Anda di halaman 1dari 5

1.

Utilitas

Utilitas Bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakanuntuk


menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudian
kominikasi dan mobilitas dalam bangunan. (BerandaArsitek.com, 2016).

Jadi yang dimaksud dengan utilitas bangunan pada bidang keilmuan Arsitektur adalah hal-
hal yang berkaitan dengan fasilitas penunjang seperti toilet, penerangan, parkiran, dan
keselamatan terhadap bencana.

a. Toilet / sanitasi

Pada bangunan food festival terdapat 4 toilet pada ujung bangunan, 2 toilet khusus wanita
dan 2 toilet khusus pria. Toilet pada food festival memiliki fasilitas yang cukup dan
memenuhi kriteria yang dimiliki oleh toilet umum. Kebersihan toilet pada food festival
terjaga dengan baik sehingga pengunjung merasa nyaman. Letak toilet bisa dikatakan cukup
strategis dan dilengkapi dengan penunjuk arah yang memudahkan pengunjung mengetahui
letak toilet.

Selain toilet terdapat juga fasilitas wastafel untuk cuci tangan di area tempat makan pada
food festival. Wastafel yang diletakan pada area makan ditujukan untuk memudahkan
pengunjung dalam membersihkan tangan sebelum atau sesudah makan, hal ini mendukung
fungsi kesehatan pada utilitas bangunan.

b. Penerangan

Penerangan pada food festival dapat dikategorikan menjadi dua yaitu penerangan alami dan
penerangan buatan. Penerangan alami yaitu penerangan yang didapat dari sinar matahari
dan penerangan buatan didapat dari lampu – lampu. Penerangan alami hanya bisa
digunakan apabila masih ada sinar matahari yaitu pada siang hari atau sore hari sebelum
jam 6 sedangkan diatas jam 6 wajib menggunakan penerangan yang berasal dari lampu.
Penerangan pada food festival dirasa sudah sangat memenuhi kriteria, namun penerangan
pada food festival tidak meliputi pada area parkiran.

c. Parkiran
Parkiran adalah fasilitas penunjang yang sangat dibutuhkan bagi pengunjung yang
menggunakan kendaraan. Fasilitas parkiran pada food festival dirasa sudah sangat
memenuhi kriteria yaitu tidak terlalu kecil dan juga terdapat parkiran untuk mobil, motor,
dan sepeda. Kekurangan pada fasilitas parkir hanya pada penerangannya saja yang kurang.

d. Keselamatan terhadap bencana

Sebuah bangunan yang baik harus dilengkapi dengan keamanan yang baik sehingga tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Hal mengenai keamanan juga mencakup pada
keselamatan terhadap bencana atau penanggulanagan bencana. Bencana dapat disebabkan
oleh alam ataupun manusia, bencana yang disebabkan oleh alam misalnya adalah banjir,
gempa bumi, atau tsunami, sedangkan yang disebabkan oleh manusia misalnya adalah
kebakaran yang diakibatkan oleh kelalaian pengguna bangunan.

Penanggulangan bencana yang terdapat pada food festival meliputi penanggulangan pada
kebakaran. Bangunan food festival memiliki kira-kira alat pemadam kebakaran ( fire
extinguisher ) yang terdapat di area yang mudah terlihat dan terjangkau. Fasilitas
penanggulangan bencana pada food festival cukup baik, namun tidak adanya fasilitas
penanggulangan bencana gempa bumi yang berupa assembly point atau titik kumpul.

2. Sirkulasi kendaraan, pengunjung, penjual, tata ruang


a. Tata Ruang
b. Sirkulasi

3. Penghawaan

Indonesia adalah negara yang memiliki iklim tropis dengan suhu yang panas dan
kelembapan udara yang tinggi sehingga diperlukan aliran udara yang segar agar bangunan
terasa nyaman. Arsitektur tropis memiliki ciri yaitu adalah bukaan yang lebar agar udara
dapat masuk ke dalam bangunan, hal inilah yang diterapkan pada bangunan food festival
yaitu bukaan yang lebar. Bangunan food festival lebih memanfaatkan penghawaan alami
dibandingkan penghawaan buatan seperti AC atau kipas angin, hal ini juga agar udara tidak
terlalu lembap karena sirkulasi udara terus mengalir. Bangunan food festival memanfaatkan
fasilitas penghawaan pada kipas angin untuk menjaga udara tetap sejuk walaupun suhu
udara panas.

