai masalah
yang akan dibenahi
• Secara spesifik proses persiapan meliputi pengumpulan secara sistematis &
analisis informasi tentang suatu proyek tertentu.
• Kegiatan yang disebut “Pemograman“ ini menghasilkan suatu laporan tertulis
dengan ikhtisar kebutuhan-kebutuhan suatu proyek & dapat memuat analisa luas yang
mengidentifikasi persoalan- persoalan penting yang harus dibenahi.
3. Pengajuan Usul
• proses pengajuan usul desain sering disebut juga "Sintesa“ yaitu usulan-usulan
perancang yang harus menghimpun berbagai penimbangan dari konteks sosisal,
ekonomi, fisik, program, tempat, klien, teknologi, estetika, & nilai-nilai perancangan.
• Usulan-usulan ini merupakan suatu peragaan fisik dari integrasi
sejumlah persoalan besar.

Perancang sering membuat gambar-gambar permulaan tumpang tindih guna


merekam dampak informasi pada pemecahan & menyelidiki potensi-potensi susunan
fisik & bentuk yang berbeda-beda.
Pemeriksaan gambar-gambar ini menuntun perancang dari asumsi-asumsi
permulaan perancang ke pemecahan yang dusulkan.
4. Evaluasi
Evaluasi dari rancangan arsitek terjadi pada beberapa skala & bermacam-macam
peserta. Pembahasan ini berpusat pada evaluasi usul-usul alternatif yang di anjurkan
perancang. Evaluasi usul-usul yang dilakukan oleh arsitek meliputi perbandingan pemecahan-
pemecahan rancangan yang diusulkan dengan tujuan-tujuan & kriteria yang di kembangkan
dalam tahap pemrogaraman.
5. Tindakan
Yang termasuk dalam tahap tindakan dalam proses perancangan adalah kegiatan-
kegiatan yang berhubungan dengan mempersiapkan & melaksanaan suatu proyek, seperti
menyiapkan dokumen-dokumen konstruksi & pemilihan kontraktor yang termasuk dalam
dokumen-dokumen konstruksi adalah gambar-gambar kerja & spesifikasi-spesifikasi tertulis
untuk bangunan.
Setiap proses diatas dilakukan secara berurutan supaya mendapatkan hasil yang
maksimal dan lebih mudah. meskipun begitu proses perancangan tidak bersifat kaku sehingga
masih dapat berubah sesuai kebutuhan namun harus tetap sesuai dengan prinsip dasarnya.
3.1.3 Prosedur Tipikal dalam Proses Desain
1. Proses berdaur & feed Back ( Umpan Balik )
Dalam proses berdaur siperancang secara cepat melalui urutan-urutan
perencanaan, untuk membuat usulan pendahuluan yang terbatas. Dengan
proses seperti ini diharapkan dapat membantu memfokuskan
kegiatan-kegiatan pemrograman seperti kebutuhan-kebutuhan informasi &
reaksi-reaksi klien.
Feed Back ( umpan balik ) juga menggambarkan sifat daur proses
disain. Informasi yang baru menyebabkan perancang mempertimbangkan lagi
informasi yang ada, sementara usul desain maju.

2. Proses Berulang ( Interasi )


Perancang yang melalui daur-daur yang banyak sekali, tiap daur
memasukan lebih banyak lagi pokok persoalan & sintesisnya menjadi lebih
cangih.
Pengulangan berturut-turut pada suatu pemecahan yang memuaskan.

3. Proses Berfikir Grafis


Arsitek mengkalkir gambar dasar atau ciri-ciri dari pengulangan
terdahulu & melanjutkan penjelajahan. Gambar-gambar sebelumnya tidak
dibuang, bahkan merupakan dokumentasi penting untuk desain.

PERMULAAN

PERSIAPAN

PEMBUATAN
PROSES
USULAN
PERANCANGAN

EVALUASI

TINDAKAN
3.1.3 LimaTahapProsesPerancanganpadaPraktekStandar

Menurut The American Institute of Achitects (AIA) dikatakan


bahwa pelayanan dasar seorang arsitek dapat dibagi ke dalam lima tahapan yang berurutan :
Rancangan Skematik, Pengambangan Rancangan, Dokumen Pelaksanaan, Pelelangan atau
Perundingan Kontrak, dan Administrasi Kontrak Pelaksanaan.Arsitek dapat memberikan
jasa tambahan.

Kemajuan melalui kelima langkah tersebut tergantung pada persetujuan dari tiap
tahapan oleh kliennya. Hal ini untuk melindungi baik klien maupun
arsitek.Seorang arsitek mungkin memerlukan penggantian tambahan
jika perubahan t e r s e b u t m e n y i m p a n g d a r i p o k o k - p o k o k y a n g
t e l a h d i s e t u j u i p a d a t a h a p sebelumnya. Jadi, jasa pelayanan
p r o f e s i o n a l d i m a k s u d k a n u n t u k b e r f u n g s i sebagai elemen suatu kontrak hukum
seperti halnya suatu proses perancangan.
1. Rancangan Skematik
Tujuan rancangan skematik adalah untuk menetapkan
karakteristik umum suatu r a n c a n g a n b a n g u n a n , s e p e r t i
s k a l a y a n g d i k e h e n d a k i u n t u k m e m e n u h i persyaratan-
persyaratan program dasar, pengaturan tapak, dan perkiraan biaya.Pada umumnya
rancangan skematik disajikan pada klien berupa alternatif bagiklien,
termasuk citra umum bangunan, ukuran dan pengaturan ruang, sirkulasi
dan penapakan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi pokok persoalan
yang penting dan membuat keputusan awal sebagai dasar bagi tahap-tahap
berikutnya.Ini merupakan kesempatan klien untuk mempesonakan klien. Ini juga
merupakan tahap dimana arsitek mengidentifikasi konsep bangunan.
Rancangan skematik dapat di sajikan berupa gambar-gambar sketsa-
sketsa ide, yaitu sebagai laporan sederhana, atau sebagai presentasi dan fisual
dramatis.

2. Pengembangan Rancangan
Seorang arsitek memulai mengembangkan rancangannya setelah
disetujuinya rancangan skematis. Tujuan tahap
p e n g a m b a n g a n r a n c a n g a n a d a l a h u n t u k menguraikan sifat
terinci dan maksud keseluruhan proyek. Dokumen-dokumen y a n g
dihasilkan berupa denah tapak, denah lantai, tampak
d a n p o t o n g a n - potongan, dengan catatan yang menguraikan bahan-bahan
penting. Gambar-gambar dan catatan-catatan juga memperlihatkan syarat-syarat
mekanis dan listrik d a r i b a n g u n a n y a n g m e n c a k u p r i n c i a n y a n g
t e l i t i t e n t a n g b i a y a - b i a y a y a n g mungkin. Dalam menentukan
cakupan dan sifat proyek yang spesifik, klien sering terlibat dalam serangkaian
pembahasan dan keputusan, meliputi kemungkinan biaya, perwajahan, mutu
dan penampilan. Sebagian klien lebih menyukai arsitek sebagai seorang ahli,
membuat sebagian besar keputusan, sedangkan lainnya ingin agar mereka ikut
dilibatkan.
Para arsitek menganggap ini sebagai inti
d a r i p r o s e s p e r a n c a n g a n . I n i menghendaki koordinasi informasi
teknik dan pekerjaan sejemlah besar orang dalam proyek yang kompleks.
Dilaksanakannya interaksi-intraksi yang lancar serta koordinasi informasi dan
tokoh-tokoh adalah perlu bila tahap-tahap yang tersisa harus dilanjutkan
dengan segala efisiensi. Gambar-gambar skala besar yang dibuat pada tahap ini
dibutuhkan untuk mempelajari pilihan-pilihan dan untuk merinci bahan-bahan dan
metode-metode konstruksi. Presentasi pada klien tentang pekerjaan yang dilakukan
pada tahap ini biasanya diselaraskan dengan berbagai keputusan terinci yang akan
dibuat.

3. Dokumen Kontruksi
Dokumen konstruksi didasarkan atas gabungan gambar yang disebut
“gambar ke r j a ” da n sy a r a t - s y a r a t t e r t u l i s ya n g di s e b u t “ sp e s i f i k a s i ” .
G am b a r - g a m b a r tersebut memperlihatkan lokasi dan kuantitas, dan
spesifikasi mengidentifikasi mutu dan prosedur yang dianjurkan. Tujuan
dokumen konstruksi adalah untuk memperlihatkan dengan jelas dan
ringkas informasi yang perlu diketahui oleh kontraktor agar dapat
menawarkan dan membangun proyek yang bersangkutan.Lebih spesifik
lagi, gambar kerja memperlihatkan apa yang dibutuhkan, dimana segala
sesuatu ditempatkan, dan bagaimana dimensi-dimensi fisiknya, sedangkan spesifikasi
menyampaikan bahan-bahannya.