4. Langgam

Langgam arsitektur memiliki banyak jenis, seperti langgam arsitektur modern, langgam
arsitektur post modern, langgam arsitektur dekonstruksi, langgam arsitektur klasik, langgam
arsitektur venakular dan lainnya (Diesty, 2012).
Langgam arsitektur modern adalah arsitektur yang menganut form follow function ( bentuk
memiliki fungsi ) yaitu bentuk ruangan yang monoton dan internasional. Bangunan pada
arsitektur modern memiliki bentuk yang seragam sesuai fungsi bangunan tersebut.

Langgam arsitektur dekonstruksi memiliki bentuk bangunan yang bertentangan dengan


arsitektur modern yaitu memiliki bentuk ruang yang abstrak. Bangunan pada arsitektur
dekonstruksi lebih kepada memainkan peniadaan atau penambahan unsur – unsur bentuk
ruang sehingga terbentuk bangunan yang berbeda. Arsitek yang menggunakan langgam ini
diantaranya adalah Zaha Hadid dan Frank O’Gehry.

Langgam arsitektur klasik memiliki ciri menggunakan kolom – kolom dan ukiran pada
dinding nya. Bangunan pada arsitektur klasik memiliki bentuk simetris dan proposional.
Langgam arsitektur klasik terdapat pada bangunan bangunan tua zaman reinasans.

Langgam arsitektur vernakular memiliki ciri – ciri bangunan tradisional yang mengikuti
budaya pada wilayah bangunan tersebut. Bangunan ini memiliki material yang ramah
lingkunan dan hanya memanfaatkan apa yang ada pada alam.

Langgam arsitektur post modern yaitu langgam yang memiliki bentuk yang tidak monoton
namun masih memiliki bentuk sesuai fungsi. Arsitektur post modern memiliki ciri yaitu
menggunakan material yang beragam dan dekorasi yang ramai. Bangunan food festival
memiliki langgam arsitektur post modern dikarenakan bentuknya yang tidak monoton
namun masih mengikuti fungsi dari bangunan yaitu sebagai tempat makan dan berkumpul.
Bangunan food festival juga menggunakan material yang beragam seperti beton, bata, dan
besi sebagai elemen dekorasinya. Dilihat dari segi interioi nya bangunan food festival
memiliki gaya arsitektur industrial dengan ciri menggunakan elemen konstruksi sebagai
penghias interior.

5. Elemen lansekap

Menurut Simonds (1983), lansekap merupakan suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu
yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia, dengan karakter menyatu secara alami dan
harmonis unutk memperkuat karakter lansekap tersebut. Menurut Suharto (1994) lansekap
mencakup semua elemen pada tapak, baik elemen alami (natural landscape), elemen buatan
(artificial landscape) dan penghuni atau makhluk hidup yang ada di dalamnya.

Menurut Ashihara (1996) elemen pada lansekap dibagi menjadi 3 kategori yaitu :

a. Berdasarkan jenis dasar elemen yaitu alami dan non alami

Elemen alami yaitu berupa peopohonan sedangkan elemen non alami berupa beton dan lain
lain.

b. Berdasarkan kesan yang ditimbulkan yaitu soft material dan hard material

Soft material berupa material yang berasal dari alam seperti tanaman dan air yang mengalir,
sedangkan hard material adalah elemen selain dari soft material yang membentuk arsitektur
lansekap seperti air mancur, patung, dan lain lain.

c. Berdasarkan kemungkinan perubahan yaitu elemen mayor dan elemen minor

Elemen mayor adalah elemen yang sulit diubah seperti gunung, suhu, kelembapan, radiasi,
dan lainnya, sedangkan elemen minor adalah sesuatu yang masih bisa diubah seperti
tanaman dan elemen hard material buatan manusia.

Anda mungkin juga menyukai