4. Penawaran dan Perundingan


Dokumen-dokumen konstruksi dikeluarkan penawaran
dan p e r u n d i n g a n . Be b e r a p a ko n t r a k t o r um u m mu n g k i n
me n g a j u k a n ta w a r a n at a s ko n t r a k at a u pemilik lebih suka berunding
dengan kontraktor tunggal. Arsitek berperan sebagai fasilitator yang
memudahkan jalannya perundingan.Kontrak konstruksi disusun antara
kontraktor dengan pemilik, bukan antara arsitek dan kontraktor.

5. Tata-Laksana Kontrak Kontruksi


Secara tradisional, seorang arsitek bertanggung jawab untuk mensupervisi
semua aspek konstruksi,yang menjamin bahwa bangunan akan dibangun sesuai
gambar-g a m b a r d a n s p e s i f i k a s i - s p e s i f i k a s i . M a s a l a h d a l a m
h u b u n g a n i n i m e n j a d i tanggung jawab arsitek. Sekarang ini, yang
bertanggung jawab atas bangunan- bangunan menurut dokumen adalah
kontraktor. Arsitek bertindak sebagai agen kl i en da n me n af s ir ka n se r ta
me n s u p er v i s i ko r e s p on d e n s i an t ar a pe m il i k da n pembangun. Arsitek
harus menafsirkan dokumen-dokumen serta membuat keputusan-keputusan dan
perubahan-perubahan yang diperlukan dalam setiap proyek pembangunan.
Dalam merundingkan perbedaan pendapat antara klien dan ko n t ra k to r , ar s it e k
ha r us me m ih a k sa l ah sa t u , na m u n te t ap me n ga b d i ke p a d a bangunan
yang akan digunakan klien. Arsitek bertanggung jawab atas tata-laksana kontrak
antara pemilik dan kontraktor. Selanjutnya, dikehendaki bahwa
arsitek menjelaskan perubahan-perubahan, menetapkan standar-standar,
dan menilai prestasi.

Pandangantentang Proses Perancangan


Proses Perancangan 5 Langkah Pelayanan Jasa Utama dan Pelengkap dari IAI
Pemulaan
Persiapan Jasa Pra-Perancangan
Pembuatan Usulan Rancangan Skematik
Pengembangan Rancangan
Evaluasi
Tindakan Dokumen Kontrak
Pelelangan
Administrasi Kontrak
Jasa Pasca-Perancangan
3.2 TAHAPAN PROYEK & PROSES PERANCANGAN SECARA GRAFIS MENURUT
PAUL LASEAU
SKEMATIK PRELIMINARY DESIGN CONTRAC SHOP
PROGRAM CONTSTRUCTION
DESAIN DESIGN DEVELOPMENT DOCUMENT DRAWINGS

1 2 3 4 5

PROBLEM BERBLOPING EVALUATING SELECTION COMUNICATION


DIFINITION ALTERNATIVES ALTERNATIVES

DESIGN CRITERIA

1. Merumuskan Masalah

Menetapkan batasan persoalan yang harus dipecahkan, kemudian berbagai bagian persoalan di kupas
untuk mementukan kebutuhan, kendala & sumbernya.

2. Mengembangkan Pilihan

Perancang memeriksa penyelesaian-penyelesaian yang sudah ada & yang baru, serta mengembangkan
beberapa pilihan yang dapat dilaksanakan.

3. Penilaian

Kriteria penilaian diambil berdasarkan tujuan perancangan. Pilihan penyelesaian lalu disusun
peningkatannya berdasarkan kriteria perancangan.

4. Pemilihan

Berdasarkan hasil penelitian diambil satu pilihan, kalau tidak ada pilihan yang menonjol, dua atau tiga
pemecahan dapat digabung.

5. Komunikasi

Penyelesaian akhir harus di presentasikan sehingga dapat dipakai untuk langkah perancangan
berikutnya.
BAB III
PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

S n y d e r , J a m e s d a n C a t a n e s e , A n t h o n y . Pengantar Kepada Arsitektur. Jakarta.


Penerbit PT Intermedia. 1984.
Snyder, James dan Catanese, Anthony. Pengantar Arsitektur. Jakarta. Penerbit Erlangga. 1984.
Smithies, K. Prinsip-prinsip Perancangan dalam Arsitektur. Bandung. Penerbit Erlangga. 1982.

https://www.scribd.com/doc/57675010/Perancangan-Dan-Proses-Perancangan
https://www.scribd.com/document/26988431/Metode-Peranc-Ars-2-N-G-Suardana
http://sevenbridge.blogspot.com/2016/01/proses-perancangan-5-langkah-tim-mc.html
https://archive.org/stream/BukuArsitektur/635_teori_arsitektur3_djvu.txt

Anda mungkin juga menyukai